Anda di halaman 1dari 7

TUGAS II

PEDAGOGI
JENIS MAKHLUK TUHAN DAN PENGEMBANGANNYA

Dosen;
Dr. Marjohan, M.Pd., Kons.
Dr. Nurfahanah. M.Pd., Kons

Oleh;

Rahayu Dewany
21151024

PROGRAM STUDI S2 BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
A. Benda Mati

Benda mati adalah benda yang tidak bisa bergerak, benda yang bercirikan
tidak memerlukan makan, tidak bernapas, tidak tumbuh, dan tidak berkembang biak.
Meski demikian, keberadaan benda mati sangat penting. Hal ini karena benda tak
hidup dimanfaatkan oleh makhluk hidup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Benda tak hidup yang diciptakan oleh manusia contohnya seperti kendaraan, pakaian,
perabotan, dan peralatan.

Maka ciri-ciri dari benda mati menurut Ji Yeon (2017) adalah sebagai berikut:

1. Bentuk yang Berbeda-beda


2. Ukuran Berbeda-beda
3. Warna Berbeda-beda
4. Bahan Penyusun Berbeda-beda

Dapat diketahui bahwa benda mati merupakan benda yang tidak dapat bergerak
tanpa digerakkan oleh manusia ataupun suatu yang menggerakannya seperti angin,
kemudian benda mati tidak bernafas, tidak tumbuh serta tidak dapat berkembang
biak. Namun dengan kemampuan manusia atas akal dan pikiran yang Allah berikan
sehingga manusia itu dapat menciptakan benda mati yang dapat digunakan untuk
keperluan manusia seperti kendaraan, pakaian, rumah dan lain sebagainya.

B. Setan/ Jin
1. Setan

Menurut Quraish Shihab (2000: 94) sebagaimana yang ditulis oleh Ahmad
bin Muhammad Ali Al-Fayyumi dalam bukunya “Al-Misbah Al-Munir”
dijelaskan, bahwa kata setan terambil dari kata َ‫ نَ طَ ش‬yang berarti jauh, karena
setan menjauh dari kebenaran atau menjauh dari rahmat Allah. Boleh juga terambil
dari kata َ‫ اطَ ش‬dalam arti melakukan kebatilan atau terbakar.
Sedang menurut Abdullah bin Muhammad Setan adalah sifat untuk menyebut
setiap makhluk yang jahat, membangkang, tidak taat, suka membelot, suka
maksiat, suka melawan aturan dan lain sebagainya. Kemudian setang juga disebut
dengan taghut. Al-Aqqad berkata bahwa disebut taghut karena dia telah melampui
batas dan durhaka kepada Tuhannya, menganggap dirinya sebagai Tuhan yang
disembah, kebalikannya makhluk ini telah putus ada dari rahmat Allah

Dapat diketahui bahwa setan merupakan makhluk yang membangkan, dan


berani melawan perintah Allah dan Allah murka kepadanya dan
menjerumuskannya kedalam neraka.

2. Jin
ْ ِ‫ انِن‬,artinya menutup diri
Kata jin secara bahasa ‫ نِّيٌِّج‬diambil dari kata ‫ت ِجاإل‬
dan bersembunyi. Mereka dinamakan demikian karena menutup diri dan
tersembunyi dari pandangan mata manusia sehingga tidak terlihat. Bentuk
jamaknya adalah ‫ انَنِج‬,sedangkan mereka adalah ‫ )نَّ ِةالج‬kelompok jin). Segala
sesuatu yang dijadikan media untuk melindungi dan menutup diri disebut ‫نَّةُج‬
.Disebut juga dengan ‫ نَّةَ ج‬,dinamakan demikian, karena rimbunan pepohonan
sehingga satu dan lainnya saling menutupi.
Adapun kata ‫الج‬RRَ‫ ْنیِن‬artinya, anak yang masih berada dalam kandungan
ibunya. Dinamakan demikian karena tidak terlihat. Dinamakan juga dengan ‫ْن‬
‫ َونُج‬artinya tertutup akalnya yaitu hilang akal seseorang atau gila.(Ibrahim
Abdul Alim, 1998:8)
Secara istilah, jin adalah jenis ruh yang berakal dan memiliki keinginan,
yang diberikan beban (taklif) sama seperti manusia. Mereka tidak bersifat
materi, tertutup dari panca indera, tidak terlihat dalam tabi’at dan rupa asli
mereka. Mereka makan, minum, menikah, dan memiliki keturunan. Amal-
amal mereka kelak di akhirat juga akan dihisab.
Dapat diketahui jin merupaka makhluk Allah SWT yang tidak dapat
dilihat oleh pancaindra manusia secara langsung, namun beberapa ilmuan
berpendapat bahwa sebagian manusia yang memiliki kemampuan dapat
melihat serta berinteraksi dengan jin tersebut. Meskipun jin tidak dapat dilihat
secara kasat mata namun segala perbuatannya juga dihisaf diakhirat kelak.
C. Malaikat

Allah telah menciptakan salah satu makhluk ghaib yaitu malaikat yang
merupakan sejenis mahluk ghaib lainnya. Sebagai mahluk ghaib wujud malaikat tidak
dapat dijangkau oleh pancaindra manusia, kecuali jika malaikat menampilkan diri
dalam rupa tertentu, seperti rupa manusia. Malaikat adalah hamba Allah yang mulia
(Q.S. Al-Anbiya’:26). Malaikat dibekali akal tetapi tidak mempunyai nafsu, oleh
karena itu senantiasa menyembah kepada Allah patuh atas segala perintah-Nya dan
tidak pernah berduhaka kepada-Nya (Q.S. Al-Anbiya’:27). Atas dasar ketaatan
kepada Allah pula malaikat bersedia sujud kepada manusia. Hal ini berbeda dengan
iblis yang terbuat dari nar (api) yang menentang perintah bersujud tersebut

Dapat diketahui bahwa malaikat merupakan salah satu makhluk ghaib ciptaan
Allah yang mulia, Allah membekali malaikat akal dan Allah tidak memberikan hawa
dan nafsu kepada malaikat, oleh karena itu malaikat senantiasa menyembah Allah dan
menjalankan segala perintahNya, berbanding terbalik dengan iblis dan setan yang
menentang perintah Allah serta muka kepada Allah SWT.

D. Manusia

Manusia diciptakan oleh Allah dalam struktur yang paling baik diantara
makhluk-makhluk yang lain. Struktur manusia terdiri dari unsur jasmaniah dan
ruhaniah, atau unsur fisiologis dan unsur psikologis. Dalam struktur jasmaniah dan
ruhaniah itu, Allah memberikan seperangkat kemampuan dasar yang memiliki
kecenderungan berkembang yang dalam psikologi disebut potensialitas atau disposisi.

Manusia sebagai makhluk Allah yang diberi akal dan memiliki kebijaksanaan,
merupakan pula bagian dari ekosistem di tempat hidupnya. Di dalam aktifitas sehari-
hari, manusia bukan saja mempengaruhi lingkungan hidup, tetapi dipengaruhi pula
oleh lingkungan hidupnya (Chatib, 2013)

E. Hasil Kedinamisan

Allah SWT adalah dzat yang menciptakan semua makhluk di alam semestas
ini. Makhluk-makhluk itu ada kalanya makhluk tampak mata atau nyata dan adapula
makhluk yang tidak kasat mata yang biasa disebut makhluk ghaib. Tolok ukur
kategorisasi tersebut adalah berdasar pada dapat atau tidak dapat dijangkau oleh
panca indra yang dimiliki manusia. Makhluk nyata meliputi segala hal yang dapat
dijangkau dengan pancaindra manusia adalah manusia, hewan, tumbuhan. Sedangkan
makhluk ghaib berarti segala hal yang tidak bisa dijangkau dengan pancaindra
manusia, seperti malaikat, jin setan. Islam mengakui dan meyakini adanya malaikat.
Bagi orang yang beragama Islam, wajib percaya dan yakin terhadap adanya malaikat,
karena salah satu pilar keimanan seseorang (rukun iman) (Suwaybah, 2019)

Mengimani malaikat dalam ajaran Islam bukan saja membenarkan akan


keberadaannya tetapi juga menempatkan posisinya bahwa mereka adalah salah satu
dari sekian banyak hamba Allah seperti halnya manusia dan jin yang diperintahkan
untuk beribadah kepada Nya. Mereka memiliki berbagai macam tanggung jawab
yang telah ditetapkan oleh Allah SWT dan kematian adalah sesuatu hal yang pasti
bagi mereka, hanya saja Allah menentukan kehidupan bagi mereka dengan masa yang
panjang. Malaikat tidak akan mati, terkecuali telah datang masa kematiannya.
Mengimani malaikat berarti mengakui bahwa mereka adalah salah satu utusan yang
diutus kepada makhluk yang lain. Makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna
adalah manusia, makhluk yang paling tinggi derajatnya di banding makhluk ciptaaan
Allah yang lain. Karena manusia diberi kelebihan berupa akal dan pikiran agar dapat
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, terlebih manusia dalam
menjalankan hidup dan memelihara diri. Hidup manusia memiliki jalannya masing-
masing dan rintangannya masingmasing, terkadang manusia sering kesulitan
menghadapi rintangan dalam hidup dan sering pula manusia kebingungan.

Maka dari itu perlu bimbingan rohani pada diri manusia. Bimbingan rohani
merupakan upaya dalam mengatasi penyakit dalam diri manusia yang pada dzahirnya
tidak dapat dilihat namun hanya dapat dirasakan, penyakit seperti ini tidak dapat di
atasi dengan obat-obatan kimia. Penyakit ini hanya dapat diatasi dengan bimbingan
rohani, lebih baik lagi apabila dengan bimbingan rohani Islam. Karena rohani Islam
mampu memberikan ketenangan sebab rohani islam berpegang pada Al quran yang di
sebut sebagai obat terbaik dalam menyembuhkan penyakit rohani atau jiwa manusia.

Dapat diketahui bahwa Allah SWT yang memiliki dzat pencipta alam
semesta, yang menciptakan manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan makhluk ghaib,
tentunya Allah menciptakan makhluk dimuka bumi ini berbeda-beda, contohnya saja
Allah memberikan akal yang sehat kepada manusia untuk dapat mengetahui mana
yang benar dan mana yang salah, Allah membekali malaikat dengan akal tetapi tidak
memiliki nafsu, Allah menciptakan setan dan iblis namun mereka murka terhadap
Allah sehingga Allah menjerumuskan kedalam neraka, sedangkan Allah menciptakan
hewan yang tidak memiliki akal sehat layaknya manusia, dan Allah menciptakan
tumbuhan tanpa membekali akal, namun Allah memberikan pertumbuhan.

Artinya, Allah SWT menciptakan semua makhluk dimuka bumi ini memiliki
arti dan tujuan yang berbeda-beda, akan tetapi Allah memberikan petunjuk kepada
semua ciptaannya terutama bagi manusia untuk beribada dijalanNya agar
mendapatkan kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat, tapi jika manusia tersebut
tidak mengikuti segala perintah Allah maka ia akan masuk kedalam neraka seperti
makhluk ghaib setan dan iblis.
Daftar Rujukan

Al-Qurthubi, Al-Jami’ Li Ahkam al-Qur’an 2007. perterjemah:


Fathurrahman, Ahmad Hotib, Nashirul Haq. Jakarta: Pustaka
Azzam. Jilid 1, 651.

Ibrahim Abdul Alim. 1998. Rujukan Masalah Jin dan Sihir. Jakarta: Pustaka
al-Kautsar

Nuramin, N. (2021). Analisis Terhadap Penafsiran Imam Al-Alusy tentang


Jin, Iblis, dan Setan. Jurnal Iman Dan Spiritualitas, Vol 1, No 3,
2021, 334.

Suwaybah, L. (n.d.). Percakapan Di Alam Akhirat (Kajian Tafsir Tematik).


Jakarta: Fakultas Ushuluddin Dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah

Anda mungkin juga menyukai