Anda di halaman 1dari 24

Rekayasa Ide

Memaksimalkan Aliran Filsafat Pendidikan


Di SMAN 1 Air Joman
Mata Kuliah : Filsafat Pendidikan

Disusun Oleh Kelompok 2:

Elisabeth Fitryany Manik (7223341009)

Gia Cinta Sari Manik (7222540003)

Pitri Aulia Usman Lubis (7221141009)

Suhendra (7222441006)

Dosen Pengampu : Drs.Elizon Nainggolan,M.Pd

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2022
ABSTRAK

Sering kali kita bingung ketika masalah dalam hal penerapan aliran filsafat
pendidikan muncul tanpa kita sadari.Terkadang kita tidak sadar saat masalah penerapan
aliran filsafat pendidikan itu muncul di hadapan kita. Banyak defenisi yang menjelaskan
tentang aliran filsafat pendidikan yang menggambarkan asumsi bahwa filsafat pendidikan
dihubungkan dengan proses mempengaruhi orang baik di sekolah maupun di lingkungan
masyarakat. Dalam kasus ini, adanya ketidak maksimalan sekolah dalam menerapkan
aliran filsafat pendidikan dalam susunan aktivitasnya dan hubungan dalam kelompok atau
organisasi sekolah.Aliran filsafat pendidikan pancasila dan Progresivisme memiliki
pengaruh positif terhadap kualitas siswa nanti nya. Hal ini mengandung pengertian bahwa
kualitas belajar, berpikir,bertindak,mengambil keputusan dapat ditingkatkan apabila aliran
aliran filsafat pendidikan terus ditingkatkan. Salah satunya adalah dengan menerapkan
aliran filsafat pendidikan pancasila dan aliran filsafat pendidikan Progresivisme.

Filsafat pendidikan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan


pendidikan, memotivasi perilaku siswa untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk
memperbaiki kualitas sekolah dan orang orang yang ada di dalam nya setta budayanya,baik
budaya dalam berpikir dan mengambil keputusan atau tindakan. Filsafat pendidikan
mempunyai kaitan yang erat dengan motivasi baik motivasi kinerja guru ataupun motivasi
belajar siswa siswi di SMAN 1 Air Joman kabupaten Asahan Sumatera Utara.

Jadi Filsafat pendidikan merupakan ilmu filsafat yang mempelajari hakikat


pelaksanaan dan pendidikan. Bahan yang dipelajari meliputi tujuan, latar belakang, cara,
hasil, dan hakikat pendidikan. Metode yang dilakukan yaitu dengan analisis secara kritis
struktur dan manfaat pendidikan. Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-
potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya,
agar potensi itu menjadi nyata dandapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar
pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal.Semakin baik penerapan aliran filsafat
pendidikan di sekolah tersebut, maka semakin baik pula kualitas guru dan kualitas belajar
siswa tersebut.

KATA PENGANTAR

ii
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya serta kesehatan kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan tugas
“Rekayasa Ide”.Tugas ini di buat untuk memenuhi salah satu mata kuliah yaitu “Filsafat
Pendidikan”.

Tugas Rekayasa Ide ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kita semua khusunya dalam hal memahami pentingnya filsafat pendidikan bagi
sekolah.

Penulis menyadari bahwa tugas rekayasa ide ini masih jauh dari kesempurnaan
apabila dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, penulis mohon maaf
karena sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman penulis masih terbatas, karena
keterbatasan ilmu dan pemahaman penulis yang belum seberapa.Karena itu penulis sangat
menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun guna
menyempurnakan tugas ini.

Penulis berharap semoga rekayasa ide ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi
penulis khususnya, Atas perhatiannya penulis mengucapkan terimakasih.

Medan, 2 November 2022

Kelompok 2

DAFTAR  ISI

ABSTRAK.............................................................................................................................ii

iii
KATA PENGANTAR..........................................................................................................iii
DAFTAR  ISI........................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................5
1.1 Rasionalisasi pentingnya TRI.....................................................................................5
1.2 Tujuan penulisan TRI..................................................................................................5
1.3 Manfaat TRI................................................................................................................5
BAB II IDENTIFIKASI MASALAH....................................................................................6
2.1 Permasalahan Umum penerapan Aliran filsafat Pendidikan.......................................7
2.2 Permasalahan pendidikan di SMAN 1 Air Joman......................................................8
2.3 Pengaruh penerapan filsafat pendidikan di SMAN 1 Air Joman................................8
2.4 Pengaruh filsafat pendidikan terhadap guru dan siswa SMAN 1 Air Joman..............9
BAB III SOLUSI DAN PEMBAHASAN...........................................................................10
3.1 Cara sekolah menerapkan filsafat pendidikan............................................................10
3.2 Membangun guru dan siswa yang berfilsafat pendidikan ........................................11
3.3 Melatih Siswa dalam berpikir,bertindak dan mengambil keputusan..........................12
3.4 Pengaruh antara penerapan filsafat pendidikan dengan sekolah................................12
BAB IV PENUTUP.............................................................................................................14
4.1 Kesimpulan.................................................................................................................14
4.2 Saran...........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................15

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi pentingnya TRI

Rasionalisasi Pentingnya Tugas Rekayasa Ide TRI atau Tugas Rekayasa Ide adalah
suatu karya ilmiah atau gagasan ide kreatifitas mahasiswa tentang muatan materi Filsafat
Pendidikan yakni tentang Penerapan aliran filsafat pendidikan di satuan Pendidikan
seperti SMAN 1 Air Joman yang mana refrensinya dapat bersumber dari permasalahan
yang ada pada mini riset dan internet. 
Tujuan penulisan TRI adalah untuk mempermudah pembaca dalam memilih dan memilah
tentang permasalahan dalam  penerapan aliran filsafat Pendidikan di satuan Pendidikan
khusus nya SMAN 1 Air Joman.

1.2 Tujuan penulisan TRI

Melihat dan mencari permasalahan yang ada dalam konteks penerapan aliran filsafat
pendidikan. Setelah kita dengan teliti mencari tahu permasalahannya dalam penerapan
aliran filsafat pendidikan kita mencari solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan
tersebut.

1.3 Manfaat TRI

1. Untuk menambah wawasan tentang penting nya Filsafat pendidikan di satuan


Pendidikan.
2. Untuk mengetahui metode dalam penerapan Filsafat pendidikan di SMAN 1 Air
Joman.
3. Untuk mengetahui prinsip apa yang ditanam dalam penerapan Filsafat pendidikan di
SMAN 1 Air Joman.

1
BAB II
IDENTIFIKASI MASALAH

Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang


merupakan konsep dasar mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan
sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu
secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala
hubungan. Filsafat menempatkan pengetahuan sebagai sasaran, maka dengan demikian
pengetahuan tidak terlepas dari pendidikan. Jadi, filsafat sangat berpengaruh dalam aktifitas
pendidikan seperti manajemen pendidikan, perencanaan pendidikan, evaluasi pendidikan,
dan lain-lain. Karena ada pengaruh tersebut, maka dalam makalah ini mencoba untuk
membahas tentang keterkaitan paradigma aliran-aliran filsafat tersebut dengan kajian
pendidikan khususnya manajemen pendidikan. Pada dasarnya kebijaksanaan atau
pengetahuan senantiasa memberi kebenaran bagi orang yang mempelajari/mencarinya. Di
dalam mencari kebenaran, dari suatu kebijaksanaan atau pengetahuan yang dipelajari, ada
sebuah cara yang biasanya dipergunakan oleh seorang Filosof, yaitu dengan cara "berfikir
sedalam-dalamnya (merenung). Hasil filsafat (berfikir yang sedalam-dalamnya) disebut
Filsafat atau Falsafah.

Filsafat sebagai hasil berfikir yang sedalam-dalamnya diharapkan merupakan


sesuatu yang paling bijaksana atau setidak-tidaknya mendekati kesempurnaan. Seorang
filosof ulung yang terkenal Prof. DR. M.J. Langeveld dalam bukunya "Menuju
Kepemikiran Filsafat", berpendapat bahwa "Kita akan memasuki kegiatan berfilsafat
manakala kita memikirkan pernyataan apapun secara radikal, yakni dari dasar sampai
kepada konsekuensinya yang terakhir secara sistematis." Ini artinya filsafat terbentuk
karena berfilsafat. Dapat disimpulkan bahwa berfilsafat adalah "mencari kebenaran dari
segala sesuatu yang dipermasalahkan dengan berpikir secara radikal dan sistematis.

2
Pengertian filsafat pendidikan menurut para ahli,

1.Menurut Al-Syaibany (1979 : 36), filsafat pendidikan adalah aktivitas pikiran yang
teratur yang menjadikan filsafat menjadi sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan dan
memadukan proses pendidikan. Artinya Filsafat pendidikan dapat menjelaskan nilai-nilai
dan maklumat-maklumat yang diupayakan untuk mencapainya.Filsafat pendidikan juga
bisa didefenisikan sebagai kaidah filosofis dalam bidang pendidikan yang menggambarkan
aspek-aspek pelaksanaan falsafah umum dan menitikberatkan pada pelaksanaan prinsip-
prinsip dan kepercayaan yang menjadi dasar dari filsafat umum dalam upaya memecahkan
persoalan-persoalan pendidikan secara praktis.

2.Menurut John Dewey, fisafat pendidikan merupakan suatu pembentukan kemampuan


dasar yang fundamental, baik yang menyangkut daya pikir (intelektual) maupun daya
perasaan (emosional), menuju tabiat manusia. Sementara menurut Thopmson, filsafat
artinya melihat suatu masalah secara total dengan tanpa ada batas atau implikasinya; ia
tidak hanya melihat tujuan, metode atau alat-alatnya, tapi juga memiliki dengan sama hal-
hal yang dimaksud. Keseluruhan masalah yang dipikirkan oleh filosof tersebut merupakan
suatu upaya untuk menemukan hakekat masalah, sedangkana suatu hakekat itu dapat
dibakukan melalui proses kompromi (Arifin, 1993: 2).

3.Menurut Imam Barnadib (1993: 3), filsafat pendidikan merupakan ilmu yang pada
hakikatnya merupakan jawaban dari pertanyaanpertanyaan dalam bidang pendidikan
baginya filsafat pendidikan merupakan aplikasi suatu analisis filosofis terhadap bidang
pendidikan. Sedangkan menurut seorang ahli filsafat Amerika, Brubachen (Arifin, 1993: 3),
filsafat pendidikan adalah seperti menaruh sebuah kereta didepan seekor kuda, dan filsafat
dipandang sebagai bunga, bukan sebagai akar tunggal pendidikan. Filsafat pendidikan itu
berdiri secara bebas dengan memperoleh keuntungan karena punya kaitan dengan filsafat
umum. Kendati kaitan ini tidak penting, tapi yang terjadi ialah, suatu keterpaduan antara
pandangan filosofis dengan filsafat pendidikan, karena filsafat sering diartikan sebagai teori
pendidikan dalam segala tahap.

Filsafat pendidikan memiliki peranan yang amat penting dalam sistem pendidikan
karena filsafat merupakan pemberi arah dan pedoman dasar bagi usaha-usaha perbaikan,
meningkatkan kemajuan dan landasan kokoh bagi tegaknya sistem pendidikan.Tujuan

3
filsafat pendidikan yaitu memberikan inspirasi bagaimana mengorganisasikan proses
pembelajaran yang ideal. Teori pendidikan bertujuan menghasilkan pemikiran tentang
kebijakan dan prinsip-prinsip pendidikan yang didasari oleh filsafat pendidikan..Filsafat
pendidikan memberikan fondasi tanggung jawab kepada calon-calon guru tentang hakikat
setiap praktik pembelajaran di sekolah. Kajian filsafat melatih mereka untuk memikirkan
setiap apa yang harus dilakukan dan alasan- alasannya.Sama halnya dengan sekolah lain,
SMAN 1 air Joman juga menggunakan atau menerapkan aliran aliran filsafat Pendidikan
dalam menjalankan kegiatan Pendidikan.Aliran filsafat Pendidikan yang digunakan oleh
SMAN 1 Air Joman adalah aliran filsafat pancasila dan aliran filsafat Progresivisme.

Dalam berjalannya aliran filsafat ini tentunya terdapat beberapa masalah yang
ditimbulkan seperti pada aliran filsafat Progresivisme dimana pihak sekolah memberikan
kebebasan kepada murid untuk memilih jurusan dan kegiatan ekstrakurikuler namun
ternyata ketika pilihan nya tidak sesuai dengan kemampuan nya hal ini timbul menjadi
masalah. Dikarenakan siswa menjadi tidak nyaman dan kesulitan mengikuti pembelajaran
di kelas tersebut.

2.1 Permasalahan Umum Dunia pendidikan


Masalah Dalam dunia pendidikan banyak sekali problem atau permasalahan.
Permasalahan itu dapat kita ketahui dan dirasakan masyarakat secara tidak langsung maupun
pendidik yang secara langsung.Problematika pendidikan di Indonesia menurut Redja
Mudyahardjo (2001:496) dikelompokkan menjadi 4, yaitu:

1) Masalah kesempatan memperoleh pendidikan

2) Masalah efisiensi pendidikan

3) Masalah efektivitas pendidikan

4) Masalah relevansi pendidikan.

1.Masalah kesempatan memperoleh pendidikan.


Kesempatan mendapat pendidikan (UUD 1945 pasal 31, ayat 1). Hal ini merupakan
permasalahan umum yang masih ada pada saat ini. Misalnya, masih adanya anak yang tidak
bersekolah karena akan membantu orang tuanya mencari nafkah. Untuk mengatasi hal ini

4
pemerintah sudah mencanangkan program Wajib Belajar dan Program Pendidikan
Kesetaraan.

2.Masalah efisiensi pendidikan.


Masalah ini berhubungan dengan kualitas pendidikan yang meliputi; tenaga
kependidikan, peserta didik, sarpras, kurikulum, program belajarn pembelajaran, dan Susana
social budaya. Misalnya, masalah yang terjadi pada perserta didik, banyak peserta didik yang
merasa salah jurusan atau salah dalam menentukan kelas belajarnya.Solusi yang dilakukan
sekolah adalah dengan memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk memilih jurusan
berdasarkan minat.

3.Masalah efektivitas pendidikan.


Masalah ini berkaitan dengan tujuan pendidikan yang diharapkan dan hasil
pendidikan yang dicapai baik secara kuantitas maupun kualitas. Misalnya, masalah Ujian
Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Program ini sangat efektif dan efisien dalam
pelaksanaan Ujian Nasional. Namun, dalam pelaksanaannya tidak dapat secara keseluruhan.
Hal inu disebabkan kondisi daerah kita yang berbeda-beda. Apalagi sekolah-sekolah yang
berada di pelosok negeri ini.

4.Masalah relevansi pendidikan


Masalah ini berkaitan dengan output pendidikan dalam satuan pendidikan dengan
peluang kerja yang diperoleh atau peluang satuan pendidikan ditingkat yang lebih tinggi lagi.
Misalnya lulusan satuan pendidikan tingkat SMP yang memasuki SMA unggulan tanpa tes
(PMPA).

2.2 Masalah Pendidikan Di SMAN 1 Air Joman


membeda-bedakan siswa satu dengan siswa lain,tidak percaya diri,siswa melawan
kepada guru, bullying.

5
A.Membeda bedakan siswa dengan siswa yang lain
semua yang sama tidak boleh dibeda-bedakan, dan semua yang beda tidak boleh
disama-samakan“.(Sebuah diktum).Meskipun guru sudah berusaha melaksanakan
pembelajaran secara maksimal, namun pada kenyataannya masih ada siswa yang belum
memahami apa yang dikomunikasikan guru. Karena memang tidak semua siswa memiliki
kemampuan yang sama dalam pembelajaran.Bisa jadi, siswa memiliki usia yang relatif sama
dan datang ke sekolah bersama-sama, tapi niat, tujuan, perasaan, hobi, kepribadian, kesukaan
atau ketidak-sukaan belum tentu sama. Kemampuan siswa bisa tidak sama, mungkin ada yang
sudah mengerti banyak hal, tetapi ada juga yang belum mengerti apapun.

Sebenarnya, persamaan siswa hanya pada hak mereka untuk mendapatkan


pembelajaran bermutu dari sekolah dan mungkin bisa diseragamkan yang lain adalah baju
atau busana. Selebihnya, sekolah harus ‘hati hati’ dalam membuat keseragaman.contoh dalam
suatu kelas guru membedakan antara yang pintar dengan yang kurang pintar, hal ini akan
menimbulkan ke cemburuan terhadap siswa lain Itu adalah tindakan tidak adil, hak yang di
langgar guru adalah hak di mana murid yang seharusnya mendapatkan perlakuan yang sama,
guru seharusnya tidak membedakan murid satu dengan murid lainnya karena murid
mempunyai hak dan kewajiban yang sama.

B. Siswa Tidak percaya diri

Kepercayaan diri seorang siswa merupakan hal yang penting dalam proses
pembelajaran. Rasa percaya diri yang baik dan sehat diperlukan bagi siswa untuk
mengembangkan keterampilan sosial yang dapat menjadikan pribadi yang lebih tangguh.
Sebelum itu, guru harus memahami apa dari tujuan meningkatkan rasa percaya diri ini kepada
siswa dan cara apa yang tepat untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa.

Terkadang, kepercayaan diri seorang siswa Sebagian besar didasarkan pada


pengalaman mereka dan diperkuat oleh keberhasilannya di bidang sosial, emosional,
intelektual, dan masih banyak lagi. Untuk beberapa siswa, kepercayaan diri saat di kelas
muncul secara alami, tetapi tidak sedikit pun yang merasa kurang percaya diri saat di kelas.
Mereka yang percaya diri, bisa dan terbiasa dengan percaya diri untuk menjawab beberapa
pertanyaan yang dilontarkan oleh guru, dan juga menanyakan beberapa pertanyaan kepada
guru. Tetapi, bagi mereka yang tidak memiliki kepercayaan diri yang tinggi, mereka
cenderung takut salah untuk menjawab pertanyaan, dan bertanya kepada guru. Bagi mereka
yang kurang percaya diri, itu adalah hal yang sangat sulit untuk dilakukan. Bahkan, hal
tersebut dapat menyebabkan kecemasan hingga frustrasi kepada siswa jika dipaksakan untuk
percaya diri.

C. siswa melawan kepada guru

6
Siswa suka melawan guru menjadi suatu permasalahan tersendiri yang sangat pelik
dan harus diatasi oleh pihak sekolah. Hal ini penting karena akibat perbuatan tidak terpuji
tersebut bisa merembet ke siswa lainnya. Pihak tenaga pendidik dan sekolah pastinya akan
berusaha semaksimal mungkin mengatasi murid yang tidak sopan terhadap gurunya tersebut.

Seorang tenaga pengajar atau guru yang berdedikasi pada dunia pendidikan tidak
hanya bertugas memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Seperti halnya yang
diamanatkan oleh Ki Hajar Dewantara, seorang guru harus mampu memberikan contoh
teladan yang baik kepada peserta didik. Guru harus berada di garda terdepan dalam
memberikan contoh teladan yang baik kepada murid serta guru harus mampu mendorong
peserta didik agar bisa berkarya secara kreatif dan positif di lingkungan masyarakat.

penyebab kenapa siswa berani melawan guru?

A. Manajemen sekolah yang kacau

Penyebab siswa berani melawan guru bisa dikarenakan beberapa faktor. Salah
satunya adalah tidak adanya manajemen sekolah yang baik. Sehingga murid bisa dengan
bebas sekehendak hati melakukan perbuatan apapun seperti melawan guru karena ketidak
adanya sangsi hukuman yang jelas yang akan didapatkan oleh mereka disebabkan manajemen
sekolah yang tidak baik atau kacau.

B .Sikap guru yang tak tegas

Salah satu hal yang dapat menjadi pemicu kenapa murid berani melawan guru adalah
sikap guru yang tidak memberikan kenyamanan pada anak didiknya. Seperti tdak adanya
ketegasan dari guru. Sang anak didik merasa gurunya lemah dan dapat dipermainkan.
Sehingga murid berani melawan guru.Siikap guru lainnya yang dapat menjadi pencetus siswa
suka melawan guru adalah bersikap tidak adil kepada murid, bersikap keras pada anak didik
serta tidak konsisten antara ucapan dan perbuatan.

C. Peraturan sekolah tak dijalankan oleh guru dengan baik

Penyebab murid berani melawan guru bisa dikarenakan semua peraturan sekolah
dilanggar oleh pihak guru. Sehingga menimbulkan ketidaknyamanan bagi murid. Murid pun
terpicu untuk melakukan hal yang sama seperti guru yaitu berani melawan guru.

D. Karakter siswa

Murid yang berani melawan guru bisa disebabkan oleh faktor tabiat atau sifat murid
tersebut. Murid bersangkutan sudah terbiasa memberontak di lingkungan keluarganya dan
melawan orang tua hingga berimbas kepada lingkungan di kelas atau sekolah.

D.Bullying

7
Penindasan di sekolah adalah jenis penindasan yang terjadi sehubungan dengan
pendidikan yang berulang paling terjadi dan sering kali selama periode waktu yang panjang
dan menyebabkan kerusakan permanen pada korban. Penindasan dapat dilakukan secara fisik,
verbal dan emosional.

2.3 Pengaruh penerapan Filsafat pendidikan di SMAN 1 Air Joman

Dengan adanya penerapan Filsafat pendidikan di SMAN 1 Air Joman adapun


pengaruh yang di timbulkan yaitu memberikan inspirasi bagaimana mengorganisasikan proses
pembelajaran yang ideal di kegiatan pendidikan nya.pendidikan bertujuan menghasilkan
pemikiran tentang kebijakan dan prinsip-rinsip pendidikan yang didasari oleh filsafat
pendidikan. Praktik pendidikan atau proses pendidikan menerapkan serangkaian kegiatan
berupa implementasi kurikulum dan interaksi antara guru dengan peserta didik guna mencapai
tujuan pendidikan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori-teori pendidikan. Peranan
filsafat pendidikan memberikan inspirasi, yakni menyatakan tujuan pendidikan negara bagi
masyarakat, memberikan arah yang jelas dan tepat dengan mengajukan pertanyaan tentang
kebijakan pendidikan dan praktik di lapangan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori
pendidik. Seorang guru perlu menguasai konsep-konsep yang akan dikaji serta pedagogi atau
ilmu dan seni mengajar materi subyek terkait, agar tidak terjadi salah konsep atau
miskonsepsi pada diri peserta didik.

2.4 Pengaruh Penerapan Filsafat Pendidikan Terhadap Guru Dan Siswa


SMAN 1 Air Joman

Peranan filsafat pendidikan itu sendiri berpengaruh memberikan inspirasi, yakni


menyatakan tujuan pendidikan negara bagi masyarakat, memberikan arah yang jelas dan tepat
dengan mengajukan pertanyaan tentang kebijakan pendidikan dan praktik di lapangan dengan
menggunakan rambu-rambu dari teori pendidik. Seorang guru perlu menguasai konsep-
konsep yang akan dikaji serta pedagogi atau ilmu dan seni mengajar materi subyek terkait,
agar tidak terjadi salah konsep atau miskonsepsi pada diri peserta didik. Hubungan Antara
Filsafat dan Ilmu, Suatu ilmu baru muncul setelah terjadi pengkajian dalam filsafat. Filsafat
merupakan tempat berpijak bagi kegiatan pembentukan ilmu itu. Karena itu filsafat dikatakan
sebagai induk dari semua bidang ilmu. Bagi filsafat pendidikan berkepentingan untuk
membangun Filsafat hidup agar bisa dijadikan pedoman dalam menjalani kehidupan sehari-
hari, dan untuk selanjutnya, kehidupan sehari-hari tersebut selalu dalam keteraturan. Jadi

8
untuk pendidikan, Filsafat memberikan sumbangan berupa kesadaran menyeluruh tentang
asal-mula, eksistensi, dan tujuan kehidupan manusia.

Bagi guru dan pendidik pada umumnya, filsafat pendidikan itu sangat perlu karena
tindakan-tindakannya mendidik dan mengajar akan selalu dipengaruhi oleh filsafat hidupnya
dan oleh filsafat pendidikan yang dianutnya.filsafat pendidikan akan member arah kepada
peerbuatannya mendidik dan mengajar.misal dalam menyusun kurikulum sekolah,guru harus
jelas merumuskan tujuan kurikulum itu, dan untuk itu ia harus merujuk kepada filsafat
pendidikannya.perlakuannya terhadap siswa merupakan releksi filsafatnya.Gaya mengajarnya
juga akan dipengaruhi oleh filsafatnya yang dianutnya.seorang guru seharusnya memiliki
filsafat hidup dan filsafat pendidikan yang jelas yang merupakan bagian dari
kepribadiannya.oleh karena itu bagi seorang mahasiswa calon guru mempelajari ilmu filsafat
dan ilmu filsafat pendidikan adalah perlu.bukan saja memperluas wawasannya mengenai
pendidikan serta membantunya dalam memmahami siswa dan mengembangkannya gaya
belajar yang tepat, tetapi juga dapat menyadarkannya mengenai makna dari berbagai aspek
kehidupan manusia.dan yang lebih penting lagi bahwa sikap dan tindakanya yang
mencerminkan filsafatnya akan berpengaruh kepada siswanya.disinilah peran yang sangat
esensial dari seorang guru.

Pendidikan membutuhkan filsafat karena masalah-masalah pendidikan tidak hanya


menyangkut pelaksanaan pendidikan yang dibatasi pengalaman, tetapi masalah-masalah yang
lebih luas, lebih dalam, serta lebih kompleks, yang tidak dibatasi pengalaman maupun fakta-
fakta pendidikan, dan tidak memungkinkan dapat dijangkau oleh sains pendidikan. Seorang
guru, baik sebagai pribadi maupun sebagai pelaksana pendidikan, perlu mengetahui filsafat
pendidikan. Seorang guru perlu memahami dan tidak boleh buta terhadap filsafat pendidikan,
karena tujuan pendidikan senantiasa berhubungan langsung dengan tujuan hidup dan
kehidupan individu maupun masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan . Tujuan
pendidikan perlu dipahami dalam hubungannya dengan tujuan hidup.

Guru sebagai pribadi mempunyai tujuan hidupnya dan guru sebagai warga masyarakat
mempunyai tujuan hidup bersama. Filsafat pendidikan harus mampu memberikan pedoman
kepada para pendidik (guru). Hal tersebut akan mewarnai sikap perilakunya dalam mengelola
proses belajar mengajar (PBM). Selain itu pemahaman filsafat pendidikan akan menjauhkan
mereka dari perbuatan meraba-raba, mencoba-coba tanpa rencana dalam menyelesaikan
masalah-masalah pendidikan.

Proses pendidikan adalah proses perkembangan yang teleologis, bertujuan. Tujuan


proses perkembangan itu secara alamiah ialah kedewasaan, kematangan. Sebab potensi
manusia yang paling alamiah ialah bertumbuh menuju ketingkat kedewasaan, kematangan.
Potensi ini akan terwujud apabila prakondisi alamiah dan sosial manusia memungkinkan
misalnya: iklim, makanan, kesehatan, keamanan sesuai dengan kebutuhan manusia adanya
aktifitas dan lembaga-lembaga pendidikan merupakan jawaban manusia atas problema itu.
Karena manusia berkesimpulan, dan yakin bahwa pendidikan itu mungkin dan mampu
mewujudkan potensi manusia sebaga aktualitas, maka pendidikan itu diselenggarakan.
Timbulnya problem dan pikiran pemecahan itu adalah bidang pemikiran filsafat dalam hal ini

9
filsafat pendidikan berarti pendidikan adalah pelaksanaan dari ide-ide filsafat. Dengan
perkataan lain ide filsafat yang memberi asas kepastian bagi nilai peranan pendidikan bagi
pembinaan manusia, telah melahirkan ilmu pendidikan, lembaga pendidikan dan aktifitas
penyelenggaraan pendidikan.

Peran filsafat pendidikan bagi guru, dengan filsafat metafisika guru mengetahui
hakekat manusia, khususnya anak sehingga tahu bagaimana cara memperlakukannya dan
berguna untuk mengetahui tujuan pendidikan. Dengan filsafat epistemologi guru mengetahui
apa yang harus diberikan kepada siswa, bagaimana cara memperoleh pengetahuan, dan
bagaimana cara menyampaikan pengetahuan tersebut. Dengan filsafat aksiologi guru
memehami yang harus diperoleh siswa tidak hanya kuantitas pendidikan tetapi juga kualitas
kehidupan karena pengetahuan tersebut. Yang menentukan filsafat pendidikan seorang guru
adalah seperangkat keyakinan yang dimiliki dan berhubungan kuat dengan perilaku guru,
yaitu: Keyakinan mengenai pengajaran dan pembelajaran, siswa, pengetahuan, dan apa yang
perlu diketahui.

Filsafat pendidikan terdiri dari apa yang diyakini seorang guru mengenai pendidikan,
atau merupakan kumpulan prinsip yang membimbing tindakan profesional guru. Setiap guru
SMAN 1 Air Joman baik mengetahui atau tidak memilikisuatu filsafat pendidikan, yaitu
seperangkat keyakinan mengenai bagaimana manusia belajar dan tumbuh serta apa yang harus
manusia pelajari agar dapat tinggal dalam kehidupan yang baik.

BAB III

SOLUSI DAN PEMBAHASAN

3.1 Cara Sekolah Menerapkan Filsafat Pendidikan Di SMAN 1 Air Joman

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat, bangsa, dan negara. Usaha di
sini berarti kegiatan atau perbuatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk
mencapai suatu maksud. Sadar adalah insyaf, yakin, tahu, dan mengerti. Sedangkan terencana
adalah menyusun sistem dengan landasan tertentu untuk kemudian dilaksanakan. Perencanaan
pendidikan secara sengaja dan sungguh-sungguh ini tentunya dilakukan oleh insan pendidikan
yang mempunyai kewenangan dan tanggung jawab menyeluruh terhadap keberhasilan
pelaksanaan proses pendidikan, khususnya pendidikan di sekolah. Dan penerapan filsafat
pendidikan di dalamnya merupakan faktor yang ikut menentukan dan membantu para pelaku
pendidikan tersebut.

10
Filsafat sebagai teori umum pendidikan dapat diterapkan dalam penentuan
kurikulum, metode, tujuan, serta kedudukan dan peran guru atau pendidik juga anak didiknya.
Adanya berbagai aliran dalam filsafat pendidikan juga menyebabkan berbeda-bedanya
kurikulum, metode, tujuan, serta kedudukan guru dan siswa tersebut dalam struktur
pendidikan. Semuanya tergantung pada mazhab apa yang diterapkan atau dianut oleh para
pelakunya. Hanya saja, dalam hal ini mereka dituntut untuk memiliki kurikulum yang relevan
dengan pendidikan ideal, juga disesuaikan dengan perkembangan jaman dan menekankan
pada aspek kognitif, afektif, dan pertumbuhan yang normal. Metode pendidikan juga harus
mengandung nilai-nilai instrinsik dan ekstrinsik yang sejalan dengan mata pelajaran dan
secara fungsional dapat direalisasikan dalam kehidupan. Selain itu, tujuan pendidikan tidak
hanya terpaku pada salah satu pihak semata, melainkan untuk seluruh pihak yang terlibat
dalam pendidikan. Kedudukan guru dan siswa harus benar-benar dimengerti oleh keduanya
sehingga dapat menjalankan peranannya masing-masing dengan baik.

Pengetahuan adalah sebuah proses mental/psikologis yang bersifat subyektif sehingga


pendidikan harus mampu membantu siswa menemukan kebenaran, keindahan dan kehidupan
yang luhur.Sehingga dalam realisasinya pendidikan yang diajarkan didalam pendidikan di
SMAN 1 Air Joman adalah,

1.dengan menggunakan metode pendidikan yang berupaya merangsang atau membawa ide-
ide laten pada kesadaran siswa, dengan mengajukan pertanyaan yang mengarah pada suatu
materi pelajaran dengan cara menunjukkan obyek Guru berupaya membangun konsep pada
murid yang memiliki hubungan dengan suatu obyek dalam realitas dan murid berupaya
sedapat mungkin menangkap konsep tersebut dan mengajukan beberapa pertanyaan untuk
didiskusikan bersama.

2.menyusun metode pengajaran yang didasarkan pada rumusan abstraksi-sensasi,


mengembangkan serangkaian demonstrasi kelas untuk dilakukan oleh siswa guna
menjelaskan suatu fenomena,esensialisme dan pendidikan.Menurut pandangan ini pendidikan
selayaknya mencakup pelajaran tentang keterampilan seni dan sains dasar yang berguna
dimasa lampau dan mungkin berguna dimasa datang. Esensialisme menerapkan prinsip
idealisme dan realisme secara eklektis, filsafat ini berpendapat bahwa alam semesta dan isinya
diatur oleh hukum yang mencakup semuanya sehingga tugas manusia hanya memahami agar
bisa menghargai dan menyesuaikan diri dengan tatanan tersebut.

3.dengan mengajarkan tanggungjawab, disiplin dan kepatuhan kepada siswa melalui latihan
yang sistematis dalam pelajaran tertentu seperti analisis,observasi,kegiatan praktikum dan
sejarah yang mengharuskan adanya penguasaan atas mata pelajaran tertentu.pandangan ini
mengharuskan adanya upaya yang sinergik antara guru dan murid. Guru yang matang,
terdidik, dan menguasai mata pelajaran menstransmisikan ilmunya sedangkan untuk
penguasaan keterampilan dan mata pelajaran memerlukan upaya dan ketekunan dari peserta
didik.

4.Menanamkan pandangan bahwa pendidikan seharusnya memperkenalkan kebijakan dan


program reformasi masyarakat. Melalui filsafat rekonstruksi sosial ini masyarakat dijadikan
sumber dan juga dijadikan objek dalam belajar. Masalah-masalah yang berkembang dalam
11
masyarakat, kebutuhan masyarakat, dan keunggulan masyarakat dapat dijadikan materi
pelajaran

5.mengajarkan siswa agar mampu mendeteksi kebiasaan, keyakinan dan nilai-nilai yang
berpotensi mengganggu rekonstruksi sosial.Guru membimbing siswanya dalam program
rekayasa sosial dan reformasi, dan siswa terlibat aktif dalam program tersebut.

6.menanamkan pandangan bahwa manusia mampu memperbaiki dan menyempurnakan


lingkungannya dengan menerapkan intelegensi manusia dan metode ilmiah untuk
memecahkan masalah-masalah sosial, politik dan ekonomi.

7.Cara pengajaran umumnya adalah dengan metode diskusi bebas.Guru yang membimbing
siswanya lebih merupakan seorang sutradara aktifitas riset daripada sebagai seorang yang
menguasai tugas,terdapat kerjasama antara guru dan murid untuk mempertemukan kebutuhan
murid demi pertumbuhan dan perkembangannya.

8.mendorong perkembangan kreativitas siswa dan pertumbuhan melalui aktivitas yang


menanamkan inisiatif, kreatifitas dan ekspresi diri, seluruh pelajaran dibimbing oleh siswa
sendiri yang distimulasi oleh kontak dengan dunia nyata. Prestasi siswa diukur berdasarkan
perkembangan mental, fisik, moral dan sosial.

3.2 Membangun Guru Dan Siswa Yang Berfilsafat Pendidikan

Dalam konsep yang lebih luas, kualitas pendidikan mempunyai makna


sebagai suatu kadar proses dan hasil pendidikan secara keseluruhan. Kualitas
pendidikan yang menyangkut proses dan atau hasil ditetapkan sesuai dengan
pendekatan dan kriteria tertentu tidak lari dari keberhasilan dalam penerapan
filsafat pendidikan di satuan Pendidikan tersebut. Proses pendidikan merupakan
suatu keseluruhan aktivitas pelaksanaan pendidikan dalam berbagai dimensi
baik internal maupun eksternal, baik kebijakan maupun oprasional, baik edukatif
maupun manajerial, baik pada tingkatan makro (nasional), regional,
institusional, maupun instruksional dan individual; baik pendidikan dalam jalur
sekolah maupun luar sekolah.

Proses pendidikan yang berkualitas ditentukan oleh berbagai faktor yang


saling terkait. Kualitas pendidikan bukan terletak pada besar atau kecilnya
sekolah, negeri atau swasta, kaya atau miskin, permanen atau tidak, di kota atau
di desa, gratis atau membayar, fasilitas yang “wah dan keren”, guru sarjana atau
bukan, berpakaian seragam atau tidak. Faktor-faktor yang menentukan kualitas
proses pendidikan suatu sekolah adalah terletak pada unsur-unsur dinamis yang
ada di dalam sekolah itu dan lingkungannya sebagai suatu kesatuan sistem.
Salah satu unsurnya ialah guru sebagai pelaku terdepan dalam pelaksanaan
pendidikan di tingkat institusional dan instruksional.

12
Guru yang Berkualitas Adalah Guru Yang Berfilsafat

Berkenaan dengan kualitas guru tentunya tidak lari dari aliran filsafat
pendidikan yang di terapkan pada proses pembelajaran nya. Raka Joni
mengemukakan ada tiga dimensi umum yang menjadi kompetensi tenaga
pendidikan yaitu sebagai berikut:

1) Kompetensi Personal atau Pribadi yaitu seorang guru harus memiliki


kepribadian yang mantap yang patut diteladani.

2) Kompetensi profesional yaitu seorang guru harus memiliki pengetahuan yang


luas, mendalam dari bidang studi yang diajarkan, mampu memilih dan
menggunakan berbagai metode mengajar.

3) Kompetensi kemasyarakatan yaitu seorang guru harus mampu


berkomunikasi baik dengan siswanya, sesama guru maupun maupun masyarakat
luas.

Dalam Undang Undang nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
pada pasal 1 butir 1 menjelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik dalam pendidikan jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Makna guru yang
dijelaskan dalam Undang-Undang tersebut adalah guru sebagai tenaga pendidik
yang profesional, dengan tugas-tugas utamanya adalah mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluas hal ini selaras
dengan tujuan filsafat pendidikan terutama aliran aliran filsafat pendidikan.Jadi
tidaklah tepat bila seorang guru itu hanyalah berlakon sebagai bangcing concep
seperti yang disebutkan oleh Paulo Freire.

Untuk menjadi seorang guru profesional yang melaksanakan tugasnya


sebagai pendidik yang baik tidaklah mudah, karena sasaran dari apa yang
dilakukan oleh seorang guru adalah bukan saja sekedar seseorang itu
mengetahui akan tetapi juga harus memahami apa yang ia ketahui dan
selanjutnya secara sadar ia mampu berbuat dan dapat bertanggung jawab atas
apa yang telah ia lakukan.

Salah satu poin penting dalam tujuan pendidikan adalah pembentukan


kepribadian peserta didik yang memiliki watak dan sikap budi luhur sesuai
nilai-nilai dalam filsafat pancasila. Diharapkan nantinya sikap mulia tersebut
bisa menjadi karakter dalam diri setiap siswa.karena siswa sebagai calon
13
penerus bangsa sehingga harus di bekali oleh ilmu yang berkualitas salah
satunya menerapkan aliran aliran filsafat pendidikan dalam pembelajaran nya.

Penerapan aliran filsafat pendidikan dapat di mulai dengan menumbuhkan


karakter siswa. Karakter sendiri memiliki pengertian sebagai sebuah ciri khas
ataupun sifat yang menempel pada diri seseorang dalam berperilaku sehari-hari.
Di dalam pembentukan karakter tersebut terdapat pengaruh keluarga, orang
terdekat dan juga lingkungan termasuk sekolah. Inilah yang menjadi alasan kuat
mengapa pendidikan karakter perlu diberikan juga di dalam lingkungan sekolah
kepada para siswa.

Cara Pembentukan Karakter Pada Siswa Agar Berkualitas Dan Berfilsafat

Dalam hal ini guru dan staf pengajar lainnya di lingkungan sekolah
memiliki tanggung jawab serta tugas untuk membentuk karakter yang baik pada
siswa. Pembentukan karakter di sekolah tersebut bisa dilakukan melalui
beberapa cara berikut ini.

1. Memberikan Contoh atau Teladan

Siswa akan mengabaikan apa yang dikatakan guru kalau mereka tidak
melihat guru tersebut tidak melakukan hal yang sama dengan apa yang
diucapkan. Oleh sebab itu guru lebih baik memberikan banyak contoh yang
membawa kebaikan bagi siswanya.Misalnya guru mengingatkan siswa untuk
selalu membuang sampah pada tempatnya maka guru juga harus disiplin
melakukan hal yang sama. Contoh lainnya kalau guru mengatakan kepada para
siswa untuk tepat waktu masuk ke dalam kelas maka harus memberikan teladan
juga dengan tidak terlambat memulai pelajaran.

2. Memberikan Apresiasi atau Penghargaan

Ketika siswa mampu meraih hasil yang bagus maka sebaiknya guru
memberikan ucapan selamat agar bisa menumbuhkan motivasi. Apresiasi atau
penghargaan yang diberikan oleh guru merupakan bagian dari cara membentuk
karakter siswa tersebut. Penghargaan tidak harus diberikan ketika siswa menjadi
juara atau mendapatkan nilai ulangan yang bagus saja. Penghargaan bisa
diberikan guru dari hal kecil misalnya siswa yang selalu mengerjakan PR, siswa
yang taat peraturan dan sebagainya. Apresiasi atau penghargaan guru kepada
siswa bisa dilakukan melalui ucapan terima kasih atau ucapan selamat misalnya.

14
3. Menyelipkan Pesan Moral Saat Mengajar

Ketika memberikan pelajaran di kelas guru sesekali menyelipkan pesan


moral yang mudah dipahami siswa sebagai upaya dalam pembentukan karakter.
Contohnya ketika siswa kesulitan dalam menyelesaikan tugas matematika maka
guru tidak langsung memarahinya namun justru mengatakan kepada mereka
supaya terus belajar dan berlatih sehingga suatu saat akan pandai matematika.

4. Bersikap Jujur dan Terbuka

Guru yang bisa bersikap jujur dan terbuka akan membuat siswa merasa
bahwa hal tersebut itu penting. Nantinya ketika siswa melakukan kesalahan atau
memiliki masalah maka mereka tidak akan takut untuk mengakuinya juga.

5. Membagi Pengalaman yang Inspiratif

Tidak ada salahnya saat pelajaran di kelas guru bercerita tentang kisah
sukses seseorang. Guru bisa menceritakan bagaimana tokoh-tokoh penting yang
terkenal dulunya berjuang untuk meraih kesuksesan hidupnya. Membagikan
pengalaman inspiratif seperti ini akan membuat siswa merasa termotivasi dan
memiliki semangat juang yang tangguh.

Jika guru berkualitas menerapkan filsafat pendidikan pada penyaluran


pembelajaran nya maka dapat di pastikan akan menghasilkan siswa yang
berkualitas dan juga berfilsafat pendidikan.

3.3 Melatih Siswa Dalam Berpikir, Bertindak Dan Mengambil


keputusan sesuai dengan Aliran Progresivisme

Di era globalisasi saat ini, kemampuan berpikir kritis sangat dibutuhkan


untuk menghadapi tantangan dalam berbagai aspek kehidupan. Apalagi saat ini
perkembangan iptek dan tekanan globalisasi juga semakin pesat dan mendorong
setiap bangsa untuk mengerahkan pikiran serta seluruh potensi sumber daya
yang dimilikinya agar bisa bertahan dan memenangkan persaingan dalam
memanfaatkan kesempatan di berbagai sisi kehidupan.

15
Generasi bangsa Indonesia memegang peran penting sebagai agen
perubahan bangsa untuk menuju Indonesia yang lebih baik dan bisa berkembang
atau bersaing dengan dunia luar. Pendidikan menjadi tempat untuk melahirkan
generasi bangsa yang bisa diandalkan. Dalam hal ini berarti diperlukan
peningkatan sikap kompetitif secara sistematik pada sumber daya manusia
melalui pelatihan dan pendidikan.

Sekolah dan guru memiliki peran penting untuk menciptakan generasi


yang dapat berkompetisi dalam persaingan global. Sekolah diharapkan bukan
hanya memberikan pengarahan pada penguasaan serta pemahaman konsep
ilmiah, tetapi juga berusaha untuk meningkatkan kemampuan serta keterampilan
berpikir kritis siswa. Sekolah bisa memenuhi kebutuhan belajar mengajar untuk
menciptakan pembelajaran yang efektif, optimal, dan bermakna.Begitu pula
dengan guru, guru dituntut untuk bisa menciptakan kegiatan belajar mengajar
yang tepat untuk siswa, inovatif, bisa diterima siswa dengan baik, dan
pembelajaran menyenangkan.

Pentingnya Kemampuan Berpikir Kritis

Kemampuan berpikir kritis yang dibutuhkan di era globalisasi yang


penuh dengan kompetisi sangat ketat saat ini. Untuk menciptakan atau
menumbuhkan berpikir kritis pada siswa, maka guru juga perlu memiliki
kemampuan ini. Oleh sebab itu, berpikir kritis sangat penting dimiliki oleh siapa
saja, baik guru maupun siswa.Dengan berpikir kritis, maka seseorang bisa
berkompetisi dengan yang lainnya, baik dalam hal mencari dan menggunakan
informasi, kemampuan analisis kritis, pengambilan keputusan, akurat terhadap
suatu hal, tindakan proaktif untuk memanfaatkan peluang yang ada, dan lainnya.

Untuk mencapai tujuan siswa yang Kritis sesuai dengan aliran filsafat
pendidikan Progresivisme, guru dapat menerapkan hal hal sebagai berikut:

1. Problem Based Learning

Problem based learning atau pembelajaran berbasis masalah merupakan


salah satu metode belajar yang bisa dilakukan guru untuk membuat siswa lebih
aktif berdiskusi di kelas untuk memecahkan suatu masalah dan menemukan
konsep materi sendiri. Metode pembelajaran ini mendorong siswa lebih aktif,
bukan sekadar mencatat, mendengar atau menghafal materi tetapi meminta
siswa untuk komunikatif, berpikir kritis, mencari solusi serta mengolah data
16
yang tepat untuk memecahkan masalah.Kunci utama dalam metode
pembelajaran ini yaitu adanya masalah yang harus diselesaikan atau dipecahkan.
Kegiatan pembelajaran ini bisa dilakukan siswa secara berkelompok maupun
individual. Problem based learning menggunakan pendekatan berpikir ilmiah
untuk menyelesaikan masalah sehingga bisa meningkatkan berpikir kritis siswa.

2. Studi Kasus

Studi kasus merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat


mengenalkan kepada siswa manfaat dari ilmu yang sudah dipelajari dan
penerapannya dalam kehidupan. Studi kasus merupakan metode pembelajaran
untuk menyelesaikan permasalahan atau kasus yang biasa ditemui dalam
kehidupan sehari-hari. Metode pembelajaran ini menuntut siswa untuk lebih
solutif, mengolah data dengan baik dan berpikir kritis.Dalam hal ini siswa
diberikan kesempatan untuk mengelola kasus secara mandiri dan guru sebagai
fasilitator serta pengarah. Dengan metode studi kasus diharapkan siswa lebih
mandiri, berpikir kritis dan kreatif, serta memacu semangat belajar dalam kelas.

3. Kontekstual

Pembelajaran kontekstual merupakan metode belajar yang bertujuan


untuk memotivasi siswa untuk terus belajar. Ciri khas dari metode ini yaitu
dengan mengaitkan materi pembelajaran dengan konteks kehidupan sehari-hari,
baik konteks sosial, pribadi dan kultural, sehingga pembelajaran menjadi lebih
bermakna dan mudah dipahami.Dengan metode belajar ini maka akan
mewujudkan kegiatan inkuiri untuk semua topik, mengembangkan rasa ingin
tahu siswa, menciptakan masyarakat belajar dan mengembangkan berpikir kritis
siswa.

4. Saintifik

Pendekatan saintifik merupakan metode pembelajaran dengan kaidah


keilmuan yang memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui
observasi, eksperimen, mengolah data dan mengomunikasikan. Metode
pembelajaran ini juga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

5. Literasi

Metode pembelajaran literasi merupakan strategi untuk membentuk


kreativitas dan meningkatkan berpikir kritis siswa melalui 5 komponennya yaitu
mengamati, menanya, menalar, dan mencoba.

17
3.4 Pengaruh Penerapan Filsafat Pendidikan Terhadap Sekolah

Landasan filosofis pendidikan perlu dikuasai oleh para pendidik, adapun


alasannya antara lain: Pertama, karena pendidikan bersifat normatif, maka dalam
rangka pendidikan diperlukan asumsi yang bersifat normatif pula. Asumsi-
asumsi pendidikan yang bersifat normatif itu antara lain dapat bersumber dari
filsafat.

Dengan belajar ilmu filsafat mahasiswa dapat menjaga toleransi perbedaan


baik itu perbedaan pemikiran, seseorang yang belajar filsafat tidak akan
langsung menganggap sesuatu itu benar, mereka akan menghargai perbedaan
pikiran baik yang menyimpang dari pemikirannya maupun yang satu pendapat
dengannya.

Peran filsafat pendidikan bagi guru, guru mengetahui hakekat manusia


khususnya anak sehingga tahu bagaimana cara memperlakukannya dan berguna
untuk mengetahui hakekat manusia, khusunya anak sehingga tau bagaimana cara
memperoleh pengetahuan, dan bagaimana cara menyampaikan pengetahuan
tersebut

Dengan menerapkan aliran aliran filsafat pendidikan di dalam satuan


pembelajaran adapun pengaruh yang di timbulkan ialah memberi arah dan
pedoman dasar bagi usaha-usaha perbaikan, meningkatkan kemajuan dan
landasan kokoh bagi tegaknya sistem pendidikan.Seperti yang di ketahui adapun
tujuan dari filsafat pendidikan itu sendiri adalah memberikan inspirasi
bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang ideal. Teori
pendidikan bertujuan menghasilkan pemikiran tentang kebijakan dan prinsip-
rinsip pendidikan yang didasari oleh filsafat pendidikan. Hal ini tentunya akan
berdampak positif bagi sekolah demi tercapai nya tujuan atau visi dan misi
sekolah tersebut.

18
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Filsafat pendidikan memiliki peranan yang amat penting dalam sistem pendidikan
karena filsafat merupakan pemberi arah dan pedoman dasar bagi usaha-usaha perbaikan,
meningkatkan kemajuan dan landasan kokoh bagi tegaknya sistem pendidikan.Tujuan filsafat
pendidikan yaitu memberikan inspirasi bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran
yang ideal. Teori pendidikan bertujuan menghasilkan pemikiran tentang kebijakan dan
prinsip-prinsip pendidikan yang didasari oleh filsafat pendidikan..Filsafat pendidikan
memberikan fondasi tanggung jawab kepada calon-calon guru tentang hakikat setiap praktik
pembelajaran di sekolah. Kajian filsafat melatih mereka untuk memikirkan setiap apa yang
harus dilakukan dan alasan- alasannya.Sama halnya dengan sekolah lain, SMAN 1 air Joman
juga menggunakan atau menerapkan aliran aliran filsafat Pendidikan dalam menjalankan
kegiatan Pendidikan.Aliran filsafat Pendidikan yang digunakan oleh SMAN 1 Air Joman
adalah aliran filsafat pancasila dan aliran filsafat Progresivisme.semua aspek yang
berhubungan dgn upaya manusia untuk mengerti dan memahami hakikat pendidikan itu
sendiri, yang berhubungan dengan bagaimana pelaksanaan pendidikan dan bagaimana tujuan
pendidikan itu.

4.2 Saran

Adapun saran yang saya dapat berikan dalam pengaplikasian rekayasa ide sebaiknya
setiap sekolah khusus nya SMAN 1 Air Joman tetap selalu menerapkan aliran aliran filsafat
pendidikan dalam kegiatan belajar mengajarnya. Dengan tujuan agar siswa atau peserta didik
yang di hasil kan memiliki kualitas yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

19
https://www.academia.edu/35991770/
Filsafat_Pendidikan_dan_Aplikasinya_dalam_Problematika_Pendidikan

https://syariffilsafat.wordpress.com/2016/10/08/4-hubungan-filsafat-pendidikan/

https://www.asikbelajar.com/penerapan-filsafat-pendidikan-di-sekolah/

https://blog.kejarcita.id/model-pembelajaran-untuk-melatih-kemampuan-berpikir-kritis-siswa/

https://radarsemarang.jawapos.com/artikel/untukmu-guruku/2020/04/22/guru-berkualitas-
hasilkan-pendidikan-yang-bermutu/

https://www.academia.edu/40555866/
PERAN_FILSAFAT_DALAM_PENGEMBANGAN_PENDIDIKAN

https://massofa.wordpress.com/2008/01/15/peranan-filsafat-pendidikan-dalam-
pengembangan-ilmu-pendidikan/

20

Anda mungkin juga menyukai