I. LATAR BELAKANG
a. Dasar hukum
Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan
antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi dan Pemerinrah Daerah
Kabupaten/Kota
Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 81 Tahun 2014 Tentang
Pembentukan produk Hukum Daerah
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 16/PRT/M/2008 Tentang
Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman
Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No.
332/KPTS/M/2002 Tanggal 21 Agustus 2002 dan Peraturan Pembangunan
Pemerintah Daerah Setempat
b. Gambaran Umum
Penyelenggaraan Prasarana dan sarana air limbah yang memadai, yang
merupakan bagian dari prasarana dan sarana PLP (Penyehatan Lingkungan
Permukiman) bertujuan untuk menciptakan kondisi perumahan dan permukiman
yang layak, sehat, bersih, aman dan serasi dengan lingkungan sekitarnya.
Pembangunan prasarana dan sarana air limbah diarahkan kepada
penyelenggaraan pembangunan secara terpadu yang dilakukan secara efektif
dan efisien dengan memprioritaskan optimasi terhadap sistem yang ada untuk
dapat menciptakan lingkungan permukiman yang aman dan sehat.
Permasalahan air limbah bukan lagi sekadar masalah kebersihan dan lingkungan
saja, tetapi sudah menjadi masalah sosial yang mampu menimbulkan konflik.
Lebih parah lagi, hampir semua kota di Indonesia, baik kota besar atau kota kecil,
tidak memiliki penanganan air limbah yang baik. Umumnya kota di Indonesia
memiliki manajemen pengolahan air limbah yang masih kurang baik, terutama
bangunan yang berada di atas air.
Air limbah (air buangan) selalu identik dengan barang sisa atau hasil buangan tak
berharga, apabila air limbah dapat di oleh melalui sistem pengolahan yang mana
effluen dari pengolahan tidak mencemari daerah sekitar dapat dimanfaatkan
kembali untuk air bersih. Pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi
mengakibatkan semakin bertambahnya tingkat konsumsi masyarakat serta
aktivitas lainnya. Hal ini tentunya akan berdampak pada terjadinya pertambahan
volume buangan/limbah yang dihasilkan yang lebih dikenal sebagai limbah
domestik. Meski setiap hari manusia selalu menghasilkan air limbah, manusia pula
yang paling menghindari air limbah. Orang kebanyakan hanya bisa
membuangnya, namun kurang peduli bagaimana barang sisa itu seharusnya
diperlakukan. Tidaklah heran, akibat kelalaian dan kekurangpedulian kita
terhadap air limbah, kita pula yang menuai bencana yang ditimbulkan oleh air
limbah yang akhirnya menjadi permasalahan lingkungan serius yang harus
ditangani.
Tenaga – tenaga tersebut dibantu oleh tenaga Sub Profesional dan tenaga
pendukung yang terdiri dari :
1. Surveyor,
2. Admiinistratur kantor
3. CAD Operator / Drafter
b. Keluaran (Kuantitatif)
Keluaran dari kegiatan ini terselenggaranya kegiatan perencanaan teknis Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) Skala Kawasan di lokasi Api – Api Kota Bontang
sesuai dengan syarat adminstrasi dan teknis, kuantitas dan kualitas konstruksi
sesuai dengan standar yang berlaku. Dan semua kegiatan tercatat dalam satu
sistem pelaporan.
V. Strategi Pencapaian
a. Metode Pelaksanaan
b. Tahapan Pelaksanaan
Lokasi kegiatan meliputi wilayah administrasi Kelurahan Api – Api Kota Bontang,
Provinsi Kalimantan Timur.
a. Pelaksana Kegiatan
b. Penanggungjawab Kegiatan
c. Penerima Manfaat
a. Waktu Pelaksanaan
Jangka waktu pelaksanaan adalah selama 5 (lima) bulan terhitung dari
diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). Berikut ini jadwal pelaksanaan
kegiatan:
No Tenaga Ahli Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 Team Leader
5 Ahli K3 Konstruksi
IX. LAPORAN
1. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan memuat:
1) Rencana kerja penyedia jasa secara menyeluruh;
2) Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya;
3) Jadwal kegiatan penyedia jasa.
4) Metodologi pelaksanan kegiatan
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 1 (satu) bulan sejak SPMK diterbitkan
sebanyak 10 (sepuluh) buku laporan termasuk asli.
2. Laporan Antara
Laporan Interem berisi: Gambar hasil studi yang telah dilakukan terhadap seluruh
aspek yang disyaratkan dalam KAK, digunakan sebagai bahan
diskusi/presentasi/pemaparan Laporan digandakan 10 (sepuluh) buku dan
diserahkan paling lambat 3 (tiga) bulan sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK) oleh KPA kepada Konsultan Perencana
3. Konsep LaporanAkhir
Draft Laporan Akhir mengenai seluruh kegiatan yang dilaksanakan antara lain konsep
perencanaan, analisa-analisa yang dilakukan serta rencana detail desain. Laporan
digandakan 10 (sepuluh) buku dan diserahkan paling lambat 4 (empat) bulan sejak
dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) oleh KPA kepada Konsultan
Perencana.
4. Laporan Akhir
Laporan Akhir berisi mengenai seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan setelah
melakukan presentasi/seminar/pemaparan kepada instansi terkait dan merupakan
perbaikan atau penyempurnaan laporan akhir sementara. Laporan digandakan 10
(sepuluh) buku dan diserahkan paling lambat 5 (lima) bulan sejak dikeluarkannya
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) oleh KPA kepada Konsultan Perencana
X. BIAYA
Untuk pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya dibiayai dari DIPA Satuan Kerja
Pengembangan Air Minum dan Sanitasi Propinsi Kalimantan Timur (APBN – P) TA.
2015.
Samarinda, 2015
Pejabat Pembuat Komitmen Air Limbah
Satuan kerja Pengembangan
Air Minum dan Sanitasi Kalimantan Timur,