Puji syukur kami hanturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya kepada kami, sehingga pada
kesempatan ini kami dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktuya.
laporan yang berjudul
Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan kesalahan
serta masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan. Kami berharap semoga laporan ini
bermanfaat bagi kita semua.
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui hal apa saja yang diperlukan dalam proses pembuatan tahu.
2. Mendeskripsikan langkah-langkah proses pembuatan Tahu.
3. Untuk mengetahui bahan dan alat yang diperlukan untuk membuat tahu.
5. Untuk menambah pengetahuan tentang cara pembuatan tahu kedelai serta
memperkaya pengetahuan dan wawasa.
6. Mengetahui cara kerja bakteri actinomucor elegans,mucor hiemalis,mucor
subtilissimus,dan mucor silvaticus pada tahu.
1.4 MANFAAT
1. Sebagai bekal atau pegangan apabila suatu hari nanti kita ingin
mengembangkan atau membuka usaha sendiri.
2. Sebagai praktek pemanfaatan bioteknologi dalam pembuatan tahu.
sebagai bahan informasi baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat
tentang tahu.
3. Memperoleh pengetahuan tentang pembuatan tahu serta cara
pengembangannya.
BAB II
TINJAUAN PRAKTIKUM
2.1 TAHU
Tahu berasal dari Tiongkok, seperti halnya kecap, tauco, bakpau, dan bakso. Nama
"tahu" merupakan serapan dari bahasa Hokkian (tauhu) (Hanzi: 豆 腐 , hanyu pinyin:
doufu), yang secara harfiah berarti "kedelai terfermentasi". Tahu telah dikenal di
Tiongkok sejak zaman dinasti Han sekitar 2200 tahun lalu.
Tahu adalah suatu produk makanan berupa padatan lunak yang dibuat melalui
proses pengolahan kedelai (glycine sp.) dengan cara pengendapan proteinnya, dengan
atau tidak ditambah bahan lain yang diizinkan.
Tahu adalah makanan yang dibuat dari kacang kedelai. Berbeda dengan tempe
yang asli Indonesia, tahu berasal dari China, seperti halnya kecap, taucu, bakpao dan
bakso. Tahu pertama kali muncul di Tiongkok sejak zaman dinasti Han sekitar 2200
tahun lalu. Penemunya adalah Liu An yang merupakan seorang bangsawan, anak dari
Kaisar Han Gaouzu, Liu Bang ynag mendirikan Dinasti Han.
Menurut Suprapti (2005), tahu dibuat dari kacang kedelai dan dilakukan proses
penggumpalan (pengendapan). Kualitas tahu sangat bervariasi karena perbedaan bahan
penggumpalan dan perbedaan proses pembuatan. Tahu diproduksi dengan
memanfaatkan sifat protein, yaitu akan menggumpal bila bereaksi dengan asam.
Penggumpalan protein oleh asam cuka akan berlangsung cepat dan serentak diseluruh
bagian cairan sari kedelai, sehingga sebagian besar air yang semula tercampur dalam
sari kedelai akan terperangkap didalamnya. Pengeluaran air yang terperangkap tersebut
dapat dilakukan dengan memberikan tekanan, semakin banyak air yang dapat
dikeluarkan dari gumpalan protein, protein itulah yang disebut “tahu”.
Standar kualitas tahu menurut Suprapti (2005), sebagai berikut:
1. Air
Meskipun merupakan komponen terbesar dalam prisuk tahu, yaitu meliputi (80-
85%), namun air tidak ditetapkan sebagai karakteristik dalam penentuan kualitas
tahu.
2. Protein
Komponen utama yang menentukan kualitas produk tahu adalah kandungan
proteinnya. Dalam standar mutu tahu, ditetapkan kadar minimal protein dalam tahu
adalah 9% dari berat tahu.
3. Abu
Abu dalam tahu merupakan unsur mineral yang terkandung dalam kedelai. Bila
kadar abu tahu terlalu tinggi, berarti telah tercemar oleh kotoran, misalnya tanah,
pasir yang mungkindisebabkan oleh cara penggunaan batu tahu yang benar. Garam
(NaCl) termasuk dalam kelompok abu, namun keberadaan garam dalam produk
tahu merupakan hal disengaja dengan tujuan untuk menigkatkan kualitas, daya
tahan, dan cita rasa. Selain garam kadar abu yang diperbolehkan ada dalam tahu
adalah 1% dari berat tahu.
4. Serat Kasar
Serat kasar dalam produk tahu bersal dari ampas kedelai dan kunyit (pewarna).
Adapun kadar maksimal serat yang diperbolehkan adalah 0,1% dari berat tahu.
5. Logam Berbahaya
Logam berbahaya seperti (As, Pb, Mg, Zn) yang terkandung dalam tahu antara lain
dapat berasal dari air yang tidak memenuhi syarat standar air minum, serta
peralatan yang digunakan, terutama alat penggilingan.
6. Zat Pewarna
Zat pewarna yang harus digunakan untuk pembuatan tahu adalah pewarna alami
(kunyit) dan pewarna yang diproduksi khusus untuk makanan.
7. Bau dan Rasa
Adanya penyimpangan bau dan rsa menandakan telah terjadi kerusakan (basi atau
busuk) atau pencemaran oleh bahan lain.
8. Lendir dan Jamur
Keberadaan lendir dan jamur menandakan adanya kerusakan atau kebusukan.
9. Bahan Pengawet
Untuk memperpanjang masa simpan, maka tahu dapat dicampur bahan pengawet
yang diizinkan berdasarkan SK Menteri Kesehatan, antara lain:
a. Natrium benzoat dengan dosis 0,1%.
b. Nipagin dengan dosis maksimal 0,08%, dan
c. Asam propeonat dengan dosis maksimal 0,3%.
10.Bakteri Coli
Bakteri ini dapat berada dalam produk tahu bilamana dalam proses pembuatannya
digunakan air yang tidak memenuhi standar air minum.
Departemen perindustrian telah mengeluarkan standar mutu tahu yaitu SNI Nomor.
01-3142-1998. Standar ini meliputi beberapa parameter yang mempengaruhi mutu tahu,
hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel Syarat Mutu Tahu
1. Keadaan:
a. Bau Normal
b. Rasa Normal
c. Waran Putih normal atau kuning normal
d. Penampakan Normal tidak berlendir dan tidak
berjamur
Menurut Sarwono dan Saragih (2003), kandungan gizi dan protein tahu yang setara
dengan daging hewan dapat kita lihat di tabel berikut:
Kandungan Gizi Jumlah Satuan
Energi 442 Kalori
Air 7,5 Gram
Protein 34,9 Gram
Lemak 18,1 Gram
Karbohidrat 34,8 Gram
Mineral 4,7 Gram
Kalsium 227 Mg
Fosfor 585 Mg
Zat Besi 8 Mg
Vitamin A 33 Mcg
Vitamin B 1,07 Mg
Sumber: Fak. Kedokteran UI, Jakarta 1992 (dalam Suprapti, 2005).
Kacang kedelai tidak mengandung kolesterol, sumber yang baik insoflavon dan
polytochimical yang penting untuk melindungi tubuh melawan serangan penyakit,
seperti kanker dan penyakit ginjal, berkhasiat untuk menurunkan kadar kolesterol,
antioksidan pencegah osteoporosis dan zat imunitas (Arix, 2006).
Makanan yang berasal dari kedelai diyakini dapat menurunkan resiko penyakit
jantung koroner. Konsumsi makanan yang berasal dari kedelai secara teratur dapat
menurunkan tekanan darah, menurukan kolesterol, dan meningkatkan kesehatan arteri
(Esti, 2001). Kedelai juga mengandung zat anti gizi dan senyawa penyebab “off flavour”
pada kedelai adalah glukosida, saponin, estrogen, dan senyawa penyebab alergi. Dalam
pengolahan, senyawa-senyawa tersebut harus dihilangkan atau dinonaktifkan sehingga
akan dihasilkan produk olahan kedelai dengan mutu terbaik dan aman untuk dikonsumsi
(Koswara, 1992).
Untuk menjadikan kedelai sebagai makanan yang mudah dicerna, maka zat anti
gizi diinaktifkan terlebih dahulu dengan pelakuan panas dan pH. Beberapa zat anti gizi
tersebut antara lain trypsin inhibitor, hemoglutin, rapinosa, stakiosin, asam pitat,
saponin, isoflaponoid, dan lifopsigenenase (Estiasih, 2005).
Bahan penggumpal digunakan untuk mengendapkan protein dan larutan pada sari
kedelai. Beberapa bahan penggumpal yang dapat digunakan adalah batu tahu atau
siokan (sebagian besar kandungannya berupa kalsium sulfat), asam cuka, biang tahu,
kalsium, sulfat murni, dan glucano-delta-lacton (GDL) (Sarwono dan Sarigih, 2003),
dan “whey” Menurut Suprapti (2005) merupakan cairan yang diperoleh selama proses
penggumpalan protein dan susu kedelai.
“Whey” tahu hasil pengepresan yang telah didiamkan semalam pada suhu kamar
pada umumnya digunakan sebagai koagulan dalam proses pembuatan tahu. Secara
tradisional, “whey” terbeut akan mengalami fermentasi oleh bakteri asam laktat yang
dapat menggumpalkan protein kedelai menjadi tahu. “whey” yang terfermentasi terdiri
dari asam laktat, dan asam asetat dalam jumalah kecil sebagai penggumpalan jenis ini
termasuk golongan asam (Departemen Perindustrian, 1998).
2.2 Kedelai
Kedelai merupakan bahan utama dalam pembuatan tahu. Kedelai yang
digunakan adalah kedelai jenis Bola I, Kedelai mengandung protein 35 % bahkan pada
varitas unggul kadar proteinnya dapat mencapai 40 - 43 %. Dibandingkan dengan beras,
jagung, tepung singkong, kacang hijau, daging, ikan segar, dan telur ayam, kedelai
mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi, hampir menyamai kadar protein susu
skim kering. Hampir semua tahapan dalam pembuatan tahu membutuhkan air dari
proses perendaman, pencucian, penggilingan, pemasakan, dan perendaman tahu yang
sudah jadi sehingga dibutuhkan air dalam jumlah banyak. Air yang digunakan di berasal
dari air tanah atau air artesis.
Asam Cuka berfungsi untuk mengedapkan atau memisahkan air dengan
konsentrat tahu. Asam cuka mengandung cuka dan garam sehingga bersifat asam. Asam
cuka yang digunakan diperoleh dari pabrik tahu lain dan dapat digunakan secara
berulang-ulang.
2.3 Koagulan
Bahan penggumpal digunakan untuk mengendapkan protein dan larutanpadat
pada sari kedelai. Beberapa bahan penggumpal yang dapat digunakan yaitusebagai
berikut (Sarwono,2006):
1. Batu tahu atau sioko
Penggunaan batu tahu atau sioko sebagai bahan penggumpal tergolongpopuler.
Sebagian besar kandungannya berupa kalsium sulfat. Wujudnyaberupa padatan putih.
Sebelum digunakan, batu tahu atau sioko ini harusdibakar, lalu digerus atau ditumbuk
hingga halus, kemudian dilarutkan dalamair dan diendapkan selama semalam. Dosis
larutan 5-10 gram sioko per 400-800 liter air. Bahan penggumpal ini ditambahkan
sekaligus pada saat sarikedelai bersuhu 70-90 oC dan diaduk arah tetap.
2. Asam cuka
Asam cuka juga merupakan koagulan (bahan penggumpal) yang baik dalam pembuatan
tahu. Asam cuka yang dipergunakan dalam pembuatan tahudi Indonesia ialah asam cuka
yang mengandung 4% asam asetat, alias cukamakan. Dosis yang dipergunakan untuk
setiap 0,5 kg kedelai kering sebanyak 74 ml atau sekitar 16,4% dari berat kering kedelai.
Penambahan asam cukaini dilakukan saat suhu sari kedelai antara 80-90oC
3. Biang tahu (whey)
Bahan penggumpal ini berupa air sisa penggumpalan sari kedelai. Sebelumdigunakan,
cairan ini didiamkan selama 1-2 malam agar bakteri yang adamenghasilkan asam laktat.
Kendala yang sering muncul yaitu bilapenanganannya tidak higienis, bisa tumbuh
(berkembang) bakteri pemecahprotein.
4. Kalsium sulfat murni
Bahan penggumpal ini paling populer di dunia. Bentuknya berupa serbuk putih. Tahu
yang dihasilkan lunak, teksturnya lembut, dan rasanya lembuthingga sedang. Bahan ini
dapat digunakan dalam pembuatan tahu keras dantahu lunak (tahu sutera). Dosis
pemakaiannya kirakira 10 gram per 0,5 kgkedelai kering untuk pembuatan tahu keras.
Sementara, pada pembuatan tahusutera digunakan sebanyak
4 gram per 0,5 kg kedelai kering.
Pemberiankalsium sulfat dilakukan pada saat suhu sari kedelai 70-75oC. Bahan
penggumpal ini harus disimpan dalm wadah tertutup rapat agarmasih dapat digunakan
sampai 9-12 bulan.
5. Glucono-delta-lacton (GDL)
Glucono-delta-lacton (GDL) banyak digunakan sebagai penggumpal sarikedelai di
Jepang sejak tahun 1969. Bahan penggumpal ini tergolongistimewa. GDL dapat
dicamprkan ke dalam sari kedelai dingin dengan jumlahsedikit, kemudian dimasukkan
kedalam wadah dan ditutup rapat, laludicelupkan ke dalam air bersuhu 85-90oC selama
30-50 menit. Panas tersebutakan mengaktifkan lacton sehingga terbentuk tahu yang
bagus dalam wadahtanpa harus memisahkan air tahu dan terlindung dari pencemaran
jasad renik.Di Jepang tahu demikian disebut filled tofu.
6. Garam
Penambahan garam pada bubur tahu yang akan dicetak kan
menyebabkantahu menjadi makin awet dan mempunyai rasa yang lebih lezat
(gurih),apalagi bila disertai dengan tingkat kekerasan (kepadatan) yang
cukup tinggi. (Suprapti, 2005)
BAB III
ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
Ember besar ( Arief )
Keranjang ( Diesty )
3.2 Bahan
Kedelai ( Diesty )