HAKEKAT SAINS
Oleh:
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan berkat serta
rahmat juga hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“HAKEKAT SAINS”.Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Sains,
Teknologi dan Masyarakat sekaligus untuk menambah wawasan dan pengetahuan
kami terhadap Hakekat Sains.
Ucapan terima kasih tak lupa kami sampaikan kepada Ibu Erni Yulianti,
S.Pd., M.Pd. dan Ibu Erti Hamimi, S.Pd., M.Sc. selaku dosen pembimbing mata
kuliah Sains, Teknologi dan Masyarakat dan beberapa pihak yang telah membantu
dalam pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini memiliki banyak manfaat sebagai referensi di bidang
Pendidikan dan serta berguna dan memberikan banyak pengetahuan baru bagi para
pembaca. Namun makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kritik dan
saran sangat kami harapkan agar dikemudian hari kami dapat memperbaiki menjadi
lebih baik lagi.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 1
1.3 Tujuan .................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3
2.1 Mendefinisikan Sains Melalui Berbagai Kajian Literatur ..................... 3
2.2 Menjelaskan Objek dan Karakteristik Sains ......................................... 3
2.3 Menjelaskan Sains Sebagai Kumpulan Pengetahuan ............................ 4
2.4 Menjelaskan Sains Sebagai Cara Berpikir ............................................ 6
2.5 Menjelaskan Sains Sebagai Cara Penyelidikan ..................................... 7
2.6 Menjelaskan Sains Sebagai Cara Berpikir ............................................ 8
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 13
3.2 Saran ...................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 14
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari sains
2. Untuk mengetahui obyek dan karakteristik dalam sains
3. Untuk mengetahui kumpulan pengetahuan dalam sains
4. Untuk mengetahui cara berpikir dalam sains
1
5. Untuk mengetahui cara penyelidikan dalam sains
6. Untuk mengetahui cara bersikap dalam sains
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
yang dilakukan oleh peneliti terhadap objek material. Satu objek material dapat
ditinjau dari berbagai sudut pandang sehingga menimbulkan ilmu pengetahuan
yang berbeda (Mudhofir, 2005).
Sains mempelajari tentang alam semesta, baik yang dapat diamati dengan
indera maupun yang tidak diamati oleh indera. Karena itu, harus paham tetang
apa saja sifat sains sesungguhnya. Karakteristik sains adalah pengetahuan yang
diperoleh secara sistematis dan usaha manusia dengan menggunakan observasi
dan eksperimentasi.
Menurut Djojosoediro (2009) karakteristik sains merupakan suatu
kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan dalam
penggunaanya terbatas pada gejala alam, pengetahuan teoritis yang disusun
dengan cara yang khas, suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan dengan
konsep yang telah berkembang sebagai suatu hasil eksperimen dan observasi dan
bermanfaat untuk percobaan lebih lanjut. Sains meliputi empat unsur yaitu
produk, proses, aplikasi, dan sikap.
4
Abruscato pada tahun 1995 yakni “Science is the knowledge gathered through
a group of procceses that people use systematically to make discoveries about
the natural world”.
Pengetahuan tersebut memiliki karakteristik yang berupa nilai serta sikap
yang digunakan oleh manusia sebagai proses
a. Sains sebagai proses untuk menuntun suatu penemuan
Dalam hal ini seorang ilmuwan menggunakan satu ataupun lebih dari
keterampilan proses sains. Keterampilan dari proses sains sendiri terdiri atas
mengamati, mengklasifikasi, menggunakan hubungan tempat atau waktu,
menggunakan angka, mengukur, mengkomunikasikan, membuat hipotesisi,
melakukan eksperimen, mengontrol variabel, menginterpretasi data serta
defisnisi operasional.
b. Sains sebagai suatu pengetahuan
proses yang melibatkan sains dapat menghasilkan suatu pondasi
pengetahuan yang terdiri atas kumpulan dari fakta, generalisasi ataupun
konsep yang menyamakan fakta serta kumpulan prinsip yang dapat berguna
untuk membuat suatu prediksi.
c. Sains sebagai kumpulan nilai
Terdapat enam nilai dari suatu proses dalam sains serta pembelajaran yakni
kebenaran, kebebasan, keraguan, tertib, keaslian serta komunikasi
(Trianto,2012).
Sains merupakan suatu sistem dari pengetahuan mengenai alam yang
memuat data dari hasil penelitian serta eksperimen yang telah diatur atau
terkontrol. Sains juga menyajikan data yang telah diperoleh dan teori yang telah
ada berguna untuk menjelaskan dari hasil pengamatan yang diperoleh.
Pemahaman mengenai teori sains dibeikan test berupa kemampuan dalam
menjelaskan apa yang sudah diamati, kemampuan memprediksi dari apa yang
belum diamati serta kemampuan dari menguji melalui percobaan kemudian
memodifikasi sesuai apa yang dibutuhkan. IPA memiliki tiga elemen yakni
proses, produk serta sikap. Proses atau metode merupakan cara untuk
menyelesaikan dari suatu permasalahan yang terdiri dari mengamati, membuat
hipotesisi, mendesain,serta memecahkan masalah melalui eksperimen,
5
mengevaluasi data, melakukan suatu pengukuran dan lainnya. Dalam bentuk
produk dapat berupa fakta, prinsip, hukum serta teori dan sikap berupa
kepercayaan, nilai serta pendapat (Carin&Sund, 1989).
6
muncul begitu saja namun harus diawali dengan sebuah proses belajar berpikir
dan berkreasi.
7
2) Prediksi yaitu memperkirakan apa yang akan terjadi berdasarkan
kecenderungan atau pola hubungan yang terdapat pada data yang telah
diperoleh
3) Interpretasi, yaitu penafsiran terhadap data-data yang telah telah diperoleh
diri hasil pengamatan.
4) Merencanakan dan melaksanakan penelitian eksperimen.
a. Tahap-tahap penelitian
i. Menetapkan masalah penelitian
ii. Menetapkan hipotesis penelitian
iii. Menetapkan alat dan bahan yang digunakan
iv. Menetapkan langkah-langkah percobaan serta waktu yang
dibutuhkan
5) Mengendalikan variabel yaitu mengukur variabel sehingga ada perbedaan
pada akhir eksperimen karena pengaruh variabel yang diteliti.
6) Hipotesis, yaitu suatu pernyataan berupa dugaan sementara tentang
kenyataan-kenyataan yang ada di alam melalui pikiran.
7) Kesimpulan, yaitu hasil akhir dari proses pengamatan.
8
6. Tidak menggunakan prasangka dalam membuat kesimpulan
7. Tidak percaya akan takhayul
8. Dalam memecahkan masalah bersifat tekun dan sabar
9. Mengkomunikasikan hasil penemuan untuk diselidiki, diberikan kritik
serta disempurnakan
10. Bersedia bekerjasama
11. Memiliki rasa ingin tahu tinggi terhadap suatu masalah
Terdapat perbedaan antara sikap ilmiah dan sikap terhadap sains. Sikap
ilmiah merupakan sikap ilmuan dalam mencari lalu mengembangkan suatu
ilmu pengetahuan , sedangkan sikap terhadap sains memiliki pengertian
kecenderungan seseorang pada sains.
Bagi siswa suatu pemahaman konsep dapat bermakna apabila siswa dapat
menemukan konsep melalui proses sains yang dilakukannya sendiri. Pada
proses sains kegiatan yang dilakukan antaranya yaitu eksperimen atau
percobaan. Melalui kegiatan eksperimen pada pembelajaran tersebut dapat
melatih keterampilan proses sains siswa dan juga berkembangnya sikap ilmiah
pada siswa. Menurut (Herlen,1992) Sikap ilmiah (scientific attitude) terdiri dari
dua makna yaitu sikap terhadap IPA (attitude of science) dan sikap yang
melekat setelah mempelajari IPA (attitude to science). Dalam pembahasan ini
yang lebih ditekankan yaitu tentang sikap yang melekat setelah mempelajari
IPA yang meliputi perilaku positif antara lain rasa ingin tahu, berpikir kritis
dan terbuka serta bersikap jujur.
Sikap ilmiah yang dimiliki siswa merupakan suatu tolak ukur etika
penelitian para ilmuan dalam menjalankan kegiatan ilmiah. Dampak yang
terjadi pada siswa jika tidak memiliki sikap ilmiah yaitu akan memberi
pengaruh buruk bagi produk sains atau teknologi yang akan dihasilkan, hal
tersebut yang menjadikan sikap ilmiah sebagai syarat mutlak yang harus
dimiliki oleh siswa (Sardinah dkk, 2012)
(Tursinawati, 2010) menjabarkan Sains sebagai sikap memiliki indikator,
yaitu:
1. Ilmuan tidak akan mudah puas pada suatu ilmu pengetahuan
2. Ilmu pengetahuan bersifat konsisten
9
3. Ilmuan selalu terbuka pada ide baru
4. Ilmua memiliki sifat jujur ilmu pengetahuan menjadi tradisi intelektual
5. Ilmuan harus bertanggung jawab terhadap keilmuannya
Sikap ilmiah bukan hanya sikap terhadap sains, karena sikap terhadap sains
hanaya fokus pada apakah siswa suka atau tidak suka pada pembelajaran sains.
Namun keduanya saling berhubungan karena sikap positif teradap sains akan
berkontribusi tinggi dalam pembentukan sikap ilmiah siswa.Pengelompokan
sikap ilmiah oleh para ahli memiliki banyak variasi. Berikut table sikap ilmiah
oleh para ahli:
Tabel 2.6.1
Pengelompokkan Sikap Ilmiah Siswa Menurut Beberapa Tokoh
10
kaingin menerima
ketidakpastian),
Sensitivity to
environment (sikap
sensitive terhadap
lingkungan).
(Anwar H, 2009)
11
5. Bekerja sama • Menghargai pendapat orang lain
• Berpartisipasi dalam melaksanakan
kegiatan kelompok dalam kegiatan
pembelajaran
• Menafsirkan Bersama-sama terhadap hasil
pengamatan pada praktikum
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Sains merupakan aktivitas penemuan hingga pemecahan masalah yang
didasarkan pada rasa ingin tahu tentang sekitarnya serta bersifat kenyataan
sehingga dapat dikemukakan sebagai konsep pengetahuan.
2. Objek sains meliputi objek material dan formal dan karakteristik sains
merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis.
3. IPA merupakan kumpulan dari suatu pengetahuan yang disusun secara
sistematis tidak hanya berupa fakta-fakta konsep-konsep atau prinsip-
prinsip saja namun juga merupakan suatu proses penemuan secara
sistematis mengenai alam.
4. IPA sebagai cara berpikir (a way of thinking) ditandai dengan adanya
proses berpikir untuk memberikan suatu gambaran tentang rasa
keingintahuannya mengenai fenomena alam.
5. IPA sebagai cara menyelidiki terbagi menjadi tujuh tahapan, yaitu:
observasi, prediksi, interpretasi, merencanakan, mengendalikan, hipotesis
dan kesimpulan.
6. IPA sebagai cara bersikap yaitu dengan mimiliki sifat bersifat jujur,
terbuka pada ide-ide baru (willnes ti Change Opinions), bertanggung
jawab terhadap keilmuannya, bersikap Objektif, bekerja sama, pemikiran
kritikal, berlandaskan pada bukti, rasa ingin tahu, rasa mawas diri,
kedisiplinan diri dan Kesadaran atau peduli terhadap lingkungan.
3.2 Saran
IPA merupakan kumpulan dari pengetahuan serta proses. Belajar IPA tidak
hanya sekedar memahami tentang konsep ilmiah serta aplikasinya pada
masyarakat, namun juga digunakan untuk mengembangkan berbagai nilai yang
dikandung dalam dimensi sains. Oleh karena itu Ilmu Pengetahuan Alam
diharapkan menadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari mengenai diri
sendiri serta alam sekitarnya dan mengembangkan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
13
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Herson. Penilaian Sikap Dalam Pembelajaran Sains. Jurnal Pelangi Ilmu,
Volume 2 No.5, Mei 2009.
Carin, A& Sun,R. 1989. Teaching Science Through Discovery. Columbus: Charls
E Merrill Publishing Company
Chiappetta, A & Sun, R. 2010. Science Instruction in The Middle and Secondinary
Schools Developing Fundamental Knowledge and Skills. USA:
Pearson.Inc
Chiappetta, E.L. dan T.R. Koballa. 2010. Science Instruction in The Middle and
Secondinary Schools Developing Fundamental Knowledge and Skills.
USA: Pearson.Inc
Djojosoediro, Wasih. 2009. Bahan ajar cetak: Hakikat IPA dan Pembelajaran IPA
SD. Jakarta: Dirjen Dikti – Depdiknas.
Dr. Siti Fatonah, M.Pd. dan Prof. Dr. Zuhdan K.Prasetyo, M.Ed. 2014.
Pembelajaran Sains. Yogyakarta : Ombak
Nugraha, Ali. 2005. Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini.
Jakarta: Depdiknas.
Sardinah, Tursinawati & Anita N. Relevansi Sikap Ilmiah Siswa Dengan Konsep
Hakikat Sains Dalam Pelaksanaan Percobaan Pada Pembelajaran IPA
14
Di SDN Kota Banda Aceh. Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Volume
13 Nomor 2. September 2012
Sardinah, Tursinawati & Anita N. Relevansi Sikap Ilmiah Siswa Dengan Konsep
Hakikat Sains Dalam Pelaksanaan Percobaan Pada Pembelajaran IPA
Di SDN Kota Banda Aceh. Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Volume
13 Nomor 2. September 2012
15