KATA PENGANTAR
Kami mengucapkan Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga akhirnya kami dapat
Makalah yang berjudul “implikasi dan implementasi filsafat ilmu dalma dunia
pendidikan dan dunia ilmu pengetahuan sosial” ini ditulis untuk memenuhi salah satu
mata kuliah Filsafat Ilmu. Pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah kami
menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang dengan
tulus ikhlas telah memberikan bantuan dan dorongan kepada kami dalam menyelesaikan
1. Bapak Bado Riyano,S.E., M.Si, selaku dosen mata kuliah Filsafat Ilmu
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya baik bentuk,
isi, maupun teknik penyajiannya. Oleh sebab itu, kritikan yang bersifat membangun dari
berbagai pihak akan penyusun terima dengan tangan terbuka serta sangat diharapkan.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Simpulan .......................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Pendidikan nasional adalah suatu sistem yang memuat teori praktek pelaksanaan
pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh filsafat bangsa yang
nasionalnya. Pendidikan nasional Indonesia adalah suatu sistem yang mengatur dan
menentukan teori dan pratek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan
dijiwai oleh flisafat bangsa Indonesia yang diabdikan demi kepentingan bangsa dan
pendidikan nasional Indonesia adalah suatu sistem yang mengatur dan menentukan teori
dan praktek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh filsafat
hidup bangsa “Pancasila” yang diabdikan demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia
memberikan pemahaman yang lebih baik tentang apa dan bagaimana itu pendidikan. Oleh
karena itu, dalam tulisan ini, Kami mencoba membahas tentang salah satu pendekatan
filosofis terhadap pendidikan, yaitu idealisme sebagai sistematika filsafat dan Implikasi
Bahasan terhadap pendekatan ini akan dilakukan dalam beberapa aspek, yaitu metafisika,
filosofis. Pendekatan-pendekatan itu pula yang membedakan satu aliran dengan aliran
yang lainnya.
4
b. Identifikasi Masalah
pendidikan yang masih rendah dan pemerataan pendidikan yang sesuai dengan standar
ujian nasional maka muncul beberapa permasalahan yang tidak seimbang antara kota dan
desa terutama daerah-daerah di luar pulau jawa, maka hasil UN di Indonesia tidak
seimbang antara perkotaan dengan pedesaan. Hal iu disebabkan oleh belum terpenuhi
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Dengan demikian Implikasi filsafat ilmu dalam pendidikan adalah keterlibatan filsafat
a. Metafisika
Metafisika adalah cabang filsafat yang mempelajari atau membahas hakikat realitas
b. Hakikat Realistis
Para filsuf idealis mengklaim bahwa hakikat realitas bersifat spiritual atau ideal. Bagi
substansi fundamental itu sifatnya nonmaterial, yaitu pikiran atau spirit atau roh.
Benda-benda yang bersifat material yang tampak nyata, sesungguhnya diturunkan dari
c. Hakikat Manusia
spiritual atau kejiwaan. Menurut Plato, setiap manusia memiliki tiga bagian jiwa,
yaitu nous (akal fikiran) yang merupakan bagian rasional,thumos (semangat atau
keberanian), dan epithumia (keinginan, kebutuhan atau nafsu). Dari ketiga bagian
jiwa tersebut akan muncul salah satunya yang dominan. Jadi, hakikat manusia
6
bukanlah badannya, melainkan jiwa atau spiritnya, manusia adalah makhluk berfikir,
mampu memilih atau makhluk yang memiliki kebebasan, hidup dengan suatu aturan
Progresivisme bukan merupakan bangunan filsafat atau aliran filsafat yang berdiri sendiri,
melainkan merupakan suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan pada tahun 1918.
Aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak
benar di masa mendatang. Pendidikan harus terpusat pada anak bukannya memfokuskan
3) Siswa belajar untuk mencari tahu sendiri jawaban dari masalah atau pertanyaan
yang timbul di awal pembelajaran. Dengan mendapatkan sendiri jawaban itu, siswa
3) Siswa menjadi orang yang mementingkan diri sendiri, ia menjadi manusia yang
tidak memiliki self discipline, dan tidak mau berkorban demi kepentingan umum.
7
Progresivisme berpendapat tidak ada teori realita yang umum. Pengalaman menurut
progresivisme bersifat dinamis dan temporal; menyala. tidak pernah sampai pada yang paling
ekstrem, serta pluralistis. Menurut progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya
pengalaman-pengalaman baru antara individu dengan nilai yang telah disimpan dalam
kehudayaan.
telah ada sejak awal peradaban umat manusia. Esensialisme muncul pada zaman
yang utama ialah dalam memberikan dasar berpijak pada pendidikan yang penuh
fleksibilitas, di mana serta terbuka untuk perubahan, toleran dan tidak ada keterkaitan
dengan doktrin tertentu. Esensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada
nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama yang memberikan kestabilan dan nilai-
nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas. Idealisme dan realisme adalah aliran
filsafat yang membentuk corak esensialisme. Dua aliran ini bertemu sebagai pendukung
esensialisme, akan tetapi tidak lebur menjadi satu dan tidak melepaskan sifatnya yang
sejarah timbulnya konsep-konsep pikir yang disebut esensialisme, karena itu timbul pada
zaman itu, esensialisme adalah konsep meletakkan sebagian ciri alam pikir modern.
dan dogmatis abad pertengahan. Maka, disusunlah konsep yang sistematis dan
menyeluruh mengenai manusia dan alam semesta, yang memenuhi tuntutan zaman.
benar adalah realitas abadi yang disajikan dalam buku-buku besar dari peradaban
barat. Great Book tersebut dapat digunakan namun bukan untuk mereka sendiri
ini.
dapat diubah dalam kehidupan sosial. Mereka mengakui evolusi manusia dalam
sejarah, namun evolusi itu harus terjadi sebagai hasil desakan masyarakat secara
2) Para pemikir esensialis pada umumnya tidak memiliki kesatuan garis karena
bahkan memandang seni dan ilmu sastra sebagai embel-embel dan merasa bahwa
pelajaran IPA dan teknik serta kejuruan yang sukar adalah hal-hal yang benar-
benar penting yang diperlukan siswa agar dapat memberi kontribusi pada
masyarakat.
3) Peran guru sangat dominan sebagai seorang yang menguasai lapangan, dan
merupakan model yang sangat baik untuk digugu dan ditiru. Guru merupakan
9
orang yang menguasai pengetahuan dan kelas dibawah pengaruh dan pengawasan
guru. Jadi, inisiatif dalam pendidikan ditekankan pada guru, bukan pada siswa.
Aliran Perenialisme merupakan suatu aliran dalam pendidikan yang lahir pada abad
kedua puluh. Perenialisme berasal dari kata perennial yang berarti abadi, kekal, atau
sesuatu yang baru. Jalan yang ditempuh oleh kaum perenialis adalah dengan jalan mundur
ke belakang, dengan menggunakan kembali nilai nilai atau prinsip prinsip umum yang
telah menjadi pandangan hidup yang kuat dan kukuh pada zaman kuno dan abad
pertengahan.
baik teori maupun praktik bagi kebudayaan dan pendidikan zaman sekarang.
2) Pendidikan ditekankan pada kebenaran absolut yang bersifat universal yang tidak
nilai atau prinsip-prinsip umum yang menjadi pandangan hidup yang kokoh pada
10
lebih banyak mengarahkan perhatiannya pada kebudayaan ideal yang telah teruji
dan tangguh.
sains. Untuk menjadi terpelajar secara kultural, para siswa harus berhadapan pada
bidang-bidang seni dan sains yang merupakan karya terbaik dan paling significant
mengharuskan siswanya untuk membaca Moby Dick nya Melville atau drama-
drama Shakespeare.
hari. Pendidikan yang menganut paham ini menekankan pada kebenaran absolut,
kebenaran universal yang tidak terkait pada tempat dan waktu aliran ini lebih
abadi, hal ini akan berdampak pada kurangnya perhatian pada realitas peserta
Menurut paham Idealisme bahwa yang sesungguhnya nyata adalah ruh, mental atau jiwa.
Alam semesta ini tidak akan berarti apa-apa jika tidak ada manusia yang punya
dan dipersepsikan oleh otak manusia. Waktu dan sejarah baru ada karena adanya
gambaran mental hasil pemikiran manusia.Dahulu, sekarang atau nanti adalah gambaran
mental manusia. Ludwig Noiré berpendapat "The only space or place of the world is the
soul," and "Time must not be assumed to exist outside the soul”.
e. Eksistensialisme Pendidikan
Eksistensialisme yaitu suatu usaha untuk menjadikan masalah menjadi konkret karena
adanya manusia dan dunia. Menurut Sartre eksistensialisme yaitu filsafat yang memberi
penekanan eksistensi yang mendahului esensi. Memandang segala gejala yang ada
berpangkal kepada eksistensi. Dengan adanya eksistensi akan penuh dengan lukisan-
Eksistensi sendiri yaitu eks artinya keluar, sintesi artinya berdiri; jadi eksistensi adalah
berdiri sebagai diri sendiri. Menurut Heideggard “Das wesen des daseins liegh in seiner
Existenz” , da-sein adalah tersusun dari dad an sein. “da” disana. Sein berarti berada. Jadi
artinya manusia sadar dengan tempatnya. Menurut Sartre adanya manusia itu bukanlah
“etre” melainkan “ a etre” yang artinya manusia itu tidak hanya ada tetapi dia selamanya
Kelebihan Eksistensialisme
makna.
12
2) Memberi semangat dan sikap yang dapat diterapkan dalam usaha pendidikan.
Kekurangan Eksistensialisme
1) Sangat tidak puas dengan sistem filsafat tradisional yang bersifat dangkal,
1. Pengertian
potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan
kemanusiaan universal. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi
Jadi implementasi filsafat ilmu dalam pendidikan adalah penerapan filsafat ilmu dalam
upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi
cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam
perjalanan hidupnya.
William T. Harris adalah tokoh aliran pendidikan idealisme yang sangat berpengaruh di
Amerika Serikat. Bahkan, jumlah tokoh filosof Amerika kontemporer tidak sebanyak
seperti tokoh-tokoh idealisme yang seangkatan dengan Herman Harrell Horne (1874-
13
Demikian pula B.B. Bogoslovski, dan William E. Hocking. Kemudian muncul pula
Plato di bidang teori pendidikan. Di Italia, Giovanni Gentile Menteri bidang Instruksi
Publik pada Kabinet Mussolini pertama, keluar dari reformasi pendidikan karena
berpegang pada prinsip-prinsip filsafat idealisme sebagai perlawanan terhadap dua aliran
Idealisme sangat concern tentang keberadaan sekolah. Aliran inilah satu-satunya yang
melakukan oposisi secara fundamental terhadap naturalisme. Pendidikan harus terus eksis
sebagai lembaga untuk proses pemasyarakatan manusia sebagai kebutuhan spiritual, dan
tidak sekadar kebutuhan alam semata. Gerakan filsafat idealisme pada abad ke-19 secara
Para murid yang menikmati pendidikan di masa aliran idealisme sedang gencar-
(approach) secara khusus. Sebab, pendekatan dipandang sebagai cara yang sangat
penting. Giovanni Gentile pernah mengemukakan, “Para guru tidak boleh berhenti hanya
di tengah pengkelasan murid, atau tidak mengawasi satu persatu muridnya atau tingkah
lakunya. Seorang guru mesti masuk ke dalam pemikiran terdalam dari anak didik,
sehingga kalau perlu ia berkumpul hidup bersama para anak didik. Guru jangan hanya
membaca beberapa kali spontanitas anak yang muncul atau sekadar ledakan kecil yang
Bagi aliran idealisme, anak didik merupakan seorang pribadi tersendiri, sebagai makhluk
spiritual. Mereka yang menganut paham idealisme senantiasa memperlihatkan bahwa apa
yang mereka lakukan merupakan ekspresi dari keyakinannya, sebagai pusat utama
pengalaman pribadinya sebagai makhluk spiritual. Tentu saja, model pemikiran filsafat
idealisme ini dapat dengan mudah ditransfer ke dalam sistem pengajaran dalam kelas.
Guru yang menganut paham idealisme biasanya berkeyakinan bahwa spiritual merupakan
suatu kenyataan, mereka tidak melihat murid sebagai apa adanya, tanpa adanya spiritual.
3. Tujuan Pendidikan
dan diri pribadi (self) siswa. Mengingat bakat manusia berbeda-beda maka pendidikan
yang diberikan kepada setiap orang harus sesuai dengan bakatnya masing-masing.
Sejak idealisme sebagai paham filsafat pendidikan menjadi keyakinan bahwa realitas
adalah pribadi, maka mulai saat itu dipahami tentang perlunya pengajaran secara
individual. Pola pendidikan yang diajarkan fisafat idealisme berpusat dari idealisme.
Pengajaran tidak sepenuhnya berpusat dari anak, atau materi pelajaran, juga bukan
masyarakat, melainkan berpusat pada idealisme. Maka, tujuan pendidikan menurut paham
idealisme terbagai atas tiga hal, tujuan untuk individual, tujuan untuk masyarakat, dan
Pendidikan idealisme untuk individual antara lain bertujuan agar anak didik bisa menjadi
kaya dan memiliki kehidupan yang bermakna, memiliki kepribadian yang harmonis dan
penuh warna, hidup bahagia, mampu menahan berbagai tekanan hidup, dan pada akhirnya
diharapkan mampu membantu individu lainnya untuk hidup lebih baik. Sedangkan tujuan
kepada yang lain. Seseorang tidak sekadar menuntuk hak pribadinya, namun hubungan
manusia yang satu dengan yang lainnya terbingkai dalam hubungan kemanusiaan yang
saling penuh pengertian dan rasa saling menyayangi. Sedangkan tujuan secara sintesis
dimaksudkan sebagai gabungan antara tujuan individual dengan sosial sekaligus, yang
4. Kurikulum Pendidikan
Kurikulum yang digunakan dalam pendidikan yang beraliran idealisme harus lebih
memfokuskan pada isi yang objektif. Pengalaman haruslah lebih banyak daripada
aktual.
5. Metode Pendidikan
Tidak cukup mengajar siswa tentang bagaimana berfikir, sangat penting bahwa apa yang
sosia, meningkatkan minat terhadap isi mata pelajaran, dan mendorong siswa untuk
Para filusuf idealisme mempunyai harapan yang tinggi dari para guru. Keunggulan harus
ada pada guru, baik secara moral maupun intelektual. Tidak ada satu unsur pun yang lebih
penting di dalam sistem sekolah selain guru. Guru hendaknya “bekerjasama dengan alam
Guru dalam sistem pengajaran yang menganut aliran idealisme berfungsi sebagai:
b. Guru harus seorang spesialis dalam suatu ilmu pengetahuan dari siswa
d. Guru haruslah menjadi pribadi terbaik, sehingga disegani oleh para murid
f. Guru harus menjadi pribadi yang mampu membangkitkan gairah murid untuk belajar
h. Guru harus rajib beribadah, sehingga menjadi insan kamil yang bisa menjadi teladan
para siswanya
j. Guru harus mampu mengapresiasi terhadap subjek yang menjadi bahan ajar yang
diajarkannya
k. Tidak hanya murid, guru pun harus ikut belajar sebagaimana para siswa belajar
Penerapan filsafat dalam sisi humanism yaitu mengembangkan manusia dari segi
keterampilan dan praktek khidup, sedangkan dari sisi aspek akademik yaitu menekankan
nilai kognitif dan ilmu murninya. Keduanya merupakan aspek penting yang tidak dapat
dipisahkan karena berperan untuk terus menganalisa dan mengkritisi aspek akademik dan
Belajar filsafat ilmu bagi mahasiswa sangat penting, karena beberapa manfaat yang dapat
1) Dengan mempelajari filsafat ilmu diharapkan mahasiswa semakin kritis dalam sikap
ilmiahnya.
2) Mempelajari filsafat ilmu mendatangkan kegunaan bagi para mahasiswa sebagai calon
ilmuwan untuk mendalami metode ilmiah dan untuk melakukan penelitian ilmiah.
3) Mempelajari filsafat ilmu memiliki manfaat praktis. Setelah mahasiswa lulus dan bekerja
4) Membiasakan diri untuk bersikap logis-rasional dalam Opini & argumentasi yang
dikemukakan.
para ahli filsafat tidak pernah memiliki satu pendapat, baik dalam isi, perumusan
Sehingga secara singkat filsafat dapat dianggap sebagai berpikir atau polapikir. Berfikir yang
dimaksud adalah berfikir yang bersifat menyeluruh, mendasar dan spekulatif. Sehingga orang
yang berfilsafat berarti orang tersebut berupaya melakukan pemikiran yang mendalam dan
sistematis tentang berbagai permasalahan yang berkembang agar memiliki posisi dan
pandangan yang jelas tentang suatu permasalahan tersebut. Akan tetapi sebenarnya berfilsafat
itu lebih dari sekedar pola pikir, karena berfilsafat juga merupakan pola rasa atau pola hati
dan polakrida.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa berfikir secara filsafat berbeda dengan berfikir
biasa, yang membedakan adalah metode yang digunakannya. Berfikir biasa adalah
berfikirnya orang awam, yaitu berfikirnya masih tercampur, tidak berpola dan tidak
sistematis. Sedangkan berfikir secara filsafat adalah berfikir secara ilmiah, logis dan
diperkuat oleh efiden. Berfikir memang merupakan hal yang lazim dilakukan oleh semua
orang, tidak hanya dari kalangan tertentu saja, tapi semua kalangan masyarakat. Tetapi tidak
semua dari mereka yang berfikir filsafat dalam kehidupan sehari-harinya. Padahal berfikir
filsafat sangatlah penting untuk semua orang dalam rangka menjalani aktivitas sehari-hari,
atau untuk mencari solusi bagi sebuah permasalahan. Jika ditelaah secara mendalam, begitu
banyak manfaat, serta pertanyaan-pertanyaan yang mungkin orang lain tidak pernah
Banyak manfaat yang di ambil dari mempelajari filsafat. Itulah sebabnya mengapa setiap
orang diharapkan untuk selalu berfikir filsafat kapanpun, dimanapun, dan dalam situasi
apapun ia berada. Namun kenyatannya, banyak orang yang masih bingung atau tidak tahu
tentang perbedaan cara berfikir secara filsafat dan berfikir biasa. Banyak orang yang salah
mengartikan, bahwa orang yang berfikir berarti berfilsafat. Padahal sebenarnya orang berfikir
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa filsafat ilmu memiliki peranan
pendidikan di dunia ini mengikuti aliran-aliran filsafat pendidikan yang ada yaitu:
dalma dunia pendidikan dan dunia ilmu pengetahuan sosial ini kita bisa memahami
bagaimana para ahli pemikir yang memikirkankan tentang sesuatu yang ditelitinya
walaupun hanya sedikit dan juga sedikit pemahaman tentang dunia pendidikan dan
dunia ilmu Pengetahuan Sosial. Kami juga sebagai pemakalah dari tema ini sangat
dosen Mata Kuliah kami untuk memberikan sedikit motivasi terhadap makalah yang
kami buat ini secara bersama. Demikianlah ynag dapat kami sampaikan, kami
ucapkan terimakasih.
20
DAFTAR PUSTAKA
http://aniek24.blogspot.com/2015/02/makalah-implikasi-filsafat-ilmu-dalam.html (laman
Surajiyo. 2005. filsafat ilmu dan perkembangannya di indonesia suatu pengantar. Jakrta:
PT Bumi Askara