Anda di halaman 1dari 17

ILMU

(PENGETAHUAN)

Makalah

diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah

Filsafat Ilmu

oleh :

Athian Panji (NIM : 1181030031)

Fitlia Handayani (NIM : 1151030106)

Naila Khoirunisa (NIM : 1181030121)

Okky Octaviana (NIM : 1181030136)

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan


nikmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Ilmu (Pengetahuan). Sholawat serta salam semoga tercurah limpahkan
kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman
Jahiliyyah ke zaman yang terang benderang.
Makalah ini kami susun secara maksimal dengan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, oleh karena itu kami banyak sekali membutuhkan saran serta
masukan pembaca agar suatu saat kami mampu mencapai kesempurnaan.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Bandung, 23 September 2019

Penulis

Kelas IAT 3 C

1
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………….…….…1
1.1 Latar Belakang……………………………..…………..……………..……1
1.2 Batasan Masalah..........................................................................................1
1.3 Rumusan Masalah........................................................................................1
1.4 Tujuan............................................................................................................1
1.5 Manfaat Makalah.........................................................................................1
1.6 Metode Penelitian.........................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 Pengertian Ilmu............................................................................................3
2.2 Metode Ilmu..................................................................................................4
2.3 Klasifikasi Ilmu............................................................................................7
2.4 Manfaat/Fungsi Ilmu.................................................................................10
BAB 3 PENUTUP..........……………………………………………………….13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebanyakan orang, sulit membedakan antara ilmu dan pengetahuan.


Dikiranya ilmu dan pengetahuan itu sama, padahal kalau digali lebih dalam lagi,
terdapat perbedaan yang mencolok antara keduanya, yakni pengetahuan hanya
sekedar apa yang diketahui, tanpa tahu proses sistematisnya. Akan tetapi ilmu,
merupakan sebuah pengetahuan yang kemudian dikembangkan dan
disistematiskan dengan menggunakan metode-metode ilmiah, untuk menghasilkan
suatu ilmu yang bisa dipertanggungjawabkan.

1.2 Batasan Masalah

Pembahasan mengenai ilmu yang kami bahas didalam makalah ini hanya
terfokus pada ilmu yang sifatnya ilmiah (bisa dibuktikan) bukan pada ilmu laduni
atau ilmu-ilmu lain yang sifatnya bathiniyah.

1.3 Rumusan Masalah

1.3.1 Apa yang dimaksud dengan ilmu? Seberapa jauh cakupan wilayahnya?

1.3.2 Bagaimana metode dalam mendapatkan suatu ilmu?

1.3.3 Bagaimana pengklasifikasian Ilmu Menurut Para Ahli ?

1.3.4 Apa kegunaan dan manfaat dari ilmu ?

1.4 Tujuan

1.4.1 Mengetahui definisi, objek dan sudut pandang ilmu.

1.4.2 Mengetahui metode untuk mendapatkan suatu ilmu.

1.4.3 Mengetahui klasifikasi ilmu menurut ahli.

1.4.4 Mengetahui manfaat dan kegunaan dari ilmu.

1.5 Manfaat

Mudah-mudahan dapat menginspirasi khalayak umum tentang pentingnya


mengetahui suatu ilmu, bukan hanya sekedar tahu, tapi mencoba untuk
menggalinya supaya sebuah pengetahuan tersebut dapat naik tingkatannya
menjadi sebuah ilmu pengetahuan.

1
1.6 Metode

Metode yang dipakai dalam pembuatan makalah ini ialah


mengkomparasikan apa yang ada dibuku dengan pemikiran.

2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ilmu
Ilmu (science) secara umum ialah suatu hasil kumpulan dari berbagai
pengetahuan. Menurut KBBI pengertian dari ilmu ialah pengetahuan tentang suatu
bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat
digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan itu)1.
Sementara menurut The Liang Ge Ilmu merupakan sebuah istilah umum untuk
menyebutkan segenap pengetauan ilmiah yang dipandang sebagai suatu
kebulatan. Adapun menurut Prof Haryoso Ilmu merupakan akumulasi
pengetahuan yang disitematiskan atau kesatuan pengetahuan yang
terorganisasikan. Dapat disimpulkan bahwa ilmu ialah kumupulan pengetahuan
atau pengentahuan – pengetahuan yang sistematis atau memiliki sistem yang
berarti mempunyai susunan yang terdapat komponen didalamnya.2
Pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu, setiap
ilmu (science) adalah pemgetahuan tetapi tidak setiap pengetahuan (knowledge)
adalah ilmu. Lalu bagaimana suatu pengetahuan dapat dikatakan sebagai ilmu ? .
Dalam What Is Science karya Archei J. Bahm suatu pengetahuan bias dikatakan
sebagi ilmu dengan enam komponen didamnya ialah :
1. Adanya Masalah
2. Adanya sikap Ilmiah
3. Menggunakan metode ilmiah
4. Adanya Aktifitas
5. Adanya Kesimpulan
6. Adanya Pengaruh
Jadi apabilang terdapat enam komponen diatas pada suatu pengatahuan maka
pengetahuan tersebut dapat disebut sebagai ilmu.3
Objek
Ialah suatu hal yang menjadi pusat focus penelitian atau pemikiran. Objek
atau lapangan pengalaman masing – masing diliputi oleh ilmu pengetahuannya
sendiri, jadi yang membedakan antar satu ilmu pengetahuan dengan ilmu
pengetahuan lainnya adalah objek material atau lapangan ilmu pengetahuan itu.

1 KBBI
2 Drs. H. Salam Burhanuddin, Logika Materil Filsafat Ilmu Pengetahuan, Rineka Cipta, Jakarta,
1997, hlm. 30
3

3
Apabila objek materialnya sama maka yang membedakan objek formalnya atau
sudut pandangannya.4
Adapun objek dalam ilmu ialah objek material dan objek formal.
1. Objek Material
Yang dimaksud objek material ialah sesuatu yang diajadikan
sasaran pemikiran (Gegestand), sesuatu yang diselidiki atau yang
dipelajari. Objek material mencakup apapun baik hal yang konkrit maupun
hal yang abstark.
2. Objek Formal
Objek formal adalah sudut pandangan, cara memandang, cara
mengadakan tinjauan yang dilakukan oleh pemikir atau peneliti terhadap
objek material serta prinsip – prinsip yang digunakannya. Sudut
pandangan digunakan untuk menerangkan hal ini lebih lanjut, maka yang
menjadi perhatiannya ialah bagaimana objek itu dipandang. Menentukan
sifat – sifat ilmu dan metode yang dipakai , misalnya ilmu kedokteran
yang mempelajari manusia dilihat dari sudut tubuhnya, yaitu sekadar sakit
dan harus disembuhkan.5

2.2 Metode Ilmu

1. Observasi

Observasi adalah dasar ilmu pengetahuan . para ilmuan hanya dapat


bekerja menggunakan data ,yaitu fakta mengenai data kenyataan yang diperoleh
oleh observasi. Bila kita ingin mengenali dunia sosial maka kita harus memasuki
dunia itu , catat apa yang didengarkan ,dilihat, dikatakan,,dpikitkan , dan
dirasakan .setaiap orang termasuk kita sendiri meengadakan pengamatan dalam
hidup kita , bamun untuk perosesi penelitian harus memiki data yang releevan
dengan masalah yang diteliti.

Pertama , tidak ada pengamatan dua orang yang sama , betapapun dilatih ,
pengamatan dua orang selalu ada perbedaanya .

Kedua, maengadakan pengamatan bukan peroses pasif di mana kita hanya


mencatat seperti halnya kamera, seakan akan kita berada di luar dan terpisah dari
dunia yang kita amati.mengadakan observasi adalah peroses aktif . dalam
4 Drs. H. Salam Burhanuddin, Pengantar Filsafat, PT Bumi Aksara, Jakarta, Ed 1, Cet 9, 2012,
hlm. 16
5 Drs. H. Salam Burhanuddin, Pengantar Filsafat, PT Bumi Aksara, Jakarta, Ed 1, Cet 9, 2012,
hlm. 16

4
mengadakan pengamatan kita tidak hanya menghitungkan aoa yang kita amati
akan tetapi juga mengamati diri kita sendiri .dengan demikian dpat kita pahami
bahwa tidak ada pengmatan yang lengkap karena pengamatan adalah kegiatan
selektif .

Dalam setiap pengamatan harus selalu kita kaitkan dengan dua hal , yakni
informasi ( misalnya apa yang terjadi ) dan konteks ( hal hal yang berkaitan
dengan sekitarnya ) . informasi yang dilepaskan dari konteksnya maka akan
kehilangan makna .maka dalam observasi kita tidak hanya mencatat suatu
kejadian atau peristiwa, akan tetapi juga segala sesuatu atau sebanyak mungkin
hal hal yang ada kaitannya.

Manfaat data obsevasi

Data itu diperoleh berkat adanya peneliti di lapangan dengan mengadakan


pengamatan secara langsung . menurut M.Q. Patton ( 198 h. 124- 126 ) manfaat
pengamatan demikian adalah :

1. Dengan berada dil lapangan peneliti lebih mampu memahami konteks


data secara menyeluruh , jadi ia dapat memperoleh secara holistik dan
menyeluruh .

2. Pengalamn secara langsung memungkinkan peneliti menggunakan


pendekatan induktf , pendekatan indutif membuka memungkinkan
melakukan penemuan atau Discovery.

3. Peneliti dapat menemukan hal hal yang di luar persepsi reponden


sehingga peniliti memperoleh gambara gambaran yang lebih konferensif.

2. Trial dan error

Terial dan eroor ialah cara untuk memeperoleh ilmu pengetahuan trial
memilik arti mencoba dan error memiki arti salah, dalam mencari kebenaran
dalam mencari ilmu harus berusaha sekuat mungkin agar mendapatkannya secara
maksimal . metode mencoba dan salah ini seperti juga belajar otodidak, yaitu
belajar sendiri tanpa bantuan . setiap usaha belum tentu berhasil .

Muhamad Nazir dalam buku metode penelitian , ia mengatakan bahwa teori


ini tidak tergolong kepada penelitian ilmiah sebab percobaan percobaan tidak
dilakukan secara sistematis dan tidak terencana . akan tetapi metode ini ttidak bisa
di salahkan begitu saja mengingat metode ini sering dilakukan untuk melakukan
hal yang baru .

5
3. Eksperiment

Eksperiment percobaan menjadi subyek pengetahuan modern . eksperiment


muncul pada ea dskontinunitas radikal dalam metode pernilitian alam yang
mengembangkan kan dan memperaktekan percobaan .para pilusuf yang
menggunakan metode ini ialah : Francis Bacon ( 1561 – 1626 ),Galileo Galilei
( 1564 – 1642 ) , Robert Boyle ( 1627 – 1691 ) , dan Isac Newtown ( 1642 –
1727).

4. Metode sampeling .

Pengambilan sampel berdasarkan konsep konsep yang terbukti secara


teoritik dengan teori yang disusun . ada tiga bagian yaitu :

1. Penyampelan berbuka : berhubungan dengan pengkodean berbuka .


keterbukaan memeri peluang peralihan beberapa pilihan penyampelan .
penyampelan berbuka dapat dilakukan dengan cara rerencana, sistematis,
bahkan bisa juga dilakukan sacara kebetulan . penyampelan ini cukup
penyampelas di lokasi ( on – site )

2. Penyampelan Relasional dan Variasional : berhubungan dengan pekodea


berporos . tujuannya adalah memaksimalkan temuan mengenai perbadaan
pada tingkat ukuran . penyempelan seperti ini dapat dilakukan dengan cara
sistematis dan terecana .

3. Penyamelan pembeda : berhubungan dengan pengkodean berpilih . tujuannya


adalah memaksimalkan peluang untuk membuktikan alur cerita dan
hubungan antar kategori dan mengganti kategori yang tidak tersusun dengan
baik .

5. Metode statistic

Arti dari statistik hanya dibatasi pada bahan kumpulan keterangan yang
berwujud angka saja. Dalam kamus ilmiah kata statistic berarti table ,grafik,
daftar, informasi. Sedangkan kata statistika ialah ilmu, pengumpulan, analisis, dan
klasifikasi data , angka sebagai dasar untuk induksi6 .

2.3 Klasifikasi Ilmu Pengetahuan

6 Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,
2005. Hal 213

6
Sebagaimana yang disebutkan oleh Prof. Drs. Harsojo, Guru Besar
Universitas Padjadjaran, beliau menyatakan bahwa salah satu definisi ilmu itu
adalah akumulasi pengetahuan yang disistematiskan7. Jadi dapat kita simpulkan
bahwa pengetahuan itu kompleks dan cakupannya sangat luas , seperti yang
dikemukakan oleh Drs. Sidi Gazalba bahwa pengetahuan itu semua milik atau isi
pikiran8. Kembali merujuk pada pendapat Drs Harsojo bahwa ilmu adalah
akumulasi pengetahuan “yang disistematiskan” maka kumpulan pengetahuan
tersebut disistematiskan dengan berbagai macam metode untuk menjadi sebuah
ilmu yang yang dapat dipertanggung jawabkan. Maka dari itu, para ahli mencoba
untuk meng-klasifikasikan ilmu pengetahuan.

Para ahli, mengklasifikasikan ilmu pengetahuan ini tergantung pada cara


dan tempat mereka meninjaunya.

Pada Zaman Purba dan Abad Pertengahan pembagian ilmu pengetahuan


berdasarkan “artis liberalis” atau kesenian sedang merdeka, yang terdiri atas dua
bagian yaitu :

a. Trivium atau tiga bagian ialah:

1) gramatika, bertujuan agar manusia dapat berbicara yang baik.

2) dialektika, bertujuan agar manusia dapat berpikir dengan baik,


formal dan logis.

3) retorika, bertujuan agar manusia dapat berbicara dengan baik.

b. Quadrivium, atau empat bagian ialah:

1) aritmatika, adalah ilmu hitung.

2) geometrika, adalah ilmu ukur.

3) musika, adalah ilmu musik.

4) astronomia, adalah ilmu perbintangan.

Didalam Undang-Undang Pokok Pendirian tentang Perguruan Tinggi


Nomor: 22 Tahun 1961 di Indonesia mengklasifikasikan ilmu pengetahuan atas
empat kelompok sebagai berikut:

a. Ilmu Agama/Kerohanian, yang meliputi:

7 Drs. H. Burhanuddin Salam, Pengantar Filsafat, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012. Hal 9
8 Drs. H. Burhanuddin Salam, Pengantar Filsafat, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012. Hal 5

7
1) Ilmu agama dan

2) Ilmu jiwa.

b. Ilmu Kebudayaan, yang meliputi:

1) Ilmu sastra.

2) Ilmu sejarah.

3) Ilmu pendidikan dan

4) Ilmu filsafat.

c. Ilmu Sosial, yang meliputi:

1) Ilmu hukum.

2) Ilmu ekonomi.

3) Ilmu sosial politik dan

4) Ilmu ketatanegaraan dan ketataniagaan.

d. Ilmu Eksakta dan Teknik, yang meliputi:

1) Ilmu hayat.

2) Ilmu kedokteran.

3) Ilmu farmasi.

4) Ilmu kedokteran hewan.

5) Ilmu petanian.

6) Ilmu pasti alam.

7) Ilmu teknik.

8) Ilmu geologi dan

9) Ilmu oceanografi9.

Tetapi, Drs. Burhanuddin Salam didalam bukunya Pengantar Filsafat


menyatakan bahwa beliau mengklasifikasikan ilmu pengetahuan menurut
subyeknya dan obyeknya.

9 Drs. H. Burhanuddin Salam, Pengantar Filsafat, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012. Hal 18-20

8
a. Menurut Subyeknya

1) Teoretis

a) Nomoetis: Ilmu yang menetapkan hukum-hukum yang universal


berlaku, mempelajari obyeknya dalam keabstrakannya dan mencoba
menemukan unsur-unsur yang selalu terdapat kembali dalam segala
pernyataannya yang konkrit bilamana dan dimana saja. Misalnya
ilmu alam, ilmu hayat, ilmu kimia, sosiologi dan sebagainya.

b) Ideografis: Ilmu yang mempelajari objeknya dalam konkrit


menurut tempat dan waktu tertentu, dengan sifat-sifatnya yang
menyendiri (unik). Misalnya : Ilmu sejarah, etnografi, sosiografi dan
sebagainya.

2) Praktis. (Ilmu Terapan) : ilmu yang langsung ditujukan kepada


pemakaian atau pengalaman pengetahuan itu, jadi menentukan
bagaimanakah orang harus berbuat sesuatu. Maka diperinci lebih lanjut
yaitu :

a) Normatif, ilmu yang memesankan bagaimanakah kita harus


berbuat , membebankan kewajiban-kewajiban dan larangan-larangan
misalnya : etika (filsafat kesusilaan/filsafat moral)

b) Positif, ilmu yang mengatakan bagaimanakah orang harus


membuat sesuatu, mencapai hasil tertentu. Misalnya ilmu pertanian,
ilmu teknik, ilmu kedokteran dan sebagainya.

b. Menurut Obyeknya (terutama obyek formalnya atau sudut


pandangannya)

1) Universal: meliputi keseluruhan yang ada, seluruh hidup manusia.


Misalnya: Teologi dan Filsafat.

2) Khusus: hanya mengenai salah satu lapangan tertentu dari kehidupan


manusia, jadi obyeknya terbatas, hanya ini saja atau itu saja. Inilah yang
disebut “Ilmu Pengetahuan”.

a) Ilmu-ilmu alam : mempelajari barang-barang menurut keadaannya


dialam, terlepas dari pengaruh manusia dan mencari hukum-hukum
yang mengatur apa yang terjadi di alam. Misalnya: ilmu alam, ilmu
fisika, ilmu kimia dan sebagainya.

9
b) Ilmu pasti (Matematik) : mengadakan abstraksi barang-barang,
maksudnya ilmunya dijabarkan secara logis berpangkal pada
beberapa asas-asas dasar (axioma). Misalnya ilmu ukur, ilmu hitung,
aljabar dan sebagainya.

c) Ilmu-ilmu kerohanian/kebudayaan : Ilmu yang mempelajari hal-


hal dimana jiwa manusia memegang peranan yang menentukan.
Maka disini yang diteliti bukanlah berupa barang-barang seperti
dialam dunia, terlepas dari manusia, melainkan justru sekedar
mengalami pengaruh dari manusia10.

2.4 Manfaat Ilmu

Ilmu merupakan hasil budaya manusia, dimana lebih mengutamakan


kuantitas yang objektif, dan mengkesampingkan kuantitas yang objektif, dan
mengesampingkan kualitas subjektif yang berhubungan dengan keinginan pribadi
sehingga dengan ilmu ia tidak akan mementingkan diri sendiri11
Ilmu akan berguna bagi perkembangan peradaban manusia. Di dalam
kehidupan, ilmu akan saling terkait dengan moral. Masalah moral tidak bisa di
tekad manusia untuk menemukan kebenaran, sebab untuk menemukan kebenaran
dan terlebih lebih lagi untuk mempertahankan kebenaran, di perlukan keberanian
moral.
Seorang ilmuan harus mempunyai tangung jawab sosial. Bukan hanya
saja ia sebagai warga masyarakat yang kepentinganya terlihat secara langsung di
masyarakat, tetapi ia juga mempunyai fungsi juga dalam keberlangsungan hidup
manusia. Berikut ini adalaj ringkasan kegunaan ilmu.12
No Bahasan Keterangan
1 Imu dan moral Bearkah bahwa makin cerdas, maka akan makin
pandai menemukan kebenaran, makin benar maka
makin baik pula perbuatan kita? Apakah manusia
mempunyai penalaran tinggi, lalu makin berbudi,
sebab moral mereka di landasi oleh analisis yang
hakiki, atau sebaliknya makin cerdas maka makin
pandai pula kita berdusta?. Masalah moral berkaitan
dengan metafisiska keilmuan, maka dalam tahap
manipulasi ini masalah moral berkaitandengan cara
pengunaan pengetahuan ilmiah. Ontologi diartikan
sebagai pengkajian mengenai hakikat realitas dari
10 Drs. H. Burhanuddin Salam, Pengantar Filsafat, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012. Hal 20-23
11Drs H.Burhanuddin salam,pengantar filsafat PT bumi askara, Hlm 24
12Syampadzi nurroh pengantar filsafat hlm.14

10
objek yang ditelaah dalam membuahkan
pengetahuan.
2 Tangung jawab Seorang ilmuan mempunyai tangung jawab
sosial ilmuan sosial di bahunya. Bukan hanya saja ia adalah
warga masyarakat yang kepentinganya terlibat
secara langsung dengan masyarat yang lebih
penting adalah karena dia mempunyai funsi
tertententu dalam keberlangsungan hidup
manusia. Sampai ikut bertangung jawab agar
produk keilmuanya sampai dan dapat di
manfaatkan oleh masyarakat. sikap sosial
seorang ilmuan adalah konsisten dengan proses
penelaahan keilmuan yang dilakukan bahwa
ilmu itu bebas darisistem nilai ilmu itu sendiri
netral dan para ilmuan lah yang memberikan
nilai
3 Kasus kemanusiaan Contoh kasus kemanusiaan adalah revolusi
genetik merupakan babak baru dari sejarah
keilmuan manusia sebab sebelumya ini ilmu
tidak pernah menyentuh manusia sebagai objek
penelaahan itu sendiri. Hal ini bukan berarti
bahwa sebelumya tidak pernah ada penelaahan
ilmiah yang berkaitan dengan jasad manusia,
tentu saja banyak sekali , namun penelahan
penelaahan itu di maksudkan untuk
mengembangkan ilmu dan teknologi.
13

ilmu dengan segala tujuan artinya, sampai batas batas tertentu sudah
banyak membantu manusia dalam mencapai tujuan hidup dan kehidupanya yaitu
hidup lebih baik. Sekalipun keberadaan ilmu tidak pernah mencapai kebenaran
yang mutlak tetapi dalam kerterbatasanya ia membantu kehidupan dan
kepentingan manusia di dunia yang fana ini sesua dengan bidang masing masing.
Ilmu menghasilkan teknologi yang memungkinkan manusia dapat
bergerak dan bertndak dengan cermat dan tepat karena ilmu dan teknologi
merypakan hasil kerja dan pengalaman, observasi, exsperimen, dan verivikasi.
Dengan ilmu dan teknologi dapat mengubah wajah dunia dimana manusia
itu sendiri tinggal, mengubah cara manusia bekerja, cara manusia berfikir dengan
ilmu dan teknologi di tuntut manusia untuk mengadakan perubahan secara terus

13Syampadzi nurroh pengantar filsafat hlm.15-16

11
menerus, perbaikan serta pertemuan pertemuan baru. Perkembangan industri,
perkembangan sosio budaya, juga perkembangan imdustri persenjataan
merupakan suatu pertanda bahwa ilmu dan teknologi berkembang terus.
Dengan ilmu dan teknologi kemungkinan manusia mengurangi rintangan-
rintangan ruang dan waktu , misalnya dengan sistem komunikasi moderen,
dimana suatu peristiwa yang terjadi pada suatu titik di dunia dalam waktu yang
relatif singkat dengan segaera diketahui kebeberapa pelosok dunia.
Beberapa contoh di bawah ini kegunaan dari ilmu dan teknologi bagi
kehidupan manusia , biologi, fisika, matematika, kimia, sebagai ilmu murni yang
telah menyumbangkan berbagai teori dan hukum hukumnya kepada lmu
kedokteran sebagai ilmu terapan.14

BAB 3

PENUTUP

3.1 Simpulan

Ilmu (science) secara umum ialah suatu hasil kumpulan dari berbagai
pengetahuan. Menurut KBBI pengertian dari ilmu ialah pengetahuan tentang suatu

14Drs H.Burhanuddin salam,pengantar filsafat PT bumi askara, Hlm 25-26

12
bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat
digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan itu). Bobot
ilmu lebih tinggi dibanding pengetahuan, karena ilmu sudah mencakup
pengetahuan. Tetapi pengetahuan belum tentu ilmu, karena dari sebuah
pengetahuan menjadi ilmu itu butuh proses.

3.2 Saran

Mudah-mudahan dengan dibuatnya makalah ini, akan memicu rasa


penasaran pembaca untuk terus menggali ilmu. Supaya dapat menyempurnakan
bahkan mengembangkan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Salam, Drs. H. Burhanuddin . Pengantar Filsafat, Jakarta: PT. Bumi Aksara ,


2012

13
Suriasumantri, Jujun S. Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan, 2005.

Syampadzi nurroh pengantar filsafat

Kamus Besar Bahasa Indonesa.

14

Anda mungkin juga menyukai