Anda di halaman 1dari 26

BEBERAPA ALASAN BAHWA LAHAN MASYARAKAT

SAD DAN PETANI YANG BERKONFLIK DENGAN PT.BSU/PT.AP


DILUAR KONFLIK SAD 113 DI AREAL 3.550 HA,
SERTA ALASAN BAHWA LAHAN SELUAS 3.700 HA
YANG DILEPAS OLEH PERUSAHAAN
SEBAGIAN BESAR DIDUGA BERADA DILUAR
HGU PT.BSU/PT.AP

1. Bentuk peta pelepasan kawasan hutan tahun 1992 dengan peta Mikro tahun
1987 dan Peta Amdal hampir sama, tetapi titik koordinat peta pelepasan
kawasan hutan, bergeser ke bagian barat dari peta mikro ± 2000 meter,
sedangkan peta garapan perusahaan sebelum tahun 2004, bentuknya sama
dengan peta pelepasan kawasan hutan, peta mikro dan dengan peta Amdal.

2. Pada tahun 2004, pihak perusahaan memasang patok HGU, kemudian


ditindaklanjuti dengan turunya Tim dari Kanwil BPN Jambi, sejak itu peta
garapan perusahaan dibeberapa titik tidak sama lagi dengan peta pelepasan
kawasan hutan, peta mikro dan peta AMDAL, peta tersebut diduga kuat
dicleam sebagai peta HGU, oleh perusahaan, sehingga berdasarkan peta
tersebut, banyak lahan garapan dan kebun masyarakat dicleam masuk HGU
Perusahaan, lahan garapan dan kebun masyarakat tersebut ada yang digusur
dan ada juga yang tidak digusur.
3. Pada setiap proses mediasi penyelesaian konflik yang dilakukan, pihak perusa-
haan dan BPN tidak pernah memperlihatkan peta HGU Perusahaan sesuai
dengan peta situasi khusus HGU nomor 1/BH/1986 Tanggal 23 Juli 1986, yang
diperlihatkan hanya peta garapan perusahaan.

4. Apabila peta HGU Perusahaan mengacu pada peta Mikro 1987, maka berdasar-
kan titik koordinat peta Mikro, dibeberapa tempat ditemukan tanaman kelapa
sawit perusahaan sudah melebihi titik koordinat batas peta mikro tersebut, dan
sebaliknya, apabila peta HGU perusahaan mengacu pada peta pelepasan kawas-
an hutan tahun 1992, maka tanaman kelapa sawit perusahaan dibagian timur,
sudah melebihi titik koordinat peta pelepasan kawasan hutan ± 2000 meter.

5. Pada waktu pembuatan parit gajah oleh pihak perusahaan Tahun 2013, ada
beberapa titik kebun masyarakat yang selama ini dicleam masuk HGU oleh
perusahaan, tetapi diduga dengan loby loby antara pemilik kebun dengan
oknum perusahaan, kebun tersebut dikeluarkan dari parit gajah yang dibuat.

6. Dalam proses mediasi penyelesaian konflik yang dilakukan pada Tahun 2006
dan Tahun Tahun 2012, disepakati pengukuran ulang HGU perusahaan, tetapi
kesepakatan itu mendapat penolakan dari pihak perusahaan.
7. Tahun 2012 PT.Asiatic Persada menyurati Bupati Batanghari, bahwa kelompok
Idris Kuris menduduki areal HGU Perusahaan seluas ± 325,21 ha, padahal areal
yang diduduki dan dipagar oleh kelompok Terawang yang diketuai oleh Idris
Kuris ± 600 ha, berarti lahan yang diduduki oleh kelompok terawang, seluas ± 274
ha berada diluar HGU perusahaan.

8. Dibeberapa titik kebun PT.Berkat Sawit Utama (BSU) PT.Asiatic Persada yang
dicleam sebagai bagian dari HGU Perusahaan, diduga ada yang tumpang tindih
dengan Izin Lokasi PT.Jamer Tulen Tahun 2002.
9. Ada pengakuan dari juru ukur perusahaan, bahwa luas lahan PT.Asiatic Persada,
PT.Jamer Tulen dan PT.Maju Perkasa Sawit yang diukur dan dipetakan pada
Tahun 2004, keseluruhanya yaitu seluas 38.000 ha.

10. Putusan pengadilan Negeri Sengeti nomor 01/Pdt.6/2005/PN Sengeti, atas guga-
tan PT.Asiatic Persada terhadap 4 (empat) orang masyarakat yang menduduki
HGU perusahaan dan terhadap BPN Muaro Jambi yang menerbitkan SHM diatas
HGU Perusahaan, gugatan tersebut dimenangkan oleh masyarakat dan BPN
Muaro Jambi dan berdasarkan arsiran peta lahan seluas 3.700 ha yang dilepas
oleh PT.BSU/PT.AP. Objek lahan yang sudah mempunyai kekuatan hukum
tersebut, diduga kuat menjadi bagian dari luasan lahan 3.700 ha yang dilepas oleh
PT.BSU untuk dijadikan objek TORA.
11. Putusan pengadilan Negeri Muara Bulian nomor 09/Pdt.G/2010/PN.MBLN atas
gugatan PT.Asiatic Persada terhadap 6 (enam) orang masyarakat yang menduduki
dan menguasai HGU Perusahaan, gugatan tersebut dimenangkan oleh PT.Asiatic
Persada, tetapi pihak perusahaan tidak melakukan Exekusi terhadap lahan dan
kebun masyarakat tersebut. Salah seorang masyarakat yang kalah dalam gugatan
itu melakukan Banding serta Kasasi ke Mahkamah Agung, pada tingkat Kasasi,
perkara tersebut dimenangkan oleh masyarakat, lokasi tersebut diduga termasuk
kedalam areal lahan 3.700 ha yang dilepas.

12. Pada Tahun 2016 terjadi tindak pidana pencurian kelapa sawit yang dicleam oleh
pihak perusahaan berada didalam HGU, setelah dilakukan pengecekan TKP, BPN
Batanghari yang menjadi saksi ahli dan yang melakukan pengecekakan TKP,
dalam kasus tersebut memberikan keterangan dan menerbitkan peta, dimana TKP
kasus pencurian itu berada diluar HGU Perusahaan, tetapi berdasarkan arsiran
peta lahan 3.700 ha yang dilepas perusahaan, disepanjang lokasi lahan yang satu
hamparan dengan lokasi TKP tersebut, mulai dari unit 18 sampai unit 22 Sungai
Bahar menjadi masuk didalam HGU perusahaan dan menjadi bagian dari lahan
seluas 3.700 ha yang dilepas dari HGU perusahaan dan isinya adalah tanaman
kelapa sawit masyarakat Tran dan Plasma PTPN VI Sungai Bahar, sementara
TKP pencurian dimaksud, yang isinya adalah kebun kelapa sawit perusahaan,
tidak termasuk didalam arsiran peta lahan 3.700 ha yang dilepas.
KESIMPULAN

1. Pihak Executiv, Legislativ dan Yudikativ, perlu mendesak BPN baik secara lisan
maupun tertulis, agar pihak BPN mengeluarkan Peta HGU Perusahaan nomor
1/BH/1986 Tanggal 23 Juli 1986.

2. Areal lahan seluas 3.700 ha yang dilepas secara sukarela oleh perusahaan dari HGU,
dan areal konflik lahan masyarakat SAD dan Petani diwilayah kebun perusahaan
yang dicleam sejak Tahun 2004 masuk HGU, perlu dioverly dengan peta HGU
Perusahaan nomor 1/BH/1986 Tanggal 23 Juli 1986.
ALAT BUKTI PETA DAN SURAT
1. PETA PENCADANGAN LAHAN UNTUK PT.BDU TAHUN 1985
2. PETA MIKRO TAHUN 1987
3. PETA TATA BATAS PELEPASAN KAWASAN HUTAN SELUAS 27.150 HA UNTUK
PT.BANGUN DESA UTAMA TAHUN 1989
4. PETA PELEPASAN KAWASAN HUTAN TAHUN 1992
5. PETA ADENDUM AMDAL PT.ASIATIC PERSADA/PT.BERKAT SAWIT UTAMA
6. PETA AREAL GARAPAN PT.ASIATIC PERSADA TAHUN 2002
7. PETA HASIL SURVE TIM BPN JAMBI TAHUN 2004
8. PETA AREAL GARAPAN PT.ASIATIC PERSADA, PT.JT DAN PT.MPS YANG DIDUGA
DIBUAT PADA TAHUN 2004
9. PETA AREAL GARAPAN PT.ASIATIC PERSADA TAHUN 2006
10.PETA IDENTIVIKASI BPN BATANGHARI TAHUN 2007
11. PETA LOKASI WILAYAH CLEAM PT.BERKAT SAWIT UTAMA YANG TERTUANG DALAM DOKUMEN
ADENDUM AMDAL PT.BSU/PT.AP SELUAS 16.500 HA
12. OVERLY PETA PELEPASAN DENGAN PETA MIKRO TAHUN 1987, PETA AMDAL, PETA HGU
PERUSAHAAN PERSI BPN DAN PERUSAHAAN, SERTA DENGAN PETA GARAPAN PERUSAHAAN

103”16’08.09
1”56’31.14
103”19’12.53
1”57’03.01 103”20’41.87
1”57’04.99
103”16’20.59
1”56’33.01 103”16’41.87
1”56’35.02

103”17’36.76
1”59’15.82

103”17’38.06 103”19’08.31
2”01’07.91 2”01’09.42

103”26’42.55
2”03’15.22
103”26’28.46
2”02’54.39
103”19’15.26
2”03’49.16
103”19’22.25
2”03’45.51
103”20’31.31
2”04’26.73

103”19’22.17 103”21’09.34
2”05’06.39 2”05’22.11

103”22’01.47
2”06’11.83
103”25’39.10
2”06’50.60

103”25’52.24
2”07’18.04 103”26’43.04
103”21’41.64 103”24’13.49 2”07’35.13
2”07’28.43 2”07’32.13
103”22’56.37
2”07’53.81
13. PETA IZIN LOKASI PT.JAMER TULEN
14. PETA LAHAN SELUAS 3.700 HA YANG DILEPAS SECARA SUKARELA OLEH PT.BSU DARI LAHAN
HGU 20.000 HA.
15. PETA LAHAN SELUAS 3.700 HA YANG DILEPAS PERUSAHAAN
16. PETA AREAL KERJA PT.REKI YANG DIDUGA DITANAM KELAPA SAWIT OLEH PT.AP/PT.BSU
17. HASIL TELAAH DIRJEN PLANOLOGI DIWILAYAH PT.REKI YANG BERBATASAN DENG
AN PT.AP/PT.BSU.
18. PETA AREAL KERJA PT.REKI SK MENHUT NO 327/Menhut-II/2010
19. PETA HASIL PENGECEKAN TKP DALAM KASUS PENCURIAN DIWILAYAH KEBUN PT.AP/PTBSU
PADA TAHUN 2016 YANG BERADA DILUAR PETA HGU PT/AP/PT.BSU.
20. SURAT PT.ASIATIC PERSADA
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
DISUSUN OLEH
PERWAKILAN MASYARAKAT YANG
BERKONFLIK
DAN LEMBAGA PENDAMPING

Anda mungkin juga menyukai