Anda di halaman 1dari 49

Tugas Mandiri

MAKALAH
ILMU DAN PENGETAHUAN

DISUSUN OLEH:
Nama : DESI CHUINI NAINGGOLAN

NPM : 2007210216P

Kelas : A3 (Malam)

Matkul : METODE PENELITIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA


JURUSAN TEKNIK SIPIL
TA. 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah nya
penulis telah menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.
Judul dari laporan Makalah ini adalah “ILMU DAN PENGETAHUAN”.
Penulis menyadari mungkin dalam penyusunan Makalah ini masih terdapat
kesalahan dan kekurangan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi penyempurnaan Makalah ini. Akhir kata penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca .

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
C. Tujuan Makalah .............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3


A. Pengertian Pengetahuan .................................................................................................. 3
B. Pengertian Ilmu ............................................................................................................... 4
C. Sistematika Pengetahuan ................................................................................................ 6
D. Ciri – Ciri Ilmu Pengetahuan ......................................................................................... 8

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 10


A. Kesimpulan ................................................................................................................... 10
B. Saran ............................................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu. Berbedanya
dalam cara mendapatkan pengetahuan tersebut serta tentang apa yang dikaji oleh
pengetahuan tersebut membedakan antara jenis pengetahuan yang satu dengan yang
lainnya.
Pengetahuan dikembangkan manusia disebabkan karena dua hal utama yaitu manusia
mempunyai bahasa yang mampu mengomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang
melatarbelakangi informasi tersebut, dan kemampuan berpikir menurut suatu alur
kerangka. Secara garis besar, cara berpikir seperti ini disebut penalaran.
Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang
berupa pengetahuan. Agar pengetahuan yang dihasilkan dari penalaran itu mempunyai
dasar kebenaran maka proses berpikir itu harus dilakukan melalui suatu cara tertentu. Suatu
penarikan kesimpulan baru dianggap sahih kalau proses penarikannya dilakukan menurut
cara tertentu tersebut. Cara penarikan kesimpulan ini disebut logika, dimana logika secara
luas dapat didefinisikan sebagai pengkajian untuk berpikir secara sahih. Pengetahuan
banyak jenisnya, salah satunya adalah ilmu.
Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang objek telaahnya adalah dunia empiris
dan proses mendapatkan pengetahuannya sangat ketat yaitu menggunakan metode ilmiah.
Ilmu menggabungkan logika deduktif dan induktif, dan penentu kebenaran ilmu tersebut
adalah dunia empiris yang merupakan sumber dari ilmu itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengetahuan?
2. Apa yang dimaksud dengan Ilmu?
3. Bagaimana sistematika pengetahuan?
4. Bagaimana ciri-ciri ilmu pengetahuan?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian pengetahuan.
2. Untuk mengetahui Pengertian Ilmu.
3. Untuk mengetahui sistematika pengetahuan.
4. Untuk mengetahui ciri-ciri ilmu pengetahuan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah suatu istilah yang dipergunakan untuk memutuskan apabila
seseorang mengenal tentang sesuatu. Suatu hal yang menjadi pengetahuannya adalah selalu
terdiri atas unsur yang mengetahui dan yang diketahui serta kesadaran mengenai hal yang
ingin diketahuinya itu. Oleh karena itu, pengetahuan selalu menuntut adanya subjek yang
mempunyai kesadaran untuk mengetahui tentang sesuatu dan objek yang merupakan
sesuatu yang dihadapinya sebagai hal yang ingin diketahuinya. Jadi, bisa dikatakan
pengetahuan adalah hasil tahu manusia terhadap sesuatu atau segala perbuatan manusia
untuk memahami suatu objek yang dihadapinya atau hasil usaha manusia untuk memahami
suatu objek tertentu.
Semua pengetahuan hanya dikenal dan ada di dalam pikiran manusia, tanpa pikiran
pengetahuan tidak akan eksis. Oleh karena itu, keterkaitan antara pengetahuan dengan
pikiran merupakan sesuatu yang kodrati.
Menurut Jujun Suriasumantri (2010), pengetahuan pada hakikatnya merupakan
segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu, termasuk ke dalamnya ilmu.
Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui manusia di samping berbagai
pengetahuan lainnya seperti seni dan agama. Pengetahuan merupakan khazanah kekayaan
mental. Tiap jenis pengetahuan pada dasarnya menjawab jenis pertanyaan tertentu yang
diajukan. Secara ontologis ilmu membatasi diri pada kajian objek yang berada dalam
lingkup pengalaman manusia, sedangkan agama memasuki daerah penjelajahan yang
bersifat transendental yang berada di luar pengalaman kita.
Cara menyusun pengetahuan dalam kajian filsafat disebut epistemologi, dan landasan
epistemologi ilmu disebut metode ilmiah. Setiap jenis pengetahuan mempunyai ciri-ciri
spesifik mengenai apa (ontologi), bagaimana (epistemologi), dan untuk apa (aksiologi)
pengetahuan dikumpul oleh ilmu dengan tujuan untuk menjawab permasalahan kehidupan
yang sehari-hari dihadapi manusia. Pemecahan ini pada dasarnya yaitu dengan meramalkan
dan mengontrol gejala alam. Untuk bisa meramalkan dan mengontrol sesuatu, maka kita
harus menguasai pengetahuan yang menjelaskan peristiwa itu.

3
Pengetahuan itu merupakan pengetahuan awam apabila orang hanya sadar saja
tentang adanya gejala tersebut; dia dapat mengetahui bahwa gejala itu ada. Selanjutnya,
dari banyak gejala yang didasarinya hal ini, yaitu hubungan saling pengaruh yang ada
antara satu gejala dan gejala lainnya. Sebagai contoh, pengalaman atau pengamatan bahwa,
bila mendung biasanya lalu hujan. Pengetahuan tentang hubungan dua gejala ini
merupakan pengetahuan awam, walaupun pada tingkat yang lebih tinggi. Pengetahuan
orang tentang suatu gejala merupakan pengetahuan ilmiah apabila dia dapat menjelaskan
secara logis struktur dari gejala itu, jadi tidak hanya sadar tentang adanya gejala yang
timbul.

B. Pengertian Ilmu
Asal kata ilmu adalah dari Bahasa Arab, ‘alama yang artinya adalah pengetahuan.
Dalam Bahasa Indonesia ilmu sering disamakan dengan sains yang berasal dari Bahasa
Inggris yaitu science. Kata science itu sendiri berasal dari Bahasa Yunani yaitu scio = scire
yang artinya pengetahuan. Science dari Bahasa Latin yaitu Scientia, yang artinya
pengetahuan adalah aktivitas yang sistemis yang membangun dan mengatur pengetahuan
dalam bentuk penjelasan dan prediksi tentang alam semesta. Berdasarkan Oxford
Dictionary, ilmu didefinisikan sebagai aktivitas intelektual dan praktis yang meliputi studi
sistematis tentang struktur dan perilaku dari dunia fisik dan alam melalui pengamatan dan
percobaan.
Dalam kamus Indonesia ilmu didefinisikan sebagai pengetahuan tentang suatu bidang
yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk
menerangkan gejala tertentu di bidang pengetahuan. Pengertian ilmu pengetahuan adalah
sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan kedalam Bahasa yang
bisa dimengerti oleh manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan mengingat tentang
sesuatu.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu bukan sekedar
pengetahuan (knowledge), tetapi merupakan rangkuman dari sekumpulan pengetahuan
berdasarkan teori-teori yang disepakati/berlaku umum dan diperoleh melalui serangkaian
prosedur sistematik, diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu
tertentu.

4
Ilmu adalah merupakan suatu pengetahuan, sedangkan pengetahuan merupakan
informasi yang didapatkan dan segala sesuatu yang diketahui manusia. Itulah bedanya
dengan ilmu, karena ilmu itu sendiri merupakan pengetahuan yang berupa informasi yang
didalami sehingga menguasai pengetahuan tersebut yang menjadi suatu ilmu.
Ilmu pengetahuan merupakan rangkaian kata yang sangat berbeda namun memiliki
kaitan yang sangat kuat. Ilmu dan pengetahuan memang terkadang sulit dibedakan oleh
Sebagian orang karena memiliki makna yang berkaitan dan sangat berhubungan erat.
Di dalam kamus Bahasa Indonesia, ilmu merupakan pengetahuan tentang suatu
bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan
untuk menerangkan gejala-gejala tertentu tersebut. Mulyadhi Kartanegara mengatakan
ilmu adalah any organized knowledge. Ilmu dan sains menurutnya tidak berbeda, terutama
sebelum abad ke-19, tetapi setelah itu sains lebih terbatas pada bidang-bidang fisik atau
inderawi, sedangkan ilmu melampuinya pada bidang-bidang non fisik, seperti metafisika.
Adapun beberapa definisi ilmu menurut para ahli seperti yang dikutip oleh Bakhtiar
tahun 2005 diantaranya adalah :
1. Mohammad Hatta, mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang
pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya,
maupun itu menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut bangunannya
dari dalam.
2. Ralph Ross dan Ernest Van Den Haaq, mengatakan ilmu adalah yang empiris,
rasional, umum dan sistematik, dan keempatnya serentak.
3. Karl Pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komprehensif
dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah yang sederhana.
4. Ashley Montagu, menyimpulkan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang disusun
dalam satu system yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan untuk
menentukan hakikat prinsip tentang hal yang sedang dikaji.
5. Harsojo menerangkan bahwa ilmu merupakan akumulasi pengetahuan yang
disistematiskan dan suatu pendekatan terhadap seluruh dunia empiris yaitu dunia
yang terikat oleh factor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat diamati
oleh pancaindera manusia.

5
6. Afanasyef, mengatakan ilmu adalah manusia tentang alam, masyarakat dan pikiran.
Ia mencerminkan alam dan konsep-konsep, kategori dan hukum-hukum, yang
ketetapannya dan kebenarannya diuji dengan pengalaman praktis.
Dari beberapa definisi ilmu yang dijelaskan para ahli diatas, dapat disimpulkan
bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang rasional, sistematik, konfrehensif, konsisten,
dan bersifat umum tentang fakta dari pengamatan yang telah dilakukan.
Ilmu pengetahuan memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya,
dan kepastian ilmu yang ada dan diperoleh dari keterlibatannya.

C. Sistematika Pengetahuan
Dalam ilmu filsafat, sistematika pengetahuan terdiri dari tiga macam, yaitu :
1. Ontologi
Ontologi adalah ilmu tentang yang ada. Menurut istilah, ontologi adalah ilmu yang
membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality baik yang
berbentuk jasmani/konkrit maupun rohani/abstrak. Dalam aspek ontologi diperlukan
landasan-landasan dari sebuah pernyataan-pernyataan dalam sebuah ilmu. Landasan-
landasan itu biasanya kita sebut dengan metafisika.
Selain metafisika, juga terdapat sebuah asumsi dalam aspek ontologi ini. Asumsi
berguna ketika kita akan mengatasi suatu permasalahan. Dalam asumsi juga terdapat
beberapa paham yang berfungsi untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tertentu,
yaitu determinisme ( suatu paham pengetahuan yang sama dengan
empiris), probablistik (paham ini tidak sama dengan determinisme, karena paham ini
ditentukan oleh sebuah kejadian terlebih dahulu), fatalisme (sebuah paham yang
berfungsi sebagai paham penengah antara determinisme dan pilihan bebas), dan paham
pilihan bebas.
Setiap ilmuwan memiliki asumsi sendiri-sendiri untuk menanggapi sebuah ilmu
dan mereka mempunyai batasan-batasan sendiri untuk menyikapinya. Apabila kita
memakai suatu paham yang salah dan berasumsi yang salah, maka kita akan
memperoleh kesimpulan yang berantakan.

6
2. Epistemologi
Epistemologi adalah bagaimana sesuatu datang dan bagaimana kita
mengetahuinya, serta bagaimana kita membedakannya dengan yang lain. Bagaimana
adalah pertanyaan yang berkaitan dengan keadaan, berkenaan dengan situasi dan
kondisi dimensi ruang serta waktu sesuatu tersebut.
Epistemologi atau teori pengetahuan merupakan cabang filsafat yang berurusan
dengan hakikat dan lingkup pengetahuan, pengendalian-pengendalian, dan dasar-
dasarnya serta pengertian mengenai pengetahuan.
Pengertian yang diperoleh oleh manusia melalui akal, indra, dan lain-lain
mempunyai metode tersendiri dalam teori pengetahuan, diantaranya adalah metode
induktif (suatu metode yang menyimpulkan pernyataan-pernyataan hasil observasi
disimpulkan dalam suatu pernyataan yang lebih umum), metode deduktif ( suatu
metode yang menyimpulkan bahwa data-data empirik diolah lebih lanjut dalam suatu
sistem pernyataan yang runtut), dan metode positivisme (berpangkal dari apa yang
telah diketahui).
3. Aksiologi
Aksiologi adalah ilmu yang mempelajari hakikat dan manfaat ilmu yang
sesungguhnya. Ilmu merupakan sesuatu yang paling penting bagi manusia karena
dengan ilmu semua keperluan dan kebutuhan manusia bisa terpenuhi secara lebih cepat
dan lebih mudah. Dengan kemajuan ilmu juga manusia bisa merasakan kemudahannya
seperti transportasi, pemukiman, pendidikan, komunikasi, dan lain sebagainya.
Aksiologi juga merupakan penerapan pengetahuan, jadi dibahas mulai dari
klarifikasinya, kemudian dengan melihat tujuan pengetahuan itu sendiri, dan akhirnya
dilihat perkembangannya.

7
D. Ciri-ciri Ilmu Pengetahuan
Ilmu sebagai pengetahuan ilmiah berbeda dengan pengetahuan biasa, memiliki ciri
tersendiri diantara ciri yang dimiliki oleh ilmu pengetahuan seperti dikemukakan Konrad
Kebug (2011), yaitu: Pertama, sistematis. Para filsuf dan ilmuwan sepaham bahwa ilmu
adalah pengetahuan atau kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis. Ciri-ciri
sistematis ilmu menunjukkan bahwa ilmu merupakan berbagai keterangan dan data yang
tersusun sebagai kumpulan pengetahuan tersebut mempunyai hubungan saling
ketergantungan yang teratur (pertalian tertib).
Pertalian tertib dimaksud disebabkan adanya suatu asas tata tertib tertentu diantara
bagian-bagian yang merupakan pokok soalnya. Kedua, empiris. Bahwa ilmu mengandung
pengetahuan yang diperoleh berdasarkan pengamatan serta percobaan secara terstruktur di
dalam bentuk pengalaman, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Ilmu mengamati, menganalisis, menalar, membuktikan, dan menyimpulkan hal-hal
empiris yang bersifat faktawi (faktual). Baik berupa gejala maupun kebatinan, gejala alam,
gejala kejiwaan, gejala kemasyarakatan, dan sebagainya. Semua hal fakta yang dimaksud
dihimpun dan dicatat sebagai data (datum) sebagai bahan persediaan bagi ilmu.
Ilmu dalam hal bukan sekedar fakta, melainkan fakta yang diamati dalam suatu
aktivitas ilmiah melalui pengalaman. Fakta bukan pula data, berbeda dengan fakta, data
lebih merupakan berbagai keterangan mengenai sesuatu hal yang diperoleh melalui hasil
pencerapan atau sensasi derawi. Ketiga, objektif. Bahwa ilmu menunjukkan pada bentuk
pengetahuan yang bebas dari prasangka perorangan (personal biasa), dan perasaan
subjektif berupa kesukaan atau kebencian pribadi. Ilmu haruslah hanya mengandung
pernyataan serta data yang menggambarkan secara terus terang atau mencerminkan secara
tepat gejala yang ditelaahnya.
Objektivitas ilmu mensyaratkan bahwa kumpulan pengetahuan itu haruslah sesuai
dengan objeknya (baik objek material maupun objek formalnya), tanpa diserong oleh
keinginan dan kecondongan subjektif dari penelaahnya. Keempat, analitis. Bahwa ilmu
berusaha mencermati, mendalami, dan membedakan pokok soalnya ke dalam bagian-
bagian yang terperinci untuk memahami sebagai sifat, hubungan, dan peranan dari bagian-
bagian tersebut. Upaya pemilihan atau penguraian suatu kebulatan pokok soal ke dalam

8
bagian-bagian, membuat suatu bidang keilmuan senantiasa tersekat dalam cabang yang
lebih sempit sasarannya.
Melalui itu, masing-masing cabang ilmu itu membentuk aliran pemikiran keilmuan
baru yang berupa ranting-ranting keilmuan yang terus dikembangkan secara khusu menuju
spesialisasi ilmu. Kelima, verifikatif. Bahwa ilmu mengandung kebenaran yang terbuka
untuk duiperiksa tau dijui (diverifikasi) guna dapat dinyatakan sah (valid) dan disampaikan
kepada orang lain. Kemungkinan diperiksa kebenaran (verifikasi) dimaksudlah yang
menjadi cirri pokok ilmu yang terakhir.
Pengetahuan, agar dapat diakui kebenarannya sebagai ilmu, harus terbuka untuk diuji
atau diverifikasi dari berbagai sudut telaah yang berlainan dan akhirnya diakui benar. Ciri
verifikasi ilmu sekaligus mengandung pengertian bahwa ilmu senantiasa mengarah kepada
tercapainya kebenaran. Ilmu dikembangkan oleh manusia untuk menemukan suatu nilai
luhur dalam kehidupan manusia yang disebut kebenaran ilmiah. Kebenaran ini dapat
berupa asas-asas atau kaidah yang berlaku umum atau universal mengenai pokok keilmuan
yang bersangkutan.
Selain kelima ciri ilmu di atas, masih terdapat beberapa ciri tambahan lainnya,
misalnya ciri instrumental dan ciri faktual. Ciri instrumental, dimaksudkan bahwa ilmu
merupakan alat atau sarana tindakan untuk melakukan sesuatu hal. Ilmu dalam hal ini
sukar, namun juga sangat mudah, dalam arti senantiasa merupakan sarana tindakan untuk
melakukan banyak hal yang mengagumkan dan membanjiri dunia dengan ide-ide baru.
Ilmu berciri faktual, dalam arti ilmu tidak memberikan penilaian baik atau buruk terhadap
apa yang ditelaahnya, tetapi hanya menyediakan fakta atau data bagi si pengguna.
Pandangan terakhir ini, oleh filsuf kritis telah diolah, karena menuntut mereka ilmu sebagai
suatu hasil budaya manusia, selalu bertautan atau berhubungan dengan nilai. Ilmu,
karenanya tidak dapat membebaskan atau meluputkan diri dari nilai dan selalu harus
bertanggung jawab atasnya.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ternyata ilmu pengetahuan tidak sesederhana seperti yang kita bayangkan. Sebagai
seorang pengguna ilmu pengetahuan kita sering berprasangka bahwa ilmu pengetahuan
hanya berprinsip pada teosi, riset, dan rekayasa perkembangan teknologi. Ilmu
pengetahuan ternyata merupakan sebuah dunia yang memiliki karakter dasar, prinsip, dan
struktur yang keseluruhannya itu menentukan arah dan tujuan pemanfaatan ilmu.
Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui
pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk
mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan
sebelumnya.

B. Saran
Sebagai mahasiswa kita patut untuk menggali ilmu pengetahuan sebanyak mungkin
dan mengamalkan nya dengan bijaksana dalam kehidupan sehari-hari, agar hidup semakin
bermanfaat.

10
DAFTAR PUSTAKA

Mukhtar, Latif, Prof. Dr. M,Pd. 2014. Filsafat Ilmu. Jakarta: Kencana.

Peter, Soedojo, Dr. B,Sc. 2004. Pengantar Sejarah dan Filsafat Ilmu Pengetahuan Alam.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Surajiyo, Drs. 2007. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Suci Joya Pamungkas. 2013. Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi dalam Filsafat Ilmu.

11
Tugas Mandiri

PERBANDINGAN ANTARA PENELITIAN ILMIAH DAN NON ILMIAH

DISUSUN OLEH :

Nama : DESI CHUINI NAINGGOLAN

NPM : 2007210216P

Kelas : A3 (Malam)

Matkul : METODE PENELITIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

JURUSAN TEKNIK SIPIL

TA. 2020/2021
A. Pengertian Penelitian
Penelitian merupakan upaya untuk memperoleh kebenaran, dilakukan dengan kerangka
landasan yang mengandung dua unsur penting yaitu pengamatan (observation) dan penalaran
(reasoning) bagi terciptanya ilmu pengetahuan.
Sifat Penelitian. Sifat dari penelitian adalah :
1. Pasif, artinya hanya ingin memperoleh gambaran tentang suatu keadaan atau
permasalahan.
2. Aktif, artinya ingin memecahkan suatu permasalahan atau menguji suatu hipotesa.

Sedangkan dalam suatu penelitian, posisi dari peneliti pada umumnya adalah menghubungkan
:

1. Keinginan manusia.sebagai
2. Permasalahan yang timbul.
3. Ilmu pengetahuan.
4. Metode ilmiah.
Berdasarkan ukuran dan kualitasnya, penelitian dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu :
1. Penelitian Ilmiah
2. Penelitian Non Ilmiah (Penelitian Tidak Ilmiah).

B. Penelitian Ilmiah
Penelitian ilmiah adalah suatu kegiatan yang sistematik dan obyektif untuk mengkaji suatu
masalah dalam usaha untuk mencapai suatu pengertian mengenai prinsip-prinsip yang
mendasar dan berlaku umum mengenai masalah tersebut. Atau dengan kalimat sederhana,
penelitian ilmiah adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan menggunakan atau
berlandaskan metode ilmiah. Metode ilmiah adalah suatu kerangka landasan yang bagi
terciptanya pengetahuan ilmiah. Metode ilmiah berlandaskan pada pemikiran bahwa
pengetahuan itu terwujud melalui apa yang dialami oleh pancaindera, khususnya melalui
pengamatan dan pendengaran. Sehingga apabila suatu pernyataan mengenai gejala-gejala
harus diterima sebagai kebenaran, maka gejala-gejala itu harus dapat diverifikasi secara
empirik. Dengan demikian, setiap hukum atau teori ilmiah harus dibuat berdasarkan atas
adanya bukti-bukti empirik.
Pengertian Penelitian Ilmiah secara point – point utamanya adalah sebagai berikut:
1. Merupakan rangkaian pengamatan yang sambung menyambung, berakumulasi dan
melahirkan teori-teori yang mampu menjelaskan dan meramalkan fenomena-fenomena.
Penelitian ilmiah sering diasosiasikan dengan metode ilmiah sebagai tata cara sistematis
yang digunakan untuk melakukan penelitian.
2. Perumusan masalahnya jelas dan spesifik. Masalah merupakan hal yang dapat diamati dan
diukur secara empiris. Jawaban permasalahan didasarkan pada data.
3. Proses pengumpulan dan analisis data, serta pengambilan keputusan berdasarkan logika
yang benar.
4. Kesimpulan yang didapat siap/terbuka untuk diuji oleh orang lain.

Ciri-ciri dari penelitian ilmiah :

1. Purposiveness, yaitu fokus dengan tujuan yang jelas.


2. Rigor, yaitu teliti, memiliki dasar teori dan desain metodologi yang baik.
3. Testibility, yaitu prosedur pengujian hepotesis jelas.
4. Replicability, yaitu pengujian dapat diulang untuk kasus yang sama atau yang sejenis.
5. Objectivity, yaitu berdasarkan fakta dari data aktual, tidak subyektif dan emosional.
6. Generalizability, yaitu semakin luas ruang lingkup penggunaan hasilnya semakin berguna.
7. Precision, yaitu mendekati realitas dan dapat diperkirakan peluangnya.
8. Parsimony, yaitu kesederhanaan dalam pemaparan masalah dan metode penelitiannya.

Suatu kegiatan penelitian dapat dikatakan sebagai penelitian ilmiah apabila memenuhi
beberapa karekteristik keilmuan, yaitu :

1. Sistematis, artinya suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai
pola dan kaidah yang benar, dari yang sederhana sampai yang komplek.
2. Logis, artinya suatu penelitian dikatakan benar jika dapat diterima akal dan berdasarkan
fakta empiris.
3. Empiris, artinya suatu penelitian didasarkan pada pengalaman sehari-hari yang ditemukan
atau melalui hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian.
4. Rasional, yaitu sesuatu yang masuk akal dan terjangkau oleh penalaran manusia.
5. Replikatif, artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali oleh peneliti
lain dan harus memberikan hasil yang sama.
C. Penelitian Non Ilmiah
Penelitian non ilmiah adalah penelitian yang bercorak subyektif, yang mempunyai ciri-ciri :
1. Dilakukan tidak sistematik
2. Data yang dikumpulkan dan cara pengumpulan data tersebut bersifat subyektif, yang sarat
dengan muata emosi dan perasaan dari si peniliti.
3. Perumusan masalah yang kabur atau abstrak.
4. Masalah tidak selalu diukur secara empiris dan dapat bersifat supranatural/dogmatis.
5. Jawaban tidak diperoleh dari hasil pengamatan data di lapangan.
6. Keputusan tidak didasarkan pada hasil pengumpulan data dan analisis data secara logis.
7. Kesimpulan tidak dibuat untuk diuji ulang oleh orang lain.

D. Perbedaan Penelitian Berdasarkan Keilmiahan


1. Penelitian Ilmiah
Menggunakan kaidah-kaidah ilmiah (mengemukakan pokok-pokok pikiran,
menyimpulkan dengan melalui prosedur yang sistematis dengan menggunakan pembuktian
ilmiah yang meyakinkan. Ada dua kriteria dalam menentukan kadar atau tinggi-rendahnya
mutu ilmiah suatu penelitian yaitu:
a. Kemampuan memberikan pengertian yang jelas tentang masalah yang diteliti.
b. Kemampuan untuk meramalkan: sampai dimana kesimpulan yang sama dapat dicapai
apabila data yang sama ditemukan di tempat atau pada waktu lain.

2. Penelitian Non Ilmiah


Berdasarkan spesialisasi bidang atau ilmu garapannya, sebagian penelitian non ilmiah
didapati pada bidang garapan diantaranya sebagai berikut :
a. Bisnis (Akunting, Keuangan, Manajemen Pemasaran)
b. Komunikasi (Massa, Bisnis, Kehumasan / PR, Periklanan)
c. Hukum (Perdata, Pidana, Tatanegara, Internasional)
d. Pertanian (Agribisnis, Agronomi, Budidaya Tanaman, Hama Tanaman)
e. Teknik, Ekonomi (Mikro, Makro, Pembangunan), dll.
Berdasarkan dari hadirnya variabel (ubahan), variabel adalah hal yang menjadi objek
penelitian, yang ditatap, yang menunjukkan variasi baik kuantitatif maupun kualitatif.
Variabel terdiri atas: masa lalu, sekarang, akan datang. Penelitian yang dilakukan dengan
menjelaskan atau menggambarkan variabel masa lalu dan sekarang atau yang sedang
terjadi adalah penelitian deskriptif (to describe = membeberkan/menggambarkan).
Penelitian dilakukan terhadap variabel masa yang akan datang adalah penelitian
eksperimen.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara Penelitian Ilmiah
dan Penelitian Non Ilmiah adalah sebagai berikut :

1. Penelitian Ilmiah :
a. menggunakan kaidah-kaidah ilmiah, dengan mengemukakan pokok-pokok pikiran,
menyimpulkan dengan melalui prosedur yang sistematis dengan menggunakan
pembuktian ilmiah.
b. Perumusan masalah jelas dan spesifik.
c. Masalah dapat diamati dan diukur secara empiris.
d. Jawaban masalah berdasarkan pada data.
e. Keputusan berdasarkan logika yang benar.
f. Kesimpulan yang dihasilkan terbuka untuk diuji oleh orang lain.

2. Penelitian Non Ilmiah :


a. Tidak menggunakan metode atau kaidah-kaidah ilmiah.
b. Masalah tidak selalu dapat diukur secara empiris.
c. Jawaban tidak berdasarkan atas data.
d. Keputusan tidak berdasarkan logika yang benar.
e. Kesimpulan yang dihasilkan tidak untuk diuji ulang oleh orang lain.
Menurut Shaugnessy dan zechmeister (1997) membahas perbedaan metode ilmiah dan non ilmiah
yang di gambarkan pada tabel di bawah ini :

Aspek Non Ilmiah Ilmiah


Pendekatan terhadap masalah Intuitif Empiris
Konsep teori Ambigu dengan arti yang Definisi jelas, operasional
berlebihan spesifik
Hipotesis Tidak dapat dibuktikan Dapat dibuktikan
Observasi gejala Tidak terkontrol, seadanya Sistematis,terkontrol
Alat ukur Tidak akurat, tidak tepat, tidak Akurat tepat sesuai
sesuai
Kontrol Tidak ada Selalu dilakukan
Pelaporan hasil penelitian Bias, subjek Tidak bias, objektif
Sikap peneliti Tidak kritis menerima apa Kritis, skeptic, mencari bukti
adanya
Penyimpulan terhadap Menghubungkan 2 kejadian Mencari hubungan antara
hubungan antara variable secara terburu-buru variable secara sadar dan
sistematis
Sifat penelitan Tidak dapat diulang Dapat diulang

Contoh Kerangka Metode Ilmiah :

Untuk lebih memahami mengenai pengertian metode ilmiah, berikut kerangka pada Penelitian
Ilmiah:

A. Observasi Awal
B. Rumusan Masalah
C. Perumusan Hipotesis
D. Eksperimen
1. Tujuan
2. Alat dan bahan
3. Cara Kerja
E. Analisis Hasil
F. Kesimpulan

Sedangkan pada penelitian non ilmiah tidak harus memenuhi syarat sistematik tersebut.
Tugas Mandiri

MAKALAH
METODE PENELITIAN DASAR (BASIC RESEARCH)

DISUSUN OLEH:
Nama : DESI CHUINI NAINGGOLAN

NPM : 2007210216P

Kelas : A3 (Malam)

Matkul : METODE PENELITIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA


JURUSAN TEKNIK SIPIL
TA. 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah nya
penulis telah menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.
Judul dari laporan Makalah ini adalah “METODE PENELITIAN BASIC
RESEARCH”.
Penulis menyadari mungkin dalam penyusunan Makalah ini masih terdapat
kesalahan dan kekurangan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi penyempurnaan Makalah ini. Akhir kata penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca .

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
C. Tujuan Makalah .............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3


A. Pengertian Penelitian ...................................................................................................... 3
B. Jenis – Jenis Penelitian.................................................................................................... 3
C. Basic Research (Penelitian Dasar) .................................................................................. 5
D. Metode Penelitian Dasar/ Cara Untuk Membuat Penelitian Dasar................................. 7

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 11


A. Kesimpulan ................................................................................................................... 11
B. Saran ............................................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penelitian hakikatnya merupakan suatu usaha dalam menemukan penyelesaian atas


suatu masalah. Banyak permasalah yang dapat diselesaikan dengan penelitian atau
penemuan para peneliti sangat berdampak pada kemajuan pengetahuan dan teknologi
dimasa yang akan datang.

Penelitian merupakan proses pemecahan suatu masalah dengan melakukan suatu


pendekatan dengan metode ilmiah untuk menyelesaikan permasalahan yang ada
secara sistematis. Hasil dari penelitian yang dilakukan nantinya adalah teori baru yang
berkaitan dengan masalah yang sedang dikaji atau kesimpulan dari dugaan-dugaan yang
telah dibuat sebelumnya.

Ada beberapa jenis penelitian yang dapat dilakukan salah satunya adalah basic
research. Adalah pencarian terhadap sesuatu karena ada perhatian dan keingintahuan
terhadap hasil suatu aktivitas. Penelitian dasar dikerjakan tanpa memikirkan ujung praktis
atau titik terapan. Hasil dari penelitian dasar adalah pengetahuan umum dan pengertian-
pengertian-pengertian tentang alam serta hukum-hukumnya.

Penilitian ini sangat sering dilakukan karena berkaitan dengan pengetahuan –


pengetahuan umum. Untuk itu sangat penting untuk mengetahui dan memahami metode
penelitian basic research ini. Oleh karena itu penulis akan membahas hal-hal mengenai
metode penelitian basic research.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah:
1. Apa pengertian penelitian?
2. Apa saja jenis – jenis penelitian?
3. Apa yang dimaksud dengan penelitian basic research?
4. Bagaimana metode penelitian basic research?

1
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk memberikan penjabaran tentang pengertian penelitian.
2. Untuk menjabarkan jenis – jenis penelitian.
3. Untuk memberikan pemahaman tentang penelitian basic research.
4. Untuk menjabarkan metode penelitian basic research.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Penelitian
Adapun defenisi penelitian adalah sebagai berikut:
1. Pencarian atas sesuatu secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian ini
dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan
2. Pencarian fakta menurut metode objektif yang jelas untuk menemukan hubungan
antar fakta dan menghasilkan dalil atau hukum
3. Transformasi yang terkendalikan atau terarah dari situasi yang dikenal dalam
kenyataan- kenyataan yang ada padanya dan hubungannyaseperti mengubah unsur
dari siuasi orisinalmenjadi suatus keseluruhan yang bersatu padu
4. Metode untuk menemukan kebenaran yang juga merupakan sebuah pemikiran kritis.
Penelitian meliputi pemberian definisi dan redefinisi terhadap masalah,
memformulasikan hipotesis atau jawaban sementara, membuat kesimpulan dan
sekurang-kurangnya mengadakan pengujian yang hati-hati atas semua kesimpulan
untuk menentukan apakah ia cocok dengan hipotesis.

B. Jenis – Jenis Penelitian


1. Berdasarkan Hasil/ Alasan Diperoleh
a. Basic Research
Adalah pencarian terhadap sesuatu karena ada perhatian dan keingintahuan
terhadap hasil suatu aktivitas. Penelitian dasar dikerjakan tanpa memikirkan
ujung praktis atau titik terapan. Hasil dari penelitian dasar adalah pengetahuan
umum dan pengertian- pengertian-pengertian tentang alam serta hukum-
hukumnya.
b. Applied Research
Applied Research atau penelitian terapan dirancang untuk menjawab pertanyaan
spesifik yang ditujukan untuk memecahkan masalah praktis. Pengetahuan baru
yang dihasilkan dari penelitian terapan mempunyai tujuan komersial spesifik
misalnya dalam bentuk produk, prosedur, atau layanan.

3
2. Berdasarkan Penelitian Bidang Yang Diteliti
a. Penelitian Sosial
Secara khusus meneliti bidang sosial: ekonomi, pendidikan, hukum, dsb.
b. Penelitian Eksakta
Secara khusus meneliti bidang eksakta: Kimia, Fisika, Teknik, dsb.
3. Berdasarkan Tempat Penelitian
a. Field research
b. Library research
c. Laboratory research
4. Berdasarkan Teknik yang Digunakan
a. Penelitian Survei
Tidak melakukan perubahan (tidak ada perlakuan khusus) terhadap variabel
yang diteliti.
b. Penelitian Ekperimental
Dilakukan perubahan (ada perlakuan khusus) terhadap variabel yang diteliti.
5. Berdasarkan Bidang Garapan
a. Bisnis
b. Komunikasi
c. Hukum
d. Tata Negara
e. Pertanian
f. Teknik
g. Ekonomi

4
C. Basic Research (Penelitian Dasar)
1. Pengertian Basic Research
Penelitian dasar adalah serangkaian riset empiris yang bertujuan untuk
berkontribusi pada pengetahuan teoritis di suatu bidang.
Secara sederhana, penelitian dasar dapat diartikan sebagai penelitian empiris
yang tujuannya adalah untuk berkontribusi pada pengetahuan teoritis di suatu bidang.
Penelitian dasar merupakan penelitian yang banyak dilakukan untuk meningkatkan
dan memperluas pengetahuan serta mengarah pada inovasi. Ini mencakup aspek
fundamental penelitian.
Motivasi utama penelitian ini adalah perluasan pengetahuan. Ini adalah penelitian
non-komersial dan tidak memfasilitasi dalam menciptakan atau menemukan apa pun.
Misalnya, eksperimen adalah contoh yang baik dari penelitian dasar. Investigasi dan
analisis difokuskan pada pemahaman yang lebih baik atau lebih lengkap tentang suatu
subjek, fenomena, atau hukum alam dasar alih-alih pada aplikasi praktis spesifik hasil.
Adapun definisi penelitian dasar menurut para ahli, antara lain:

a. LIPI

Penelitian dasar didefinisikan sebagai setiap penelitian yang bertujuan untuk


meningkatkan kemampuan ilmiah atau untuk menemukan bidang penelitian baru
tanpa suatu tujuan praktis tertentu. Artinya kegunaan hasil penelitian tidak segera
dipakai, namun untuk waktu jangka panjang akan segera dipakai.

b. Legal Information Institute

Penelitian atau riset dasar adalah studi sistematis yang diarahkan pada pengetahuan
atau pemahaman yang lebih besar tentang aspek-aspek fundamental dari fenomena
dan fakta-fakta yang dapat diamati tanpa penerapan spesifik terhadap proses atau
produk tertentu.

c. Research Methodology

Penelitian fundamental, juga dikenal sebagai penelitian dasar atau penelitian murni
biasanya tidak menghasilkan temuan yang memiliki aplikasi langsung di tingkat

5
praktis. Penelitian dasar didorong oleh rasa ingin tahu dan keinginan untuk
memperluas pengetahuan di bidang penelitian tertentu. Jenis penelitian ini
memberikan kontribusi khusus pada badan pengetahuan akademis di bidang
penelitian.

d. Very Well Mind

Istilah penelitian dasar mengacu pada studi dan penelitian yang dimaksudkan untuk
meningkatkan basis pengetahuan ilmiah. Jenis penelitian ini sering murni teoretis
dengan tujuan meningkatkan pemahaman kita tentang fenomena atau perilaku tertentu
tetapi tidak berusaha untuk memecahkan atau mengobati masalah ini.

2. Macam - Macam Penelitian Dasar


Sebagaimana yang telah disampaikan dalam definisi di atas oleh Legal Information
Institute, bahwa penelitian dasar dapat mencakup semua studi ilmiah dan eksperimen.
Berikut penjelasnnya:
a. Studi Ilmiah
Studi ilmiah atau penelitian ilmiah ialah rangkaian pengamatan yang sambung
menyambung, berakumulasi dan melahirkan teori-teori yang dapat menjelaskan
dan meramalkan fenomena-fenomena. Penelitian ilmiah seringkali diasosiasikan
dengan metode penelitian ilmiah sebagai tata cara sistematis yang digunakan
dalam melakukan penelitian.
b. Eksperimen
Eksperimen adalah prosedur yang dilakukan untuk mendukung, membantah, atau
memvalidasi hipotesis. Eksperimen memberikan wawasan tentang sebab-akibat
dengan menunjukkan hasil apa yang terjadi ketika faktor tertentu dimanipulasi.
Eksperimen sangat bervariasi dalam tujuan dan skala, tetapi selalu bergantung
pada prosedur berulang dan analisis logis dari hasilnya.

6
3. Ciri Penelitian Dasar
a. Penelitian dasar memiliki beberapa ciri atau karakteristik, antara lain:
b. Meningkatkan pemahaman prinsip-prinsip dasar
c. Membangun pengetahuan baru
d. Seringkali murni teoretis
e. Biasanya sumber ide-ide ilmiah baru atau perspektif baru tentang dunia
f. Meletakkan dasar sains
g. Bisa menggunakan pendekatan eksploratif, deskriptif, atau eksplanatif. Tetapi
yang paling umum dilakukan adalah penelitian eksplanatif.
h. Terutama bersifat akademis atau dilakukan oleh universitas
i. Membantah atau mendukung teori yang menjelaskan bagaimana dunia beroperasi
j. Meningkatkan basis pengetahuan ilmiah manusia atau pemahaman tentang
fenomena
k. Tidak berusaha memecahkan masalah
l. Hasil tidak memiliki potensi atau nilai ekonomi secara langsung
m. Menghasilkan ide-ide baru, prinsip-prinsip dan teori-teori atau hanya memperluas
pengetahuan manusia
n. Tidak ada penggunaan praktis langsung
o. Memperluas pengetahuan tentang berbagai hal
p. Tidak dimaksudkan untuk membuat atau menciptakan sesuatu

D. Metode Penelitian Dasar/ Cara untuk Membuat Penelitian Dasar


Berikut ini 7 langkah dasar dalam melakukan penelitian, khususnya bagi mahasiswa,
antara lain:
1. Memilih topic
Memilih topik penelitian adalah langkah pertama karena Anda perlu menegtahui apa
yang ingin Anda tulis sebelum Anda mulai meneliti subjek.
Umumnya, pembimbing (dosen) akan memberikan topik kepada Anda (mahasiswa)
untuk dikerjakan. Namun dalam beberapa kasus, dosen menyerahkannya kepada
mahasiswa untuk membuat topik dari bidang studi umum atau khusus.

7
Membuat topik untuk Anda sendiri seharusnya tidak menjadi tugas yang menakutkan.
Yang penting adalah memastikan topik yang Anda buat terkait dengan bidang studi
Anda. Ada beberapa sumber daring yang dapat membantu Anda menentukan topik
penelitian.
2. Siapkan Materi
Ini merujuk pada sumber daya yang Anda perlukan dalam penelitian Anda. Ini adalah
sumber data atau informasi yang akan menjadi bagian dari makalah atau proyek
penelitian Anda. Berikut ini adalah beberapa tempat untuk mendapatkan sumber daya
yang tepat dalam melakukan penelitian yang efektif:
a. Perpustakaan
b. Database online
c. Situs web

3. Evaluasi Sumber yang didapatkan


Mengevaluasi atau menilai nilai informasi yang Anda dapatkan adalah langkah
selanjutnya. Faktanya adalah, tidak semua sumber informasi dapat dipercaya. Dan di
antara yang kredibel, cobalah untuk mengevaluasi mana yang lebih penting dan relevan
dengan penelitian Anda.
Mengevaluasi kredibilitas dapat dengan cara:
a. Meneliti penulis artikel untuk melihat apakah mereka ahli atau terkenal di bidang
itu
b. Melihat sumber atau bibliografi yang dikutip yang digunakan penulis untuk
memastikan mereka juga kredibel
c. Pastikan situs web yang Anda dapatkan informasinya juga kredibel

4. Informasi yang seimbang dan dapat diverifikasi


Terkadang, beberapa sumber cenderung bias dalam apa yang mereka hadirkan kepada
Anda. Bias ini bisa karena sumber disponsori oleh beberapa kelompok kepentingan
dengan agenda tertentu, atau penulis sedang mencoba untuk mempromosikan ideologi
tertentu.

8
Jadi, penting untuk memastikan sumber Anda hanya menyajikan laporan yang
seimbang dengan semua sisi masalah ditangani. Anda dapat memeriksa bias dengan
memastikan informasi yang disajikan oleh penulis juga didukung oleh penelitian
independen lainnya.

5. Buat catatan, lalu tulis


Setelah mengevaluasi sumber Anda dan menghilangkan yang kurang kredibel, Anda
mungkin masih memiliki begitu banyak bahan untuk disusun. Di situlah pencatatan
perlu Anda lakukan.
Ini melibatkan pembacaa dan pencatatan materi. Luangkan waktu Anda dan jangan
terburu-buru. Ini adalah bagian yang akan menentukan seberapa baik riset Anda. Jadi,
Anda tidak akan melewatkan informasi berharga.
Dengan menggunakan catatan sebagai panduan, Anda dapat melanjutkan untuk
menyusun penelitian dengan kata-kata Anda sendiri. Penting untuk menggunakan kata
Anda sendiri karena plagiarisme adalah pelanggaran yang sangat serius.

6. Mengutip sumber dan bibliografi Anda


Kutipan dan daftar pustaka juga sangat penting dalam memberikan riset Anda keaslian
yang diperlukan. Saat menulis, jika Anda menggunakan kutipan langsung, sumber
informasi harus dikutip. Ini dapat termasuk menggunakan catatan kaki di bagian bawah
halaman.
Sumber kutipan ini juga harus muncul di halaman daftar pustaka. Bagaimana
bibliografi ditulis berbeda antar institusi dan terkadang, dosen yang berbeda mungkin
menginginkannya dilakukan dengan cara tertentu. Beberapa cara paling populer pada
halaman bibliografi meliputi: MLA, APA, CHICAGO dan Turabian.

7. Periksa ulang pekerjaan Anda


Mahasiswa yang serius tahu bahwa pekerjaan tertulis akan mengandung banyak
kesalahan. Dan satu-satunya cara untuk menghilangkan kesalahan ini adalah melalui
pemeriksaan ulang.

9
Jadi, luangkan waktu untuk membaca perlahan seluruh pekerjaan yang berfokus
terutama pada tempat-tempat yang bisa Anda tingkatkan. Pastikan semua sumber
dikutip dengan benar dan kesalahan tata bahasa diperbaiki.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Basic Research Adalah pencarian terhadap sesuatu karena ada perhatian dan
keingintahuan terhadap hasil suatu aktivitas. Penelitian dasar dikerjakan tanpa memikirkan
ujung praktis atau titik terapan. Hasil dari penelitian dasar adalah pengetahuan umum dan
pengertian- pengertian-pengertian tentang alam serta hukum-hukumnya.

B. Saran

Dalam penulisan penelitian, sebaiknya kita memiliki banyak referensi dari berbagi
sumber guna mengarahkan kita pada hasil penelitian yang di harapkan dan akurat. Dan
juga tidak lupa untuk selalu mengevaluasi setiap pekerjaan yang kita lakukan. Karena hasil
penelitian akan berguna dalam aspek kehidupan di masa depan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Basic research dari http://www.businessdictionary.com/definition/basic-research.html


Basic Research in Psychology dari https://www.verywellmind.com/what-is-basic-research-
2794876
Basic research dari https://en.wikipedia.org/wiki/Basic_research

12
Tugas Mandiri

MAKALAH
BAGAIMANA MENDAPATKAN IDE PENELITIAN

DISUSUN OLEH:
Nama : DESI CHUINI NAINGGOLAN

NPM : 2007210216P

Kelas : A3 (Malam)

Matkul : METODE PENELITIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA


JURUSAN TEKNIK SIPIL
TA. 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah nya
penulis telah menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.
Judul dari laporan Makalah ini adalah “BAGAIMANA MENDAPATKAN IDE
PENELITIAN”.
Penulis menyadari mungkin dalam penyusunan Makalah ini masih terdapat
kesalahan dan kekurangan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi penyempurnaan Makalah ini. Akhir kata penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca .

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
C. Tujuan Makalah .............................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3


A. Tahap – Tahap Pelaksanaan Penelitian ........................................................................... 3
B. Bagaimana Mendapatkan Topik/Ide Penelitian .............................................................. 3
C. Bagaimana Setelah Ide Penelitian Diperoleh .................................................................. 8

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 10


A. Kesimpulan ................................................................................................................... 10
B. Saran ............................................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di perguruan tinggi, melakukan penelitian merupakan kewajiban baik bagi dosen


maupun mahasiswa. Dosen dituntut untuk terus melakukan penelitian dalam rangka
memenuhi dharma (kewajiban) penelitian yang merupakan dharma kedua setelah
pengajaran. Pengajaran di perguruan tinggi memang harus berbasis penelitian karena
fungsi perguruan tinggi memang penghasil ilmu. Peranan penelitian (dan publikasi hasil
penelitian) merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi kalau seorang dosen ingin
mengajukan promosi kenaikan pangkat. Seorang dosen yang hanya mengajar saja dan
tanpa melakukan penelitian, tidak akan pernah mendapat promosi jabatan dan pangkat.
Bagi mahasiswa, penelitian merupakan bagian dari kurikulum, karena lulusan perguruan
tinggi diharapkan memiliki keterampilan dalam melakukan penelitian. Kemampuan dan
keterampilan melakukan penelitian merupakan penciri yang harus dimiliki seorang
lulusan perguruan tinggi (sarjana) untuk membedakannya dengan lulusan non perguruan
tinggi.
Namun, terlepas dari sangat pentingnya peranan penelitian di perguruan tinggi, baik
bagi individu-individunya (dosen dan mahasiswa) maupun bagi institusinya, berdasarkan
pengalaman, penelitian justru sering menjadi faktor yang banyak menjadi kendala. Tidak
banyak dosen yang terampil melakukan penelitian sehingga dari dosen yang demikian,
kualitas sarjana macam apa yang akan dapat diharapkan masyarakat. Padahal, dana
penelitian sekarang semakin melimpah, baik yang bersumber dari APBN Pemerintah
maupun swasta dari dalam negeri maupun internasional. Bagi dosen dan mahasiswa,
sumber dana penelitian dari Pemerintah saja dapat berasal dari Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan berbagai instansi Pemerintah lainnya. Untuk dosen
contohnya, Kemendikbud (melalui DP2M) menyediakan berbagai skema dan kelas
penelitian disediakan sampai ratusan juta per judul penelitian, sementara untuk
mahasiswa disediakan berbagai skema penelitian khusus pula. Bahkan, skema penelitian
bersama antara dosen promotor program doktor bekerjasama dengan mahasiswa kandidat
doktor pun disediakan.

1
Ketika ditanyakan kepada para dosen (apalagi kepada para mahasiswa), tentang
mengapa kurang sekali memanfaatkan dana penelitian ini, umumnya jawabannya adalah
sulit mendapatkan ide penelitian. Rupanya, pembelajaran kita dan sistem pendidikan kita
belum menyebabkan kita tahu dan terampil bagaimana mendapatkan ide-ide penelitian.
Tulisan ini akan mencoba memperkenalkan kiat-kiat bagaimana kita dapat melatih
keingintahuan atau kepenasaran kita (curiosity) kita terhadap suatu fenomena di sekitar
kita, sehingga pada gilirannya akan menyebabkan munculnya suatu “ide” penelitian.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah:
1. Apa saja tahap – tahap pelaksanaan penelitian?
2. Bagaimana mendapatkan topic/ide penelitian?
3. Bagaimana setelah ide penelitian diperoleh?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui tahap – tahap pelaksanaan penelitian
2. Untuk mengetahui cara mendapatan topic/ide penelitian
3. Untuk mengetahui apa saja yang perlu dilakukan setelah ide penelitian di peroleh.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tahap – Tahap Pelaksanaan Penelitian


Sebuah penelitian harus dimulai dari adanya suatu ‘pertanyaan’ yang ingin dijawab
melalui kegiatan penelitian. Jika kita tidak mampu mendapatkan pertanyaan, maka
penelitian tentang hal tersebut tidak perlu dilakukan. Misalnya, karena permasalahannya
sudah sangat jelas, maka mengenai apa perlunya orang makan setiap hari, sudah tidak lagi
melahirkan adanya pertanyaan. Semua orang tahu bahwa makan tiap hari adalah untuk
kesehatan dan untuk agar manusia dapat memenuhi kebutuhan nutrisi tubuhnya. Karena
sudah sangat jelas, maka tak ada pertanyaan yang dapat diajukan karenanya tidak lagi
dibutuhkan penelitian mengenai alasan mengapa orang perlu makan.
Ada tahapan-tahapan yang harus dilalui oleh seorang peneliti dalam melaksanakan
penelitian. Pertama, peneliti harus menentukan ‘ide’, ‘topik’ atau ‘gagasan’ penelitian.
Kedua, ‘gagasan’ tersebut kemudian harus dikonversi menjadi sebuah ‘pertanyaan
penelitian’. Ketiga, peneliti harus mengumpulkan data pendukung tentang ide penelitian
tersebut karena tanpa didukung oleh adanya data atau kepustakaan, mungkin saja penelitian
tersebut benar-benar baru sehingga sulit dalam pelaksanaannya. Langkah keempat, peneliti
tersebut harus menentukan metodologi atau cara apa dan bagaimana penelitian tersebut
akan dilaksanakan. Pemilihan metode ini harus ditujukan semata-mata agar ‘pertanyaan’
penelitian dapat terjawab, dan bukan didasarkan kepada rumit atau tidaknya metode.

B. Bagaimana Mendapatkan Topik/Ide Penelitian?


Sebagaimana untuk hal-hal lain, untuk melakukan penelitian pun, yang sulit adalah
melakukan langkah pertama. Untuk melakukan penelitian, langkah pertama, dan dianggap
paling sulit adalah “memilih atau menentukan topik/ide penelitian”.
Dari berbagai survey diketahui bahwa kurangnya kemampuan dosen dan mahasiswa
dalam melaksanakan penelitian adalah disebabkan oleh ketidakmampuan mereka dalam
mencari atau menentukan topik penelitian. Betulkah mencari gagasan atau topik penelitian
sulit? Menurut Craig Loehle (1990) dalam artikelnya yang berjudul A guide to increased
creativity in research – inspiration or perspiration? (Bioscience 40:123-129), mendapatkan

3
gagasan penelitian memang merupakan langkah tersulit. Menurutnya, seorang peneliti
yang sukses biasanya ditentukan oleh ketepatannya memilih masalah penelitian, baik dari
aspek guna laksana maupun dari ketersediaan metode untuk memecahkannya.
Sebenarnya, jika kita sudah berada di bidang ilmu kita, mencari topik atau ide
penelitian itu tidaklah sulit. Kiat-kiat berikut dapat dicoba.
1. Gunakan Perpustakaan dan Internet
Perpustakaan, baik berupa buku, jurnal, maupun situs web di internet merupakan
sumber inspirasi yang sangat baik. Namun untuk melakukan penelitian, dianjurkan agar
kita membaca jurnal ilmiah, mengapa? Karena buku teks biasanya merupakan review atau
rangkuman dari berbagai penelitian sehingga tidak terlalu erat dengan penelitian. Buku teks
tidak memberikan inspirasi bagi munculnya ide penelitian dan lebih berperan sebagai
penunjang tentang pemahaman kita dalam bidang ilmu. Selain itu, sebuah buku teks
biasanya memerlukan waktu pengumpulan data 1-2 tahun, proses penulisan 1 tahun,
pencetakan dan distribusi 1 tahun. Akibatnya, data-data dalam buku teks biasanya sudah
cukup tua dibandingkan dengan data dalam jurnal ilmiah.
Dalam memilih jurnal, sangat dianjurkan untuk menggunakan jurnal ilmiah luar
negeri, mengapa? Jurnal ilmiah luar negeri biasanya memuat rincian pelaksanaan
penelitian (bagian Bahan dan Metode) dengan sangat jelas yang ditulis dalam bentuk narasi
sehingga dapat dengan mudah diikuti oleh mereka yang sebidang ilmu. Jurnal ilmiah dalam
negeri justru sering hanya mencantumkan bahan dan metode berupa tabel atau berupa
narasi namun sulit sekali untuk diikuti prosedurnya. Selain itu, dianjurkan pula untuk
sedapat mungkin mencari jurnal edisi yang paling baru yang dapat diperoleh. Internet dapat
membantu kita dalam mendapatkan perkembangan terbaru dalam bidang yang ingin kita
teliti. Hal ini penting dipahami karena lebih pendeknya proses publikasi jurnal
dibandingkan dengan buku teks, maka topik yang muncul di jurnal ilmiah pastinya sedang
hangat.
Untuk para mahasiswa, disarankan agar mencari topik penelitian yang berkaitan
dengan bidang kajian Pembimbing karena akan memuluskan proses pembimbingan
maupun pelaksanaan penelitian. Syarat mutlak bagi penelitian mahasiswa adalah adanya
“persetujuan” dari pembimbing.

4
2. Lihatlah Kemana Mobil Pemadam Kebakaran Pergi.
Prinsip ini sebenarnya mengekor apa yang dilakukan orang lain tapi biasanya
menjamin keberhasilan proposal, terutama jika dilakukan untuk memperoleh dana hibah
penelitian. Contoh untuk kasus ini adalah ketika pertanian Indonesia dikejutkan oleh
masuknya nematoda Globodera rostochiensis penyebab penyakit sista kuning pada kentang
yang masuk dari luar negeri, maka proposal yang meneliti aspek-aspek tentang nematoda
ini hampir pasti akan didanai dan diluluskan.
Dari topik tersebut, kajilah apa saja sub-topik kajian yang belum dilakukan, baik
obyeknya, metodenya, maupun materinya. Contohnya, bagaimana nematoda tersebut dapat
masuk ke Indonesia?; Berapa hari siklus hidupnya di iklim Indonesia?; Bagaimana tingkat
patogenisitasnya terhadap varietas kentang yang ada di Indonesia?; Tanaman budidaya apa
saja dan tumbuhan liar apa saja yang ada di Indonesia yang dapat berperan sebagai
inangnya?, dll.
Dengan demikian, kita harus mampu mengamati topik apa yang sedang nge-tren saat
ini. Artinya, kita harus rajin membaca koran, atau mendengar berita.

3. Temukan Ide dari Lapangan


Lapangan dan masyarakat merupakan sumber ide penelitian yang tidak akan ada
habisnya. Sebagai ilmuwan dan calon ilmuwan, kita harus mau berjalan ke luar rumah
sambil membuka mata dan telinga. Berbicaralah dengan klien ilmu kita. Bagi mahasiswa
pertanian, berjalan ke luar rumah atau kantor artinya mengunjungi tempat-tempat dimana
ilmu kita biasanya diterapkan. Pasar, gudang Bulog, kebun dan sawah, petani, pedagang,
kantor dinas pertanian, dan lain-lain merupakan contoh dari klien Fakultas Pertanian.
Bagaimana jika walaupun kita sudah berputar-putar atau mengunjungi berbagai
tempat kita masih juga tidak menemukan adanya masalah? Misalnya seorang mahasiswa
perlindungan tanaman tidak menemukan satu pun kebun atau tanaman yang terserang
penyakit atau hama. Nah justru itulah sebuah masalah besar yang sangat menarik untuk
diteliti. Kalau menurut teori dan pengalaman di tempat lain masalah tersebut sering
ditemukan sedangkan di tempat yang kita kunjungi justru tidak ditemukan masalah, maka
akan sangat menarik jika dilakukan penelitian mengapa dan apa sebabnya hal kontradiktif
tersebut terjadi.

5
4. Cara Lain Menemukan Ide Penelitian
a. Bergabunglah dengan organisasi profesi karena mereka adalah sumber informasi keilmuan
(networking).
Baik sebagai dosen maupun sebagai mahasiswa, kita adalah ilmuwan atau calon
ilmuwan. Seseorang belumlah dapat dikatakan sebagai seorang ilmuwan kalau ia belum
bergabung ke dalam organisasi profesi dalam bidangnya masing-masing. Semakin banyak
organisasi profesi yang diikuti, semakin baik bagi seorang ilmuwan. Semakin mendunia
organisasi profesi yang diikuti, semakin luas pula wawasan si ilmuwan. Bagi mahasiswa
pertanian, ada banyak organisasi profesi yang dapat diikuti, baik di level nasional maupun
internacional. Contoh organisasi profesi nasional adalah PFI (Perhimpunan Fitopatologi
Indonesia) tempat berhimpunnya para akhli ilmu penyakit tanaman (fitopatologis); PEI
(Perhimpunan Entomologi Indonesia) tempat berhimpunnya para ahli ilmu serangga
(entomologis); HIGI (Himpunan Ilmu Gulma Indonesia); Peragi (Perhimpunan Agronomi
Indonesia); Pernemi (Perhimpinan Nematologi Indonesia), dan lain-lain.
Bergabung dengan organisasi profesi, bahkan sejak masih berstatus mahasiswa
memberikan banyak manfaat. Kita akan berwawasan terbuka dalam penerapan bidang ilmu
kita, termasuk membina hubungan tentang kemungkinan melakukan penelitian maupun
dalam membina karir masa depan setelah lulus kuliah.

b. Rajin-rajinlah menyimak tawaran hibah penelitian


Saran ini merupakan saat yang menguntungkan untuk para dosen yang membutuhkan
dana untuk melakukan penelitian. Terdapat banyak tawaran dana hibah penelitian yang
berasal dari departemen terkait (Departemen Pertanian, Kementerian Lingkungan Hidup,
Kementerian Riset dan Teknologi, dll.) atau dari Departemen Pendidikan Nasional sendiri.
Dana-dana ini hampir tidak terserap setiap tahunnya. Jika dosen mampu meraih dana hibah
penelitian, maka mahasiswa akan merupakan fihak yang terkait secara langsung karena
umumnya, adanya dosen pembimbing yang mendapatkan dana penelitian akan melibatkan
mahasiswa dalam pelaksanaannya

6
c. Berbicaralah Pada Orang yang Tepat
Tugas melakukan penelitian (untuk skripsi) biasanya merupakan sebuah tugas akhir.
Selama perkuliahan, seorang mahasiswa tentunya sudah mempelajari berbagai mata kuliah
yang berkaitan erat dengan bidang keilmuannya, sementara untuk keterampilan penelitian,
mahasiswa mempelajarinya dalam mata kuliah Metode Ilmiah dan Penulisan Karya Ilmiah.
Jika semua materi dikuasai, maka seharusnya tidak ada mahasiswa yang menghadap dosen
pembimbing tanpa membawa ide apa pun.
Sebelum menghadap pembimbing, ada baiknya seorang mahasiswa terlebih dahulu
berbicara dengan Kepala Laboratorium, kolega yang dapat diajak diskusi, mahasiswa
senior yang sedang dibimbing oleh dosen pembimbing yang sama, peneliti di institusi
penelitian, atau dosen lain yang dianggap mampu.
Sebagai starting points untuk dipertimbangkan sebagai topik penelitian, cobalah
mempertimbangkan dan memilih salah satu dari :
 Sebuah hipotesis untuk dibantah atau didukung;
 Sebuah masalah keseharian;
 Sebuah ide untuk diuji;
 Sebuah keadaan umum untuk diteliti;
 Sebuah fenomena atau konsep yang memerlukan deskripsi atau penjelasan;
 Sebuah kekurangan data yang harus diisi;
 Sebuah pelayanan yang harus dievaluasi;
 Sebuah keinginan untuk mempelajari kepustakaan, mewawancarai, atau mencoba
kemampuan meneliti;
 Sebuah penelitian pesanan;
 Sebuah tugas yang diberikan orang lain kepada kita.
Untuk mahasiswa, jika pembimbing Anda merupakan peneliti yang rajin, pelajarilah
apa topik penelitiannya selama ini. Setelah itu, pelajarilah bagian mana dari topik
penelitian pembimbing Anda yang belum digarapnya. Cobalah pilih bagian tersebut dan
gunakan sebagai topik penelitian Anda. Dengan berbekal ide-ide tersebut, maka kini Anda
siap untuk menemui dan berdiskusi dengan pembimbing.

7
C. Bagaimana Setelah Ide Penelitian diperoleh?

Untuk memulai penelitian, diperlukan adanya suatu Problem Untuk Penelitian


(research problem atau research question). Perlu diingat bahwa tujuan kita melakukan
penelitian karena kita memiliki suatu pertanyaan atau problem yang ingin kita ketahui
jawabannya melalui kegiatan penelitian.

Diagram alir berikut ini yang penulis adaptasi dari Ranjit Kumar (Research
Methodology 2nd Ed. Sage Publication, 2005) dapat memberikan gambaran bagaimana
menemukan problem untuk penelitian. Misalnya kita tertarik dengan topik tentang
“alkoholisme” mengingat begitu banyak dampak negatif dari kebiasaan minum alkohol
akhir-akhir ini di masyarakat kita.

Topik tentang alkoholisme ini sangat luas. Kita dapat menyorotinya atau menelitinya
dari berbagai sudut pandang. Untuk menelitinya, menurut beberapa sumber, diperlukan
suatu “pertanyaan penelitian” yang memenuhi unsur FINER, yang merupakan singkatan
dari Feasible (penelitian tersebut dapat dilaksakan; Interesting (topiknya cukup menarik);
Novel (memiliki kebaruan atau jawaban dari pertanyaan penelitiannya belu merupakan
pengetahuan yang sudah umum di masyarakat); Ethical (etis untuk diteliti); dan Relevant
(relevan untuk diteliti), dan topik tentang alkoholisme ini nampaknya memenuhi kriteria
FINER tersebut.

8
9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Mencari gagasan penelitian disepakati merupakan langkah tersulit bagi seseorang


untuk melakukan penelitian. Di Indonesia hal ini dapat dipahami mengingat metode
pendidikan kita tidak melatih peserta didik untuk kurius dan skeptis (selalu
mempertanyakan tentang kebenaran sesuatu hal). Namun demikian, ada banyak cara-cara
atau kiat sederhana yang dapat dilakukan oleh kita untuk melatih mendari
gagasan/ide/topik penelitian, sebagaimana yang telah dipaparkan di atas.

B. Saran

Satu hal yang sering menghambat berkembangnya penelitian di perguruan tinggi di


Indonesia adalah bahwa penelitian itu harus selalu didukung oleh adanya penelitian
sebelumnya. Akibatnya, mahasiswa selalu menjadi pengekor dan gamang melakukan
terobosan. Jika dosen pembimbing bersikap demikian, maka lakukan saja “uji pendahuluan
secara trial and error”. Tentunya tetap saja mahasiswa perlu membaca berbagai teori dalam
bidang tersebut, sehingga uji pendahuluannya tidak asal-asalan. Selamat mencoba.

10
DAFTAR PUSTAKA

Craig Loehle, 1990. A guide to increased creativity in research – inspiration or perspiration?

Bioscience 40:123-129.

Kevin Byron, (tanpa tahun). What is creativity in research. The Learning Institute. Queen Marry

University of London.

11

Anda mungkin juga menyukai