Anda di halaman 1dari 2

2.

1 Mengapa Surah Ini dinamai Al - Israa

Surah Al-Isra' (bahasa Arab:‫السإرا‬, al-Isrā, "Perjalanan Malam") adalah surah ke-17 dalam al-Qur'an. Surah
ini terdiri atas 111 ayat dan termasuk golongan surah-surah Makkiyah. Surah ini dinamai dengan Al-Isra
yang berarti "memperjalankan di malam hari". Surah ini dinamakan pula dengan nama Surah Bani Israel
dikaitkan dengan penuturan pada ayat ke-2 sampai dengan ayat ke-8 dan kemudian dekat akhir surah
yakni pada ayat 101 sampai dengan ayat 104 di mana Allah menyebutkan tentang Bani Israel yang
setelah menjadi bangsa yang kuat lagi besar lalu menjadi bangsa yang terhina karena menyimpang dari
ajaran Allah SWT.

Penamaan itu sudah berlangsung sejak masa Nabi Muhammad SAW. Hal itu bisa dilihat dari hadis-hadis
yang diriwayatkan para sahabat Rasulullah, di antaranya dari Aisyah. Ia berkata, “Rasulullah tidak tidur
sampai beliau membaca al-Zumar dan Bani Israil.” ( HR Ahmad, Tirmizi, al-Nasai, Ibnu Khuzaimah, dan al-
Hakim ).

Al-Hafidz bin Hajar menganggap hadis ini hasan dalam kitabnya Nataij al-afkar. Diriwayatkan dari Ibnu
Abbas, dia berkata, “Surah Bani Israil diturunkan di Makkah.” ( HR Al-Baihaqi ). Lalu, diriwayatkan dari
Abdullah bin Mas’ud, dia berkata, “Surah Bani Israil, al-Kahfi, Maryam, Thaha, dan Anbiya termasuk
surah-surah al-‘itaq yang pertama dan juga termasuk surah-surah tiladi.” ( HR Bukhari ).

Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Fathul Bari menjelaskan bahwa al-‘itaq adalah bentuk jamak dari ‘atiq yang
berarti lama atau ia adalah segala sesuatu yang mencapai puncak keindahannya. Sedangkan, tiladi
maksudnya adalah sesuatu yang telah lama dihafal. Al-tilad artinya sesuatu yang sudah lama dimiliki.

Adapun maksud Ibnu Mas’ud, surah-surah tersebut termasuk yang pertama kali dipelajari dan
mempunyai kelebihan karena berisi kisah-kisah dan cerita para nabi dan umat terdahulu. Bahkan para
ulama berpendapat, Bani Israil lebih masyhur untuk nama surah tersebut pada zaman sahabat dan tabiin
karena surah itu hanya menyebutkan pada awal tentang Isra ke Masjidil Aqsha.

Pada ayat keduanya langsung membicarakan tentang tahap penting dari tahap-tahap sejarah Bani Israil
serta menceritakan tentang kerusakan yang mereka lakukan yang tidak disebutkan dalam surah-surah
lainnya dalam Al-Quran.

Syekh Thahir bin Asyur dalam tafsirnya al-Tahrir wa al-Tanwir menjelaskan, dalam kebanyakan mushaf
surah ini dinamakan dengan surah al-Isra, dan al-Alusi menamakannya demikian karena pada awal surah
disebutkan tentang Isra dan pada masa sahabat disebut dengan surah Bani Israil karena di dalamnya
dibahas tentang Bani Israil yang tidak disebutkan di surah lainnya.

Yaitu mengenai penaklukan bangsa kuat Assyra terhadap Bani Israil, selanjutnya penaklukan bangsa
Romawi terhadap mereka.

Dihubungkannya kisah Isra dengan riwayat Bani Israel pada surah ini, memberikan peringatan bahwa
umat Islam akan mengalami keruntuhan, sebagaimana halnya Bani Israel, apabila mereka juga
meninggalkan ajaran-ajaran agamanya.
http://id.mobile.wikishia.net/index.php/Surah_Al-Isra'

2.2 Isi dari Surah Al - Isra'

Dalam surah ini dijelaskan tentang hukum fikih dalam beberapa persoalan seperti, keharaman zina dan
perbuatan-perbuatan pendahuluannya, keharaman membunuh, qishash, keharaman menyalahgunakan
harta anak yatim, waktu-waktu salat, keharaman menipu dan memberatkan timbangan. Surah ini
mengajak manusia untuk berperilaku sesuai dengan akhlak terpuji dan akhlak mulia. Masalah mikraj
Nabi Muhammad saw adalah salah satu tema sentral surah ini. Terdapat perbedaan pendapat di antara
mazhab, firkah dan teolog serta filosof terkait dengan rincian Isra' dan mikraj bahkan sejarah terjadinya.
Demikian juga perbedaan pendapat di kalangan mufasir dan peneliti sehubungan dengan nama dan
tempat Masjid al-Aqsha. [1]Dānesynameh Qur'ān wa Qur'ān Pazyuhi, jld. 2, hal. 1241.

2.3 Kaitan Ayat Dengan Nama Surah

Anda mungkin juga menyukai