Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KONSEP DASAR PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan dan Bimbingan program studi
Pendidikan Teknik Arsitektur

Dr. Iding Tarsidi M.Pd.

Oleh Kelompok 3 :

1. Diyana Fajriyah 2104128


2. Ghifariy Muhammad Fahd 2105900
3. Syahran Gupita Azzahra 2104340
4. Tazkia Aulia Nurkhaerani 2102031
5. Toni Kurniawan 2107991

DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR


FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep Dasar Perkembangan Peserta
Didik”.

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah psikologi
pendidikan dan bimbingan. Selain itu, makalah ini bertujuan memberikan wawasan serta
pengetahuan terhadap penulis secara khusus dan kepada masyarakat secara umum, terutama
mengenai perkembangan peserta didik, dimana hal ini sangat bermanfaat bagi calon pendidik.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada bapak Dr. Iding Tarsidi, M.Pd. selaku
dosen mata kuliah psikologi pendidikan dan bimbingan yang telah membimbing penulis dalam
menyelesaikan makalah ini.

Penulis telah berupaya secara maksimal dalam pembuatan makalah ini. Apabila masih
ada kesalahan, penulis mengharapkan saran dan masukan yang bersifat membangun untuk
makalah yang lebih baik lagi kedepannya.

Kuningan, 08 September 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................2

BAB I..................................................................................................................4
PENDAHULUAN...............................................................................................4
1.1 Latar Belakang..............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................4
1.3 Tujuan............................................................................................................5
1.4 Manfaat..........................................................................................................5

BAB II.................................................................................................................6
PEMBAHASAN.................................................................................................6
2.1 Konsep Didaktik............................................................................................6
2.2 Konsep Pedagogik.........................................................................................8
2.3 Konsep Peserta Didik, Pendidikan, dan Tujuan Pendidikan.......................11
2.4 Perkembangan dan Prinsip-Prinsip Peserta Didik.......................................16
2.5 Tahap Perkembangan Peserta Didik...........................................................20

BAB III..............................................................................................................24
PENUTUP.........................................................................................................24
3.1 Kesimpulan..................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................25

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sekolah merupakan suatu lembaga yang memberikan pengajaran secara formal kepada
murid-muridnya. Berbeda halnya dengan keluarga dan masyarakat yang memberikan pendidikan
secara informal. Sebagai suatu lembaga yang menyelenggarakan pengajaran dan kesempatan
belajar, sudah barang tentu harus memenuhi bermacam ragam persyaratan, terutama program
pendidikan. Segala sesuatu telah disusun dan diatur menurut pola dan sistematika tertentu
sehingga memungkinkan kegiatan mengajar berlangsung dan terarah pada pembentukan dan
pengembangan siswa.

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi setiap orang. Dengan
mendapatkan suatu pendidikan seseorang akan mencapai pendewasaan. Dalam dunia pendidikan
akan selalu terdapat kegiatan mengajar, mendidik, dan melatih. Kegiatan mengajar ini lebih
menekankan pada upaya untuk memberikan sejumlah pengetahuan-pengetahuan dari pendidik
kepada peserta didik.

Pendidikan dalam kegiatan pengajarannya di dalam kelas, melakukan berbagai upaya


agar peserta didik dapat memahami materi yang diberikannya. Sehingga dalam proses
pembelajaran, seorang pendidik harus mampu menyampaikan materi yang diajarkannya dengan
baik. Untuk dapat mewujudkannya, selain menguasai materi-materi pelajaran, pendidik harus
memiliki cara-cara mengajar yang baik dan efektif agar materi yang diajarkan dapat diterima
serta dipahami oleh peserta didik dengan baik.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai


berikut :
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan konsep didaktik?
1.2.2 Apa yang dimaksud dengan konsep pedagogik?
1.2.3 Bagaimana konsep peserta didik, pendidikan, dan tujuan pendidikan?
1.2.4 Bagaimana analisis perkembangan dan prinsip-prinsip peserta didik?
1.2.5 Bagaimana tahap perkembangan peserta didik?

4
1.3 Tujuan

Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan makalah yang ingin dicapai yaitu :
1.3.1 Memahami konsep didaktik dan pedagogik dalam pendidikan sehingga dapat
diimplementasikan dalam praktik mengajar
1.3.2 Memahami konsep peserta didik, pendidikan, dan tujuan pendidikan sehingga dapat
menciptakan metode mengajar yang efektif
1.3.3 Memahami analisis prinsip peserta didik, perkembangan, dan tahap perkembangan peserta
didik sehingga dapat menyesuaikan metode mengajar dengan karakteristik peserta didik

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu diharapkan :


1.4.1 Dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk bidang pendidikan khususnya yang
berkaitan dengan konsep didaktik, pedagogik, peserta didik, pendidikan, dan tujuan pendidikan
1.4.2 Manfaat bagi penulis yaitu dapat memahami tentang konsep didaktik, pedagogik, peserta
didik, pendidikan, dan tujuan pendidikan yang dapat diimplementasikan di masa depan
1.4.3 Memahami metode mengajar yang efektif

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Didaktik

2.1.1 Pengertian Didaktik

Didaktik berasal dari bahasa Yunani didaskein yang berarti pengajaran dan didaktikos
berarti pandai mengajar sedangkan secara umum pengertian didaktik adalah pengajaran atau
ilmu mengajar yang memberikan prinsip-prinsip mengenai cara-cara memberikan dan
menyampaikan bahan ajar yang disusun sedemikian rupa agar dapat dikuasai oleh siswa.
Adapun prinsip-prinsip yang dimaksud sebagai prinsip didaktik adalah motivasi, aktivitas,
peragaan, individualitas, persepsi, lingkungan, korelasi dan konsentrasi atau integrasi.

Didaktik adalah ilmu mengajar yang membuat orang menjadi belajar. Didaktik adalah
ilmu tentang masalah mengajar dan belajar secara ampuh dan berdaya guna. Didaktik tidak sama
dengan pendagogik. Didaktik adalah bagian kecil dari rumpun ilmu pedagogi. Mengajar
hanyalah salah satu aspek dari mendidik, namun mengajar adalah unsur yang utama dalam
mendidik (Ismail, 1998)

2.1.2 Fungsi Didaktik

Fungsi didaktik dapat ditinjau dari dua segi, yaitu :


a. Fungsi Didaktik dari Segi Ilmu
Ilmu didaktik merupakan cabang dari ilmu pendidikan, yang sekarang berkembang
sebagai ilmu yang berdiri sendiri. Didaktik dipandang sebagai ilmu pendidikan yang diterapkan
dan dipraktekkan terutama dalam pengajaran di sekolah. Perkembangan didaktik yang pesat,
bukan saja mendorong kemajuan pengajaran, akan tetapi telah memberikan bahan-bahan yang
lengkap bagi ilmu pendidikan.
b. Fungsi Didaktik dari Segi Alat
Sebagai alat, didaktik berfungsi dalam masyarakat, budaya, dan teknologi. Seperti
yang telah diketahui bahwa di dalam masyarakat, baik dalam kelompok besar maupun kelompok
kecil, setiap saat dan dimana saja selalu terjadi proses komunikasi dan interaksi.

Komunikasi dan interaksi sosial akan bertambah lancar apabila individu-individu yang
berkomunikasi, dan berinteraksi itu mampu melakukannya secara baik dan efektif. Sebagai

6
contoh, hubungan percakapan antara dua orang akan lebih bergairah apabila orang itu menguasai
teknik berbicara yang baik.

2.1.3 Objek Didaktik

Setiap ilmu mempunyai objek tertentu yang menjadi pokok peninjauan. Objek didaktik
sendiri adalah situasi pengajaran dengan komponen-komponen yang ada di dalamnya. Situasi
pengajaran ialah suatu kondisi atau keadaan tertentu dimana terjadi atau berlangsungnya proses
belajar mengajar dan di dalamnya terdapat sejumlah unsur atau komponen faktor-faktor
pengajaran.

2.1.4 Sistematika Didaktik

Didaktik sebagai ilmu pendidikan praktis. Ilmu pendidikan adalah ilmu yang tertua
diantara ilmu-ilmu lainnya. Pendidikan berasal dari kata mendidik. Proses mendidik ini
berlangsung sampai anak didik menjadi dewasa dan sesudah itu anak didik telah dapat berdiri
sendiri. Ia telah dapat bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya. Selain itu, ia telah dapat
dipertanggung-jawabkan oleh masyarakat. Jadi, kedewasaan itu tidak hanya terletak pada batas
umur tertentu saja. Pendidikan sesungguhnya berlangsung secara kontinu, tidak pernah berhenti.
Pendidikan bersifat long life, artinya berlangsung seumur hidup.

2.1.5 Analisis Konsep Didaktik

Pada dasarnya didaktik ini adalah teori pembelajaran dan, dalam arti

luas, teori dan praktik penerapan pembelajaran dan belajar. Tentang bagaimana pengetahuan,
keterampilan, dan sikap dapat diajarkan oleh guru kepada siswa. Dewasa ini, para ahli
berpendapat bahwa pendidikan sama artinya dengan pengajaran. Alasan yang mendukung
pendapat ini, menurut analisis saya sebagai penulis, ialah pengajaran bertujuan untuk mencapai
tujuan pendidikan. Pengajaran tidak hanya berlangsung di sekolah, akan tetapi juga di luar
sekolah dan berlangsung seumur hidup.

Ilmu didaktik ini digunakan dimana-mana, bukan oleh guru di sekolah saja, melainkan
oleh masyarakat, lembaga dan badan-badan, perusahaan, lembaga pemerintahan, lembaga
pembangunan, lembaga pedesaan, kemiliteran, dan lain-lain. Oleh karena itu, penting untuk
mempelajari dan memahami konsep dari ilmu didaktik ini.

7
2.2 Konsep Pedagogik

2.2.1 Pengertian Pedagogik

Pedagogik berasal dari bahasa Yunani paidagōgeō yang berarti membimbing anak.
Sedangkan secara umum pedagogik adalah ilmu atau seni dalam menjadi seorang guru
mencakup strategi pembelajaran yang dilakukan dalam mendidik. Hal ini berarti, pedagogik
sebagai pendidikan anak yang didapatkan dari seorang guru untuk dapat mengembangkan
kepribadiannya agar terlatih dalam mengembangkan mental juga keterampilannya sehingga
seorang anak mampu menghadapi permasalahannya.

Sehubungan dengan strategi itu, filosofi mengajar diterapkan dan dipengaruhi oleh latar
belakang pengetahuan dan pengalamannya, situasi pribadi, lingkungan, serta tujuan
pembelajaran yang dirumuskan oleh peserta didik dan guru. Salah satu contohnya adalah aliran
pemikiran.

2.2.2 Fungsi Pedagogik

Adapun fungsi pedagogik adalah sebagai berikut :


1. Untuk memahami situasi pendidikan secara sistematis
Sebagai contoh, situasi pendidikan di masa pandemi COVID-19 menciptakan strategi
mengajar yang baru, yaitu pembelajaran jarak jauh yang memanfaatkan teknologi.
2. Memberikan petunjuk tentang apa yang seharusnya dilaksanakan oleh pendidik
3. Menghindari terjadinya kesalahan-kesalahan dalam praktik mendidik anak
Sebagai contoh kesalahan konseptual, teknis dan kekeliruan yang bersumber dari kepribadian
pendidik.
4. Mengenal diri sendiri dan melakukan koreksi

2.2.3 Objek Pedagogik

Objek studi Pedagogik dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :


a. Objek material
Objek material adalah sesuatu yang dipelajari oleh suatu ilmu dalam wujud materinya.
Objek material pedagogik adalah manusia, yakni sama halnya dengan objek material psikologi,
sosiologi, ekonomi, dsb.
b. Objek formal

8
Objek formal adalah suatu bentuk yang khas atau spesifik dari objek material yang
dipelajari oleh suatu ilmu. Objek formal pedagogik adalah situasi pendidikan.

2.2.4 Indikator Pedagogik

Adapun indikator pedagogik meliputi:


a. Kemampuan dalam memahami peserta didik, dengan indikator antara lain :
1) Memahami karakteristik perkembangan peserta didik, seperti memahami
tingkat kognitif peserta didik sesuai dengan usianya
2) Memahami prisnsip-prinsip perkembangan kepribadian peserta didik, seperti
mengenali tipe-tipe kepribadian peserta didik dan mengenali tahapan-tahapan perkembangan
kepribadian peserta didik
3) Mampu mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik dan menggali perbedaan
potensi yang dimiliki peserta didik
b. Kemampuan dalam membuat perancangan pembelajaran, dengan indikator antara
lain :
1) Mampu merencanakan pengelolaan kegiatan belajar mengajar, seperti
merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sesuai dengan kompetensi yang ingin
dicapai, memilih jenis strategi pembelajaran yang cocok, memotivasi siswa, dll.
2) Mampu merencanakan pengorganisasian bahan pembelajaran, seperti mampu
menjabarkan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran, serta mampu menyusun bahan
pembelajaran secara runtut dan sistematis
3) Mampu merencanakan penggunaan media dan sumber pengajaran
4) Mampu merencanakan pengelolaan kelas, seperti mampu menentukkan alokasi
waktu belajar mengajar, menjadikan siswa aktif
5) Mampu merencanakan model penilaian hasil belajar, seperti menentukan
macam-macam bentuk penilaian dan membuat instrumen penilaian hasil belajar.

c. Kemampuan melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, dengan


indikator antara lain :
1) Mampu membuka pelajaran, seperti menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai dan memotivasi siswa, dan mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan materi
prasyarat

9
2) Mampu mengelola kegiatan belajar mengajar, seperti mampu menjelaskan
materi, menggunakan metode mengajar, memberi contoh yang sesuai dengan materi,
menggunakan media pembelajaran memberi penguatan, memberi pertanyaan
3) Mampu berkomunikasi dengan siswa, seperti mampu memberi kesempatan
untuk memahami materi, memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya, dan menggukan
bahasa lisan dan tulisan secara jelas dan benar
4) Mampu mengorganisasikan kelas dan menggunakan waktu dengan baik
5) Mampu melaksanakan penilaian selama proses belajar mengajar maupun di
akhir pembelajaran
6) Mampu menutup pelajaran, seperti membuat kesimpulan, melakukan refleksi
atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa dan melaksanakan tindak lanjut dengan
memberikan arahan atau tugas sebagai bagian dari remidial atau pengayaan.

c. Kemampuan dalam mengevaluasi hasil belajar, dengan indikator antara lain :


1) Mampu merancang dan melaksanakan penilaian, seperti memahami prinsip-
prinsip penilaian, mampu menyusun macam-macam instrumen evaluasi pembelajaran, mampu
melaksanakan evaluasi
2) Mampu menganalisis hasil penilaian, seperti mampu mengklasifikasikan hasil
penilaian dan menyimpulkan hasil penilaian secara jelas
3) Mampu memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan kualitas pembelajaran
selanjutnya, seperti mampu memperbaiki soal yang tidak valid dan mempu mengidentifikasi
tingkat variasi hasil belajar.

2.3 Konsep Peserta Didik, Pendidikan, dan Tujuan Pendidikan

2.3.1 Peserta Didik

a. Definisi Peserta Didik

Peserta didik menurut UU Sisdiknas 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 4 adalah “anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang
tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu”.

Menurut Dr. Armai Arief, M.A, dosen UIN Syarief Hidayatullah Jakarta, peserta didik
ialah orang yang sudah dewasa maupun belum dewasa yang sedang menjalankan proses

10
pendidikan, baik formal, informal, maupun nonformal, hingga orang tersebut memiliki ilmu
pengetahuan, etika, maupun keterampilan yang mampu diterepakan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam persfektif psikologis, peserta didik adalah individu yang sedang berada dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun psikis. Mereka memerlukan
bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju ke arah titik optimal kemampuan fitrahnya,
atau juga sering disebut raw material (bahan mentah). Pengertian ini mengisyaratkan bahwa
peserta didik senantiasa tumbuh dan berkembang ke arah positif, serta alamiah (nature) dan
memerlukan bantuan, serta bimbingan orang lain.

Dalam bahasa Indonesia, kata peserta didik memiliki makna sinonim dengan kata
siswa, murid, dan pelajar. Semuanya bermakna sebagai anak yang sedang berguru, anak yang
sedang memperoleh pendidikan dasar dari suatu lembaga pendidikan. Jadi, dapat dikatakan
bahwa peserta didik merupakan semua orang yang sedang belajar, baik di lembaga pendidikan
formal maupun nonformal.

b. Hak dan Kewajiban Peserta Didik

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional


Bab V Pasal 12 disebutkan :
a) Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak:
1) Mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan;
2) Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuaannya;
3) Mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak mampu membiayai
pendidikannya;
4) Mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu membiayai
pendidikannya;
5) Pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain yang setara;
6) Menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak
menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan.
b) Setiap peserta didik berkewajiban :
1) Menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses dan keberhasilan
pendidikan;

11
2) Ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi peserta didik yang
dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Tugas Peserta Didik

Tugas utama peserta didik adalah belajar, menunutut ilmu sebanyak-banyaknya,


mengembangkan bakat yang ia miliki. Akan tetapi tugas peserta didik bukan hanya belajar dalam
ranah kognitif saja tetapi yang lebih penting dari itu, yakni menjadi pribadi yang berakhlak. Hal
ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Maka dari itu sudah seyogyanya peserta didik harus memiliki sifat dan adab
dalam menuntut ilmu sebagaimana yang akan dijelaskan pada sub bab berikutnya.

2.3.2 Pendidikan

a. Definisi Pendidikan

Pendidikan merupakan usaha yang sengaja secara sadar dan terencana untuk
membantu meningkatkan perkembangan potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat bagi
kepentingan hidupnya sebagai seorang individu dan sebagai warga negara/masyarakat, dengan
memilih isi (materi), strategi kegiatan, dan teknik penilaian yang sesuai. Dilihat dari sudut
perkembangan yang dialami oleh anak, maka usaha yang sengaja dan terencana tersebut
ditujukan untuk membantu anak dalam menghadapi dan melaksanakan tugas-tugas
perkembangan yang dialaminya dalam setiap periode perkembangan. Dengan kata lain,
pendidikan dipandang mempunyai peranan yang besar dalam mencapai keberhasilan dalam
perkembangan anak.

Branata (1988) mengungkapkan bahwa Pendidikan ialah usaha yang sengaja diadakan,
baik langsung maupun secara tidak langsung, untuk membantu anak dalam perkembangannya
mencapai kedewasaan. Pendapat diatas seajalan dengan pendapat Purwanto (1987 :11) yang
menyatakan bahwa Pendidikan adalah pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang
dewasa kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri
sendiri dan bagi masyarakat.

12
Kleis (1974) memberikan batasan umum bahwa :”pendidikan adalah pengalaman yang
dengan pengalaman itu, seseorang atau kelompok orang dapat memahami seseuatu yang
sebelumnya tidak mereka pahami. Pengalaman itu terjadi karena ada interaksi antara seseorang
atau kelompok dengan lingkungannya. Interaksi itu menimbulkan proses perubahan (belajar)
pada manusia dan selanjutnya proses perubahan itu menghasilkan perkembangan (development)
bagi kehidupan seseorang atau kelompok dalam lingkungannya”.

b. Jenis Pendidikan

Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003,


pendidikan dibedakan menjadi tiga yaitu pendidikan formal, non formal, dan informal.
1) Pendidikan Formal
Jenis pendidikan ini adalah jenis pendidikan yang sudah terstruktur dan memiliki jenjang mulai
dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan Dasar (SD), Pendidikan Menengah (SMP),
Pendidikan Menengah (SMA) dan Pendidikan Tinggi (Universitas).
2) Pendidikan Non Formal
Pendidikan non formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dilaksanakan
secara berjenjang dan terstruktur. Jenis pendidikan ini disetarakan sesuai dengan hasil program
pendidikan formal melalui proses penilaian dari pihak yang berwenang. Contohnya seperti,
Lembaga Kursus, Majelis Taklim, Kelompok Bermain, Sanggar dan lainnya.
3) Pendidikan Informal
Pendidikan ini berasal dari keluarga dan lingkungan dimana peserta didiknya diharapkan dapat
belajar secara lebih mandiri. Contoh pendidikan informal ini seperti agama, budi pekerti, etika,
sopan santun, moral dan sosialisasi.

c. Fungsi Pendidikan

Fungsi pendidikan diantaranya :


1) Sosialisasi

Ketika anak-anak diharapkan untuk dapat hidup mandiri di tengah-tengah masyarakat nantinya,
maka nilai dan norma yang berlaku di masyarakat harus diturunkan pada anak-anak. Di sini anak
didik dituntut untuk mempelajari nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Sebagai contoh,
kita menginginkan agar anak kita tidak memukul orang tua ketika dimarahi. Maka di sekolah,
guru mengajarkan pada muridnya bahwa memukul orang lain adalah tindakan tercela.

13
2) Integrasi Sosial
Agar masyarakat dapat bekerja sebagaimana mestinya, tanpa muncul konflik yang merugikan
kehidupan sosial, maka individu harus mengikuti nilai-nilai yang telah diyakini bersama. Proses
mengikuti atau ikut meyakini nilai-nilai yang telah diikuti oleh individu atau kelompok lain
dalam masyarakat disebut sebagai proses integrasi sosial. Sebagai contoh, dalam masyarakat
berlaku nilai bahwa mencuri itu perbuatan kriminal sehingga pelakunya harus dihukum, maka
dalam hal ini peran pendidikan adalah mendorong keputusan anak tersebut untuk tidak mencuri.
3) Penempatan Sosial
Anak didik yang menjalani proses pendidikan diidentifikasi oleh pendidik mengenai kepribadian,
karakter, keterampilan dan keahliannya. Proses identifikasi ini menentukan penempatan di posisi
sosial mana anak didik kelak berlabuh. Sebagai contoh, individu yang dididik ilmu kedokteran,
maka penempatan yang sesuai adalah adalah di institusi kesehatan.
4) Inovasi Sosial
Fungsi pendidikan sebagai inovasi sosial terkait erat dengan segala macam penemuan-penemuan
baru di berbagai bidang yang mempengaruhi kehidupan sosial. Kita tidak bisa berharap adanya
penemuan-penemuan baru yang mengubah dunia baik dalam skala kecil atau pun besar apabila
individu yang terlibat dalam penemuan tidak mengalami proses pendidikan terlebih dahulu.
Sebagai contoh, seorang intelektual harus membaca banyak buku sebelum menciptakan konsep
ideologis yang dianut suatu negara.

2.3.3 Tujuan Pendidikan

Salah satu tujuan utama dari pendidikan adalah mengembangkan potensi dan
mencerdaskan individu dengan lebih baik. Dengan tujuan ini, diharapkan mereka yang memiliki
pendidikan dengan baik dapat memiliki kreativitas, pengetahuan, kepribadian, mandiri dan
menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab. Sesuai yang sudah diatur oleh Undang-Undang
Republik Indonesia, seperti:
1) UU No. 2 Tahun 1985
Tujuan pendidikan menurut UU No. 2 Tahun 1985 adalah untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia yang seutuhnya, yaitu bertakwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, memiliki pengetahuan, sehat jasmani dan rohani, memiliki budi pekerti luhur,
mandiri, kepribadian yang mantap, dan bertanggung jawab terhadap bangsa.
2) UU No. 20 Tahun 2003

14
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan
nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
3) MPRS No. 2 Tahun 1960
Sesuai dengan MPRS No. 2 Tahun 1960, tujuan pendidikan adalah untuk membentuk manusia
yang memiliki jiwa Pancasilais sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan yang dikehendaki oleh
pembukaan UUD 1945 dan isi UUD 1945.

2.4 Perkembangan dan Prinsip-Prinsip Peserta Didik

2.4.1 Pengertian Perkembangan Peserta Didik

Perkembangan merupakan perubahan pada individu baik secara struktur atau fungsi
organ melalui kematangan dan proses belajar, sehingga memunculkan sifat-sifat yang baru, dan
berbeda dari sebelumnya menuju kesempurnaan.
Peserta didik yaitu salah satu dari komponen pendidikan yang menempati posisi
sentral dalam proses belajar-mengajar, dan dapat mengembangkan diri melelui prosedur formal
maupun nonformal.

Dapat disimpulkan perkembangan peserta didik memiliki arti suatu pengkajian dan
penerapan yang secara khusus mempelajari perubahan seorang peserta didik baik fungsi-fungsi,
pola piker moral, fisik, maupun psikisnya menuju tahapan selanjutnya dan saling
berkesinambungan.

Hubungan antara pembelajaran dan perkembangan :


Pembelajaran dan perkembangan merupakan dua hal yang saling berkaitan satu sama lain dan
masing-masing memiliki fungsi yang saling mendukung. Pembelajaran dalam aspek
perkembangan itu sendiri berarti terdapat usaha yang dilakukan untuk mencapai tahapan-tahapan
untuk menuju kearah kematangan dalam perkembangan seorang individu, sementara
perkembangan dalam aspek pembelajaran merupkan proses terjadinya perubahan-perubahan
dalam diri seseorang yang membawa penyempurnaan dalam kepribadian manusia meuju
kesempurnaan.

2.4.2 Prinsip Perkembangan Peserta Didik

15
Prinsip secara hakikat berkaitan dengan sesuatu secara spesifik. Prinsip perkembangan
berarti dapat diartikan sebagai “hukum, kaidah atau patokan yang menyatakan kesamaan sifat
dan hakikat dalam perkembangan”. Dengan pernyataan lain, prinsip perkembangan adalah
patokan generalisasi mengenai sebab dan akibat terjadinya peristiwa perkembangan dalam diri
manusia sebagai peserta didik.

Beberapa prinsip perkembangan adalah sebagai berikut :


1. Pertumbuhan dan perkembangan sebagai proses menjadi
Pertumbuhan dan perkembangan pada setiap individu selalu berproses untuk “menjadi”. Dengan
demikian, sebagai individu, manusia akan selalu mengalami perubahan dan kemajuan yang
bersifat dinamis.
Adanya usaha pembelajaran pada peserta didik ini untuk “menjadi” penting karena akan
menumbuhkan kemauan bagi anak untuk melakukan seleksi dan leluasa memilih satu pola hidup
tertentu yang mengarah pada satu tujuan hidup tertentu pula.
2. Perpaduan antara dorongan mempertahankan diri dan mengembangkan diri
Setiap proses perkembangan terdapat perpaduan antara dorongan fisik dan psikis untuk
mempertahankan diri dan mengembangkan diri. Mencari ilmu pengetahuan di dalam hidup
merupakan contoh manusia sebagai individu untuk mempertahankan diri. Selain dorongan untuk
mempertahankan diri, terdapa pula dorongan untuk mengembangkan diri guna mendapatkan
kemajuan untuk berprogres Dorongan untuk mempertahankan diri berpadu dengan dorongan
mengembangkan diri. Artinya, sesuatu yang sudah dicapai oleh seseorang berkat perkembangan
dirinya, akan dapat dipertahankan.
3. Perkembangan Merupakan Proses yang Tidak Pernah Berhenti (Never Ending Process)
Proses dapat diartikan sebagai tuntutan perubahan yang terjadi dalam perkembangan. Menurut
Hurlock (1991), proses perkembangan berlangsung
secara berkelanjutan dan berhenti ketika jiwa terpisah dengan raga. Perubahan-perubahan selalu
terjadi dalam diri seseorang dalam berbagai aspek, baik yang bersifat biologis maupun
psikologis. Di samping itu perkembangan yang terjadi pada setiap individu dipengaruhi oleh
lingkungan
4. Semua aspek perkembangan saling memengaruhi
Setiap aspek perkembangan individu, seperti fisik, emosi, intelegensi, dan sosial saling
memengaruhi satu sama lain. Dalam hal ini, terdapat hubungan atau korelasi yang positif di

16
antara aspek tersebut. Jika pertumbuhan fisik seorang anak mengalami gangguan, perkembangan
aspek lainnya juga meng-
alami kemunduran. Misalnya, seorang anak yang sering sakit-sakitan dapat
menyebabkan kecerdasannya kurang berkembang dan mengalami kelabilan
emosional
5. Perkembangan Mengikuti Pola Tertentu
Perkembangan manusia mengikuti pola tertentu, misalnya pola-pola teratur dari perkembangan
fisik, motorik, bicara, dan intelektual. Pola perkembangan fisik dan motorik menggunakan
hukum Cephalocaudal dan hukum Proximodistal. Hukum Cephalocaudal menetapkan bahwa
perkembangan menyebar ke seluruh tubuh dari kepala sampai kaki. Adapun hukum
Proximodistal menetapkan bahwa perkembangan menyebar keluar dari titik poros sentral tubuh
ke anggota-anggota tubuh.
6. Perkembangan akan Mengikuti Pola yang Berlaku Umum
Perkembangan manusia akan mengikuti pola yang berlaku umum jika kondisi
lingkungan mendukung. Sebagai contoh, bayi akan merangkak terlebih dahulu
sebelum berjalan.
7. Perkembangan Terjadi pada Tempo yang Berlainan
Setiap anak mempunyai tempo kecepatan perkembangan fisik dan mental yang berbeda-beda,
ada yang cepat dan ada yang lambat. Misalnya, otak mencapai bentuk ukuran sempurna pada
umur 6-8 tahun. Teori perkembangan yang terlalu cepat atau terlalu lambat, menunjukkan
kelainan yang relative sangat jarang terjadi.
8. Setiap Fase Perkembangan Mempunyai Ciri Khas
Setiap tahapan perkembangan mempunyai pola perilaku yang khas yang ditandai dengan periode
equilibrium. Apabila seorang anak dengan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya,
baik penyesuaian pribadi maupun sosial, pola-pola tersebut ditandai dengan periode equilibrium.
Di sisi lain, apabila anak mengalami kesulitan dalam penyesuaian lingkungannya sehingga
penyesuaian pribadi dan sosial menjadi buruk, pola-pola tersebut disebut periode disequilibrium.
9. Setiap Individu yang Normal akan Mengalami Tahapan atau Fase Perkembangan
Dalam menjalani hidup yang normal dan berusia panjang individu akan
mengalami fase-fase perkembangan yaitu mulai dari bayi, kanak-kanak, anak,
remaja, dewasa hingga masa tua.

17
2.5 Tahap Perkembangan Peserta Didik

2.5.1 Definisi Perkembangan Fisik dan Psikomotorik Peserta Didik

Definisi Perkembangan Fisik dan Psikomotorik Peserta Didik Perkembangan adalah


bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam
pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Fisik atau tubuh
manusia merupakan sistem organ yang kompleks dan sangat mengagumkan. Semua organ ini
terbentuk pada periode pranatal (dalam kandungan). Perkembangan fisik atau yang disebut juga
pertumbuhan biologis (biological growth) merupakan salah satu aspek penting dari
perkembangan individu, yang meliputi meliputi perubahan-perubahan dalam tubuh (seperti:
pertumbuhan otak, hormon, dll), dan perubahan-perubahan dalam cara-cara individu dalam
menggunakan tubuhnya (seperti perkembangan keterampilan motorik dan perkembangan
seksual), disertai perubahan dalam kemampuan fisik (seperti penurunan fungsi jantung,
penglihatan dan sebagainya).

Kuhlen dan Thomphson (Hurlock, 1956) mengemukakan bahwa perkembangan fisik


individu meliputi empat aspek, yaitu (1) Sistem syaraf, yang sangat mempengaruhi
perkembangan kecerdasan dan emosi; (2) Otot-otot, yang mempengaruhi perkembangan
kekuatan dan kemampuan motorik; (3) Kelenjar endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-
pola tingkah laku baru, seperti pada usia remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam
suatu kegiatan yang sebagian anggotanya terdiri dari lawan jenis; dan (4) Struktur fisik/tubuh,
yang meliputi tinggi, berat dan proporsi.

2.5.2 Karakteristik Perkembangan Peserta Didik

a. Karakteristik perkembangan fisik peserta didik :


1. Karakteristik perkembangan fisik pada masa kanak-kanak 0-5 tahun.
Perkembangan kemampuan fisik pada anak kecil ditandai dengan mulai mampu melakukan
bermacam-macam gerakan dasar.
2. Karakteristik perkembangan fisik pada masa anak usia 5-11 tahun.
Perkembangan waktu reaksi lebih lambat dibanding masa kanak-kanak, koordinasi mata
berkembang dengan baik.
3. Karakteristik perkembangan fisik pada masa anak usia 8-9 tahun. Terjadi
perbaikan koordinasi tubuh, ketahanan tubuh bertambah.

18
4. Karakteristik perkembangan fisik pada masa remaja pada masa remaja
perkembangan fisik yang paling menonjol terdapat pada perkembangan, kekuatan, ketahanan,
dan organ seksual.
5. Kemampuan fisik pada masa dewasa pada setiap individu menjadi sangat
bervariasi seiring dengan pertumbuhan fisik.

b. Karakteristik perkembangan psikomotorik peserta didik :


1. Karakteristik perkembangan psikomotorik pada masa anak usia 3 tahun, tidak
dapat berhenti dan berputar secara tiba-tiba atau secara cepat.
2. Karakteristik perkembangan psikomotorik pada masa anak usia 4 tahun lebih
efektif mengontrol gerakan berhenti, memulai, dan berputar.
3. Karakteristik perkembangan psikomotorik pada masa anak usia 5 tahun dapat
melakukan gerakan start, berputar, atau berhenti secara efektif.
4. Karakteristik perkembangan psikomotorik pada masa anak usia 6-12 tahun
pada masa anak perkembangan keterampilan dapat diklasifikasikan menjadi empat kategori:
1) Keterampilan menolong diri sendiri.
2) Keterampilan menolong orang lain.
3) Keterampilan sekolah
4) Keterampilan bermain
5. Karakteristik perkembangan psikomotorik pada remaja keterampilan
psikomotorik berkembang sejalan dengan pertumbuhan ukuran tubuh, kemampuan fisik, dan
perubahan fisiologi.
6. Karakteristik perkembangan psikomotorik pada masa dewasa pada usia dewasa
keterampilan dalam hal tertentu masih dapat ditingkatkan. Puncak dari perkembangan
psikomotorik terjadi pada masa ini.

c. Faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik dan psikomotorik


1. Keluarga meliputi faktor keturunan maupun faktor lingkungan.
2. Gizi, contohnya peserta didik yang memperoleh gizi yang cukup biasanya akan
lebih tinggi tubuhnya dan sedikit lebih cepat mencapai taraf remaja dibandingkan dengan mereka
yang kurang mendapatkan asupan gizi.

19
3. Gangguan emosional, contohnya peserta didik yang terlalu sering mengalami
gangguan emosional akan menyebabkan terbentuknya steroid adrenal yang berlebihan, dan ini
akan membawa akibat berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan kelenjar pituitari.
4. Jenis kelamin, contohnya peserta didik laki-laki cenderung lebih tinggi dan
lebih berat daripada peserta didik perempuan.
5. Status sosial ekonomi, contohnya peserta didik yang berasal dari keluarga
dengan status sosial ekonomi rendah cenderung lebih kecil daripada anak yang berasal dari
keluarga yang status sosial-ekonominya tinggi.
6. Kesehatan, contohnya peserta didik yang sehat dan jarang sakit, biasanya akan
memiliki tubuh yang lebih berat daripada anak yang sering sakit.
7. Pengaruh bentuk tubuh bangun/bentuk tubuh, apakah mesamorf, ektomorf,
atau endomorf, akan mempengaruhi besar kecilnya tubuh peserta didik.
8. Pertumbuhan dan perkembangan sistem syaraf (nervous system). Pertumbuhan
syaraf dan perkembangan kemampuan peserta didik membuat intelegensi (kecerdasan)
meningkat dan mendorong timbulnya pola-pola tingkah laku baru.
9. Pertumbuhan otot-otot. Peningkatan tonus (tegangan otot) peserta didik dapat
menimbulkan perubahan dan peningkatan aneka ragam kemampuan dan kekuatan jasmaninya.
10. Perkembangan dan perubahan fungsi kelanjar-kelenjar endokrin.
11. Berubahnya fungsi kelenjar-kelenjar endokrin seperti adrenal, dan kelenjar
pituitary (kelenjar di bawah bagian otak yang memproduksi dan mengatur berbagai hormon
termasuk hormon pengembang indung telur dan sperma), juga menimbulkan pola-pola baru
tingkah laku peserta didik ketika menginjak remaja.
12. Perubahan struktur jasmani. Semakin meningkat usia peserta didik akan
semakin meningkat pula ukuran tinggi dan bobot serta proporsi (perbandingan bagian) tubuh
pada umumnya. Perubahan jasmani ini akan banyak berpengaruh terhadap perkembangan
kemampuan dan kecakapan motor skills anak.

d. Sementara adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan psikomotorik :


1. Faktor pola asuh orang tua. Contohnya pola asuh otoriter dapat menghambat
perkembangan psikomotorik saat orang tua menerapkan pola asuh terlalu otoriter ataupun terlalu
memaksa.
2. Gen dari orang tua. Gen dari orang tua juga bisa menjadi penghambat dalam
upaya meningkatkan kemampuan psikomotorik anak.

20
3. Pengaruh lingkungan. Pengaruh lingkungan ini biasa berasal dari keluarga,
sekolah maupun lingkungan bermain.
4. Interior ruang belajar. Menjelaskan bahwa kebiasaan mental dan sikap perilaku
seseorang dipengaruhi oleh lingkungan fisiknya

e. Implikasi perkembangan fisik dan psikomotorik peserta didik dalam Pembelajaran


1. Guru lebih memahami dan menghargai perbedaan individual anak,
khususnya karakteristik fisik.
2. Orang tua dan peserta didik harus selalu diingatkan tentang pentingnya
makanan bergizi untuk pertumbuhan fisik peserta didik.
3. Media pembelajaran yang digunakan harus bervariasi dan yang bisa secara
langsung menstimulasi fisik dan psikomotorik anak.
4. Guru harusnya lebih banyak memberikan stimulasi supaya mempercepat
kematangan perkembangan psikomotorik peserta didik.
5. Guru mendorong siswa menentukan pilihan-pilihan sendiri untuk
meningkatkan pertumbuhan.
6. Lingkungan pendidikan harus menyediakan ruang untuk bermain bagi
peserta didik.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tujuan pendidikan ialah mengembangkan potensi dan mencerdaskan individu dengan lebih
baik. Dalam memenuhi tujuan tersebut, dibutuhkan konsep didaktik dan pedagogik dalam
mendidik. Kedua konsep tersebut adalah konsep yang saling berkaitan, didaktif bertujuan untuk
mengajari siswa belajar hingga menguasai konsep, sedangkan pedagogik ialah metode yang
dilakukan dalam mendidik siswa untuk belajar. Selain memerhatikan konsep mendidik, perlu
dipahami prinsip dan tahapan perkembangan siswa agar pembelajaran dapat dilakukan dengan
efektif.

21
DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Omar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.


Tim Pengembang Ilmu Pendidikan. 2001. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Grasindo.
Irawan, Wahyu. 2018. Konsep Pendidik dan Peserta Didik Menurut Abuddin Nata. Jakarta:
Uin Syarif Hidayatullah Jakarta.
Repository Universitas Pasundan. BAB 20, http://repository.unpas.ac.id/43605/5/15.%20BAB
%20II.pdf. Bandung: Universitas Pasundan
Saeful, Pupu. 2018. Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Bumi Aksara.
Mukhlis. 2018. Prinsip-Prinsip/Hukum Perkembangan Peserta Didik dan Implikasinya
Terhadap Pendidikan.
Modul Pendidikan Profesi Guru. 2019. Perkembangan Peserta Didik.

22
LAMPIRAN

Pembagian Tugas
 Konsep didaktik : Tazkia Aulia Nurkhaeni
 Konsep pedagogik : Syahran Gupita Azzahra
 Konsep peserta didik, pendidikan, dan tujuan pendidikan : Toni Kurniawan
 Perkembangan dan prinsip-prinsip peserta didik : Diyana Fajriyah
 Tahap perkembangan peserta didik : Ghifariy Muhammad Fahd

23

Anda mungkin juga menyukai