Anda di halaman 1dari 20

1

KATA PENGANTAR

Kami mengucapkan Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga akhirnya kami dapat

menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktunya.

Makalah yang berjudul “implikasi dan implementasi filsafat ilmu dalma dunia

pendidikan dan dunia ilmu pengetahuan sosial” ini ditulis untuk memenuhi salah satu

mata kuliah Filsafat Ilmu. Pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah kami

menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang dengan

tulus ikhlas telah memberikan bantuan dan dorongan kepada kami dalam menyelesaikan

makalah ini, terutama kepada :

1. Bapak Bado Riyano,S.E., M.Si, selaku dosen mata kuliah Filsafat Ilmu

2. Kelompok 5 atas kerja samanya untuk menyusun makalah ini

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya baik bentuk,

isi, maupun teknik penyajiannya. Oleh sebab itu, kritikan yang bersifat membangun dari

berbagai pihak akan penyusun terima dengan tangan terbuka serta sangat diharapkan.

Semoga kehadiran makalh ini memenuhi sasarannya.

Jakarta, 03 July 2018

Penyusun
2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................1

DAFTAR ISI............................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ................................................................................3

B. Indentifikasi Masalah .....................................................................4

C. Tujuan Penulisan ............................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. Implikasi Filsafat Ilmu dalam Dunia Pendidikan

1. Pengertian Implikasi ................................................................5

2. Konsep Dasar Filsafat Umum Idiologis ...................................5

3. Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan ............................................6

B. Implementasi Filsafat Ilmu dalam Dunia Pendidikan

1. Pengertian Implementasi .........................................................12

2. Implementasi Terhadap Pendidikan ........................................12

3. Tujuan Pendidikan ..................................................................14

4. Kurikulum Pendidikan ............................................................15

5. Metode Pendidikan .................................................................15

6. Peran Guru dan Siswa .............................................................16

C. Implementasi Filsafat Ilmu dalam Ilmu Pengetahuan Sosial ........17

D. Pentingnya Belajar Filsafat Ilmu bagi Mahasiswa........................17

BAB III PENUTUP

A. Simpulan .......................................................................................19

B. Saran dan Pesan ............................................................................19

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................20


3

BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Pendidikan nasional adalah suatu sistem yang memuat teori praktek pelaksanaan

pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh filsafat bangsa yang

bersangkutan guna diabdikan kepada bangsa itu untuk merealisasikan cita-cita

nasionalnya. Pendidikan nasional Indonesia adalah suatu sistem yang mengatur dan

menentukan teori dan pratek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan

dijiwai oleh flisafat bangsa Indonesia yang diabdikan demi kepentingan bangsa dan

negara Indonesia guna memperlanar mencapai cita-cita nasional Indonesia. Filsafat

pendidikan nasional Indonesia adalah suatu sistem yang mengatur dan menentukan teori

dan praktek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh filsafat

hidup bangsa “Pancasila” yang diabdikan demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia

dalam usaha merealisasikan cita-cita bangsa dan negara Indonesia.

Dalam perkembangannya, pendidikan mendapatkan beberapa pendasaran guna

memberikan pemahaman yang lebih baik tentang apa dan bagaimana itu pendidikan. Oleh

karena itu, dalam tulisan ini, Kami mencoba membahas tentang salah satu pendekatan

filosofis terhadap pendidikan, yaitu idealisme sebagai sistematika filsafat dan Implikasi

Idealisme dalam Pendidikan.

Bahasan terhadap pendekatan ini akan dilakukan dalam beberapa aspek, yaitu metafisika,

epistemologis dan aksiologis. Dari aspek-aspek tersebut dapat ditarik kesimpulan,

bagaimana sebenarnya pendekatan Idealisme terhadap Pendidikan dalam perspektif

filosofis. Pendekatan-pendekatan itu pula yang membedakan satu aliran dengan aliran

yang lainnya.
4

b. Identifikasi Masalah

Permasalahan pendidikan di Indonesia masih banyak dan beragam yaitu kualitas

pendidikan yang masih rendah dan pemerataan pendidikan yang sesuai dengan standar

pendidikan nasional masih belum tercapai, sehingga ketika pemerintah melaksanakan

ujian nasional maka muncul beberapa permasalahan yang tidak seimbang antara kota dan

desa terutama daerah-daerah di luar pulau jawa, maka hasil UN di Indonesia tidak

seimbang antara perkotaan dengan pedesaan. Hal iu disebabkan oleh belum terpenuhi

standar sarana-prasana, standar proses, standar kompetensi guru dan lain-lain.

c. Rumusan Masalah Landasan Teori

1. Apa definisi implikasi filsafat ilmu?

2. Apa saja konsep dasar filsafat umum idiologis?

3. Apa saja aliran-aliran filsafat pendidikan?

4. Apa definisi implementasi filsafat ilmu?

5. Bagaimanakah Implementasi dalam dunia Pendidikan?

6. Apa saja Tujuan Pendidikan di dalam Implikasinya?

7. Apa saja kurikulum pendidikan di dalam Implikasinya?

8. Bagaimanakah metode pendidikan selama ini?

9. Bagaimanakah peran guru dan siswa dalam dunia pendidikan?

10. Implementasi Filsafat Ilmu dalam dunia Ilmu Pengetahuan Sosial?

11. Pentingnya Belajar Filsafat Ilmu bagi Mahasiswa


5

BAB II

PEMBAHASAN

A. Implikasi Filsafat Ilmu Dalam Dunia Pendidikan

1. Pengertian

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia: Implikasi adalah keterlibatan.

Dengan demikian Implikasi filsafat ilmu dalam pendidikan adalah keterlibatan filsafat

imu dalam mengembangkan pendidikan.

2. Konsep Dasar Filsafat Umum Idiologis

a. Metafisika

Metafisika adalah cabang filsafat yang mempelajari atau membahas hakikat realitas

(segala sesuatu yang ada) secara menyeluruh (komprehensif).

b. Hakikat Realistis

Para filsuf idealis mengklaim bahwa hakikat realitas bersifat spiritual atau ideal. Bagi

penganut idealisme, realitas diturunkan dari suatu substansi fundamental, adapun

substansi fundamental itu sifatnya nonmaterial, yaitu pikiran atau spirit atau roh.

Benda-benda yang bersifat material yang tampak nyata, sesungguhnya diturunkan dari

pikiran atau jiwa atau roh.

c. Hakikat Manusia

Menurut para filsuf idealisme bahwa manusia hakikatnya bersifat

spiritual atau kejiwaan. Menurut Plato, setiap manusia memiliki tiga bagian jiwa,

yaitu nous (akal fikiran) yang merupakan bagian rasional,thumos (semangat atau

keberanian), dan epithumia (keinginan, kebutuhan atau nafsu). Dari ketiga bagian

jiwa tersebut akan muncul salah satunya yang dominan. Jadi, hakikat manusia
6

bukanlah badannya, melainkan jiwa atau spiritnya, manusia adalah makhluk berfikir,

mampu memilih atau makhluk yang memiliki kebebasan, hidup dengan suatu aturan

moral yang jelas dan bertujuan.

3. Aliran-aliran Filsafat Pendidikan

Beberapa aliran filsafat pendidikan, yaitu sebagai berikut :

a. Filsafat pendidikan progresivisme, yang didukung oleh filsafat pragmatisme.

Progresivisme bukan merupakan bangunan filsafat atau aliran filsafat yang berdiri sendiri,

melainkan merupakan suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan pada tahun 1918.

Aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak

benar di masa mendatang. Pendidikan harus terpusat pada anak bukannya memfokuskan

pada guru atau bidang muatan.

 Kelebihan Filsafat Pendidikan Progresivisme

1) Siswa diberi kebebasan untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya.

2) Siswa diberi kebebasan untuk mengemukakan pendapatnya.

3) Siswa belajar untuk mencari tahu sendiri jawaban dari masalah atau pertanyaan

yang timbul di awal pembelajaran. Dengan mendapatkan sendiri jawaban itu, siswa

pasti akan lebih mengingat materi yang sedang dipelajari.

4) Membentuk output yang dihasilkan dari pendidikan di sekolah memilki keahlian

dan kecakapan yang langsung dapat diterapkan di masyarakat luas.

 Kekurangan Filsafat Pendidikan Progresivisme

1) Mengabaikan kurikulum yang telah ditentukan, yang menjadi tradisi sekolah.

2) Mengurangi bimbingan dan pengaruh guru. Siswa memilih aktivitas sendiri.

3) Siswa menjadi orang yang mementingkan diri sendiri, ia menjadi manusia yang

tidak memiliki self discipline, dan tidak mau berkorban demi kepentingan umum.
7

Progresivisme berpendapat tidak ada teori realita yang umum. Pengalaman menurut

progresivisme bersifat dinamis dan temporal; menyala. tidak pernah sampai pada yang paling

ekstrem, serta pluralistis. Menurut progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya

pengalaman-pengalaman baru antara individu dengan nilai yang telah disimpan dalam

kehudayaan.

b. Filsafat pendidikan esensialime. yang didukung oleh idealisme dan realisme.

Esensialisme adalah pendidikan yang di dasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang

telah ada sejak awal peradaban umat manusia. Esensialisme muncul pada zaman

Renaissance dengan ciri-ciri utama yang berbeda dengan progresivisme. Perbedaannya

yang utama ialah dalam memberikan dasar berpijak pada pendidikan yang penuh

fleksibilitas, di mana serta terbuka untuk perubahan, toleran dan tidak ada keterkaitan

dengan doktrin tertentu. Esensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada

nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama yang memberikan kestabilan dan nilai-

nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas. Idealisme dan realisme adalah aliran

filsafat yang membentuk corak esensialisme. Dua aliran ini bertemu sebagai pendukung

esensialisme, akan tetapi tidak lebur menjadi satu dan tidak melepaskan sifatnya yang

utama pada dirinya masing-masing. Dengan demikian Renaissance adalah pangkal

sejarah timbulnya konsep-konsep pikir yang disebut esensialisme, karena itu timbul pada

zaman itu, esensialisme adalah konsep meletakkan sebagian ciri alam pikir modern.

Esensialisme pertama-tama muncul dan merupakan reaksi terhadap simbolisme mutlak

dan dogmatis abad pertengahan. Maka, disusunlah konsep yang sistematis dan

menyeluruh mengenai manusia dan alam semesta, yang memenuhi tuntutan zaman.

 Kelebihan Filsafat Esensialisme


8

1) Esensialisme membantu untuk mengembalikan subject matter ke dalam proses

pendidikan, namun tidak mendukung perenialisme, bahwa subject matter yang

benar adalah realitas abadi yang disajikan dalam buku-buku besar dari peradaban

barat. Great Book tersebut dapat digunakan namun bukan untuk mereka sendiri

melainkan untuk dihubungkan dengan kenyataan-kenyataan yang ada pada dewasa

ini.

2) Esensialis berpendapat bahwa perubahan merupaka suatu kenyataan yang tidak

dapat diubah dalam kehidupan sosial. Mereka mengakui evolusi manusia dalam

sejarah, namun evolusi itu harus terjadi sebagai hasil desakan masyarakat secara

terus-menerus. Perubahan terjadi sebagai kemampuan imtelegensi manusia yang

mampu mengenal kebutuhan untuk mengadakan amandemen cara-cara bertindak,

organisasi, dan fungsi sosial.

 Kekurangan Filsafat Esensialisme

1) Menurut esensialis, sekolah tidak boleh mempengaruhi atau menetapkan

kebijakan-kebijakan sosial. Hal ini mengakibatkan adanya orientasi yang terikat

tradisi pada pendidikan sekolah yang akan mengindoktrinasi siswa dan

menyampingkan kemugkinan perubahan.

2) Para pemikir esensialis pada umumnya tidak memiliki kesatuan garis karena

mereka berpedoman pada filsafat yang berbeda. Beberapa pemikir esensialis

bahkan memandang seni dan ilmu sastra sebagai embel-embel dan merasa bahwa

pelajaran IPA dan teknik serta kejuruan yang sukar adalah hal-hal yang benar-

benar penting yang diperlukan siswa agar dapat memberi kontribusi pada

masyarakat.

3) Peran guru sangat dominan sebagai seorang yang menguasai lapangan, dan

merupakan model yang sangat baik untuk digugu dan ditiru. Guru merupakan
9

orang yang menguasai pengetahuan dan kelas dibawah pengaruh dan pengawasan

guru. Jadi, inisiatif dalam pendidikan ditekankan pada guru, bukan pada siswa.

c. Filsafat pendidikan perenialisme yang didukung oleh idealisme.

Aliran Perenialisme merupakan suatu aliran dalam pendidikan yang lahir pada abad

kedua puluh. Perenialisme berasal dari kata perennial yang berarti abadi, kekal, atau

selalu. Perenialisme lahir sebagai suatu reaksi terhadap pendidikan progresif.

Perenialisme menentang pandangan progresivisme yang menekankan perubahan dan

sesuatu yang baru. Jalan yang ditempuh oleh kaum perenialis adalah dengan jalan mundur

ke belakang, dengan menggunakan kembali nilai nilai atau prinsip prinsip umum yang

telah menjadi pandangan hidup yang kuat dan kukuh pada zaman kuno dan abad

pertengahan.

 Kelebihan Filsafat Perenialisme

1) Perenialisme tetap percaya terhadap asas pembentukan kebiasaan dalam

permulaan pendidikan anak. Kecakapan membaca, menulis, dan berhitung

merupakan landasan dasar. Dan berdasarkan pentahapan itu maka learning to

reason menjadi tujuan pokok pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

Belajar sebagai persiapan hidup. Perenialisme memandang pendidikan sebagai

jalan kembali atau proses mengembalikan keadaan manusia sekarang seperti

dalam kebudayaan ideal. Perenialisme memberikan sumbangan yang berpengaruh

baik teori maupun praktik bagi kebudayaan dan pendidikan zaman sekarang.

2) Pendidikan ditekankan pada kebenaran absolut yang bersifat universal yang tidak

terikat pada tempat dan waktu. Perenialisme menekankan pada keabadian,

keidealan, kebenaran, dan keindahan. Perenialisme mengangkat kembali nilai-

nilai atau prinsip-prinsip umum yang menjadi pandangan hidup yang kokoh pada
10

zaman kuno dan abad pertengahan. Dalam pandangan perenialisme pendidikan

lebih banyak mengarahkan perhatiannya pada kebudayaan ideal yang telah teruji

dan tangguh.

3) Kurikulum menekankan pada perkembangan intelektual siswa pada seni dan

sains. Untuk menjadi terpelajar secara kultural, para siswa harus berhadapan pada

bidang-bidang seni dan sains yang merupakan karya terbaik dan paling significant

yang diciptakan oleh manusia. Contohnya, seorang guru bahasa Inggris

mengharuskan siswanya untuk membaca Moby Dick nya Melville atau drama-

drama Shakespeare.

 Kekurangan Filsafat Perenialisme

1) Pengetahuan dianggap lebih penting dan kurang memperhatikan kegiatan sehari-

hari. Pendidikan yang menganut paham ini menekankan pada kebenaran absolut,

kebenaran universal yang tidak terkait pada tempat dan waktu aliran ini lebih

berorientasi ke masa lalu.

2) Perenialis kurang menerima adanya perubahan-perubahan, karena menurut

mereka perubahan banyak menimbulkan kekacauan, ketidakpastian,dan

ketidakteraturan, terutama dalam kehidupan moral, intelektual, dan sosio-kultural.

3) Focus perenialis mengenai kurikulum adalah pada disiplin-disiplin pengetahuan

abadi, hal ini akan berdampak pada kurangnya perhatian pada realitas peserta

didik dan minat-minat siswa.

d. Konsep dasar Aliran Idealisme

Menurut paham Idealisme bahwa yang sesungguhnya nyata adalah ruh, mental atau jiwa.

Alam semesta ini tidak akan berarti apa-apa jika tidak ada manusia yang punya

kecerdasan dan kesadaran atas keberadaannya.Materi apapun ada karena diindra


11

dan dipersepsikan oleh otak manusia. Waktu dan sejarah baru ada karena adanya

gambaran mental hasil pemikiran manusia.Dahulu, sekarang atau nanti adalah gambaran

mental manusia. Ludwig Noiré berpendapat "The only space or place of the world is the

soul," and "Time must not be assumed to exist outside the soul”.

e. Eksistensialisme Pendidikan

Eksistensialisme yaitu suatu usaha untuk menjadikan masalah menjadi konkret karena

adanya manusia dan dunia. Menurut Sartre eksistensialisme yaitu filsafat yang memberi

penekanan eksistensi yang mendahului esensi. Memandang segala gejala yang ada

berpangkal kepada eksistensi. Dengan adanya eksistensi akan penuh dengan lukisan-

lukisan yang konkret dengan metode fenomenologi (cara keberadaan manusia).

Eksistensi sendiri yaitu eks artinya keluar, sintesi artinya berdiri; jadi eksistensi adalah

berdiri sebagai diri sendiri. Menurut Heideggard “Das wesen des daseins liegh in seiner

Existenz” , da-sein adalah tersusun dari dad an sein. “da” disana. Sein berarti berada. Jadi

artinya manusia sadar dengan tempatnya. Menurut Sartre adanya manusia itu bukanlah

“etre” melainkan “ a etre” yang artinya manusia itu tidak hanya ada tetapi dia selamanya

harus dibentuk tidak henti-hentinya.

Menurut Parkey (1998) aliran eksistensialisme terbagi menjadi 2, yaitu; bersifat

theistic(bertuhan) dan atheistic. Menurut eksistensialisme sendiri ada 3 jenis; tradisional,

spekulatif dan skeptif. Eksistensialisme sangat berhubungan dengan pendidikan karena

pusat pembicaraan eksistensialisme adalah keberadaan manusia sedangkan pendidikan

hanya dilakukan oleh manusia.

 Kelebihan Eksistensialisme

1) Menekankan pada individu sebagai sumber pengetahuan tentang hidup dan

makna.
12

2) Memberi semangat dan sikap yang dapat diterapkan dalam usaha pendidikan.

 Kekurangan Eksistensialisme

1) Sangat tidak puas dengan sistem filsafat tradisional yang bersifat dangkal,

akademis dan jauh dari kehidupan.

2) Penolakan untuk dimasukkan dalam aliran filsafat tertentu.

B. Implementasi Filsafat Ilmu Dalam Dunia Pendidikan

1. Pengertian

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia: Implementasi adalah penerapan.

Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik

potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan

dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita

kemanusiaan universal. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi

mengenai masalah-masalah pendidikan.

Jadi implementasi filsafat ilmu dalam pendidikan adalah penerapan filsafat ilmu dalam

upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi

cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam

perjalanan hidupnya.

2. Implementasi Terhadap Pendidikan

Aliran filsafat idealisme terbukti cukup banyak memperhatikan masalah-masalah

pendidikan, sehingga cukup berpengaruh terhadap pemikiran dan praktik pendidikan.

William T. Harris adalah tokoh aliran pendidikan idealisme yang sangat berpengaruh di

Amerika Serikat. Bahkan, jumlah tokoh filosof Amerika kontemporer tidak sebanyak

seperti tokoh-tokoh idealisme yang seangkatan dengan Herman Harrell Horne (1874-
13

1946). Belakangan, muncul pula Michael Demiashkevitch, yang menulis tentang

idealisme dalam pendidikan dengan efek khusus.

Demikian pula B.B. Bogoslovski, dan William E. Hocking. Kemudian muncul pula

Rupert C. Lodge (1888-1961), profesor di bidang logika dan sejarah filsafat di

Universitas Maitoba. Dua bukunya yang mencerminkan kecemerlangan pemikiran Rupert

dalam filsafat pendidikan adalah Philosophy of Educationdan studi mengenai pemikirian

Plato di bidang teori pendidikan. Di Italia, Giovanni Gentile Menteri bidang Instruksi

Publik pada Kabinet Mussolini pertama, keluar dari reformasi pendidikan karena

berpegang pada prinsip-prinsip filsafat idealisme sebagai perlawanan terhadap dua aliran

yang hidup di negara itu sebelumnya, yaitu positivisme dan naturalisme.

Idealisme sangat concern tentang keberadaan sekolah. Aliran inilah satu-satunya yang

melakukan oposisi secara fundamental terhadap naturalisme. Pendidikan harus terus eksis

sebagai lembaga untuk proses pemasyarakatan manusia sebagai kebutuhan spiritual, dan

tidak sekadar kebutuhan alam semata. Gerakan filsafat idealisme pada abad ke-19 secara

khusus mengajarkan tentang kebudayaan manusia dan lembaga kemanusiaan sebagai

ekspresi realitas spiritual.

Para murid yang menikmati pendidikan di masa aliran idealisme sedang gencar-

gencarnya diajarkan memperoleh pendidikan dengan mendapatkan pendekatan

(approach) secara khusus. Sebab, pendekatan dipandang sebagai cara yang sangat

penting. Giovanni Gentile pernah mengemukakan, “Para guru tidak boleh berhenti hanya

di tengah pengkelasan murid, atau tidak mengawasi satu persatu muridnya atau tingkah

lakunya. Seorang guru mesti masuk ke dalam pemikiran terdalam dari anak didik,

sehingga kalau perlu ia berkumpul hidup bersama para anak didik. Guru jangan hanya

membaca beberapa kali spontanitas anak yang muncul atau sekadar ledakan kecil yang

tidak banyak bermakna.


14

Bagi aliran idealisme, anak didik merupakan seorang pribadi tersendiri, sebagai makhluk

spiritual. Mereka yang menganut paham idealisme senantiasa memperlihatkan bahwa apa

yang mereka lakukan merupakan ekspresi dari keyakinannya, sebagai pusat utama

pengalaman pribadinya sebagai makhluk spiritual. Tentu saja, model pemikiran filsafat

idealisme ini dapat dengan mudah ditransfer ke dalam sistem pengajaran dalam kelas.

Guru yang menganut paham idealisme biasanya berkeyakinan bahwa spiritual merupakan

suatu kenyataan, mereka tidak melihat murid sebagai apa adanya, tanpa adanya spiritual.

3. Tujuan Pendidikan

Menurut para filsuf idealisme, pendidikan bertujuan membantu perkembangan pikiran

dan diri pribadi (self) siswa. Mengingat bakat manusia berbeda-beda maka pendidikan

yang diberikan kepada setiap orang harus sesuai dengan bakatnya masing-masing.

Sejak idealisme sebagai paham filsafat pendidikan menjadi keyakinan bahwa realitas

adalah pribadi, maka mulai saat itu dipahami tentang perlunya pengajaran secara

individual. Pola pendidikan yang diajarkan fisafat idealisme berpusat dari idealisme.

Pengajaran tidak sepenuhnya berpusat dari anak, atau materi pelajaran, juga bukan

masyarakat, melainkan berpusat pada idealisme. Maka, tujuan pendidikan menurut paham

idealisme terbagai atas tiga hal, tujuan untuk individual, tujuan untuk masyarakat, dan

campuran antara keduanya.

Pendidikan idealisme untuk individual antara lain bertujuan agar anak didik bisa menjadi

kaya dan memiliki kehidupan yang bermakna, memiliki kepribadian yang harmonis dan

penuh warna, hidup bahagia, mampu menahan berbagai tekanan hidup, dan pada akhirnya

diharapkan mampu membantu individu lainnya untuk hidup lebih baik. Sedangkan tujuan

pendidikan idealisme bagi kehidupan sosial adalah perlunya persaudaraan sesama

manusia. Karena dalam spirit persaudaraan terkandung suatu pendekatan seseorang


15

kepada yang lain. Seseorang tidak sekadar menuntuk hak pribadinya, namun hubungan

manusia yang satu dengan yang lainnya terbingkai dalam hubungan kemanusiaan yang

saling penuh pengertian dan rasa saling menyayangi. Sedangkan tujuan secara sintesis

dimaksudkan sebagai gabungan antara tujuan individual dengan sosial sekaligus, yang

juga terekspresikan dalam kehidupan yang berkaitan dengan Tuhan.

Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis,

harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan.

4. Kurikulum Pendidikan

Kurikulum pendidikan idealisme berisikan pendidikan liberal dan pendidikan vokasional

atau praktis. Pendidikan liberal dimaksudkan untuk pengembangan kemampuan-

kemampuan rasional dan moral. Pendidikan vokasional dimaksudkan untuk

pengembangan kemampuan suatu kehidupan atau pekerjaan.

Kurikulum yang digunakan dalam pendidikan yang beraliran idealisme harus lebih

memfokuskan pada isi yang objektif. Pengalaman haruslah lebih banyak daripada

pengajaran yang textbook. Agar supaya pengetahuan dan pengalamannya senantiasa

aktual.

5. Metode Pendidikan

Tidak cukup mengajar siswa tentang bagaimana berfikir, sangat penting bahwa apa yang

siswa pikirkan menjadi kenyataan dalam perbuatan. Metode mangajar hendaknya

mendorong siswa untuk memperluas cakrawala, mendorong berfikir reflektif, mendorong

pilihan-pilihan morak pribadi, memberikan keterampilan-keterampilan berfikir logis,

memberikan kesempatan menggunakan pengetahuan untuk masalah-masalah moral dan


16

sosia, meningkatkan minat terhadap isi mata pelajaran, dan mendorong siswa untuk

menerima nilai-nilai peradaban manusia (Callahan and Clark,1983).

6. Peran Guru dan Siswa

Para filusuf idealisme mempunyai harapan yang tinggi dari para guru. Keunggulan harus

ada pada guru, baik secara moral maupun intelektual. Tidak ada satu unsur pun yang lebih

penting di dalam sistem sekolah selain guru. Guru hendaknya “bekerjasama dengan alam

dalam proses menggabungkan manusia, bertanggung jawab menciptakan lingkungan

pendidikan bagi para siswa. Sedangkan siswa berperan bebas mengembangkan

kepribadian dan bakat-bakatnya”. (Edward J.Power,1982)

Guru dalam sistem pengajaran yang menganut aliran idealisme berfungsi sebagai:

a. Guru adalah personifikasi dari kenyataan si anak didik

b. Guru harus seorang spesialis dalam suatu ilmu pengetahuan dari siswa

c. Guru haruslah menguasai teknik mengajar secara baik

d. Guru haruslah menjadi pribadi terbaik, sehingga disegani oleh para murid

e. Guru menjadi teman dari para muridnya

f. Guru harus menjadi pribadi yang mampu membangkitkan gairah murid untuk belajar

g. Guru harus bisa menjadi idola para siswa

h. Guru harus rajib beribadah, sehingga menjadi insan kamil yang bisa menjadi teladan

para siswanya

i. Guru harus menjadi pribadi yang komunikatif

j. Guru harus mampu mengapresiasi terhadap subjek yang menjadi bahan ajar yang

diajarkannya

k. Tidak hanya murid, guru pun harus ikut belajar sebagaimana para siswa belajar

l. Guru harus merasa bahagia jika anak muridnya berhasil


17

m. Guru haruslah bersikap dmokratis dan mengembangkan demokrasi

n. Guru harus mampu belajar, bagaimana pun keadaannya.

C. Implementasi Filsafat Ilmu dalam dunia Ilmu Pengetahuan Sosial

Penerapan filsafat dalam sisi humanism yaitu mengembangkan manusia dari segi

keterampilan dan praktek khidup, sedangkan dari sisi aspek akademik yaitu menekankan

nilai kognitif dan ilmu murninya. Keduanya merupakan aspek penting yang tidak dapat

dipisahkan karena berperan untuk terus menganalisa dan mengkritisi aspek akademik dan

humanis demi sebuah pendidikan yang utuh dan seimbang.

D. Pentingnya Belajar Filsafat Ilmu Bagi Mahasiswa

Belajar filsafat ilmu bagi mahasiswa sangat penting, karena beberapa manfaat yang dapat

dirasakan, antara lain :

1) Dengan mempelajari filsafat ilmu diharapkan mahasiswa semakin kritis dalam sikap

ilmiahnya.

2) Mempelajari filsafat ilmu mendatangkan kegunaan bagi para mahasiswa sebagai calon

ilmuwan untuk mendalami metode ilmiah dan untuk melakukan penelitian ilmiah.

3) Mempelajari filsafat ilmu memiliki manfaat praktis. Setelah mahasiswa lulus dan bekerja

mereka pasti berhadapan dengan berbagai masalah dalam pekerjaannya.

4) Membiasakan diri untuk bersikap logis-rasional dalam Opini & argumentasi yang

dikemukakan.

5) Mengembangkan semangat toleransi dalam perbedaan pandangan (pluralitas). Karena

para ahli filsafat tidak pernah memiliki satu pendapat, baik dalam isi, perumusan

permasalahan maupun penyusunan jawabannya.

6) Mengajarkan cara berpikir yang cermat dan tidak kenal lelah.


18

Sehingga secara singkat filsafat dapat dianggap sebagai berpikir atau polapikir. Berfikir yang

dimaksud adalah berfikir yang bersifat menyeluruh, mendasar dan spekulatif. Sehingga orang

yang berfilsafat berarti orang tersebut berupaya melakukan pemikiran yang mendalam dan

sistematis tentang berbagai permasalahan yang berkembang agar memiliki posisi dan

pandangan yang jelas tentang suatu permasalahan tersebut. Akan tetapi sebenarnya berfilsafat

itu lebih dari sekedar pola pikir, karena berfilsafat juga merupakan pola rasa atau pola hati

dan polakrida.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa berfikir secara filsafat berbeda dengan berfikir

biasa, yang membedakan adalah metode yang digunakannya. Berfikir biasa adalah

berfikirnya orang awam, yaitu berfikirnya masih tercampur, tidak berpola dan tidak

sistematis. Sedangkan berfikir secara filsafat adalah berfikir secara ilmiah, logis dan

diperkuat oleh efiden. Berfikir memang merupakan hal yang lazim dilakukan oleh semua

orang, tidak hanya dari kalangan tertentu saja, tapi semua kalangan masyarakat. Tetapi tidak

semua dari mereka yang berfikir filsafat dalam kehidupan sehari-harinya. Padahal berfikir

filsafat sangatlah penting untuk semua orang dalam rangka menjalani aktivitas sehari-hari,

atau untuk mencari solusi bagi sebuah permasalahan. Jika ditelaah secara mendalam, begitu

banyak manfaat, serta pertanyaan-pertanyaan yang mungkin orang lain tidak pernah

memikirkan jawabannya. Karena filsafat merupakan induk dari semua ilmu.

Banyak manfaat yang di ambil dari mempelajari filsafat. Itulah sebabnya mengapa setiap

orang diharapkan untuk selalu berfikir filsafat kapanpun, dimanapun, dan dalam situasi

apapun ia berada. Namun kenyatannya, banyak orang yang masih bingung atau tidak tahu

tentang perbedaan cara berfikir secara filsafat dan berfikir biasa. Banyak orang yang salah

mengartikan, bahwa orang yang berfikir berarti berfilsafat. Padahal sebenarnya orang berfikir

belum tentu berfilsafat walaupun oarang yang berfilsafat berarti berfikir.


19

BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa filsafat ilmu memiliki peranan

penting dalam keterlibatan dalam pengembangan imu pengetahuan terutama dalam

bidang pendidikan dan implementasinya dalam pendidikan adalah pelaksanaan

pendidikan di dunia ini mengikuti aliran-aliran filsafat pendidikan yang ada yaitu:

1. Filsafat pendidikan progresivisme, yang didukung oleh filsafat pragmatisme

2. Filsafat pendidikan esensialisme, yang didukung oleh idealisme dan realisme

3. Filsafat pendidikan perenialisme yang didukung oleh idealisme

b. Saran dan Pesan


Semoga dengan sedikit penjelasan tentang implikasi dan implementasi filsafat ilmu

dalma dunia pendidikan dan dunia ilmu pengetahuan sosial ini kita bisa memahami

bagaimana para ahli pemikir yang memikirkankan tentang sesuatu yang ditelitinya

walaupun hanya sedikit dan juga sedikit pemahaman tentang dunia pendidikan dan

dunia ilmu Pengetahuan Sosial. Kami juga sebagai pemakalah dari tema ini sangat

mengharapkan masukan dari teman-teman ataupun bapak yang sekaligus sebagai

dosen Mata Kuliah kami untuk memberikan sedikit motivasi terhadap makalah yang

kami buat ini secara bersama. Demikianlah ynag dapat kami sampaikan, kami

ucapkan terimakasih.
20

DAFTAR PUSTAKA

http://aniek24.blogspot.com/2015/02/makalah-implikasi-filsafat-ilmu-dalam.html (laman

di akses pada 1 Juli 2018 Jam 11.00 WIB)

Surajiyo. 2005. filsafat ilmu dan perkembangannya di indonesia suatu pengantar. Jakrta:

PT Bumi Askara

Seprianto,stefanus. 2010. pengantar filsafat. Bandung : PT Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai