DAN MUHAMMAD IQBAL Oleh : Shenny Arianthy 1152060097 Siti Nurlaela 1152060106 Sri Meidawati 1152060110 Verani Nurhidayanti 1152060121 Witriyani 1152060126
PENDIDIKAN BIOLOGI 2C UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG Syekh Muhammad Abduh Riwayat singkat Muhammad Abduh
Nama lengkapnya Muhammad Bin Abduh Bin Hasan
Khairullah dilahirkan di desa Mahallat kabupaten Al- Buhairah, Mesir, pada tahun 1849 M. Abduh dilahirkan dalam kondisi penuh kecemasan, yakni terjadinya kekerasan yang ditetapkan penguasa- penguasa di negaranya pada saat itu. Riwayat pendidikannya mula-mula Abduh dikirim ayahnya ke Mesjid Al-Ahmaditanta. Belajar lagi atas dorongan pamannya SyekhDarwish. Abduh melanjutkan study di Al-Azhar pada bulan februari 1866. Al-Afgani yang mendorong Abduh aktif menulis dalam bidang negara dan politik. Abduh menyelesaikan studinya di Al-Azhar pada tahun 1877 dengan gelar Alim. Abduh mulai mengajar di Al-Azhar, di DarAl- Ulum dan dirumahnya sendiri. Al-Afghani diusir dari mesir pada tahun 1879 karena dituduh mengadakan gerakan perlawanan terhadap Khedewi Taufiq. Abduh juga dituduh ikut campur lalu ia dibuang keluar kota Kairo. Pada tahun 1880, ia diperbolehkan kembali ke ibukota. Kemudian diangkat menjadi redaktur surat kabar resmi pemerintahan Mesir, Al-Waqa’I Al-Mishriyyah. Setelah revolusi Urabi 1882 ( yang berakhir kegagalan ), dituduh terlibat dalam revolusi besar tersebut. Selanjutnyaa Abduh menetap di Suriah dan menyusul gurunya ke Paris. Abduh diutus oleh surat kabar tersebut ke Inggris untuk menemui tokoh-tokoh negara itu yang bersimpati kepada rakyat Mesir. Tahun 1899, Abduh diangkat menjadi Mufti Mesir. Kedudukan tinggi dipegannya sampai ia meninggal dunia pada tahun 1905. Pemikiran kalam Muhamad Abduh
1. Kedudukan Akal dan Fungsi Wahyu
• Dengan menggunakan akal merupakan salah satu dasar Islam. Iman seseorang tidak sempurna kalau tidak didasarkan pada akal. • Baginya, wahyu adalah penolong (al-mu’in). Kata ini ia pergunakan untuk menjelaskan fungsi wahyu bagi akal manusia. 2. Kebebasan manusia dan fatalisme, manusia mempunyai kemampuan berpikir dan kebebasan dalam memilih, namun tidak memiliki kebebasan absolut. 3. Sifat-sifat Tuhan, Abduh cenderung kepada pendapat bahwa sifat termasuk esensi Tuhan. 4. Kehendak mutlak Tuhan, bahwa Tuhan dengan kemauan- Nya sendiri telah membatasi kehendak-Nya dengan sunatullah yang diciptakan-Nya untuk mengatur alam ini. 5. Keadilan Tuhan, ia memandangnya bukan dari segi kemahasempurnaan-Nya, tetapi juga dari pemikiran rasional manusia. 6. Antropormorfisme, bahwa tidak mungkin esensi Tuhan dan sifat-sifat Tuhan mengambil bentuk tubuh atau roh mahluk alam ini. 7. Melihat Tuhan, kesanggupan melihat Tuhan dianugerahkan hanya kepada orang-orang tertentu di akhirat. 8. Perbuatan Tuhan, wajib bagi Tuhan untuk berbuat apa yang terbaik bagi manusia. Syekh Muhamad iqbal
Riwayat singkat Muhamad Iqbal
Muhammad Iqbal lahir di Sialkot pada tahun 1873.
Beliau berasal dari keluarga kasta Brahmana Khasmir. Riwayat pendidikan Iqbal, yang menjadi guru pertama beliau adalah ayahnya sendiri. Setelah itu, beliau dimasukkan Scottish Mission School. Selanjutnya pergi ke Lahore untuk melanjutkan belajarnya di Government College dan bertemu dengan Thomas Arnold, seorang orientalis yang menjadi guru besar dalam bidang filsafat pada universitas tersebut. Dua tahun kemudian beliau pindah ke Munich, Jerman. Beliau memperoleh gelar Ph. D dan selanjutnya beliau menjadi advokat dan juga sebagai dosen. Pada tahun 1930, beliau memasuki bidang politik dan menjadi ketua konferensi tahunan Liga Muslim di Allahabad. Pada tahun 1931 dan tahun 1992, beliau ikut dalam Konferensi Meja Bundar di London yang membahas konstitusi baru bagi India. Pada bulan Oktober tahun 1933, beliau di undang ke Afganistan untuk membicarakan pembentukan Universitas Kabul. Pada tahun 1935, beliau jatuh sakit dan bertambah parah setelah istrinya meninggal dunia pada tahun itu pula. Beliau meninggal pada tanggal 20 April 1935. Pemikiran Kalam Muhamad Iqbal
1. Hakikat Teologi, sebagai ilmu yang berdimensi
keimanan, mendasarkan pada esensi tauhid. 2. Pembuktian Tuhan, menerima landasan teologis yang imanen (tetap ada) yang berarti Tuhan yang imanen bagi alam. 3. Jati Diri Manusia, manusia itu hidup untuk mengetahui kepribadiannya serta menguatkan dan mengembangkan bakat-bakatnya. 4. Dosa, Allah telah menyerahkan tanggungjawab yang penuh resiko ini, menunjukan kepercayaan-Nya yang besar kepada manusia. 5. Surga dan Neraka, adalah keadaan bukan tempat. Gambaran-gambaran tentang keduanya di dalam Al- Quran adalah penampilan-penampilan kenyataan batin secara visual yaitu sifatnya.