Anda di halaman 1dari 10

Makalah

Filsafat Ilmu DASAR PENGETAHUAN


DAN UKURAN KEBENARAN.

Logo

DisusunOleh:

LIO AFZA (062302016)

RADIT (062302017)

DARA (062302019)

SALIMAN (062302020)

Pembimbing

PAK KHIRUDIN

JURUSAN

PENDIDIKANTEKNOLOGIINFORMASI
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kita panjatkan puja
dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Dasar Pengetahuan
Dan Ukuran Kebenaran”. Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan kami juga
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat mempelancar proses pembuatan makalah
ini. Untuk itu, kami menyampaikan banyak terima kasih Kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam membuat makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala kritik dan saran dari teman teman dan pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah tentang “Dasar Pengetahuan Dan Ukuran Kebenaran” ini
dapat memberikan manfaat maupun inspirasi kepada teman-teman dan pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGENTAR.............….…...............................................................................................

Daftar isi........................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................

1. Latar belakang.................................................................................................................
2. Rumusan masalah...........................................................................................................
3. Tujuan penulisan ......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................

 Dasar dasar pengetahuan ........................................................................................


1. Jenis jenis Pengembangan.............................................................................
2. Sumber pengetahuan........................................................................................
3. Hakikat pengetahuan....................................................................................
 Ukuran kebenaran...................................................................................................
Jenis jenis kebenaran ........,............................................................................................
Kreteria kebenaran........,................................................................................................
Upaya memperoleh kebenaran.................................................................................

BAB III PENUTUP........,..........................................................................................................

KESIMPULAN........,......................................................................................................................

BAB IV DAFTAR ISI ........,.......................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengetahuan berkembang dari rasa ingin tahu, yang merupakan ciri khas manusia karena manusia
adalah satu-satunya makhluk yang mengembakan pengetahuan secara sungguh-sungguh. Binatang
juga mempunyai pengetahuan. Namun hanya sebatas untuk kelangsungan hidup saja. Manusia
mengembangkan penegetahuannya untuk mengatasi kebutuhan-kebutuhan kelangsungan hidup ini
dan berbagai problema yang menyelimuti kehidupan.

Manusia saniasa penasaran terhadap cita-cita hidup ini. Yang hendak diraih adalah pengetahuan
yang benar, kebenaran hidup itu. Manusia merupakan makhluk yang berakal budi yang selalu ingin
mengejar kebenaran. Dengan akal budinya, manusia mampu mengembangkan kemampuan yang
spesifik manusiawi, yang menyangkut daya cipta, rasa maupun karsa.

Pada pembahasan makalah ini mencoba menjelaskan tentang Pengetahuan, Ilmu Pengetahuan dan
Pengetahuan Ilmiah yang meliputi hakikat ilmu pengetahuan dan pengetahuan ilmiah, hubungan
ilmu pengetahuan dan pengetahuan ilmiah, dan apakah pengetahuan tersebut merupakan
pengetahuan yang benar adanya atau sebaliknya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana yang dimaksud dengan dasar pengetahuan?
2. Bagaimana yang dimaksud dengan ukuran kebenaran ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dasar pengetahuan.
2. Untuk mengetahui ukuran kebenaran
BAB II PEMBAHASAN

A. DASAR-DASAR PENGETAHUAN

Dasar-dasar pengetahuan diawali oleh pengalaman, ingatan, kesaksian, minat dan rasa ingin tahu,
pikiran dan penalaran, logika, bahasa, serta kebutuhan hidup manusia.

a) Pengalaman hal yang pertama dan paling utama yang mendasarkan pengetahuan
adalah pengalaman. Pengalaman adalah keseluruhan peristiwa yang terjadi dalam
diri manusia dalam interaksinya dengan alam, lingkungan dan kenyataan, termasuk
yang ilahi. Pengalaman terbagi menjadi dua:

1)Pengalaman primer, yaitu pengalaman langsung akan persentuhan indrawi dengan


benda-benda konkret di luar manusia dan peristiwa yang disaksikan sendiri

2)Pengalaman sekunder, yaitu pengalaman tak langsung atau reflektif mengenai


pengalaman primer.

b) Ingatan Pengetahuan manusia juga didasarkan pada ingatan sebagai kelanjutan dari
pengalaman. Tanpa ingatan, pengalaman indrawi tidak akan bertumbuh menjadi
pengetahuan. Kendati ingatan sering kabur dan tidak tepat, namun kita dalam
kehidupan sehari-hari selalu mendasarkan pengetahuan kita pada ingatan baik
secara teoritis dan praktis.

c) Kesaksian dimaksudkan untuk penegasan sesuatu sebagai benar oleh seorang saksi
kejadian atau peristiwa, dan diajukan kepada orang lain untuk dipercaya. “Percaya”
dimaksudkan untuk menerima sesuatu sebagai benar yang didasarkan pada
keyakinan dan kewenangan atau jaminan otoritas orang yang memberi kesaksian.

d) Minat dan Rasa Ingin Tahu, Untuk berkembang menjadi pengetahuan subjek yang
mengalami harus memiliki minat dan rasa ingin tahu. Minat mengarahkan perhatian
ke hal-hal yang dialami dan dianggap penting untuk diperhatikan.Dan rasa ingin tahu
mendorong untuk bertanya dan menyelidiki apa yang dialaminya dan menarik
minatnya.
e) Pikiran dan Penalaran,. Penalaran adalah proses penarikan kesimpulan dari hal-hal
yang telah diketahui sebelumnya. Setidaknya ada dua metode dalam proses
penalaran yaitu:
1)Pertama, induksi yakni penalaran yang menarik kesimpulan umum (universal) dari
kasus-kasus tertentu (partikular).

2)Kedua, deduksi yakni penalaran untuk merumuskan sebuah hipotesis berupa


pernyataan umum yang kemungkinan pernyataannya masih perlu untuk diuji coba.

F.Logika, pengetahuan yang di hasilkan oleh proses belajar mengajar, pengkajian


buku serta lembaga-lembaga pendidikan

g) Bahasa, di samping logika penalaran juga mengandaikan bahasa. Tanpa bahasa


manusia tidak dapat mengungkapkan pengetahuannya.

h) Kebutuhan Hidup Manusia, dalam interaksinya dengan dunia dan lingkungannya


manusia membutuhkan pengetahuan. Maka, kebutuhan manusia juga dapat
mendasari dan mendorong manusia untuk mengembangkan pengetahuannya.

1.Jenis-Jenis Pengetahuan

a. Pengetahuan langsung (immediate), Pengetahuan immediate adalah pengetahuan langsung yang


hadir dalam jiwa tanpa melalui proses penafsiran dan pikiran. Pengetahuan tak langsung ini hasil dari
pengaruh interpretasi dan proses pengalaman-pengalaman yang lalu. pikiran kita. berpikir serta

b. Pengetahuan indrawi (perceptual), Pengetahuan indrawi adalah sesuatu yang dicapai dan diraih
melalui indra-indra lahiriah.

c. Pengetahuan partikular (particular), Pengetahuan partikular berkaitan dengan satu individu, objek-
objek tertentu, atau realitas-realitaskhusus. Misalnya ketika kita membicarakan satu kitab atau
individu tertentu, maka hal ini berhubungan dengan pengetahuan partikular itu sendiri.

d. Pengetahuan universal (universal), Pengetahuan yang meliputi keseluruhan yang ada, seluruh
hidup manusian misalnya; agama dan filsafat.

2.Sumber Pengetahuan

Pengetahuan pada dasarnya adalah keadaan mental. Mengetahui sesuatu adalah menyusun
pendapat tentang suatu objek, dengan kata lain menyusun gambaran tentang fakta yang ada diluar
akal

 Rasio, merupakan pengetahuan yang bersumber dari penalaran manusia. Pada sumber
pengetahuan ini diketahui bahwa pengetahuan adalah hasil pemikiran manusia.
 Empiris, merupakan pengetahuan yang bersumber dari pengalaman yang dialami manusia.
Sumber pengetahuan ini dirumuskan berdasarkan kegiatan manusia yang suka
memperhatikan gejala-gejala yang terjadi disekitarnya. Misalnya peristiwa terjadinya hujan di
bumi. Peristiwa ini terus terulang-ulang dan dengan proses kejadian yang sama.

 Intuisi, merupakan sumber pengetahuan yang tidak menentu dan didapatkan secara tiba-
tiba. Dalam kondisi yang berlawanan ketika kita tidak sedang berpikir untuk menyelesaikan
masalah dan melakukan aktivitas-aktivitas, kita seakan terpikirkan solusi untuk
permasalahan. Solusi itu muncul tiba-tiba dalam benak kita, tanpa sedikitpun kita
menjadwalkan atau berusaha mencarinya.

 Wahyu, atau bisa dikatakan dengan sumber pengetahuan yang non-analiktik karena tidak
ada proses berpikir dari manusia tersebut. Wahyu merupakan sumber pengetahuan yang
berasal dari yang Maha Kuasa.

Hakikat Pengetahuan

Maksud dari pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang hadir dan terwujud dalam jiwa dan
pikiran seseorang dikarenakan adanya reaksi, persentuhan, dan hubungan dengan lingkungan dan
alam sekitarnya. Pengetahuan ini meliputi emosi, tradisi, keterampilan, informasi, akidah, dan
pikiran-pikiran. Dalam komunikasi keseharian, kita sering menggunakan kalimat seperti, “Saya
terampil mengoperasikan mesin ini”, “Saya sudah terbiasa menyelesaikan masalah itu”, “Saya
menginformasikan kejadian itu”, “Saya meyakini bahwa masyarakat pasti mempercayai Tuhan”, “Saya
tidak emosi menghadapi orang itu”, dan “Saya mempunyai pikiran-pikiran baru dalam solusi
persoalan itu”.

UKURAN KEBENARAN.

Ukuran Kebenaran Berfikir merupakan suatu aktifitas manusia untuk menemukan kebenaran apa
yang disebut benar oleh seseorang belum tentu benar bagi orang lain oleh karena itu diperlukan
suatu ukuran atau kriteria kebenaran. Untuk menemukan kebenaran ilmiah seseorang harus bisa
berpikir secara ilmiah, setidaknya ada 3 tahapan berpikir yang harus dilalui, yaitu:

 Skeptik, Ciri berpikir ilmiah ini ditandai oleh cara orang dalam menerima kebenaran informasi
atau pengetahuan tidak lansung diterima begitu saja, namun dia berusaha untuk
menanyakan fakta-fakta atau bukti-buktiTerhadap setiap pernyataan yang diterimanya
 Analitik, Ciri berpikir ilmiah ini ditandai oleh cara orang dalamMelakukan setiap kegiatan, ia
selalu berusaha menimbang-nimbang setiap permasalahan yang dihadapinya, mana yang
relevan, dan mana yang Menjadi masalah utama dan sebagainya.
 Kritis, Ciri berpikir ilmiah ketiga ditandai dengan orang yang selalu berupaya
mengembangkan kemampuan menimbang setiap permasalahan yang dihadapinya secara
objektif. Hal ini dilakukan agar semua data dan pola pikir yang diterapkan dapat selalu logis..
Jenis-jenis kebenaran.

 Kebenaran Objektif, merupakan kebenaran yang biasanya bersumber dari ajaran leluhur yang
diwariskan secara turun temurun dan sudah mendarah daging dalam masyarakat.
 Kebenaran Individual, merupakan kebenaran yang di ikuti manusia berdasarkanpendapat
sendiri.
 Kebenaran Hakiki, kebenaran yang sifatnya mutlak, pasti dan tidak akan pernah mengalami
perubahan, tentunya kebenaran ini bukan dari manusia, tetapi kebanaran inidatangnya dari
Sang Pencipta.

Kriteria kebenaran

Menurut Michael Williams terdapat 5 kriteria teori kebenaran yaitu:

Kebenaran Koherensi
 Sesuatu yang koheren dengan sesuatu yang lain berarti ada kesesuaian atau keharmonisan
dengan sesuatu yang memiliki hirarki lebih tinggi, hal ini dapat berupa skema, sisitem, atau
nilai. Koheren tersebut mungkin saja tetap pada dataran sensual rasional, tetapi mungkin
pula menjangkau dataran transenden.

Kebenaran Korespondensi
 Berfikir benar korespondensi adalah berfikir tentang terbuktinya sesuatu itu relevan dengan
sesuatu yang lain. Korespondensi relevan dibuktikan adanya kejadian sejalan atau
berlawanan arah antara fakta dengan fakta yang diharapkan (positifisme), antara fakta
dengan belief yang diyakini, yang sifatnya spesifik.

Kebenaran Performatif
 Ketika pemikiran manusia menyatukan segalanya dalam tampilan actual dan menyatukan
apapun yang ada dibaliknya, baik yang praktis, yang teoritik, maupun yang filosofik. Orang
yang mengetengahkan kebenaran tampilan actual yang disebut dengan kebenaran
performatif tokoh penganut ini antara lain Strawson (1950) dan Geach (1960) sesuatu
sebagai benar biladapat diaktualkan dalam tindakan.

Kebenaran Pragmatik
 Perintis teori ini adalah Charles S. Pierce. Yang benar adalah yang konkret, yang individual,
dan yang spesifik, demikian James Deweylebih lanjut menyatakan bahwa kebenaran
merupakan korespondensi antara ide denga fakta, dan arti korespondensi menurut Dewey
adalah kegunaan praktis.

Kebenaran Proposisi
 Sesuatu kebenaran dapat diperoleh bila proposisi-proposisinya benar dalam logika
Aristoteles, proposisi benar adalah bila sesuai denganpersyaratan formal suatu proposisi.
Proposisi adalah suatu pernyataan yang berisi banyak konsep kompleks.
 Descartes merumuskan pedoman penyelidikan supaya orang jangan tersesat dalam usahanya
mencapai kebenaran sebagai berikut:
 Pertama, janganlah sekali-kali mnerima sebagai kebenaran, jika tidak ternyata
kebenarannyadengan terang benderang, hauslah kita membuang segala prasangka dan
janganlah campurkan apapun juga yang tak nampak sejeas-jelasnya kepada kita, hinga tak
ada dasar sedikitpun juga untuk sanksi.
 Kedua, rincilah tiap kesulitan sesempurna-sempurnanya dan carilah jawaban secukupnya.
 Ketiga, aturlah pikiran dan pengetahuan kita sedemikian rupa. Sehingga kita mulai dari
yamng paling rendah dan sederhana, kemudian meningkat dari sedikit, setapak demi setapak
untuk mencapai pengetahuan yang lebih sukar dan lebih ruwet.
 Keempat, buatlah pengumpulan fakta sebanyak-banyaknya dan selengkap-lengkapnya dan
seumum-umumnya hingga menyeluruh, sampai kita tidak khawatir kalau-kalau ada Yang
Kelewatan.

Upaya memperoleh kebenaran.

 Pendekatan Empiris,Manusia mempunyai seperangkat indera yang berfungsi sebagai


penghubung dirinya dengan dunia nyata, dengan inderanya manusia mampu mengenal
berbagai hal yang ada di sekitarnya

 Pendekatan Rasional.. Manusia merupakan makhluk hidup yang dapat berpikir,sehingga


dengan kemampuannya tersebut manusia dapat menangkap ide atau prinsip tentang
sesuatu, yang pada akhirnya sampai pada kebenaran, yaitu kebenaran rasional.

 Pendekatan Intuitif. Pendekatan ini merupakan pengetahuan yang diperoleh tanpa melalui
proses penalaran tertentu.

 Pendekatan Religius, Kita sebagai makhluk Tuhan yang diberi akal pikiran harus menyadari
bahwa alam semesta beserta isinya ini diciptakan dan dikendalikan oleh kekuatan Tuhan.

 Pendekatan Otoritas, seseorang yang memiliki kelebihan tertentu disbanding orang lain.
Kelebihan-kelebihan tersebut bisa berupa kekuasaan, kemampuan intelektual, keterampilan,
pengalaman, dan sebagainya.
BAB IIl

PENUTUP

Kesimpulan

Pengetahuan itu adalah semua milik atau isi pikiran. Jadi, pengetahuan merupakan hasil proses dari
usaha manusia untuk tahu. Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni: pendidikan, media
dan keterpaparan informasi.

Semua teori kebenaran itu ada dan dipraktekkan manusia di dalam kehidupan nyata. Yang mana
masing-masing mempunyai nilai di dalam kehidupan manusia Uraian dan ulasan mengenai berbagai
teori kebenaran di atas telah menunjukkan kelebihan dan kekurangan dari berbagai teori kebenaran.
Teori Kebenaran mempunyai Kelebihan Kekurangan Korespondensi sesuai dengan fakta dan empiris
kumpulan fakta-fakta Koherensi bersifat rasional dan Positivistik Mengabaikan hal-hal non fisik
Pragmatis fungsional-praktis tidak ada kebenaran mutlak Performatif Bila pemegang otoritas benar,
pengikutnya selamat Tidak kreatif, inovatif dan kurang inisiatif Konsensus Didukung teori yang kuat
dan Masyarakat Perlu waktu lama untuk menemukan kebenaran.

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

https://www.studocu.com/en-us/course/universitas-islam-negeri-ar-raniry/filsafat-ilmu/5957698?
origin=document-viewerilmu/5957698?origin=document-viewerMakalah pengetahuan dan ukuran
kebenaranAcademic year: 2020/2021

Anda mungkin juga menyukai