Anda di halaman 1dari 41

Alam Jin Dan Setan

Pengertian Jin

JIN adalah salah satu jenis makhluk Allah Subhanahu wa Taala yang memiliki sifat fisik tertentu, berbeda
dengan jenis manusia atau malaikat. Jin diciptakan dari bahan dasar api, sebagaimana yang Allah
Subhanahu wa Taala firmankan, "Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar. Dan Dia
menciptakan jin dari nyala api." (QS. Ar-Rahman: 14 15)

Jin memiliki kesamaan dengan manusia dalam dua hal:

a. Jin memiliki akal dan nafsu, sebagaimana manusia juga memiliki akal dan nafsu.

b. Jin mendapatkan beban perintah dan larangan syariat, sebagaimana mausia juga mendapatkan beban
perintah dan larangan syariat. Oleh karena itu, ada jin yang muslim dan ada jin yang kafir. Ada jin yang
baik dan ada jin yang jahat. Ada jin yang pintar masalah agama dan ada jin yang bodoh. Bahkan ada jin
Ahlussunnah dan ada jin pengikut kelompok sesat, dst.

Sedangkan perbedaan jin dengan manusia yang paling mendasar adalah dari asal penciptaan dan
kemampuan bisa kelihatan dan tidak. Makhluk ini dinamakan jin, karena memiliki sifat ijtinan, yang
artinya tersembunyi dan tidak kelihatan. Manusia tidak bisa melihat jin dan jin bisa melihat manusia.
Allah berfirman,

"Sesungguhnya ia (iblis) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu di suatu keadaan yang kamu tidak bisa
melihat mereka." (QS. Al-Araf: 27)

Alam Jin Dan Setan

Asal Usul Jin

Kata jin yang berasal dari kata jama yang artinya tersembunyi. Ibnu Mansur mengatakan bahwa
dikatakan jin bahwa mereka tersembunyi dan tidak terlihat oleh kasat mata, dinamakan janin karena ia
tersembunyi di perut ibunya.

Orang-orang jahiliyah dahulupun menyebut malaikat dengan sebutan jin karena mereka tersembunyi
dan tidak terlihat oleh mata. Sebagaiman Firman Allah SWT yang artinya: “dan kami telah ciptakan jin
sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” (QS. Al Hijr: 27)

Keberadaan seta dan jin ini telah diakui dan ditetapkan dalam Al-qur’an dan hadis serta ijma para ulama.
Ada sebuah pendapat yang mengatakan bahwa jin bisa menikah dengan manusia begitu juga sebaliknya
bahkan lebih jauh dari dari hasil perkawinannya yang bisa melahirkan sebuah keturnan.
Tentu saja hal ini banyak diperbincangkan dan diperselisihkan dikalangan ulama. Sebagaiman yang kita
ketahui bahwa bangsa jin pada dasarnya memiliki kehidupan yang sama seperti manusia, mereka
memiliki keluarga, ada yang taat dan ada pula yang ingkar, mereka memiliki tempat tinggal layaknya
manusia. Dan diantara tempat tinggal jin adalah didalam lubang dan sekaligus lubang tersebut dijadikan
tempat tinggalnya.

Rosullullah SAW bersabda yang artinya: dari Abdullah bin Sarjas, Rosullullah SAW bersabda “Janganlah
seorang diantara kalian kencing dilubang”, mereka berkata pada Qatadah, “mengapa tidak boleh kencing
dilubang?” Qatadah menjawab: “Rosullullah SAW mengatakan karena lubang itu adalah tempat
tinggalnya golongan jin,” (HR. Annasa’i dan Ahmad)

lalu dar mana asal usul jin tersebut?

Sebelum nabi adam turun kebumi, diceritakan bahwa yang menempati bumi ini adalah bangsa jin yang
dikelompokan menjadi dua yakni Abalzan dan Banulzan. Dua kelompok ini terus bertempur dan tidak
pernah bersahabat, kemudian para malaikat bertanya kepada Allah, apakah Allah akan menciptakan
seorang khalifah yang saling menumpahkan darah? Maka Allah memerintahkan Azazil untuk memimpin
para malaikat untuk menaklukan Abalzan dan Banuzan di bumi ini, dan setelah ditaklukan Allah
menciptakan nabi Adam as.

Para ulama sepakat bahwa para jin berasal dari satu nenek moyang yang bernama iblis, sedangkan nama
lain dari iblis atau setan adalah ‘Azzazil. Sebagaimana yang disabdakan Rosullullah SAW yang artinya:
Diriwayatkan dari Al Baihaqi dan ibnu Hatim dari Ibnu Abbas, bahwasannya Rosullullah SAW bersabda
yang artinya: “Dahulu iblis namanya adalah ‘Azzazil, dia adalah termasuk dari malaikat-malaikat yang
paling mulia yang memiliki empat sayap, kemudian dia durhaka setelah itu” Malaikat diciptakan oleh
Allah SWT dari cahaya dan ditiupkan kepadanya ruh dan akal, akan tetapi malaikat tidak diberikan
syahwat oleh karena itu malaikat tidak makan, tidak minum, tidak beristri dan tidak pula tidur. Hidup
malaikat semata-mata hanyalah melaksanakan perintah Allah SWT dan senantiasa taat kepada Allah.

Sedangkan Banuzan diciptakan Allah dari api. Mereka makan, mereka minum dan mereka memiliki istri
serta memiliki keturunan layaknya manusia. Namun pada kenyataanya Banuzan yang paling awal
diciptakan Allah berbuat sombong dan sekaligus membangkang terhadap perintah Allah SWT, mereka
tidak mau bersujut kepada Adam, sekaligus semua malaikat sujud kepada Adam sebagai bentuk
penghormatan. Sebagaimana yang diceritakan Allah dalam salah satu firmannya: “Allah bertanya kepada
Iblis, Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) diwaktu aku menyuruhmu?” iblis
menjawab: “Saya lebih baik dari adam, Engkau menciptakanku dari api, sedangkan dia (Adam) Engkau
ciptakan dari tanah, maka Allah SWT mengeluarkan Iblis dari surga.” (QS. Al A’raf:13)

Sesudah iblis dikeluarkan dari surga, maka iblis diminta kepada Allah agar umurnya dipanjangkan hingga
datangnya hari kiamat, iblis mengancam kepada nabi Adam dan anak cucunya, mereka akan dibujuk agar
keluar dari jalan Allah yang benar hingga tidak ada yang taat kepada Allah SWT. Inilah wujud ketaatan
yang Allah minta kepada seluruh ciptaan-Nya apabila Allah sudah tetapkan maka taatilah walaupun
ketetapan itu bertentangn dengan kemauan kita. Itulah sejatinya iblis yang tidak terima karena
diciptakannya manusia yang kemudian dimuliakan oleh Allah, padahal hanya terbuat dari tanah.
Iblis sengaja melakukan berbagai cara menggoda manusia dari berbagai arah, baik dari arah kiri, kanan,
depan dan belakang sampai mengikuti bujuk dan rayuannya, hinnga menjadi temannya dan bersama-
sama masuk kedalam neraka Karena itu Allah memberikan perjanjian kepada Adam dan ank cucunya,
siapa yang mengikuti tingkah laku iblis berarti dia akan menjadi temannya dan nanti dia akan aku
masukan kedalam neraka yakni tempat iblis dan teman-temannya.

Sebagaiman yang dijelaskan dalm Al-quran, Allah SWT berfirman yang artinya: “Dia menjawab, karena
Engkau telah menghukum kami tersesat, maka kami akan benar-benar (menghalangi) mereka dari jalan
(Agama) Engkau yang lurus,” (QS. Al A’raf: 16)

Maka berhati-hatilah dari golongan Banulzan dan Abalzan, jin iblis dan keturunannya yang terkutuk yang
akan menggoda kita dan masuk kedalam neraka.

Demikianlah artikel mengenai Asal usul jin yang dapat saya sampaikan, mudah-mudahan artikel ini bisa
menambah pengetahuan dan keimannan kita kepada Allah SWT. amin

Alam Jin Dan Setan

Reproduksi bentuk dan jenis jin

Reproduksi Jin

Manusia membutuhkan waktu mengandung selama sembilan bulan untuk melahirkan dan anak manusia
juga membutuhkan waktu yang lama untuk matang dan menjadi baligh. Berbeda dengan Jin dimana bila
di sentuhkan alat kelamin lelaki dengan alat kelamin perempuan, maka Jin perempuan akan
mengandung dan melahirkan, anak Jin yang baru lahir itu terus mukallaf. Begitulah keadaannya sampai
ke hari kiamat.

Iblis pula apabila disentuhkan paha kanan dengan paha kiri akan mengeluarkan 33 biji telur. Dalam setiap
biji telur itu ada 33 pasang benih. Setiap pasang benih itu apabila menyentuh paha kanan dengan paha
kiri akan keluar seperti yang terdahulu. Begitulah proses reproduksi Jin dan Iblis sampai pada hari
kiamat.

Bunian atau biasanya disebut juga orang Ghaib ialah hasil campuran laki-laki atau perempuan Jin dengan
laki-laki atau perempuan dari kalangan manusia. Anak yang dihasilkan dari percampuran itu dikenal
dengan nama Bunian. Perangai dan tingkah laku serta bentuk rupa orang Bunian ini dalam beberapa hal
mirip manusia dan juga mirip Jin. Jika nenek moyang manusia adalah Nabi Adam, maka nenek moyang
Jin juga ialah “Jaan” yang asalnya adalah beriman kepada Allah dan melahirkan keturunan yang beriman.

Setelah itu terdapat juga keturunan Jaan yang kufur dan melahirkan keturunan yang kufur. Anak cucu
Jaan yang asalnya beriman itu ada yang kuat imannya, ada pula yang kufur dan ada juga yang beriman
kembali kepada Allah.

Bentuk dan Jenis Jin


Bentuk dan rupa Jin tidak banyak berbeda dari bentuk rupa manusia, yaitu mereka memiliki jenis
kelamin, memiliki hidung mata, tangan, kaki, telinga dan sebagainya, sebagaimana yang di miliki oleh
manusia. Pada dasarnya 80 hingga 90 persen Jin menyerupai manusia. Hanya perbedaan fisik Jin adalah
lebih kecil dan halus dari manusia. Bentuk tubuh mereka itu ada yang pendek, ada yang tinggi meski
tidak lebih tinggi dari manusia dewasa (sekitar tiga hasta saja), dan bermacam-macam warnanya, yaitu
putih, merah, biru, hitam dan sebagainya. Jin kafir dan Jin Islam yang fasik itu memiliki rupa yang buruk
dan menakutkan. Sedangkan Jin Islam yang shaleh memiliki paras yang baik

Pengetahuan mereka lebih luas dan berumur sangat panjang sampai beribu-ribu tahun umurnya.
Kecepatan Jin bergerak melebihi kecepatan cahaya dalam suatu waktu seperti Malaikat, maka ruang
yang kecil pun bisa di duduki oleh jutaan Jin dan juga dapat merasuki dan menghuni tubuh manusia.
Jumlah Jin terlalu banyak sehingga menurut beberapa pendapat mengatakan bahwa jika jumlah semua
manusia dari Nabi Adam sampai hari kiamat dikalikan dengan hewan-hewan, dikalikan dengan batu-
batu, dikalikan dengan pasir-pasir dan semua tumbuh-tumbuhan. Itu pun hanya sepersepuluh dari total
Jin.

Sedangkan total Jin adalah sepersepuluh dari total Malaikat. Total Malaikat hanya Allah dan Rasulnya
saja yang mengetahuinya. Alam tempat berdiamnya Jin adalah di lautan, daratan, di udara dan di Alam
Mithal yaitu suatu alam yang terletak diantara alam manusia dan alam malaikat. Jika kita diberikan oleh
Allah kemampuan untuk melihat Jin, sudah tentu kita akan melihat jarum yang jatuh dari atas tidak akan
jatuh ke bumi, tetapi jatuh dibelakang Jin, karena sangat banyaknya jumlah mereka.

Sebagaimana sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Rasulullah:

“Bila kamu menghadapi malam atau kamu telah berada di sebagian malam maka tahanlah anak-anakmu
karena sesungguhnya setan berkeliaran ketika itu dan apabila berlalu sesuatu ketika malam maka
tahanlah mereka dan tutuplah pintu-pintu rumahmu serta sebutlah nama Allah, padamkan lampu-lampu
mu serta sebutlah nama Allah, ikatlah minuman mu serta sebutlah nama Allah dan tutuplah sisa
makanan mu serta sebutlah nama Allah (ketika menutupnya) “

Hadist di atas berarti bahwa Jin umumnya tidur di waktu siang dan menjelang petang mereka keluar
untuk mencari rezeki dan makanan, baik laki-laki maupun perempuan, baik yang dewasa atau anak-anak.

Jenis Jin

Al-Jan

Jenis yang pertama ini adalah pengertian jin secara umum, yaitu jenis jin yang berpotensi seperti
layaknya manusia. Jin ada yang laki-laki dan adapula yang perempuan, ada jin yang muslim dan adapula
yang non muslim, jin juga membutuhkan makan, minum, tidur, bersenggama dan sebagainya. Walhasil
jin pada kategori JAN tidak banyak berbeda dengan manusia pada kategori al-insan.

Al-A’mir
Biasanya disuatu tempat, dikamar mandi, dirumah atau dimanapun ada suara atau bunyian yang
menirukan perbuatan manusia. Seperti halnya ada suara orang wudhu atau orang mandi, padahal
dikamar mandi tersebut tidak ada siapa-siapa. Hal ini boleh jadi adalah perbuatan jin pada kategori AL-
A’MIR. Maka biasanya orang menyebutnya sebagai setan tek-tek. Karena memang jenis jin ini suka
menirukan perbuatan atau kebiasaan manusia, dengan maksud menakut-nakuti.

Al-A’mir juga terkadang mengikuti orang yang sedang membaca, bernyanyi dan sebagainya atau
mengikuti orang yang sedang shalat dibelakangnya. Meskipun demikian kita tidak usah takut, karena bisa
saja dia tidak jahat, hanya karena ingin menjadi mak’mum atau ingin belajar membaca atau menyanyi.

AL-Ifrit

Ifrit adalah jenis jin yang berpotensi sebagai pembantu ataupun khodam bagi manusia. Dalam hal ini ada
ifrit yang muslim dan baik, yang tentunya bisa menjadi khodam pada manusia yang muslim dan baik
pula. Adapula ifrit yang berprilaku jahat dan kafir yang dimanfaatkan oleh para tukang sihir dan dukun,
seperti ifrit-ifrit yang bekerjasama dengan pesihir terkemuka luar negeri

Al-Arwah

Jenis jin yang keempat inilah yang sering dan biasa menggoda manusia, terkadang al-arwah menjelma
dirinya sebagai orang tua kita yang telah meninggal atau sebagai dedemit dan sebagainya. Sehingga
dapat mengelabuhi sebagian masyarakat kita dan menakut-nakuti mereka yang mempercayainya.
Sebenarnya jenis jin al-arwah ini termasuk golongan jin yang sangat kuat dan sangat nakal. Disebutkan
paling kuat karena mereka dapat menjelma dirinya menjadi apa saja dengan mengerahkan kekuatan ilmu
yang dimilikinya dan disebut nakal karena sering menggoda dan menakut-nakuti manusia. Jika
diibaratkan manusia, maka jenis jin dari golongan Al-arwah semacam preman yang suka usil terhadap
masyarakat setempat dan terutama kepada perempuan sendirian dijalanan.

As-Syaiton

Berbeda dengan al-arwah, as-syaiton adalah jenis jin yang selalu menggoda manusia dari segi keimanan,
kerohanian dan kejiwaan. As-syaiton sangat berbahaya dibandingkan jenis jin lainya, karena as-syaiton
merasuk kedalam hati manusia untuk membisikan kekafiran, keingkaran dan kejahatan. Dalam surat an-
naas dijelaskan bahwa bukan hanya jin jahat dan ingkar yang termasuk dalam golongan as-syaiton,
manusia yang yang berprilaku dzalim dan lalai termasuk dalam kategori ini. Mengenai hal ini ada
sebagaian ulama yang berpendapat bahwa setan adalah sebuah sifat jahat dari manusia dan jin. Jadi
kesimpulanya adalah setan bukan berupa wujud atau benda, melainkan sebuah sifat atau perbuatan.

Kelompok Jin

Jin juga seperti manusia yang ingin melanjutkan keturunan dan hidup berkelompok-kelompok. Suku dan
kelompok Jin sangat banyak dan berbicara dalam berbagai dialek dan bahasa. Ada beberapa ulama
membagi Jin ke beberapa kelompok, diantara adalah kelompok yang menunggu kubur, kelompok yang
menunggu gua, kelompok yang menunggu mayat manusia, kelompok yang menunggu hutan, kelompok
yang menunggu bukit tinggi, kelompok yang menunggu air mata air, grup yang menunggu danau, kolam,
teluk, kuala, pulau dan sebagainya.

Kelompok Jin Ifrit, Setan dan Iblis

Jin Ifrit, setan dan Iblis adalah merupakan bagian dari golongan Jin, hanya saja tugas dan fungsi mereka
yang berbeda. Jin sebagaimana yang telah dijelaskan di atas adalah sejenis mahkluk Allah yang
tersembunyi dan tidak terlihat oleh manusia. Pengetahuan mereka lebih luas dan sangat panjang
usianya. Sedangkan Ifrit adalah golongan Jin yang sangat kuat dan pandai menipu serta sangat busuk hati
terhadap manusia. Golongan ini sangat sombong dan durhaka kepada Allah.

Iblis dan setan juga terdiri dari golongan Jin dan mereka adalah kaum Jin yang sangat sombong lagi
durhaka, pengacau dan menjadi musuh utama manusia dan mendapat kutukan Allah hingga hari kiamat.
Sebagaimana Firman Allah:

“Iblis menjawab: Sebab engkau telah menghukum saya dengan tersesat, saya akan mencegah halangi
mereka dari jalan Mu yang lurus. Kemudian saya akan mendatangani mereka dari depan dan dari
belakang mereka, dari kanan dan kiri mereka. Engkau tak akan menemukan kebanyakan dari mereka
bersyukur (taat).”

Beberapa ulama berpendapat bahwa Azazil itu bukanlah nenek moyang Jin, sebenarnya ia adalah Jin
yang paling abid dan alim di kalangan Jin yang diangkat menjadi ketua ahli-ahli ibadah kepada Jin dan
Malaikat. Dia menjadi angkuh dan diri di atas keilmuan, ketakwaan dan banyak beribadat serta asal usul
kejadiannya dibandingkan dengan manusia (Adam). Maka dengan sifatnya yang sombong itu Allah telah
melaknatnya menjadi kafir dengan nama Iblis. Mulai dari saat itulah Iblis melancarkan gerakan
permusuhan dengan manusia sampai hari kiamat.

Allah telah menjelaskan bahwa ada tiga jenis permusuhan dilakukan oleh Jin ke atas manusia yaitu:

Dalam Kejahatan (As-Suu’): yaitu gemar membuat dosa-dosa dan maksiat hati dan segala anggota tubuh.
Kekejian (Al-Fahsyaa ‘): yaitu kejahatan yang lebih buruk dan jahat. Kekejian ini adalah bagian dari hal
yang membawa kepada kedurhakaan dan maksiat kepada Allah. Dalam kebohongan dan menipu Allah
dalam perbuatan, kata dan nawaitu.

2. Kelompok Khadam Khadam adalah pembantu atau suruhan yang akan membantu tuannya apabila di
minta. Khadam terbagi atas dua golongan, yaitu:

Khadam Asal. Khadam asal adalah terdiri dari rohani Malaikat dan Jin Islam peringkat tinggi yang nama
mereka adalah nama malaikat. Ia tidak meminta syarat apapun kepada tuannya. Khadam jenis ini
diharuskan oleh syara’

Khadam Bersyarat.

Khadam jenis ini adalah terdiri dari Jin alam rendah terdiri dari Jin Islam atau Jin kafir. Golongan ini
datang ke tuannya dengan perjanjian dan beberapa syarat khusus dan umum, baik yang bertepatan
dengan hukum syariah atau yang diharamkan oleh syarak. Khadam jenis ini diharamkan oleh Islam.
Khadam bersyarat ini akan datang menolong melalui salah satu cara berikut:

Mendampingi dari luar. Khadam ini akan mendampingi dan menolong tuannya melalui eksternal saja,
yaitu hanya dalam perbuatan, ucapan atau qasad hati.

Mendampingi dari dalam. Khadam jenis ini juga dikenal sebagai Tanasakhul aruah atau penjelmaan
khadam atau Jin dalam diri seseorang (menurun) dengan menamakan diri mereka, saat menurun dengan
nama-nama tertentu seperti Nabi Khidhir, Panglima Hitam, Wali Songo dan sebagainya.

Jin yang meresap dalam cara ini memungkinkan orang yang diresapi itu menunjukkan keajaiban dan hal-
hal yang luar biasa seperti berbicara dalam bahasa Jawa, Arab, Inggris dan sebagainya, padahal
sebelumnya orang tersebut tidak mengetahui sedikit pun bahasa-bahasa tersebut.

Alam Jin Dan Setan

Kehidupan Jin dan pemerintahan jin

Kehidupan Jin

Pemerintah-Pemerintah Jin

Jin juga memiliki pemimpin dan kerajaannya yang tersendiri. Raja Jin alam bawah yang kafir adalah
seperti Mazhab, Marrah, Ahmar, Burkhan, Syamhurash, Zubai’ah dan Maimon. Empat raja Jin Ifrit (Jin
yang paling jahat) yang memiliki pemerintah besar yang menjadi menteri pada Nabi Allah Sulaiman as
adalah Thamrith, Munaliq, Hadlabaajin dan Shughal.

Sedangkan Raja Jin alam atas yang Islam adalah Rukiyaail, Jibriyaail, Samsamaail, Mikiyaail, Sarifiyaail,
‘Ainyaail dan Kasfiyaail. Raja Jin yang menguasai Teman Jin tersebut bernama THOTHAMGHI YAM YA LI.
Sedangkan Malaikat yang mengontrol seluruh Jin-Jin di atas bernama Maithotorun yang bergelar
QUTBUL JALALAH.

Anak-anak Iblis juga memiliki pemerintah yang besar antaranya:

Thubar Merasuk manusia yang di timpa musibah dan bala Daasim Merasuk manusia untuk menceraikan
ikatan silatulrahim, rumah tangga, keluarga, sahabat handai, jemaah dan sebagainya. Al-’Awar Merasuk
manusia untuk meruntuhkan akhlak, berzina, minum arak, berjudi dan sebagainya. Zalanbuur Merasuk
manusia dengan api permusuhan dan pembunuhan.

Agama Suku-suku Jin


Jin Juga seperti manusia, yaitu ada yang baik, ada yang jahat, ada yang saleh, ada yang tidak saleh, ada
yang alim lagi mukmim, ada ada yang kufur, ada yang murtad, fasik dan zalim, ada yang masuk surga dan
ada yang disiksa oleh Allah ke neraka di akhirat.

Mayoritas suku-suku Jin terdiri dari golongan Jin kafir. Golongan Jin yang memeluk Islam hanyalah sedikit
dan terdiri dari kaum minoritas jika di bandingkan dengan keseluruhan jumlah Jin.

Seperti juga manusia biasa, Jin juga mempunyai tingkat-tingkat iman, ilmu dan praktik tertentu yang
berdasarkan iman dan amal mereka kepada Allah. Walaupun Jin Islam yang paling tinggi imannya dan
paling saleh amalannya serta paling luas serta banyak ilmunya, tetapi masih ada pada diri mereka sifat-
sifat madzmumah seperti menyombongkan diri, ria dan sebagainya, tetapi mereka mudah menerima
teguran dan pengajaran.

Golongan jin terbagi menjadi lebih dari 300 suku bangsa.Masing-masing suku/marga mempunyai
keahlian tersendiri misalnya:

Marga Ifrit:

Ia merupakan marga jin yang mengusai tehnologi Marga Suk-suk:

Ia merupakan marga jin yang pandai menimbulkan daya tarik Marga Kinzab:

Merupakan marga jin yang menggangu orang shalat Marga Jin Qorin:

Merupakan jin yang menjadi jasus bagi manusia Marga Taluh:

Merupakan marga jin yang mempunyai kemampuan masuk ke pembuluh darah dan menimbulkan
berbagai macam penyakit Marga Kuntiltana:

Marga jin yang menyerupai manusia Marga Al-Ghilan:

Ahli sihir dari kalangan jin

Golongan Jin Islam yang umum dan Jin kafir suka merasuk manusia yang awam dengan berbagai cara,
karena pada pandangan mereka manusia-manusia yang umum itu bukanlah manusia sebenarnya,
sebaliknya adalah rupa seekor binatang. Manusia yang Khawas dan Khawasil-Khawas (orang yang sudah
ahli dalam menanggulangi keadaan –keadaan dalam ibadah., baik ibadah yang berhubungan dengan
manusia (Habblumminannas), maupun yang berhubungan dengan Allah SWT (Hablumminalloh))tidak
dapat di rasuk oleh Jin, bahkan Jin pula akan datang kepada mereka untuk bersahabat.

Interaksi Antara Manusia dan Jin

Melihat Jin Pada prinsipnya Jin tidak dapat di lihat, di sentuh dan di dengar oleh manusia dalam bentuk
yang asal sebagaimana saat diciptakan, kecuali dalam kondisi-kondisi tertentu, Jin dapat di lihat dalam
bentuk rupa yang diingininya. Jin juga bisa di lihat oleh manusia dalam keadaan dibuka mata batinnya
atau ketika meminum air yang sudah dido’akan atau kemauan Jin itu sendiri untuk memperlihatkan
dirinya kepada manusia.
Di dunia semua Jin dapat melihat manusia ,sedangkan manusia yang Khawas dan Khawasil-Khawas saja
yang dapat melihat Jin selain para Nabi dan Rasul. Sedangkan di akhirat semua manusia mukmin yang
ahli surga dapat melihat Jin sedangkan Jin yang Khawas dan Khawasil-Khawas saja yang dapat melihat
manusia.

Adapun kelebihan Jin yang telah diberikan oleh Allah adalah kemampuannya untuk mengubah dirinya
dalam berbagai bentuk. Misalnya dalam perang Badar, Iblis telah menampakkan dirinya dalam bentuk
seorang lelaki dari Bani Mudlij dan setan juga dalam rupa Suraqah bin Malik yang datang membantu
tentara musrikin memerangi tentara Islam. (Iblis dan setan adalah juga merupakan bagian dari golongan
Jin).

Dalam Sahih Bukhari juga ada meriwayatkan bahwa adanya Jin yang menampakkan dirinya dalam bentuk
ular dan membunuh seorang pemuda yang mencoba membunuh ular tersebut. Selain itu Jin juga bisa
menampakkan dirinya dalam bentuk rupa hewan lain seperti bentuk rupa kucing, anjing dan sebagainya.

Bersahabat dengan Jin

Banyak di kalangan orang-orang Indonesia yang bersahabat dan menjadikan Jin sebagai pembantu dan
Khadam mereka untuk membantu mereka melaksanakan tugas-tugas tertentu. Misalnya seperti dukun,
pesulap, pengobatan alternatif dan sebagainya. Namun tidak semua kaum di atas yang menggunakan Jin
dalam kerja harian mereka. Ada juga golongan tersebut yang benar-benar memiliki keterampilan alami
tanpa pertolongan dari Jin.

Singkatnya kita sebagai seorang Islam yang bersahabat dengan para Jin Islam maupun Jin kafir akan lebih
banyak mendapatkan keburukannya dibanding kebaikan yang akan kita peroleh. Jin akan selalu merasuk
dan mendorong manusia supaya melakukan kejahatan dan maksiat tanpa kita sadari, kecuali benar-
benar memahami ilmu serta karakter dari Jin tersebut.

Hanya orang-orang tertentu yang dapat menguasai ilmu ini, maka berhati-hatilah dalam bergaul dengan
Jin.

Alam Jin Dan Setan

Masuknya Jin Kedalam Tubuh Manusia

Masuknya Jin Kedalam Tubuh Manusia

Dengan keinginannya Jin bisa merasuk dan masuk ke dalam diri manusia dan melalui keinginan manusia
yang mengunakan layanan Jin untuk melakukan pengkhianatan kepada manusia lain .
Sebagaimana sebuah hadis Rasulullah saw yang telah diriwayatkan oleh Sayidah Syafiyyah binti Huyay,
bahwa Rasulullah pernah bersabda yang maksudnya:

“Sesungguhnya setan (Jin) itu berjalan dalam tubuh anak Adam sebagaimana darah yang mengalir dalam
tubuhnya”. Dari hadis di atas jelaslah bahwa Jin dapat masuk kedalam tubuh manusia dan berjalan
melalui urat nadi dan darah manusia. Jin juga dapat menguasai manusia sehingga ia dapat menyebabkan
perkelahian antar sesama manusia, manusia hilang ingatan, hilang kesadaran dan lain-lain lagi.

Jin bisa merasuki tubuh manusia baik diminta sendiri oleh manusia atau tanpa di sadari oleh manusia itu
sendiri. Jin mendampingi dan merasuki manusia melalui salah satu cara diantaranya melalui Khadam
atau manusia itu sendiri yang menjadikan Jin sebagai sahabatnya.

Melalui Jin Peliharaan para leluhurnya yang tidak sempat dipisahkan sebelum leluhurnya wafat

Melalui Mantra-mantra yang di lakukan oleh manusia lain.

Karena manusia itu sendiri lupa terhadap Allah atau melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah, berarti
mendekatkan diri untuk diperdaya oleh jin dan syaithan.

Melakukan kejahatan terhadap Jin, seperti menjatuhkan benda berat ditempat yang ada Jinnya,tanpa
menyebut nama Allah sehingga menyebabkan kematian anak Jin.

Karena ada Jin laki-laki yang jatuh cinta kepada perempuan yang suka bersolek atau perempuan yang
suka keluar rumah untuk memperlihatkan kecantikannya dan tidak memakai kerudung serta suka
menunjukkan auratnya.

Membaca jampi-jampi, doa atau ayat-ayat tertentu yang dapat mendatangkan Jin. Apabila Jin telah
merasuki raga manusia, walaupun dengan cara apapun Jin tersebut akan mendiami salahs atu dari
tempat berikut di anggota tubuh manusia. (meskipun sebenarnya mereka bebas bergerak kemanapun
dalam raga manusia) Diantara tempat-tempat tersebut adalah:

Mereka berkumpul di mata kanan dan kiri. Oleh sebabitu jika seseorang telah dirasuki Jin didalam badan
mereka, mereka tidak akan berani berhadapan mata dengan orang lain.

Berada di telinga kanan dan kiri, oleh karena itu manusia yang telah dirasuki Jin tidak suka mendengar
nasehat dan teguran yang baik dan sangat suka mendengar hal-hal maksiat seperti musik yang
melalaikan dan sebagainya.

Berada di mulut manusia, oleh sebab itu manusia yang telah dirasuki Jin sangat suka berbicara hal-hal
yang tidak berguna dan mendatangkan dosa seperti mengumpat, mencela, menghina manusia lainnya
dan sebagainya.

Berada di hidung manusia, sehingga menyebabkan manusia suka menghirup hal-hal yang tidak tidak dan
dapat merusak diri manusia sendiri.
Berada dipusar, sehingga menyebabkan orang tersebut selalu mengalami sakit perut dan berbagai
penyakit yang tidak dapat dideteksi oleh dokter.

Berada di kemaluan manusia, sehingga menyebabkan manusia suka melakukan hal-hal maksiat seperti
berzina dan sebagainya.

Manusia yang selamat dari ganguaan Jin, Iblis dan setan adalah manusia yang selalu berada dalam
tauhid dan jalan Allah SWT, melalui lidah, anggota badan dan hati, mereka juga berakhlak seperti akhlak
Rasulullah serta rajin beramal dan menjalankan syariat Islam. Jalan terdekat untuk berada dalam tauhid
Allah SWT adalah dengan kita mengambil contoh perbuatan dan akhlak orang-orang yang berada dalam
tauhid Allah, seperti Nabi Muhammad, sahabat-sahabat beliau, para wali, para ulama dan sebagainya.

“Hendaklah jadikan diri kamu bersama Allah, maka jika kamu tidak dapat menjadikan diri kamu bersama
Allah hendaklah kamu jadikan diri kamu bersama dengan mereka yang telah beserta dengan Allah, maka
sesungguhnya yang demikian itu akan menyampaikan diri kamu kepada Allah”

Alam Jin Dan Setan

Penyakit yang ditimbulkan jin

PENYAKIT YANG DITIMBULKAN OLEH JIN

1. Penyakit akibat dari keturunan.

Terkadang ada beberapa orang yang mempunyai suatu penyakit yang di akibatkan dari keturunan atau
lebih tepat lagi penyakit yang diakibatkan oleh saka-baka. Penyakit ini disebabkan oleh keturunan
mereka, apakah kakek, nenek, moyang atau ada silsilah keturunan mereka yang membela atau
bersahabat dengan Jin, pada jaman dahulu, dan apabila mereka meninggal maka mereka akan mewarisi
Jin peliharaan tersebut atau keturunannya tidak mengetahui jikalau kakek nenek mereka dahulu ada
yang bersahabat atau memelihara Jin, lalu mereka meninggal sebelum sempat membuang Jin peliharaan
tersebut.

Kebanyakan dari kita tidak peduli bahkan tidak tahu asal usul keturunan mereka atau peran nenek
moyang kita di zaman dahulu, di dalam masyarakat mereka pada ketika itu. Ada beberapa dari orang-
orang tua kita di zaman dahulu yang membela dan bersahabat dengan Jin.

Mereka bersahabat dengan Jin dengan berbagai tujuan. Selain itu mereka juga membela Jin untuk
menjaga dan mengawasi harta benda mereka dari pencurian, karena pada waktu itu masih belum ada
polisi dan sebagainya, dan ada juga yang menggunakan Jin untuk membuka kampung, dusun, kebun dan
sebagainya, jadi Jin inilah yang akan bekerja menebas dan sebagainya untuk tuannya itu. Untuk
mendapatkan bantuan dan bersahabat dengan Jin, mereka akan membuat berbagai perjanjian dan
“jamuan serta upacara pemujaan Jin.
Setelah perkembangan teknologi dan terciptanya alat-alat modern dan ditambahkannya dengan
kesadaran agama yang semakin mendalam di kalangan orang-orang sekarang, maka dengan itu bantuan
Jin-Jin tersebut tidak lagi diperlukan.

Oleh karena itu anak-cucu dan keturunan orang yang membela dan bersahabat dengan Jin tersebut tidak
lagi melakukan upacara-upacara men “jamu” Jin sebagaimana yang dilakukan nenek moyang mereka
dahulu, bahkan mereka juga telah lupa atau tidak tahu bagaimana untuk melakukannya. Maka dari itu
Jin-Jin tersebut akan selalu mengawasi dan menunggu kesempatan untuk menggangu keturunan
tuannya, demi agar mereka di puja dan di “jamu” sebagaimana pada jaman nenek moyang
keturunannya.

Jin tersebut akan mencari dan menggangu keturunan tuannya selama-lamanya, selagi keturunan
tersebut tidak membuang Jin belaan tersebut. Dalam keadaan biasa Jin tersebut tidak menggangu
keturunan tuannya, tetapi jika ada salah seorang dari anggota keluarga keturunannya itu, di ganggu atau
dianiayai oleh orang lain dengan menggunakan Jin, maka Jin keturunan tersebut akan datang membantu.

Tetapi Jin keturunan tidak dapat melakukan apa-apa karena cucu cicit tuannya tidak tahu untuk
mengadakan upacara untuk membela dan memanggil Jin tersebut, tambahan lagi mereka juga tidak
mengetahui adanya Jin belaan nenek moyang mereka yang selalu mengawasi dan mengikuti
perkembangan keluarga mereka. Pada ketika itu Jin keturunan tersebut pula yang akan bersama-sama
dengan Jin yang di kirim untuk menaniayai anggota keluarga tersebut. Jin yang di kirim dan Jin keturunan
sama-sama akan menggangu keluarga tersebut, bahkan gangguan Jin keturunan tersebut lebih kuat dari
Jin yang dikirim oleh orang yang khianat itu.

Jika orang yang mengalami gangguan tadi berobat, maka penyakit yang di akibatkan oleh Jin yang di
kirim oleh orang yang mengkhianati keluarga tersebut akan lari dan penyakit yang diakibatkanya juga
akan sembuh, tetapi penyakit yang diakibatkan oleh Jin keturunan tersebut tidak akan sembuh,
meskipun diobati,akan tetapi jika Jin keturunan tersebut dibuang dari keturunan keluarga tersebut maka
penyakitnya akan hilang.

Kebanyakan penyakit yang diakibatkan oleh Jin keturunan ini sangat parah dan tidak bisa di obati oleh
dokter dan rumah sakit, karena jika dipemeriksaan di rumah sakit, dokter akan mengatakan bahwa
pasien tersebut normal dan tidak mengalami penyakit apapun. Sedangkan pasien tersebut menderita
penyakit yang sulit digambarkan oleh siapapun, kecuali orang yang pernah mengalaminya sendiri.

Tanda-tanda adanya penyakit keturunan.

Adapun tanda-tanda orang yang memiliki keturunan dari pembela atau orang yang bersahabat dengan
Jin. Diantaranya: Mudah terasuki jin, Cemburu yang berlebihan, Iri hati, serlalu berburuk Sangka, Selalu
memimpikan orang minta diadakan jamuan atau makan Klasifikasi Keturunan, Sering panas badan tanpa
sebab, was-was dalam melakukan pekerjaan, sangat suka berkelahi / berbuat onar, dan ada halangan
dan pembatasan dalam pekerjaan.

2. Gila.
Gila yang diakibatkan oleh masuknya Jin ini terdapat berbagai jenis. Diantara yang sering terjadi adalah:

Gila Babi .

Penyakit gila babi sering di kaitkan dengan babi sebab, bila didatangani penyakit tersebut, pasien itu suka
menyondol nyondol seperti Babi dan jika dibiarkan mereka akan masuk kedalam air dan besar
kemungkinan akan mati lemas. Penyakit gila seperti ini biasanya ada kaitan dengan keturunan atau saka
baka yang berpuncak dari kerasukan Jin.

Biasanya benih manusia jenis ini sudah bercampur dengan benih Jin keturunannya saat jatuh benih
ketika si ibu dan bapa melakukan persetubuhan. Meskipun mereka telah membaca doa seperti yang
dianjurkan oleh Nabi saw, namun oleh karena Jin tersebut telah ada dalam diri orang tersebut dalam
saka baka dan keturunan tadi, maka Jin atau saka baka tadi tidak mudah meninggalkan mereka,
melainkan saka-baka atau Jin tersebut telah di buang dari keluarga tersebut. Maka dari hasil itulah
terdapat ramai dari kalangan orang-orang yang mendapat anak yang cacat luar biasa, gila dan
sebagainya.

Gila Mereyam.

Gila mereyam sering terjadi pada wanita yang baru lepas bersalin. Orang sering mengaitkan gila
mereyam disebabkan oleh batu meriyam yang tidak masuk kembali pada tempat asalnya. Seperti Sinseh
Cina mil meriyam itu di kenali sebagai Black Stone atau batu Hitam yang menurut mereka, bila batu itu
naik ke kepala akan menyebabkan seseorang perempuan menjadi gila.

Gila yang disebabkan oleh batu meriyam ini paling ringan adalah perempuan tersebut akan suka
berbedak atau bersolek, meskipun baru melahirkan anak dan berkelakuan luar biasa. Antara yang paling
parah adalah mereka sanggup memukul orang atau lari dari rumah dan berkeliaran di atas jalan-jalan
atau mengembara di berbagai tempat. (Gila ini biasanya tidak berhubungan dengan Jin)

Gila Isim

Gila Isim adalah disebabkan orang tersebut beramal dengan ayat-ayat yang di terima tanpa melalui guru.
Penyebab gila ini adalah panas yang disebabkan oleh khadam penjaga ayat tersebut dari gulungan Jin
yang menggangunya.

Gila jenis ini sering terjadi kepada mereka yang menuntut sesuatu ilmu atau beramal dengan sesuatu
ilmu tanpa silsilah yang sahih, yaitu tanpa melalui guru, melakukan sesuatu yang bukan tuntunan
Rasulullah saw.

Gila Kena Rasuk / Gila akibat Sihir.

Kedua jenis gila di atas disebabkan Jin yang di suruh oleh tuannya atau Jin yang tidak bertuan. biasanya
mereka yang terkena jenis ini aggresif dan suka melawan manusia jika di ganggu atau mencoba untuk
mengobati. Cara Menghindari Gangguan Jin
Mohon Perlindungan kepada Allah Allah berfirman, “Dan jika setan mengganggumu dengan suatu
gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha
Mengetahui.” (QS. Al-A’raf:200). (Selain itu, Adi Bin Tsabit meriwayatkan dari Sulaiman bin Shard,
katanya, “Sungguh aku tahu ada kalimat sekiranya seseorang mengucapkannya, niscaya sirna sesuatu
yang menggelisahkannya. Jika seseorang mengucapkan Ta’awudz.)

Membaca Surat Al-Falaq dan Surat An-Nas Kedua surat tersebut memang memiliki pengaruh yang
dahsyat terhadap kejahatan dan gangguan setan. Diriwayatkan bahwa Rasulullah selalu membacanya
setiap malam saat akan tidur.

Membaca Ayat Kursi Mungkin anda ingat pada kisah yang diriwayatkan oleh Abu Hanifah saat beliau
menjaga tugas tempat penyimpanan zakat Ramadhan. Ada pencuri yang mencuri ke gudang tersebut tiga
malam beturut-turut. Pada malam pertama dan kedua, karena kasihan Abu Hurairah melepaskannya.
Tapi pada malam ketiga Abu Hurairah bersikeras tak akan melepaskannya walaupun si pencuri
memohon-mohon. Abu Hurairah berniat menghadapkan si pencuri pada Rasulullah. Tapi akhirnya Abu
Hurairah melepaskannya juga karena si pencuri mengajari Abu Hurairah ayat Kursi. Belakangan diketahui
bahwa si pencuri adalah setan yang menyamar. Khasiat Ayat Kursi memang luar biasa. Disebutkan, bila
ayat Kursi dibaca saat akan tidur, maka orang tersebut akan senantiasa dijaga oleh penjaga dari Allah dan
tak akan didekati setan sampai pagi.

Membaca Surat Al-Baqarah Rasulullah pernah bersabda, “Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah
kalian seperti kuburan. Sesungguhnya rumah yang didalamnya surat Al-Baqarah dibaca tidak dimasuki
setan.”

Membaca Akhir Surat Al-Baqarah Rasulullah pernah bersabda, “Sesungguhnya Allah menulis satu kitab
2000 tahun sebelum menciptakan mahluk. Dia menurunkan darinya dua ayat yang dijadikan-Nya sebagai
penutup surat Al-Baqarah. Tidaklah keduanya dibaca dalam suatu rumah tiga malam (berturut-turut)
lantas setan menetap disana.”

Membaca Tiga Ayat Pertama Surat Al-Mukmin dan Ayat Kursi Rasulullah bersabda, “Barangsiapa
membaca tiga ayat pertama surat Al-Mukmin dan ayat Kursi di pagi hari, niscaya dia dijaga dengannya
sampai sore. Dan barangsiapa membacanya disore hari, niscaya dia dijaga dengannya sampai pagi.”

Membaca bacaan berikut:

LAAILAAHAILLALLAAHU WAHDAHULAA SYARIIKALAH. LAHULMULKU WA LAHULHAMDU WAHUWA


‘ALAKULLI SYAIIN KODIIR. Bacaan tersebut dibaca 100 kali sehari, maka faedahnya adalah memerdekakan
10 budak, ditulis bagi pembacanya 100 kebaikan, dihapus darinya sepuluh keburukan, dan dia
mendapatkan penjagaan dari setan sehari itu sampai sore.

Wudhu dan Shalat Kedua hal tersebut merupakan perkara terbesar untuk membentengi diri dari setan,
terutama saat diliputi amarah dan syahwat. Maka bila seseorang sedang bergejolak kemarahannya,
berwudhulah dan shalatlah, maka kemarahan tersebut akan mereda.
Tidak Berlebihan dalam Pandangan, Bicara, Makan, dan Bergaul. Seringkali setan dapat menguasai
seorang manusia dari keempat pintu tersebut. Pandangan merupakan pangkal fitnah, berlebihan dalam
memandang dapat menimbulkan angan2, sibuk dengannya dan memikirkan cara untuk
mendapatkannya. Sedangkan, berlebihan dalam berbicara juga membuka semua pintu kejahatan bagi
setan. Pada sebuah Hadits diceritakan bahwa manusia bisa diseret ke dalam neraka hanya karena buah
ucapan mereka sendiri.

Berlebihan makan mendorong berbagai kejahatan. Perut kenyang memberikan kekuatan pada tubuh
untuk berbuat maksiat dan memberatkan untuk berbuat baik. Banyak sudah kemaksiatan yang
disebabkan perut terlalu kenyang, dan banyak pula ketaatan yang tidak bisa dikerjakan karena rasa malas
yang ditimbulkan perut yang kenyang. Terakhir, berlebihan dalam bergaul dapat menghilangkan nikmat
adan menebarkan permusuhan, rasa dengki, iri, dan berbagai penyakit hati lainnya.

Memperbanyak Dzikir pada Allah SWT Nabi telah menyampaikan lewat Hadits bahwwa seorang hamba
hanya bisa menjaga hatinya dari godaan setan dengan berdzikir pada Allah. Jika seorang hamba
mengingat Allah, maka setan akan menjauh dan begitu pula sebaliknya.

Akhirul kalam saya ingin menyampaika sebuah pesan

“JANGAN MUDAH TERPERDAYA DENGAN TIPU MUSLIHAT INDAH YANG SELALU DITUNJUKKAN OLEH
BANGSA JIN YANG SESAT…MESKI ADA JIN YANG BERIMAN BERAGAMA ISLAM TAPI JUMLAHNYA
SUNGGUH SANGAT SEDIKIT… BAHKAN LEBIH BANYAK YANG MENGAKU BERAGAMA ISLAM,
MEYAMPAIKAN KEBENARAN DI AWAL TAPI SECARA PERLAHAN AKAN MENYERET KITA KE ARAH
KEMURTADAN

Wallahu alam bi sawab

‫ت الششياطيبن‬ ‫ب أوقعوُقذ بب و‬
‫ك بملن هوومزَا ب‬ ‫و وو ققلل ور ب‬

‫ب أولن يولح ق‬
‫ضقروبن‬ ‫و وو أوقعوُقذ بب و‬
‫ك ور ب‬

Ya Tuhanku, hamba berlindung kepada Engkau dari bisikan rayuan syaitan

Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku

Alam Jin Dan Setan

Kapankah Jin Diciptakan Allah

Kapankah Jin Diciptakan Allah?

Lebih dahulu manakah dia diciptakan dibandingkan dengan Adam, Iblis, dan Malaikat?

Dalam surah Al-Hijr [15] ayat 26-27 diterangkan bahwa Allah menciptakan jin lebih dahulu dibandingkan
dengan manusia. Sesungguhnya, Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang
berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan, Kami telah menciptakan jin sebelum Adam dari api
yang sangat panas.” (QS Al-Hijr [15]: 26-27).

Dalam Ensiklopedi Islam disebutkan bahwa penciptaan jin lebih awal dari manusia, namun Alquran tidak
menjelaskan berapa jarak antara penciptaan kedua makhluk tersebut. Adapun jin yang pertama kali
diciptakan adalah al-jan, bapak para jin. Ia kemudian berkembang biak sebagaimana Adam yang
merupakan manusia pertama yang diciptakan dari tanah kemudian berkembang biak. Demikian
disebutkan dalam Ensiklopedi Islam.

Pena Sementara itu, menurut Syekh Mun’im, Adam bukanlah makhluk pertama yang diciptakan oleh
Allah. Pendapat senada juga terdapat dalam buku Al-Jamharah karya Abu Darid, At-Tahzib karya Al-
Azhari, Diwan al-Adab karya al-Farabi, Mu'jam Maqayis al-Lughah karya Ibnu Faris, Lisanu al-Arab karya
Ibnu al-Manzhur Al-Ifriqi, lalu As-Shahhah karya Al-Jauhari, dan Al-Mukhtar karya Ar-Razi.

Adapun makhluk pertama yang diciptakan Allah adalah pena. Pendapat ini telah di-tarjih dan dikuatkan
oleh Ibnu Jarir dan Nashiruddin al-Albani RA. Setelah Allah menciptakan qalam, kemudian dilanjutkan
dengan penciptaan tinta (dawat). Selanjutnya, Allah menciptakan air, kemudian arasy (singgasana), kursi,
lauh al-mahfuzh, langit dan bumi (semesta), malaikat, surga, neraka, jin dan iblis (setan), serta Adam AS.

Dari Ubadah bin As-Shamit, ia berkata, Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Awal makhluk yang
Allah SWT ciptakan adalah pena, lalu Dia berkata kepada pena, ‘Tulislah.’ Pena berkata, ‘Apa yang aku
tulis?’ Allah berkata, ‘Tulislah apa yang akan terjadi dan apa yang telah terjadi hingga hari Kiamat.”

Imam Ahmad RA meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda, Makhluk yang pertama kali Allah ciptakan
adalah pena, lalu Dia berkata kepada pena tersebut, ‘Tulislah.’ Karenanya, pada saat itu berlakulah segala
apa yang ditetapkan hingga hari akhir.” (Lihat Musnad Ahmad RA).

Alam Jin Dan Setan

Nama-Nama Jin Dalam Bahasa Arab

Nama-Nama Jin Dalam Bahasa Arab

Ibnu Abd Albarr mengatakan : menurut para ahli ilmu kalam dan bahasa, Jin itu ada lima macam sebutan
:

1) Bila mereka menyebutkan Jin itu secara murni, maka mereka kataka Jinni

2) Bila yang mereka maksudkan Jin yang tinggal bersama manusia, maka mereka katakan ‘Amir, Jamaknya
‘Imar.

3) Jika Jin itu yang tampak pada anak-anak kecil, Maka mereka katakan Arwah.

4) Jika ia jahat dan mengganggu, maka mereka kataka Syaitan.


5) Jika ia lebih dari itu dan kuat urusannya, maka mereka kataka ‘ifrit.

Kelompok-Kelompok Jin

Mengenai kelompok Jin Rasulullah Saw. Bersabda :

“ Jin ada tiga kelompok : satu kelompok terbang melayang di udara. Satu kelompok lagi berupa ular dan
anjing. Dan satu kelompok lagi diam dilumpur dan berjalan.” ( HR. Ath-Thabrani, Al-Hakim dan Al-Baihaqi
dengan Isnad yang shahih, Shahih al-jami’: 3/85 ) Tiada Posisis Untuk Mendustaka Posisi Alam Jin Sedikit
dari manusia yang mengingkari existensi Jin secara meyeluruh. Dan sebagian orang-orang musyrik
mengakui bahwa yang dimaksud dengan jin ialah arwah kawakib ( Arwah anak-anak menjelang dewasa
atau pemimpin ). Ini disebutkan dalam buku Majmu’ al-Fatawa : 24/280.

Namun segolongan para pilosof beranggapan bahwa yang dimaksud dengan Jin adalah potensi-potensi
keburukan dan kekuatan-kekuatan jahatyang ada dalam jiwa manusia. Seperti halnya yang dimaksud
dengan malaikatialah potensi-potensi kebaikan yang ada dalam jiwa manusia. Ini juga disebutkan dalam
Majmu’ al-Fatawa : 4/346. Dan segolngan orang yang suka membuat-buat hal yang baru beranggapan
bahwa yang dimaksud dengan jin adalah kuman-kuman yang terungkap oleh science modern.

Dan Dr. Muhammad Al-Bahi berpendapat dalam menafsirkan surat al-jin, bahwa yang dimaksud dengan
jin ialah malaikat. Menurutnya, jin dan malaikat itu satu alam, tiada perbedaan antara keduanya. Yang
dijadikandalil ialah karena malaikat itu tertutup atau tersembunyi dari manusia. Hanya saja al-Bahi
memasukan dalam kategori jin orang yang samar dari alam manusia. Samar keimanannya kekufurannya.
Remang-remang kebaikannya dan keburukannya. ( Tafsir Surah Al-Jin Ayat 8 )

Alam Jin Dan Setan

Golongn-golongan jin

5 macam golongan jin

1.AL-JAN2.AL-A’MIR3.AL-IFRIT4.AL-ARWAH5.AS-SYAITON adalah golongan dari nama nama Golongan


Dalam sebuah kitab yang menerangkan tentang jin, dijelaskan ada 5 macam golongan jin, yaitu :

5 macam golongan jin

1.AL-JAN

Jenis yang pertama ini adalah pengertian jin secara umum, yaitu jenis jin yang berpotensi seperti
layaknya manusia. Jin ada yang berkelamin jantan adapula yang betina, ada jin yang muslim adapula
yang non muslim, jin juga membutuhkan makan,minum, tidur, bersenggama dan sebagainya. Walhasil jin
pada kategori JAN tidak bedanya dengan manusia pada kategori al-insan.

2.AL-A’MIR
Acapkali disuatu tempat, dikamar mandi, dirumah atau dimanapun ada suara atau bunyian yang
menirukan perbuatan manusia. Seperti halnya ada suara orang wudhu atau orang mandi, padahal
dikamar mandi tersebut tidak ada siapa-siapa. Hal ini boleh jadi adalah perbuatan jin pada kategori AL-
A’MIR. Maka tidak jarang orang menyebutnya sebagai setan tek-tek. Karena memang jenis jin ini suka
meniru-nirukan perbuatan atau kebiasaan manusia, dengan maksud menakut-nakuti.

Al-A’mir juga terkadang mengikuti orang yang sedang membaca , bernyanyi dan sebagainya atau
mengikuti orang yang sedang shalat dibelakangnya. Meskipun demikian kita tidaklah usah takut, karena
boleh jadi dia tidaklah jahat, hanya karena ingin menjadi mak’mum atau ingin belajar membaca atau
menyanyi.

3.AL-IFRIT

Ifrit adalah jenis jin yang berpotensi sebagai pembantu ataupun khodam bagi manusia. Dalam hal ini ada
ifrit yang muslim dan baik, yang tentunya bisa menjadi khodam pada manusia-manusia yang muslim dan
baik pula. Adapula ifrit yang berprilaku jahat dan kafir yang dimanfaatkan oleh para tukang sihir dan
dukun, seperti ifrit-ifrit yang bekerjasama dengan pesihir terkemuka luar negeri pada segitiga Bermuda “
David Caverfil”.

4.AL-ARWAH

Jenis jin yang keempat inilah yang sering dan biasa menggoda manusia, terkadang al-arwah menjelma
dirinya sebagai orang tua kita yang telah meninggal atau sebagai dedemit dan sebagainya. Sehingga
dapat mengelabuhi sebagaian masyarakat kita dan menakut-nakuti mereka yang memang
mempercayainya. Sebenarnya jenis jin al-arwah ini termasuk golongan jin yang sangat kuat dan sangat
nakal. Disebutkan paling kuat karena mereka dapat menjelma dirinya menjadi apa saja dengan
mengerahkan kekuatan ilmu yang dimilikinya dan disebut nakal karena sering menggoda dan menakut-
nakuti manusia.

Jika diibaratkan manusia, maka jenis jin dari golongan Al-arwah semacam preman yang sukausil terhadap
masyarakat setempat dan terutama kepada perempuan-perempuan yang lewat dijalanan.

5.AS-SYAITON

Berbeda dengan al-arwah, as-syaiton adalah jenis jin yang selalu menggoda manusia dari segi keimanan,
kerohanian dan kejiwaan.

As-syaiton sangat berbahaya dibanding jenis jin lainnya, karena as-syaiton dalam merasuk kedalam hati
manusia untuk membisikan kekafiran, keingkaran dan kejahatan. Dalam surat an-naas dijelaskan
bahwasanya bukan hanya jin jahat dan ingkar yang termasuk dalam golongan as-syaiton, manusia yang
yang berprilaku dzolim termasuk dalam kategori ini.

Alam Jin Dan Setan


Keberadaan Jin dan Syetan Menurut al-Qur’an

Keberadaan Jin dan Syetan Menurut al-Qur’an

Dari zaman dahulu sampai sekarang, dari dunia barat sampai ke timur, hampir semua lapisan budaya
manusia menyatakan adanya sosok jin. Bahkan dalam film sering dimunculkan karakter jin yang
berdampingan dengan manusia. Selain itu, berbagai macan gangguan kasat mata dan tidak masuk akal
pun juga disebabkan oleh jin. Lalu siapakah sosok jin ini sebenarnya?

Firman Alloh SWT dalam al-Qur’an menyatakan bahwa sosok jin ini memang ada. Hal ini dinyatakan
dalam surat al-Jin. Pada surat tersebut dijelaskan tentang jin. Jin sebagai makhluk halus telah mendengar
pembacaan al-Qur’an dan mereka mengikuti ajaran al-Qur’an tersebut. Jin ada yang mukmin, ada pula
yang kafir. Alloh SWT memberi janji kepada jin dan kepada manusia untuk melimpahkan rizkinya kalau
mereka mengikuti jalan yang lurus sesuai perintah Alloh.

Secara bahasa dan etimologi, kata jin berasal dari kata janna yang berarti bersembunyi atau tidak terlihat
oleh panca indera kita. Dalam surat al-A’raf ayat 27, Alloh menerangkan:

Artinya: “Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak
bisa melihat mereka.” (QS. Al-A’raf: 27) Penjelasan mengenai jin diterangkan dalam al-Qur’an di
beberapa surat. Dalam al-Qur’an surat al-Hijr ayat 27 dijelaskan:

Artinya: “Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” (QS. Al-Hijr: 27)
Dan dalam surat ar-Rahman ayat 15 menerangkan:

Artinya: “dan Dia menciptakan jin dari nyala api.” (QS. Ar-Rahman: 15)

Tidak berbeda dengan manusia, jin juga memiliki keluarga dan keturunan. Jin juga ditugaskan oleh sang
pencipta, Alloh SWT, untuk beriman dan menyembah kepada-Nya. Oleh karena itu, bangsa jin ada yang
muslim dan ada pula jin yang kafir yang tidak patuh akan perintah Alloh SWT. Dalam al-Qur’an, Alloh
senantiasa memberi peringatan kepada umat manusia agar hanya menyembah kepada Alloh dan tidak
mengikuti perintah jin dan syetan yang kafir. Perintah beriman dan beribadah kepada Alloh tidak hanya
diperuntukkan bagi umat manusia, namun juga kepada bangsa jin, sebagai mana dalam surat adz-Dzariat
ayat 56:

Artinya:

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Adz-
Dzariyat: 56) Ketundukan jin kepada Alloh dan rasulnya diabadikan dalam surat al-Jin:

Artinya:

”Katakanlah (hai Muhammad): "Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya: telah mendengarkan


sekumpulan jin (akan Al-Qur'an), lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al-
Qur'an yang mena'jubkan, (yang) memberi petunjuk kapada jalan yang benar, lalu kami beriman
kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seseorangpun dengan Tuhan kami,” (QS.
Al-Jin: 1-2) Turunnya ayat ini berkaitan dengan peristiwa saat Rasulullah SAW sedang melaksanakan
sholat shubuh berjamaah dengan para sahabatnya di Lembah Nakhl, kemudian rasul membaca Surat ar-
Rahman, di antaranya berbunyi, Artinya:

”Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?". Segerombolan jin yaitu jin Nasibin dari
negeri Yaman yang menurut riwayat ada tujuh atau sembilan jin sedang mengadakan perjalanan ke
Tihamah, berhenti karena takjub lalu mendengarkan bacaan Rasulullah itu. Setelah mendengar surat ar-
Rahman inilah bangsa Jin tersebut menyatakan berbai’at kepada Rasulullah. Seperti yang diabadikan
dalam Surat al-Ahqaf ayat 29: Artinya:

“Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al-Qur'an, maka
tatkala mereka menghadiri pembacaan (nya) lalu mereka berkata: "Diamlah kamu (untuk
mendengarkannya)". Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi
peringatan.” (QS. Al-Ahqaaf: 29) Peristiwa itu terjadi di sebuah mesjid yang berada di kampung Ma’la, tak
jauh dari pekuburan kaum muslim di kota Mekah. Mesjid ini menjadi monument terpenting dialog antara
Rasulullah dengan Jin. Menurut sebagian ulama, tidak ada jin yang diutus menjadi Nabi dan Rasul. Oleh
karena itu, nabi dan rasul hanya berasal dari golongan manusia dan berkewajiban menyampaikan
dakwahnya tidak hanya kepada bangsa manusia, tetapi juga kepada bangsa jin.

Bangsa jin bisa di perintah oleh manusia seperti yang terjadi pada zaman Nabi Sulaiman As. Bangsa Jin
tunduk kepada Nabi Sulaiman dan melakukan apa saja yang diperintahkannya, seperti membuat gedung-
gedung yang tinggi, membuat piring-piring yang besar seperti kolam, juga memindahkan istana Ratu
Bilqis dalam sekejap ke Istana Nabi Sulaiman seperti dikisahkan dalam al-Qur’an. Anugerah menguasai
jin ini juga dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW. Namun ada juga manusia yang sengaja memperalat jin
untuk tujuan kejahatan seperti membunuh atau mengguna-guna. Inilah perbuatan syirik yang
sebenarnya merupakan tipuan dari syetan.

Lalu siapakah syetan itu? Kata syetan berasal dari kata “syaithona” yang berarti jauh dari kebenaran.
Dalam al-Qur’an Alloh SWT berfirman:

Artinya:

"Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia
dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan
yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak
mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan." (QS. al-An’am: 112)

Dari beberapa penafsiran ahli sunnah wal jamaah, kata syetan dalam arti surat ini bisa dikatakan menjadi
sifat yang mengganggu dan menjerumuskan seorang muslim ke dalam lubang dosa. Menurut tafsir Ibnu
Jarir, yang disebut syetan ini adalah golongan manusia dan jin yang mendurhakai Alloh SWT. Tafsiran lain
dari Ibnu Katsir menyatakan bahwa syetan adalah segala tabiat buruk yang keluar dari jenis manusia dan
jin. Bila melihat dari kesimpulan para ulama besar bisa dikatakan bahwa syetan itu adalah segala sesuatu
yang menjerumuskan kita ke dalam kekufuran yang berupa manusia dan jin yang menghasut seorang
muslim untuk meninggalkan akidahnya. Syetan merupakan makhluk Alloh yang diturunkan kepada para
pendusta dan pada orang-orang yang sesat. Alloh memerintahkan kepada orang-orang yang beriman
agar tidak mengikuti langkah-langkah syetan yang keji dan munkar. Dalam Surat Fathir ayat 6 Alloh
berfirman:

Artinya:

"Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya
syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-
nyala." (QS. Faathir: 6). Syetan adalah musuh manusia yang mendedikasikan seluruh hidupnya untuk
menyesatkan manusia dari jalan yang benar. Syetan bisa berasal dari golongan jin atau manusia. Inilah
rahasia yang diajarkan oleh Rasulullah untuk mengalahkan kekuatan syetan. Syetan akan mudah
menggoda tatkala kita lupa dan lalai mengingat Alloh. Dalam keadaan apapun, pada saat makan, tidur,
berpakaian, maupun aktifitas lainnya.

Rasulullah bersabda, apabila salah satu dari kalian memasuki rumahnya dan menyebut nama Alloh ketika
masuk dan saat makan, maka syetan akan berkata kepada sobat-sobatnya “kita tidak punya tempat tidur
dan tidak bisa makan malam ini”. Sedangkan apabila ia masuk dan tidak menyebut nama Alloh ketika
masuk, maka syetan berkata, “malam ini kita punya tempat tidur”. Dan apabila tidak menyebut nama
Alloh ketika makan, syetan berkata, “kita bisa makan malam ini”.

Dalam sbuah riwayat lain, Iblis pernah diperintah Alloh untuk menghadap Rasulullah dan membuka
sejumlah rahasia penting untuk menggoda umat manusia. Inilah beberapa rahasia Iblis.

Iblis berkata pada Rasulullah: “Jika seorang muslim pergi buang air besar serta tidak membaca do’a
pelindung syetan maka aku gosokkan najisnya sendiri ke badannya tanpa dia sadari”. Iblis pun kembali
berkata: “Jika umatmu hendak bersetubuh dengan istrinya, lalu membaca do’a perlindungan syetan,
maka larilah aku dari mereka. Jika tidak, aku akan bersetubuh dulu dengan istrinya, dan bercampurlah
benihku dengan benihnya. Jika menjadi anak, maka anak itu akan gemar kepada pekerjaan maksiat dan
malas kepada kebaikan.

Ini semua karena kealfaan ibu bapaknya sendiri.” Inilah godaan syetan yang tak akan pernah berhenti
hingga umat manusia terjerumus dalam kesesatan. Hanya orang yang beriman dan berdzikir kepada
Alloh yang bisa tahan terhadap godaan syetan.

Alam Jin Dan Setan

Pengertian Setan Menurut Al Quran

Pengertian Setan Menurut Al Quran

Mendengar kata Setan tentulah kita akan terbayang sesosok mahluk yang menyeramkan dengan warna
merah bertanduk dan berasal dari dimensi lain dunia ini. Pada waktu penulis masih kecil dulu
ditanamkan pengertian bahwa Setan adalah sesosok mahluk halus yang mempunyai sifat berlawanan
dengan Malaikat. Jadi dari golongan Setan adalah mahluk durhaka yang selalu membangkang kepada
perintah Allah, karena berlawanan dengan Malaikat yang selalu patuh dan tunduk denga perintah Allah,
dan terus membujuk umat manusia kejalan kesesatan.

Tapi dalam bahasa Al Quran penhgertian Setan bisa diuraikan sbb:

“Setan” dapat dijelaskan berdasarkan akar kata :

Syathana Syaatha.

Arti Setan (Syaitan), apabila berdasarkan kata Syathahun, menurut kaidah bahasa Arab dikatakan bahwa
artinya ialah : menjadi jauh. Contoh : Syathanad-daara artinya : rumah itu jauh, Asy-syathanu : alhabluth-
thawiil yaitu : tali yang panjang, Sythanu sahibahu, khaalafahu‟an niyyatihi wa-wajhihii. Artinya : Dia
adalah wujud yang jauh dari kebenaran dan membuat pula orang lain menjauh serta berpikir tentang
kejahatan (Aqrab).

Tetapi apabila arti Setan itu diambil dari kata Syaatha, maka artinya ialah : Dia “terbakar atau menyala”
karena nafsu/emosi yang berlebih-lebihan. Contoh : Syaatha asy-syaiu, ihtiraqaa, atau Istasyaatha
ghadaban idzaa ihtadda fii qhadabihii waltahaba. Yaitu : Dia “terbakar “ karena rasa marahnya yang luar
biasa hingga menyala-nyala. Contoh : Syaatha fulanun, halaka. Artinya si fulan telah hancur.

Di dalam Al Quran sebutan Setan pertama kali terdapat dalam Surah Al Baqarah ayat 14 yang berbunyi :

Bila mereka berjumpa dengan orang-orang beriman, mereka mengatakan : “Kami telah beriman”. Dan
bila mereka kembali kepada Syitan-syaitan mereka, mereka mengatakan : “Sesungguhnya kami
sependirian dengan kamu…

Dalam ayat ini dikatakan yayaathinihim (syaitan-syaitan), kata jamak dari Syaithaan (Setan). Kata “Bila
mereka kembali kepada syitan-syaitan mereka” jelas menunjukan kembali kepada pemimpin=-pemimpin
mereka yang berjiwa ihtiraqa, yang istisyaatha ghadaban….waltahaba, yaitu mereka yang karena sangat
benci dan memusuhui Rasulullah s.a.w. dan kaum muslimin, merasa panas dan menyala karena marah
dan sikap antipatinya. Siapa mereka, jelas adalah orang-orang kafir dan kaum munafik, mereka yang
sudah dikenal dalam sejarah. Kaum munafik itu yang bila berada di tengah kaum muslimin mengatakan
“Kami telah beriman” tetapi bila kepada kaum kafir dan munafik mereka itu mengatakan “Sesungguhnya
kami sependirian dengan kamu”, seperti tercantum dalam ayat. Al Quran menegaskan lebih jelas lagi
bahwa kaum kafir itu akan mengatakan : Rabanaa innaa atha‟ana sadaatanaa wa-kubaraa-inna fa-
adhalluunas-sabiil”, bahwa : “Mereka berkata , Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mentaati
pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami lalu mereka menyesatkan kami”….(Al Ahzab : 67)

Jadi dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa setan adalah:

Manusia yang pada dasar tabi‟atnya selalu bergejolak yang berpikiran dan bertabi‟at keras serta
bereaksi tajam, setajam jilatan dan panasnya api adalah gambaran tentang manusia yang menggoda
sesamanya kepada segala hal yang buruk dan jelek.
Gambaran tentang tanah dan api adalah gambaran perbedaab antara Adam a.s, serta manusia yang siap
menerima ajakan dan ajarannya, dengan manusia yang bertabiat api, yang langsung menolak dan
membangkang. Pengertian ini dikemukakan dalam Al Quran dengan kata-kata kiasan yang perlu dikaji
dan ditafsirkan. Seperti sebuah ayat Al Quran yang mengatakan : Khuliqal insaanu min „ajal. Bahwa
manusia itu diciptakan dengan tergesa-gesa. (Al Anbiya : 37). “Tergesa-gesa” disini tentulah bukan
berarti diciptakan secara tergesa-gesa, melainkan bertabi‟at tergesa-gesa.

Alam Jin Dan Setan

Makanan dan minuman jin

Perlu diketahui bahwa jin -termasuk pula setan- melakukan aktivitas makan dan minum. Beberapa dalil
membuktikan hal ini.

Dalam Shahih Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

» ‫ فووقاول‬. ‫ فووقاول أوونا أوقبوُ هقورليورةو‬. « ‫ فوبولينووما هقووُ يولتبوقعهق ببوها فووقاول » وملن هووذا‬، ‫ضوُئببه وووحاوجتببه‬
‫أونشهق وكاون يولحبمقل وموع النشبببى – صلى ا عليه وسلم – إبوداووةة لبووُ ق‬
‫ وحشتى‬، ‫ت‬ ‫ت إبولى وجلنبببه ثقشم الن و‬
‫صورلف ق‬ ‫ضلع ق‬‫ف ثولوُببى وحشتى وو و‬ ‫ فوأ وتوليتقهق ببأ ولحوجامر أولحبملقوها بفى طوور ب‬. « ‫ظمم وولو ببورلوثومة‬‫ وولو توألتببنى ببوع ل‬، ‫ض ببوها‬ ‫الببغبنى أولحوجاةرا أولستولنفب ل‬
‫او‬‫ت ش‬ ‫ فوودوعلوُ ق‬، ‫ فووسأ وقلوُبنى الشزَاود‬، ‫صيببيون وونبلعوم اللبجنن‬
‫ ووإبنشهق أووتابنى وولفقد بجبن نو ب‬، ‫طوعابم اللبجبن‬ ‫ظبم ووالشرلوثوبة وقاول » هقوما بملن و‬ ‫ت وما وباقل اللوع ل‬‫ فوققلل ق‬، ‫ت‬
‫إبوذا فووروغ وموشلي ق‬
‫طوعاةما‬ ‫ش‬ ‫ل‬ ‫و‬
‫لوهقلم ألن لو يوقمنروا ببوعظمم وولو ببورلوثومة إبل وووجقدوا وعلوليوها و‬

Bahwasanya ia pernah membawakan pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam wadah berisi air wudhu dan
hajat beliau. Ketika ia membawanya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Siapa ini?” “Saya, Abu
Hurairah”, jawabnya. Beliau pun berkata, “Carilah beberapa buah batu untuk kugunakan bersuci. Dan
jangan bawakan padaku tulang dan kotoran (telek).” Abu Hurairah berkata, “Kemudian aku mendatangi
beliau dengan membawa beberapa buah batu dengan ujung bajuku. Hingga aku meletakkannya di
samping beliau dan aku berlalu pergi. Ketika beliau selesai buang hajat, aku pun berjalan menghampiri
beliau dan bertanya, “Ada apa dengan tulang dan kotoran?” Beliau bersabda, “Tulang dan kotoran
merupakan makanan jin. Keduanya termasuk makanan jin. Aku pernah didatangi rombongan utusan jin
dari Nashibin dan mereka adalah sebaik-baik jin. Mereka meminta bekal kepadaku. Lalu aku berdoa
kepada Allah untuk mereka agar tidaklah mereka melewati tulang dan kotoran melainkan mereka
mendapatkannya sebagai makanan”. (HR. Bukhari no. 3860)

Begitu pula dalam hadits lainnya, dari ‘Abdullah bin Mas’ud disebutkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,

‫ظابم فوإ بنشهق وزاقد إبلخووُانبقكلم بمون اللبجبن‬


‫ث وولو بباللبع و‬
‫لو تولستولنقجوُا ببالشرلو ب‬

“Janganlah kalian beristinja’ (membersihkan kotoran pada dubur) dengan kotoran dan jangan pula
dengan tulang karena keduanya merupakan bekal bagi saudara kalian dari kalangan jin.” (HR. Tirmidzi no.
18. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Juga diceritakan dalam hadits lainnya bahwa setan makan dengan tangan kiri. Sedangkan kita
diperintahkan menyelisihi setan dalam hal tersebut.

Dalam Shahih Muslim, dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫طاون يوألقكقل بببشومالببه وويولشور ق‬


‫ب بببشومالببه‬ ‫إبوذا أووكول أووحقدقكلم فولليوألقكلل ببيوبمينببه ووإبوذا وشبر و‬
‫ب فولليولشور ل‬
‫ب ببيوبمينببه فوإ بشن الششلي و‬

“Jika salah seorang di antara kalian makan, makanlah dengan tangan kanannya. Ketika minum, minumlah
dengan tangan kanan. Karena setan itu makan dan minum dengan tangan kirinya.” (HR. Muslim no.
2020).

Dalil lainnya juga menunjukkan setan itu makan dan minum yaitu dari hadits Jabir bin ‘Abdillah, ia
mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫طاقن‬ ‫ ووإبوذا ودوخول فولولم يولذقكبر ش‬.‫ت لوقكلم وولو وعوشاوء‬


‫او بعلنود قدقخوُلببه وقاول الششلي و‬ ‫طوعابمبه وقاول الششلي و‬
‫طاقن لو ومببي و‬ ‫إبوذا ودوخول الشرقجقل بوليتوهق فووذوكور ش‬
‫او بعلنود قدقخوُلببه ووبعلنود و‬
‫ل‬
‫ت ووالوعوشاوء‬ ‫ل‬ ‫ق‬ ‫ل‬ ‫و‬ ‫و‬ ‫ل‬ ‫ش‬ ‫ق‬ ‫ل‬ ‫و‬
‫ ووإبذا للم يوذكبر او بعنود طوعابمبه وقاول ألدوركتقم الومببي و‬.‫ت‬‫و‬ ‫ل‬ ‫ق‬ ‫ل‬
‫ألدوركتقم الومببي و‬‫و‬

“Jika salah seorang di antara kalian memasuki rumahnya, lalu ia berdzikir pada Allah ketika memasukinya
dan ketika hendak makan, maka setan pun berkata (pada teman-temannya), “Sungguh kalian tidak
mendapat tempat bermalam dan tidak mendapat makan malam.” Namun ketika seseorang memasuki
rumah dan tidak berdzikir pada Allah, setan pun berkata (pada teman-temannya), “Akhirnya, kalian
mendapatkan tempat bermalam.” Jika ia tidak menyebut nama Allah ketika makan, setan pun berucap
(pada teman-temannya), “Kalian akhirnya mendapat tempat bermalam dan makan malam.” (HR. Muslim
no. 2018).

Sebagaimana manusia terlarang memakan daging yang disembelih tanpa menyebut nama Allah. Maka
sama halnya dengan jin beriman, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan pada mereka
makanan berupa tulang yang disebut nama Allah. Jin beriman tidak boleh meninggalkan penyebutan
‘bismillah’. Sedangkan setan jadi menghalalkan makanan yang tidak disebut nama Allah. Oleh karena itu,
sebagian ulama berdalil bahwa bangkai merupakan makanan setan karena bangkai itu berasal dari
hewan yang disembelih tanpa disebutkan bismillah.

Begitu pula sebagian ulama seperti Ibnul Qayyim berdalil bahwa minuman yang memabukkan adalah
minumannya setan. Di antara yang dijadikan dalil adalah ayat,

ْ‫ب وواللولزولقم برلج س‬


‫س بملن وعومبل الششلي و‬
‫طابن‬ ‫ويا أونيوها الشبذيون آوومقنوُا إبنشوما اللوخلمقر وواللومليبسقر وواللولن و‬
‫صا ق‬

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala,
mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan
itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Al Maidah: 90). Karena yang meminum khomr adalah wali
setan dan atas perintahnya. Mereka sama dengan setan dalam amalan tersebut. Jadi, peminum khomr
pantas mendapatkan dosa dan siksa.

Hanya Allah yang memberi taufik.


Alam Jin Dan Setan

Beginilah Cara Iblis Berkembang Biak

Beginilah Cara Iblis Berkembang Biak

Banyak sekali web-web atau situs-situs yang memaparkan nama-nama iblis serta syetan yang sebagian
diambil dari hadits-hadits yang Dhoif(lemah) dan sebagian diambil dari perkataan Ulama tanpa dalil.
Syetan dan Jin adalah perkara Ghaib, dan perkara Gahib tidaklah boleh kita percayai dan yakini kecuali
yang datang dari Perkataan Allah (ALQur’an) dan perkataan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam(Sunnah).

Adapun perkataan manusia, seperti dukun, kita tidak boleh mempercayainya!! karena Allah Subhaanahu
Wa Ta’ala berfirman :

Cara Iblis Berkembang Biak

‫ض اللوغلي و‬
‫ب إبشل ش‬
‫اق‬ ‫ت وواللولر ب‬
‫ققلل ول يولعلوقم وملن بفيِ الشسوماووا ب‬

“Katakan(wahai Muhammad) tidak ada yang mengetahui perkara ghaib dilangit dan dibumi kecuali
Allah”.(AnNaml:65) Asal mula syetan-syetan dari satu nenek moyang yaitu Iblis.

Berkata Imam Nawawi Rahimahullah

‫ وأما ابليس فإن ا تعالى خلق له فيِ فخذه اليمنى ذكراة‬،‫ فيتوُالدون من ذلك‬،‫ إن الشياطين فيهم الذكوُر والناث‬: ‫ وقيل‬. ‫إبليس كنيته أبوُ مرة‬
‫ يخرج من كل بيضة سبعوُن شيطانا ة وشيطانة‬،‫وفيِ اليسرى فرجا ة فهوُ ينكح هذا بهذا فيخرج له كل يوُم عشر بيضات‬،

“ Iblis (Kunyah) julukannya adalah Abu Murroh, maka jika dikatakan bahwa syetan-syetan ada yang laki-
laki dan perempuan dan beranak pinak dari seorang Iblis,

Adapun Iblis maka sesungguhnya Allah Ta’ala menciptakan paha kanan iblis kemaluan laki-laki dan pada
pada paha kirinya kemaluan permpuan maka iblis menikah dengan ini dengan yang ini(paha kanan
dengan paha kiri) maka keluar darinya (Farj/ paha kiri) syetan) darinya, Iblis setiap harinya sepuluh telur,
dan keluar pada setiap telurnya 70 syetan laki-laki dan perempuan.

Nama lain Iblis adalah Azaazil

Diriwayatkan oleh AlBaihaqi dalam Syu’abulIman(158) dan Ibnu Abi Hatim dalam tafsirnya(Jaz 2/88) dari
Ibnu Abbas, Bahwasannya rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
‫ ثم أبلس بعد‬، ‫ وكان من أشرف الملئكة من ذوي الجنحة الربعة‬، ‫كان إبليس اسمه عزَازيل‬

“Dahulu Iblis namanya adalah ‘azaazil, dia termaksud dari malaikat-malaikat yang paling mulia yang
memiliki empat sayap, kemudian dia durhaka setelah itu.”

Berkata imam AsSyuyuti didalam kitabnya “AlItqon fi ‘Ulumil Qur’an (1/399):

‫وفيه – أي القرآن – من أسماء الجن أبوُهم إبليس وكان اسمه أول عزَازيل أخرجه ابن أبيِ حاتم وغيره عن ابن عباس‬

“Didalam AlQur’an terdapat nama-nama jin dan bapak mereka Iblis dan adapun namanya yang pertama
adalah ‘Azazil di riwayatkan oleh Ibnu abu Hatim dari Ibnu Abbas

Berkata Ibnu hajar dalam Fathul Bari(10/53)

‫ومن أسمائه الحارث والحكم وكنيته أبوُ مرة‬

“dari nama-nama iblis adalah Harits dan Hikam dan Kunyahnya adalah Abu Murroh.”

‫ وأقبحها حرب ومرة‬، ‫ وأصدقها حارث وهمام‬، ‫أحب السماء إلى ا عبد ا وعبد الرحمن‬

Akan tetapi nama Haris untuk syetan tidaklah benar karena ada hadits shahih, bahwa rasulullah saw
bersabda : Nama yang palaing disukai oleha Allah adalah Abdullah dan Abdurrahman dan nama yang
paling Shadiq(jujur) adalah Harits dan Himam dan nam yang paling burk adalah Murroh dan Harb dan
Murroh.(HR.Abu Daud/4950 dan Bukhori didalam Adab Mufrod 814 dan sanadnya shahih.

Dan disana terdapat riwayat-riwayat lain tentang nama-nama syetan dan keturunannya yang Insya Allah
riwayatnya lebih kuat diantara riwayat-riwayat tentang nama-nama syetan yang lain. Diantaranya :

1- Wiswas atau dzulwaswas. Ini adalah nama dari nama-nama syetan berdasarkan pendapat Jumhur ahli
tafsir dari kalangan shabat dan tabi’in seperti Ibnu Abbas, Mujahid, Muqotil dan Qotadah ketika
menafsirkan Surat anNaas, ayat 4.

{ ‫} بمن وشبر الوُسوُاس‬

2- Azabb bin Azyab Berdasarkan Hadits riwayat Ahmad dari ka’ab bin malik, berkata, Ketika kami berbaiat
kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Syetan berteriak dari puncak bukit dengan suara yang
sangat jauh yang aku sama sekali belum mendengarnya….maka rasululllah bersabda,

‫ أتسمع أي عدو ا‬، ‫هذا أزب العقبة هذا ابن أزيب‬

“ini adalah Azabb al’Aqobah, ini adalah ibnu Azyab, apak engkau mendengar wahai musuh Allah?…..
(Musnad Ahmad, 31/432) dan menshahihkannya AlArnaauth didalam Tahqiqnya terhadap kitab Zaadul
Ma’aad.

3- Honzab Diriwayatkan dalam Shahih muslim (4083), Bahwasanya ‘Utsman bin Abi al’Ash mendatangi
nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka dia berkata, “Wahai rasulullah sesungguhnya Syatan telah
menghalang antara aku dan shalatku dan bacaanku dia mengacaukannya!” maka rasulullah saw
bersabda,

‫ب فوإ بوذا أولحوسلستوهق فوتووعشوُلذ بباشلب بملنهق ووالتفبلل وعولى يووسابر و‬


“‫ك ثوولةثا‬ ْ‫طاسْن يقوقاقل لوهق وخلنوزَ س‬
‫ك وشلي و‬
‫وذا و‬

“itu adalah setan, yang dikenal dengan “Honzab” jika engkau meresakannya maka berlindunglah kepada
Allah darinya dan berludahlah kesebelah kirimu 3 kali..”.

4- Walhan Diriwayatkan oleh Ahmad dan Turmudzi dari Ubay bin Ka’ab dari nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,

‫للوُضوُء شيطان يقال له الوُلهان فاتقوُه أو قال فاحذروه‬

“ketika berwudhu ada syetan(yang mengganggu) ia disebut dengan Walhan maka berhati-hatilah
kepadanya”.

AlBaihaqi meriwayatkan dari Hasan Bashri, dia berkata, :

‫شيطان الوُضوُء يدعى الوُلهان‬

“Syetan whudhu didebut dengan Walhan” (Dan Riwayat ini shahih dari Hasan AlBashri)

5- Ajda’ Didalam riwayat abu daud, Ibnu majah dan Ahmad, hadits dari Umar bin Khatthob, beliau
berkata, “akau mendengar rasulullahu Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫“اللولجود ق‬
‫ع وشلي و‬
‫طاسْن‬

“Al-Ajda’ adalah syetan”

6- Ghilan atau Ghul Diriwayatkan oleh Ahmad didalam Musnad (28/308)juga diriwayatkan oleh
Abdurrazzaq, Annasaai dan Thabrani, dari Jabir bin Abdullah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,

‫ت لوقكلم اللبغيولقن فووناقدوا بباللووذابن‬ ‫ض تق ل‬


‫طووُى بباللشليبل ووإبوذا تووغشوُلو ل‬ ‫فوإ بشن اللولر و‬

“Apabila Ghilan menakut nakuti kalian maka serulah Azan”

Nama ini dikuatkan hadits dari Muslim didalam shahihnya(4119) dari Jabir, bahwasannya rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ول وعلدووى ووول بطيوورةو ووول قغوُول‬

“Tidak ada penyakit yang menular secara sendirian, tidak ada pengaruh atau tanda bahaya karena suara
burung, dan tidak ada (Ghul) hantu.”

7- Khubuts dan Khobaaits. Diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim dari Anas bin Malik, bahwasannya
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam apa bila masuk tempat buang hajat, beliau mengucapkan doa,

‫ث وواللوخوبائب ب‬
‫ث‬ ‫ك بملن اللقخبق ب‬
‫اللشهقشم إببنيِ أوقعوُقذ بب و‬
“Ya Allah Aku berilndung dari Khubuts(setan laki-laki) dan Khobaaits(setan permpuan)”

Alam Jin Dan Setan

Tempat Duduknya Setan

Tempat Duduknya Setan

Saya pernah mendengar tentang larangan duduk di tempat yg trkena teduh dan sinar matahari. Katanya
tempat duduk setan… apakah itu benar?

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,

Terdapat beberapa dalil yang menegaskan larangan untuk duduk di tempat yang terkena teduh dan
panas. Diantaranya,

Dari Abu Hurairah Radhiyaahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ظبل فولليوققلم‬
‫ضهق بفيِ ال ب‬ ‫ضهق بفيِ الششلم ب‬
‫س ووبولع ق‬ ‫ص وعلنهق ال ب‬
‫ فو و‬،‫ظنل‬
‫صاور بولع ق‬ ‫إبوذا وكاون أووحقدقكلم بفيِ الششلم ب‬
‫س فوقولو و‬

Jika kalian berada di tempat yang panas, lalu tiba-tiba bayangan bangunan menutupi kita sebagian
sehingga terkena teduh, maka hendaknya dia pindah. (HR. Abu Daud 4823 dan dishahihkan al-Albani)

Dalam riwayat lain, dari Abu Iyadh, dari salah seorang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau
mengatakan,

‫ضبح وو الظببل وو وقاول وملجلب ق‬


‫س الششلي و‬
‫طابن‬ ‫صشلى اق وعلوليبه وو وسلشوم نووهى أولن يقلجلو و‬
‫س بوليون ال ب‬ ‫أوشن النشبب ش‬
‫يِ و‬

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang duduk di antara tempat yang terkena panas dan
tempat yang terkena naungannya. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Itu adalah tempat
duduknya setan.’ ” (HR. Ahmad 15421 dan dishahihan Syuaib al-Arnauth)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi alasan larangan di atas karena tempat tersebut adalah
tempatnya setan, sementara kita dilarang menyerupai setan.

Ibnu Manshur pernah bertanya kepada Imam Ahmad, “Benarkah duduk di tempat yang terkena teduh
dan panas itu makruh?”

Jawab Imam Ahmad,

‫ أليس قد نهيِ عن‬،‫هذا مكروه‬

Itu makruh. Bukankah sudah ada larangan tentang ini?

Karena itu, bagi mereka yang duduk di tempat yang terkena teduh dan panas, atau mereka yang duduk
di tempat yang semua kena panas, agar dia berpindah ke tempat yang semuanya terkena teduh.
‫صشلى اق وعلوليبه وو وسلشوم وو أوونا وقابعسْد بفيِ الششلم ب‬
‫ تووحشوُلل إبولى ال ب‬:‫ فووقاول‬،‫س‬
‫ظبل‬ ‫ ورآبنيِ النشببنيِ و‬:‫س لببن أوببيِ وحابزمم وعلن أوببليبه وقاول‬
‫وعلن قولي ب‬

Dari Qais bin Abi Hazim dari ayahnya, beliau bercerita,

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat aku duduk di bawah terik matahari, lalu beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Pindahlah ke tempat teduh!’ ” (HR. al-Hakim: 4/271, dan dinilai shahih oleh
al-Albani dalam Silsilah Shahihah: 833) Dampak Buruk dari Sisi Kesehatan

Jika ditinjau dari segi medis, duduk di tempat seperti ini cukup membahayakan kesehatan. Al-Munawi
dalam Faidhul Qadir mengatakan,

‫لن الجلوُس بين الظل والشمس مضر بالبدن إذ النسان إذا قعد ذلك المقعد فسد مزَاجه لختلف حال البدن من المؤثرين المتضادين‬

Bahwa duduk di tempat yang sebagian terkena teduh sementara sebagian yang lain terkena sinar
matahari, membahayakan bagi badan. Karena ketika orang duduk di tempat semacam ini, cairan
tubuhnya rusak, karena ada 2 pengaruh yang bertolak belakang yang mengenai badan. (Faidhul Qadir,
6/351)

Alam Jin Dan Setan

Hewan tunggangan jin

Jin merupakan salah satu makhluk ciptaan Allah yang memiliki kewajiban yang sama seperti manusia
yakni wajib beribadah dan menyembah Allah SWT. Jin hidup seperti manusia, mereka makan, minum,
dan berkembang biak.

Selain itu, mereka juga tinggal disekitar kita. Namun karena mereka adalah gaib, maka kita tidak dapat
melihatnya secara langsung. Seperti manusia, jin juga memiliki hewan-hewan peliharaan seperti kuda,
keledai, dan sebagainya.

Didalam Alquran disebutkan juga bahwa jin ternyata memiliki hewan tunggangan seperti yang manusia
gunakan. Disebutkan dalam sebuah riwayat bahwa makanan hewan dari bangsa jin adalah kotoran dari
hewan milik manusia. Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan,

Tunggangan Bangsa Jin

"Untuk kalian (golongan jin) segala tulang yang disebut nama Allah atasnya (pada saat
penyembelihannya), yang kalian dapatkan masih banyak dagingnya, dan setiap kotoran binatang adalah
makanan untuk binatang kalian (golongan jin). Oleh karenanya janganlah (golongan manusia) beristinjak
(cebok) dengan keduanya, sebab keduanya adalah makanan saudara-saudara kalian" HR. Muslim no.
450]

Kemudian lagi dikatakan bahwa setan ternyata memiliki tunggangan. Tunggangan mereka adalah kuda,
hal ini diungkapkan Allah dalam firman-Nya. Pada saat Iblis diperintahkan Allah untuk sujud kepada
Adam dan ia membangkang, kemudian Allah melaknat Iblis.
Kemudian, Iblis yang terlaknat itu memohon kepada Allah agar diberi penangguhan ajal dan agar bisa
menyesatkan anak cucu Adam hingga hari kiamat. Allah kemudian mengabulkan permohonan Iblis, Allah
berfirman:

"Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu (suaramu), dan
kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah
dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh
syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka" [QS. Al Israa’ ayat 64]

Itulah ayat yang menyebutkan bahwa setan memiliki tunggangan yaitu kuda. Semoga bermanfaat dan
menambah pengetahuan kita semua, Aamiin.

Alam Jin Dan Setan

Jelek Rupanya setan

Mengerikan, Rupa Setan Sesungguhnya Begini

SETAN memiliki rupa yang amat jelek. Bahkan dalam khayalan setiap orang pun sudah tertanam. Kepala
setan pun digambarkan dalam Alquran seperti mayang dari pohon yang keluar dari dasar neraka.
Sebagaimana disebutkan dalam ayat,

"Sesungguhnya dia adalah sebatang pohon yang ke luar dari dasar neraka yang menyala. mayangnya
seperti kepala syaitan-syaitan." (QS. Ash Shaffaat: 64-65).

Orang Nasrani di masa silam menggambarkan setan sebagai laki-laki yang hitam kelam yang memiliki
jenggot, alis mata yang runcing ke atas, mulut yang mengeluarkan nyala api, bertanduk, memiliki kuku
yang panjang dan berekor.

Setan Memiliki Dua Tanduk

Dalil yang menunjukkan bahwa setan memiliki dua tanduk:

Hadis Ibnu Umar, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

"Janganlah kalian melaksanakan salat saat matahari terbit dan saat tenggelam karena waktu tersebut
adalah waktu munculnya dua tanduk setan" (HR. Muslim no. 828).

Dari Ibnu Umar pula, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

"Jika matahari mulai terbit, tinggalkanlah salat sampai terang (matahari terbit). Jika matahari mulai
tenggelam, tinggalkanlah salat, sampai benar-benar hilang (tenggelam). Janganlah kalian bersengaja
mengerjakan salat ketika matahari terbit dan tenggelam karena matahari terbit pada dua tanduk setan."
(HR. Bukhari no. 3273)
Makna hadis di atas adalah bahwa sekelompok orang musyrik dahulu menyembah matahari. Mereka
sujud pada matahari ketika akan terbit dan tenggelam. Ketika itu setan berdiri di arah matahari itu
berada supaya orang-orang menyembahnya. Hal ini ditegaskan dalam hadis berikut,

"Laksanakanlah salat subuh kemudian berhentilah mengerjakan salat hingga terbit matahari, hingga pula
matahari meninggi karena matahari terbit ketika munculnya dua tanduk setan dan saat itu orang-orang
kafir sujud pada matahari. Kemudian setelah itu salatlah karena salat ketika itu disaksikan."

Dan hadis itu disebutkan pula, "Hingga engkau salat Ashar kemudian setelah itu berhentilah salat hingga
matahari tenggelam karena saat itu matahari tenggelam antara dua tanduk setan dan saat itu orang-
orang kafir sujud pada matahari." (HR. Muslim no. 832).

Hadis larangan salat di atas dipahami untuk salat yang tidak memiliki sebab seperti salat sunah mutlak,
yaitu asal salat sunah saja dua rakaat. Jika salat yang memiliki sebab seperti tahiyyatul masjid, salat
gerhana, salat setelah wudhu, atau qodho salat yang luput, maka dibolehkan meskipun pada waktu
terlarang untuk salat. Karena dalam hadis larangan di atas disebutkan,

"Janganlah mengerjakan salat (yang tidak memiliki sebab) secara sengaja " Hanya Allah yang memberi
taufik.[]

Alam Jin Dan Setan

Kemampuan jin

Di antara kemampuan yang Allah berikan kepada jin yang tidak ditemukan pada manusia adalah berjalan
cepat.

Yang membuktikan hal ini adalah Ifrit yang termasuk bangsa jin membuat janji pada Nabi Sulaiman
‘alaihis salam untuk menghadirkan singgasana kerajaan Yaman ke Baitul Maqdis. Ia janjikan singgasana
tersebut akan datang dalam waktu singkat yaitu tidak sampai Sulaiman berdiri dari tempat duduknya.

Hal ini disebutkan dalam firman Allah Ta’ala,


‫ك بببه قولبول أولن يولرتوشد‬
‫ب أوونا آوبتي و‬‫( وقاول الشبذي بعلنودهق بعللسْم بمون اللبكوتا ب‬39) ‫ي أوبميسْن‬ ‫ك بببه قولبول أولن توققوُوم بملن وموقابم و‬
ِ‫ك ووإببنيِ وعلوليبه لوقوبوُ ي‬ ‫ت بمون اللبجبن أوونا آوبتي و‬ ْ‫وقاول بعلفري س‬
‫و‬ ‫و‬ ‫ل‬ ‫ق‬ ‫ل‬ ‫ش‬ ‫و‬ ‫ق‬ ‫ل‬ ‫و‬ ‫و‬ ‫ق‬ ‫ل‬ ‫و‬ ‫و‬ ‫ق‬
) ‫ضبل ورببيِ لبيولبلووُبنيِ أأشكقر ألم أكفقر وووملن وشوكور فإ بنوما يوشكقر لبنوفبسبه وووملن وكفور فإ بشن ورببيِ وغنبيِيِ وكبريسْم‬ ‫و‬ ‫و‬ ‫و‬ ‫ل‬ ‫ة‬ ‫و‬
‫ك فلشما ورآهق قملستوقبررا بعنودهق قاول هوذا بملن ف ل‬ ‫و‬ ‫و‬ ‫ك طولرفق و‬
‫إبلولي و‬
(40

“Berkata ‘Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: “Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgsana
itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk
membawanya lagi dapat dipercaya”. Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab: “Aku akan
membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. Maka tatkala Sulaiman melihat
singgasana itu terletak di hadapannya, ia pun berkata: “Ini termasuk karunia Rabbku untuk mencoba aku
apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka
sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka
sesungguhnya Rabbku Maha Kaya lagi Maha Mulia”.” (QS. An Naml: 39-40).

Mujahid berkata bahwa ‘Ifrit adalah jin yang durhaka. Dahulu Sulaiman itu biasa duduk untuk
menyelesaikan permasalahan rakyatnya mengenai qodho’, hukum dan ia pun duduk untuk
menyantapkan makanannya. Hal itu dilakukan dari awal siang hingga terbenam matahari. Demikian
penjelasan As Sudi.

Ifrit membawa singgasana kerajaan Yaman dalam waktu cukup singkat. Ibnu ‘Abbas mengatakan bahwa
ia membawanya sebelum Sualiman berdiri dari duduknya. Mujahid mengatakan bahwa yang dimaksud
adalah tempat duduknya. Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 5: 673.

Masih akan dilanjutkan kembali mengenai kemampuan-kemampuan jin lainnya di web tercinta
Muslim.Or.Id. Semoga bermanfaat.

Alam Jin Dan Setan

Batas kemampuan jin dalam menggoda manusia

Redaksi setan dan jin dalam beberapa kesempatan disebutkan dalam al-Qur’an, bahkan terdapat surah
dengan nama Jin. Setan adalah nama umum yang dinisbahkan kepada siapa saja yang telah tergelincir
dari jalan yang benar, baik itu manusia atau selain dari kalalangan manusia. Iblis juga adalah nama
khusus yang merupakan nama setan yang menggoda Nabi Adam As. Bahkan saat ini juga mereka dan
dengan bala tentaranya berusaha menggoda manusia.
Jin secara leksikal bermakna tersembunyi dan ditujukan kepada eksisten yang penciptaannya dari api. Jin
bahannya dari materi, memiliki ruh dan badan. Jin memiliki taklif dan karena itu mereka bisa saja
mukmin atau kafir dsb.

Ada sebagian orang yang mempercayai keberadaan jin dari cerita-cerita yang diambil dari khayalan
orang-orang semata. Sebagiannya lagi ada yang beranggapan bahwa jin sama sekali tidak memiliki wujud
luar dan jin hanyalah mitos semata.

Dari beberapa ayat dan riwayat bisa disimpulkan bahwa bangsa jin adalah makhluk yang kuat. Sebagai
contoh dalam surah an-Naml, ayat 30 dimana dalam surah tersebut Nabi Sulaiman As tidak mengingkari
pernyataan jin Ifrit. Tapi harus diperhatikan bahwa hal ini tidak dapat disimpulkan bahwa jin dapat
melakukan segala hal, apalagi hal-hal yang dapat membuat seseorang menjadi syirik. Sebab
sebagaimana kita ketahui bahwa tidak ada satupun makhluk yang bisa melakukan sesuatu kecuali
mendapatkan izin dari Allah Swt.

Oleh karena itu kekuatan setan dalam menyesatkan atau menggelincirkan hanya dapat terlaksana bagi
orang-orang yang keluar dari wilayah penghambaan dan tauhid, dan mereka lebih memilih akan bisikan-
bisikan setan. Sebagaimana setan sendiri yang menyatakan bahwa saya tidak memiliki kekuasaan
terhadap hamba-hamba yang mukhlas.[i] Lagi pula wilayah setan terhadap manusia hanya dalam
batasan was-was atau bisikan semata, dan tidak sampai menghilangkan ikhtiar yang ada pada manusia.

Dikarenakan setan adalah wujud mitsâli dan khiyâli yang tidak akan pernah sampai kepada makam
mukhlas yaitu makam akli atau makam manusia sempurna. Ketaatan manusia kepada nafsu ammarah
akan memberikan jalan kepada setan untuk mendominasi manusia, kemudian secara perlahan-lahan
manusia akan jatuh kedalam perangkap setan. Akhirnya manusia akan terjerembab pada jalan kesesatan.
Satu satunya jalan agar bisa terhindar dari bisikan dan was-was setan adalah perhatian penuh kepada
Tuhan dan mengerdilkan diri dalam berhadapan dengan Singgasana Tuhan. Allah Swt berfirman, "Bahwa
sesungguhnya engkau tidak akan menguasai hamba-hamba-Ku. Kecuali orang-orang sesat yang
mengikutimu." (Qs. Al-Hijr [15]:42)

[i]. "Kecuali hamba-hamba-Mu yang disucikan (dari dosa) di antara mereka." (Qs. Shad [38]: 83) Jawaban
Detil Pertama-tama kita akan meneliti redaksi setan dan jin serta hubungan di antaranya termasuk
batasan dominasi setan.

Makna kata setan dan jin, setan bermakna menjauhi dan memfitnah. Redaksi setan ini diucapkan
sebanyak 71 kali secara tunggal dan 17 kali secara jamak dalam al-Qur’an.

Makna leksikal Menurut Thabarsi, Raghib serta Ibn Atsir dan lainnya huruf “nun“ yang ada dalam redaksi
kata “syaitan adalah susunan asli dan termasuk dalam suku katanya, maksudnya bahwa kata “syaitan“
berasal dari “syatana yasytunu“ yang bermakna menjauhi (syatana 'anhu artinya ba'uda). Karena itu
setan bermakna menjauhi dari kebaikan.[1] Dari beberapa ayat dan riwayat dapat dipahami bahwa setan
berasal dari bangsa jin.[2]
Harus dipahami bahwa setan adalah kata umum sedangkan iblis kata khusus. Dalam kata lain setan
dinisbahkan kepada setiap makhluk yang menyesatkan, thagut dan memfitnah, baik itu dari golongan
manusia ataupun selainnya. Sedangkan iblis adalah nama dari golongan setan yang menggoda Nabi
Adam As dan saat ini pun mereka dengan bala tentaranya senantiasa menggoda manusia.[3]

Kata jin Kata ini disebutkan dalam al-Qur’an sebanyak 22 kali. Jin secara leksikal bermakna tersembunyi.
Jin ini diciptakan dari api[4] atau dicampur dengan api.[5] Jin dalam bahasa al-Qur’an diperuntukkan
pada sebuah makhluk yang memiliki kesadaran dan iradah, namun dikarenakan tabiat yang ia miliki
maka jin tidak bisa diindrai oleh manusia. Dalam artian lain bahwa dalam kondisi biasa jin tidak dapat
dipersepsi dengan persepsi indrawi. Akan tetapi di sisi lain jin seperti manusia karena jin juga diberikan
taklif dan juga akan dibangkitkan kelak di akhirat. Oleh karen itu jin bisa saja taat dan bisa juga
bermaksiat, bisa mukmin dan bisa juga musyrik.[6]

Dalam pandangan Mulla Sadra, “jin adalah sebuah wujud yang hidup di alam materi dan di alam ghaib
atau mitsal, akan tetapi wujudnya di alam ini tidak memiliki materi seperti yang dimiliki manusia, namun
jin juga diberikan ruh dan jiwa. Berkenaan dengan sebab kemunculannya di waktu tertentu hal itu
dikarenakan bahwa jin memiliki materi yang sangat halus dan lembut. Oleh karena itulah jin bisa
memisahkan dan mengumpulkan badannya, dan di saat jin mengumpulkan badannya ia bisa tegak dan
dapat disaksikan oleh manusia. Namun tatkala ia memisahkan badannya menjadi sangat halus, ringan
dan akhirnya tersembunyi dari penglihatan manusia. Persis seperti udara dimana disaat mengalami
pengembunan maka bisa disaksikan oleh manusia karena berbentuk seperti awan namun di saat
terpisah maka akan kembali menjadi sangat halus dan tidak dapat diindrai oleh manusia.[7] Pada
hakikatnya jin seperti manusia memiliki ruh dan badan, memiliki kesadaran, iradah dan gerak. Sebagian
dari mereka laki-laki dan sebagian dari mereka perempuan, mereka berkembang biak, memiliki tugas
dan taklif. Dalam kehidupan mereka ada hidup dan mati dan berlaku juga keimanan dan kekufuran.

Hubungan antara konsep jin dan setan Setan dalam makna aslinya adalah sebuah konsep penyifatan
yang bermakna busuk atau jahat. Dalam al-Qur’an pun mencirikan setan sedemikian. Akan tetapi
terkadang dikhususkan kepada iblis dan terkadang juga digunakan lebih umum lagi kepada siapa saja
yang telah dirasuki sifat jahat tersebut dalam jiwanya, bahkan al-Qur’an menegaskan bahwa setan itu
bisa saja dari jin dan bisa saja dari manusia.[8]

Di antara golongan setan jin terdapat derajat-derajat dalam kesetanannya, makam setan yang paling
tinggi diduduki oleh Iblis. Dalam Al-qur’an banyak dibahas mengenai iblis, salah satu pembahasannya
adalah bahwa iblis berasal dari bangsa jin.[9]

Batasan dominasi setan

Dalam agama Dualis Iran kuno diyakini bahwa Ahriman adalah pencipta segala keburukan dan kejelekan
termasuk makhluk-makhluk yang bisa membawa bencana seperti ular, kalajengking dll. Oleh karena itu
boleh jadi ada yang menganggap bahwa setan yang disebutkan dalam al-Qur’an sama dengan Ahriman
yang ada dalam agama Persia kuno. Tapi tentunya anggapan ini adalah anggapan yang salah karena jin
dan setan sama sekali tidak berperan dalam penciptaan. Pencipta segala sesuatu adalah Allah Swt. Tidak
ada sesuatu pun kecuali Allah Swt yang mampu untuk menciptakan dan memelihara. Al-Qur’an dalam
menampik anggapan tersebut berkata, “Dan mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin itu sekutu
bagi Allah, padahal Allah-lah yang menciptakan jin-jin itu, dan mereka membohong (dengan
mengatakan) bahwasanya Allah mempunyai anak laki-laki dan perempuan, tanpa (berdasar) ilmu
pengetahuan. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari sifat-sifat yang mereka berikan“. (Qs. Al-An'am
[6]:100)

Batasan pengaruh setan adalah memberikan was-was dan mengajak[10] serta menunjukkan sesuatu
yang seolah-olah baik padahal hakikatnya buruk begitupun sebaliknya. Hanya ini saja batasan pengaruh
setan terhadap manusia dan tidak ada satupun makhluk yang dapat memaksa seseorang untuk
mengerjakan sesuatu. Oleh karena itu apa pun yang dikatakan oleh Al-qur’an berkenaan dengan
perbuatan jin maka kembali kepada prinsip di atas.[11]

Tentunya baik malaikat maupun jin masing – masing memiliki kekuatan dan masing – masing memiliki
kemampuan untuk turun kepada manusia. Turunnya malaikat tidak hanya berlaku pada kondisi ihtidhar
( kesadaran ilahiyyah ), akan tetapi siapa saja yang mengucapkan “Allahu Akbar“ dalam keadaan berdiri
maka malaikat akan turun kepadanya.[12] Demikian pula dengan jin memiliki kekuatan terbatas tertentu.
Salah satu kekuatannya jin mampu mengerjakan dengan cepat pekerjaan yang diluar kebiasaan.
Walaupun dalam berfikir jin tergolong lemah namun kekuatan geraknya luar biasa. Jin bisa
memindahkan batu yang sangat berat dalam waktu yang sangat singkat. Akan tetapi pencerapan akalnya
sangat lemah dan paling maksimal pencerapannya hanya bisa sampai pada imaginasi dan delusi (wahm).
Berkenaan bahwa jin hidup di alam materi bisa kita dapatkan dari al-Qur’an. Dalam cerita Nabi Sulaiman
As ketika jin Ifrit mengatakan bahwa ia dapat memindahkan Istana Balqis sebelum Nabi Sulaiman As
bangkit dari tempatnya.[13] Nabi Sulaiman As tidak menafikan kekuatan jin tersebut, walaupun tidak
ditegaskan dalam al-Qur’an apakah jin tersebut memindahkannya atau tidak.[14] Jin dan setan-setan dari
golongan jin mungkin juga mendengarkan al-Qur’an ataupun lainnya.

Cara setan menggoda

Setan bisa menyerang manusia dengan berbagai cara, terkadang dari depan, terkadang dari belakang,
dari kanan dan kiri. Sebagaimana yang dijelaskan dalam al-Qur’an: “Kemudian saya akan mendatangi
mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka.“ (Qs. Al-A'raf [7]:17)

Pekerjaan yang paling penting yang dikerjakan setan setelah mendekati manusia adalah mendominasi
pikiran dan imajinasi manusia.[15] Pada hakikatnya setan memiliki beberapa tempat penyerangan dan
dalam kesempatan kali ini akan kami angkat beberapa hal tersebut:

1. Setan terkadang menyerang dalam wilayah ketaatan sehingga mengeluarkan manusia dari wilayah
ketaatan. Setan berusaha agar manusia beramal namun tidak berdasarkan wahyu, akan tetapi
dikarenakan keinginannya (hawa nafsu) sendiri. Padahal dalam wilayah ketaatan, manusia adalah hamba
Tuhan dimana seluruh perbuatannya dilakukan berdasarkan wahyu.

2. Terkadang setan menyerang ke wilayah akal. Setan berusaha agar supaya manusia tidak berfikir
dengan menggunakan burhan dalam hal-hal yang berkaitan dengan ketuhanan, agar manusia cukup
meyakininya saja. Dalil yang kurang sempurna setan tunjukkan kepada manusia seolah-olah dalil
tersebut adalah dalil yang sempurna agar manusia jauh dari pemikiran yang murni.

3. Terkadang setan menyerang pada wilayah penyingkapan (syuhud). Manusia mampu menyaksikan alam
rububiyyah sebagaimana adanya dengan hati dan tanpa perantara lafaz, pahaman dan dalil-dalil. Setan
akan menyerang manusia dalam wilayah syuhud agar manusia tidak bisa menyaksikan realitas
sebagaimana adanya (as it is) atau bahkan mempengaruhi manusia untuk tidak meyakini apa yang
manusia saksikan. Pada hakikatnya usaha pertama setan adalah mempengaruhi manusia dalam
penyaksiaannya kemudian pada pemikirannya baru kemudian masuk ke wilayah amal perbuatan.[16]

Dari beberapa ayat dan riwayat oleh para maksumin As kita dapat menyimpulkan bahwa setan dan para
bala tentaranya hanya dapat mempengaruhi dan menggoda orang-orang yang telah keluar dari wilayah
ketaatan atau penghambaan kepada Tuhan. Tentunya karena kelalaiannya pula mereka menyembah diri
dan hawa nafsunya, dan pada akhirnya memberikan ruang pada setan untuk mempengaruhinya. Namun
jika seseorang benar-benar hamba yang shaleh dan mukhlas maka ia aman dan selamat dari godaan
setan. Sebagaimana yang di jelaskan dalam al-Qur’an bahwa setan tidak mampu untuk menggoda orang-
orang yang mukhlas, “Iblis menjawab, “Demi kekuasaan-Mu, aku akan menyesatkan mereka semuanya,
kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlas (yang benar-benar ikhlas ) di antara mereka."

Oleh karena itu setan hanya bisa sampai pada alam mitsal dan alam barzakhi, namun setan tidak akan
bisa menembus sampai pada alam akal. Hal inilah yang membuat setan tidak dapat mempengaruhi
manusia sempurna (insan kamil) dan hamba yang mukhlas, dikarenakan setan tidak sampai pada makam
akal. Baik itu dalam akal teoritis maupun dalam akal praktis. Akan tetapi setan dapat menembus alam
setelahya yaitu pada alam mitsal dan alam materi. Setan senantiasa menyerang manusia dan sangat
hasud terhadap manusia sempurna.

Orang-orang awam acapkali membuat cerita-cerita fiktif yang berkenaan dengan jin yang sama sekali
tidak sesuai dengan akal dan logika. Misalnya jika ada orang yang membuang air panas maka akan
membuat rumah-rumah jin terbakar, akibatnya jin akan marah dan akan mengganggu orang tersebut.
Hal ini sungguh jauh dari logika. Namun jika kita bisa menjauhkan cerita-cerita fiktif tersebut maka kita
akan mengetahui hakikat jin yang sebenarnya. Berkenaan dengan mereka yang mengingkari jin kita bisa
mengatakan kepada mereka bahwa tidak ada dalil sama sekali untuk membuktikan sebuah asumsi yang
menganggap bahwa keberadaan ini hanya meliputi kepada sesuatu yang di indrai semata, bahkan
keberadaan yang tidak dapat diindrai derajatnya lebih banyak.

Salah satu riwayat dari Rasulullah Saw, "Allah Swt menciptakan jin dengan lima golongan. Satu golongan
seperti angin di udara (non-kasat mata), satu golongan seperti ular, satu golongan seperti kalajengking,
satu golongan seperti serangga, dan satu golongan laksana Bani Adam Adam yang terdapat perhitungan
dan balasan pada mereka."[17]

Sebagaimana yang dinukil oleh sejarah bagaimana orang-orang menceritakan tentang jin, mulai sejak
dahulu hingga sekarang. Kita akan melihat bahwa cerita-cerita tersebut dipenuhi dengan cerita-cerita
takhayul. Akhirnya terdapat sebagian orang yang mengingkari keberadaan jin. Mereka menganggap
bahwa jin hanyalah takhayul semata yang sengaja dibuat oleh orang-orang tertentu. Di sisi lain ada juga
orang yang menceritakan jin dengan melampaui batas. Keduanya kelompok tersebut jatuh pada dua titik
ekstrim. Agama Islam menjelaskan dan membuktikan hakikat keberadaannya serta membersihkan
pemahaman manusia tentang jin yang banyak dicampur dengan cerita-cerita takhayul. Oleh karena itu
dalam al-Qur’an terdapat surah khusus yang berkenaan dengan jin.[18]

Perlu kami ingatkan bahwa dalam sistem alam semesta, baik itu malaikat, jin dan manusia dan seluruh
eksisten yang kasat mata dan non-kasat mata semuanya berasal dari Tuhan. Semua makhluk akan
memberikan pengaruh hanya jika mendapatkan izin dari Allah Swt, tentunya dengan batasan yang
dimiliki oleh makhluk itu sendiri.

Dalam al-Qur’an Tuhan senantiasa mengingatkan kita bahwa sebab-sebab materi dan sebab-sebab non-
materi tidak ada yang independen dan mandiri. Kehidupan, kematian, untung dan rugi semuanya berada
dalam kuasa Ilahi. Oleh karena itu kita harus senantiasa mengingat-Nya dalam seluruh kondisi dan
bertawakkal kepada-Nya serta memohon perlindungan kepada-Nya. Jika kita mampu melakukannya
maka tidak satupun makhluk yang akan mampu menghancurkan kita, sebagaimana yang dijelaskan
dalam al-Qur’an, “Sedang pembicaraan itu tidaklah memberi mudarat sedikit pun kepada mereka,
kecuali dengan izin Allah." (Qs. Al-Mujadilah [58]:10)

Allah Swt senantiasa memperingatkan manusia untuk menjauhi setan dari kalangan jin maupun dari
golongan manusia. Allah Swt berfirman, "Jangan sekali-kali kalian mendekati mereka, setan adalah
musuh Allah dan musuh kalian yang sangat jelas." Setan pun telah berjanji bahwa mereka akan
menggelincirkan manusia. akan tetapi kekuatan setan terbatas hanya dalam membisikkan atau mewas-
wasi manusia dan setan sama sekali tidak mampu untuk menghilangkan ikhtiyar manusia. Pusat
pemikiran setan pada nafsu ammarah, oleh karena itu nafsu ammarah sebagai faktor utama sehingga
setan dapat mempengaruhi manusia.

sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-qur’an, “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan
mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat nadinya.“
(Qs. Al-Qaf [50]:16) Dalam ayat yang lain Allah Swt berfirman, “Bahwa sesungguhnya engkau tidak akan
dapat menguasai hamba-hamba-Ku, kecuali orang-orang sesat yang mengikutmu." (Qs. Al-Hijr [15]:42)

Alam Jin Dan Setan

Mitos jahiliyah
Syawal menandakan akhir dari bulan suci Ramadhan, tetapi juga mengawali ibadah agung lainnya, haji.
Seperti diketahui, berhaji ke Ka`bah di Makkah merupakan ritual yang sudah ada sejak masa Jahiliyah
atau sebelum risalah Alquran turun. Ritual berhaji dapat dikatakan sebagai warisan dari ajaran Nabi
Ibrahim AS yang tidak lain leluhur bangsa Arab.

Adapun dalam masa pra-Islam, bulan-bulan haji merentang sejak Syawal, Dzulqaidah, dan hingga
Dzulhijah. Ketika Islam datang, musim haji ditetapkan pada bulan- bulan yang dimaklumi (asyhurun
ma'luumaat; lihat surah al-Baqarah ayat 197).

Termasuk di sana dan sekaligus mengawalinya adalah Syawal. Ihram, dengan demikian, dapat dilakukan
semen- jak Syawal.

Islam dapat dikatakan membebaskan Syawal dari mitos-mitos yang kurang menyenangkan. Di antaranya
adalah keyakinan dari masa Jahiliyah bahwa menikah pada bulan Syawal merupakan pantangan yang
mesti dihindari. Sebagaimana dilansir dari laman Nahdlatul Ulama (NU) Online, Selasa (27/6) lalu,
Rasulullah SAW menampik anggapan Jahiliyah tersebut.

Sebaliknya, seperti yang telah dipaparkan, Nabi Muhammad SAW sendiri menikah dengan Aisyah pada
Syawal. Dalam sebuah hadis riwayat Muslim yang merekam penuturan Aisyah, putri Abu Bakar ash-
Shiddiq itu mengatakan, Rasulullah SAW menikahiku pada Syawal dan mengadakan malam pertama pada
Syawal. Istri Rasul- ullah mana yang lebih beruntung ketimbang diriku di sisi beliau? Demikianlah
besarnya rasa sayang Rasulullah SAW kepada Aisyah.

Terkait fenomena itu, Imam Nawawi dalam kitabnya, al- Minhaj fi Syarhi Shahih Muslim, menyimpulkan
bahwa hadis tersebut menegaskan keistimewaan, alih-alih bualan kaum Jahiliyah, terhadap Syawal. Lebih
lanjut, Imam Nawawi mengatakan, Hadis tersebut mengandung anjuran untuk menikahkan, menikahi,
dan berhubungan suami istri pada Syawal. Para ulama Syafi'iyah menjadikan hadis ini sebagai dalil terkait
anjuran tersebut.

Alam Jin Dan Setan

Tempat Tinggal yg Disukai Jin/Setan Di Rumah

Tempat Tinggal yang Disukai Jin/Setan Di Rumah Kita dan Aktifitasnya


Apakah di semua tempat itu dihuni bangsa jin ? atau jin hanya menempati tempat tertentu di luar
komunitas manusia ? atau di manakah tempat-tempat favorit para jin untuk tinggal dan beraktifitas di
sekitar kita ? Pertanyaan semacam ini sudah umum menjadi misteri bagi sebagian banyak orang, bahkan
kadang dicampur dengan anggapan mistik dan tahayyul. Artikel ini membatasi hanya wilayah tinggal
setan di rumah kita, dengan berdasar kepada nash yang bisa dipertanggung-jawabkan. Manusia hanya
menghuni permukaan bumi yang merupakan daratan, dengan mengecualikan lalu-lalang mereka di
lautan dan di udara saat mereka bepergian. Lautan dan samudera, dewasa ini merupakan bagian
terbesar planet bumi, dengan perbandingan 72 % berupa lautan dan hanya 28 % saja yang terdiri
daratan, yang menyebabkan para cerdik-pandai menyebut bumi kita ini dengan “Planet Air.” Bahkan
daratan yang jumlahnya seluas itu pun belum seluruhnya dihuni oleh manusia. Manusia baru menghuni
dan memanfaatkan sekitar seperempatnya saja, sebagian besar darinya masih tetap kosong.

1. Tempat Tinggal Bangsa Jin

Sementara itu, jin telah menghuni dan mendirikan sebagian besar kota-kota serta pusat-pusat
pemerintahan mereka di atas air. Walaupun begitu, ada pula kota-kota dan pusat-pusat pemerintahan
yang terletak di bagian-bagian samudera yang dalam dan di sungai-sungai. Selain itu mereka juga
menghuni padang-padang pasir luas dan tempat-tempat terpencil, gunung-gunung maupun jurang-
jurangnya, termasuk gua-gua dan hutan-hutan. Bahkan ada sebagian di antara mereka yang tinggal di
atap-atap dan kamar-kamar di rumah yang dihuni manusia. Yang lain lagi, menjadikan rumah-rumah kita
sebagai tempat tinggalnya yang tetap, baik di kamar-kamar maupun lorong-lorong rumah kita. Banyak
pula setan yang bertempat tinggal di kamar-kamar mandi, comberan, dan selokan-selokan.

2. Tempat-Tempat Kesukaan Setan Di Rumah Kita

1. Sumur Kosong, tempat najis dan Lubang kotoran Setan-setan amat suka hidup di sumur kosong. Najis-
najis dan kotoran sangat menarik mereka. Karena itu, jika mereka mendengar adzan, maka mereka pergi
jauh-jauh ke tempat-tempat di dekat air. Mereka menutup telinga mereka dengan kedua tangan mereka,
atau menutupkan baju mereka ke kapala mereka. Bahkan diantara mereka ada yang bersembunyi di
lubang-lubang pembuangan [1]. Dan kotoran. Itu sebabnya pula, maka jika engkau masuk de kamar
mandi untuk berwudhu, dahulukan kaki kirimu sambil mengucapkan do’a: A’udzu billaahil-‘azhiim minal
khubutsi wal khabaa’its (Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Agung, dari gangguan setan jantan dan
setan betina). [2]. Ingatkan kaum wanita agar tidak membuang air (panas) mendidih di lubang-lubang
WC tanpa menyebut atsma Allah dan tidak pula memohon perlindungan kepada-Nya dari gangguan
setan yang terkutuk. Kadang-kadang air tersebut dapat mematikan setan, sehhingga keluarganya
mencoba melakukan balas dendam terhadap pemilik rumah. Kalau setan-setan bisa menampakkan diri
(menyerupai tubuh mereka), niscaya mereka akan melakukan hal itu.

2. Di Kamar Kosong

Jin Muslim, nara sumber, menagatakan, "Berhati-hatilah, jangan sampai engkau membiarkan salah satu
kamar di rumahmu dalam keadaan lowong dari aktivitasmu, baik tidur maupun berdzikir kepada Allah.
Sebab, kalau engkau kosongkan kamar tidurmu, maka setan akan tidur di atas tempat tidurmu, dan
mengisi kamar kosong itu. Dalam sebuah hadits shahih Muslim dikatakan bahwasanya Rasulullah saw.
bersabda, "Kamar pertama untuk laki-laki, kamar kedua untuk isterinya, kamar ketiga untuk tamu, dan
kamar keempat untuk setan" [3]. Para ulama seperti Imam Nawawi menjelaskan bahwa hadits ini
bermakna sesuatu yang melebihi kebutuhan, adalah kemewahan dan pamer kekayaan duniawi. Yang
sejalan dengan sifat seperti itu semuanya tercela, dan setiap yang tercela selalu terkait dengan setan.
Sebab, setan sangat menyukainya dan mendorong manusia untuk melakukan hal itu.

3.Tempat Tidur Kosong

Setiap tempat tidur yang ditinggalkan berarti disodorkan kepada setan untuk mereka tiduri. Bahkan
tempat tidur yang sama yang selama ini engkau gunakan. Kalau tidak demikian, kenapa Nabi Muhammad
saw. mengatakan, 'Apabila salah seorang diantara kalian bangun dari tempat tidurnya, lalu hendak tidur
lagi di atasnya, hendaknya ia terlebih dulu membersihkannya dengan sarungnya [4] tiga kali. Sebab ia
tidak tahu secara pasti apa yang akan terjadi di atasnya sesudah dia tinggalkan." Intinya, kamar dan
tempat tidur yang kosong, seratus persen, tidak hanya ditempati oleh satu setan saja, melainkan banyak
setan, sepanjang di situ tidak pernah disebut nama Allah atau firman-Nya.

Hadits-Hadits Terkait

Bukhari menuliskan dalam Kitab al-Da'awaat, diterima dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah saw.
bersabda, "Apabila salah seorang diantara berbaring di tempat tidurnya, maka hendaklah ia
membersihkannya dengan menyapukan bagian dalam sarungnya, sebab dia tidak tahu apa yang terjadi
sepeninggalnya. Sesudah itu hendaklah dai membaca do'a: "Dengan nama-Mu, Tuhanku, aku
meletakkan punggungku, dan dengan nama-Mu pula aku meninggalkannya. Kalau Engkau mencabut
nyawaku, maka sayangilah ia, dan jika Engkau mengembalikannya, maka peliharalah ia sebagaimana
Engkau memelihara hama-hamba-Mu yang shaleh."

Adapun redaksi Muslim dari Abu Hurairah r.a. berbunyi sebagai berikut: Dari Abu Hurairah, bahwasanya
Rasulullah saw. bersabda, "Apabila salah seorang diantara kamu tidur di tempat tidurnya, maka gunakan
bagian dalam sarungnya untuk menyapu tempat tidurnya, dan sebutlah nama Allah. Sebab, dia tidak
tahu apa yang terjadi di belakangnya setelah dia meninggalkannya. Dan kalau dia bermaksud berbaring,
maka hendaklah dia berbaring dengan pinggang bagian kananya, lalu berdo'a, "Maha suci Allah,
Tuhanku. Dengan nama-Mu aku meletakkan punggungku dan dengan nama-Mu pula aku mengangkat
pinggangku (bangun). Sekiranya Engkau cabut nyawaku, maka ampunilah ia, dan jika Engkau
mengembalikannya, maka peliharalah ia sebagaimana Engkau memelihara hamba-hamba-Mu yang
shalih."

Imam Nawawi mengatakan, "Bagian dalam sarungnya, artinya ujung sarungnya. Maksudnya, dianjurkan
bagi seseorang untuk membersihkan tempat tidurnya dengan menyapukan ujung sarung sebelum dia
tidur, agar tidak terdapat ular atau kalajengking atau binatang-binatang berbahaya lainnya.

3. Karakter Jin Yang Menghuni Rumah Kita

Ternyata bangsa jin juga memiliki peradaban. Yang dimaksud dengan peradaban dalam kaitannya dengan
jin adalah tempat-tempat yang dihuni manusia di kota-kota, desa-desa, dan rumah-rumah manusia. Jin
berperadaban, lazimnya, jin Muslim, dengan mengecualikan mereka yang beragama lain, misalnya yang
beragama Kristen, sekalipun sebagian besar mereka lebih senang tinggal di gereja-gereja. Demikian pula
halnya dengan jin-jin yang beragama Yahudi yang tinggal di rumah-rumah dan kanisaah-kanisaah orang-
orang Yahudi. Mereka saling memperngaruhi satu sama lain.

Perihal Jin Muslim dan aktifitasnya di Rumah Kita

1. Jika penghuni selalu durhaka/bermaksiat. Jin Muslim selalu mencari rumah yang penghuninya tunduk
kepada Allah SWT, yang betul-betul muslim dan tidak sekedar muslim nominal. Jin-jin Muslim tersebut
jika melihat penghuni Muslim di rumah tersebut tidak melaksanakan perintah Allah, maka dengan sedih
mereka meninggalkan rumah itu, untuk kemudian mencari rumah lain yang penghuni-penghuninya taat
kepada Allah SWT.

2. Tingkat keislaman. Jin Muslim adalah makhluk yang betul-betul Muslim. Mereka bisa menghafal
ajaran-ajaran agamanya dengan kecakapan yang luar biasa. Kalbu mereka terisi keimanan dalam derajat
yang, jika mereka mendengar Al-Qur’an dibaca, mereka “khusyu” mendengarkan, untuk kemudian
menangis tersedu-sedu karena takut kepada Allah – suatu tangisan yang sanggup meluluhkan hati orang
yang paling keras sekalipun.

3. Aktifitas harian di rumah. Jin di dalam rumah manusia sepanjang hari mereka duduk-duduk di atap
rumah tanpa terganggu, ketika penghuni menyiapkan makanan, mereka turun dan ikut makan bersama
penghuni. Ketika kita selesai makan dan mengangkat piring-piring, mereka mengucapkan Alhamdulillah
dan pergi lagi sampai kelak datang malam hari, dan mereka shalat dan kembali bertengger sebentar di
atas atap. Ketika telah lelah, mereka turun dan tidur di mana saja: di kursi, di permadani, dan di serambi.
Kemudian mereka shalat Tahajjud di tengah malam. Saat mereka duduk-duduk di atas atap, bergelayutan
di tiang-tiang, dan bersandar di mana saja, mereka tidak pernah lupa berdzikir kepada Allah dan
bertasbih kepada-Nya.

4. Kehadirannya pertanda baik. Adanya jin Muslim di rumah seorang Musim merupakan pertanda baik
dan bukti dari kenikmatan dan ridha yang diberikan Allah SWT. Kepada penghuninya. Jin Muslim tersebut
mendo'akan dan memohonkan ampunan kepada Allah bagi penghuni rumah. Bahkan ada diantara
mereka yang membangunkan penghuni rumah untuk shalat fajar atau bangun tengah malam [5].
Demikian pula qarin (jin pengikut) anda, jika dia Muslim. Karena itu, jangan kita takut-takuti mereka
dengan melakukan kemaksiatan dan lalai dari dzikir kepada Allah. Jika demikian, mereka pasti akan
meninggalkan rumah kita seraya mereka menyimpan di dalam hatinya suatu ganjalan, seakan-akan kita
telah mengusir mereka dan menggantikannya dengan setan-setan.

“Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau.
Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”

Anda mungkin juga menyukai