Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KARAKTERISTIK DAN CIRI-CIRI FILSAFAT


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu
Dosen Pengampu : Anwar Mahmud, M.Pd

Disusun Oleh :
Nur Khaidaroh

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


ISLAMIC CENTRE DEMAK
TAHUN 2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
tugas makalah dengan judul “Karakteristik dan Ciri-ciri Filsafat” ini sebatas
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga saya berterima kasih pada
Bapak Anwar Mahmud, M.Pd selaku Dosen mata kuliah Filsafat Ilmu yang telah
memberikan tugas ini.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Filsafat Ilmu. Saya juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan. Untuk itu,
saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun.

Demak, 21 Maret 2020

Penyusun

ii
  DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1


A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 2


A. Karakteristik Filsafat.......................................................................... 2
B. Ciri-ciri Filsafat.................................................................................. 2

BAB III PENUTUP ...................................................................................... 5


A. Kesimpulan ........................................................................................ 5
B. Saran .................................................................................................. 5

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 6

         

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Filsasafat merupakan induk dari semua ilmu pengetahun dan juga
merupakan sebuah ilmu yang membahas tentang persoalan kebenaran hakiki.
Filsafat disebut juga sebagai suatu ilmu pengetahuan yang bersifat eksistensial,
artinya sangat erat hubungannya dengan kehidupan kita sehari-hari. Bahkan justru
filsafatlah yang jadi motor penggerak kehidupan kita sehari-hari baik sebagai
manusia pribadi maupun sebagai manusia kolektif dalam bentuk suatu masyarakat
atau bangsa.
Filsafat tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Filsafat adalah satu
bidang ilmu yang senantiasa ada dan menyertai kehidupan manusia (Kaelan dan
Achmad Zubaidi, 2007: 7). Selama manusia hidup, maka manusia tidak dapat
menghindar dari filsafat. Dengan kata lain, manusia selalu dan akan selalu
berfilsafat. Selama manusia masih berfikir, maka dia akan senantiasa berfilsafat.
Akan tetapi, tidak semua proses berpikir manusia itu adalah berfikir filsafat.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana bentuk karakteristik filsafat?
2. Apa ciri-ciri dari filsafat?
C. Tujuan Penulisan
1. Dapat mengetahui karakteristik filsafat.
2. Dapat mengetahui ciri-ciri filsafat.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Karakteristik filsafat
Karakteristik berfikir secara filsafat, antara lain:
 Menyeluruh
Artinya pemikiran yang luas karena tidak membatasi diri dan bukan
hanya ditinjau dari satu sudut pandang tertentu.. pemikiran kefilsafatan
ingin mengetahui hubungan-hubungan antara ilmu yang satu dengan ilmu
yang lainnya, hubungan ilmu dengan moral, seni dan tujuan hidup.
 Mendasar
Artinya pemikiran yang dalam sampai pada hasil yang fundamentalis
atau esensial objek yang dipelajarinya sehingga dapat dijadikan dasar
berpijak bagi segenap nilai dan keilmuan. Jadi tidak hanya berhenti pada
periferis (kulitnya) saja, tetapi tembus sampai ke kedalamannya.
 Spekulatif
Artinya hasil pemikiran yang dapat dijadikan dasar bagi pemikiran
selanjutnya. Hasil pemikiran selalu dimaksudkan sebagai dasar untuk
menjelajah wilayah pengetahuan yang baru. Meskipun demikian tidak
berarti hasil pemikiran kefilsafatan itu meragukan, karena tidak pernah
mencapai keselesaian.
Selain mempunyai karakteristik diatas, bagi seorang filsuf harus
memiliki 5 prinsip penting dalam berfilsafat, yaitu :
1) Tidak boleh merasa paling tahu dan paling benar sendiri (congkak).
2) Memiliki sikap mental, kesetiaan dan jujur terhadap kebenaran.
3) Bersungguh-sungguh dalam berfilsafat serta berusaha dalam mencari
jawabannya.
4) Latihan memecahkan persoalan filsafati dan bersikap intelektual secara
tertulis maupun lisan.
5) Bersikap terbuka.

B. Ciri-ciri berpikir filsafat


Berfilsafat adalah berfikir, namun tidak semua berfikir adalah
berfilsafat. Sehingga, tidak semua orang yang berfikir itu mesti berfilsafat,
dan bisa dipastikan bahwa semua orang yang berfilsafat itu pasti berfikir.
Misalnya, seorang siswa yang berfikir bagaimana agar bisa lulus dalam Ujian
Akhir Nasional (UAN), maka siswa ini tidaklah sedang berfilsafat atau
berfikir secara filsafat melainkan berfikir biasa yang jawabannya tidak
memerlukan pemikiran yang mendalam dan menyeluruh.

2
Ada beberapa ciri berfikir secara filsafat, antara lain adalah:
1. .Metodis
Menggunakan metode, cara, jalan yang lazim digunakan oleh para filsuf
dalam proses berfikir filsafat. Pemikiran filsafat diperoleh dengan suatu metode
atau cara agar didapatkan kebenaran yang akan membuat manusia mampu
menilai hidup dan mengambil keputusan secara tepat.
2. Sistematis
Sistematis yaitu saling urut, saling berhubungan dan berkaitan satu dengan
yang lainnya. Dalam mengemukakan jawaban terhadap suatu masalah para
filsuf memakai pendapat-pendapat itu harus saling berhubungan secara teratur
dan terkandung maksud dan tujuan tertentu. Selain itu, sistemik juga berarti
bahwa kita harus berfikir secara berjenjang, mulai dari yang paling atas terlebih
dahulu baru bagian kebawah.
Contoh: seperti berpikir tentang peraturan perundang-undangan di
Indonesia, maka kita harus memikirkan UUD 1945 terlebih dahuluu baru
kemudian membahas aturan yang ada dibawahnya.
3. Koheren
Berfikir secara runtut artinya berfikir filsafat harus berfikir dari awal
sampai akhir.
Contoh: membuat makalah/karya ilmiah, kita tidak bisa membuat karya
ilmiah dari pembahasan terlebih dahulu tanpa adanya pendahuluan.
4. Rasional
Harus mendasarkan pada kaidah berfikir yang baik dan benar (logis)
Artinya berfikir yang dapat diterima oleh akal sehat agar bisa menarik
kesimpulan dan mengambil keputusan yang tepat dan benar.
5. Komprehensif
Berfikir secara menyeluruh, artinya menjelaskan segala sesuatu secara
keseluruhan.
Contoh: jika kita memikirkan tentang bumi ini, maka yang difikirkan
adalah apa yang ada dalam planet bumi ini, termasuk pegunungan, hutan, laut,
hingga manusia sebagai salah satu penghuni bumi ini.
6. Radikal
Berfikir secara mendalam, sampai akar yang paling ujung, artinya sampai
menyentuh akar persoalannya. Berfikir radikal tidak berarti hendak mengubah,
membuang atau menjungkirbalikkkan segala sesuatu, melainkan dalam arti
sebenarnya yaitu berfikir secara mendalam untuk mencapai akar persoalan

3
yang dipermasalahkan. Berfikir radikal justru hendak memperjelas realitas.
Manusia yang berfilsafat dengan akal berusaha untuk dapat menangkap
pengetahuan hakiki, yaitu pengetahuan yang mendasari segala pengetahuan
indrawi.
Contoh: Jika memikirkan tentang kuda, maka kita perlu mempertanyakan
hal-hal sampai ke substansi yang paling dalam yang melibatkan seluruh
indrawi manusia, seperti: kuda termasuk hewan apa? seperti apa ciri-ciri kuda?
Berapa kaki kuda? berapa kuku yang dimiliki masing masing kuda? apa guna
kuku tersebut? mengapa kuku kuda berbeda dengan kuku binatang lainnya?
dan lain sebagainya.
7. Universal
Berfikir secara umum atau berfikir tentang hal-hal serta suatu proses yang
bersifat umum.
Contoh: jika kita memikirkan tentang alam semesta dalam lingkungan
Bimasakti, maka yang dipikirkan bukan hanya satu planrt bumi saja, akan
tetapi semua planet yang ada dalam galaksi bimasakti yang melingkupi planet
merkurius, venus, bumi, mars, Jupiter, saturnus, Uranus, dan neptunus.

4
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berfilsafat adalah berfikir, namun tidak semua berfikir adalah
berfilsafat. Sehingga, tidak semua orang yang berfikir itu mesti berfilsafat,
dan bisa dipastikan bahwa semua orang yang berfilsafat itu pasti berfikir.
Karakteristik berfikir secara filsafat, antara lain:
 Menyeluruh
 Mendasar
 spekulatif.
Sedangkan ciri-ciri berfikir filsafat antara lain:
1) metodis
2) sistematis
3) koheren
4) rasional
5) Komprehensif
6) Radikal
7) Universal.

B. Saran
Setelah mengetahui karakteristik dan ciri-ciri berfikir filsafat ternyata
mempelajari filsafat itu sangat menyenangkan. Benar kata pepatah “tak kenal
maka tak cinta”. Oleh karena itu kenali dan pelajari maka anda akan mengerti
bahwa filsafat memberi manfaat sebagai obor penerang dan pencerah
kehidupan agar lebih bermakna. Sekian dan terima kasih.

5
DAFTAR PUSTAKA

http://duniakampus7.blogspot.com/2014/03/karakteristik-dan-ciri-ciri-
filsafat.html?m=1

http://miendanu.wordpress.com/2013/06/02/berfikir-filsafat/

http://himaprodiesystais.wordpress.com/2017/01/17/makalah-karakteristik-
berpikir-filsafat/

Anda mungkin juga menyukai