Makalah
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Tafsir III
Dosen Pengampu :
Penulis
Kelas IAT 4 C
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
Iman manusia sejatinya naik turun, boleh dikatakan kita tidak terlalu
khawatir apabila iman sedang naik, walaupun begitu, kita tetap harus meminta
perlindungan kepada Allah. Akan tetapi, ketika iman kita sedang lemah, baik
iblis maupun setan akan dengan sangat mudah masuk dan menghasut manusia
dari jalan-Nya yang lurus. Oleh karena itu dengan dibuatnya makalah ini,
penulis berharap dapat menambah keyakinan penulis, umumnya pembaca
bahwasanya iblis dan setan benar-benar musuh yang nyata sehingga
diperlukan kekuatan baik dari diri sendiri juga kekuatan do’a, karena sampai
akhir hayat pun, takkan ada henti-hentinya iblis dan setan menggoda manusia.
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Pengertian Iblis
Iblis, secara akar katanya berasal dari bahasa Arab ablasa yang berarti
berputus asa, alternatif lain berasal dari kata balasa yang berarti tiada
kebaikannya.1
Akan tetapi, ada dua pendapat yang menjelaskan siapa itu iblis, apakah ia
ternasuk golongan malaikat atau golongan jin. Perbedaan pendapat ini berkisar
pada penafsiran kata ististna, yaitu illa3 yang terdapat pada surat-surat diantaranya
Al-Baqarah 34, Al-A’raf 11, Al-Kahfi 50 dan lain lain.
1
Heryadi, Tinjauan Al-Qur’an Terhadap Godaan Iblis dan Setan Menurut Hamka dalam
Tafsir Al-Azhar, Medina-te, VOL.16, NO.1, Juni 2017. Hal 96
2
Heryadi, Tinjauan Al-Qur’an Terhadap Godaan Iblis dan Setan Menurut Hamka dalam
Tafsir Al-Azhar, Medina-te, VOL.16, NO.1, Juni 2017. Hal 96
3
Anisah Setyaningrum, Iblis dan Upaya dalam Menyesatkan Manusia Dalam Perspekif
Al-Qur’an, Hermeneutik, Vol. 7, No. 1, Juni 2013. Hal 125
Pendapat pertama, yang mengatakan bahwa jin termasuk golongan
malaikat, menafsirkan kata illa dalam kalimat illa ibliis, sebagai “kecuali”.
Karena kata pengecualian pada hakekatnya meniscayakan jenis yang sama dengan
yang dikecualikan. Ini menunjukkan bahwa iblis termasuk dari golongan
malaikat.
Pendapat kedua dari mereka yang menggolongkan iblis sebagai jin, kata
illa merupakan ististna munqathi’ yang harus diartikan tetapi bukan kecuali. 4
Maka apabila diartikan sebagai tetapi, hal ini menunjukkan sebuah perbedaan baik
dalam segi substansi maupun hakikat.
Pendapat kedua ini didukung oleh hadis dari Aisyah yang di riwayatkan
oleh Imam Muslim, Rasulullah saw. bersabda :
“Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api dan
Adam diciptakan dari apa yang telah dijelaskan kepada kalian.”
Pengertian Setan
Setan secara bahasa berasal dari kata syatana, yang artinya merenggang,
menjauh dan yang amat jauh. Diantara sifat yang dimilikinya ialah mampu
mempengaruhi manusia. Setan juga diangap sebagai lambang atau wujud
kejahatan. Segala hal yang ia lakukan tidak lain hanyalah untuk membawa
manusia pada perkara yang buruk dan mungkar.5
4
Anisah Setyaningrum, Iblis dan Upaya dalam Menyesatkan Manusia Dalam Perspekif
Al-Qur’an, Hermeneutik, Vol. 7, No. 1, Juni 2013. Hal 127
5
Habib Hermawan, Skripsi : Jin, Setan dan Iblis Dalam Tafsir Departemen Agama RI,
Jurnal Vol. (Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2018). Hal 4
jin. Sedangkan iblis adalah nenek moyang setan. Kemudian dikatakan setan
adalah jin, tetapi tidak semua jin adalah setan. Setan adalah keturunan dari
perkawinan antara iblis dengan jin perempuan yang menjadi pengikutnya6
Berikut ini adalah beberapa ayat- ayat Al-Qur’an yang akan penulis bahas
tentang iblis dan setan.
(Q.S Al-an’am:112-113)
6
Rofiuddin, Skripsi : Setan Dalam Perspektif Al-Qur’an (Sebuah Kajian Tematik), Jurnal
Skripsi Vol. (Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga, 2016) hal 14-15
“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-
setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikkan
kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk
menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak
mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.
Dan (juga) agar hati kecil orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan
akhirat cenderung kepada bisikan itu, mereka senang kepadanya dan supaya
mereka mengerjakan apa yang mereka (setan) kerjakan”.
Firman Allah, وهPPُا فَ َعلPPا َء َربُّكَ َمPوْ َشPPَ َولJikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya
mereka tidak mengerjakannya Maksudnya, semua itu terjadi karena takdir
ketetapan dan kehendak Allah, bahwa setiap nabi memiliki musuh berupa
syaithan-syaithan tersebut. فَ َذرْ هُ ْمmaka tinggalkanlah, artinya biarkan saja mereka
itu. َ َو َما يَ ْفتَرُونdan apa yang mereka ada-adakan, yaitu apa yang mereka dustakan.
Maksudnya, biarkan saja hal-hal yang menyakitkan, yang dilakukan mereka
tersebut, dan bertawakkallah kepada Allah atas permusuhan mereka itu,
sesungguhnya cukuplah Allah sebagai penolong dan pelindungmu atas mereka.
Firman-Nya, َولِتَصْ غَى إِلَ ْي ِه, menurut ibn ‘Abbas: “agar condong kepadanya” ُأَ ْفئِ َدة
الَّ ِذينَ اَل ي ُْؤ ِمنُونَ بِاآْل ِخ َرةYaitu akal, hati, dan telinga mereka cenderung pada bisikan
tersebut. ُضوْ ه َ ْ َولِيَرyaitu agar mereka suka dan menghendakinya. Mengenai firman-
Nya, َ َولِيَ ْقت َِرفُوا َما هُ ْم ُم ْقت َِرفُونAli bin abu thalhah mengatakan dari ibnu ‘Abbas: “agar
mereka mengusahakan apa yang mereka usahakan.” sedangkan assaudi dan ibnu
zaid berkata : “agar mereka mengerjakan, apa yang mereka kerjakan.”7
(Q.S Thahaa:117)
117. “Maka Kami berkata: "Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh
bagimu dan bagi isterimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan
kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka”.
َا َد ُم إِ َّن ٰهَ َذا َعد ٌُّو لَّكَ َولِ َزوْ ِجكPََٔ فَقُ ْلنَا ٰيَٓٔـHai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh
bagimu dan bagi isterimu, Yaitu hawa. فَاَل ي ُْخ ِر َجنَّ ُك َما ِمنَ ْٱل َجنَّ ِة فَتَ ْشقَىmaka sekali-kali
janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan
kamu menjadi celaka. Maksudnya berhati-hatilah kamu, jangan sampai iblis itu
mengeluarkanmu dari surga, sehingga kamu akan susah, payah dan sengsara
Shalah ‘Abdul Fattah al-Khalidi, Mudah Tafsir Ibnu Katsir Jilid 3.3, Jakarta Timur
7
16. iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya
benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang
lurus, 17. kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari
belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan
mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).
8
Shalah ‘Abdul Fattah al-Khalidi, Mudah Tafsir Ibnu Katsir Jilid 5.3, Jakarta Timur :
Maghfirah Pustaka, 2016-2017, Hal 422
Sebagian ulama nahwu berpendapat huruf “ba” disini ialah kata sumpah,
seolah-olah ia mengatakan “karena Engkau telah menyesatkanku, maka aku
benar-benar akan menghalang-halangi anak cucu Adam dari jalan-Mu yang lurus.
Hal ini didasarkan pada hadis dari Sirah bin Abi al-Fakih yang
diriwayatkan oleh Imam Ahmad, ia berkata, aku pernah mendengar bahwa
Rasulullah saw. bersabda :
Hal ini memberikan peahaman kepada kita bahwa sifat sombong dan
merasa diri lebih baik dari orang lain merupakan sifat yang dibenci oleh Allah
swt. betapa tidak, Rasululullah saw. sampai bersabda “Tidak akan masuk surga
orang yang dalam hatinya ada kesombongan sebesar biji debu.” (H.R Muslim).
Dalil ini menguatkan bahwasanya surga anti dengan adanya kesombongan,
bahkan sebesar biji debu , dalam riwayat lain sebesar biji sawi. Dengan
mengetahui prihal tujuan iblis ini, penulis berharap kita bisa lebih berhati-hati lagi
dengan iblis dan setan yang tidak akan henti-hentinya menggoda kita hingga kelak
nyawa tepat berada dikerongkongan.
“Kemudian aku akan mendatangi mereka dari muka” Ali bin Abi
Thalhah mengatakan dari Ibnu Abbas, ia berkata maksudnya iblis berkata Aku
akan jadikan mereka ragu akan kehidupan akhirat mereka. “dari belakang
mereka” maksudnya aku akan menjadikan mereka cinta kepada dunia mereka.
“dan dari sebelah kanan mereka”maksudnya aku akan menjadikan urusan agama
mereka samar-sama prihal agama. “dan dari sebelah kiri mereka” maksudnya
aku akan jadikan mereka menyukai kemaksiatan.
Menurut Hamka, dalam tafsirnya Al-Azhar , dari segala penjuru iblis akan
datang menghalangi manusia dari jalan yang lurus, dan tidak akan membiarkan
manusia berada dijalan tersebut dengan mudah, sehingga akn kita dapati banyak
manusia yang tidak bersyukur kepada Allah . iblis melihat jika sekedar
menghalangi dan menghadang anak cucu Adam menempuh jalan yang lurus
belum cukup, maka mereka akan mendatangi manusia dan menggodanya dari
segala penjuru, baik depan , belakang , kanan dan kiri. Lalu mengapa iblis tidak
datang dari atas ? kuat dugaan itu adalah tempat turunnya rahmat, ucap Ibnu
Abbas.10
Sudah cukup jelas dari analisis tafsir diatas bahwasanya dengan cara
mendatangi manusia dari segala penjuru arah, iblis bertujuan untuk membuat
manusia supaya tidak taat dan tidak bersyukur kepada Allah.
(Q.S Fathir : 6)
9
Shalah ‘Abdul Fattah al-Khalidi, Mudah Tafsir Ibnu Katsir Jilid 5.3, Jakarta Timur :
Maghfirah Pustaka, 2016-2017. Hal 356-358
10
Heryadi, Tinjauan Al-Qur’an Terhadap Godaan Iblis dan Setan Menurut Hamka dalam
Tafsir Al-Azhar, Medina-te, VOL.16, NO.1, Juni 2017. Hal 98
6. “Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, Maka anggaplah ia
musuh(mu), karena Sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak
golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.”
Allah telah memberitahukan kepada kita bahwa setan itu adalah musuh kita dari
sejak lama, dan memerintahkan kita untuk memusuhinya karena tidak lain
tujuannya ialah membuat kita lalai, menuhankan hawa nafsu, menomersatukan
dunia yang pada akhirnya membawa manusia pada kesesatan dan bersama-sama
dengannya didalam neraka.
27. “Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan
sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia
menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada
11
Nasiruddin Abi A-Khoir Abdullah bin Umar bin Muhammad Asy-Syaerozi Asy-Syafi’i
Al-Baydawy, Anwaru At-Tanzil wa Asroru At-Takwil Al-Ma’ruf Bitafsir Al-Baydawy, ( Beirut :
Daarul Ihya At-Turots Al-Arobi, 1292), hal 254
keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu
dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami
telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang
yang tidak beriman”.
Allah swt berfirman, “Hai bani Adam janganlah kalian tertipu oleh setan,
karena ia akan menampakkan aurat kalian bagi manusia karena ketaatan kalian
pada-Nya ketika ia menggoda kalian (Adam dan Hawa) ketika ia menggoda
mereka. Mereka taat kepadanya dan bermaksiat pada Tuhan mereka. Ia pun
mengeluarkan mereka dengan sebab tipu dayanya dari surga dan menanggalkan
pakaian yang telah diberikan kepada mereka, untuk memperlihatkan kepada
mereka aurat mereka setelah aurat itu tertutup. Kemudian maksud firmannya
“sesungguhnya setan itu melihat kalian” dhomir huruf ha pada lafadz “innahu”
“sesungguhnya ia” kembali kepada setan. “wa qobiiluhuu” “dan pengikut-
pengikutnya” maksudnya ialah golongan dan generasinya. Ini ( adalah bentuk
tunggal, yang jamaknya adalah “qoblan”. Mereka itu ialah jin. Kemudian “dari
suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka” artinya dari suatu tempat
yang kamu tidak bisa melihat setan dan golongannya. Kemudian “sesungguhnya
Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang
yang tidak beriman”maksudnya Allah menjadikan setan sebagai penolong orang-
orang kafir yang tidak mengesakan Allah dan tidak membenarkan para Rasul-
Nya.12
Sudah cukup jelas dari penjelasan dua kitab tafsir tersebut bahwa disini
Allah memberikan gambaran dan contoh kepada kita agar kita dapat mengambil
pelajaran dari kisah iblis yang berhasil menggoda Nabi Adam as. hingga beliau
12
Siti Nurbaiti, Skripsi : Nilai-nilai Pendidikan Islam yang Terkandung Dalam Al-
Qur’an Surat Al-A’raf Ayat 26-27 dan Aplikasinya, Jurnal Skripsi (Jakarta, UIN Syarif
Hidayatulloh Jakarta, 2015) hal 42-43
13
Hal 366
diturunkan ke bumi yang penuh dengan peluh, kesusahan dan kepayahan. Maka
dari itu, kita perlu memperkuat keimanan dan selalu mohon perlindungan kepada
Allah supaya ditetapkan hati kita dalam agama-Nya dan dimenangkan dari musuh
yang sebenarnya yakni Iblis dan bala tentaranya, sampai akhirnya kembali kepada
kenikmatan hidup didalam surga.
ِّۚ ٱلَّ ِذينَ يَأْ ُكلُونَ ٱل ِّربَ ٰو ۟ا اَل يَقُو ُمونَ إِاَّل َك َما يَقُو ُم ٱلَّ ِذى يَتَ َخبَّطُهُ ٱل َّش ْي ٰطَنُ ِمنَ ْٱل َمس
Shalah ‘Abdul Fattah al-Khalidi, Mudah Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Jakarta Timur 13440:
14
pas
(36) ٌ و َمن يَعْشُ عَن ِذ ْك ِر ٱلرَّحْ ٰ َم ِن نُقَيِّضْ لَهۥُ َش ْي ٰطَنًا فَه َُو لَهۥُ قَ ِر
ين َ
15
Shalah ‘Abdul Fattah al-Khalidi, Mudah Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Jakarta Timur 13440:
Maghfirah Pustaka, 2016-2017. Hal. 510
16
Abdullah bin Muhammad. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 7, Pustaka Imam asy-Syafi’i, Oktober
2004. Hal. 207-208
(37) َيل َويَحْ َسبُونَ أَنَّهُم ُّم ْهتَ ُدون ُ ََوإِنَّهُ ْم لَي
ِ ِص ُّدونَهُ ْم ع َِن ٱل َّسب
“Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran (Rabb) Yang
Mahapemurah (Al-Qur’an), Kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan),
maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. Dan
sesungguhnya syaitan-syaitan itu benr-benar menghalangi mereka dari jalan
yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk.”
(اي حلف لهما (اني لكما لمن الناصحين) فى حلفي لكما )وقاسمهما
“Dan syetan pun bersumpah kepada mereka berdua (Nabi Adam dan Siti
Hawa) sesungguhnya kami (syetan) adalah sebagian dari orang-orang yang
memberi nasihat kepada kalian berdua”17
Pada ayat ini, dapat kita ketahui bahwa syetan sangatlah pintar dalam
mengolah kata-katanya dan membujuk manusia bahkan setingkat nabi sekalipun
ia bujuk. Tak tanggung-tanggung, ia sampai berani bersumpah atas nama Allah
swt untuk melancarkan aksinya membujuk nabi Adam yang sudah masyhur kita
ketahui ceritanya.
17
Abdullah bin Muhammad. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 7, Pustaka Imam asy-Syafi’i,
Oktober 2004. Hal. 275
63. “demi Allah, Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-rasul Kami
kepada umat-umat sebelum kamu, tetapi syaitan menjadikan umat-umat itu
memandang baik perbuatan mereka (yang buruk), Maka syaitan menjadi
pemimpin mereka di hari itu dan bagi mereka azab yang sangat pedih.”
Tafsiran Syekh Muhammad Nawawi Al-Jawi prihal ayat ini ialah sebagai
berikut.
(ا )تاهلل لقد ارسلناPPة فرأوهPPالهم) القبيحPPيطان اعمPPرسال (الى امم من قبلك) فدعوهم الى الحق (فزين لهم الش
ارPPرينهم فى النPPإغوائهم وقPPدنيا بPPورهم فى الPPولي امPPيطان متPPحسنة فكذبوا الرسل (فهو وليهم اليوم) اي فالش
(ولهم) فى االخرة (عذاب أليم) هو عذاب النار
Dari tafsiran diatas dapat kita ketahui bahwasanya syetan sangatlah pandai
dalam membujuk dan menggoda manusia. Saking hebatnya syetan, ia dapat
membalut sesuatu yang sebenarnya buruk menjadi terlihat bagus di pandangan
manusia. Sehingga banyak manusia yang terperdaya dengan tipu daya syetan. Dan
sebaliknya, syetan sangatlah pandai dalam memanifulasi hal yang sebenarnya baik
menjadi terlihat buruk. Itu semua dapat kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari
ketika kita merasakan malas, berat saat melaksanakan ibadah. Semoga kita selalu
dilindungi oleh Allah swt dari godaan syetan.
Menurut kami, yang menarik pada ayat ini adalah penggunaan Ta Qasm di
awal ayat. Mengapa Allah swt sampai bersumpah seperti ini? Padahal, Allah swt
tidak pernah mengingkari akan janjinya, tapi mengapa? Ini merupakan sebuah
18
Syeh Muhammad Nawawi Al-Jawi, Marah Labid Tafsir an-Nawawiy,Juz 1, Haramain,
Hal. 457
pertanda bahwa agar kita percaya sepenuhnya akan wahyu Allah swt ini. Ini juga
sebagai pembantah bagi orang-orang yang mungkin masih tidak percaya akan
wahyu Allah swt. tak hanya sampai disitu, kelihaian syetan dalam membujuk atau
menggoda manusia bahkan bisa meluluhkan seorang nabi, seperti yang akan
diceritakan pada ayat berikut ini.
(بان يلقي الشيطان فى قلوبهم أنه ستطول اعمارهم وينالون من الدنيا آمالهم ومقاصدهم ويقع )يعدهم ويمنيهم
ةPPه القيامPPدهم بأنPPيطان يعPPا إن الشPPيرهم وأيضPPرت لغPPا تيسPPرت لهم كمPPا تيسPPدنيا دول فربمPPوبهم أن الPPفى قل
هPيئ انPان بالشPرورا) أن يظن االنسPيطان اال غPوالجزاء فاجتهدوا فى استيفاء اللذات الدنوية (وما يعدهم الش
ثم يتبين اشتماله على أعظم اآلالم والمضار وجميع احوال الدنيا كذالكPنافع ولذيذ
168. “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan;
karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”
(قال ابن عباس نزلت اآلية فى الذين حرموا على انفسهم السوائب والوصائل والبحائر وهم قوم)يأيها الناس
)من ثقيف وبني عامر صعصعة وخزاعة مدلج ( كلوا مما فى االرض) اى من الحرث و االنعام (حالال طيبا
اى مباحا بان اليكون متعلقا به حق الغير (والتتبعو خطوات الشيطان) اى ال تقتدروا طرق وساوس الشيطان
في تحريم الحرث واالنعام (إنه لكم عدو مبين) ظاهر العداوة عند ذوي البصيرة
“Wahai manusia! Ibnu Abbas mengatakan bahwa ayat ini turun mengenai orang-
orang yang mengharamkan unta betina yang dibiarkan lepas untuk nadzar dan
unta kembar (jantannya) dan unta betina yang memiliki 5 anak dan anak ke-lima
nya adalah jantan. Dan mereka adalah kaum dari Tsaqif dan Bani ‘Amir
Shosho’ah dan Khaza’at Mudlij. Makanlah sebagian perkara yang ada di bumi
yakni tanaman dan binatang yang halal. dan baik, yaitu yang boleh dimakan
dengan tanpa ada sangkut pautnya dengan hak orang lain. Dan janganlah
mengikuti jalan-jalan syetan, yaitu janganlah mengikuti bujukan atau godaan
syetan dalam mengharamkan tanaman dan binatang. Sesungguhnya syetan adalah
musuh yang nyata bagi kalian semua. Yang sangat jelas jadi musuhnya menurut
orang yang memiliki akal yang bersih.”
BAB 3
19
Syeh Muhammad Nawawi Al-Jawi, Marah Labid Tafsir an-Nawawiy,Juz 1, Haramain,
Hal. 174-175
PENUTUP
3.1 Simpulan
Allah swt. berfirman didalam Q.S Al-Baqarah ayat 208 yang artinya :
Dari ayat dan tafsiran berikut diatas dapat diambil paham bahwasanya
Allah memerintahkan orang-orang beriman untuk masuk kedalam Islam
secara keseluruhan, maksudnya dalam seluruh syariat agama, supaya mereka
tidak seperti orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya.
Dengan memegang teguh syariat, maka hawa nafsu cenderung dapat
dikendalikan. Kalau manusia telah menuhankan hawa nafsunya, pintu masuk
setan akan semakin terbuka lebar untuk menjerumuskan manusia kedalam
jalan kesesatan.
3.2 Saran
Setelah mengetahui prihal niat buruk setan, ada baiknya kita selalu
memohon perlindungan kepada Allah swt. semoga hati kita senantiasa
ditetapkan dalam agama-Nya. Juga lebih meningkatkan keimanan supaya
lebih kuat dalam menghadapi godaan setan, lebih dari itu kami sebagai penulis
memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat kekeliruan dalam
pembuatan makalah ini, semoga kedepannya dapat lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Baydawy, N. A. –K.-S.-S. (1292). Anwaru At-Tanzil wa Asroru At-Takwil Al-
Ma’ruf Bitafsir Al-Baydawy. Beirut : Daarul Ihya At-Turots Al-Arobi.
al-Khalidi, S. –A. –F. (2016) Mudah Tafsir Ibnu Katsir Jilid 5.2, Jakarta Timur :
Maghfirah Pustaka.
Hermawan, H. Skripsi : Jin, Setan dan Iblis Dalam Tafsir Departemen Agama RI,
Jurnal Vol. (Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2018).
Heryadi. (2017). Tinjauan Al-Qur’an Terhadap Godaan Iblis dan Setan Menurut
Hamka dalam Tafsir Al-Azhar, Medina-te, VOL.16, NO.1.
Muhammad, A. -B. (2004). Tafsir Ibnu Katsir Jilid 7, Jakarta : Pustaka Imam asy-
Syafi’i.