Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH FILSAFAT DAN SEJARAH SAINS

“ILMU ALAM DAN ILMU SOSIAL”


Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Filsafat dan Sejarah
Sains yang diampu oleh Bapak Nugroho Prasetya Adi, M. Pd.

Disusun oleh:
Dewi Manggarani (2018020011)
Rifqi Nur Aufa (2018020018)
Fidha Merry Anjani (2018020026)
Putri Indah Mawarni (2018020028)
Rofita Indriyani (2017020005)

Kelas: Fisika 7A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN JAWA TENGAH DI
WONOSOBO
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur, Alhamdulillah, penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang


telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Ilmu Alam dan Ilmu Sosial” guna memenuhi tugas mata kuliah
Filsafat dan Sejarah Sains yang diampu oleh Bapak Nugroho Prasetya Adi, M.
Pd. dengan baik. Makalah ini disusun guna memberikan penjelasan kepada
pembaca mengenai ilmu alam dan ilmu sosial beserta ruang lingkup dan
keterkaitannya dengan filsafat.
Dalam menyusun makalah ini, penulis memperoleh arahan serta
bimbingan dari berbagai pihak. Sehubungan dengan hal ini, penulis mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Nugroho Prasetya Adi, M. Pd. selaku dosen pengampu
mata kuliah Filsafat dan Sejarah Sains dan berbagai pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan pembelajaran bagi kita baik
menambah pengetahuan tentang Filsafat dan Sejarah Sains maupun
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat memberi daya guna
bagi penulis pribadi maupun masyarakat luas.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari agar dapat
lebih baik lagi untuk ke depannya.

Wonosobo, Oktober 2021


Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................i

KATA PENGANTAR ......................................................................................ii

DAFTAR ISI .....................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................1

1.1 Latar Belakang ................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................2
1.3 Tujuan .............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................3

2.1 Definisi ilmu alam ...........................................................................3


2.2 Perkembangan Ilmu Alam ...............................................................4
2.3 Ruang Lingkup Ilmu Alam .............................................................4
2.4 Hubungan Filsafat dengan Ilmu Alam ............................................7
2.5 Definisi Ilmu Sosial .........................................................................9
2.6 Ruang Lingkup Ilmu Sosial ............................................................11
2.7 Perkembangan Ilmu-Ilmu Sosial .....................................................14
2.8 Hubungan Ilmu Sosial dengan Filsafat ...........................................16

BAB III PENUTUP ..........................................................................................18

3.1 Kesimpulan .....................................................................................18


3.2 Saran ................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................20

iii
BAB I
PENDAHUUAN
1.1 Latar Belakang

Manusia diciptakan dengan rasa ingin tahu yang tinggi, hal tersebut
menimbulkan proses berfikir dan mengetahui sehingga menghasilkan
suatu pengetahuan. Filsafat merupakan proses berfikir, menyelidiki atau
mengkaji tentang kebenaran yang sesungguhnya. Hal ini menunjukkan
bahwa berfilsafat merupakan cara dan upaya dalam melaksanakan
penyelidikan yang meliputi tentang apa, bagaimana, dan untuk apa, dalam
konteks berpikir.
Menelisik pengertian filsafat tersebut, filsafat berkaitan dengan
ilmu pengetahuan. Di mana dalam menemukan pengetahuan akan
membutuhkan proses berfikir dan menyelidiki tentang kebenaran yang
pasti dari suatu objek. Filsafat merupakan induk dari berbagai jenis,
bentuk, dan sifat ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dan teknologi
merupakan salah satu aspek kehidupan manusia yang berkembang pesat
sesuai dengan perkembangan dan perubahan zaman, kebutuhan, serta
pandangan hidup manusia itu sendiri. Kehadiran filsafat ilmu pengetahuan
di tengah pluralitas ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut suatu
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara interdisipliner atau
multidisipliner, dan diamalkan secara etis dan tidak bebas nilai.1
Sebelum mengkaji lebih jauh mengenai filsafat dan ilmu
pengetahuan, penting untuk mengetahui mengenai ilmu pengetahun. Di
mana ilmu alam dan ilmu sosial merupakan bagian dari kajian
pengetahuan manusia. Oleh karena itu, di dalam makalah ini dijelaskan
terkait gambaran mengenai apa ilmu alam, ilmu sosial, perkembangan
ilmu alam dan ilmu sosial, ruang lingkup yang ada di dalamnya, serta
bagaimana hubungan ilmu alam dan ilmu sosial dengan filsafat.

1.2 Rumusan Masaah


1
Suparlan Suhartono. Filsafat Ilmu Pengetahuan.(Yogyakarta: Ar Ruzz Media.2005) hal.20

1
1. Apa yang dimaksud ilmu alam?
2. Apa saja ruang lingkup dalam ilmu alam?
3. Bagaimana keterkaitan filsafat dengan ilmu alam?
4. Apa yang dimaksud ilmu sosial?
5. Apa saja ruang lingkup dalam ilmu sosial?
6. Bagaimana keterkaitan filsafat dengan ilmu sosial?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui apa yang dimaksud ilmu alam


2. Mengetahui apa saja ruang lingkup dalam ilmu alam
3. Mengetahui bagaimana keterkaitan filsafat dengan ilmu alam
4. Mengetahui apa yang dimaksud ilmu alam
5. Mengetahui apa saja ruang lingkup dalam ilmu alam
6. Mengetahui bagaimana keterkaitan filsafat dengan ilmu alam

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI ILMU ALAM

Ilmu merupakan hasil pemikiran manusia yang telah teruji


kebenarannya. Salah satunya adalah ilmu alam. Kebenaran ilmu alam adalah
kebenaran ilmiah yang dapat dibuktikan kebenarannya secara induktif
maupun deduktif melalui metode ilmiah. Ilmu alam merupakan ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang gejala-gejala dalam alam sebagai
awal proses terbentuknya sebuah konsep dan suatu sistem yang konkret.2
Dengan mempelajari ilmu alam, maka kita dapat mengetahui bagaimana
suatu hal yang terjadi secara luas. Contohnya seperti saat kita belajar tentang
fisika, biologi, kimia dan semua hal yang berkaitan dengan ilmu alam. Ilmu
alam sebagai ilmu perkembangan pola pikir manusia yang terakumulasi dari
hasil pengalaman dan pengamatan telah mendorong manusia untuk
melahirkan pendekatan kebenaran yang tidak hanya mengandalkan
kemampuan rasio.
Ilmu alam memiliki beberapa bagian, yaitu hukum, teori, postulat, dan
prinsip (Sutomo, 2013). Hukum dalam ilmu alam memiliki definisi yakni
pernyataan yang mengungkapkan hubungan antara gejala alam yang
konsisten dan telah teruji kebenarannya oleh ahli di bidang yang
bersangkutan. Kebenaran hukum bersifat universal namun terbatas.
Keterbatasan hukum berkaitan dengan syarat atau kondisi yang harus
dipenuhi untuk keberlakuannya. Teori merupakan seperangkat konsep yang
saling berkaitan dan sistematik untuk mengungkapkan hubungan-hubungan
spesifik antar variabel. Teori berfungsi untuk menjelaskan fenomena alam,
memahamkan fakta-fakta secara sistematis, dan meramalkan atau
memprediksi fenomena lain yang dapat terjadi nantinya.

2
Akas Pinaringan, dkk. Ilmu Alamiah Dasar. (Yogyakarta: Zahir Publishing, 2021). Hal. 1

3
2.2 PERKEMBANGAN ILMU ALAM

Perkembangan ilmu alam sangat berkaitan dengan perkembangan


pengetahuan dan teknologi dalam masyarkat. Kemampuan penalaran manusia
juga mempengaruhi perkembangan ilmu alam. Ilmu alam telah ada sejak
zaman kuno. Pada zaman tersebut, ilmu ukur berkembang pesat karena
digunakan dalam pembangunan kuil, istana dan piramida. Pada zaman
pertengahan, ilmu alam semakin berkembang khusunya pada negara islam.
Ilmu alam sangat beragam, namun ada beberapa yang sangat sering
digunakan diantaranya adalah biologi, fisika dan kimia.
Biologi, berasal dari kata bios yang berarti hidup dan logos yang
berarti ilmu. Definisi biologi menurut asal katanya adalah ilmu yang
mempelajari tentang mahluk hidup. Objek kajian biologi adalah mahluk
hidup dan lingkungannya. Fisika, merupakan ilmu yang mempelajari benda-
benda fisik tak hidup dan perubahan yang bersifat sementara. Kimia,
merupakan ilmu yang mempelajari tentang materi, berkaitan dengan sifat,
struktur dan perubahannya. Perkembangn ilmu alam memberikan dampak
bagi berbagai bidang kehidupan manusia (Wahyudi dan suranda, 2019).

2.3 RUANG LINGKUP ILMU ALAM

Dalam beberapa pendapat, ilmu alam dapat dibagi menjadi tiga bidang utama
yaitu:
1. Ilmu Pengetahuan Sosial (Social Science)
Ilmu pengetahuan sosial (social science) merupakan bidang
keilmuan yang membahas hubungan manusia dengan manusia lain yang
kaitannya dengan manusia sebagai makhluk sosial. Yang kemudian dibagi
menjadi beberapa bidang:
 Psikologi, mempelajari proses mental dan tingkah laku. Dengan
pendidikan sebagai proses latihan yang terarah dan sistematis
menuju ke suatu tujuan.
 Antropologi, merupakan salah satu disiplin ilmu yang berdasarkan
rasa ingin tahu yang tiada henti tentang umat manusia. 3 Dalam
3
T.O. Ihromi. Pokok-Pokok Antropologi Budaya. (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 1980). Hal.2

4
antropologi mempelajari tentang asal-usul dan perkembangan
jasmani, sosial, kebudayaan, serta tingkah laku sosial.
 Etnologi, cabang dari studi antropologi yang mempelajari pola-pola
kelakuan seperti adat istiadat, sistem sosio-politik-ekonomi, dan
kesenian.
 Sejarah, pencatatan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi pada suatu
bangsa, negara, ataupun individu.
 Ekonomi, berhubungan dengan produksi, tukar menukar barang
produksi, pengolahan dalam lingkup rumah tangga, negara, atau
perusahaan.
 Sosiologi, merupakan studi tentang tingkah laku/tindakan dalam
kehidupan bermasyarakat.

2. Ilmu Pengetahuan Alam


Ilmu pengetahuan alam yang membahas tentang alam semesta dan
seluruh isinya dan terbagi atas:
 Fisika, ilmu yang mempelajari benda tak hidup dari aspek wujud
dengan perubahan yang bersifat sementara, seperti : bunyi cahaya,
gelombang magnet.
 Kimia, mempelajari benda hidup dan tak hidup yang dilihat dari
aspek sususan materi serta perubahan yang bersifat tetap. Secara
garis besar dibagi menjadi kimia organik (misalnya protein, lemak)
dan kimia anorganik (misalnya NaCl), dan hasil dari ilmu ini dapat
diciptakan (seperti plastik, bahan peledak).
 Biologi, adalah kajian yang mempelajari makhluk hidup dan gejala
gejalanya, seperti struktur, fungsi, pertumbuhan, dan sebagainya.
 Botani, ilmu yang mempelajari tentang tumbuh tumbuhan.
 Zoologi ilmu yang mempelajari tentang hewan.
 Morfologi ilmu yang mempelajari tentang struktur luar makhluk
hidup.
 Anatomi suatu studi tentang struktur dalam atau bentuk dalam
makhluk hidup.

5
 Fisiologi studi tentang fungsi faal atau organ bagian tubuh makhluk
hidup.
 Sitologi ilmu yang mempelajari tentang sel secara lebih mendalam.
 Histologi studi tentang jaringan tubuh atau organ makhluk hidup
yang merupakan serentetan sel sejenis Palaentologi studi tentang
makhluk hidup masa lalu.4
Ilmu Pengetahuan Aam
Ilmu Pengetahuan Ilmu Pengetahuan
Alam Fisik Alam Hayati (Biologi)
Fisika Botani
Kimia Zoologi
Astronomi Mikrobiologi
Geologi Kesehatan.
Mineralogi Mineralogi
Geografi Palaentologi
Meterologi Fisiologi
Oscanologi, dll Taksonomi, dll

3. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa


Studi tentang bumi yang merupakan salah satu bagian dari tatasurya,
ruang angkasa dan benda angkasa lainnya.
 Geologi, yang membahas tentang struktur bumi. (yang bahasannya
meliputi dari ilmu kimia dan fisika) contoh dari ilmu ini petrologi
(batu-batuan), vulkanologi (gempa bumi), mineralogi (bahan-bahan
mineral)
 Astronomi, merupakan salah satu cabang ilmu alam yang membahas
tentang benda ruang yang dapat dimanfaatkan dalam navigasi,
kalendar, dan waktu.

2.4 HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN ILMU ALAM

Filsafat adalah proses menyelidiki atau mengkaji tentang kebenaran


yang sesungguhnya. Ini menunjukkan bahwa berfilsafat merupakan cara dan

4
Akas Pinaringan Sujalu, dkk. Ilmu Alamiah Dasar. (Yogyakarta: Zahir Publishing, 2021). Hal.90

6
upaya dalam melaksanakan penyelidikan yang meliputi tentang apa,
bagaimana, dan untuk apa, dalam konteks berpikir, yang apabila dikaitkan
dengan terminologi filsafat tercakup dalam aspek berikut ini, yaitu: ontologi
yang mengkaji tentang apa, epistemologi yang mengkaji tentang bagaimana,
dan aksiologi yang mengungkapkan untuk apa sebuah ilmu dipelajari.5
Filsafat ilmu alam merupakan dasar dari pengembangan ilmu yang
mengacu pada nilai berkembang yang sejalan dengan pola pikir manusia
mengenai budaya dan norma yang dianut dan dijadikan sebagai pedoman
hidup.
Beberapa dasar filsafat ilmu alam diantaranya yaitu:
1. Vitalisme
Pada awalnya, ilmu alam tidak dapat terlepas dari pengaruh
kepercayaan atau mitos. Filsafat vitalisme ini merupakan doktrin yang
menyatakan adanya kekuatan di luar alam. Di mana kekuatan tersebut
mempunyai peranan yang esensial mengatur segala sesuatu yang terjadi di
alam semesta. Kekuatan ilmu alam ini dikenal dengan istilah elan vital,
sang pencipta, yang maha kuasa, dll.
2. Mekanisme
Mekanisme merupakan pandangan yang menyatakan bahwa semua
yang terjadi di alam semesta ini merupakan hasil dari sejumlah hukum
alam (nature of law). Yang mana dalam filsafat ini, semua gejala alam
semesta terjadi dengan sendirinya sesuai dengan hukum alam sehingga
pandangan ini akan menyamakan antara gejala makhluk hidup dengan
makhluk tak hidup sehingga tidak ada perbedaan yang hakiki di antaranya.
Dengan demikian akan menggiring pandangan manusia pada paham
materialisme yang kemudian menjadi ateisme.
3. Agnotisme
Agnotisme merupakan paham yang tidak mempedulikan ada
tidaknya kekuatan di luar alam (sang pencipta, Tuhan, yang maha kuasa).
Penganut paham ini hanya mempelajari gejala alam semata. Paham ini
akan menggiring manusia bersikap sekuler sebagaimana banyak dianut
5
Radeneaea Imro’atun Istikomah dan Abdul Wachid, “Filsafat sebagai Landasan Ilmu dalam Pengembangan
Sains,” Jurnal Filsafat Indonesia, VOL. 4, No. 1, P. 61, 2021.

7
ilmuwan barat. Sementara, di Indonesia yang menjunjung tinggi falsafah
Pancasila yang secara seimbang akan dapat menjembatani antara paham
vitalisme dengan mekanisme yang justru peduli pada sang pencipta, tidak
seperti halnya agnotisme, sehingga pengetahuan alamiah secara seimbang
dilandasi dengan pengetahuan keyakinan. Sehingga ilmuwan Indonesia
selalu dalam kondisi teisme.
Menurut Sulhatul Habibah, metode ilmiah dan sikap ilmiah yang harus
dikembangkan oleh para ilmuwan mengandung tujuan sebagai berikut:
Filsafat merupakan sarana pengujian penalaran ilmiah, yang
menjadikan manusia kritis terhadap kegiatan ilmiah. Seorang ilmuwan harus
memiliki sifat kritis terhadap bidang ilmunya sendiri, agar dapat menghindari
diri dari sikap solipsistik yang menganggap bahwa pendapatnya paling benar
sehingga tidak memikirkan kemungkinan-kemungkinan lain serta hilang sifat
kritisnya.
Filsafat merupakan usaha merefleksi, menguji dan mengkritik,
terhadap asumsi dan metode keilmuan. Kecenderungan yang terjadi di antara
di kalangan ilmuwan modern adalah menerapkan metode ilmiah tanpa
memperhatikan struktur ilmu pengetahuannya. Sikap yang diperlukan dalam
hal ini adalah menerapkan metode ilmiah yang sesuai dengan aturan yang
ditentukan, bukan sebaliknya sesuai dengan keinginan sendiri. Metode
merupakan sarana berpikir bukan hakikat ilmu.
Filsafat memberikan landasan logis terhadap metode keilmuan. Setiap
bentuk metode ilmiah yang dikembangkan harus dapat
dipertanggungjawabkan secara logis-rasional, agar dapat dipahami dan
digunakan secara umum. Semakin luas penerimaan dan penggunaan metode
ilmiah, maka semakin valid metode tersebut. Penelitian yang benar-benar
memenuhi kaidah dan metode penelitian, akan berdampak positif bagi ilmu
tersebut dan perkembangannya.

2.5 DEFINISI ILMU SOSIAL

Ilmu sosial selalu berkaitan dengan kehidupan sehari-hari untuk


memudahkan berkomunikasi dengan baik ketika berada dalam masyarakat

8
yang sering dilakukan setiap saat. Dalam kamus besar bahasa indonesia, ilmu
memiliki dua pengertian, ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang
disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat
digunakan untuk menerapkan gejala gejala dibidang pengetahuan tertentu.
Ilmu juga diartikan sebagai pengetahuan atau kepandaian tentang soal
duniawi, akhirat, lahir, batin, dan lain-lain.
Hal ini tidak berbeda jauh dari pendapat para ahli mengenai pengertian
sosial, antara lain:
 LEWIS, menyatakan sosial adalah sesuatu yang dicapai, dihasilkan dan
ditetapkan dalam interaksi sehari-hari antara warga negara
pemerintahannya.
 KEITH JACOB, sosial adalah sesuatu yang dibangun dan terjadi dalam
sebuah sistus komunitas.
 RUTH AYLETT, sosial adalah sesuatu yang dipahami sebagai sebuah
perbedaa namun tetap inheren dan terintegrasi.
 PAUL ERNEST, sosial lebih dari sekedar jumlah manusia secara
individual karna mereka terlibat dalam berbagai kegiatan bersama.
 PHILIP WEXLER, sosial adalah sifat dasar dari setiap individu
manusia.6
Ilmu sosial dasar adalah pengetahuan yang mempelajari tentang
berbagai masalah, khususnya masalah sosial yang terjadi pada masyarakat
dengan menggunakan teori-teori (fakta, konsep, teori) yang berasal dari
berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu sosial,
misalnya: ekonomi, geografi, sosial, sosiologi, antropologi, psikologi sosial,
sejarah dan lain sebagainya. Berikut ini dikemukakan beberapa batasan
tentang ilmu sosial dari beberapa pakarnya:
Norman Mac Kenzie (1966) memberikan batasan ilmu sosial adalah
“all the academic disciplines which deal with men in their social context“
yang berarti semua ilmu yang mempelajari manusia dalam konteks sosialnya.
Harold A Phleps sebagaimana dikutip oleh Fairchlid, H.P (1964) bahwa
ilmu sosial sebagai “A general term fol all the sciences which are conserned

6
Bambang Sugiyanto, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, (Wonosobo: Bambang Sugiyanto, 2018), hal. 2

9
with human affairs; such sciences are economics, government, law,
education, psychology, sociology, anthropology” di mana ilmu sosial adalah
sebutan untuk semua ilmu yang berkaitan dengan urusan manusia, seperti:
ekonomi, pemerintahan, hukum, pendidikan, piskologi, sosologi, dan
antropologi.
Achmad Sanusi (1971) mengemukakan bahwa ilmu sosial terdiri atas
disiplin-disiplin ilmu pengetahuan sosial yang bertaraf akademik, dan
biasanya dipelajari pada tingkat perguruan tinggi makin lanjut makin ilmiah.
Deobold B. Fandalen mengemukakan bahwa ilmu sosial adalah ilmu
yang mempelajari tingkah laku manusia, sementara tingkah laku manusia
dimasyarakan memiliki banyak aspek, seperti aspek ekonomi, aspek sikap
mental, aspek budaya, aspek hubungan sosial, dan lain sebagainya
(Suriasumantri, 1993).
Berdasarkan pendapat yang dikenukaan oleh para ahli tersebut
pengertian ilmu sosial yaitu bidang bidang keilmuan yang mempelajari
manusia dimasyarakat dan mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat.
Definisi lain tentang ilmu sosial adalah pengetahuan yang mempelajari
tentang cara manusia berkomunikasi atau berhubungan antar sesama haruslah
terjalin dengan harmonis agar terciptanya manusia yang peduli terhadap
sesama.

2.6 RUANG LINGKUP ILMU SOSIAL

Ilmu sosial mencakup masalah-masalah sosial yang timbul di dalam


masyarakat. Sering terjadi di kehidupan sehari-hari dalam hubungan
lingkungan sekitar ada kekuasaan yang mengatur, terdapat norma, ketentuan
dan upaya konservasi yang kita lakukan. Untuk menelaah hal tersebut terlebih
dahulu mengidentifiksi kenyataan-kenyataan sosial dan memahami sejumlah
konsep sosial tersebut. Sehingga ilmu sosial dibedakan atas tiga golongan
besar yaitu:

10
1. Kenyataan-kenyataan sosial yang ada dalam masyarakat, yang secara
bersama-sama merupakan masalah sosial tertentu.
2. Konsep-konsep sosial atau pengertian tentang kenyataan sosial dibatasi
oleh konsep dasar atau elementer saja yang yang diperlukan untuk
mempelajari ilmu sosial dan masalah-masalah sosial.
3. Masalah-masalah sosial yang timbul dalam masyarakat, biasanya
terlibat dalam kenyataan sosial yang saling berkaitan satu sama lain.
Dari ketiga golongan tersebut dapat dilihat, perihal manusia sebagai
makhluk sosial di mana manusia selalu membutuhkan orang lain dan
lingkungan sekitar kehidupan perihal manusia memiliki banyak aspek yang
tidak cukup ditelaah hanya menggunakan satu disiplin ilmu, sehingga muncul
ilmu-ilmu sosial.
Untuk ruang lingkup ilmu sosial sendiri dibagi menjadi beberapa
bidang yaitu:
1. Sosiologi
Sosiologi berasal dari bahasa latin socius yang artinya kawan dan
logos yang artinya ilmu jadi, sosiologi adalah pengetahuan tentang
pertemanan atau perkawanan. Pengertian pertemanan ini selanjutnya
diperluas cukupannya menjadi sekelompok manusia yang hidup bersama
dalam sebuah tempat, atau bisa disebut dengan masyarakat. Dengan
demikian, sosiologi juga diartikan sebagai pengetahuan tentang hidup
bermasyarakat atau hubungan dengan masyarakat.
Ruang lingkup sosiologi lebih luas dari kebanyakan ilmu sosial
lainnya karena menyangkut tentang hubungan individu dengan individu,
individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok di dalam
masyarakat. Jadi ruang lingkup sosiologi terdapat tiga poin yaitu:
a. Ekonomi yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dan
pengolahan sumber daya alam dalam kegiatan ekonomi.
b. Menejemen untuk membuat kajian tentang apa yang dialami
masyarakat.
c. Sejarah yang berhubungan dengan catatan kronologis suatu
peristiwa.

11
Ruang lingkup sosiologi secara umum dan universal mempelajari
hal-hal yang berkaitan dengan pola perilaku manusia dan lingkungan
masyarakat dalam hubungan dengan manusia. Sedangkan ruang lingkup
sosiologi secara khusus membahas mengenai berbagai dimensi sosial
kemasyarakatn yang sangat beragam dari beragai bidang dan spesifik.
2. Antropologi
Antropologi juga sering disebut sebagai hubungan antara manusia
dan kebudayaan. Antropologi masuk dalam katagori ilmu humaniora.
Antropologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang umat manusia
secara umum dengan mempelajari warna fisik, bentuk fisik, dan
kebudayaan yang dihasilkan oleh masyarakat.7 Ruang lingkup
antropologi dibagi menjadi tiga cabang meliputi:
a. Prehistory Arkeology, yang mempelajari kebudayaan purba serta
menghubungkannya dengan peradaban modern.
b. Etnologi, berkenaan dengan cara pendeskripsian sifat-sifat khusus
kebudayaan dan kelompok-kelompok manusia yang sangat
beragam. Akan tetapi ilmu etnologi memiliki batas sebagai ilmu
teori kebudayaan.
c. Etnolinguistik, ilmu yang mengaji tentang bahasa yang digunakan
manusia kuno dan modern. Dengan cara mempelajari bahasa dari
orang yang memiliki tulisan dan orang yang belum memiliki
tulisan.

3. Psikologi
Psikologi berasal dari bahasa latin, yaitu psyche berarti jiwa dan
logos berarti pengetahuan. Pengertian psikologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang kejiwaan. Secara umum psikologi merupakan ilmu
yang mempelajari tentang kepribadian, tingkah laku, kejiwaan, konsep
diri, motivasi, dan sikap.
Ruang lingkup psikologi sosial:

7
Willian A. Haviland, Antropologi, (Jakarta: Erlangga, 1999), hal. 6-7

12
a. Studi tentang pengaruh sosial terhadap proses individu, misalnya
studi tentang presepsi, motivasi proses belajar dan atribusi
b. Studi tentang proses-proses individual bersama, seperti bahasa,
sikap sosial, perilaku menirukan, dan lain-lain
c. Studi tentang interaksi kelompok, misalnya kepemimpinan,
komunikasi hubungan kekuasaan, kerjasama dalam kelompok, dan
persaingan.
4. Ilmu Politik
Ilmu politik adalah cabang ilmu sosial yang membahas mengenai
teori dan praktik politik serta gambaran dan analisis mengenai sistem
politik dan perilaku politik ruang lungkup ilmu politik, yaitu:
a. Filsafat dan teori politik. Filsafat politik mencari penjelasan yang
berdasarkan rasio, sedangkan teori politik tidak memajukan suatu
pandangan tersendiri mengenai metafisika dan epistomologi, tetapi
berdasarkan atas pandangan-pandangan yang sudah lazim pada
masa itu.
b. Struktur dan lembaga politik. Merupakan kajian terhadap lembaga
politik khususnya peranan konstitusi, eksekutif, birokrasi,
yudukatif, partai politik, dan sistem pemilihannya.
c. Partai politik dan organisasi masyarakat.
d. Partisipasi warga negara.
e. Hukum dan lembaga-lembaga internasional
5. Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi dapat diartikan sebagai bidang kajian tentang
pengurusan sumber daya material individu, masyarakat, dan negara untuk
meningkatkan kesejahteraan hidup umat manusia. Ekonomi merupakan
ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya melalui kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi.
6. Ilmu sejarah
Sejarah merupakan peristiwa yang telah terjadi di masa lampau.
Menurut Nugroho Notosusanto, sejarah adalah peristiwa-peristiwa yang
menyangkut manusia sebagai makhluk bermasyarakat yang terjadi pada

13
masa lampau. Sudah banyak perubahan yang terjadi dari masa ke masa,
yang dilalui dengan proses yang panjang dan memiliki sejarah masing-
masing.
Sejarah sebagai peristiwa, yaitu menyangkut kejadian yang
penting, nyata dan aktual. Sejarah sebagai kisah, berarti cerita berupa
narasi yang disusun berdasarkan ingatan, tafsiran manusia, ataupun kesan
yang telah terjadi di masa lalu. Sejarah sebagai ilmu, mempelajari
tentang kenyataan dengan mengadakan penelitian dan pengkajian
mengenai peristiwa cerita sejarah.

Secara garis besar ruang lingkup ilmu sosial adalah:


1. Berbagai masalah kependudukan dalam hubungan dengan
pengembangan masyarakan dan kebudayaan
2. Masalah individu, keluarga, dan masyarakat
3. Masalah hubungan antara warga negara dan negara
4. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemakmuran dan
kesejahteraan
5. Masalah perekonomian yang terjadi di lingkungan masyarakat

2.7 PERKEMBANGAN ILMU-ILMU SOSIAL

Ilmu-ilmu sosial mencakup sosiologi, antropologi, psikologi,


ekonomi, geografi sosial, politik bahkan sejarah8. Istilah ilmu sosial tidak
begitu saja dapat diterima di tengah- tengah kalangan akedemisi, terutama di
Inggris. Sciences Sociale dan Sozialwissenschaften adalah istilah-istilah yang
lebih mengena, meski keduannya juga membuat “menderita” karena
diinterpretasikan terlalu luas maupun terlalu sempit (Dahrendorf, 2000:
1000).
Ilmu sosial yang dimaksud sering hanya untuk mendefinisikan
sosiologi, atau hanya teori sosial sintetis. Pada tahun 1982, pemerintah
Inggris menentang nama Social Scienc eResearch Council yang dibiayai

8
Ida Bagus Made Astawa, Pengantar Ilmu Sosial, (Rajawali, 2021). Hal.41

14
negara, mereka mengusulkan kajian-kajian sosial, dan akhirnya itu disebut
Economic and Sosial Research Council (Dahrendorf, 2000: 1000).
Berjalannya waktu dan peristiwa sejarah, tidak banyak membantu
dalam mengusahakan diterimanya konsep itu. Ilmu-ilmu sosial tumbuh dari
filsafat moral, sebagaimana ilmu-ilmu alam tumbuh dari filsafat alam. Di
kalangan filsuf moral Skotlandia, kajian ekonomi politik selalu diikuti oleh
kajian isu-isu sosial yang lebih luas, meski tidak disebut sebagai ilmu sosial.
Unggulnya positivisme pada awal abad ke-19 terutama di Prancis, mengambil
alih filsafat moral.
Menurut Auguste Comte, positivisme menekankan sisi faktual dan
bukan spekulatif, manfaat dan bukan kesia-siaan, kepastian bukan keragu-
raguan, ketepatan bukan kekaburan, positif bukan negatif maupun kritis.
Maka sejak abad ke-19, positivis memerupakan ilmu dalam pengertian
materialism. Kemudian Conte menyebut social science, dari Charles Fourier
(1809), untuk mendeskripsikan keunggulan displin sintetis dari bangunan
ilmu. Pada saat yang sama, sedikit pun ia tidak ragu bahwa metode ilmu
sosial (yang juga disebut sebagai fisika sosial) sama sekali tidak berbeda
dengan dari ilmu-ilmu alam.
Penggunaan metode ilmu sosial yang digagas oleh Conte tersebut
mengaburkan gambaran metodologi tentang ilmu-ilmu sosial. Emile
Durkheim (1895) serta Vilfredo Pareto (1916) mempelopori tradisi seperti ini.
Hanya saja, bedanya secara khusus jika Durkheim terkesan oleh perlunya
mempelajari fakta-fakta sosial sementara Pareto menstimulasi pemikiran
metaforis dan teori-teorispesifik. Usaha lainnya untuk meyakinkan ilmu sosial
dikemukakan oleh Wilhelm Dilthey (1911) dan Max Weber (1916) dengan
pendekatan yang berbeda melalui Verstehen, pendekatan empati, dan
pemahaman tentang apa yang kita kenalsebagai perspektif hermeneutic atau
fenomenologis.
Usaha serupa pernah dilakukan oleh Karl Popper dalam bukunya yang
monumental, The Logic of Scientific Discovery. Popper (1959) menegaskan
bahwa ada satu logika kemajuan melalui klasifikasi, kita mengajukan

15
hipotesis (teori), dan kemajuan terjadi melalui penolakan hipotesis yang telah
diterima.
Kemudian melalui riset, yaitu metode trial and error yang bersifat
nomotetik. Walaupun sebenarnya teori ini pun dapat memperkering
perkembangan ilmu sosial jika nasihat Popper disalahkan interpretasikan
sebagai nasihat praktis bagi para akademisi dalam bidang ilmu-ilmu sosial.
Sebab jika kemajuan hypothethico deductive hanya demikian adanya maka
99% ilmu sosial tidak banyak berguna (Dahrendorf, 2000:1000). Hal itu dapat
dipahami karena hukum yang objektif dan berlaku universal perlu
dipertanyakan atau didekonstruksi karena dalam kajian ilmu sosial terikat
dengan ruang dan waktu.
Usaha Talcott Parsons pun begitu gigih dan ambisius karena ditujukan
bagi substansi teoretis dari ilmu sosial. Melalui berbagai analisis abstraknya,
Parsons berpendapat bahwa substansi ilmu sosial adalah satu, yaitu tindakan
sosial (Dahrendorf, 2000: 1000). Selain itu, inkarnasi dari tindakan sosial
sekalipun berasal dari model umum yang sama, yaitu sistem sosial. Sistem
sosial memiliki empat subsistem, yakni ekonomi, politik, budaya dan sistem
integratif. Dengan demikian, ekonomi, ilmu politik, kajian budaya, dan
integrasi sosial (osiologi) merupakan displin yang berhubungan dan
interdependen. Turunan dari sistem sosial, yakni semua subsistem tersebut
memerlukan analisis yang serupa.

2.8 HUBUNGAN ILMU SOSIAL DENGAN FILSAFAT

Ilmu-ilmu sosial tumbuh dari filsafat moral, sebagaimana ilmu-ilmu


alam tumbuh dari filsafat alam. Di kalangan filsuf moral Skotlandia, kajian
ekonomi politik selalu diikuti oleh kajian isu-isu sosial yang lebih luas, meski
tidak disebut sebagai ilmu sosial. Unggulnya positivisme pada awal abad ke-
19 terutama di Prancis, mengambil alih filsafat moral.
Adapun Durkheim berulang kali menekankan di dalam tulisan-
tulisannya bahwa sosiologi itu sebagian besar tetap merupakan suatu disiplin
filsafat, yang terdiri dari sejumlah generalisasi heterogen yang mencakup
segala aspek, serta yang lebih tertumpu pada latar belakang logis dari aturan-

16
aturan a priori dari pada studi empiris yang sistematis. Sosiologi, menurut
Durkheim dalam Suicide, masih dalam taraf membangun dengan sintesis-
sintesis filsafat.9

9
Lukman Hakim, Filsafat Ilmu dan Logika Dialektika Perubahan, (Klaten: Lakeisha, 2020), hal. 8

17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpuan

Ilmu alam adalah ilmu yang dapat dibuktikan kebenerannya secara


induktif maupun deduktif melalui metode ilmiah. Ilmu alam telah ada sejak
zaman kuno. Pada zaman tersebut, ilmu ukur berkembang pesat karena
digunakan dalam pembangunan kuil, istana dan piramida. Pada zaman
pertengahan, ilmu alam semakin berkembang khusunya pada negara islam.
sSecara garis besar ruang lingkup ilmu alam terdiri dari ilmu
pengetahuan social, ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan bumi dan
antariksa. Melihat definisi filsafat yang merupakan proses menyelidiki atau
mengkaji tentang kebenaran yang sesungguhnya menjadikan sikap ilmiah
penting diterapkan dalam sarana pengujian penalaran ilmiah, sebagai usaha
merefleksi, menguji dan mengkritik, terhadap asumsi dan metode keilmuan,
serta landasan logis terhadap metode keilmuan.
Ilmu sosial yaitu bidang bidang keilmuan yang mempelajari manusia
dimasyarakat dan mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat. Ilmu
sosial mencakup masalah-masalah sosial yang timbul didalam masyarakat.
sering terjadi di kehidupan sehari-hari dalam hubungan lingkungan sekitar
ada kekuasaan yang mengatur, terdapat norma, ketentuan dan upaya
konservasi yang dilakukan. Ilmu-ilmu sosial tumbuh dari filsafat moral,
sebagaimana ilmu-ilmu alam tumbuh dari filsafat alam

18
B. Saran

Manusia adalah tokoh utama dalam kehidupan. Segala sesuatu yang


berkaitan dengan kehidupan menjadi poin penting untuk terwujudnya tujuan
kehidupan. Begitu pula penerapan filsafat dalam kehidupan, yang tidak
lepas dari perkembangan ilmu alam dan ilmu sosial yang menjadi dasar
dalam pelaksanaannya.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kita sebagai manusia yang
baik dapat menjalankan kehidupan dengan baik dengan menyelaraskan ilmu
alam dan ilmu sosial beserta dalam pemikiran filsafatnya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Burlian, Zaenal Effendi. 2020. Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Budaya Dasar Dan
Ilmu Sosial Dasar. Malang: Inteligensia Media

Devianti, Rina. 2019. Pengantar Ilmu Sosial.Sekripsi. Medan: Uniersitas Islam


Negri Sumatra Utara

Haviland, William A. 1999. Antropologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Ihromi, T.O. 1980. Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Yayasan Pustaka


Obor Indonesia.

Ihromi. 2017.Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor


Indonesia

Radenrara Imro'atun Istikomah and Abdul Wachid. 2021. "Filsafat sebagai


Landasan Ilmu dalam Pengembangan Sains," Jurnal Filsafat Indonesia,
VOL. 4, NO. 1, P. 61.

Sugiyanto, Bambang.2018. Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. Wonosobo: Iskandar

Sujalu, Akas Pinaringan dkk. 2020. Ilmu Alamiah Dasar. Yogyakarta: Zahir
Publishing

Suparlan Suhartono. 2005. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: Ar Ruzz


Media

Sutomo, H. 2013. Filsafat Ilmu Kealaman Dan Etika Lingkunga. Malang: UM


Press

Wahyudi, I. W dan Suardana, A. A. K. 2019. Ilmu Alamiah Dasar. Denpasar :


UNHI Press

20

Anda mungkin juga menyukai