1. Jon Avery dan Hasan Askari , MENUJU HUMANISME SPRITUAL konstribusi persepektif Muslim – humanis (
Surabaya ; Risalah Gusti ,1995 ) , hal . 149,151,152.
2. Papalia Olds Feldman , HUMAN DEVLOPMENT Perkembangan Manusia ( Jakarta ; Salemba Humanika
2009 ) , hal . 290, 292, 293, 294, 296 .
memandu tinakan kita ( Harter, 1996 , hal , 207 ) . bagaimanakah konsep diri berkembang ? dari
banyak pengalaman yang tampak dari serabutan da terpisah pisah ( misal’ dari satu sesi ke sesi
beikutnya ) . antara 4 – 10 bulan , ketika bayi belajar meraih , mengenggam, dan membuat hal
terjadi , mereka mengalami sense of personal agency merupakan cikal bakal apa yang Bandura (
1994 ) sebut self – efficacy , perasaan mampu menguasai tantangan dan tujuan .
Pemunculan keawasan diri – pengetahuan sadar tentang diri sebagai mahliuk yang berbeda
dari yang lain yang dapat diidentfikasi – dibangun pada permulaan antara persepsi diri dengan
orang lain .
3. Perkembangan moral
Sosialisasi ( socialization ) adalah proses dimana anak mengeembangkan kebiasaan ,nilai ,
dan memotivasi yang menjadikan mereka anggota masyarakat yang bertanggung jawab dan
produktif . sosialiasai tergantung pada internalisasi ( internalization )standar berikut ini . anak
anak yang sukses tidaak hanya lagi mematuhi peraturan untuk mendapatkan imbalan untuk
menghindari hukuman merka menjadikan standar social untuk standar mereka sendiri ( Grusec
dan Godnow , 1994 ; Kochanska dan Aksan , 1945 ; Kochanska , tjabkes dan Forman , 1998 ) .
4. Regulasi diri ( self regulation ) .
Regulasi merupakan dasa sosialisasi dan menghubungkan semua dominanerkembangan
fisik , kognitif , emosional, dan sosial . sebelum mengendalikan sendiri perilaku merka, anak
anak perlu mengatatur dan mengendalikan proses perhatiaan mereka dan mengatur emosi
emosi negatif ( Esenberg, 2000 ).
Regulasi diri tumbuh bersamaan dengan perkembangan kesadaran diri dan berbagai emosi
evaluativ seperti empati , malu dan rasa bersalah ( Lewis, 1995,1997, 1998 ). Pertumbuhan
regulisasi diri membutuhkan kemampuan untuk menunggu kepuasan.
5. Asal mula nurani : kepatuhan, berkomitment .
Nurani ( conscience ). Terdiri dari ketidaknyamaan emosional terhadap perberbutan
salah dan kemampuan menahan diri untuk tidak melakukan hal tersebut . akan tetapi
kendali menahan diri sadar atau penuh upaya , menahan desakan impuls , yang
merupakan mekanisme regulasi diri yang muncul sepanjang masa kanak kanak dapat
berkontribusi pada perkembangan nurani dengan telah terlebih dahulu mengampu anak
anak secaea sukarela menuruti perintah dan larangan orang tua ( Kochanska , Murray , dan
coy , 1997 ) .
Anak anak dinilai menunjukan sikap kepatuhan berkomitment ( committed compliance )
apabila mereka secara suka rela melaksanakan perintah membereskan semua mainan dan
tidak menyentuh mainan mainan di rak khusus , tanpa diingatkan atau salah .
1. Jon Avery dan Hasan Askari , MENUJU HUMANISME SPRITUAL konstribusi persepektif Muslim – humanis (
Surabaya ; Risalah Gusti ,1995 ) , hal . 149,151,152.
2. Papalia Olds Feldman , HUMAN DEVLOPMENT Perkembangan Manusia ( Jakarta ; Salemba Humanika
2009 ) , hal . 290, 292, 293, 294, 296 .
6. Faktor faktor kesuksesan sosialisasi .
Cara cara orang tua menjalankan tugas mensosialisasikan anak anak , ditambah
dengan temperamen anak dan kualitas hubungan orang tua , tdak mampu memprediksi
seberapamsulit atau mudahnya hubungan sosialasi ( Kochanska , 1993,1995, 1997a, 1997b,
2002 ).kelekatan aman dan hubungan orang tua yang hangat dan saling resposif tampaknya
menumbuhkan kepatuhan dan berkomitment dan perkembangan nurani . konflik konstrutif
terhadap kenakalan anak anak konflik yang melibatkan negoisasi , penalaran , dan resolusi
dapat membantu anak anak mengembangkan pengertian moral dengan cara mengampu
anak anak melihat sudut pandang lain .(2)
1. Jon Avery dan Hasan Askari , MENUJU HUMANISME SPRITUAL konstribusi persepektif Muslim – humanis (
Surabaya ; Risalah Gusti ,1995 ) , hal . 149,151,152.
2. Papalia Olds Feldman , HUMAN DEVLOPMENT Perkembangan Manusia ( Jakarta ; Salemba Humanika
2009 ) , hal . 290, 292, 293, 294, 296 .