PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Umum
Tanah merupakan salah satu unsur penting dalam menunjang
kelangsungan hidup manusia. Sebagai penunjang kelangsungan
hidup, tanah difungsikan sebagai tempat manusia beraktivitas.
Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan
peradaban manusia, penggunaan tanah terutama lahan sawah
mulai terusik. Keterusikan ini akibat pertambahan jumlah
penduduk, penemuan dan pemanfaatan teknologi, serta dinamika
pembangunan. Lahan sawah yang semula berfungsi sebagai media
bercocok tanam (pertanian), berangsur-angsur berubah menjadi
pemukiman penduduk maupun lahan non pertanian lainnya.
Perubahan pemanfaatan lahan sawah untuk pertanian ke
pemanfaatan bagi non pertanian ini dikenal dengan istilah alih
fungsi lahan sawah.
Alih fungsi lahan sawah setiap tahunnya terjadi kurang lebih
seluas 150.000-200.000 ha/tahun, namun dampak alih fungsi
lahan sawah kurang disadari sehingga upaya pengendalian serta
penanganannya terkesan terabaikan. Dalam hal alih fungsi tersebut,
kebijakan pemerintah juga diarahkan untuk meminimalkan dampak
yang lebih luas yaitu kerugian sosial ekonomi seperti hilangnya
kesempatan kerja, pendapatan petani, dan terganggunya
ketersediaan pangan, kerugian ekologi seperti banjir, penurunan
permukaan tanah dan terganggunya keseimbangan ekosistem, serta
lebih jauh dapat mengancam stabilitas politik, ekonomi dan sosial.
Implementasi alih fungsi lahan sawah masih dapat dilakukan selama
tidak merugikan dan dapat ditekan serta dinetralisasi. Ada tiga
strategi dapat ditempuh dan harus dilaksanakan secara serentak.
Strategi itu adalah (1) memperkecil peluang terjadinya alih fungsi
lahan sawah dengan mengurangi intensitas faktor yang dapat
2. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 2043);
b. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68
tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
c. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5068);
d. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang
Penatagunaan Tanah;
e. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penetapan
dan Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan;
f. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan
Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik;
g. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 8 Tahun 2015 tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
h. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 19 Tahun 2016 tentang Penetapan
C. Pengertian
1. Lahan Sawah adalah lahan usaha tani yang secara fisik
permukaan tanahnya rata, dibatasi oleh pematang, sehingga
dapat ditanami padi dengan sistem genangan dan
palawija/tanaman pangan lainnya;
2. Alih fungsi Lahan Sawah adalah perubahan fungsi lahan sawah
menjadi bukan lahan sawah baik secara tetap maupun sementara;
3. Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah bidang lahan
pertanian yang ditetapkan untuk dilindungi dan dikembangkan
secara konsisten guna menghasilkan pangan pokok bagi
kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan nasional;
Masa Status
Permohonan Alih Quo Persetujuan Alih Fungsi b1 Lahan Sawah yang
Lahan Sawah oleh Menteri
Fungsi Lahan Sawah Dilindungi
ATR/BPN
d,e,f
b2 c
Keterangan:
a : Kendali mutu verifikasi Alih Fungsi sawah ke Masuk dalam Perda
b1 : Rekomendasi AFLS Bila sudah ada non pertanian LP2B/RTRW
b2 : Pemantauan dan Evaluasi dalam RTRW b3
b3 : Penertiban
c : Pengendaian Integrasi (d,e,f)
d : Proteksi
e : Pembinaan Insentif
f : Penyuluhan Sosialisasi
Kendali Mutu
Penetapan LSD
Proteksi
Pembinaan Pembinaan
Pembinaan
Insentif
Penyuluhan/
Sosialisasi
A. Pelaksana
Kegiatan Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah di Kantor
Pertanahan dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Seksi Penanganan
Masalah dan Pengendalian Pertanahan. Dalam hal terbatasnya sumber
daya manusia, pelaksanaan kegiatan pengendalian alih fungsi lahan
sawah ini dapat melibatkan tenaga ahli, konsultan atau staf dari
seksi/sub bagian yang lain sesuai kebutuhan dan berdasarkan
kebijakan pimpinan.
B. Persiapan
Sebelum melakukan kegiatan, terlebih dahulu dilakukan hal-hal
sebagai berikut:
1. Rapat persiapan pelaksanaan kegiatan Pengendalian Alih Fungsi
Lahan Sawah yang dikoordinasikan oleh Seksi Penanganan
Masalah dan Pengendalian Pertanahan;
2. Penyiapan Surat Menyurat dan Alat Penunjang kegiatan.
C. Pelaksanaan
Kegiatan Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah di Kantor
Pertanahan terdiri dari:
1. Kendali Mutu Verifikasi Lahan Sawah Dilindungi
Verifikasi data lahan sawah yang dilakukan oleh Tim Seksi
Penataan Pertanahan perlu dilakukan kendali mutu. Kendali mutu
ini dilakukan melalui supervisi terhadap hasil verifikasi data lahan
sawah sesuai dengan standar yang telah diatur dalam Petunjuk
Teknis/Tata Cara Kerja/Kerangka Acuan Kerja Verifikasi Data
Lahan Sawah terhadap Data Pertanahan yang telah disusun oleh
satuan kerja Penatagunaan Tanah. Kendali mutu ini dilakukan
pada tahap persiapan, pelaksanaan hingga pelaporan. Bila
diperlukan, kendali mutu ini dapat dilakukan pengecekan lapangan
Dokumen
Permohonan Perbaikan Dokumen
Pemeriksaan
Dokumen
Tidak
Validasi Data
Ya
Rekomendasi
Menteri ATR/
BPN
Pengumpulan Data
Data
Data Spasial
Tekstual
Koordinasi dan
Survey Lapangan
Analisis
Rekomendasi
4. Proteksi
Proteksi merupakan upaya perlindungan terhadap Lahan Sawah
agar tidak beralih fungsi. Proteksi dalam rangka pengendalian alih
fungsi lahan sawah dilaksanakan dengan melakukan:
a. Tindakan administrasi dan atau yuridis terhadap penguasaan
dan pemilikan lahan sawah.
Proteksi dilakukan dengan memberikan tanda atau catatan pada
peta pendaftaran tanah. Proteksi tersebut dilakukan terhadap
bidang-bidang tanah yang masuk dalam Lahan Sawah
Dilindungi dan atau Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
Tahapan dalam melakukan proteksi adalah sebagai berikut:
5. Pembinaan Insentif
Pembinaan dilakukan terkait insentif yang menjadi tugas dan
tanggung jawab Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional. Pembinaan dilaksanakan terhadap
masyarakat pemilik lahan sawah pada kawasan yang telah
ditetapkan sebagai Lahan Sawah Dilindungi dan/atau Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B).
D. Anggaran
Anggaran yang digunakan dalam rangka kegiatan pengendalian alih
fungsi lahan sawah di Kantor Pertanahan disesuaikan dengan
Petunjuk Teknis dan atau kebutuhan dalam alokasi Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) pada tahun berjalan dan/atau sumber
pendanaan lain sesuai ketetuan yang berlaku.
Pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka penyerapan
anggaran dapat dilaksanakan melalui:
1. Kendali Mutu Verfikasi Lahan Sawah Dilindungi
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan pada tahapan ini dapat
dilaksanakan dengan :
A. Pelaksana
Kegiatan Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah di Kantor Wilayah
BPN dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Bidang Penanganan
Masalah dan Pengendalian Pertanahan. Dalam hal terbatasnya sumber
daya manusia, pelaksanaan kegiatan pengendalian alih fungsi lahan
sawah ini dapat melibatkan tenaga ahli, konsultan atau staf dari
bidang/bagian yang lain berdasarkan kebijakan pimpinan.
B. Persiapan
Sebelum melakukan kegiatan, terlebih dahulu dilakukan hal-hal
sebagai berikut:
1. Rapat persiapan pelaksanaan kegiatan Pengendalian Alih Fungsi
Lahan Sawah yang dikoordinasikan oleh Bidang Penanganan
Masalah dan Pengendalian Pertanahan;
2. Penyiapan Surat Keputusan Petugas Pelaksana yang ditanda
tangani oleh Kepala Kantor Wilayah BPN, dengan contoh
sebagaimana dimaksud pada Lampiran 2.
C. Pelaksanaan
Dalam rangka pengendalian alih fungsi lahan sawah, Kantor
Wilayah BPN melaksanakan kegiatan:
1. Pembinaan
D. Anggaran
Anggaran yang digunakan dalam rangka kegiatan pengendalian alih
fungsi lahan sawah di Kantor Wilayah BPN disesuaikan dengan
Petunjuk Teknis dan atau kebutuhan dalam DIPA pada tahun berjalan
dan/atau sumber pendanaan lain sesuai ketetuan yang berlaku.
Pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka penyerapan
anggaran dapat dilaksanakan melalui:
1. Persiapan
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan pada tahapan ini dapat
dilakukan dengan:
a. Rapat Koordinasi;
b. Pembuatan Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah BPN
tentang Penetapan Petugas Pelaksana Kegiatan Pengendalian
Alih Fungsi Lahan Sawah yang terdiri dari:
1) Penanggungjawab (Kepala Kantor Wilayah BPN)
2) Ketua (Kepala Bidang Penanganan Masalah dan Pengendalian
Pertanahan/Pejabat Administrator lain yang ditunjuk)
3) Sekretaris (Kepala Seksi Pengendalian Pertanahan/Pejabat
Pengawas lain yang ditunjuk)
4) Anggota, terdiri dari 10 (sepuluh) orang dari satuan kerja
terkait antara lain:
A. Pelaksana
Kegiatan Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah di Kementerian
ATR/BPN dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Direktorat
Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan, Direktorat Jenderal
Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah. Dalam hal
terbatasnya sumber daya manusia, pelaksanaan kegiatan
pengendalian alih fungsi lahan sawah ini dapat melibatkan tenaga ahli,
konsultan, dan unsur direktorat teknis lain yang terkait.
B. Persiapan
Sebelum melakukan kegiatan, terlebih dahulu dilakukan hal-hal
sebagai berikut:
1. Rapat persiapan pelaksanaan kegiatan Pengendalian Alih Fungsi
Lahan Sawah yang dikoordinasikan oleh Direktorat Pengendalian
dan Pemantauan Pertanahan;
2. Penyiapan surat tugas, undangan, dan naskah dinas lainnya yang
ditanda tangani oleh Direktur Jenderal Pengendalian Pemanfaatan
Ruang dan Penguasaan Tanah.
C. Pelaksanaan
Pengendalian alih fungsi lahan sawah di Kementerian ATR/BPN
dilaksanakan dengan beberapa kegiatan yaitu:
1. Melakukan Pembinaan Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah
a. Penyiapan Administrasi dan Bahan Pelaksanaan Kegiatan
Penyiapan administrasi dan Bahan Pelaksanaan Kegiatan
dilaksanakan melalui:
1) Rapat koordinasi, dalam rangka penyamaan persepsi,
perencanaan, penentuan prioritas dan hal-hal lain yang
diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan pengendalian alih
fungsi lahan sawah;
5. Melakukan Pengawasan
1) rapat koordinasi
2) pemantauan ke daerah.
D. Anggaran
Anggaran yang digunakan dalam rangka kegiatan pengendalian alih
fungsi lahan sawah di Direktorat Pengendalian dan Pemantauan
Pertanahan disesuaikan dengan Petunjuk Teknis dan atau kebutuhan
dalam alokasi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) pada tahun
berjalan dan/atau sumber pendanaan lain sesuai ketetuan yang
berlaku.
A. Susunan Laporan
Laporan hasil Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah dibuat
dengan susunan sebagai berikut:
JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI
A. Gambaran Umum Wilayah
B. Data Lahan Sawah
C. Gambaran Alih Fungsi Lahan Sawah
BAB III PELAKSANAAN PENGENDALIAN ALIH FUNGSI LAHAN
SAWAH
A. Pengumpulan Data
B. Pelaksanaan dan Pengolahan Data
C. Hambatan, Kendala dan Masalah dan Penyelesaiannya
BAB IV HASIL DAN ANALISA
2. KATA PENGANTAR
Kata pengantar, berisi uraian tentang tujuan penulisan laporan,
pelaksanaan, lokasi serta permintaan masukan dan ucapan terima
kasih. Kata pengantar ditandatangani oleh pimpinan satuan kerja
pelaksana kegiatan.
4. PENDAHULUAN
Berisi uraian singkat tentang latar belakang, maksud dan tujuan,
tahapan kegiatan, serta keluaran yang dicapai dalam kegiatan
Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah.
a. Latar Belakang
Uraian singkat tentang pentingnya pengendalian alih fungsi
lahan sawah dan mengapa kegiatan pengendalian tersebut
dilakukan
b. Maksud dan Tujuan
Menguraikan tentang maksud dan tujuan kegiatan Pengendalian
Alih Fungsi Lahan Sawah
NOMOR .....
TENTANG
PENETAPAN PETUGAS PELAKSANA KEGIATAN PENGENDALIAN ALIH
FUNGSI LAHAN SAWAH PADA KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI..... *)
TAHUN ANGGARAN .....
Ditetapkan di............
Pada Tanggal .............
KEPALA KANTOR
WILAYAH BPN
PROVINSI ............. *)
.........................
NIP. ...............
Tembusan :
1. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional;
2. Direktur Jenderal Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan
Tanah;
3. DirekturPengendaliandanPemantauanPertanahan
4. Arsip.
KEPALA KANTOR
WILAYAH BPN
PROVINSI............. *)
.........................
NIP. ...............