Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Bahasa Arab
Disusun Oleh :
Dhamir ................................................................................................................................ 20
Oleh:
1. Definisi Kalimah
Terdapat perbedaan terhadap penyebutan istilah “kata” dalam bahasa Indonesia dan
bahasa Arab. Jika dalam bahasa Indonesia disebut “kata”, maka dalam bahasa Arab
disebut “kalimah”. Kumpulan kata dalam bahasa Indonesia disebut “kalimat”, sedangkan
kumpulan kata dalam bahasa Arab disebut “jumlah”.
Seperti yang kita ketahui, kalimat merupakan susunan dari beberapa kata yang
memiliki makna. Dalam Bahasa Indonesia banyak digunakan definisi kata, seperti kata
kerja, kata benda, kata sifat, kata sambung, kata hubung, kata tanya, dan sebagainya.
Begitupun dengan Bahasa Arab, memiliki banyak istilah kata yang kurang lebih sama
dengan Bahasa Indonesia. Hanya saja, dalam Bahasa Arab, seluruh kata yang ada bisa
dikelompokkan menjadi 3 kelompok besar, yaitu fi’il (kata kerja), isim (kata benda, kata
sifat), dan huruf (kata sambung, kata hubung). Perhatikan contoh kalimat berikut ini:
ْ َ ٌ َ َ َ
اﻟمد َر َسة ذه َب زْيد إﻟَﻰ
adalah kata benda (isim) berupa nama orang dan nama tempat, dan ( اﻟَﻰke) adalah huruf.
Hanya ketiga unsur ini yang ada pada kalimat Bahasa Arab meskipun setiap unsur ini
memiliki jenis dan pembagian yang bermacam-macam.
1
2. Jenis dan Pembagian Kalimah
2.1. Fi’il (Kata Kerja)
Umumnya fi’il dikenal dalam bahasa Indonesia sebagai kata kerja. Fi’il secara
bahasa adalah peristiwa. Adapun fi’il dalam istilah ahli nahwu adalah kata yang
menunjukkan suatu makna pada waktu tertentu dari tiga waktu. Tiga waktu itu
adalah:
1) Fi’il Madhi (lampau)
Fi’il Madhi adalah kata kerja untuk masa lampau yang memiliki arti telah
melakukan sesuatu.
َ ( َك َتtelah menulis) atau ( َعل َمtelah mengetahui).
Contohnya: ب
2) Fi’il Mudhari (Sedang atau akan datang)
Fi’il Mudhari’ adalah kata kerja yang memiliki arti sedang atau akan melakukan.
ُْ َ َ َ
ُ ( يكتsedang menulis) atau ( ف ْعل ُمsedang mengetahui).
Contohnya: ب
3) Fi’il Amar (perintah)
Fi’il Amar adalah kata kerja untuk perintah.
ُُْ َْ
ْ ( اكتtulislah!) atau ( اعل ْمketahuilah!)
Contohnya: ب
Berikut ini tabel contoh ketiga jenis fi’il untuk berbagai kata kerja:
2
2.2. Isim (Kata Benda)
Isim secara bahasa memiliki arti “yang dinamakan” atau “nama” atau “kata benda”.
Semua kata yang memiliki kandungan makna yang tidak terkait dengan waktu (telah,
sedang, akan datang), maka kata tersebut termasuk isim. Karena tidak dibatasi
dengan waktu, maka isim termasuk kata yang paling banyak jenisnya. Beberapa
contoh kata yang termasuk jenis isim:
ٌ َ
» زْيدartinya Zaid (isim ‘alam: nama orang)
َ ٰ
» هذاartinya “ini” (isim isyarah: kata tunjuk)
َ
» أناartinya “saya ”(dhamir: kata ganti)
Bagi pemula, setidaknya harus memahami pembagian Isim sebagai berikut:
1) Isim berdasarkan jumlah (Mufrad, Tatsniyah, Jamak)
2) Isim berdasakan jenis (Mudzakkar dan Muannats)
3) Isim ditinjau dari keumuman dan kekhususan (Ma’rifah dan Nakirah) Isim
ditinjau dari Keberterimaan tanwin (Munsharif dan Ghairu Munsharif)
4) Isim ditinjau dari perubahan akhir kata (Mu’rab dan Mabniy)
2.3. Huruf
Huruf secara bahasa memilki arti huruf seperti yang kita kenal dalam Bahasa
Indonesia yang ada 26 huruf. Sedangkan dalam Bahasa Arab kita mengenal ada 28
huruf yang kita kenal dengan huruf hijaiyah. Akan tetapi, huruf yang dimaksud disini
bukan setiap huruf hijaiyah melainkan huruf hijaiyah yang memiliki arti seperti:
َ
( َوdan), ( فmaka), ( بdengan),
َ َ
( لuntuk), س (akan), ( كseperti)
Huruf yang dimaksud di sini tidak berarti harus huruf yang disusun dari satu huruf
saja, tetapi juga disusun dari dua atau lebih huruf yang memiliki makna, contohnya:
3
Bagi pemula, setidaknya harus menghafal dan memahami kelompok huruf:
1) Huruf Jar; Huruf jar adalah huruf yang menyebabkan isim yang ada setelahnya
wajib dalam keadaan jar / khafadh. Bentuk asal jar adalah kasrah. Huruf-huruf
jar antara lain:
َ ْ ُْ
( لuntuk), ( كseperti), ( ُمذsejak), ( ُمنذsejak)
2) Huruf Nashab
3) Huruf Jazm
DAFTAR PUSTAKA
Razin, Abu dan Ummu Razin. 2015. Ilmu Nahwu Untuk Pemula (Depok: Pustaka BISA).
www.programbisa.com.
4
ISIM DILIHAT BERDASARKAN JENISNYA
Oleh:
Suci Amalia (2016353584) & Risma Asmarwati (2016353627)
A. Mengenal Isim
Isim secara bahasa memiliki arti “yang dinamakan” atau “nama” atau “kata benda”.
Sedangkan menurut ulama nahwu, isim adalah :
“Kata yang mengandung sebuah makna pada dirinya dan tidak berkaitan dengan waktu”
Dari definisi di atas, kita bisa mengetahui bahwa Isim merupakan lawan dari fi’il dari sisi
keterkaitannya dengan waktu. Semua kata yang memiliki kandungan makna yang tidak
terkait dengan waktu (telah, sedang, akan datang), maka kata tersebut termasuk isim.
Karena tidak dibatasi dengan waktu, maka isim termasuk kata yang paling banyak
jenisnya. Beberapa contoh kata yang termasuk jenis isim:
5
2. Bertanwin
Semua kata dalam Bahasa Arab yang berharakat tanwin baik dhammatain,
6
3. Jamak ( )اﻟجَم ُْع
Jamak dalam Bahasa Arab ada tiga jenis, yaitu:
ُْ سا ِﻟ ٌْم ُمذَكَّرْ ﺟَم
Jamak Mudzakkar Salim ( ع َ )
Yaitu bentuk jamak bagi isim-isim yang mudzakkar. Contohnya: َُْمس ِل ُمون
atau ( ُمس ِل ِْمينkeduanya memiliki arti orang-orang muslim)
ُْ سا ِﻟ ٌْم ُم َؤنَّثْ ﺟَم
Jamak Muannats Salim ( ع َ )
Yaitu bentuk jamak bagi isim-isim yang muannats. Contohnya: ٌُْمس ِل َمات
(orang-orang muslimah)
ْ ِ )ﺟَمعُْتَك
Jamak Taksir (سير
Ini adalah jamak yang tidak memiliki aturan baku. Jamak ini biasanya
digunakan untuk kata benda mati seperti pulpen, buku, pintu dan
sebagainya. Contohnya: ْ ( ُكت ٌُبkitab-kitab), ْ ( اَقالَ ٌمpulpen-pulpen). Akan
tetapi, ada juga jamak taksir yang bukan dari kata benda karena jamak
taksir ada dua jenis:
a) Jamak Taksir Lil ‘Aqil:
Jamak taksir untuk yang berakal. Contohnya:
7
b) Jamak Taksir Lighairil ‘Aqil:
Catatan:
a) Jamak Mudzakkar Salim hanya berlaku untuk isim-isim mudzakkar sedangkan Jamak
Muannats Salim hanya berlaku untuk isim-isim muannats.
b) Asalnya, nama benda mati, jamaknya adalah jamak taksir akan tetapi untuk nama benda
yang mengandung huruf ta marbuthah (muannats), bisa diubah ke jamak muannats
salim. Contohnya: ٌْشج ََرة
َ (pohon) ْ ٌشج ََرات
َ (pohon-pohon)
c) Asalnya, isim-isim yang mudzakkar, jamaknya adalah jamak mudzakkar salim, akan
Tetapi ada beberapa isim mudzakkar yang jamaknya jamak taksir. Contohnya:
1. Rumus Tatsniyah
Rumus perubahan mufrad ke tatsniyah ada dua:
Mufrad + ْ(انaani)
ِ untuk keadaan rafa’9
Mufrad + ْ(ي ِنaini) untuk keadaan nashab dan jar
2. Rumus Jamak Mudzakkar Salim
Rumus perubahan mufrad ke jamak mudzakkar salim ada dua:
Mufrad + ْ َ(ونuuna) untuk keadaan rafa’
Mufrad + ْ َ(فنiina) untuk keadaan nashab atau jar
8
3. Rumus Jamak Muannats Salim
Rumus perubahan mufrad ke jamak muannats salim:
Mufrad mudzakkar + ْ ٌ(اتaatun)
Agar lebih mudah untuk memahaminya, mari kita terapkan rumus di atas ke
beberapa kata dalam tabel berikut:
Keterangan:
Pada contoh 1 dan 2 kita hendak membandingkan perbedaan perubahan antara
bentuk mudzakkar dan muannats. Contoh 1 merupakan bentuk mudzakkar,
sehingga tidak didapati bentuk jamak muannats salim-nya. Contoh 2
merupakan bentuk muannats sehingga tidak didapati jamak mudzakkar salim-
nya. Pada contoh 3 dan 4 kita hendak membandingkan tentang kedua jenis
perubahan dari dua kata benda yang berbeda. Ini menunjukkan bahwa jamak
taksir tidak memiliki rumus perubahan, dengan kata lain tidak teratur.
9
E. Isim Berdasarkan Jenis (Isim Mudzakkar dan Isim Muannats)
Dalam Bahasa Arab, dikenal pembagian kata berdasarkan jenis seperti kata jenis laki-laki
(maskulin) dan kata jenis wanita (feminin) baik untuk manusia maupun untuk benda.
Pembahasan ini termasuk pembahasan yang sangat penting karena selalu dijadikan
persyaratan dalam membuat kalimat Bahasa Arab. Isim berdasarkan jenisnya dibedakan
menjadi dua:
Selain kata yang mengandung huruf ta marbuthah, ada juga kata yang tidak
mengandung ta marbuthah akan tetapi termasuk muannats, seperti nama anggota
10
karena itu, penting untuk mempelajari Bahasa Arab atas bimbingan guru yang
memahami hal-hal semacam ini. Semoga Allah memberikan kemudahan dan
keistiqamahan.
F. Isim Ditinjau dari Keumuman dan Kekhususan (Isim Ma’rifah dan Isim Nakirah)
Ditinjau dari keumumam dan kekhususan kata, Isim dibedakan menjadi 2:
1. Isim Ma’rifah (Kata Khusus)
2. Isim Nakirah (Kata Umum)
Kata khusus (Isim Ma’rifah) adalah kata yang obyek pembicaraannya telah
ditentukan. Sebaliknya, Kata umum (Isim Nakirah) adalah kata yang obyek
pembicaraannya tidak ditentukan. Artinya mencakup semua kriteria yang masuk
dalam cakupan pembicaraan. Misalkan contoh kalimat:
Maka buku dalam kalimat ini masih umum. Karena tidak dijelaskan apakah ini
buku matematika atau buku bahasa arab atau buku milik siapa. Berbeda jika
dikatakan:
Maka dua contoh di atas termasuk kata khusus, karena telah ditentukan obyeknya.
Contoh pertama telah ditentukan jenisnya dan contoh kedua telah ditentukan
kepemilikannya. Lalu bagaimana kita mengetahuai suatu isim itu ma’rifah atau
nakirah? Isim Ma’rifah dalam Bahasa Arab ada enam:
11
1. Dhamir (Kata Ganti)
Seluruh dhamir yang jumlahnya 14 termasuk isim ma’rifah. Keempat
(Jakarta).
12
4. Isim yang dilekati alif dan lam (Al)
Semua kata dalam Bahasa Arab yang dilekati alif lam merupakan isim
ُ َ ( اﻟ ِكتbuku),
ma’rifah. Contohnya:ْ اب ْ( اﻟ َقلَ ُمpulpen), ْ اﻟر ُﺟ ُل
َّ (seorang laki-
laki)
5. Isim Maushul
Isim maushul adalah kata sambung. Isim maushul ada 2 kelompok. Isim
maushul yang umum dan khusus.
G. Isim Ditinjau dari Keberterimaan Tanwin (Isim Munsharif dan Isim Ghairu
Munsharif)
Hukum asalnya semua isim adalah bertanwin sampai ada sebab lain yang menjadikan
tanwinnya hilang seperti kemasukan alif dan lam atau menjadi idhafah (sandaran). Isim
yang dilekati alif dan lam, maka tanwinnya wajib dihilangkan. Contohnya ٌ(كتَابbuku).
ِ
Ketika ada alif dan lam, maka wajib dibaca ُال ِكتَابdengan dhammah saja, bukan dengan
dhammatain seperti ٌال ِكتَاب. Sebaliknya, Kata ٌ ِكتَابketika berdiri sendiri tanpa alif dan lam,
maka wajib dibaca tanwin, dan tidak boleh hanya dhammah saja seperti . ُ ِكتَابBegitupun
juga ketika kata ٌ ِكتَابmenjadi idhafah (sandaran) seperti ( ِكتَابُ زَ ْي ٍدbukunya Zaid) maka
13
tidak boleh dibaca tanwin seperti . ِكتَابٌ زَ ْي ٍدIsim yang bisa bertanwin ini disebut dengan
Isim Munsharif dan kebanyakan isim termasuk jenis ini. Contohnya: ٌ( َمس ِْجدmasjid), ٌَباب
(pintu), ٌ (زَ ْيدZaid), ٌ(قَ ﻴْﻦmata), dan sebagainya. Namun ada beberapa isim yang tidak
boleh bertanwin ketika berdiri sendiri, apalagi ketika kemasukan alif dan lam atau
idhafah. Isim yang termasuk jenis ini disebut dengan isim ghairu munsharif. Contohnya
dalam Al Qur’an:
“dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: “Ya Tuhanku, Jadikanlah negeri ini, negeri yang
aman sentosa ….” (Al Baqarah: 126)
Bila kita periksa dalam seluruh ayat Al Qur’an yang mengandung nama Nabi “Ibrahim”
maka akan kita dapati bahwa seluruhnya tidak bertanwin. Berbeda dengan Nabi Nuh,
seluruhnya bertanwin, salah satu contohnya:
14
H. Isim Ditinjau dari Perubahan Akhir Kata (Mu’rab dan Mabniy)
Ada kata yang harakat terakhirnya berubah-ubah seiring dengan perbedaan kedudukan
kata tersebut dalam kalimat. Ada juga kata yang harakat akhirnya tetap, akan tetapi
hurufnya yang berubah. Sebagian lagi, ada yang harakat terakhir maupun huruf
terakhinya tidak berubah sama sekali. Karena bila ditinjau dari keadaan akhir kata ini,
isim dibagi menjadi dua:
Berubah (Mu’rab)
Mu’rab adalah kelompok kata yang bisa berubah keadaan akhir katanya seiring
perbedaan kedudukan kata tersebut. Contohnya lafal Allah yang telah disebutkan
sebelumnya. Lafal Allah bisa berharakat dhammah, fathah, maupun kasrah
tergantung kedudukannya dalam kalimat. Mu’rab sendiri ada dua:
a) Berubah Harakat
Ada kata yang perubahannya dari sisi harakatnya. Kelompok kata yang
masuk jenis ini ada 3 yaitu:
1. Isim mufrad
2. Jamak taksir
3. Jamak muannats salim
Ketiga kata di atas, bila menempati kedudukan yang berbeda-beda dalam
kalimat, maka yang berubah adalah harakatnya. Contohnya:
15
atau kasrah sesuai kedudukannya dalam kalimat. Pembahasan tentang
rafa’, nashab, dan jar serta kedudukan kata dalam kalimat akan dibahas
lebih lanjut pada bab-bab selanjutnya.
b) Berubah Huruf
Kelompok kata ini yang berubah bukan harakatnya, melainkan hurufnya.
Kelompok kata yang masuk jenis ini adalah:
1. Tatsniyah
2. Jamak Mudzakkar Salim
3. Isim-isim yang lima
Ketiga jenis kata tersebut, ketika menempati kedudukan yang
berbeda-beda dalam kalimat, maka yang berubah adalah
hurufnya.
Tetap (Mabniy)
Mabniy adalah lawan dari mu’rab. Ini adalah kelompok kata yang tidak akan
berubah selamanya. Artinya, bentuknya akan selalu seperti itu. Contoh kata yang
masuk kelompok kata ini adalah isim isyarah (kata tunjuk). Misalkan kata .ٰهذِه
Bentuknya akan seperti ini selamanya apapun kedudukannya. Ketika kita
berbicara tentang mu’rab dan mabniy, sebetulnya ini tidak hanya berlaku untuk
isim saja. Pembahasan ini juga berlaku untuk fi’il dan huruf.
16
َم ْفعُو ٌل ِب ِه± فَا ِع ٌل+ فِ ْع ٌل
(FI’IL, FA’IL WA MAF’UL BIH)
Oleh:
Aida Maudi (2016353546) & Fazria Sidiqiyah (2016353556)
a. Maf’ul Bih Isim Dzahir adalah Maf’ul Bih yang terdiri atas isim Dzahir.
Contoh:
Aku telah memukul Zaid, (yang menjadi sasaran perbuatannya “memukul” adalah kata
“zaid”, maka kata zaid itu menjadi Maf’ul Bih.
b Maf’ul Bih Isim Dhamir adlaha Maf’ul Bih yanmg terdisi dari isim dhamir.
Contoh:
Dia (laki- laki) telah memukulku.
a. Fi’il
makan (ُ)َ لكأي-ُلكأ
minum (ُ)َ برشي-ُبرش
menyapu (ُ)َ سنكي-ُسنك
b. Fa’il
(Air menggerakkan kincir air) يُ َح ِركُ ال َما ُء د ُْو ََلبًا َمائِﻴًا
َّ اطي ال
(Daun menyimpan cadangan makanan) ط َع ِام ِ الو َر ُق ا ِْختِ َﻴ
َ َُيحْ ُزن
18
(Matahari menghasilkan cahaya) س النُّ ْو َر َّ ت ُ ْنتِ ُج ال
ُ ش ْم
c. Maf’ul Bih
(Air menggerakkan kincir air) يُ َح ِركُ ال َما ُء د ُْو ََلبًا َما ِئﻴًا
َّ اطي ال
(Daun menyimpan cadangan makanan) طعَ ِام ِ َالو َر ُق ا ِْختِﻴ
َ ُيَحْ ُزن
(Matahari menghasilkan cahaya) س النُّ ْو َر َّ ت ُ ْنتِ ُج ال
ُ ش ْم
Dari tiga contoh di atas tiga kata yang bergaris bawah merupakan maf’ul bih atau
objek yang dikenai sebuah pekerjaan pada setiap kalimat
َ ْ
ِ َ( اِختِﻴcadangan), dan ( النُّ ْو َرcahaya).
yaitu ( د ُْوَلبًاkincir), اطي
Ringkasnya, setiap fa’il adalah marfu’ dan setiap maf’ul bih adalah manshub.
Berikut ini adalah rumus penting:
DAFTAR PUSTAKA
Abu Razin dan Ummu Razin. (2015). Ilmu Nahwu Untuk Pemula. Pustaka Bisa.
(ebook)
https://norkandirblog.wordpress.com/2016/08/30/tutorial-bahasa-arab-mengenal-pola-
kalimat-fiil-fail-dan-maful-bih/
https://sepuluh-social.blogspot.com/2013/11/pengerian-fiil-fail-dan-maful-bih.html
https://adinawas.com//pengertian-fail-dan-contohnya.html
19
َّ )اَﻟ
(ْض ِمي ُر
Kata Ganti Orang
Oleh:
Izzah Hayati (2017111350057) & Meda Ary Thiofanny (2016353550)
I. Pengertian Dhomir
Dhomir itu bahasa Indonesia nya ‘kata ganti’. Seperti ‘aku’, ‘kamu’, ‘kita’
dan ‘dia’. Dhomir dalam bahasa arab ada 14. Dhomir adalah Isim Mabni, yaitu Isim
yang tidak berubah harokat akhirnya baik dalam keadaan rofa,
nashob maupun jarr sehingga kalau di i’rob nanti begini: “Fii mahalli
rof’in/jarrin/nashbin” [menempati kedudukan rofa’/ jarr/ nashob]. Hanya menempati
kedudukan, tapi harokat akhir tidak berubah.
Dhomir ada yang terpisah/ berdiri sendiri yaitu dhomir munfashil ( ض ِمﻴ ٌْر
َ
َ ُه َو. Ada juga dhomir yang bersambung dengan kalimat
ِ َ ) ُم ْنفmisalnya ٌط ِبﻴْب
ص ٌل
yaitu dhomir muttasil (ص ٌل ِ َّ ض ِمﻴ ٌْر ُمت
َ ) baik dengan fiil (cth: ُ ) َكتَبْتisim (cth: ) ِكتَا ِب ِهatau
huruf (cth: ) ِفﻴ ِه.
Dhomir dapat melekat pada semua kata (isim, fi’il dan huruf). Dhomir yang
melekat pada fi’il dapat berupa dhomir mustatir (tersembunyi) dapat juga dhomir
baariz yang berupa dhomir muttasil (bersambung).
Dhomir minimal terdiri dari satu huruf atau bisa juga lebih. Kalau hanya satu
huruf saja dia harus bersambung (muttasil) seperti dhomir mukhothob ‘’ك
atau dhomir ghaib ‘’ه. Kalau mau dia dhomir munfashil yang berdiri sendiri, harus ada
setidaknya dua-tiga huruf. Misalnya dhomir ‘’هو, ‘’أنا, dan lainnya.
Dhomir ada yang menempati kedudukan rofa’, nashob dan jarr. Rofa’
sebagai mubtada’ khobar, fa’il atau naibul fa’il, isim kaana; Nashob sebagai maf’
ulbihi dan isim inna; dan jarr sebagai mudhof ilayhi dan majrur karena didahului
huruf jar. Tidak ada dhomir yang menempati kedudukan Jazm karena dhomir
َ ض ِمﻴ ٌْر
adalah isim dan isim tidak ada yang majzum. Dhomir bisa tampak (ظاه ٌِر َ )
misalnya ُ َكتَبْتada juga yang tidak tampak (ض ِمﻴ ٌْر ُم ْستَتِ ٌر َ َكت.
َ ) contohnya َب
20
II. Macam-Macam Dhomir
A. Dhomir Mustatir
Bagian yang berwarna ungu adalah fiil yang fa’ilnya adalah dhomir
mustatir ( )ضمي مستترtersembunyi.
21
1. Wajib Mustatir واﺟب اِلستتار
Dhamir Wajib Mustatir adalah Isim Dhamir Mustatir dimana posisinya tidak bisa
digantikan oleh Isim Zhahir pun oleh Isim Dhamir Munfashil. contoh:
Contoh أقومpada kalimat diatas, mempunyai Fa’il (subjek) yang berupa Isim
Dhamir Mustatir yang wajib. takdirannya adalah ( أناsaya), maka posisi dhamir ini
tidak bisa digantikan isim zhahir semisal خالد أقوم. Atau tidak bisa digantikan isim
dhamir munfashil semisal أنا أقومdengan maksud sebagai Fa’ilnya, bisa juga
dilafalkan demikian, akan tetapi ia bukan Fail tapi sebagai taukid bagi damir
mustatir.
Isim Dhamir wajib mustatir menempati pada 10 kategori kalimah. lihat tabel
berikut :
22
6 Isim Fi’il Mudhari’
ّ ُ فَ َالْتَقُلْﻟَ ُه َماْأ
ْف
maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan
kepada keduanya perkataan “ah”
7 Fi’il Ta’ajub
ْق
َ اﻟصد
ّ ِ ْن َ َماْأَﺣ
َْ س
Alangkah indahnya kenyataan ini
8 Isim Masdar yang menggantikan
tugas Fi’ilnya سانًا
َ نْإِﺣ
ِْ َو ِباﻟ َوا ِﻟدَي
Dan kepada kedua orang tua, berbuat baiklah!
9 Fi’il-Fi’il Istitsna’ seperti ، خال،عدا
حاشا ْ فْ َخ
ِ الَْ َو
ً اﺣدْا َ َﺣ
ُْ ض َرْاﻟضيُو
Tamu-tamu sudah hadir selain satu orang
10 Perangkat Istitsna semisal لﻴس
َْ علَي ِهْفَكُلْْﻟَي
ّ ِ سْاَﻟ
ْس َّن َ َِْْللَا َ َماْأُن ِه َرْاَﻟ َّد ُم
َّ َ ْوذُ ِك َرْاِس ُم
َْواﻟظف َر
Apa yang dapat menumpahkan darah dengan
diiringi sebutan nama Allah, makanlah, selain gigi
dan kuku
23
ٌ ص ِد
Maka lafazh ق َ ُمterdapat dhamir Mustatir Jaiz takdirannya adalah ُه َوtertuju
ٌ سو
kepada lafazh ل ُ َر
Org III (Pi): Yaitu perempuan(Pi) yang tidak tampak, orang yang tidak
hadir dihadapan kita. Dan orang yang tidak hadir dihadapan kita
ِِ ِ ~ ِل ْلغاَئlil-ghaa-ibi.
disebut juga dengan ب
Org II (Pa) : Yaitu orang laki-laki(Pa) yang diajak berbicara, orang yang
hadir dihadapan kita. Dan orang yang diajak berbicara ini disebut juga
ِ ~ ِل ْل ُم َخا َطlil-mukhaathab.
dengan ِب
Org II (Pi): Yaitu orang perempuan(Pi) yang diajak berbicara, orang yang
hadir dihadapan kita. Dan orang yang diajak berbicara ini disebut juga
ِِ ~ ِل ْل ُم َخا َطlil-mukhaathab.
dengan ب
24
Kata Ganti Orang
(Dhomir Munfashil) Org III (Pa) Org III (Pi)
Mufrad (kamu) تَ أ َ ْن ت ِ أ َ ْن
Mutsanna (kamu berdua) أ َ ْنت ُ َما أ َ ْنت ُ َما
Jamak (kalian) أ ْنت ُ ْم أ َ ْنت ُ َّﻦ
Org I(Pa/Pi): Yaitu orang yang berbicara atau si pembicara. Orang yang
ُ ~ ِل ْلlil-mutakallim :
berbicara ini disebut juga dengan متَك َِلم
Contoh:
ٌُه َو أ ُ ْستاَذ = Dia adalah seorang Ustadz. Dhomir ُه َوterpisah penulisannya dari
ْ ُأ
kata ٌ ستاَذ
أَنَا م ْس ِل ٌم = Aku adalah seorang muslim. Dhomir أَنَاterpisah penulisannya dari
kata م ْس ِل ٌم
25
ِ َّض ِمﻴ ٌْر ُمت
2. Dhomir Muttasil (ص ٌل َ ) yaitu dhomir yang selalu bersambung dengan kata
( )الكلمةsetelahnya.
Penjelasan:
Kata Ganti Orang
Org III Org III
(Dhomir Muttashil) (Pa) (Pi)
Mufrad (dia) ُه هَا
Mutsanna (mereka berdua) ُه َما ُه َما
Jamak (mereka) ُه ْم ُه َّﻦ
OrgIII(Pa)
ِْكتاَبُ ُهم ~ kitaabu-hum = Buku mereka (Buku milik para lelaki itu)
OrgIII(Pi):
itu)
26
Kata Ganti Orang
Org II Org II
(Dhomir Muttashil) (Pa) (Pi)
Mufrad (kamu) َك ِك
Mutsanna (kamu berdua) ُك َما ُك َما
Jamak (kalian) ُك ْم ُك َّﻦ
OrgII(Pa):
OrgII(Pi):
perempuan)
OrgI(Pa/Pi):
27
َ ِكتاَبُنْا ~ kitaabu-naa = Buku kami (Buku milik kami, dua orang laki-
laki/perempuan)
(Apakah ini bukumu? Ya, ini bukuku ) == َهذَاْ ِكتَا ِبﻰ، َهلْ َهذَاْ ِكتَابُكَْْ؟ْنَعَم-
ْْْْْْْْ
28
حرف الخر
(HURUF JAR)
Oleh:
Ade Fani Farahita / 2016353583 & Rika Damayanti / 2016353619
Huruf jar merupakan salah satu tanda isim, yaitu kata yang dimasukinya. Huruf jar
menyebabkan harakat akhir isim yang dimasukinya berubah menjadi kasrah atau yang
menggantikan kasrah, seperti ya’ ()ي. Contoh ya’ ( )يsebagai pengganti kasrah adalah pada
isim mutsanna dan jamak mudzakkar salim.
Dimaksud dengan isim majrur karena huruf jar adalah isim yang mempunyai I’rob
majrur apabila didahului oleh salah satu dari huruf jar.
Berikut huruf jar beserta arti dan contohnya:
1. Min ()م ْﻦ
ِ Artinya dari, daripada, termasuk/bagian, berupa, karena/sebab.
Contoh:
َ يَ ْر ِج ُع اَحْ َمد ُ ِمﻦَ ْال َمد َْر
س ِة
Artinya: Ahmad kembali dari sekolah
َ ا َ ْل َمد َْر
س ِة ا َ ْكبَ ُر ِم ْﻦ بَ ْﻴتِ ْي
Artinya: Sekolah lebih besar daripada rumahku
ََواَنَا ِمﻦَ ْال ُم ْس ِل ِمﻴْﻦ
Artinya: Dan saya termasuk orang-orang yang muslim
2. Ilaa (لى
َ ِ )إArtinya ke, kepada.
Contoh:
َ َب اَحْ َمد ُ اِلَى ْال َمد َْر
س ِة َ ذَه
Artinya: Ahmad pergi ke sekolah
3. ‘An ( ) َع ْﻦArtinya dari (melewati/menjauhi), tentang
Contoh:
َ بَ ْﻴتِ ْي بَ ِع ْﻴد ٌ َع ِﻦ ْال َمد َْر
س ِة
Artinya: Rumahku jauh dari sekolah
4. ‘Ala ( ) َعلَىArtinya atas, di atas, kepada
Contoh:
29
َ ا َ ْلقَلَ ُم
ِ َعلَى اْلَ َم ْكت
ب
Artinya: Pulpen di atas meja
5. Fii ( )فِيArtinya di, di dalam, pada, tentang
Contoh:
ص ِلى اَحْ َمد ُ فِي ْال َمس ِْج ِد
َ ُي
Artinya: Ahmad shalat di masjid
6. Rubba ( َّ)رب
ُ Artinya banyak
Contoh:
ان ِ ْ َاج ٌح فِي
ِ اَل ْمتِ َح ِ ب نَاشِطٍ ن َ َُّرب
ٍ طا ِل
Artinya: Banyak siswa yang rajin itu sukses dalam ujian
7. Ba’ (ب
ِ ) Artinya dengan, menggunakan, di
Contoh:
سالَةَ ِب ْالقَ َل ِم ِ َُكتَبْت
َ الر
Artinya: Saya menulis surat dengan pulpen
ُ َُو ِلدْتُ بِق
َار ْوت
Artinya: Saya dilahirkan di Garut
8. Kaf ( َ )كArtinya seperti
Contoh:
ت ك َْال َو ْردَ ِة
ِ أ َ ْن
Artinya: Kamu bagaikan mawar
9. Lam ( )لArtinya milik, untuk, kepada, karena
Contoh:
ََهذَا ْال ِكتَابُ َِلَحْ َمد
Artinya: Buku ini milik Ahmad
10. Mundzu (ُ ) ُم ْنذArtinya sejak atau mulai dari
Contoh:
َّ أ َ ْس ُكﻦُ فِ ْي بَ ْند ُْونج ُم ْنذ ُ ال
ش َوا ِل
Artinya: Saya tinggal di Bandung sejak bulan syawal
11. Huruf sumpah (Wau, Ta’, dan Ba’) Artinya demi
Contoh:
َِوللاِ – ت َاللِ – بِالل
Artinya: Demi Allah
Tambahan:
30
Dari segi penulisan, huruf-huruf jar di atas dibagi menjadi dua: yaitu ditulis
bersambung dengan majrurnya yakni Lam, Kaf, Ba’ dan huruf sumpah. Adapun sisanya
ditulis terpisah (dengan spasi) dari majrurnya.
Apabila majrurnya adalah isim dhamir maka penulisannya harus disambungkan. Khusus kata
( ) َعلَىdan (لى
َ ) ِإalif maqshurahnya menjadi ya’ sukun. Contoh:
ِإلَ ْﻴ ِه- َعلَ ْﻴ ُك ْم
Ternyata huruf jar juga jadi sandingan/pasangan dari fi’il sehinggga terjemahnya tidak
seperti di atas. Contoh:
صلَّى َعلَى َ ب – قَ ُر
َ – ب ِم ْﻦ َ ي َع ْﻦ – أ َ ْغنَى
ِ َع ْﻦ – يَحْ ت َا ُج اِلَى – آ َمﻦ َ ض
ِ َر
31
a. ْ ) َعatau Kata Sambung (=dan). Contoh: َب أَحْ َمد ُ َو َع ِلي
ATHAF (طف َ ذَه
Ahmad dan Ali telah pergi
b. ْ َ = َو ْالعdemi waktu
QASM (}قَسْمatau Kata Sumpah (=demi). Contoh: ص ِر
(Ashar)
c. Perlu dicamkan, bahwa di dalam al-Quran, Allah subhanahu wata’ala
sering bersumpah dengan nama makhluq-Nya agar manusia mengambil
pelajaran dari apa yang dijadikan sumpah tersebut. Adapun manusia,
hanya boleh bersumpah dengan nama dan sifat Allah, tidak boleh
bersumpah dengan nama makhluq
3. Harf Lam لـjuga mempunyai beberapa fungsi:
a. MILIK ()م ْلك ِ ت َواْأل َ ْر
ِ atau kepunyaan.Contoh : ض َّ ِ َّللِ ُم ْلكُ الkepunyaan
ِ س َم َاوا
Allah (seluruh) kerajaan langit dan bumi
b. َ أَذْهَبُ إِلَى ْال َمد َْر
TA’LIL ( )تَ ْع ِلﻴْلatau peruntukan (=untuk). Contoh: س ِة ِللت َّ ْع ِلﻴ ِْم
saya pergi ke sekolah untuk belajar
c. AMAR ( )أ َ ْمرatau perintah (=agar, supaya, hendaklah). Contoh: ِلﻴُ ْن ِف ْق ذ ُ ْو
سعَ ٍة
َ hendaklah berinfak orang yang punya kelapangan (rezki)
d. TAUKID ( )ت َْو ِكﻴْدatau penegasan (=sungguh, pasti). Contoh: َألَقُ ْو ُل قَ ْو َل
ِ = ْال َحsungguh aku akan berkata perkataan yang benar
ق
4. Harf إِ ْنmempunyai dua macam arti:
a. Berarti “jika”. Contoh: ص ْر ُك ْم
ُ ص ُروا للاَ يَ ْن
ُ = إِ ْن ت َ ْنjika kalian menolong
(agama) Allah, Dia akan menolong kalian.
b. Berarti “tidak”, bila sesudahnya terdapat kata َّ=( ِإَلkecuali). Contoh: ِإ ْن
َ = أ َ ْنت ُ ْم ِإَلَّ ت َ ْك ِذب ُْونtidak lain kalian hanyalah berdusta
5. Harf َ َلjuga ada dua macam:
a. NAFY ( )نَ ْفيatau penidakan (=tidak, bukan, tidak ada). Contoh: ََّلَ إِلَهَ إَِل
ُ = للاtidak ada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah
b. NAHY ( )نَ ْهيatau pelarangan (=jangan). Contoh: َ = َلَ ت َ ْعبُد ُْوا إَِلَّ للاjangan
kalian menyembah kecuali (kepada) Allah
Sumber: https://hahuwa.blogspot.com/2019/01/huruf-jar-dengan-arti-dan-contoh.html
Buku Bahasa Arab Untuk Semua, Muhammad Zulifan
32
جملة الفعلﻴة و اَل سمﻴة
(JUMLAH FI’LIYAH DAN JUMLAH ISMIYAH)
Oleh:
Ninis Elsawati (2016353597) & Uswatun Hasanah (2016353599)
A. Jumlah Fi’liyah
1. Pengertian Jumlah Fi’liyah
Fi’il adalah kata yang menunjukkan arti pekerjaan atau peristiwa yang terjadi pada
suatu masa atau waktu tertentu (lampau, sekarang, dan yang akan datang). Fa’il (subjek)
adalah isim yang terletak setelah fi’il dan berfungsi sebagai pelaku kata kerja tersebut.
Apabila fa’il berbentuk muannas, maka fi’il juga harus muannas. Begitu juga apabila
berbentuk musanna (ganda) ataupun jamak (banyak), maka fi’il harus tetap mufrod (tunggal).
Maf’ul bih adalah isim yang dikenai pekerjaan (objek). Sebuah kalimat yang
berpredikat kata kerja transitif harus dilengkapi dengan objek atau maf’ul bih. Obyek tidak
harus ada dalam jumlah fi’liyah, karena ada fi’il yang menuntut obyek dan ada yang tidak
menuntut obyek.
33
Kaidah-kaidahnya terdiri dari fi’il dan fa’il yang terkadang membutuhkan maf’ul
yang disebut sebagai fi’il muta’addi dan terkadang pula tidak membutuhkan yang disebut
sebagai fi’il laazim karena maf’ul bukanlah syarat mutlak terbentuknya jumlah fi’liyah. Juga
terdiri dari fi’il dan naibul fa’il, fi’ilnya dinamakan sebagai fi’il majhul. Berikut adalah
beberapa ketentuan mengenai fi’il dan fa’il :
B. Jumlah Ismiyah
1. Pengertian Jumlah Ismiyah
Jumlah Ismiyah adalah jumlah (kalimat) yang diawali dengan isim (kata benda).
Jumlah ismiyah juga dapat diartikan sebagai susunan kalimat yang terdiri dari mubtada’ dan
khabar. Mubtada’ adalah subyek pada jumlah ismiyah dan terletak diawal jumlah. Sifat dari
mubtada' adalah harus berupa isim ma'rifat. Khobar adalah isim yang berfungsi untuk
melengkapi mubtada’ agar menjadi kalimat yang sempurna. Dengan kata lain, mubtada’
adalah subyek, sedangkan khabar adalah predikat (keterangan).
Mubtada’ dan Khobar harus sama dalam hal bilangan dan jenisnya. Apabila
mubtada’nya isim mudzakar (laki-laki), khobarnya harus isim mudzakar. Begitu pula apabila
mubtada’ berupa isim mufrod (kata tunggal), khobarnya juga harus isim mufrod.
Keterangan : Kata yang berwarna merah adalah mubtada’ sedangkan yang berwarna hitam
adalah khobar.
34
a) Mubtada’
Mubtada’ adalah subyek pada jumlah ismiyah dan terletak diawal jumlah (kalimat).
Sifat dari mubtada’ yaitu harus isim ma’rifat. Isim ma’rifat adalah isim (kata benda) yang
menunjukkan makna khusus atau sudah jelas kekhususannya. Adapun yang termasuk isim
ma’rifat adalah sebagai berikut :
Isim nakiroh apabila ditambah alif lam akan berubah menjadi isim ma’rifat.
Dhamir atau "kata ganti" ialah isim yang berfungsi untuk menggantikan atau mewakili
penyebutan sesuatu/seseorang maupun sekelompok benda/orang.
= أَ َناsaya
Isim isyaroh adalah isim yang berfungsi untuk menunjukkan sesuatu. Dalam bahasa
Indonesia biasa diartikan dengan “ini” dan “itu”.
Isim ‘alam adalah isim yang menunjukkan arti nama, baik nama manusia ataupun selain
manusia.
َ = َم َّكةKota Makkah
35
= ال ِن ْﻴ ُلSungai Nil
Isim nakiroh akan menjadi ma’rifat apabila bersambung dengan isim ma’rifat.
ُ َ = ِكتbuku muhammad
ْابْ ُم َﺤ َّمد
Kata ٌٌقَلَ ُمadalah isim nakiroh, tetapi menjadi ma’rifat karena dirangkai dengan dengan isim
ma’rifat yaitu ٌٍِ ُم َح َّمد
6) Isim Maushul
Isim maushul adalah isim yang berfungsi untuk menerangkan, sebagai perantara kata yang
disebutkan sesudahnya. Dalam bahasa indonsia biasa diartikan dengan “yang”.
b) Khabar
Khabar adalah predikat pada jumlah ismiyah dan berfungsi untuk menerangkan keadaan
mubtada' serta bisa berupa kata ataupun kalimat ( sebagai anak kalimat).
Dalam Jumlah ismiyah terdapat kaidah-kaidah yang pembahasannya sangat panjang dan
mendetail. Kaidah-kaidah tersebut adalah :
a. Dibaca rofa’
Tanda Rofa’ pada isim adalah dhommah, wawu, alif, dan nun
36
َ ُ =ال َبﻴْتrumah itu kecil
Contoh: ص ِغﻴ ٌْر
ان
ِ ان َعاِل َم َ =الdua murid itu pintar
ِ َطا ِلب
Yang di maksud Isim Ma’rifat adalah Isim yang sudah jelas maknanya.
Isim nakiroh adalah isim yang maknanya tidak jelas atau masih umum. Tanda isim nakiroh
adalah adanya tanwin.
d. Mubtada’ dan khobar harus bersesuaian dalam hal muannas dan mudzakar serta
mufrod, musanna, dan jama’ nya
3 َا َ ْل ُمدَ ِرسُونَ دَ َّرسُوا التَّالَمِ ْﻴذ َس ْال ُمدَ ِرسُونَ التَّالَمِ ْﻴذ
َ دَ َّر Beberapa orang guru mengajar
murid- murid
37
5 َست َا التَّالَمِ ْﻴذ
َ َان دَ َّر
ِ ستَ ا َ ْل ُمدَ ِر ََان التَّالَمِ ْﻴذ
ِ ستَ ست ْال ُمدَ ِر
َ دَ َّر Dua orang guru(pr) mengajar murid-
murid
6 َ ا َ ْل ُمدَ ِر
َساتُ دَ َّرسْﻦَ التَّالَمِ ْﻴذ َ ست ْال ُمدَ ِر
َساتُ التَّالَمِ ْﻴذ َ دَ َّر Beberapa orang guru(pr) mengajar
murid- murid
3 َا َ ْل ُمدَ ِرسُونَ يُدَ ِرسُونَ التَّالَمِ ْﻴذ َس ْال ُمدَ ِرسُونَ التَّالَمِ ْﻴذ
ُ يُدَ ِر Beberapa orang guru mengajar
murid- murid
6 َ ا َ ْل ُمدَ ِر
َساتُ يُدَ ِرسْﻦَ التَّالَمِ ْﻴذ َ س ْال ُمدَ ِر
َساتُ التَّالَمِ ْﻴذ ُ تُدَ ِر Beberapa orang guru(pr) mengajar
murid- murid
Sumber: http://zakiyuddinaslamsyah.blogspot.com/2018/03/makalah-jumlah-ismiyah-
dan-jumlah.html
38
MUBTADA’ DAN KHOBAR
Oleh :
Febrianti Dwi Utami (2016.35.3612) & Inti Wulan Mustika Wati (2016.35.3618)
Mubtada ialah isim marfu’ (kata benda yang berharakat dhommah) yang berperan
sebagai pokok kalimat atau bebas dari amil lafazh (yang merafa’kan mubtada itu
bukan amil lafazh, seperti fa’il[1] atau naibul fa’il[2]). Dengan kata lain bersifat amil
maknawi, yaitu dirafa’kan atau didhommahkan karena menjadi ibtida’ atau permulaan
kalimat[3]
Khobar
Khobar ialah Khabar adalah isim marfu’ (kata benda yang berharakat dhommah)
yang di-musnadkan atau disandarkan kepada mubtada, yakni tidak akan ada khabar
kalau tidak ada mubtada’ dan mubtada’ itulah yang merafa’kan khabar[4]. Dengan
kata lain Khobar berfungsi untuk melengkapi mubtada’ agar menjadi kalimat yang
sempurna.
Jadi, Mubtada’ artinya yang diterangkan (subyek), sedangkan Khobar yaitu isim
marfu’ yang menjelaskan tentang mubtada’ (predikat).
39
(Al-syajaratu murtafi’atun) ٌس َج َرتُ ُم ْرت َ ِفعَة
َّ اَل = Pohon itu tinggi.
(Al-masjidun kabirun) ال َمس ِْجد ُ َك ِب ٌر = Masjid itu besar.
Dari contoh diatas, yang berfungsi sebagai Mubtada’ (subyek) adalah kata benda
َّ ( اَلAl-syajaratu) = Pohon itu dan kata
yang berada di depan,yaitu kata ُس َج َرت
( ال َم ْس ِجدAl-masjidun) = Masjid itu. Sedangkan yang berfungsi sebagai Khobar
(predikat) adalah kata yang memberi keterangan tentang keadaan subyek, yaitu
kata ٌ( ُم ْرتَ ِف َعةmurtafi’atun) = tinggi dan kata ( َك ِب ٌرkabirun) = besar.
40
) َنَحْ ُو قَ ْولِكَ اَنَا قَا ِئ ٌم نَحْ ﻦُ قَا ِئ ُم ْونَ َو َما ا َ ْش َبهَ ذَلِك.َو ُه َما َو ُه ْم َوه َُّﻦ
1) Mubtada’ yang Dhohir atau jelas, mubtada dhohir ialah mubtada yang isim atau
kat bendanya sudah jelas diketahui.
Yang menduduki tempat khabar,yaitu sebagai fa’il atau naibul fa’il dari
mubtada itu. Karena ada lafazh tersebut, mubtada’nya tidak membutuhkan
khobar, cukup dengan isim yang menduduki tempat khobar saja,dengan syarat
hendaknya fa’il yang dimaksud merafakan fa’il yang dhohir atau merafa’ kan
dhamir munfasil.
( آقَا ئِم زَ يْدAaqa imun zaidun) = Apakah kedua Zaid itu berdiri?
2) Mubtada’ Mudhmar (Dhomir) ialah mubtada’nya terdiri dari kata ganti seperti
ana atau اناdan saudara-saudaranya, contoh : (anta mujtahidun) َُمجْ تَ ِهد اَ ْنت
(engkau rajin).
1. Saya = اَنَا
41
4. ِ ا َ ْن
Kamu perempuan = ت
Persyaratan Mubtada’
Contoh :
( َما َر ُجل قَائِمMaarajulun qaaimun) = Tiada seorang laki – laki yang berdiri.
( ه َْل ُجل َر َجا ِلسHal rajulun jalisun) = Apakah ada seorang laki – laki yang
duduk?
Contoh :
َّ صلَ َوات
ُّللا َ َّ( َخ ْمس َكتَ َن ُهنKhamsu salawaatin katabahunnallah) = Salat lima
waktu telah difardukan oleh Allah.
42
D. Hendaknya khobar mendahului mubtada’ yang nakirah,yaitu dalam bentuk
jarr dan majrur atau dhorof.
Contoh :
Contoh :
B. Pembagian Khobar
Khobar ada 2 macam,yaitu khabar yang berbentuk mufrad dan khobar yang
berbentuk ghair mufrad.
1) Khobar mufrad adalah khabar yang bukan kalimat jumlah dan bukan pula
serupa dengan jumlah. Kalimat jumlah terdiri atas mubtada’ dan khobar, atau
terdiri atas fi’il dan fa’il.Sserupa dengan jumlah,yaitu dhorof atau jarr dan
majrur.
Contoh :
( زَ ْيد ٌ قَائِ ٌمZaidun qaaimu)
انِ ان قَائِ َم ِ َ( الزَ ْيدZaidun Qaaimaani)
43
a. Khabar ghair mufrad adakalanya berbentuk jumlah ismiyyah.
Contoh :
Zaidun jaaribatuhu dzaahibatun
Keterangan :
Lafazh Zaidun berkedudukan sebagai mubtada’ pertama, dan lafazh
jaaribatuhu berkedudukan sebagai mubtada’ kedua,sedangkan lafazh
dzaahibatun merupakan khabar bagi mubtada kedua. Mubtada’ yang kedua
dan khabarnya adalah jumlah ismiyyah berada dalam mahall rafa’ menjadi
khabar mubtada pertama.Sedangkan raabith (yang menghubungkan) antara
mubtada’ pertama dan khabar adalah huruf ha pada lafazh jaariatuhu.
b. Khabar ghair mufrad adakalanya berbentuk jumlah fi’liyyah (terdiri atas fi’il
dan fa’il).
Contoh :
Zaidun qaama abuuhu
Keterangan
Lafadz Zaidun berkedudukan sebagai mubtada’ dan lafadz qaama abuuhu
merupakan jumlah fi’liyah yang menjadi khobar dari mubtada’, sedangkan
raabith (yang menghubungkan) antara kedua lafadz tersebut adalah huruf ha
dari lafadz abuuhu.
ام اَبُوهُم
َ َالز ْيد ُْونَ ق
َّ - ام اَب ُْو ُه َما
َ َان ق َّ - ُام اَب ُْوه
ِ َالز ْيد َ َزَ ْيد ٌ ق
ام اَبُوه َُّﻦ
َ َ ال َم ْر َي َماتُ ق- ام اَب ُْو ُه َما ِ ال َم ْريَ َم- ام أَب ُْوهَا
َ َان ق َ ََم ْريَ ُم ق
c. Khobar Syibhul Jumlah
Khobar Syibhul Jumlah yang memakai jar-majrur
44
· = لَّل َي ْلةَ اpada malam hari
· ً = َغد َْوةpagi hari
· ً = بُ ْك َرةwaktu pagi
· س َح ًرا
َ = pada waktu sahur
· = َغدًاbesok
· ً = َعت َ َمةwaktu sore atau waktu isya
· ص َبا ًحا
َ = pada waktu subuh
· سا ًء
َ = َمpada sore hari
· = ا َ َمدًاselamanya
· = ِح ْينًاketika[17]
45
Sumber :
Anwar, Moch. 2012. Ilmu Nahwu: Terjemahan Matan al- Anjurumiyyah dan ‘Imrithy Berikut
Penjelsannya. Bandung: Sinar Baru Algesindo
Thalib, Moh. 2002. Tata Bahasa Arab 3 : Terjemahan Annahwul Wadhih Tsanaeiyah.
Bandung: PT. Alma’ruf.
https://umisalamahkebumen19.blogspot.com/2016/11/makalah-mubtada-dan-khabar.html?m=1
https://bahasa-arab84.blospot.com/2018/01/pengertian-dan-contoh-mubtada-khobar.html?m=1
46
كان و أحواتها
KAANA DAN SAUDARNYA
Oleh:
ْ َا
Bermakna menggambarkan waktu pagi = صبَ َح
َ
Bermakna menggambarkan waktu siang hari = ظ َّل
َ لَﻴ
Bermakna meniadakan = ْس
َ َمافَ ِت
putus-Bermakna tidak terputus = ئ
47
H. Penjelasan Kaana dan saudaranya
Kaana mempunyai 3 arti yang berbeda-beda, sesuai dengan konteks yang diinginkan,
yakni
Contoh :
Artinya : Allah senantiasa dzat yang maha pengampun lagi maha pengasih
Contoh :
Contoh :
Diantara saudara-saudara kaana yang mempunyai amal yang sama dengan kaana adalah
ْ َ ( أashbaha)=waktu subuh
- صبَ َح
- ض َّل
َ (dholla)=waktu siang
َ ( أ َ ْمamsa)=waktu sore
- سى
Contoh :
48
)baata alwaladu naaiman(=Anak itu tidur di malam hari
َ ( لَيlaisa)=bukan/tidak
- ْس
Contoh :
َ لَﻴmarfu’ dengan dhommah, isim mufrod sebagai isim النَّ َجا ُح
ْس
- ار
َ صَ (shooro)=menjadi
Contoh :
ار
َ صَ marfu dengan dhommah, isim mufrod sebagai isim ٌ ُم َح َّمد
- ( َما َب ِر ِِ َحmaabariha)=senantiasa
َ ِ( َمافَتmaafati`a)=senantiasa
-ئ
- ( َمازَ ا َلmaazaala)=senantiasa
Contoh :
ار ُق ُم َك ِد ًرا
ِ سَ َمازَ ا َل ْال
َمازَ ا َلmarfu’ dengan dhommah, isim mufrod sebagai isim ار ُق
ِ سَ ْال
- ام
َ َ( َمادmaadama)=selama
Contoh :
49
)laa takhruj maadama alyaumu mumthiron(=Jangan keluar selama hari masih hujan
Catatan
1. Ketentuan isim kaana atau saudara-saudaranya dan khobar kaana atau saudara-saudaranya
sebagaimana ketentuan pada mubtada dan khobar.
2. Jika isim kaana dan saudara-saudaranya berupa isim muannats, maka kaana dan saudara-
saudaranya juga berbentuk muannats. Hal ini karena kaana dan saudara-saudaranya
merupakan fi’il.
Contoh :
ْ شةُ كَان
َت َ ِصا ِل َحةً َعائ
َ
SUMBER :
1. Abdul Rahman, Najmuddin (2010) Bahasa Arab Super Lengkap. Yogyakarta.
Sendangadi Melati.
2. Prof. Dr. H. Arsyad Azhar, M.A. (2001) Dasar Dasar Penguasaan Bahasa Arab.
Yogyakarta. PUSTAKA LENTERA.
50
َ إِ َّنْ َواَخ
ـوات ُ َها
INNA WA WAAKHWATUHA
(INNA DAN TEMAN-TEMANNYA)
Oleh:
ِ ْ ِللا
اإلس َْال ُم َّ َِإ َّن الدِيﻦَ ِع ْند
B. Fungsi Inna
Inna wa akhwatuha memiliki fungsi
اَلس َْم َوت َْرفَــ ُع ْالــــ َخبَر ِ ت َ ْن
ِ ُصب
Menasabkan isim inna merofakan khabar inna
Perhatikan contoh pada table berikut ini dan perhatikan pula perubahan baris pada kalimat
berikut sebelum dan sesudah di masuki kata inna
ا ُم َح َّمدًا: Isim Inna ٌ ِإ َّن ُم َح َّمـدًا ِت ْل ِمﻴذ ٌُم َح َّمد ٌ ِت ْل ِمﻴـْذ
تِ ْل ِم ْﻴ ٌذ: khabar Inna Kata Muhammad asalnya Muhammad seorang murid
berharokat dhommah
berubah menjadi fathah
51
C. Pembagian Harf Inna
1. َّْإن
Inna artinya : Sesungguhnya
Fungsinya : Untuk penegasan huruf atau mengokohkan pembicaraan
ٌ للاَ َعلَى ُك ِل شَيءٍ قَد
ِير َّ ِإ َّن
Artinya : Sesungguhnya Allah atas setiap sesuatu Maha Kuasa
Kata qodir marfu’ dengan dhommah, dan kata Allah mansub dengan fathah
2. َّْأَن
Anna artinya : bahwa
Fungsinya : Untuk penegasan huruf atau mengokohkan pembicaraan
ًَلَبُدَّأَنَّ ُهم ي ُِريدُونَ ِمنهُ دَ ِلﻴلال
Artinya: Sesungguhnya mereka pasti menghendaki dalil dari padanya.
ُ أ َ ْش َهد ُ أ َ َّن ُم َح َّمدًا َر
س ْو ُل للا
Artinya: Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.
3. ََّْكأَن
Kaanna artinya : seakan-akan
Fungsinya : penyerumpamaan
Contoh :
ِ َكأَنَّكَ ن
ََاء ٌل َم َرا َمك
Artinya : agaknya engkau berhasil mencapai maksudmu
4. َْﻟَ ِكن
Lakinna artinya : akan tetapi
Fungsinya : menyangkal
Contoh :
ام ٍل ُ ه َُو َعا ِل ٌم لَ ِكنَّهُ غ
ِ َﻴر َع
Artinya : dia pandai tetapi tidak mengamalkan ilmunya.
52
5. ْﻟَ َع َّل
Laalla artinya: semoga/agar
Fungsinya : pengharapan
Contoh :
ٌ لَ َع َّل َع ِلي َم ِر
يض
Artinya : Semoga Ali sakit.
6. َْﻟَيت
Laita artinya : seandainya
Fungsinya : berangan-angan
Contoh :
ً شبا َّ َيعُودُ َيوما
َّ لَﻴْتَ ال
Artinya : seandainya masa muda itu bisa kembali.
contoh:
يُ ْع ِجبُنِي أ َ َّن زَ ْيدًا قَا ِئ ٌم
)ٍتأويالنﻴا (أي يُ ْع ِجبُنِي قِ َﻴا ُم زَ ْيد
Kasroh
Jatuh di awal al-kalam ( ت أَ َّو ُل ْال َكالَ ِم
ْ َ) ِإذَا َوقَع, misalnya
ِإ َّن زَ ْيدًا قَائِ ٌم.
53
Jatuh dalam awalan shilah ( الصلَ ِة
ِ صد ُْر ْ َ) َوقَع, misalnya
َ ت
َجا َء الَّذِي إِنَّهُ قَائِ ٌم
Sebagai jawaban sumpah, misalnya َوللاِ ِإ َّن زَ ْيدًا قَائِ ٌم
Sebagai hikayat suatu ungkapan, misalnya قَا َل زَ ْيدًا إِ َّن َع ْم ًرا قَائِ ٌم
Menempati tarkib haal, misalnya ُز ْرتُ زَ ْيدًا َوإِنِي ذ ُ ْو أ َ َم ٍل
Jatuh setelah af’al al-Qulub yang telah tetangguhkan amalannya oleh الالم,
misalnya َع ِل ْمتُ إِ َّن زَ ْيد ٌ اْلعَا ِل ُم.
ِ أََلَ اْ َِل ْستِ ْفت, misalnya أََلَ إِ َّن زَ ْيدًا قَائِ ٌم.
Setelah َاحﻴَّ ِة
ُ َحﻴ, misalnya س
Setelah ْث ُ س َحﻴ
ٌ ْث ِإ َّن زَ ْيدًا َجا ِل ْ اِجْ ِل.
ِ َ َم َر ْرتُ بِ َر ُج ٍل إِنَّهُ ف.
Bila jumlah inna menjadi sifat, misalnya اض ٌل
ِ َزَ ْيدٌ ِإنَّهُ ق
ٌ ار
Bila jumlah inna menjadi khobar dan isim dzat, misalnya ئ
Kasroh/ fathah
Ia berposisi setelah ( إِذَا اْلفُ َجائِﻴَّةtiba-tiba atau mendadak), misalnya: خ ََرجْ تُ فَإِذًا إِ َّن زَ ْيدًا قَائِ ٌم.
Setelah fi’il sumpah, dimana pada khabarnya ِإ َّنtidak terdapat الالم, seperti َح َل ْفتُ ِإ َّن زَ ْيدًا
َقا ِئ ٌم.
Setelah فاء الجزاء/ فاء الجواب, seperti َم ْﻦ يَأْتِنِي فَإِنَّهُ ُم ْك َر ٌم.
Setelah mubtada’ dengan makna ucapan, sedangkan khabarnya ِإ َّنjuga berarti ucapan
sementara subjeknya tunggal. Seperti
َُخﻴ ُْر اْلقَ ْو ِل ِإ ِني أَحْ َمد
2. Inna dan Saudaranya yang Dibatalkan Pengamalannya
Inna dan saudarnya bila diberi maa ( ) َماzaidah itu bisa batal amalnya.
Contoh: ِإنَّ َما زَ ْيدٌ َعا ِل ٌم
Tetapi terkadang ada yang tetap amal.
Contoh: لَ ْﻴتَ َما زَ ْيدًا قَا ِئ ٌم
Adapun laita ( َ )لَﻴْت, meskipun dimasuki maa ( ) َما, maka ia tetap beramal menashabkan
mubtada’ dan merafa’kan khabar atau boleh tidak beramal.
Contoh: لَ ْﻴتَ َما زَ ْيدًا قَائِ ٌم.
Kata زَ ْيدًاdibaca nashab menjadi isimnya لَ ْﻴت َ َما, dan قَائِ ٌمmenjadi kata لَ ْﻴتَ َماdalam contoh ini
masih tetap beramal. Boleh juga َل ْﻴتَ َماtidak beramal, dan kata زَ ْيدًاdibaca rafa’, sehingga
susunannya menjadi
لَ ْﻴتَ َما زَ ْيدٌ قَائِ ٌم
54
3. Hukum Inna dan Saudara-saudaranya yang Ditakhfif (Nun-Nya Disukun)
َِّْإن
Inna ( ) ِإ َّنhukumnya bila ditakhfif (nunnya disukun) itu boleh amal boleh tidak serta
apabila tidak beramal maka wajib memberi lam fariqoh ( )َلم فارقةpada lafadz yang
sesudahnya.
Contoh: إِ ْن زَ ْيدٌ لَقَائِ ٌم.
Dan lebih banyak muhmal-nya ( tidak amal ) dari pada amalnya.
Huruf “ “إِ ْنdi atas berasal dari “ “إِ َّنyang ditakhfif, ia tidak lagi beramal menashabkan
mubtada’. Karena itu, kata sesudahnya tetap dibaca rafa’.
َّْأَن
Anna ( )أ َ َّنhukumnya bila ditakhfif (nunnya disukun) dan kemudian isimnya pasti
berupa dhomir sya’an ( )ضمﻴر شأنyang disimpan dan khabarnya pasti berupa jumlah.
Contoh: َع ِل ْمتُ زَ ْيد ٌ قَائِ ٌم.
Dan bila ada yang isimnya bukan dlomir sya’an ( )ضمﻴر شأنmaka hukumnya langka.
Contoh: سأ َ ْلتَ ِني
َ َاء َّ فَلَ ْو أ َ َّنكَ ِفي َي ْو ِم.
ِ الرخ
55
َ َْ
المنع ْوت َو الن ْعت
(Na’at Manut)
Oleh:
Artinya adalah kata sifat dan kata yang disifatkan, dimana kata sifat adalah kata
yang disebutkan setelah kata benda (isim) untuk menjelaskan suatu sifat dari suatu
benda. Contoh: Contoh dalam bahasa Indonesia;
" ال ُمجْ تَ ِهد ُ التِ ْل ِم ْيدُ َجا َءSeorang siswa yang rajin telah datang"
Kata ُ التِ ْل ِم ْيدadalah merupakan Man'ut (yang disifati), sedangkan ُ ال ُمجْ ت َ ِهدadalah
Na'at nya atau yang menyifati.
Ada 3 hukum yang terdapat pada ال َم ْنع ْوت َو النَ ْعت, yaitu:
1. Status i’rabnya
56
Pada hukum ini antara kedua na’at dan man’ut memiliki nashab yang harus
sama, seperti contoh األمي َْر العاد َل
ِ ' رأيتsaya melihat seorang pemimpin yang adil itu'
Antara Na'at dan Man'ut sama-sama manshub (dibaca nashob dengan tanda
nashob fathah).
' ذهبتُ إلَى ال َمس ِْج ِد ال َك ِبي ِْرsaya pergi ke masjid yang besar itu'
Keduanya juga sama-sama majrur (dibaca her dengan tanda jer kasroh, karena
ada huruf jer sebelumnya
2. Menurut jenisnya
Yang dimaksud disini adalah ketika suatu kata benda adalah mudzakkar (laki-
laki) maka kata sifatnya juga harus mudzakkar, begitupun sebaliknya, seperti contoh:
' حضر الطالب الناجحseorang siswa yang rajin itu telah hadir'
Kata الطالبadalah mudzakkar (isim yang menunjukan arti laki laki) begitu
juga dengan Na'at nya keduanya sama-sama mudzakkar
' حضرت الطالبة الناجحةseorang siswi yang rajin itu telah hadir'
Antara Na'at dan Man'ut di atas juga sama-sama mu'annats (isim yang
menunjukan arti perempuan)
Pada isim mufrad kata bendanya hanya ada satu, maka kata
sifatnnya juga akan berbentuk mufrad (satu), contoh: الناجح الطالب جاءyang
artinya murid yang rajin. Dua kata tersebut sama-sama mufrad (berarti
satu)
Pada isim mutsanna ini kata benda yang digunakan adalah kata
yang menunjukan dua benda, seperti contoh: الناجحان الطالبان جاءsama-sama
bentuk dua (mutsanna) yaitu 'dua siswa yang rajin'
c. Isim Jamak (tiga atau lebih)
Pada isim jamak kata benda yang digunakan merupakan kata benda
yang menunjukan 3 benda atau lebih, contoh: جاء الطالب الناجحونsama-sama
berbentuk jamak. Yaitu 'para siswa yang rajin’.
Bentuk Na’at
57
Selain itu na’at ditinjau dari bentuknya juga terbagi menjadi tiga, yaitu na'at mufrad
(berbentuk satu), jumlah (berbentuk kalimat) dan syibh al-jumlah (berbentuk menyerupai
kalimat)
1. Na’at Mufrad
Naat mufrad adalah kata sifat yang hanya berbentuk satu kata saja, contoh:
مفترس
ٌ ٌ
( األسد حيوانsinga adalah hewan yang buas).
Kata مفترس
ٌ adalah Na'at mufrad karena hanya terdiri dari satu kata saja
2. Na’at Jumlah
Na’at jumlah adalah kata sifat yang yang man’utnya (yang disifati) adalah
isim yang menunjukan arti umum, contoh:
ٌ
حيوان يفترس األسد
Kata يفترسadalah Na'at yang berupa fi'il mudhore (fi'il yang menunjukan arti
sedang atau akan), yang otomatis dia adalah sebuah kalimat karena fi'il didalamnya
sudah ada kata kerja (predikat) dan juga subjek.
Pada na’at ini na’at dan man’utnya berbentuk sebuah kalimat, seperti contoh:
58
59
60