Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

HAKEKAT PENGETAHUAN (KNOWLEDGE) DAN ILMU


(SCIENCE)
Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu
Dosen Pembimbing : Prof.Dr.Phil. Widiyanto,M.A.

Disusun Oleh :
1. Mar’atul Alifah (23060210052)
2. Mia Violina Novitasari (23060210054)

PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah dengan judul “Hakekat “Pengetahuan” (Knowledge) dan “Ilmu”
(Science)” ini dapat tersusun hingga selesai.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah
Filsafat Ilmu. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar menambah
pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan
saranyang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga
makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.

Salatiga, 10 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
A. LATAR BELAKANG .................................................................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................ 4
C. TUJUAN ......................................................................................................................... 4
BAB II........................................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 5
A. HAKIKAT PENGETAHUAN .................................................................................... 5
B. DASAR-DASAR PENGETAHUAN .......................................................................... 5
C. JENIS PENGETAHUAN ............................................................................................ 5
D. SUMBER PENGETAHUAN ...................................................................................... 6
E. HAKIKAT ILMU ....................................................................................................... 7
F. CIRI-CIRI UTAMA ILMU ......................................................................................... 8
G. DASAR-DASAR ILMU ............................................................................................. 9
BAB III .................................................................................................................................... 10
PENUTUP................................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 11
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pengetahuan merupakan proses berpikir yang dilakukan manusia. Berpikir digunakan
sebagai pemisah manusia dari makhluk lainnya. Kemajuan manusia dewasa ini tidak lain
karena pengetahuan yang dimilikinya. Ketika suatu masalah diangkat maka tidak menjadi
sederhana lagi. Masalah itu akan berubah dari sesuatu yang mudah menjadi sesuatu yang
sulit, dari sesuatu yang sederhana menjadi sesuatu yang rumit. Oleh karena masalah itu
dibawa ke dalam pembedahan ilmu, maka ia menjadi sesuatu yang perselisihkan dan
diperdebatkan. Perselisihan tentangnya menyebabkan perbedaan dalam cara memandang
dunia. Pengetahuan pada umumnya membantu manusia dalam mengorientasikan diri
dalam dunia dan memecahkan berbagai persoalan hidup. Manusia tidak dapat
membiarkan insting mengatur perilakunya. Untuk mengatasi masalah-masalah, manusia
membutuhkan kesadaran dalam memahami lingkungannya. Di sinilah pengetahuan
membantu manusia membagikan apa yang diketahui manusia dan mengorganisasikan
proses pencariannya.
Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu. Pengetahuan tidak datang dengan
sendirinya, karena pengetahuan memiliki suatu cara pemikiran yang khusus dengan
pendekatan yang khas sehingga menghasilkan pengetahuan yang dapat dibagi, diuji dan
dipertanggungjawabkan secara terbuka. Sehingga Pengetahuan manusia yang dihasilkan
melalui proses berpikir selalu digunakannya untuk meenjawab ketidaktahuan dan mencari
solusi dari masalah kehidupan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Hakikat Pengetahuan?
2. Apa saja dasar-dasar Pengetahuan?
3. Apa saja Jenis Pengetahuan?
4. Sebutkan dan jelaskan sumber Pengetahuan
5. Apa itu Hakikat Ilmu?
6. Sebutkan dan jelaskan Ciri-ciri Ilmu

C. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat memahami Hakekat Pengetahuan
2. Mahasiswa dapat memahami Hakekat Ilmu
BAB II
PEMBAHASAN

A. HAKIKAT PENGETAHUAN
Pengetahuan pada dasarnya adalah keadaan mental (mental state) yang mengetahui
sesuatu yaitu menyusun pendapat tentang suatu objek, dengan kata lain menyusun
gambaran tentang fakta yang ada di luar akal. Seiring dengan perkembangan,
Pengetahuan berkembang dari rasa ingin tahu yang merupakan ciri khas manusia karena
manusia adalah satusatunya makhluk yang dapat mengembangkan pengetahuan secara
sungguh-sungguh dibandingkan dengan makhluk ciptaan lainnya yang memiliki
keterbatasan hidup (survival). Hal ini dilakukan untuk mengatasi kebutuhan-kebutuhan
kelangsungan hidup, karena pada dasarnya hakikat manusia dalam menjalani
kehidupan tidak sekedar untuk mampertahankan kelangsungan hidupnya namun
hakikat manusia dalam menjalani kehidupan tidak hanya monoton saja, melainkan juga
memikirkan tentang hal-hal baru seperti manusia berusaha memberikan makna dalam
kehidupan, manusia juga memanusiakan diri dan orang lain dalam hidupnya untuk
mencapai kesejahteraan hidup. Pada dasarnya ini semua dilakukan oleh manusia karena
pada hakikatnya manusia dalam hidupnya mempunyai tujuan yang mulia dalam hidup
yang lebih tinggi dari sekedar kelangsungan hidupnya. Sehingga manusia selalu
berusaha mengembangkan pengetahuan yang meliputi apa itu pengetahuan dan
bagaimana cara memperoleh pengetahuan untuk mendorongnya menjadi makhluk yang
bersifat khas di muka bumi ini yang juga merupakan bagian dari kajian filsafat
pengetahuan atau epistimologi.

B. DASAR-DASAR PENGETAHUAN
Menurut Jujun S. Suria Sumantri, menyebutkan bahwa dasar-dasar pengetahuan yang
dimiliki manusia itu meliputi:
1. Penalaran
Penalaran merupakan suatu proses berpikir yang membuahkan pengetahuan.
Agar pengetahuan yang dihasilkan penalaran itu mempunyai dasar kebenaran, maka
proses berpikir itu harus dilakukan dengan suatu cara tertentu. Suatu penarikan
kesimpulan baru dianggap valid jika penarikan kesimpulan tersebut menurut cara
tertentu, yang disebut logika.
2. Logika
Logika didefinisikan sebagai suatu pengkajian untuk berpikir secara benar. Untuk
menarik suatu kesimpulan sebenarnya terdapat bermacam-macam cara, namun
untuk membuat kesimpulan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
memusatkan diri pada penalaran ilmiah. Terdapat dua jenis penarikan kesimpulan
yakni logika induktif dan logika deduktif.

C. JENIS PENGETAHUAN
Ada beberapa jenis pengetahuan menurut (Salam, 1997: 28) yang mengemukakan
bahwa pengetahuan yang dimiliki oleh manusia ada empat, yaitu:
1. Pengetahuan Biasa (Common Sense), Pada pengetahuan ini diartikan bahwa
seseorang memiliki sesuatu dimana seorang tersebut dapat menerimanya secara
baik. Dengan common sense, semua orang sampai pada keyakinan secara umum
tentang sesuatu, dimana meraka akan berpendapat sama semuanya dari pengalaman
sehari-hari yang diperolehnya. Contohnya air dapat dapat dipakai untuk menyiram
bunga, makanan dapat memuaskan rasa lapar,dll.
2. Pengetahuan Ilmu (Science), Ilmu pada prinsipnya merupakan usaha untuk
mengorganisasikan dan mensistematisasikan common sense, suatu pengetahuan
yang berasal dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan seharihari.
Namun, dilanjutkan dengan suatu pemikiran secara cermat dan teliti dengan
menggunakan berbagai metode, diperoleh melalui observasi, eksperimen, dan
klasifikasi.
3. Pengetahuan Filsafat, Pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran yang bersifat
kontemplatif dan spekulatif. Pengetahua Filsafat lebih menekan pada universalitas
dan kajian kedalam tentang sesuatu. Misalnya, kalau ilmu hanya pada satu bidang
pengetahuan yang sempit dan rigid, filsafat membahas hal yang lebih luas dan
mendalam. Filsafat biasanya memberikan yang reflektif dan kritis, sehingga ilmu
yang tadinya kaku dan cenderung tertutup menjadi longgar sekali.
4. Pengetahuan Agama, Pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan lewat para
utusan-Nya yang bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh para pemeluk agama.
Pengetahuan ini mengandung beberapa hal pokok, yaitu ajaran tentang cara
berhubungan dengan Tuhan atau hubungan vertikal dan cara berhubungan dengan
sesama manusia atau hubungan horizontal.

D. SUMBER PENGETAHUAN
1. Empirisme
Kata ini berasal dari kata Yunani empeirikos, artinya pengalaman. Menurut aliran
ini manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalamannya. Dalam hal ini harus
ada 3 hal, yaitu yang mengetahui (subjek), yang diketahui Jurnal IKRA-ITH
Humaniora Vol 5 No 1 Bulan Maret 2021 83 (objek) dan cara mengetahui
(pengalaman).Aliran ini berpendapat bahwa sumber pengetahuan yang mencukupi
dan yang dapat dipercaya oleh akal sehat. Dalam rangka kerjanya, aliran ini
mendasarkan diri pada cara kerja deduktif dalam menyusun pengetahuannya.
Premis-premis yang digunakan dalam membuat rumusan keilmuwan harus jelas
dan dapat diterima. Aliran atau paham ini sering juga disebut sebagai idealism atau
realism.
2. Rasionalisme
Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan.
Pengetahuan yang benar diperoleh dan diukur dengan akal. Manusia memperoleh
pengetahuan melalui kegiatan menangkap objek. Dalam penyusunan ini akal
menggunakan konsep-konsep rasional atau ide-ide universal. Konsep tersebut
mempunyai wujud dalam alam nyata yang bersifat universal. Yang dimaksud
dengan prinsip-prinsip universal adalah abstraksi dari benda-benda kongkret,
seperti hukum kausalitas atau gambaran umum tentang benda tertentu. Kaum
rasionalis yakin bahwa kebenaran hanya dapat ada di dalam pikiran kita dan hanya
dapat diperoleh dengan akal budi saja.
3. Intuisi
Intuisi merupakan pengetahuan yang didapatkan tanpa melalui proses penalaran
tertentu. Seseorang yang sedang terpusat pemikirannya pada suatu masalah dan
tiba-tiba saja menemukan jawaban atas permasalahan tersebut. Tanpa melalui
proses berfikir yang berliku-liku tiba-tiba saja dia sudah sampai disitu. Jawaban atas
permasalahan yang sedang dipikirkannya muncul dibenaknya bagaikan kebenaran
yang membukakan pintu. Atau bisa juga, intuisi ini bekerja dalam keadaan yang
tidak sepenuhnya sadar, artinya jawaban atas suatu permasalahan ditemukan tidak
tergantung waktu orang tersebut secara sadar sedang menggelutnya. Namun intuisi
ini bersifat personal dan tidak bisa diramalkan. Sebagai dasar untuk menyusun
pengetahuan secara teratur maka intuisi ini tidak bisa diandalkan.
4. Wahyu
Wahyu merupakan pengetahuan yang disampaikan oleh Tuhan kepada manusia.
Pengetahuan ini disalurkan oleh nabi-nabi yang diutusnya sepanjang zaman. Agama
merupakan pengetahuan bukan saja mengenai kehidupan sekarang yang terjangkau
pengalaman, namun juga mencakup masalah-masalah yang bersifat transedental
seperti latar belakang penciptaan manusia dan hari kemudian di akhirat nanti.
Pengetahuan ini didasarkan kepada kepercayaan akan hal-hal yang 84 Jurnal IKRA-
ITH Humaniora Vol 5 No 1 Bulan Maret 2021 ghaib ( supernatural ). Keparcayaan
kepada tuhan yang merupakan sumber pengetahuan, kepercayaan kepada nabi
sebagai perantara dan kepercayaan terhadap wahyu sebagai cara penyampaian,
merupakan dasar dari penyusunan pengetahuan ini. Kepercayaan merupakan titik
tolak dalam agama. Suatu pernyataan harus dipercaya dulu untuk dapat diterima:
pernyataan ini bisa saja selanjutnya dikaji dengan metode lain.

E. HAKIKAT ILMU
Ilmu adalah adalah hal sistematis yang membangun dan mengatur pengetahuan
dalam bentuk penjelasan serta prediksi yang dapat diuji melalui metode ilmiah tentang
alam semesta (Mirriam Webster dictionary, 2018). Ilmu terdiri dari dua hal, yaitu
bagian utama dari pengetahuan, dan proses di mana pengetahuan itu dihasilkan. Proses
pengetahuan memberikan individu cara berpikir dan mengetahui dunia. Proses ilmiah
adalah cara membangun pengetahuan dan membuat prediksi tentang dunia dengan cara
sedemikian rupa sehingga dapat diuji, misal pertanyaan “Apakah Bumi datar atau
bulat?” bisa diuji dan dipelajari melalui penelitian, terdapat bukti untuk dievaluasi dan
menentukan apakah itu mendukung bumi bulat atau datar. Tujuan ilmiah yang berbeda
biasanya menggunakan metode dan pendekatan yang berbeda untuk menyelidiki dunia,
tetapi proses pengujian adalah inti dari proses ilmiah untuk semua ilmuwan (Carpi &
Egger, 2011).
Pada proses menganalisis dan menginterpretasikan data, ilmuwan menghasilkan
hipotesis, teori, atau hukum yang membantu menjelaskan hasil temuan dan
menempatkannya dalam konteks pengetahuan ilmiah yang lebih luas. Berbagai macam
penjelasan ini diuji oleh para ilmuwan melalui eksperimen tambahan, observasi,
pemodelan, dan studi teoritis. Dengan demikian, pengetahuan ilmiah dibangun di atas
ide-ide sebelumnya dan terus berkembang. Hal ini sengaja dibagi dengan orang lain
melalui proses peer review dan kemudian melalui publikasi dalam literatur ilmiah, di
mana disana didapatkan evaluasi dan integrasi oleh komunitas yang lebih besar. Salah
satu keunggulan dari pengetahuan ilmiah adalah bahwa hal itu dapat berubah, karena
data baru dikumpulkan dan interpretasi ulang dari data yang sudah ada. Teori-teori
utama, yang didukung oleh banyak bukti, jarang sekali diubah sepenuhnya, tetapi data
baru dan penjelasan teruji menambah nuansa dan detail (Carpi & Egger, 2011).

F. CIRI-CIRI UTAMA ILMU


ciri utama ilmu (science) menurut Mondal (2018) adalah sebagai berikut :
1. Objektivitas, Pengetahuan ilmiah bersifat objektif. Objektivitas berarti
kemampuan untuk melihat dan menerima fakta apa adanya. Untuk menjadi objektif,
seseorang harus waspada terhadap bias, keyakinan, harapan, nilai, dan preferensi
sendiri. Objektivitas menuntut bahwa seseorang harus menyisihkan segala macam
pertimbangan subyektif dan prasangka.
2. Verifiability, Sains bersandar pada data indra, yaitu data yang dikumpulkan
melalui indera kita, yaitu mata, telinga, hidung, lidah, dan sentuhan. Pengetahuan
ilmiah didasarkan pada bukti yang dapat diverifikasi, melalui pengamatan faktual
konkret sehingga pengamat lain dapat mengamati, menimbang atau mengukur
fenomena yang sama dan memeriksa observasi untuk akurasi.
3. Netralitas Etis, Sains bersifat etis netral. Ilmu hanya mencari pengetahuan.
Bagaimana pengetahuan ini akan digunakan akan ditentukan oleh nilai-nilai
kemasyarakatan. Pengetahuan dapat digunakan berbeda. Etika netralitas tidak
berarti bahwa ilmuwan tidak memiliki nilai. Di sini hanya berarti bahwa ia tidak
boleh membiarkan nilai-nilainya mengubah desain dan perilaku penelitiannya.
Dengan demikian, pengetahuan ilmiah adalah netral terhadap nilai-nilai atau bebas-
nilai.
4. Eksplorasi sistematis, Sebuah penelitian ilmiah mengadopsi prosedur sekuensial
tertentu, rencana yang terorganisir atau desain penelitian untuk mengumpulkan dan
menganalisis fakta tentang masalah yang diteliti. Umumnya, rencana ini mencakup
beberapa langkah ilmiah, seperti perumusan hipotesis, pengumpulan fakta, analisis
fakta, dan interpretasi hasil.
5. Keandalan atau Reliabilitas, Pengetahuan ilmiah harus terjadi di bawah keadaan
yang ditentukan tidak sekali tetapi berulang kali dan dapat direproduksi dalam
keadaan yang dinyatakan di mana saja dan kapan saja. Kesimpulan berdasarkan
hanya ingatan tanpa bukti ilmiah sangat tidak dapat diandalkan.
6. Presisi, Pengetahuan ilmiah harus tepat, tidak samar-samar seperti beberapa tulisan
sastra. Presisi membutuhkan pemberian angka, data atau ukuran yang tepat.
7. Akurasi, Pengetahuan ilmiah itu akurat. Akurasi secara sederhana berarti
kebenaran atau kebenaran suatu pernyataan, menggambarkan hal-hal dengan kata-
kata yang tepat sebagaimana adanya tanpa melompat ke kesimpulan yang tidak
beralasan, harus ada data dan bukti yang jelas.
8. Abstrak, Sains berlanjut pada bidang abstraksi. Prinsip ilmiah umum sangat
abstrak. Tidak tertarik untuk memberikan gambaran yang realistis.
9. Prediktabilitas, Para ilmuwan tidak hanya menggambarkan fenomena yang sedang
dipelajari, tetapi juga berusaha untuk menjelaskan dan memprediksi juga.
G. DASAR-DASAR ILMU
1. Dasar ontologi ilmu
Berdasar pada fakta empiris yang ada. Fakta empiris merupakan suatu fakta
yang bisa terjadi secara langsung oleh manusia dengan bantua panca inderanya.
Segala sesuatu yang mampu diterima oleh panca inera akan dikembangkan dan
membentuk suatu yang disebut dengan dunia empiris. Ilmu bertujuan untuk mencari
tahu dan mememahami mengapa hal itu terjadi, proses keilmuan bertujuan untuk
menemukan suatu hakikat objek empiris tertentu, untuk mendapatkan inti mengenai
objek tersebut.
Secara lebih detial ilmu mempunyai tiga asumsi mengenai objek empiris.
Asumsi pertama menganggap objek-objek tertentu mempunyai kesamaan satu sama
lain, misalnya dalam hal bentuk, struktur, sifat, dan sebagainya. Berdasarkan hal
tersebut, maka dapat dikelompokkan beberapa objek yang serupa ke dalam satu
golongan
Asumsi kedua bahwa suatu benda atau objek tidak mengalami perubahan dalam
jangka waktu tertentu. Kegiatan keilmuwan memiliki tujuan untuk mengetahui
tingkah laku suatu objek dalam keadaan tertentu. Contoh tersebut menunjukkan
secara jelas bahwa tidak mungkin dilakukan bila objek yang dituju berubah tiap
waktu.
Asumsi ketiga adalah Determinasi adalah ilmu yang ketiga. Asumsi ini
beranggapan bahwa setiap gejala yang nampak tidak termasuk dalam suatu kejadian
yang terjadi secara kebetulan. Setiap gejala itu memiliki pola-pola tersendiri yang
bersifat tetap dengan urut kejadian yang sama.
2. Dasar epistimologi ilmu
Serangkaian proses yang nampak dalam bentuk usaha individu untuk
menghasilkan suatu pengetahuan. Ilmu pengetahun yang diperoleh dari proses
tertentu disebut juga sebagai metode keilmuan. Metode tersebut menjadi pembeda
ilmu dengan hasil pemikiran yang lain. Dengan kata lain, ilmu merupakan
pengetahuan yang didapatkan dengan menggunakan penerapan metode keilmuan
itu sendiri. Ilmu juga merupakan bagian dari suatu pengetahuan, yang memiliki ciri-
ciri tertentu. Kata sifat “keilmuan” lebih menggambarkan hakikat ilmu daripada
istilah ilmu sebagai kata benda. Hakikat ilmu tidak berkaitan dengan latar belakang
pendidikan, profesi atau kedudukan individu, namun keilmuan ditentukan oleh cara
berpikir individu yang dilakukan menurut persyaratan keilmuan.
Berdasarkan dari pemaparan diatas, mengenai hakikat ilmu, maka dapat
disimpulkan bahwa sesuatu dapat dikatan ilmu, dapat menghasilkan fakta secara
empiris, serta objek tersebut cenderung tidak berubah dalam kurun waktu tertentu
yang bersifat objektif. Dan dapat dikaji ulang dengan menggunakan metode
keilmuan berdasarkan apa yang ingin dikaji.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah ini adalah
1. Pengetahuan pada dasarnya adalah keadaan mental (mental state) yang
mengetahui sesuatu yaitu menyusun pendapat tentang suatu objek, dengan kata
lain menyusun gambaran tentang fakta yang ada di luar akal.
2. Ilmu adalah adalah hal sistematis yang membangun dan mengatur pengetahuan
dalam bentuk penjelasan serta prediksi yang dapat diuji melalui metode ilmiah
tentang alam semesta (Mirriam Webster dictionary, 2018). Ilmu terdiri dari dua
hal, yaitu bagian utama dari pengetahuan, dan proses di mana pengetahuan itu
dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA

Livianinda Nur. Hakikat Ilmu dan Pengetahuan, Airlangga University, 2018

Ivonne Ruth Vitamaya Oishi Situmeang. Hakikat Filsafat Ilmu dan Pendidikan dalam Kajian Filsafat
Ilmu Pengetahuan. Medan : FK Universitas Methodist Indonesia, 2021

Nurul Fajrianii. Hakikat Pengetahuan dan Ilmu, Airlangga University, 2018

Anda mungkin juga menyukai