Anda di halaman 1dari 10

MINI RISET

FILSAFAT PENDIDIKAN

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Sudirman, S.E. Mpd

Dwi Maya Novitri, S.Pd, M.Pd

DISUSUN OLEH :

ASHIKA SIRAIT (5223143038)

ELISABET PASARIBU (5223343026)

MELSY AMELIA SIMANJUNTAK (5223143042)

PENDIDIKAN TATA BUSANA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan YME karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan
Laporan Mini Riset ini dengan segala kemudahan. Tanpa pertolongannya kami tidak akan sanggup untuk
menyusun laporan ini dengan baik. Mini Riset ini disusun untuk mereview tentang proses belajar
mengajar di salah satu sekolah di Indonesia. Dengan penuh kesabaran dan pertolongan dari Tuhan
akhirnya Mini Riset ini dapat terselesaikan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing yang telah membantu penyusun dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa Laporan Mini Riset ini memiliki banyak kekurangan. Untuk itu saran dan
kritik dari pembaca sangat diharapkan untuk menyempurnakan laporan ini sehingga menjadi lebih
sempurna, baik, dan bermanfaat.

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ................................................................................................................................... 3

BAB I. PENDAHULUAN............................................................................................................... 4

A. Latar Belakang.................................................................................................................... 4
B. Identifikasi Masalah ........................................................................................................... 6
C. Tujuan ................................................................................................................................. 6
D. Manfaat ............................................................................................................................... 6

BAB II Ringkasan Mini Riset.......................................................................................................... 7

A. Sumber Mini Riset ................................................................................................ 7


B. Sumber & Teknik Pengambilan Datta .................................................................. 7
C. Pembahasan ........................................................................................................... 7

BAB III PENUTUP ......................................................................................................................... 9

A. Kesimpulan ......................................................................................................................... 9
B. Saran .................................................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 10

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Secara harfiah, filsafat berarti cinta akan kebijaksanaan. Hal ini menunjukkan bahwa manusia tidak
pernah secara sempurna memiliki pengertian menyeluruh tentang segala sesuatu yang dimaksudkan
kebijaksanaan, namun terus menerus harus mengejarnya. Kecintaan pada kebijaksanaan haruslah
dipandang sebagai suatu bentuk proses, artinya segala usaha pemikiran selalu terarah untuk mencari
kebenaran. Orang yang bijaksana selalu menyampaikan suatu kebenaran sehingga bijaksana mengandung
dua makna yaitu baik dan benar. Sesuatu dikatakan baik apabila sesuatu itu berdimensi etika, sedangkan
benar adalah sesuatu yang berdimensi rasional, jadi sesuatu yang bijaksana adalah sesuatu yang etis dan
logis.

Dengan demikian berfilsafat berarti selalu berusaha untuk berfikir guna mencapai kebaikan dan
kebenaran, berfikir dalam filsafat bukan sembarang berfikir namun berpikir secara radikal sampai ke
akar-akarnya, oleh karena itu meskipun berfilsafat mengandung kegiatan berfikir, tapi tidak setia kegiatan
berfikir berarti filsafat atau berfilsafat. Sebagai makhluk hidup, manusia memiliki kesadaran diri dan
kemampuan belajar. Bagaimanapun, dalam rangkaian perjalanan waktu pada kehidupan manusia maka
keterampilan dan pengetahuan sangat diperlukan untuk bertahan hidup.

Kurikulum dianggap merupakan aspek penting dari ilmu pendidikan. Kurikulum adalah isi pendidikan.
Kurikulum adalah media di mana filsafat kehidupan berubah menjadi kenyataan. Suatu kurikulum yang
mengkonversi potensi menjadi tindakan, yang mencerminkan kebijaksanaan sekaligus temuan dari para
pemikir, pendidik, dan peneliti di bidang pendidikan. Kurikulum dibutuhkan karena mencerminkan nilai-
nilai masyarakat dan media di mana nilai-nilai itu ditransmisikan dari satu generasi ke generasi
berikutnya.

Kurikulum mencakup semua pengalaman dari peserta didik yang menjadi bagian dari tanggung jawab
sekolah. Dalam arti luas, kurikulum dapat didefinisikan sebagai pengalaman terorganisir bahwa seorang
siswa senantiasa berada dalam bimbingan dan pengawasan sekolah. Dalam arti yang lebih tepat dan
terbatas, kurikulum adalah urutan sistematis mata pelajaran yang menjadi payung bagi proses belajar
mengajar di sekolah.

Pendidikan sebagai proses atau upaya memanusiakan manusia pada dasarnya adalah upaya
mengembangkan kemampuan potensi individu sehingga bisa hidup optimal baik sebagai pribadi maupun
sebagai anggota masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral dan sosial sebagai pedoman hidupnya.

Fungsi penting filsafat pendidikan adalah untuk memberikan prinsip dan pijakan bagaimana
mengaktualisasikan tujuan pendidikan. Filsafat tersebut tentu harus memberikan prinsip-prinsip dasar
untuk memberikan jawaban atas pertanyaan filosofis.

Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan :

1. Idealisme

Idealisme adalah filsafat yang menyatakan hakikat spiritual manusia dan alam semesta. Pendidikan
idealisme bertujuan untuk memberikan kontribusi pada pengembangan pikiran dan diri. Dengan

4
demikian, sekolah harus menekankan kemampuan intelektual, moral, penilaian, estetika, realisasi diri,
kebebasan individu, tanggung jawab individu dan kontrol diri.

2. Realisme

Realisme dapat didefinisikan sebagai posisi filosofis yang menegaskan :

a. Adanya tujuan dunia dan permulaan-permulaan di dalamnya.

b. Kemampuan mengetahui objek sebagaimana ia ada dalam dirinya sendiri.

c. Kebutuhan akan kesesuaian dengan realitas obyektif dalam perilaku manusia.

Tujuannya adalah untuk memberikan siswa pengetahuan esensial yang la butuhkan untuk bertahan hidup
di alam.

3. Pragmatisme

Pragmatisme berasal dari kata Yunani pragma, artinya sesuatu yang dilakukan, sebuah fakta yang
dipraktekkan'. Doktrin ini menyatakan bahwa arti proposisi atau ide terletak pada konsekuensi praktisnya.
Filsafat ini menekankan bahwa pendidikan telah sia-sia jika tidak melakukan fungsi sosial yang
ditugaskan untuk itu. Tujuan pendidikan menurut kaum pragmatis pengembangan total anak baik melalui
pengalaman, kegiatan diri, atau belajar dengan melakukan (learning by doing), Kurikulum Kaum
pragmatis menganggap bahwa kurikulum harus menawarkan pelajaran yang memberikan kesempatan
bagi berbagai proyek dan kegiatan yang relevan.

4. Perenialisme

Perenialisme adalah teori pendidikan yang sangat dipengaruhi oleh prinsip- prinsip realisme. Perenialisme
memiliki pandangan yang konservatif / tradisional akan hakikat manusia dan pendidikan. Kaum perenialis
berpendapat bahwa kebenaran bersifat universal dan tidak berubah, dan, karena itu, pendidikan yang baik
juga universal dan konstan. Bagi kaum perenialis, tujuan pendidikan adalah untuk memastikan bahwa
siswa memperoleh pemahaman tentang ide-ide besar dari peradaban Barat. Ide-ide ini memiliki potensi
untuk memecahkan masalah di era apapun.

5. Esensialisme

Esensialisme adalah pendekatan tradisional pada pendidikan yang sering disebut sebagai "Kembali ke
Dasar". Pada dasarnya, kaum esensialis berkepentingan dengan kebangkitan upaya dengan mengajarkan
alat pembelajaran sebagai jenis yang paling tak terpisahkan dari pendidikan. Kaum esentialis percaya
bahwa ada inti pengetahuan umum yang perlu ditransmisikan kepada siswa secara sistematis, disiplin.
Penekanan dalam perspektif. konservatif ini adalah pada standar intelektual dan moral yang harus
diajarkan oleh sekolah.28 Tujuan Pendidikan. Kaum esensialis menganggap tujuan pendidikan harus
mengarahkan manusia pada terbentuknya lembaga pendidikan baik swasta maupun negeri yang adil,
terampil dan murah hati.

6. Progresivisme

Teori pendidikan progresivisme ini berbeda dengan pandangan tradisional seperti esensialisme dan
perenialisme. Tujuan pendidikan progresif adalah untuk memenuhi kebutuhan anak yang sedang tumbuh.
Sekolah harus menjadi tempat untuk belajar yang menyenangkan.

7. Rekonstruksionalisme

5
Sementara kaum progresif menekankan individualitas anak, maka kaum rekonstruktionis lebih peduli
dengan perubahan sosial. Mereka percaya bahwa sekolah harus menghasilkan kebijakan dan kemajuan
yang akan membawa reformasi tatanan sosial, dan guru harus menggunakan kekuasaan mereka untuk
memimpin yang muda dalam program reformasi sosial. Kaum rekonstruktionis setuju filsafat pendidikan
yang berbasis pada budaya dan tumbuh dari pola budaya tertentu terkondisikan oleh kehidupan pada
waktu tertentu di tempat tertentu. Pendidikan, bagi kaum rekonstruktionis bertujuan membangkitkan
kesadaran siswa tentang masalah sosial dan untuk secara aktif terlibat dalam pemecahan masalah.

8. Eksistensialisme

Eksistensialisme adalah cara melihat dan berpikir tentang kehidupan di dunia sehingga lebih
memprioritaskan pada individualisme dan subjektivitas. Kaum eksistensialis percaya bahwa manusia
adalah pencipta esensinya sendiri; ia menciptakan nilai sendiri melalui kebebasan memilih atau preferensi
individual. Pengetahuan yang paling penting bagi manusia adalah pengetahuannya tentang realitas
kehidupan berikut pilihan-pilihan hidup yang harus ia ambil. Pendidikan adalah proses manusia dalam
mengembangkan kesadaran akan kebebasan memilih dan makna serta tanggung jawab.

9. Konstruktivisme

Konstruktivisme adalah suatu filsafat pengetahuan yang memiliki anggapan bahwa pengetahuan adalah
hasil dari konstruksi manusia itu sendiri. Manusia mengkonstruksi pengetahuan mereka melalui interaksi
mereka dengan objek, fenomena, pengalaman dan lingkungan mereka. Suatu pengetahuan dianggap benar
bila pengetahuan itu dapat berguna untuk menghadapi dan memecahkan persoalan yang sesuai.

Menurut paham konstruktivisme, pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seseorang kepada
yang lain, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh tiap-tiap orang. Pengetahuan bukan sesuatu yang
sudah jadi melainkan suatu proses yang berkembang terus-menerus. Dan dalam proses itulah keaktivan
dan kesungguhan seseorang dalam mengejar ilmu akan sangat berperan dalam perkembangan
pengetahuannya.

B. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Berdasarkan durasi video, waktunya cukup terbatas untuk evaluasi siswa/I lebih lanjut
2. Siswa yang berperan aktif hanya itu-itu saja
3. Rendahnya minat belajar siswa yang dominan

C. TUJUAN

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah filsafat pendidikan


2. Untuk me-review suatu video pembelajaran
3. Untuk mengetahui aliran filsafat pendidikan apa yang diterapkan oleh guru pembelajaran di
kelas

D. MANFAAT
1. Mengetahui bagaimana proses pembelajaran, metode, model, dan strategi proses
pembelajaran yang digunakan oleh guru
2. Mengetahui apa saja kendala yang ada dalam proses belajar mengajar melalui video.

6
BAB II

RINGKASAN MINI RISET

A. Sumber Mini Riset

Judul Video Pembelajaran Jurnal Penyesuaian Problem


Based Learning
Tahun 2018
Creator Hestining Aryanti
Sumber YouTube (https://youtu.be/9Y_ni8p87Ws)

B. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data


Metode dalam kajian ini adalah Internet searching yang merupakan teknik pengumpulan data
melalui bantuan teknologi yang berupa alat / mesin pencari di internet dimana segala informasi
dari berbagai era tersedia didalamnya. Data dalam penelitian ini adalah jurnal dan video yang
relevan dengan filsafat dan filsafat pendidikan. Langkah-langkah kerja :
a. Menentukan objek penelitian
b. Me-review video YouTube
c. Merumuskan masalah
d. Menarik kesimpulan

C. Laporan Pembahasan
Ada beberapa kegiatan yang terjadi dikelas sepanjang video pembelajaran, yaitu :

7
1. Penumbuhan karakter & sikap spiritual
2. Penumbuhan karakter kebersihan &
kerapian
3. Penyampaian materi & tujuan
pembelajaran
4. Kegiatan apersepsi
5. Pemanfaatan media pembelajaran
6. Pembentukan kelompok diskusi
7. Pengidentifikasian masalah
8. Pemanfaatan literasi dari internet
9. Pengumpulan data & informasi
10. Presentasi
11. Evaluasi hasil diskusi & kesimpulan

Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) merupakan salah satu strategi pembelajaran
yang berpusat pada siswa, yang menuntut siswa untuk terampil dan peka terhadap pemecahan masalah
yang ada di lingkungan sosialnya secara kolaboratif. Problem Based Learning berbasis konstruktivisme
sebagai alternatif pembelajaran yang dapat memberikan ilmu dan pengalaman siswa untuk bekerja secara
mandiri dalam mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. PBL juga memaksa siswa untuk berpikir
secara kritis untuk memecahkan masalah yang ada.

Berdasarkan interaksi yang telah di review, semuanya telah terlibat dengan 9 aliran filsafat yang ada.
Sehingga metode pembelajaran yang dipakai oleh guru dalam proses belajar mengajar sudah sangat sesuai
dengan aliran filsafat pendidikan yang ada.

8
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

a. Di kelas yang diajarkan oleh Ibu Hestining Aryanti (creator) sudah menerapkan Filsafat
Pendidikan itu dangan baik, disertaipula dengan aliran-aliran Filsafat Pendidikan.yang dapat
memberikan dampak positif bagi siswa dan siswinya.
b. Salah satu model pembelajaran berdasarkan video merupakan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah. PBL merupakan model belajar yang
menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan
pengetahuan baru.Strategi pembelajaran berbasis masalah. Strategi ini merupakan hasil dari
perkembangan filsafat konstruksionisme, yang menyatakan bahwa kebenaran
merupakan kontruksi pengetahuan secara otonom, yang intinya sistem belajar PBL
sangat berguna terutama dalam menciptakan pengetahuan baru.

2. Saran
Disarankan kepada guru pengajar (creator) agar mempertimbangkan ulang mengenai gaya
pembelajaran di kelas. Karena pada gaya Problem Based Learning (PBL) ini selain siswa/i yang
terlihat tidak bersemangat, guru juga kurang berperan dalam memberi motivasi terhadap siswa/i,
sehingga suasana kelas terasa monoton. Mungkin guru bisa sedikit lebih aktif dalam memberi
motivasi dan masukan mengenai pembelajaran sehingga siswa bisa lebih bersemangat dan kelas
terasa menyenangkan.

9
DAFTAR PUSTAKA
.

Setya Widyawati (2013), Filsafat Ilmu Sebagai Landasan Pengembangan Ilmu Pendidikan, Jurnal
Fakultas ISI Surakarta.

Sudarto Murtaufiq (2014), Telaah Kritis Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan, Fakultas Agama Islam
Universitas Islam Lamongan.

10

Anda mungkin juga menyukai