Anda di halaman 1dari 12

Jin Iblis dan Syaitan

Makalah

Disusun untuk Memenuhi Tugas dalam Mata Kuliah

Aqidah an-Nadliyah

Disusun oleh :

Muhamad Nandang Kusumah

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA BANDUNG 2020/2021

Kata pengantar
Puji syukur ke hadirat Illahi Rabbi. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Jin
Iblis dan Syaitan" dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Aqidah
an-Nadliyah.Selain itu, makalah ini bertujuan menambah
pengetahuan tentang perkara atau makhluk gaib yakni jin iblis dan
syaitan bagi para pembaca dan juga bagi saya pribadi sebagai
penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Aditya Firdaus
M.Pd. selaku guru Mata kuliah pelajaran Aqidah an-
Nadliyah.karena dengan pembuatan makalah ini pengetahuan dan
wawasan penulis jadi bertambah.
Disini juga saya meminta maaf atas kesalahan penulisan ataupun
isi yang kurang relevan.Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Daftar isi

KATA PENGANTAR............................................................... 1

DAFTAR ISI.............................................................................. 2
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................... 3

1. Rumusan masalah....................................................... 4
2. Tujuan masalah.......................................................... 4

BAB 2 PEMBAHASAN............................................................ 5

1. Pengertian jin iblis dan syaitan................................... 6


2. Jatidiri, karaakter, fungsi jin, iblis dan Syaitan..........7

3. Implikasi penciptaan jin, iblis dan syaitan bagi

kehidupan manusia..................................................... 8

KESIMPULAN......................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam nalar manusia modern, perbincangan tentang jin, iblis dan syaitan
dianggap sebagai omong kosong. Ini bisa dipahami karena keberadaan
wujud-wujud yang tersembunyi ini tidak terdeteksi oleh metodologi
keilmuan mereka – yang popular disebut metode ilmiah. Karena tidak
terdeteksi, maka wujud-wujud tersembunyi itu dianggap tidak ada, dan
perbincangan tentangnya dianggap omong kosong belaka.Padahal sesuatu
atau wujud yang tidak tertangkap secara indriawi dan rasional bukan
berarti wujud tersebut tidak ada. Benarkah jin, iblis dan syaitan itu
memang tidak ada?

Al-Qur’an menginformasikan bahwa jin, iblis dan syaitan merupakan


makhluk ciptaan Allah. Bahkan, mereka diciptakan lebih dahulu daripada
manusia, dan pengakuan terhadap keberadaan Mereka tercantum dalam
Qur'an surat Al-An'am ayat 112 dan Qur'an surat Yasin ayat 60

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang jin, iblis dan syaitan penulis sudah
merangkum materinya di makalah ini, untuk menjadi bahan seminar kelas
ini yang berjudul "jin, iblis dan syaitan".

B. Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud jin, iblis dan syaitan?


2. Sebutkan jati diri, karakter dan fungsi jin, iblis dan syaitan
3. Implikasi penciptaan jin, iblis dan syaitan bagi kehidupan manusia

C. Tujuan masalah

1. Untuk mendifinisikan pengertian jin, iblis dan syaitan


2. Untuk mendeskripsikan jati diri, karakter dan fungsi jin, iblis dan
syaitan
3. Untuk mengetahui dampak implikasi penciptaan jin, iblis dan
syaitan bagi kehidupan manusia

BAB 2

PEMBAHASAN

1. Pengertian jin, iblis dan syaitan

A. Jin

Jin merupakan perkataan yang berasal daripada perkataan bahasa


Arab yaitu ‘al-Jinn’ ‫ الج‬. Perkataan Jan َ‫ جن‬dan jin [ ‫ ] ج ِن‬yang berarti
terselindung

perkataan [ ‫ ] ج ِن‬ialah perkara yang pasti kewujudannya tetapi


terselindung oleh sesuatu.Oleh karena itu, Jin dikenali sebagai makhluk
yang terselindung daripada pandangan mata manusia.
Jin menurut istilah syarak jin adalah makhluk hidup yang tidak dapat
dilihat, berakal, mukallaf [diberi tanggungjawab], beranak-pinak,
kewujudannya semenjak sebelum penciptaan manusia dan asal
penciptaannya adalah dari api. Menurut Rizaldysantrialit (2015)
menjelaskan “Mukalaf adalah orang yang telah mengetahui baik dan
buruk dari setiap hal yang dilakukan, dan akan dipertanggung jawabkan
dihadapan Allah Swt. ketika di akhirat setiap perbuatannya di dunia”
(h.4482).

Mempercayai kewujudan jin hukumnya adalah fardu ain bagi setiap


Muslim kerana kewujudannya dinyatakan secara nyata dalam Quran dan
Sunnah, oleh karena itu tidak harus seseorang mengingkari kewujudan
jin. Secara umumnya, makhluk jin didapati mempunyai banyak
persamaan dengan manusia, khususnya dari sudut ‘akal fikiran’ untuk
menimbangkan baik buruk, ‘hawa nafsu’ untuk meneruskan
kelangsungan kehidupan mereka di dunia dan juga ‘tanggung jawab’ atau
taklif sebagai ujian dan bekal kehidupan di hari akhirat.

Dengan demikian jin memiliki kewajiban yang sama seperti mahluk


ciptaan Allah yang lainnya, yaitu menjalankan perintah-Nya dan
menjauhi larangan-Nya. Adapun dalil yang menunjukan bahwa mereka
akan disiksa dineraka apabila tidak beribadah kepada Allah Swt. adalah
sebagai berikut:

• “Allah berfirman: Masuklah kamu sekalian kedalam neraka bersama


umat umat jin dan manusia yang telah terdahulu sebelum kamu. Setiap
suatu umat masuk ke dalam neraka mereka” (Q.S Al-A’raf: 38).

B. Iblis

Kata “ iblis” berasal dari :Bahasa Yunani yaitu “ Diabolos “ berarti “


melontar, mencampakkan, sangat buruk “. Dalam bahasa Arab, yaitu “
Ablasa “ berarti “berputus asa “ dan Balasa berarti “ tiada kebaikan “.
Nama/sebutan “ Iblis “diperoleh Jin sejak membangkang ketika
diperintah untuk sujud kepada Adam. Jadi Iblis adalah bagian dari Jin,
sebagaimana diterangkan dalam surat Al-Kahfi ayat 50:

- ‫س‬ َ ‫رِّيته اولياء ِم ۡن د ُۡونِ َي وهم لَـ ُكمۡ َعد ٌُّو ؕ بِ ۡئ‬ َ ‫َكانَ ِمنَ ۡال ِجنِّ فَفَ َس‬
ۡ ‫ق ع َۡن اَمۡ ِر َرب ِّٖهؕ اَفَتَـتَّ ِخ ُذ ۡونَهٗ َو ُذ‬
ٰ ‫ۤ ل‬
‫لظّلِ ِم ۡينَ بَ َداًل‬ ِ
Artinya : Dia adalah dari golongan Jin, maka dia mendurhakai perintah
Tuhannya.

( Iblis pasti Jin, kalau Jin belum tentu Iblis ).

C. Syaitan

Syaitan (setan) memiliki kata dasar 'syathana', yang memiliki makna


'ba'uda' atau jauh. Jauh disini diartikan jauh dari Rahmat Allah
SWT.Setan (Syaithan) berasal dari kata kerja syathana yang mengandung
arti menyalahi, menjauhi. Setan artinya pembangkang pendurhaka. Secara
istilah, setan adalah makhluk durhaka yang perbuatannya selalu
menyesatkan dan menghalangi dari jalan kebenaran (al-haq). Makhluk
durhaka seperti ini bisa dari bangsa jin dan manusia, Allah berfirman,
artinya

1. Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan


menguasai) manusia. 2. Raja manusia. 3. Sembahan manusia. 4. Dari
kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, 5. Yang
membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, 6. Dari (golongan) jin
dan manusia. (QS An nas 1-6)

Dan Demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, Yaitu
syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian
mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan
yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu
menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, Maka tinggalkanlah
mereka dan apa yang mereka ada-adakan. (QS Al An’aam 112)

Makhluk yang pertama kali durhaka kepada Allah adalah iblis. Maka iblis
itu disebut setan. Keturunan iblis yang durhaka juga disebut setan Lalu
keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari
Keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu
menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di
bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan." . (QS Al
Baqarah 36)

2.Jati diri, karakter dan fungsi jin, iblis dan syaitan


A. Jati diri

 Jin merupakan mahluk ruhiyyah (gaib) yang diciptakan Allah


Swt. dari api dan memiliki akal dan ilmu seperti manusia
(Amiruddin, 2015, h.5). Karena diciptakan dari api, jin
memiliki sifat yang sombong dan angkuh.
 Iblis dan syaitan
iblis : kedurhakaan
· Bacaan iblis : puisi
· Utusan iblis : petenung (tukang sihir, penyantet dll)
· Makanan iblis : tulang, kotoran, makan makanan yang tidak
diawali dengan bacaan Basmalah,
· Minuman iblis : minuman yang memabokkan
· Rumah iblis : kamar mandi, WC, tempat kotor/jorok
· Umpan iblis : wanita
· Muadzin iblis : terompet/suling
· Masjid iblis : pasar

B. Karakter

Perbedaan jin, setan dan Iblis adalah sifat dan tingkah laku. Iblis dan
setan sudah pasti melanggar perintah Allah Swt. sedangkan jin belum
tentu.Baik setan dari bangsa jin maupun dari bangsa manusia terus
menerus berupaya untuk menyesatkan manusia. mereka bahu membahu
untuk menyebarkan kemungkaran dan kemaksiatan. Mereka kuasai
berbagai media, termasuk televisi, mereka sebarkan kisah-kisah misteri
dan kemaksiatan demi uang dan kesenangan duniawi tanpa peduli umat
manusia rusak atau tidak akidahnya dan akhlaknya. Itulah sumpah setan
di hadapan Allah untuk menggoda manusia dari berbagai sudut yang bisa
mereka masuki. Dijelaskan dalam Al Qur'an, artinya:

Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang
mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan
mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). (QS Al A’raaf 17)

C. Fungsi
1. Untuk menguji keimanan dan komitmen manusia beriman terhadap
perintah Allah. Karena setiap orang yang mengaku beriman kepada Allah
pasti akan diuji

2. Menguji keikhlasan manusia beriman dalam mengabdi kepada Allah,


Allah SWT menjelaskan bahwa Dia menciptakan jin dan manusia tidak
lain supaya mereka mengabdi kepada-Nya

3. Untuk meningkatkan perjuangan di jalan Allah.

4. Allah hendak memberi pahala yang lebih besar kepada para hamba-
Nya.

5. Agar manusia waspada setiap saat, selalu memperbaiki kesalahan,


meningkatkan kualitas ibadah dengan bertaqarrub kepada Allah

3.Implikasi penciptaan jin, iblis dan syaitan bagi kehidupan manusia

Tidak diragukan lagi bahwa jin mempunyai pengaruh terhadap manusia


dengan memberikan penderitaan yang kadang-kadang sampai
membunuh. Bisa jadi mereka menyakitinya dengan melempar batu dan
bisa jadi mereka menakut-nakuti manusia dan sebagainya, sebagaimana
yang diterangkan sunah dan dibuktikan oleh kenyataan.

Ada sebuah riwayat bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam


mengizinkan sebagian sahabat untuk pergi ke keluarganya pada salah satu
perang –saya kira ini adalah perang Khandaq– dan ada seorang pemuda
yang baru saja menikah. Ketika dia sampai di rumah, istrinya berada di
pintu dan dia tidak menyukai sikap istrinya (yang berada di luar pintu).
Selanjutnya istrinya berkata kepadanya: “Masuklah!” Lalu dia masuk,
sedangkan seekor ular melingkar di atas tempat tidurnya, sedangkan dia
membawa sebuah tombak, maka dia menyerang ular itu dengan tombak
tersebut hingga matilah ular itu.

Di saat itu juga –yaitu saat matinya ular tersebut– laki-laki itu pun mati,
tidak diketahui mana di antara keduanya yang mati terlebih dahulu, ular
ataukah laki-laki tersebut. Ketika kabar itu sampai kepada Nabi
shallallaahu ‘alaihi wa sallam lalu beliau melarang membunuh jin yang
ada di dalam rumah kecuali Al-Abtar dan Dzut Tufataian (namanya jin –
edt)

Ini adalah dalil (bukti) bahwa jin kadang-kadang bertindak aniaya dan
menyakiti manusia sebagaimana kenyataan menjadi saksi akan hal itu.
Berita tersebut telah mutawatir dan tersebar luas, bahwa manusia kadang-
kadang datang ke bangunan tua yang sudah runtuh lalu dilempari dengan
batu sedangkan dia tidak melihat seorang pun manusia di bangunan
runtuh tersebut. Dan kadang-kadang dia mendengar suara-suara, kadang-
kadang mendengar suara pohon-pohon berdesis dan semacamnya, yang
tidak menyenangkan serta membuat tidak nyaman.

Begitu pula, kadang-kadang jin itu masuk ke jasad manusia, baik karena
mencintainya atau untuk maksud menyakiti, atau karena sebab-sebab lain.
Yang mengisyaratkan hal tersebut adalah firman Allah ‘azza wa jalla:
‫ْأ‬
ِ ‫الَّ ِذينَ يَ ُكلوُنَ الرِّ بَا الَ يَقُو ُمونَ ِإالَّ َك َما يَقُو ُم الَّ ِذي يَتَخَ بَّطُهُ ال َّش ْيطَانُ ِمنَ ْال َم‬
‫س‬

‘Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri


melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaithan lantaran
(tekanan) penyakit gila.’ (QS. Al-Baqarah: 275)

Dalam hal semacam ini kadang-kadang jin berbicara dari dalam diri
manusia tersebut dan berdialog dengan orang yang membacakan ayat-
ayat Al Quran terhadapnya. Dan barangkali orang yang membacakan itu
mengambil janji terhadapnya agar dia tidak kembali dan sebagainya, hal-
hal yang telah tersebar luas di kalangan manusia

Berpijak dari sini maka perlindungan yang bisa menahan kejahatan jin
adalah hendaknya manusia membaca doa-doa yang diterangkan sunnah
yang bisa melindungi dari gangguan mereka, seperti ayat kursi

Sesungguhnya ayat kursi itu jika dibaca oleh manusia di suatu malam
maka akan selalu ada penjaga dari Allah terhadap dirinya, dan tidak ada
satu syaithan pun yang akan mendekati dirinya hingga Shubuh. Wallahu
Hafidz (dan Allah-lah penjaga itu)
KESIMPULAN

Jin dan Iblis adalah dari asal keturunan yang sama yakni dari api.
Sebagian jin beriman sebagaimana manusia. Iblis mengetuai
keturunannya dalam memusuhi dan menyesatkan manusia dari jalan
kebenaran. Kerana sifat tersebut mereka dikenali sebagai syaitan.
Perkataan syaitan merupakan lafaz umum yang juga merujuk kepada
semua bentuk kejahatan dan keburukan. Manusia yang menentang dan
menyesatkan manusia lain daripada kebenaran, perlakuan sesuatu yang
buruk dan tidak menyenangkan atau yang tercela turut dinamakan
syaitan. Termasuk sebagai syaitan ialah sifat-sifat tercela yang membawa
keburukan, gambaran yang buruk dan sesuatu yang mendatangkan
kemudaratan.
DAFTAR PUSTAKA

http://situsiblis.blogspot.com/?m=0

M.Quraish Shihab, Jin, Iblis dan Malaikat yang Tersembunyi (Jakarta:


Lentera Hati, 2002), 133-134

https://www.pta-bandarlampung.go.id/hikmah-tausiyah/232-mengenal-
iblis-lebih-dekat-oleh-damsyi-hanan.html

al-Razi, Mukhtar al-Sihah, 74, entri “balasa”

Salman Nasif al-Dahduh, Maka'id al-Shayatin li ‘Ibad al-Rahman wa


Turuq al-Wiqayah Minha(Beirut: Dar al-Basha'ir al-Islamiyyah, 1999),
15.

https://muslimah.or.id/8475-apakah-jin-mempunyai-pengaruh-terhadap-
manusia.html

Anda mungkin juga menyukai