Anda di halaman 1dari 10

KERANGKA ACUAN KERJA

STUDY KELAYAKAN
PENGEMBANGAN KELAPA SAWIT

BIDANG PENGEMBANGAN
DINAS PERKEBUNAN
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
SAMARINDA
2012

1
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
STUDY KELAYAKAN PENGEMBANGAN KELAPA SAWIT
DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KUTAI BARAT DAN KUTAI TIMUR

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Provinsi Kalimantan Timur mempunyai potensi sumberdaya lahan yang


potensial dimana sektor perkebunan adalah pemanfaat ruang terbesar bagi
Perkebunan Besar Swasta/Perusahaan Besar Nasional maupun Perkebunan Rakyat.
Saat ini, pencapaian produksi sektor perkebunan masih berada dibawah produksi
potensial. Keadaan tersebut dikarenakan sistem budidaya yang masih belum optimal
dan disebabkan oleh belum seriusnya penangganan faktor-faktor perlindungan
tanaman dan gangguan usaha sektor perkebunan sebagai salah satu bagian sangat
penting dalam mengamankan produksi.

Pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh masing-masing sektor terlihat dari


masing-masing kontribusi sektor terhadap Pendapatan Domestik Regional Bruto
(PDRB). Pertumbuhan sektor mempengaruhi kesejahteraan ekonomi secara agregat
suatu daerah, dimana sektor yang kontribusinya kecil terhadap PDRB kurang
diandalkan dan dianggap tidak effisien. Kegiatan yang mengandalkan pada suatu
sektor tertentu merupakan ciri dari perekonomian pasar yang diperankan oleh pihak
swasta yang bersifat jangka pendek dan homogen. Struktur perekonomian
Kalimantan Timur saat ini menunjukkan bahwa usaha perkebunan menjadi salah
satu pengungkit (leverage) dan penggerak utama (prime mover) kemajuan
daerah, oleh karena itu perlu dilakukan revitalisasi agar kinerja pembangunan/usaha
perkebunan di daerah ini mencapai potensi optimal.

Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang diharapkan


mengarah pada pencapaian kondisi menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya.
Pembangunan Perkebunan merupakan bagian integral dari pembangunan, dimana
pembangunan perkebunan menyentuh langsung pada masyarakat dan mampu
menjadi menyokong bagi perekonomian pedesaan. Pembangunan biasanya

2
menyebabkan terjadinya perubahan kondisi fisik, sosial dan tatanan lingkungan.
Pembangunan sektor Perkebunan mengakibatkan adanya perubahan lingkungan,
social budaya, dan ekonomi bagi berbagai pihak. Perubahan kearah perbaikan
pengembangan perkebunan dapat terkendala oleh faktor teknis, alam dan
permodalan yang dimiliki pelaku usaha perkebunan. Aspek-aspek yang menjadi
pertimbangan adalah bagaimana meminimalisir akibat yang ditimbulkan dari adanya
dampak-dampak negatif yang diakibatkan dalam pengelolaan usaha perkebunan.

Kebutuhan lahan untuk pengembangan sektor lain, terutama perkebunan,


akan membutuhkan perluasan lahan yang semakin hari semakin terbatas.
Mengingat sebagian besar daratan Provinsi Kalimantan Timur adalah merupakan
kawasan hutan dan areal yang berhutan, maka perluasan kawasan perkebunan
tersebut tidak dapat dihindari akan menjangkau wilayah kawasan hutan dan areal
berhutan, apabila sudah tidak tersedia lagi areal yang memungkinkan untuk
pengembangan budidaya perkebunan tersebut. Areal berhutan yang masih
memungkinkan untuk dilakukan konversi menjadi fungsi lain adalah di Kawasan Non
Budidaya Kehutanan, seluas kurang dari 5,32 juta ha. Tetapi luasan tersebut belum
dikurangi dengan penggunaan lain, seperti infrastruktur jalan, pemukiman, dan lain-
lain, serta ijin-ijin sektor lain yang sudah dikeluarkan, yang diperkirakan akan
melebihi luasan 5 juta ha.

Berkaitan dengan kebijakan pemerintah tersebut terutama dalam


pemberdayaan ekonomi kerakyatan maka Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan
Timur melalui Anggaran APBD Provinsi Tahun Anggaran 2012, berencana
mengembangkan kebun kelapa sawit rakyat disepanjang kiri kanan jalan Jahab –
Barong Tongkok, sepanjang kurang lebih 290 Km (paket 1 ) dan Simpang Bengalon
- Sangkulirang (paket 2), sepanjang kurang lebih 152 Km.

Untuk mewujudkan rencana pembangunan perkebunan kelapa sawit


tersebut, maka diperlukan study kelayakan untuk kesesuaian lahan perkebunan
kelapa sawit dengan menggunakan data Sistem Informasi Geografis (SIG) guna
melakukan pengkajian aspek-aspek yang berkaitan dengan usaha yang berkaitan
dengan usaha perkebunan kelapa sawit termasuk identifikasi kendala internal dan
eksternal.

Study menggunakan data Sistem Informasi Geografis (SIG) ini akan dilakukan
penelitian dan analisis terhadap potensi sumberdaya lahan, sumberdaya manusia,

3
sosial budaya, sosial ekonomi, investasi, kondisi pasar komoditi pertanian, sehingga
kendala-kendala yang mempengaruhi usaha perkebunan kelapa sawit dapat
diidentifikasi.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Untuk mengetahui potensi sumberdaya lahan dan sumberdaya


manusia (sosial, ekonomi dan budaya) untuk pengembangan kelapa
sawit.
2. Membuat Sistem Informasi Geografis (SIG) kesesuaian lahan
Perkebunan kelapa sawit.
3. Membantu masyarakat petani setempat (stake holder) melalui
kelompok tani atau lembaga koperasi desa dalam mengembangkan
agribisnis kelapa sawit.

II. RUANG LINGKUP KEGIATAN


A. RANG LINGKUP
1. Sistem Informasi Geografis (IGS) dan Identifikasi sumberdaya alam
Membuat Sistem Informasi Geografis (SIG) potensi lahan (sumberdaya alam) yang
meliputi survey tanah/lahan dan agroklimat untuk mengevaluasi kapabilitas dan
kesesuaian lahan untuk kelapa sawit diwilayah sepanjang kiri-kanan jalan di Kab.
Kuker, Kubar dan Kutim, yaitu :
a. Paket 1 (Kutai kartanegara- Kutai Barat) :

4
Desa Jahab, Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara sampai dengan Kec.
Barong Tongkok Kabupaten Kutai Barat sepanjang kurang lebih 290 Km

b. Paket 2 (Kutim)
Simpang Bengalon sampai dengan Kec. Sangkulirang, Kabupaten Kutai Timur
sepanjang kurang lebih 152 Km.

B. SASARAN KEGIATAN
1. Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk Kesesuaian Lahan
Kelapa Sawit
Menyusun Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk kesesuaian Lahan
Kelapa Sawit pada areal yang berpotensi secara teknis agronomis dan
diharapkan mendapatkan respon yang baik dari masyarakat terhadap
pengembangan kelapa sawit.

2. Analisis Lahan berpotensi untuk Perkebunan Kelapa Sawit


Melakukan pembobotan dan skor berdasarkan tingkat kelas kesesuaian
lahan Sawit (Tekstur tanah, Land Use, Curah hujan, Jenis tanah, kualitas
tanah dan lain sebagainya) sehingga memudahkan pihak Pengguna Jasa
dalam hal pengambilan keputusan.

III. METODE PELAKSANAAN


Pelaksanaan Survey studi kelayakan/kesesuaian lahan Perkebunan kelapa sawit
dilakukan dalam 2 ( dua ) Tahap sebagai berikut :
A. PERSIAPAN
1. Menyusun jadwal survey, anggota tim dan menetapkan lokasi sasaran survey.
2. Pengumpulan dan Pengkajian data sekunder yang berkaitan dengan data yang
diperlukan dalam studi lebih lanjut.
3. Pengumpulan peta citra LANDSAT, Wilayah administrasi, tata ruang atau peta
pendukung lainnya yang dapat memberikan informasi dan asumsi dalam studi
lebih lanjut.

B. SURVEY PENDAHULUAN
1. Melakukan peninjauan/pengamatan/identifikasi langsung untuk menghimpun
dan menginventarisir data. Melaporkan kegiatan ini kepada Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) yang membidangi perkebunan di kabupaten, kantor
camat wilayah survei, petugas lapangan (PPL) serta Kepala Desa setempat.

5
2. Menganalisis dan mengkaji data yang diperoleh untuk menetapkan metode
pengumpulan data studi lapangan selanjutnya berdasarkan asumsi yang
berkembang.
3. Menyiapkan peta dasar untuk survei utama dengan cara mengkompilasi Citra
LANDSAT dan atau foto udara, peta topografi, peta administrasi, peta tata
ruang wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota dengan interpretasi citra LANDSAT
serta disajikan dalam bentuk peta dan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk
Kesesuaian Lahan Perkebunan Kelapa Sawit.
4. Inventarisasi data batas-batas pemilikan lahan, luas dan lokasinya.
5. Data penduduk berdasarkan usia produktif.
6. Data sosial, ekonomi dan budaya masyarakat meliputi anggota, status
keluarga, mata pencaharian dan tingkat pendapatan masyarakat.
7. Sarana perhubungan/telekomunikasi, jenis alat pengangkutan baik yang sudah
maupun yang akan direncanakan.
8. Menyajikan data iklim dari stasiun meterologi terdekat dari wilayah studi.
9. Melakukan evaluasi sumberdaya alam baik dalam bentuk laporan atau peta
(status dan peruntukan lahan), topografi, geomorfologi/bentuk lahan
(lanform), elevasi, lereng, drainase, geologi, tanah, penggunaan lahan,
vegetasi, dan sumber air serta faktor pembatas (banjir), dengan bantuan citra
satelit, foto udara, REPProT, tata ruang wilayah, dan Kecamatan.
10. Pengamatan dan interpretasi lapangan, untuk menguji kebenaran peta dengan
cek lapangan (Ground survey).

C. PELAKSANAAN STUDI LAPANGAN


Survey studi kelayakan/kesesuaian lahan Perkebunan kelapa sawit ini meliputi
pengumpulan data untuk mengkaji beberapa aspek antara lain :

1. Survey potensi lahan kelapa sawit


Metode pengumpulan data diuraikan sebagai berikut :
a. Pembuatan Peta Dasar
Sebelum melakukan survei lapangan, dipersiapkan peta dasar, foto udara
skala 1 : 50.000, serta digabungkan dengan peta citra setelit Landsat
skala 1 : 50.000. Dari gabungan peta-peta tersebut dibuat peta lokasi
survei, bentuk lahan, satuan peta lahan dan kesesuaian lahan untuk
perkebunan kelapa sawit.
b. Iklim dan Hidrologi
Data iklim dalam satu dekade terakhir dapat diperoleh dari Stasiun Badan
Meterologi, Klimatologi dan Geofisika yang terdekat dari lokasi survei.
Data curah hujan dianalisis distribusi dan frekuensinya. Potensial

6
evapotranspirasi dihitung berdasarkan Metode Blaney – Criddle khususnya
untuk kelapa sawit;
Pola dan jaringan drainasenya dipetakan pada skala 1 : 50.0000 sekaligus
dengan bentuk dan luas Daerah Aliran Sungai ( DAS) suatu sungai lokasi
survey besar debit air sungai. Dilakukan pengamatan terhadap kualitas air
tersebut dengan pengambilan sampel air dan kemudian dilakukan analisis
laboratorium.
c. Survey lereng (Topografi)
Pengukuran lereng / topografi dengan menggunakan klinometer secara
intersect yang sudah diplot dalam peta disesuaikan dengan fisiografi dan
aksebilitas lahan sehingga kelerengan lahan yang dominan diketahui
d. Survei Tanah
Tanah diidentifikasi berdasarkan taksonomi tanah (USDA) pada
semua satuan lahan khususnya pada lahan tinggi (upland)
Pengamatan dilakukan dengan melakukan pengeboran sedalam 1
meter dengan jarak tertentu untuk melihat perbedaan atau
keragaman suatu tanah.
Pada setiap Satuan Peta Tanah (SPT) dibuat beberapa buah lubang
profil tanah untuk tujuan klasifikasi tanah dan mengambil sample
tanah dari tiap horison untuk dianalisis di laboratorium baik sifat
kimia maupun sifat fisikanya, sehingga tingkat kesuburan tanahnya
untuk dasar rekomendasi pemupukan kelapa sawit.
e. Survei penggunaan Lahan dan Vegetasi/Hutan
Penggunaan lahan saat ini berkaitan dengan sistem pertanian yang
ada dan dapat diketahui dengan observasi langsung dilapangan serta
dibantu dengan peta penggunaan lahan yang tersedia. Hal ini dapat
digunakan sebagai dasar perencanaan pengelolaan tanah dan
tanaman kelapa sawit lebih lanjut, Dilakuakn survei tanah (lahan)
dengan pengamatan profil tanah, pengambilan sampel tanah (untuk
mengetahui sifat fisika dan kimia tanah), pengukuran
lereng/topografi, pengamatan vegetasi, penggunaan lahan, hidrologi,
kedalaman air tanah, kualitas air, drainase, agroklimat dan lain-lain,
Hasilnya disajikan dalam bentu peta-peta.
2. Survei sumber daya Manusia dan Sosial Ekonomi
1. Melakukan survei demografi, pendidikan, struktur kependudukan, sistem
pertanian/usaha tani, luas dan status kepemilikan lahan, analisis biaya
agribisnis/usaha tani, usaha kecil atau menengah, pengeluaran dan
pendapatan per kapita, masalah sosial ekonomi yang dihadapi, dan lain-

7
lain. Hal ini dilakukan dengan teknik wawancara langsung kepada
petani/pekebun, tokoh masyarakat, lembaga ekonomi, pedagang dengan
melakukan pengisian kuisioner.
2. Pengamatan sarana dan prasarana pendukung (sistem transfortasi, jalan,
sekolah, lembaga sosial ekonomi, pasar dan lain-lain.
3. Inventarisasi masalah/kendala dan sarana pendukung dalam pembangunan
perkebunan kelapa sawit.

D. ANALISIS DATA
Dari data yang diperoleh dilakukan evaluasi dan pengkajian lebih lanjut untuk
memperoleh suatu kesimpulan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk
kesesuaian lahan kelapa sawit yang sesuai untuk kondisi setempat, baik luas
maupun bentuknya secara ekonomi layak diusahakan, sehingga pada akhirnya
mampu meningkatkan pendapatan masyarakat/petani kebun, Hal ini meliputi :
1. Interpretasi data lahan/tanah yang disajikan dalam Sistem Informasi
Geografis (SIG) peta potensi lahan dan kesesuaian kesesuaian, dan
pengkajian peruntukan lahan (peta tata ruang) seperti lahan kering (untuk
pemukiman, perkebunan besar dan plasma, perkebunan rakyat, lokasi pebrik
dan lain-lain).
2. Melakukan pembobotan dan skor berdasarkan tingkat kelas kesesuaian lahan
Sawit (Tekstur tanah, Land Use, Curah hujan, Jenis tanah, kualitas tanah dan
lain sebagainya).

E. PEMBUATAN LAPORAN
Hasil pelaksanaan studi kelayakan / kesesuaian lahan perkebunan kelapa sawit ini
dibuat dalam bentuk laporan tertulis (naskah) berikut data-data pendukung (skala
1 : 10.000) yang disusun melalui tahapan :
1. Laporan Pendahuluan, adalah laporan yang menyajikan hasil survei
pendahuluan tentang kondisi biofisik lahan dan sosial ekonomi serta identifikasi
masalah di lapamgan,
2. Laporan Sementara (Draft 1) menyajikan hasil studi dalam bentuk laporan
sementara untuk didiskusikan atau diseminarkan dengan instasi terkait yang
ada untuk menampung masukan sebagai bahan perbaikan.
3. Laporan akhir adalah laporan yang dirangkum berdasarkan masukan dan hasil
diskusi serta kesepakatan bersama antara instansi teknis/dinas terkait, lapiran
ini dibuat menurut kaidah penulisan buku laporan dengan jumlah eksemplar
sesuai dengan kebutuhan.

8
III. KEAHLIAN YANG DIPERLUKAN

a. Team Leader
Sarjana S1, Teknik Geodesi pengalaman minimal 8 tahun dalam bidang
Pembuatan peta dan Sistem Informasi Geografis (SIG) Serta memiliki Sertifikat
Keahlian (SKA) minimal sebagai Ahli Madya yang masih berlaku, yang
dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi terkait, diregistrasi Lembaga Pengembangan
Jasa Konstruksi (LPJK). Mempunyai kemampuan menganalisa, mampu bekerja
sama dengan tenaga ahli lainnya, serta dengan instansi-instansi yang terkait
dengan kegiatan tersebut.
b. Ahli Sistem Informasi Geografis (SIG)
Sarjana S1, Teknik Geodesi pengalaman minimal 5 tahun dalam bidang
Pembuatan peta dan Sistem Informasi Geografis (SIG) Serta memiliki Sertifikat
Keahlian (SKA) minimal sebagai Ahli Muda yang masih berlaku, yang
dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi terkait, diregistrasi Lembaga Pengembangan
Jasa Konstruksi (LPJK).
c. Ahli Teknik Lingkungan
Sarjana S1, Teknik Lingkungan pengalaman minimal 5 tahun dalam bidang
penataan lingkungan, Serta memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) minimal sebagai
Ahli Muda yang masih berlaku, yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi terkait,
diregistrasi Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK).
d. Ahli Planologi / Perencanaan Wilayah
Sarjana S1, Teknik Planologi pengalaman minimal 5 tahun dalam bidang
Perencanaan wilayah / kota, Serta memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) minimal
sebagai Ahli Muda yang masih berlaku, yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi
terkait, diregistrasi Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK).
e. Ahli Geodesi
Sarjana S1, Teknik Geodesi pengalaman minimal 4 tahun dalam bidang survey
topografi/terestris, Serta memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) minimal sebagai Ahli
Muda yang masih berlaku, yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi terkait,
diregistrasi Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK).
f. Ahli Teknik Geologi
Sarjana S1, Teknik Geologi pengalaman minimal 4 tahun dalam bidang geologi,
Serta memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) minimal sebagai Ahli Muda yang masih
berlaku, yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi terkait, diregistrasi Lembaga
Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK).
g. Ahli Pertanian
Sarjana S1, Teknik Pertanian pengalaman minimal 4 tahun dalam bidang
pertanian.
h. Ahli Kehutanan
Sarjana S1, Teknik Kehutanan pengalaman minimal 3 tahun dalam bidang
kehutanan,
i. Ahli Ekonomi
Sarjana S1, Teknik Ekonomi pengalaman minimal 3 tahun dalam bidang ekonomi,

9
j. Ahli Hukum
Sarjana S1, Teknik Hukum pengalaman minimal 3 tahun dalam bidang Hukum,

IV. SUMBER PEMBIAYAAN

Pembiayaan pelaksanaan survey studi kelayakan (FS) Pengembangan Kelapa Sawit


di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kutai Barat, dan Kutai Timur berasal dari Dokumen
Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur Tahun
Anggaran 2012 sebesar Rp 450.000.000,- (Empat Ratus Lima Puluh Juta Rupiah).

V. PENUTUP

Demikian kerangka acuan kerja ini disusun untuk dipergunakan sebagai pedoman
dalam melaksanakan kegiatan survey studi kelayakan (FS) Pengembangan Kelapa Sawit di
Kabupaten Kutai Kartanegara, Kutai Barat, dan Kutai Timur.
Demikian, diharapkan dapat menjadi bahan dalam menentukan kebijakan
selanjutnya dalam pembangunan kebun kelapa sawit rakyat di Kalimantan Timur.

Mengetahui
Kepala Bidang Pengembangan, Kasi Pengembangan dan Perluasan Areal,

Ir. Bambang F. Fallah, MP Ir. Rr. Zuraida Henny Hapsari, MP


NIP. 19620213 199203 1 005 NIP. 19660629 199703 2 001

Menyetujui
Kepala Dinas Perkebunan
Provinsi Kalimantan Timur,

Ir. Etnawati, M.Si


NIP. 19560924 198503 2 002

10

Anda mungkin juga menyukai