Anda di halaman 1dari 3

Bagaimana aplikasi teori humanistik ?

1. Kehadiran bersama dalam kebabasan , kerendahan hati dan harapan .


Hasan : sangat mengherankan bahwa anda meletakan pendekatan yang kuat diatas
dimensi spiritual , padahal saya sedang mencoba memahami meskipun dengan cara yang
berbeda dari apa yang anda sebut pendekatan Humanistik . kembali ke persoalan tentang
pemikiran manusia yang lebih dalam dan karena itu , terkait dengan hak – hak asasi manusia
saya inin mengajukan satu ptinsip yang sudah jelas . dalam pandangan saya , terdapay sebuah
tragedi dalam sjarah keberagamaan yang terkait dengan hak – hak asasi manusia , ajaran ajaran
agama dalam kitab suci mengenai persamaan manusia , kebebasan , dan usaha meraih
kebahagian memang sangat melimpah dalam pandangan saya , kelektifitas agama yang khusus
ini telah mengdehumanisasi meeka yang berada diluar agama khusus mereka .
Karena itu, saya harus berfikir hati hati dalam menggali kembali formulasi spiritual saya
lebih dalam, oleh karena hal itu juga dapat dipaksakan untuk menciptakan keseimbangan
,elitisme , superioritas ideologis satu orang atas yang lainnya atau satu kelompok ataas satu
kelompok lainnya. . nah , saya hanya mengulangi prinsip ini . hak hak asasi manusia memang
telah menjadi concerent yang paling penting dan merupakan hak hak yang umum dan
mendasar , tetapi tudaj tunduk pada prisip diferensiasi dalam kemanusiaan .
izinkan saya menjelaskan hal itu . prinsip diferensiasi yang kita ambl di sini tidak empris
yetapi internal . prinsip itu menjadiself realized dan tidak dapat dijadikan sebuah doktrin oleh
karena seseorang akan dapat menilai diri dari seseorang dan semua kemanusiaan sebagaimana
yang dikandung dalam salah satu atau lainnya dari empat tngkatan kemanusiaan itu. Dari kata
kata populer seperti : hak kehidupan , kebebasan , dan usha merah kebahgiaan “ jika anda
mengambil dari hal hal itu dan mengambil prinsip diferensiasi , maka hirarki itu berjalan dengan
nyata,
kehidupan nyata , yaitu kehidupan vegetative – hewani dan semua peninggalan dipandang
dari sisi pemberian makana untuk perkembangan pertumbuhan bayi hingga dewas atau lanjut
usia tidak lebih dari kemajuan satu eksitensi vegetatif belaka . keadaan yang sma juga terjadi
dengan pinsip kebebasan . ketika kata “ kebebasan “ digunakan pada aspek social dan politik ,
oleh karena hal itu erupakan hak hak dasr manusia dan lintas kita terapkan prinsip difereniasi ,
maka kata “ kebebasan “ juga akan beruba maaknnya . dalam cara yang sama upaya meraih
kebahagian juga berubah perspektifnnya atau profilnyaketika anda menerapkan prinsip
difernsiasi . ( 1 )
2. Munculnya rasa diri .
Konsep - diri ( self concept ) merupakan citra diri kita – gambara penuh tentang dan sifat
kita , konsp diri meenggambarkan apa yangkita ketahui danrasakan tentang diri kita dan

1. Jon Avery dan Hasan Askari , MENUJU HUMANISME SPRITUAL konstribusi persepektif Muslim – humanis (
Surabaya ; Risalah Gusti ,1995 ) , hal . 149,151,152.
2. Papalia Olds Feldman , HUMAN DEVLOPMENT Perkembangan Manusia ( Jakarta ; Salemba Humanika
2009 ) , hal . 290, 292, 293, 294, 296 .
memandu tinakan kita ( Harter, 1996 , hal , 207 ) . bagaimanakah konsep diri berkembang ? dari
banyak pengalaman yang tampak dari serabutan da terpisah pisah ( misal’ dari satu sesi ke sesi
beikutnya ) . antara 4 – 10 bulan , ketika bayi belajar meraih , mengenggam, dan membuat hal
terjadi , mereka mengalami sense of personal agency merupakan cikal bakal apa yang Bandura (
1994 ) sebut self – efficacy , perasaan mampu menguasai tantangan dan tujuan .
Pemunculan keawasan diri – pengetahuan sadar tentang diri sebagai mahliuk yang berbeda
dari yang lain yang dapat diidentfikasi – dibangun pada permulaan antara persepsi diri dengan
orang lain .
3. Perkembangan moral
Sosialisasi ( socialization ) adalah proses dimana anak mengeembangkan kebiasaan ,nilai ,
dan memotivasi yang menjadikan mereka anggota masyarakat yang bertanggung jawab dan
produktif . sosialiasai tergantung pada internalisasi ( internalization )standar berikut ini . anak
anak yang sukses tidaak hanya lagi mematuhi peraturan untuk mendapatkan imbalan untuk
menghindari hukuman merka menjadikan standar social untuk standar mereka sendiri ( Grusec
dan Godnow , 1994 ; Kochanska dan Aksan , 1945 ; Kochanska , tjabkes dan Forman , 1998 ) .
4. Regulasi diri ( self regulation ) .
Regulasi merupakan dasa sosialisasi dan menghubungkan semua dominanerkembangan
fisik , kognitif , emosional, dan sosial . sebelum mengendalikan sendiri perilaku merka, anak
anak perlu mengatatur dan mengendalikan proses perhatiaan mereka dan mengatur emosi
emosi negatif ( Esenberg, 2000 ).
Regulasi diri tumbuh bersamaan dengan perkembangan kesadaran diri dan berbagai emosi
evaluativ seperti empati , malu dan rasa bersalah ( Lewis, 1995,1997, 1998 ). Pertumbuhan
regulisasi diri membutuhkan kemampuan untuk menunggu kepuasan.
5. Asal mula nurani : kepatuhan, berkomitment .
Nurani ( conscience ). Terdiri dari ketidaknyamaan emosional terhadap perberbutan
salah dan kemampuan menahan diri untuk tidak melakukan hal tersebut . akan tetapi
kendali menahan diri sadar atau penuh upaya , menahan desakan impuls , yang
merupakan mekanisme regulasi diri yang muncul sepanjang masa kanak kanak dapat
berkontribusi pada perkembangan nurani dengan telah terlebih dahulu mengampu anak
anak secaea sukarela menuruti perintah dan larangan orang tua ( Kochanska , Murray , dan
coy , 1997 ) .
Anak anak dinilai menunjukan sikap kepatuhan berkomitment ( committed compliance )
apabila mereka secara suka rela melaksanakan perintah membereskan semua mainan dan
tidak menyentuh mainan mainan di rak khusus , tanpa diingatkan atau salah .

1. Jon Avery dan Hasan Askari , MENUJU HUMANISME SPRITUAL konstribusi persepektif Muslim – humanis (
Surabaya ; Risalah Gusti ,1995 ) , hal . 149,151,152.
2. Papalia Olds Feldman , HUMAN DEVLOPMENT Perkembangan Manusia ( Jakarta ; Salemba Humanika
2009 ) , hal . 290, 292, 293, 294, 296 .
6. Faktor faktor kesuksesan sosialisasi .
Cara cara orang tua menjalankan tugas mensosialisasikan anak anak , ditambah
dengan temperamen anak dan kualitas hubungan orang tua , tdak mampu memprediksi
seberapamsulit atau mudahnya hubungan sosialasi ( Kochanska , 1993,1995, 1997a, 1997b,
2002 ).kelekatan aman dan hubungan orang tua yang hangat dan saling resposif tampaknya
menumbuhkan kepatuhan dan berkomitment dan perkembangan nurani . konflik konstrutif
terhadap kenakalan anak anak konflik yang melibatkan negoisasi , penalaran , dan resolusi
dapat membantu anak anak mengembangkan pengertian moral dengan cara mengampu
anak anak melihat sudut pandang lain .(2)

1. Jon Avery dan Hasan Askari , MENUJU HUMANISME SPRITUAL konstribusi persepektif Muslim – humanis (
Surabaya ; Risalah Gusti ,1995 ) , hal . 149,151,152.
2. Papalia Olds Feldman , HUMAN DEVLOPMENT Perkembangan Manusia ( Jakarta ; Salemba Humanika
2009 ) , hal . 290, 292, 293, 294, 296 .

Anda mungkin juga menyukai