Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan dan Bimbingan program studi
Pendidikan Teknik Arsitektur
Oleh Kelompok 3 :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep Dasar Perkembangan Peserta
Didik”.
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah psikologi
pendidikan dan bimbingan. Selain itu, makalah ini bertujuan memberikan wawasan serta
pengetahuan terhadap penulis secara khusus dan kepada masyarakat secara umum, terutama
mengenai perkembangan peserta didik, dimana hal ini sangat bermanfaat bagi calon pendidik.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada bapak Dr. Iding Tarsidi, M.Pd. selaku
dosen mata kuliah psikologi pendidikan dan bimbingan yang telah membimbing penulis dalam
menyelesaikan makalah ini.
Penulis telah berupaya secara maksimal dalam pembuatan makalah ini. Apabila masih
ada kesalahan, penulis mengharapkan saran dan masukan yang bersifat membangun untuk
makalah yang lebih baik lagi kedepannya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................2
BAB I..................................................................................................................4
PENDAHULUAN...............................................................................................4
1.1 Latar Belakang..............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................4
1.3 Tujuan............................................................................................................5
1.4 Manfaat..........................................................................................................5
BAB II.................................................................................................................6
PEMBAHASAN.................................................................................................6
2.1 Konsep Didaktik............................................................................................6
2.2 Konsep Pedagogik.........................................................................................8
2.3 Konsep Peserta Didik, Pendidikan, dan Tujuan Pendidikan.......................11
2.4 Perkembangan dan Prinsip-Prinsip Peserta Didik.......................................16
2.5 Tahap Perkembangan Peserta Didik...........................................................20
BAB III..............................................................................................................24
PENUTUP.........................................................................................................24
3.1 Kesimpulan..................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................25
3
BAB I
PENDAHULUAN
Sekolah merupakan suatu lembaga yang memberikan pengajaran secara formal kepada
murid-muridnya. Berbeda halnya dengan keluarga dan masyarakat yang memberikan pendidikan
secara informal. Sebagai suatu lembaga yang menyelenggarakan pengajaran dan kesempatan
belajar, sudah barang tentu harus memenuhi bermacam ragam persyaratan, terutama program
pendidikan. Segala sesuatu telah disusun dan diatur menurut pola dan sistematika tertentu
sehingga memungkinkan kegiatan mengajar berlangsung dan terarah pada pembentukan dan
pengembangan siswa.
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi setiap orang. Dengan
mendapatkan suatu pendidikan seseorang akan mencapai pendewasaan. Dalam dunia pendidikan
akan selalu terdapat kegiatan mengajar, mendidik, dan melatih. Kegiatan mengajar ini lebih
menekankan pada upaya untuk memberikan sejumlah pengetahuan-pengetahuan dari pendidik
kepada peserta didik.
4
1.3 Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan makalah yang ingin dicapai yaitu :
1.3.1 Memahami konsep didaktik dan pedagogik dalam pendidikan sehingga dapat
diimplementasikan dalam praktik mengajar
1.3.2 Memahami konsep peserta didik, pendidikan, dan tujuan pendidikan sehingga dapat
menciptakan metode mengajar yang efektif
1.3.3 Memahami analisis prinsip peserta didik, perkembangan, dan tahap perkembangan peserta
didik sehingga dapat menyesuaikan metode mengajar dengan karakteristik peserta didik
1.4 Manfaat
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Didaktik
Didaktik berasal dari bahasa Yunani didaskein yang berarti pengajaran dan didaktikos
berarti pandai mengajar sedangkan secara umum pengertian didaktik adalah pengajaran atau
ilmu mengajar yang memberikan prinsip-prinsip mengenai cara-cara memberikan dan
menyampaikan bahan ajar yang disusun sedemikian rupa agar dapat dikuasai oleh siswa.
Adapun prinsip-prinsip yang dimaksud sebagai prinsip didaktik adalah motivasi, aktivitas,
peragaan, individualitas, persepsi, lingkungan, korelasi dan konsentrasi atau integrasi.
Didaktik adalah ilmu mengajar yang membuat orang menjadi belajar. Didaktik adalah
ilmu tentang masalah mengajar dan belajar secara ampuh dan berdaya guna. Didaktik tidak sama
dengan pendagogik. Didaktik adalah bagian kecil dari rumpun ilmu pedagogi. Mengajar
hanyalah salah satu aspek dari mendidik, namun mengajar adalah unsur yang utama dalam
mendidik (Ismail, 1998)
Komunikasi dan interaksi sosial akan bertambah lancar apabila individu-individu yang
berkomunikasi, dan berinteraksi itu mampu melakukannya secara baik dan efektif. Sebagai
6
contoh, hubungan percakapan antara dua orang akan lebih bergairah apabila orang itu menguasai
teknik berbicara yang baik.
Setiap ilmu mempunyai objek tertentu yang menjadi pokok peninjauan. Objek didaktik
sendiri adalah situasi pengajaran dengan komponen-komponen yang ada di dalamnya. Situasi
pengajaran ialah suatu kondisi atau keadaan tertentu dimana terjadi atau berlangsungnya proses
belajar mengajar dan di dalamnya terdapat sejumlah unsur atau komponen faktor-faktor
pengajaran.
Didaktik sebagai ilmu pendidikan praktis. Ilmu pendidikan adalah ilmu yang tertua
diantara ilmu-ilmu lainnya. Pendidikan berasal dari kata mendidik. Proses mendidik ini
berlangsung sampai anak didik menjadi dewasa dan sesudah itu anak didik telah dapat berdiri
sendiri. Ia telah dapat bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya. Selain itu, ia telah dapat
dipertanggung-jawabkan oleh masyarakat. Jadi, kedewasaan itu tidak hanya terletak pada batas
umur tertentu saja. Pendidikan sesungguhnya berlangsung secara kontinu, tidak pernah berhenti.
Pendidikan bersifat long life, artinya berlangsung seumur hidup.
Pada dasarnya didaktik ini adalah teori pembelajaran dan, dalam arti
luas, teori dan praktik penerapan pembelajaran dan belajar. Tentang bagaimana pengetahuan,
keterampilan, dan sikap dapat diajarkan oleh guru kepada siswa. Dewasa ini, para ahli
berpendapat bahwa pendidikan sama artinya dengan pengajaran. Alasan yang mendukung
pendapat ini, menurut analisis saya sebagai penulis, ialah pengajaran bertujuan untuk mencapai
tujuan pendidikan. Pengajaran tidak hanya berlangsung di sekolah, akan tetapi juga di luar
sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Ilmu didaktik ini digunakan dimana-mana, bukan oleh guru di sekolah saja, melainkan
oleh masyarakat, lembaga dan badan-badan, perusahaan, lembaga pemerintahan, lembaga
pembangunan, lembaga pedesaan, kemiliteran, dan lain-lain. Oleh karena itu, penting untuk
mempelajari dan memahami konsep dari ilmu didaktik ini.
7
2.2 Konsep Pedagogik
Pedagogik berasal dari bahasa Yunani paidagōgeō yang berarti membimbing anak.
Sedangkan secara umum pedagogik adalah ilmu atau seni dalam menjadi seorang guru
mencakup strategi pembelajaran yang dilakukan dalam mendidik. Hal ini berarti, pedagogik
sebagai pendidikan anak yang didapatkan dari seorang guru untuk dapat mengembangkan
kepribadiannya agar terlatih dalam mengembangkan mental juga keterampilannya sehingga
seorang anak mampu menghadapi permasalahannya.
Sehubungan dengan strategi itu, filosofi mengajar diterapkan dan dipengaruhi oleh latar
belakang pengetahuan dan pengalamannya, situasi pribadi, lingkungan, serta tujuan
pembelajaran yang dirumuskan oleh peserta didik dan guru. Salah satu contohnya adalah aliran
pemikiran.
8
Objek formal adalah suatu bentuk yang khas atau spesifik dari objek material yang
dipelajari oleh suatu ilmu. Objek formal pedagogik adalah situasi pendidikan.
9
2) Mampu mengelola kegiatan belajar mengajar, seperti mampu menjelaskan
materi, menggunakan metode mengajar, memberi contoh yang sesuai dengan materi,
menggunakan media pembelajaran memberi penguatan, memberi pertanyaan
3) Mampu berkomunikasi dengan siswa, seperti mampu memberi kesempatan
untuk memahami materi, memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya, dan menggukan
bahasa lisan dan tulisan secara jelas dan benar
4) Mampu mengorganisasikan kelas dan menggunakan waktu dengan baik
5) Mampu melaksanakan penilaian selama proses belajar mengajar maupun di
akhir pembelajaran
6) Mampu menutup pelajaran, seperti membuat kesimpulan, melakukan refleksi
atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa dan melaksanakan tindak lanjut dengan
memberikan arahan atau tugas sebagai bagian dari remidial atau pengayaan.
Peserta didik menurut UU Sisdiknas 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 4 adalah “anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang
tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu”.
Menurut Dr. Armai Arief, M.A, dosen UIN Syarief Hidayatullah Jakarta, peserta didik
ialah orang yang sudah dewasa maupun belum dewasa yang sedang menjalankan proses
10
pendidikan, baik formal, informal, maupun nonformal, hingga orang tersebut memiliki ilmu
pengetahuan, etika, maupun keterampilan yang mampu diterepakan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam persfektif psikologis, peserta didik adalah individu yang sedang berada dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun psikis. Mereka memerlukan
bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju ke arah titik optimal kemampuan fitrahnya,
atau juga sering disebut raw material (bahan mentah). Pengertian ini mengisyaratkan bahwa
peserta didik senantiasa tumbuh dan berkembang ke arah positif, serta alamiah (nature) dan
memerlukan bantuan, serta bimbingan orang lain.
Dalam bahasa Indonesia, kata peserta didik memiliki makna sinonim dengan kata
siswa, murid, dan pelajar. Semuanya bermakna sebagai anak yang sedang berguru, anak yang
sedang memperoleh pendidikan dasar dari suatu lembaga pendidikan. Jadi, dapat dikatakan
bahwa peserta didik merupakan semua orang yang sedang belajar, baik di lembaga pendidikan
formal maupun nonformal.
11
2) Ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi peserta didik yang
dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Tugas Peserta Didik
2.3.2 Pendidikan
a. Definisi Pendidikan
Pendidikan merupakan usaha yang sengaja secara sadar dan terencana untuk
membantu meningkatkan perkembangan potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat bagi
kepentingan hidupnya sebagai seorang individu dan sebagai warga negara/masyarakat, dengan
memilih isi (materi), strategi kegiatan, dan teknik penilaian yang sesuai. Dilihat dari sudut
perkembangan yang dialami oleh anak, maka usaha yang sengaja dan terencana tersebut
ditujukan untuk membantu anak dalam menghadapi dan melaksanakan tugas-tugas
perkembangan yang dialaminya dalam setiap periode perkembangan. Dengan kata lain,
pendidikan dipandang mempunyai peranan yang besar dalam mencapai keberhasilan dalam
perkembangan anak.
Branata (1988) mengungkapkan bahwa Pendidikan ialah usaha yang sengaja diadakan,
baik langsung maupun secara tidak langsung, untuk membantu anak dalam perkembangannya
mencapai kedewasaan. Pendapat diatas seajalan dengan pendapat Purwanto (1987 :11) yang
menyatakan bahwa Pendidikan adalah pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang
dewasa kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri
sendiri dan bagi masyarakat.
12
Kleis (1974) memberikan batasan umum bahwa :”pendidikan adalah pengalaman yang
dengan pengalaman itu, seseorang atau kelompok orang dapat memahami seseuatu yang
sebelumnya tidak mereka pahami. Pengalaman itu terjadi karena ada interaksi antara seseorang
atau kelompok dengan lingkungannya. Interaksi itu menimbulkan proses perubahan (belajar)
pada manusia dan selanjutnya proses perubahan itu menghasilkan perkembangan (development)
bagi kehidupan seseorang atau kelompok dalam lingkungannya”.
b. Jenis Pendidikan
c. Fungsi Pendidikan
Ketika anak-anak diharapkan untuk dapat hidup mandiri di tengah-tengah masyarakat nantinya,
maka nilai dan norma yang berlaku di masyarakat harus diturunkan pada anak-anak. Di sini anak
didik dituntut untuk mempelajari nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Sebagai contoh,
kita menginginkan agar anak kita tidak memukul orang tua ketika dimarahi. Maka di sekolah,
guru mengajarkan pada muridnya bahwa memukul orang lain adalah tindakan tercela.
13
2) Integrasi Sosial
Agar masyarakat dapat bekerja sebagaimana mestinya, tanpa muncul konflik yang merugikan
kehidupan sosial, maka individu harus mengikuti nilai-nilai yang telah diyakini bersama. Proses
mengikuti atau ikut meyakini nilai-nilai yang telah diikuti oleh individu atau kelompok lain
dalam masyarakat disebut sebagai proses integrasi sosial. Sebagai contoh, dalam masyarakat
berlaku nilai bahwa mencuri itu perbuatan kriminal sehingga pelakunya harus dihukum, maka
dalam hal ini peran pendidikan adalah mendorong keputusan anak tersebut untuk tidak mencuri.
3) Penempatan Sosial
Anak didik yang menjalani proses pendidikan diidentifikasi oleh pendidik mengenai kepribadian,
karakter, keterampilan dan keahliannya. Proses identifikasi ini menentukan penempatan di posisi
sosial mana anak didik kelak berlabuh. Sebagai contoh, individu yang dididik ilmu kedokteran,
maka penempatan yang sesuai adalah adalah di institusi kesehatan.
4) Inovasi Sosial
Fungsi pendidikan sebagai inovasi sosial terkait erat dengan segala macam penemuan-penemuan
baru di berbagai bidang yang mempengaruhi kehidupan sosial. Kita tidak bisa berharap adanya
penemuan-penemuan baru yang mengubah dunia baik dalam skala kecil atau pun besar apabila
individu yang terlibat dalam penemuan tidak mengalami proses pendidikan terlebih dahulu.
Sebagai contoh, seorang intelektual harus membaca banyak buku sebelum menciptakan konsep
ideologis yang dianut suatu negara.
Salah satu tujuan utama dari pendidikan adalah mengembangkan potensi dan
mencerdaskan individu dengan lebih baik. Dengan tujuan ini, diharapkan mereka yang memiliki
pendidikan dengan baik dapat memiliki kreativitas, pengetahuan, kepribadian, mandiri dan
menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab. Sesuai yang sudah diatur oleh Undang-Undang
Republik Indonesia, seperti:
1) UU No. 2 Tahun 1985
Tujuan pendidikan menurut UU No. 2 Tahun 1985 adalah untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia yang seutuhnya, yaitu bertakwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, memiliki pengetahuan, sehat jasmani dan rohani, memiliki budi pekerti luhur,
mandiri, kepribadian yang mantap, dan bertanggung jawab terhadap bangsa.
2) UU No. 20 Tahun 2003
14
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan
nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
3) MPRS No. 2 Tahun 1960
Sesuai dengan MPRS No. 2 Tahun 1960, tujuan pendidikan adalah untuk membentuk manusia
yang memiliki jiwa Pancasilais sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan yang dikehendaki oleh
pembukaan UUD 1945 dan isi UUD 1945.
Perkembangan merupakan perubahan pada individu baik secara struktur atau fungsi
organ melalui kematangan dan proses belajar, sehingga memunculkan sifat-sifat yang baru, dan
berbeda dari sebelumnya menuju kesempurnaan.
Peserta didik yaitu salah satu dari komponen pendidikan yang menempati posisi
sentral dalam proses belajar-mengajar, dan dapat mengembangkan diri melelui prosedur formal
maupun nonformal.
Dapat disimpulkan perkembangan peserta didik memiliki arti suatu pengkajian dan
penerapan yang secara khusus mempelajari perubahan seorang peserta didik baik fungsi-fungsi,
pola piker moral, fisik, maupun psikisnya menuju tahapan selanjutnya dan saling
berkesinambungan.
15
Prinsip secara hakikat berkaitan dengan sesuatu secara spesifik. Prinsip perkembangan
berarti dapat diartikan sebagai “hukum, kaidah atau patokan yang menyatakan kesamaan sifat
dan hakikat dalam perkembangan”. Dengan pernyataan lain, prinsip perkembangan adalah
patokan generalisasi mengenai sebab dan akibat terjadinya peristiwa perkembangan dalam diri
manusia sebagai peserta didik.
16
antara aspek tersebut. Jika pertumbuhan fisik seorang anak mengalami gangguan, perkembangan
aspek lainnya juga meng-
alami kemunduran. Misalnya, seorang anak yang sering sakit-sakitan dapat
menyebabkan kecerdasannya kurang berkembang dan mengalami kelabilan
emosional
5. Perkembangan Mengikuti Pola Tertentu
Perkembangan manusia mengikuti pola tertentu, misalnya pola-pola teratur dari perkembangan
fisik, motorik, bicara, dan intelektual. Pola perkembangan fisik dan motorik menggunakan
hukum Cephalocaudal dan hukum Proximodistal. Hukum Cephalocaudal menetapkan bahwa
perkembangan menyebar ke seluruh tubuh dari kepala sampai kaki. Adapun hukum
Proximodistal menetapkan bahwa perkembangan menyebar keluar dari titik poros sentral tubuh
ke anggota-anggota tubuh.
6. Perkembangan akan Mengikuti Pola yang Berlaku Umum
Perkembangan manusia akan mengikuti pola yang berlaku umum jika kondisi
lingkungan mendukung. Sebagai contoh, bayi akan merangkak terlebih dahulu
sebelum berjalan.
7. Perkembangan Terjadi pada Tempo yang Berlainan
Setiap anak mempunyai tempo kecepatan perkembangan fisik dan mental yang berbeda-beda,
ada yang cepat dan ada yang lambat. Misalnya, otak mencapai bentuk ukuran sempurna pada
umur 6-8 tahun. Teori perkembangan yang terlalu cepat atau terlalu lambat, menunjukkan
kelainan yang relative sangat jarang terjadi.
8. Setiap Fase Perkembangan Mempunyai Ciri Khas
Setiap tahapan perkembangan mempunyai pola perilaku yang khas yang ditandai dengan periode
equilibrium. Apabila seorang anak dengan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya,
baik penyesuaian pribadi maupun sosial, pola-pola tersebut ditandai dengan periode equilibrium.
Di sisi lain, apabila anak mengalami kesulitan dalam penyesuaian lingkungannya sehingga
penyesuaian pribadi dan sosial menjadi buruk, pola-pola tersebut disebut periode disequilibrium.
9. Setiap Individu yang Normal akan Mengalami Tahapan atau Fase Perkembangan
Dalam menjalani hidup yang normal dan berusia panjang individu akan
mengalami fase-fase perkembangan yaitu mulai dari bayi, kanak-kanak, anak,
remaja, dewasa hingga masa tua.
17
2.5 Tahap Perkembangan Peserta Didik
18
4. Karakteristik perkembangan fisik pada masa remaja pada masa remaja
perkembangan fisik yang paling menonjol terdapat pada perkembangan, kekuatan, ketahanan,
dan organ seksual.
5. Kemampuan fisik pada masa dewasa pada setiap individu menjadi sangat
bervariasi seiring dengan pertumbuhan fisik.
19
3. Gangguan emosional, contohnya peserta didik yang terlalu sering mengalami
gangguan emosional akan menyebabkan terbentuknya steroid adrenal yang berlebihan, dan ini
akan membawa akibat berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan kelenjar pituitari.
4. Jenis kelamin, contohnya peserta didik laki-laki cenderung lebih tinggi dan
lebih berat daripada peserta didik perempuan.
5. Status sosial ekonomi, contohnya peserta didik yang berasal dari keluarga
dengan status sosial ekonomi rendah cenderung lebih kecil daripada anak yang berasal dari
keluarga yang status sosial-ekonominya tinggi.
6. Kesehatan, contohnya peserta didik yang sehat dan jarang sakit, biasanya akan
memiliki tubuh yang lebih berat daripada anak yang sering sakit.
7. Pengaruh bentuk tubuh bangun/bentuk tubuh, apakah mesamorf, ektomorf,
atau endomorf, akan mempengaruhi besar kecilnya tubuh peserta didik.
8. Pertumbuhan dan perkembangan sistem syaraf (nervous system). Pertumbuhan
syaraf dan perkembangan kemampuan peserta didik membuat intelegensi (kecerdasan)
meningkat dan mendorong timbulnya pola-pola tingkah laku baru.
9. Pertumbuhan otot-otot. Peningkatan tonus (tegangan otot) peserta didik dapat
menimbulkan perubahan dan peningkatan aneka ragam kemampuan dan kekuatan jasmaninya.
10. Perkembangan dan perubahan fungsi kelanjar-kelenjar endokrin.
11. Berubahnya fungsi kelenjar-kelenjar endokrin seperti adrenal, dan kelenjar
pituitary (kelenjar di bawah bagian otak yang memproduksi dan mengatur berbagai hormon
termasuk hormon pengembang indung telur dan sperma), juga menimbulkan pola-pola baru
tingkah laku peserta didik ketika menginjak remaja.
12. Perubahan struktur jasmani. Semakin meningkat usia peserta didik akan
semakin meningkat pula ukuran tinggi dan bobot serta proporsi (perbandingan bagian) tubuh
pada umumnya. Perubahan jasmani ini akan banyak berpengaruh terhadap perkembangan
kemampuan dan kecakapan motor skills anak.
20
3. Pengaruh lingkungan. Pengaruh lingkungan ini biasa berasal dari keluarga,
sekolah maupun lingkungan bermain.
4. Interior ruang belajar. Menjelaskan bahwa kebiasaan mental dan sikap perilaku
seseorang dipengaruhi oleh lingkungan fisiknya
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tujuan pendidikan ialah mengembangkan potensi dan mencerdaskan individu dengan lebih
baik. Dalam memenuhi tujuan tersebut, dibutuhkan konsep didaktik dan pedagogik dalam
mendidik. Kedua konsep tersebut adalah konsep yang saling berkaitan, didaktif bertujuan untuk
mengajari siswa belajar hingga menguasai konsep, sedangkan pedagogik ialah metode yang
dilakukan dalam mendidik siswa untuk belajar. Selain memerhatikan konsep mendidik, perlu
dipahami prinsip dan tahapan perkembangan siswa agar pembelajaran dapat dilakukan dengan
efektif.
21
DAFTAR PUSTAKA
22
LAMPIRAN
Pembagian Tugas
Konsep didaktik : Tazkia Aulia Nurkhaeni
Konsep pedagogik : Syahran Gupita Azzahra
Konsep peserta didik, pendidikan, dan tujuan pendidikan : Toni Kurniawan
Perkembangan dan prinsip-prinsip peserta didik : Diyana Fajriyah
Tahap perkembangan peserta didik : Ghifariy Muhammad Fahd
23