DOSEN PENGAMPU
Disusun Oleh:
Kelompok 2/ Kelas A
Azyahra (232103802418)
SEKOLAH PASCASARJANA
2023
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 1
A. Kesimpulan ...................................................................................................10
B. Saran .............................................................................................................10
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud 1988) memiliki dua
pengertian, yaitu: 1) Ilmu diartikan sebagai suatu pengetahuan tentang suata bidang yang
disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk
menerapkan gejala-gejala tertentu dibidang pengetahuan, seperti ilmu hukum, ulmu
pendidikan, ilmu ekonomi, dan sebagainya, 2). Ilmu diartikan sebagai pengetahuan atau
kepandaian tentang soal duniawi, akhirat, lahir batin, dan sebagainya. Ilmu adalah hal
sistematis yang membangun dan mengatur pengetahuan dalam bentuk penjelasan serta
prediksi yang dapat diuji melalui metode ilmiah tentang alam semesta (Mirriam Webster
Dictionary, 2018). Dalam keseharian, sering kali ilmu (science) disamakan dengan
pengetahuan atau knowlage, padahal secara prinsip keduanya berbeda. Ilmu adalah sesuatu
yang dihasilkan dari pengetahuan ilmiah yang berawal dari perpaduan proses berpikir
deduktif atau rasional dan induktif atau empiris, sedangkan pengetahuan adalah hasil aktivitas
manusia atau subjek yang mempunyai kesadaran untuk mengetahui objek yang dihadapinya
sebagai sesuatu yang ingin dikenal dan diketahui. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), pengetahuan berarti segala sesuatu yang diketuhui, kepandaian, atau segala sesuatu
yang diketahui berkenaan dengan hal (mata pelajaran).
1
Kartanegara mengatakan ilmu adalah any organized knowledge. Ilmu dan sains menurutnya
tidak berbeda, terutama sebelum abad ke-19, tetapi setelah itu sains lebih terbatas pada
bidang-bidang fisik atau inderawi, sedangkan ilmu melampauinya pada bidang-bidang non
fisik, seperti metafisika.
Ilmu memiliki karakteristik atau sifat yang menjadi ciri hakiki ilmu, antara lain: 1).
Ilmu bersifat rasional, 2) Ilmu bersifat objektif, 3) ilmu bersifat matematikal, 4) ilmu bersifat
umum (universal) dan terbuka, 5) ilmu bersifat akumulatif dan progresif, 6) ilmu bersifat
communicable. Sementara menurut Lorens Bagus (1996) pengertian tentang ilmu daoat
diartikan bahwa salah satu sifat ilmu adalah koheren yakni tidak kontradiksi dengan
kenyataan. Sedangkan berkenaan dengan metode pengembangan ilmu, ilmu memiliki ciri-ciri
dan sifat-sifat yang reliable, valid, dan akurat. Artinya, usaha untuk memperoleh dan
mengembangkan ilmu dilakukan melalui pengukuran dengan menggunakan alat ukur yang
memiliki keterandalan dan keabsahan yang tinggi, serta penarikan kesimpulan yang memiliki
akurasi dengan tingkat siginifikansi yang tinggi pula. Bahkan dapat memberikan daya
prediksi atas kemungkinan-kemungkinan suatu hal.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dibuatnya makalah ini adalah agar dapat lebih memahami dan menelaah
berbagai hakikat ilmu, karakteristik ilmu, tujuan ilmu pendidikan . Agar sebagai calon
pendidik dapat mengetahui dan bisa lebih memahami gambaran tentang ilmu.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Asal kata ilmu adalah dari bahasa Arab, ‘alima’.Arti dari kata ini adalah pengetahuan.
Dalam bahasa Indonesia, ilmu sering disamakan dengan sains yang berasal dari bahasa
Inggris “science”. Dalam bahasa Indonesia kata science (berasal dari bahasa latin dari kata
scio, scire yang berarti tahu) umumnya diartikan ilmu tapi sering juga diartikan dengan Ilmu
Pengetahuan, meskipun secara konseptual mengacu pada makna yang sama (Jujun, 1998:39).
Berdasarkan kamus besar Oxford Dictionary bahwa ilmu didefinisikan sebagai aktivitas
intelektual dan praktis yang meliputi studi sistematis tentang struktur dan perilaku dari dunia
fisik dan alam melalui pengamatan dan percobaan. Ilmu atau ilmu pengetahuan adalah
aktifitas intelektual yang sistimatis untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan
pemahaman secara rasional dan empiris dari berbagai segi kenyataan tentang alam semesta.
Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan
kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari
keterbatasannya.
Ilmu pengetahuan tidak segera muncul tiba-tiba, ia ada melalui proses penelitian yang
panjang. Dalam upaya menemukan pengetahuan baru, ilmuwan melakukan kegiatan
penelitian dalam cara tertentu, menggunakan suatu metode yang tepat untuk menggambarkan
suatu fenomena. Sebuah karya ilmuwan akan menjadi penting jika pengetahuan dari setiap
bidang keilmuan dapat dikembangkan. Efek kumulatif dari perkembangan yang bertahap
diharapkan dapat meningkatkan verifikasi dari kebenaran (truth) dan mengurangi galat
(error) dari berbagai bidang ilmu pengetahuan (Busha and Harter 1980, 5). Metode keilmuan
yang didapati sekarang ini merupakan gabungan antara pendekatan rasional dan empiris.
Rasionalisme memberikan kerangka pemikiran yang koheren dan logis, sedangkan empirisme
memberikan kerangka pengujian dalam memastikan suatu kebenaran. Sehingga secara umum
ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang tersusun secara logis dan sistematis serta
telah teruji kebenarannya.
4
B. Karateristik Ilmu
Ilmu memiliki karakteristik atau sifat yang menjadi ciri hakiki ilmu. Menurut Randal
dan Buchker dalam Sadulloh (2004 : 46) mengemukakan beberapa ciri umum ilmu
pengetahuan sebagai berikut :
Selain ciri ilmu yang di sebutkan oleh Randal dan Buchker, Ralph Ross dan Ernest van den
Haag (Harsojo, 1977) mengemukakan ciri-ciri ilmu sebagai berikut:
1. Bersifat rasional, karena ilmu merupakan hasil dari proses berpikir dengan
mengemukakan akal (rasio)
2. Bersifat empiris, karena ilmu diperoleh dari dan sekitar pengelaman oleh panca
indera
3. Bersifat umum, artinya bahwa hasil ilmu dapat dipergunakan oleh semua manusia
tanpa kecuali
4. Bersifat akumulatif, artinya bahwa hasil ilmu dapat dipergunakan untuk dijadikan
objek penelitian berikutnya.
Dari bebrapa pendangan tentang ciri dan kriteria yang telah dikemukakan dapat
ditegaskan bahwa suatu disiplin ilmu termasuk juga disiplin ilmu pendidikan perlu memiliki
karakteristik dan kriteria yang jelas dalam hal landasan, obyek studi, metode, fungsi, dan
isi/subtansinya.
Pendidikan merupakan upaya untuk membantu jiwa anak-anak didik baik lahir
maupun batin, dari sifat kodratinya menuju kearah peradaban manusiawi dan lebih baik. Ilmu
Pendidikan adalah dua kata yang dipadukan, yakni Ilmu dan Pendidikan yang masing-masing
memiliki arti dan makna tersendiri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai
Pustaka disebutkan, bahwa Ilmu adalah Pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun
5
secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala
tertentu di bidang (pengetahuan) itu. Pedagogik atau ilmu pendidikan ialah ilmu pengetahuan
yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik. Pemikiran
bagaimana sebaiknya sistem pendidikan, tujuan pendidikan, materi pendidikan, sarana dan
prasarana pendidikan, cara penilaian dan penerimaan siswa serta guru yang bagaimana, jadi
ilmu pendidikan lebih menitik beratkan pada teori. Pentingnya ilmu pendidikan dapat
dijelaskan sebagai berikut:
2. Bagi Pendidik
b. Dapat menimbulkan rasa kecintaan pada diri pendidik terhadap tugasnya, terhadap
anak didik dan terhadap kebenaran. Karenannya dengan demikian pendidikan
akan selalu berusaha mempelajari dirinya.
6
Ilmu pendidikan bertujuan untuk memahami bagaimana proses pendidikan
berlangsung, baik dalam konteks formal seperti sekolah dan perguruan tinggi,
maupun dalam pengaturan informal seperti pengajaran orang tua kepada anak-anak
mereka. Ini melibatkan analisis terhadap faktor-faktor yang memengaruhi
pembelajaran, pengajaran, dan perkembangan siswa.
Salah satu tujuan utama ilmu pendidikan adalah untuk meningkatkan metode
pengajaran. Ini termasuk mengidentifikasi strategi pengajaran yang efektif,
mengembangkan kurikulum yang relevan, dan mengevaluasi berbagai pendekatan
pengajaran. Tujuannya adalah untuk membantu pendidik menjadi lebih efektif
dalam mengajar siswa.
1.Tujuan umum, total atau akhir: tujuan yang paling akhir dicapai (merupakan
keseluruhan/kebulatan tujuan yang ingin dicapai. Seperti: membentuk mausia
Indonesia seu - tuhnya dsb.
3.Tujuan tak lengkap: hanya meliputi sebagian kehidupan manusia. Misalnya: segi
psikologis, sosiologis dsb.
7
4.Tujuan sementara: hanya berlaku sementara, kalau sudah tercapai tujuan yang
diinginkan, maka tujuan sementara itu lalu ditinggalkan. Misalya: tujuan mengirim
anak ke pesantren/pondok agar anak men jadi tenang pikirannya. Kalau sudah
tenang, maka ia dipanggil kembali pulang ke rumah.
5.Tujuan intemedier: tujuan perantara untuk menca pai tujuan yang pokok, misalnya:
anak dimasukkan dalam Pusat Latihan Kerja, agar anak pada saatnya dapat bekerja
sendiri secara mandiri.
6.Tujuan insidental: tujuan yang ingin dicapai pada saat-saat tertentu. Misalnya:
memberitahu cara-cara makan yang sopan pada saat makan bersama.
Ilmu adalah suatu cabang pengetahuan yang didasarkan pada penelitian, pengamatan,
eksperimen, dan analisis sistematis untuk memahami dan menjelaskan fenomena alam, sosial,
atau konseptual. Ini adalah upaya manusia untuk memahami dunia di sekitarnya,
mengumpulkan pengetahuan, dan mengorganisasi informasi menjadi suatu rangkaian prinsip
dan teori yang dapat diandalkan. Perkembangan ilmu juga mengiringi perkembangan
masyarakat modern. Ilmu pengetahuan yang telah maju sedemikian rupa telah membawa
perubahan bagi manusia dalam segi materil. Akan tetapi justru muncul kontradiksi baru
berupa tidak tercapainya kebahagiaan secara batiniah dalam kehidupan manusia yang
bersangkutan. Padahal di sisi lain segala kebutuhan jasmaniahnya terpenuhi oleh kemajuan
pengetahuan, teknologi, dan industri. Kebahagiaan manusia atau rasa puas dan cukup
semakin jauh dan sukar tercapai meskipun telah ditemukan beragam teknologi yang
memudahkan segala aktivitas manusia. Paradigma kesukaran bergeser dari kesukaran materiil
menjadi kesukaran mental. Hal ini diakibatkan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan
tanpa diimbangi dengan pengembangan akhlak pada generasi bangsa. Degradasi moral jelas
terlihat, sikap individualis dan egoisme tinggi menjadi dominan di masyarakat sehingga
melunturkan esensi kekeluargaan dan tenggang rasa dalam masyarakat. Munculah rasa
bersaing dan tidak tenang dalam setiap individu akibat persiangan yang ia ciptakan sendri.
Ketidaketisan dalam berperilaku menjadi kebiasaan karena merasa cukup terbantu dengan
teknologi dan ilmu pengetahuan yang ada. Oleh karena itu dalam masyarakat modern, esensi
manusia sebagai makhluk sosial mulai luntur.
8
Ilmu pendidikan selalu berhubungan dengan sosial, ialah “manusia” itu. pembahasan
tentang siapakah manusia itu biasanya masuk dalam ranah filsafat yaitu filsafat antropologi.
Pandangan filsafat tentang manusia sangat besar pengeruhnya terhadap konsep serta praktik
pendidikan, karena pandanagn filsafat itu menentukan nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi
oleh seorang pendidik atau suatu lembaga atau bangsa yang melaksanakan pendidikan. Nilai-
nilai luhur ini dijadikan norma untuk menentukan ciri-ciri manusia yang ingin dicapai melalui
praktik pendidikan. Nilai luhur itu biasanya tergambar dalam rumusan tujuan pendidikannya.
Nilai-nilai itu secara normatif bersumber dari norma masyarakat, norma filsafat, dan
pandangan hidup, juga dari keyakinan keagamaan yang di anut oleh seseorang. Dengan
demikian, ilmu pendidikan diarahkan kepada perbuatan mendidik yang bertujuan. Yujuan itu
telah ditentukan oleh nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat, atau bangsa. Selanjutnya,
nilai itu sendiri merupakan ukuran yang bersifat normatif, sehingga dapat kita tegaskan
bahwa ilmu pendidikan adalah ilmu yang bersifat normatif.
9
BAB III
A. Kesimpulan
1. Ilmu pada hakikatnya adalah pengetahuan ilmiah. Hakikat ilmu terletak bukan pada
simpulan yang dicapai. Melainkan pada metode observai, eksperimentasi, dan
penalaran matematikanya.Tujuan pokok ilmu pengetahuan adalah pengumpulan dan
klasifikasi pengalaman dan pensistemikan pengalaman tersebut ke dalam sejumlah
kecil sistem pengetahuan yang luas, yaitu melalui suatu kerangka kerja terstruktur.
2. Ilmu pendidikan adalah suatu kumpulan pengetahuan atau konsep yang tersusun secara
sistematis dan mempunyai metode-metode tertentu yang bersifat ilmiah yang
menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik atau suatu proses
bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk
mencapai kedewasaannya dalam rangka mempersiapkan dirinya untuk kehidupan
yang bermakna.
B. Saran
10
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Cecep. Sumarna, 2007, Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta : Bumi
Aksara.
Eldes, I. (2015). Ilmu Dan Hakekat Ilmu Pengetahuan Dalam Nilai Agama. Jurnal
Filsafat, 9(2), 160-179.
Fuad Ihsan, Filsafat Ilmu, 2010, Filsafat Ilmu, Rineka Cipta, Jakarta
Makhmudah, S. (2018). Hakikat Ilmu Pengetahuan dalam Perspektif Modern dan Islam. Al-
Murabbi: Jurnal Studi Kependidikan dan Keislaman, 4(2), 202-217.
Muslih, M. (2016). Integrasi Keilmuan; Isu Mutakhir Filsafat Ilmu. Kalimah: Jurnal Studi
Agama dan Pemikiran Islam, 14 (2), 245-272.
Sannprayogi, M., dan Chaer, M.T. (2017). Aksiologi Filsafat Ilmu dan Pengembangan
Keilmuan. Al Murabbi. 4 (1), 105-120.
Sujana, I. W. C. (2019). Fungsi dan tujuan pendidikan Indonesia. Adi Widya: Jurnal
Pendidikan Dasar, 4(1), 29-39.
Wilujeng, S.R. (2014). Ilmu dalam Perspektif Filsafat (Suatu Upaya Mengembalikan Ilmu
pada Hakikatnya. Humanika, 20 (2), 94-102.
11