Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

“ PERKEMBANGAN PERILAKU BELAJAR


SISWA SMA NEGERI 18 MEDAN ”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 11

NAMA : DIKKO TRI GUNANDA ( 4223131057 )


RAJA RIANSYAH HARAHAP ( 4222431024 )
KELAS : PSPK 2022 E
MATA KULIAH : PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
DOSEN PENGAMPU : APIEK GANDAMANA, S.Pd., M.Pd.

PRODI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAL ILMU PENGETAAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
Rahmat-Nya, Kami dapat menyelesaikan tuga Projek untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Psikologi Pendidikan dan dapat selesai dengan tepat waktu. Dalam penulisan Projek
ini sya mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Apiek Gandamana,S.Pd.,M.Pd.
yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan tugas ini
Kami mengetahui bahwa dalam penyususnan Projek ini masih banyak
kekurangannya, maka Kami memohon kritik dan sarannya demi perbaikan karya penulis
berikutnya. Semoga dengan adanya Mini riset ini mahasiswa diharapkan dapat menerapkan
nilai-nilai pendidkan luhur yang berkarakter untuk memajukan Negara Indonesia dengan
terbentuknya generasi penerus bangsa yang unggul dan berkarakter.Sehingga mahasiswa
akan mampu menjadi pribadi yang cerdas,intensif,mandiri dan berbudi luhur.Sehingga
diharapkan mahasiswa bisa menjadi generasi penerus bangsa yang akan membawa bangsa
ini menjadi lebih baik dan maju. Dan semoga Mini Riaet ini dapat bermanfaat.

Medan, 30 November 2022

Kelompok 11

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................................. 1

B. Tujuan .............................................................................................................. 2

C. Manfaat ............................................................................................................ 2

BAB II. KAJIAN TEORI PEMBELAJARAN ............................................................... 3

A. Kajian Teori ..................................................................................................... 3

1. Teori Behavioristik (Behaviorisme) .................................................................. 4

2. Teori Kognitif (Bruner) .................................................................................... 4

3. Teori Humanisme (Carl R. Roger) .................................................................... 5

BAB III. METODE PELAKSANAAN ......................................................................... 6

A. Metode Penelitian ............................................................................................. 6

B. Langah-langkah penelitian ................................................................................ 6

C. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 6

BAB IV. PEMBAHASAN ............................................................................................ 7

A. Analisa Pembahasan ......................................................................................... 7

BAB IV. PENUTUP ................................................................................................... 15

A. Kesimpulan .................................................................................................... 15

B. Saran .............................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 16

ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan


sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya
melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah
bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak.[1] Etimologi
kata pendidikan itu sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu ducare, berarti
“menuntun, mengarahkan, atau memimpin” dan awalan e, berarti “keluar”. Jadi,
pendidikan berarti kegiatan “menuntun ke luar”. Setiap pengalaman yang memiliki
efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap
pendidikan. Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah
dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan kemudian perguruan
tinggi, universitas atau magang.Sebuah hak atas pendidikan telah diakui oleh
beberapa pemerintah. Pada tingkat global, Pasal 13 Kovenan Internasional tentang
Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya mengakui hak setiap orang atas pendidikan.[2]
Meskipun pendidikan adalah wajib di sebagian besar tempat sampai usia tertentu,
bentuk pendidikan dengan hadir di sekolah sering tidak dilakukan, dan sebagian
kecil orang tua memilih untuk pendidikan home-schooling, e-learning atau yang
serupa untuk anak-anak mereka.
Adanya virus COVID-19 pada tahun 2020 memberikan dampak yang luar
biasa hampir pada semua bidang, salah satunya pada bidang pendidikan. Dengan
adanya virus COVID-19 ini membuat proses pembelajaran menjadi berubah dari
yang tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh, tetapi dalam keadaan seperti ini
guru masih tetap harus melaksanakan kewajibannya sebagai pengajar, dimana guru
harus memastikan siswa dapat memperoleh informasi/ilmu pengetahuan untuk
diberikan kepada siswa.

1
B. Tujuan

Tujuan dari penyusunan Mini Riset bertujuan untuk menambah wawasan


pembaca maupun penulis tentang makna dan peranan Pembelajaran daring dan
luring pada masa pa. Projek ini juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
dalam mengekspresikan pendapat dalam memandang suatu peristiwa yang akan di
Riset,mampu berfikir kritis dan sistematis. Dan untuk menyelesaikan tugas Mini
Riset dalam mata kuliah Psikologi Pendidikan.
C. Manfaat
1. Menambah wawasan pengetahuan tentang Pembelajran daring dan luring
2. Mempermudah pembaca mendapatkan inti dari pembelajaran daring dan luring.
3. Melatih Maha siswa merumuskan serta mengambil kesimpulan-kesimpulan atas
Data yang dianalisis tersebut.

2
BAB II. KAJIAN TEORI PEMBELAJARAN

A. Kajian Teori
Pendidikan merupakan usaha sadar dalam merubah karakter peserta didik
menjadi lebih baik atau lebih dikenal sebagai usaha memanusiakan manusia.
Salah satu proses didalam pendidikan ialah pembelajaran. Pembelajaran
merupakan salah satu cara untuk mencapai tujuan dari pendidikan. Dari
pembelajaran tersebut guru tidak hanya sekedar transfer of knowledge akan tetapi
juga harus transfer of value. Seorang pendidik harus memiliki tujuan utama
membantu peserta didik dalam mengembangkan dirinya. Dalam artian
memberikan bantuan kepada peserta didik untuk lebih mengenal dirinya sendiri
sehingga dapat melihat berbagai potensi yang ada pada diri masing-masing
Secara sederhana, teori belajar adalah suatu prinsip umum atau kumpulan
prinsip yang saling berhubungan dan merupakan penjelasan atas sejumlah fakta
dan penemuan yang berkaitan dengan peristiwa belajar. Teori belajar adalah suatu
tesis-tesis yang mendeskripsikan beragam aspek pada hakikat belajar. Para
pemikir dan pakar yang punya keahlian di berbagai bidang keilmuan punya
sumbangsih yang penting dalam merumuskan teori-teori belajar. Atau setidaknya,
pemikiran-pemikiran mereka tentang manusia dan kehidupan telah digunakan
oleh para praktisi pendidikan dan pembelajaran untuk merumuskan teori-teori
belajar dan mempraktikkannya dalam kenyataan. Teori-teori belajar telah banyak
muncul dalam sejarah peradaban, dimulai dari yang paling awal yakni teori
behaviorisme hingga teori belajar humanisme. Seiring dengan berjalannya waktu
mengikuti hukum dinamisme kehidupan, teori-teori belajar tampaknya akan terus
bermunculan dan bertambah. Biasanya yang hadir kemudian atau belakangan
akan mengkritik dan menyempurnakan teori-teori yang sudah ada atau
sebelumnya. Dengan adanya teori-teori yang muncul lebih dulu, maka para
pemikir, praktisi pendidikan, dan praktisi pembelajaran tertantang untuk
mengapresiasi, mempraktikkan, dan menyempurnakannya. Teori yang telah ada
lalu diapresiasi, dipraktikkan, dikritik, dan disempurnakan. Kemudian muncullah
teori baru yang dipandang lebih baik, lebih sesuai, dan lebih sempurna. Teori baru
ini kemudian juga diapresiasi, dikritik, dan disempurnakan sebagaimana teori-

3
teori yang telah berkembang sebelumnya. ( Shahbana dkk,2020 )

1. Teori Behavioristik (Behaviorisme)


Teori belajar Behavioristik merupakan salah satu aliran psikologi yang
memandang bahwasannya perilaku belajar seseorang atau individu hanya pada
kejadian atau fenomena yang tampak secara kasat mata atau jasmaniah dan
mengabaikan aspek-aspek mental hal ini di kemukakan oleh (Soesilo, 2015). Aliran
psikologi atau teori belajar behavioristik tidak melibatkan minat, emosi, dan perasaan
individu dalam proses belajar. Peristiwa dalam pelaksanaan pembelajaran hanya
semata-mata karena stimulus dan respon yang diberikan kemudian hal tersebut
menjadi sebuah kebiasaan yang di kuasi oleh individu. Belajar apabila ditinjau dari
pandangan behavioristik bisa disederhanakan lagi merupakan suatu bentuk perubahan
yang dialami individu berupa kemampuan dalam bentuk perubahan tingkah laku
dengan cara yang baru sebagai hasil dari adanya stimulus dan respon. Menurut
Sugiyono & Hariyanto dalam (Irham & Wiyani, 2015) pokok perhatian dari teori
belajar behavioristik adalah belajar akan terjadinya akibat dari adanya interaksi antara
stimulus dan respon atau output yang dapat diamati dan dapat diukur. Selain itu juga,
menurut teori belajar behaviosritik, meskipun terjadi suatu perubahan mental pada
individu setelah melakukan belajar, faktor-faktor tersebut tidak diperhatikan dan tidak
dianggap sebagai hasil belajar karena dianggap hal tersebut tidak dapat diamati dan
tidak dapat diukur. Maka dari itu, pengukuran menjadi hal yang sangat penting untuk
melihat bentuk-bentuk perubahan yang terjadi atau tidak adanya perubahan tingkah
laku, dan dalam pelaksanaan pembelajaran teori behavioritik lebih menekankan pada
aspek pengguatan (reinforcement). ( Shahbana dkk,2020 )
2. Teori Kognitif (Bruner)
Menurut Bruner, proses belajar dapat terlaksana dengan baik jika pengetahuan
dipelajari melalui tiga tahapan perkembangan kognitif siswa yaitu: enaktif (berbasis
tindakan dan benda konkrit), ikonik (berbasis gambaran atau visualisasi), dan
simbolik (berbasis simbol abstrak, bahasa, matematika, dan logika).
Tiga tahapan perkembangan kognitif enaktif, ikonik, dan simbolik harus
terintegrasi dan tidak dapat dijelaskan sebagai tahapan yang terpisah, bahkan sampai
pembelajar dewasa akan lebih produktif saat memperoleh informasi baru dengan

4
mengikuti tiga tahapan secara progresif mulai dari tahap enaktif ke ikonik kemudian
simbolik.
Pada prinsipnya teori kognitif Bruner adalah pengembangan dari teori kognitif
Jean Piaget dan Bruner lebih menekankan bagaimana individu mengeksplorasi
potensi yang ada pada dirinya. Dari situlah terlahir teori belajar penemuan atau
discovery learning dimana siswa secara aktif mencari pemecahan masalah melalui tiga
tahapan perkembangan kognitif yang terintegrasi, kemudian menghasilkan
pengetahuan baru yang benar-benar bermakna. Hal tersebut sejalan dengan. Buto
(2010) menurut Bruner, teori belajar penemuan (discovery learning) adalah proses
dimana siswa dapat memahami makna, konsep, dan hubungan melalui proses intuisi,
sampai pada akhirnya dapat menemukan suatu kesimpulan yang disesuikan dengan
perkembangan kognitif siswa. Ekawati (2019) Bruner menyarankan hendaknya siswa
diberikan kesempatan yang luas untuk menjadi seorang scientist, problem solver,
historia atau ahli matematika, menemukan konsep dan arti kemudian menjabarkannya
dalam bahasa yang siswa pahami.
3. Teori Humanisme (Carl R. Roger)
Salah satu pembelajaran yang lebih mempusatkan peserta didik dibandingkan
pendidik yang hanya sebagai fasilitator dalam suatu proses pembelajaran yaitu
pembelajaran humanistik atau lebih dikenal sebagai teori pembelajaran humanis.
Teori ini meyakini bahwa pusat belajar ada pada peserta didik dan pendidik berperan
hanya sebagai fasilitator.1 Karena, pada dasarnya peserta didik adalah manusia atau
mahluk spesial yang memiliki potensi serta motivasi dalam mengembangkan diri
ataupun perilakunyta, artinya setiap individu bebas dalam upaya untuk
mengembangkan dirinya.
Dalam teori belajar ini, dianggap berhasil apabila peserta didik dapat memahami
lingkunganya serta dirinya sendiri. Seorang peserta didik dalam teori pembelajaran
humanisme ini harus semaksimal mungkin berusaha sehingga mampu
mengaktualisasikan dirinya dengan baik didalam proses belajar. Teori belajar ini
berusaha memhami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut
pandang pengamatnya

5
BAB III. METODE PELAKSANAAN

A. Metode Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian
kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dan
cenderung menggunakan analisis. Karakteristik penelitian kualitatif yaitu
melakukan penelitian dalam kondisi yang alamiah, langsung ke sumber data,
peneliti menjadi instrumen kunci, menyajikan data-data dalam bentuk kata-kata
atau gambar dan tidak menekankan angka- angka, melakukan analisis data. Metode
penelitian kualitatif ini tidak dimanipulasi oleh peneliti, analisis data berdasarkan
fakta-fakta yang ditemukan.

B. Langah-langkah penelitian

Adapun Langkah langkah penelitian yang kami lakukan adalah sebagai berikut :

1. Membuat soal yang akan digunakan dalam angket dan juga wawancara.

2. Setelah kami selesai membuat beberapa pertanyaan, kami memberikan angket


google form kemudian menyebarkannya kepada siswa SMA Negeri 18 Medan
3. Setelah tercapai responden yang kami inginkan, kami menganalisa data tersebut
kemudian mengambil sampel satu orang untuk kami wawancarai.
4. Setelah sesi wawancara selesai, kami menyusun data yang diperoleh kemudia
membuat nya ke dalam Makalah Perkembangan Peserta didik

C. Teknik Pengumpulan Data


Berdasarkan langkah-langkah penelitian kami dapat mengumpulkan data
dengan melakukan proses interview dengan para siswa SMA NEGERI 18 Medan
dan data dari google form angket yang kami sediakan.

6
BAB IV. PEMBAHASAN
A. Analisa Pembahasan

Pada hasil proses Wawancara berlangsung berikut adalah pembahasan yang kami
ambil pada proses wawancara dan pengisian angket googleform yang kami jadikan
menjadi pemikiran untuk analisis pembahasan:
Keterangan:

Narasumber 1: Cellyn Sundari Nadeak dari SMA NEGERI 18 MEDAN


Narasumber 2: Novita Dwi Gulo dari SMA NEGERI 18 MEDAN
Narasumber 3: Siska Munthe dari SMA NEGERI 18 MEDAN
1. Apakah Guru menjelaskan materi dengan lancar?
Jawab:
Narasumber 1: Iya, Guru kami menjelaskan materi dengan lancar,tetepi tergantung
situasi dan kondisi jaringan.
Narasumber 2: Iya, Guru kami menjelaskan dengan lancar, karena dosen kadang
memberikan materi melalui vvia Zoom, Meet, kadang hanya dengan memberikan
materi saja.
Narasum
ber 3: Iya
Respond
en:

2. Apakah guru memberi anda kesempatan untuk bertanya pada saat menggunakan
media online?
Jawab:

7
Narasumber 1: Diberi kesempatan untuk bertanya, tetapi jika tidak ada yang ingin
bertanya maka akan dilanjutkan ke materi selanjutnya.
Narasumber 2:Diberi kesempatan bertanya tetapi kebanyakan siswa tidak ada
yang ingin bertanya.
Narasum
ber 3: Iya
Responde
n:

3. Apakah dosen/guru menggunakan media online setiap kali pembelajaran


daring?Jawab:
Narasumber 1: Iya selalu, kadang Guru memakai googleclassroom.
Narasumber 2: Iya semua media di pakai, hal ini dilakukan untuk terlaksanya
pembelajaran
Narasumber 3: Diberikan
Responden:

4. Apakah anda merasa belum pernah menumukan media online yang digunakan
guru?

8
Jawab:

Narasumber 1 dan narasumber 2: Tidak pernah, karena semua yang dipakai itu
media yangsudah di ketahui.
Narasumber 3: Tidak

Responden:

5. Apakah guru monoton dalam penggunaan media online?Jawab:


Narasumber 1: Dosen yang mengajar terkadang monoton terkadang tidak karena
dosen kadang hanya fokus terdap materi saja.
Narasumber 2: Dosen Yang mengajar tidak monoton, karena terkadang ada
sebagian dosen yang memulai pembeeljaran daring dengan motivasi
belajar,memberi masukan dan arahan untuk lebih semangat dalam mengahadapi
masa new normal saat ini.
Narasumber
3: Tidak
Responden:

9
6. Apakah guru menggunakan media online keluar dari materi pembelajaran? Jawab:
Narasumber 1 & 2: Tidak, palingan guru hanya mengingatkan untuk tetap menjaga
kesehatan dan mematuhi protokol kesehatan.
Narasumber 3: Iya, seperti laptop, menggunakan aplikasi zoom, google
classroomResponden:

7. Apakah guru gugup ketika menggunakan media online?

Jawab:
Narasumber 1: Tidak ada guru yang gugup dalam melakukan pembelajaran daring.
Narasumber 2: Tidak, karena guru sangat menguasai materi, maka dalam
melakukanpembelajaran sangat bagus.
Narasumber 3: Tidak, karena guru sudah terbiasa atau meyesuaikan diri karna
adanya COVID-19 ini.
Responden:

8. Apakah guru menggunakan media online secara lengkap?Jawab:


Narasumber 1: Guru memakai media online secara lengkap, bisa melalui Google
clasroom, kadang kalo memberi materi melalui WA grup.
Narasumber 2: Guru memakai media Online lengkap untuk pembelajran daring,
baik ituuntuk absen, pembukaan,diawali dengan doa, dan berjalan secara tearah.

10
Narasum
ber 3: Iya
Responde
n:

9. Apakah guru menggunakan media online dengan alat yang berbeda-beda?

Jawab:

Narasumber 1: Guru memakai media online sama rata tidak ada yang berbeda
Narasumber 2: Guru memakai media sama, baik itu dalam penggunaan google
classroom, google meet, zoom dan kadang memakai vidio dari youtube.
Narasumber
3: Tidak
Responden:

10. Apakah anda paham dengan penjelasan guru dengan menggunakan media online?
Jawab:
Narasumber 1: Terkadang karena tergantung pada materi yangdi bawkan, jika
mareti yang di bawakan itu mengenai perhitungan agak sulit untuk di mengerti.
Narasumber 2: Sebenarnya bisa paham kalau dalam perhitungan susaha, dana
semisal ada pertanyaan yang di ajukan akan bingng untuk menjawab.

11
Narasumber 3: Iya, karena materi yang digunakan menggunakan cara yang menarik
dan tidak terlalu sulit dalam penyampaian materinya maka saya sendiri dapat
memahami mater yang diberikan guru.
Responden:

11. Apakah anda meminta bantuan teman yang sudah mengerti ketika anda bingung
dengan penjelasan guru?
Jawab:

Narasumber 1: Pernah, Tetapi kadang teman pelit untuk memberikan bantuan,


semisal meminta untuk menjelaskan kembali materi yang kurang mengerti, teman
tersebut susah untuk menjelaskan.
Narasumber 2: Selama pembelajran daring, kami lebih ke pembetukan kelompok,
jadi di dalam kelompok tersebut dapat memalukan diskusi kembali, dan juga dosen
selalu mengarahkann untuk kerja kelompok.
Narasumber 3: Iya, kerana bisa jadi teman saya lebih mengetahui apa materi yang
disampaikan guru ketimbang saya.
Responden:

12
12. Apakah guru memberikan umpan balik sesuai materi menggunakan media online?
Jawab:
Narasumber 1: Ada, terkadang guru memberikan pertanyaan kepada mahasiswa
tentang materi yang diajarkan,terkadang siswa malu atau kurang percaya diri untuk
menjawab pertanyaan tersebut.
Narasumber 2: Ada, tekadang guru yang mengajar akan mengajukan pertanyaan
tentang materi yang sudah di ajarkan sebelumnya, apakah paham atau ada masteri
yang masih kiurang untuk di mengerti.
Responden:

13. Apakah penggunaan media online oleh guru membuat anda senang dalam belajar?
Jawab:
Narasumber 1: Terdang ada senang ada tidak senang nya.
Narasumber 2: Terkadang ada senang ada tidak senangnya. Senang kerena dosen
dapat menyampakan materi, walau memalui cara yang berbeda.
Narasumber 3: iya , karena saat masa pandemi ini saya tidak harus keluar rumah
untukmelakukan perkuliahan, jadi waktu saya juga lebih banyak di rumah.
Responden:

14. Apakah guru anda tergesa-gesa ketika menggunakan media online?


Jawab:

13
Narasumber 1: Tidak ,karena guru selalu on time, semisl masuk jam 8 kita sudah
ada didalam media online yang akan digunakan dalam pembelajaran.
Narasumber 2: Tidak, Pembelajaran selalu dimulai sesuai jamnya, dan materi
yangdisampaikan harus memiliki target dalam 1 pertemuan.
Narasumber
3: Tidak
Responden:

15. Apakah anda kesulitan dalam menjawab pertanyaan dari guru saat menggunakan
media online?
Jawab:
Narasumber 1: Kesulitan, karena kita harus mengulang llagi materi yang disampaikan.
Narasumber 2 : Kesulitan, hal ini disebebkan ketidak percaan diri yang ada di dalam
dirisiswa.
Narasumber 3: Tidak, karena penyampaian guru saat daring dan luring mudah
dipahami, dan mudah untuk di mengerti .
Responden:

14
BAB IV. PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pendapat responden dan juga narasumber dapat disimpulkan bahwa


pembelajaran daring dan luring yang dijalankan saat ini dan Berdasarkan hasil
penelitian yang sudah dilakukan, pembelajaran daring dan luring ini berpengaruh
terhadap minat belajar siswa. Dikarenakan siswa menjadi mudah bosan ketika
pembelajaran daring berlangsung.. Pembelajaran kurang menarik tidak seperti
pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, guru harus menciptakan pembelajaran luring
yang menarik dan meningkatkan minat belajar siswa. Cara untuk menumbuhkan
minat belajar pada siswa dengan memberikan motivasi-motivasi belajar kepada
siswa dengan perkataan yang positif dan membangun siswa dalam kondisibelajar.
Bisa juga dengan memperhatikan siswa pada saat pembelajaran luring berlangsung.
B. Saran

Saran bagi peneliti, guru dan orang tua selalu memberikan motivasi kepada
siswa dan anaknya agar tidak cepat bosan dalam proses pembelajaran daring dan
luring. Untuk guru bisa menciptakan pembelajaran yang menarik dan selalu
memperhatikan siswa dalam proses pembelajaran daring dan luring yang
berlangsung. Untuk orang tua juga memberikan kenyamanan dalam belajar, tidak
selalu memaksa anak dalam belajar dan juga itu melihat situasi dan kondisi sang
anak.

15
DAFTAR PUSTAKA

Khair, M. A., & Atnawi, A. (2022). PARADIGMA PEMBELAJARAN HUMANISME


PERSPEKTIF CARL R. ROGERS SERTA IMPLIKASINYA DALAM
PEMBELAJARAN PAI. AHSANA MEDIA: Jurnal Pemikiran, Pendidikan dan
Penelitian Ke-Islaman, 8(1), 13-23.
Shahbana, E. B., & Satria, R. (2020). Implementasi Teori Belajar Behavioristik Dalam
Pembelajaran. Jurnal Serunai Administrasi Pendidikan, 9(1), 24-33.
Sundari, S., & Fauziati, E. (2021). Implikasi Teori Belajar Bruner dalam Model
Pembelajaran Kurikulum 2013. Jurnal Papeda: Jurnal Publikasi Pendidikan Dasar,
3(2), 128-136.

16

Anda mungkin juga menyukai