OLEH:
NIM. : 2038015
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita
semua. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.
Penulis
2i
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan .......................................................................................... 24
B. Saran .................................................................................................... 24
ii
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
menolak hipotesis yang diajukan. Kemampuan berfikir ilmiah yang baik harus
didukung oleh penguasaan sarana berfikir ini dengan baik pula. Untuk dapat
melakukan kegiatan ilmiah dengan baik, maka diperlukan sarana yang berupa
bahasa, logika, matematika dan statistik.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, kami merumuskan beberapa masalah,
diantaranya:
1. Bagaimana Alam pikiran Manusia ?
2. Bagaimana Perkembangan Alam Pikiran ?
3. Bagaimana Sejarah Pengetahuan Manusia ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan Makalah ini yaitu :
1. Mengetahui Alam pikiran Manusia
2. Mengetahui Perkembangan Alam Pikiran
3. Mengetahui Sejarah Pengetahuan Manusia
2
BAB II
PEMBAHASAN
Manusia memiliki naluri, nalari, dan nurani. Dengan adanya sifat nalari,
manusia dapat melakukan penalaran berdasarkan pemikirannya yang bersifta logis
dan analisis. Rasa ingin tahu manusia akan sesuatu hal terus berkembang,
sedangkan makhluk yang lain rasa keingintahuannya todak akan
berkembang/monoton.
3
Tubuh manusia berubah mulai sejak berupa sel sederhana yang
selanjutnya secara bertahap menjadi manusia yang sempurna. Sel sederhana
berasal dari sel kromosom sperma yang identik dengan kromosom sel telur, pada
prosesnya akan terjadi kromosom yang tidak homolog yang akan menjadi laki-
laki.
Lima minggu setelah terjadi konsepsi, bakal jantung mulai berdenyut yang
selan jutnya akan membagi menjadi serambi kiri dan kanan pada minggu ke-9.
Sedangkan minggu ke-13, janin sudah mulai berbentuk yang ditandai dengan
berfungsinya bagian organ, yang selanjutnya pada usia 18 minggu mulai terasa
gerakan dari janin. Pada usia 32 minggu, janin mulai mempersiapkan diri untuk
dilahirkan dengan kepala dibawah makin mendekati lubang kelahiran. Pada saat
ini gerakan semakin berkurang. Perkembangan tercepat terjadi pada saat setelah
kelahiran sampai remaja.
Perubahan fisik yang sangat nyata, terjadi pada saat purbertas, yang
ditandai diantaranya dengan tanda kedewasaan berupa tumbuhnya rambut pada
daerah-daerah tertentu dan fungsi organ-organ reproduksi (organ genitalia).
Perkembangan pengetahuan pada manusia sangat dipengaruhi oleh
perkemban gan pengetahuan semasa anak-anak, berupa bimbingan yang baik oleh
orang tua dan lingkungan yang terus akan terbawa sampai dewasa.
1. Masa bayi (0-2 tahun), disebut periode sensorik motorik, pada
periode ini perkembangan kecerdasan bayi sangat cepat.
2. Masa kanak-kanak (3-5 tahun), disebut periode praoperasional.
dorongan keingintahuan anak sangat besar, sehingga banyak orang mengatakan
bahwa anak pada periode ini adalah “masa bertanya”.
3. Masa usia sekolah (6-12 tahun), periode operasional nyata. Pada
masa ini anak sangat aktif, ditandai dengan perkembangan fisik dan motorik yang
baik. Masa ini juga merupakan “masa tenang” karena proses perkembangan
emosional anak telah mendapat kepuasan maksimal sesuai dengan
kemampuannya.
4
4. Masa remaja (13-20 tahun), disebut periode preoperasional formal.
Masa ini merupakan masa pertentangan (konflik), baik dengan dirinya sendiri
maupun dengan orang dewasa.
5. Masa dewasa (> 20 tahun), dimana masa ini ditandai dengan
kemampuan individu untuk berdiri sendiri. Mereka mampu mengendalikan
perilakunya dengan baik, menempatkan dirinya sebagai anggota dalam kelompok
serta merupakan individu yang bertanggung jawab.
Manusia adalah makhluk religius, yang percaya akan adanya Tuhan yang
maha adil. Manusia merupakan mahluk paling sempurna yang pernah diciptakan
oleh Allah SWT. Manusia pada hakekatnya sama saja dengan mahluk hidup
lainnya, yaitu memiliki hasrat dan tujuan. Ia berjuang untuk meraih tujuannya
dengan didukung oleh pengetahuan dan kesadaran. Letak perbedaan yang paling
utama antara manusia dengan makhluk lainnya adalah dalam kemampuannya
melahirkan kebudayaan. Kebudayaan hanya manusia saja yang memlikinya,
sedangkan binatang hanya memiliki kebiasaan-kebiasaan yang bersifat instinctif.
Selain memiliki kekurangan, manusia juga memiliki kelebihan. Kelebihan
manusia adalah kemampuan untuk bergerak dalam ruang yang bagaimanapun,
baik di darat, di laut, maupun di udara.
5
berbicara, dan mengikat diri pada orang lain. Dengan gerakan-gerakan anggota
tubuhnya, ia belajar memadukan keterangan-keterangan melaui semua alat
indranya.
b. Masa kanak-kanak (3-5 Tahun)
Masa kanak-kanak disebut sebagai periode pra-operasional, dengan kisaran
usia 2-7 tahun. Pada periode ini, dorongan keingintahuannya sangat besar,
sehingga banyak yang menyebut masa ini sebagai masa bertanya. Apalagi pada
masa ini si anak sudah memiliki keterampilan berbahasa lisan. Namun, pada masa
ini pengungkapannya sering menggunakan lambing-lambang, seperti bermain
mobil dengan garasinya menggunakan kotak kosong.
c. Masa usia sekolah (6-12 tahun)
Masa ini disebut juga sebagai periode operasinal nyata dengan kisaran usia 7-
11 Tahun. Pada periode ini anak sangat aktif, ditandai dngan perkemabngan fisik,
dan motorik yang baik. Para ahli psikologi menyebut juga masa ini sebagai “masa
tenang,karena proses perkembangan emosional si anak telah mendapatkan
kepuasan maksimal sesuai dengan kemapuan individu. Perolehan pengtahuannya
masih dengan induksi (pengamatan dan percobaan), walau sudah dimulai dengan
menggunakan penalaran dan logika.
d. Masa remaja (13-20 tahun)
Masa remaja disebut juga periode oprasional formal (11-15tahun). Periode ini
merupakan masa pertentangan (konflik), baik dengan dirinya sendiri maupun
dengan orang dewasa. Mereka berusaha mengekspresikan dirinya sebagai orang
dewasa, secara fisik, mental, dan emosional belum mampu menggunakan nalar
serta berhipotesis.
e. Masa dewasa ( > 20 Tahun)
Masa dewasa ini ditandai dengan kemampuan individu untuk berdiri sendiri.
Mereka mampu mengendalikan perilakunya dengan baik, menempatkan dirinya
sebagai anggota dalam kelompok serta merupakan individu yang bertanggung
jawab.
6
4. Lahirnya Ilmu Alamiah
Panca indera akan memberikan tanggapan terhadap semua rangsangan
dimana tanggapan itu menjadi suatu pengalaman. Pengalaman yang diperoleh
terakumulasi oleh karena adanya kuriositas manusia. Pengalaman merupakan
salah satu terbentuknya pengetahuan, yakni kumpulan fakta-fakta. Pengalaman
akan bertambah terus seiring berkembangnya manusia dan mewariskan kepada
generasi-generasi berikutnya. Pertambahan pengetahuan didorong
olehpertama untuk memuaskan diri, yang bersifat non praktis atau teoritis guna
memenuhi kuriositas dan memahami hakekat alam dan isinya kedua, dorongan
praktis yang memanfaatkan pengetahuan itu untuk meningkatkan taraf hidup yang
lebih tinggi. Dorongan pertama melahirkanIlmu Pengetahuan Murni (Pure
Science) sedang dorongan kedua menuju Ilmu Pengetahuan Terapan (Aplied
Science).
Sebagaimana dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa pengetahuan didapat
dengan berbagai pendekatan seperti halnya pengetahuan berupa mitos atau
legenda menggunakan pendekatan kepercayaan yakni kebenarannya hanya atas
dasar percaya maka pendekatan pengetahuan semacam ini
bersifat irrasional, begitu pula pengetahuan yang sifatnya falsafi pendekatan
kebenarannya hanya mengandalkan nalar = akal = rasio belaka maka dikenalah
pendekatan pengetahuan rasional sehingga muncullah persepsi paham
kebenaran irrasionalime dan rasionalisme.
Ilmu alamiah sebagai hasil perkembangan pola pikir manusia yang
terakumulasi dari hasil pengamatan dan pengalaman telah mendorong manusia
untuk melahirkan pendekatan kebenaran yang tidak hanya mengandalkan
kemampuan rasio belaka, dorongan tersebut setidaknya terdiri dari dua sisi :
yakni dorongan pertama adalah dorongan untuk memuaskan diri sendiri yang
sifatnya non praktis atau teritis guna memenuhi kuriositas dan memahami tentang
hakikat alam semesta dan segala isinya, yang selanjutnya melahirkan pure
science (Ilmu pengetahuan murni). Sementara dorongan yang ke-dua adalah
dorongan yang sifatnya praktis, dimana ilmu pengetahuan dimanfaatkan untuk
7
meningkatkan tarap hidup yang lebih tinggi, dan selanjutnya disebut
dengan Applied science ( Ilmu pengetahuan terapan/teknologi).
Kapan ilmu pengetahuan (sains) lahir ? secara waktu mungkin sulit untuk
ditetapkan tetapi yang jelas sesuatu dinyatakan pengetahuan sains adalah apabila
pendekatan kebenaran tertumpu pada rational approach and empiric
approach yakni kebenaran yang secara rasional dapat dimengerti dan difahami
serta dibuktikan secara fakta dan menggunakan peralatan ilmiah. Pendekatan
senacam itu sebenarnya sudah dilakukan pada masa filosuf muslim di Persia
dengan bukti munculnya ilmu-ilmu terapan seperti ilmu perbintangan, ilmu kimia
dan ilmu kedokteran, tetapi kebenaran ini tidak deklarasikan oleh ilmuwan barat,
mereka mengklaim bahwa kelahiran ilmu pengetahuan sains (ilmiah) adalah
setelah ditemukannya teropong bintang (sekalipun sejak masa filsafat muslim
teleskop sudah ada) yang mampu membuktikan kebenaran teori Heliosentris
Copernicus. Memang sejak penemuan teleskop telah banyak membantu para
ilmuan untuk dapat membuktikan secara empiric terhadap konsep-konsepnya.
Berikut ini dijelaskan beberapa ilmuan yang telah menancapkan tonggak
sejarah perkembangan ilmiah : Nikolas Copernicus (1473 – 1543 M) Ia seorang
astronom, matematika dan pengobatan, Tulisannya yang terkenal dan merombak
pandangan Yunani yang berjudul De Revolutionibus Orbium Caelestium (
Peredaran alam semesta) buku ini ditulis pada tahun 1507 M tetapi tidak segera
dideklarasikan karena konsepnya bertentangan dengan konsep lama yang sudah
mendapat justifikasi dari penguasa. Pokok-pokok ajarannya sebagai berikut :
- Matahari adalah pusat dari system solar, dimana system itu bumi adalah salah
satu planet diantara planet-planet lain yang beredar mengelilingi matahari.
- Bulan beredar mengelilingi bumi dan bersama bumi mengelilingi matahari.
- Bumi berputar pada porosnya dari barat ke timur yang mengakibatkan adanya
siang dan malam dan pandangan gerakan bintang-bintang.
- Pengikut Copernicus adalah Bruno (1548 – 1600 M) memperoleh kesimpulan
lebih jauh lagi, yaitu ;
8
o Jagat raya ini tidak ada batasnya
o Bintang-bintang tersebar di seluruh jagat raya. Karena keberaniaannya
mendeklarasikan pendapatnya yang bertentangan dengan keyakinan penguasa
pada itu maka Bruno dianggap sebagai orang yang kemasukan setan (kesurupan)
dan dihukum dengan cara dibakar hidup-hidup hingga mati.
- Ahli astronomi lainnya dalah Johannes Kepler (1571 – 1630 M ) Pokok-
pokok pikirannya adalah:
o Planet-planet beredar mengelilingi matahari pada suatu garis edar yang berbentuk
elips dengan suatu focus apabila ditarik garis imajinasi dari planet ke matahari dan
sementara itu ia bergerak menurut garis edarnya, maka luas bidang yang ditempuh
pada jangka waktu yang sama adalah sama.
o Pangkat dua dari waktu yang dibutuhkan sebuah planet mengelilingi matahari
secara penuh adalah sebanding dengan pangkat tiga dari jarak rata-rata planet itu
terhadap matahari.
- Konsep-konsep diatas dibenarkan oleh Galileo Galilei (1564 –1642 M)
dengan menggunakan teleskopnya yang terbesar mampu melihat tatasurya dan
mengumumkan hasil penemuannya bahwa teori Geosentri dianggap salah dan
yang benar adalah teori Heliosentris sebagaimana dikemukakan oleh Copernicus
dan Kepler sekalipun bertentangan dengan pendapat penguasa yang mempertahan
teori geosentris dan menganggap suci bumi dan menjadi pusat tata surya sebagai
tempat singgasana para raja.
5. Kriteria Alamiah
Suatu pengetahuan dinyatakan ilmiah apabila dapat memenuhi kriteria sebagai
berikut :
· Sistematis, Berobjek, Bermetoda dan Universal
Kebenaran pengetahuan ilmiah harus bersifat sistematis yakni bertautan
dan meiliki hubungan kebanaran yang saling mendukung dengan pengetahuan
lainnya (tidak berdiri sendiri) dan memiliki langkah yang tersusun dalam
menemukannya, disamping itu kajian ilmu harus memiliki objek yang jelas karena
pada hakekatnya pengetahuan ilmiah itu adalah bertujuan dalam justifikasi objek
melalui metoda ilmiah (scientific methode) yang operasional terarah dan terukur
9
dan mengandung fakta kongkrit sehingga menghasilkan kebenaran yang bersifat
universal yakni berlaku secara menyuluruh.
Perlu dikemukakan pula bahwa disamping adanya kriteria ilmiah yang
mampu menghasilkan kebnenaran ilmiah, juga adapula criteria kebenaran yang
sifatnya non ilmiah, yakni ;
o Perasaan yaitu Perasaan merupakan salah satu cara untuk menarik kesimpulan
yang tidak berdasarkan nalar tentu saja hal ini akan bersifat subjektif karena
perasaan setiap orang satu dengan lainnya memiliki sensitifitas yang berbeda.
o Intuitif merupakan kegiatan berpikir yang tidak analistis, tidak berdasarkan pola
berpikir tertentu, pendapat yang berdasar intuisi timbul dari pengetahuan-
pengetahuannya yang terdahulu melalui proses berpikir yang tidak disadari.
Seolah-olah pendapat itu muncul begitu saja tanpa dipikir terlebih dahulu. Setiap
orang memiliki kepekaan dan ketajaman intuitif yang tingkatnya berbeda-beda,
mungkin orang yang terlatih intuisinya akan memeiliki kepekaan yang tinggi dan
memungkinkan intuisinya dapat mendekati kebenaran atau sebaliknya bagi orang
yang memiliki kepekaan dan ketajaman intuisi yang rendah.
o Trial and error
Sementara kebenaran dengan criteria trial and error sekalipun tingkat
kebenaran lebih maju dibanding prasangka dan intuitif, tetapi pendekatan ini
dipandang tidak efesien karena cara untuk memperoleh pengetahuan melalui
coba-coba atau untung-untungan dan lebih cenderung error daripada berhasil.
6. Metode Ilmiah dan Implementasinya
Segala kebenaran dalam ilmu Alamiah terletak pada metode ilmiah. Sebagai
langkah pemecahan atau prosedur ilmiah dapat sebagai berikut :
1. Penginderaan, merupakan suatu aktivitas melihat, mendengar, merasakan,
mengecap terhadap suatu objek tertentu.
2. Masalah dan problema, menemukan masalah dengan kata lain adalah dengan
mengemukakan pertanyaan apa dan bagaimana.
3. Hipotesis, jawaban sementara terhadap pertanyaan yang kita ajukan.
4. Eksperimen, dari sini ilmu alamiah dan non ilmu alamiah dapat dipisahkan.
Contoh dalam gejala alam tentang serangga dengan lampu (sinar biru) .
10
5. Teori, bukti eksperimen merupakan langkah ilmiah berikutnya yaitu teori.
Dengan hasil eksperimen dari beberapa peneliti dan bukti-bukti yang
menunjukkan hasil yang dapat dipercaya dan valid walaupun dengan keterbatasan
tertentu. Maka disusun teori.
Dengan teori-teori yang dikemukakan maka dapat diaplikasikan terhadap
kebutuhan manusia seperti pengusiran serangga atau perangkap nyamuk (terkait
dengan teori pencahayaan.
11
terjadi di Alam semesta ini. (misalnya Tuhan). pendapat ini ditantang oleh
beberapa orang lain karena dalam ilmu alamiah dikatakan bahwa segala
sesuatunya harus dapat dianalisis secaras eksperimen. Atau harus cocok dengan
metode ilmiah.
2. Mekanisme, penyebab segala gerakan di alam semesta ini dikarenakan hukum
alam (misalnya fisika atau kimia). Faham ini menganggap bahwa gejala pada
mahluk hidup secara otomatis terjadi hanya berdasar peristiwa fisika –kimia
belaka. Pandangan ini menyamakan gejala pada mahluk hidup dengan gejala
benda tidak hidup sehingga perbedaan hikiki tidak ada. Dengan begitu dapat
menghayutkan manusia ke pandangan materialisme yang selanjutnya kepada
Atheisme.
3. Agnotisme, untuk menghindari pertentangan vitalisme dan mekanisme maka
aliran ini timbul, dimana aliran ini melepaskan atau tidak memperhatikan sisi dari
sang pencipta. Mereka yang mengkuti aliran ini, hanya mempelajari gejala-gejala
alam saja, aliran ini banyak dianut oleh ilmuwan Barat.
4. Filsafat Pancasila, paham yang menjembatani dari 2 aliran yang menyatakan
bahwa alam dan hukumnya terjadi karena ciptaan tuhan dan proses selanjutnya
menurut filsafat mekanisme (hukum alam). Hukum alam adalah itu adalah sama
dengan hukum Tuhan.Dapat dilihat dari kehidupan makhluk hidup dari awal
sampai akhir.
9. Kemampuan memecahkan masalah
A. Kemampuan Memecahkan Masalah Dapat Dipelajari dengan Melakukan
Pemecahan Masalah seperti keterampilan lain, dapat dipelajari dengan berbuat.
Belajar akan berhasil baik apabila memberikan makna bagi kita. Manusia
mempunyai indera yang sama dengan beberapa jenis hewan lain. Yang berbeda
adalah kecerdasan di mana dengan kecerdasan itu manusia tidak hanya
dapat merencanakan dan mengontrol penginderaan, tetapi
juga merancang instrumen untuk membantu inderanya sendiri.
B. Metode Ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh
pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan
pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan
12
fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan
melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis
tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
Adapun langkah-langkah dalam melakukan metode ilmiah adalah sebagai berikut
a) Menentukan dan Merumuskan Masalah
Langkah pertama dalam metode ilmiah adalah menentukan masalah yang akan
dipecahkan, dan untuk menemukan masalah kita perlu membuat pertanyaan.
Masalah sendiri adalah segala sesuatu yang harus dipecahkan secara pasti dan
benar.
b) Mengumpulkan data dan informasi
Setelah menemukan masalah apa yang akan dipecahkan, maka langkah
selanjutnya adalah mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan dengan
masalah yang telah ditentukan sebelumnya. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan
cara membaca buku, membaca laporan hasil penelitian orang lain, atau bisa juga
dengan melakukan wawancara dengan orang yang sudah ahli dalam masalah
tersebut.
c) Mengajukan hipotesis
Hipotesis adalah dugaan atau prediksi sementara terhadap masalah berdasarkan
data dan informasi yang telah diperoleh sebelumnya. Kebenaran dari hipotesis
yang diajukan ini belum pasti, jadi harus dilakukan pengujian dan penelitian lebih
lanjut untuk membuktikan hal tersebut.
d) Melakukan eksperimen
Eksperimen adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menguji dan
membuktikan hipotesis yang telah disampaikan sebelumnya. Tujuan dari
eksperimen adalah untuk membuktikan hipotesis dengan didukung oleh bukti
yang nyata. Dan kadang, untuk mendapatkan hasil yang pasti, eksperimen bisa
dilakukan lebih dari satu kali.
e) Menarik kesimpulan
Kesimpulan adalah hasil akhir yang diperoleh setelah melewati serangkaian
metode-metode ilmiah diatas. Kesimpulan dibuat berdasarkan hasil dari
13
eksperimen. Kesimpulan bisa sesuai (menerima) hipotesis, namun bisa juga tidak
sesuai (menolak) hipotesis.
Manusia adalah makhluk religius, yang percaya akan adanya Tuhan yang
maha adil. Manusia merupakan mahluk paling sempurna yang pernah diciptakan
oleh Allah SWT. Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu
konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah dimuka bumi ini.
Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan mempergunakan
bermacam-macam istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan Sualalah.
Hal ini dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari bermacam-
macam unsur kimiawi yang terdapat dari tanah.
Adapun tahapan-tahapan dalam proses selanjutnya, Al-Quran tidak
menjelaskan secara rinci.
Akan tetapi hampir sebagian besar para ilmuwan berpendapat membantah bahwa
manusia berawal dari sebuah evolusi dari seekor binatang sejenis kera, konsep-
konsep tersebut hanya berkaitan dengan bidang studi biologi.
Anggapan ini tentu sangat keliru sebab teori ini ternyata lebih dari sekadar
konsep biologi. Teori evolusi telah menjadi pondasi sebuah filsafat yang
menyesatkan sebagian besar manusia. Dalam hal ini membuat kita para manusia
kehilangan harkat dan martabat kita yang diciptakan sebagai mahluk yang
sempurna dan paling mulia.
Walaupun manusia berasal dari materi alam dan dari kehidupan yang
terdapat di dalamnya, tetapi manusia berbeda dengan makhluk lainnya dengan
perbedaan yang sangat besar karena adanya karunia Allah yang diberikan
kepadanya yaitu akal dan pemahaman. Itulah sebab dari adanya penundukkan
semua yang ada di alam ini untuk manusia, sebagai rahmat dan karunia dari Allah
SWT. {Allah telah menundukkan bagi kalian apa-apa yang ada di langit dan di
bumi semuanya.}(Q. S. Al-Jatsiyah: 13). {Allah telah menundukkan bagi kalian
matahari dan bulan yang terus menerus beredar. Dia juga telah menundukkan bagi
kalian malam dan siang.}(Q. S. Ibrahim: 33). {Allah telah menundukkan bahtera
bagi kalian agar dapat berlayar di lautan atas kehendak-Nya.}(Q. S. Ibrahim: 32),
dan ayat lainnya yang menjelaskan apa yang telah Allah karuniakan kepada
14
manusia berupa nikmat akal dan pemahaman serta derivat (turunan) dari apa-apa
yang telah Allah tundukkan bagi manusia itu sehingga mereka dapat
memanfaatkannya sesuai dengan keinginan mereka, dengan berbagai cara yang
mampu mereka lakukan.
15
B. Perkembangan Alam Pikiran
16
Sehingga saat kita dapat mengontrol pikiran maka kita pun dapat mengontrol
perkembangan kepribadian kita supaya menjadi pribadi yang baik.
17
b. Aspek Kehidupan Manusia (bayi sampai akhir hayat)
Alam pikiran bayi dari hari ke hari akan mengalami perkembangan (dari
mengamati lingkungan) dengan menyelidiki sendiri atau bertanya pada orang-
orang di sekitarnya. Rasa ingin tahu anak melemah jika orang-orang di sekitarnya
malas menjawab rasa keingintahuan si anak sehingga perkembangan alam pikiran
anak terhambat
Perkembangan alam pikiran dapat disebabkan karena rangsangan dari luar
(tanpa dorongan dari dalam/rasa ingin tahu); misalnya orang yg tinggal di daerah
banjir. Alam pikiran juga bisa berkembang karena keterpaksaan, misalnya
mendengarkan ceramah yg tidak kita minati yang akan berdampak positif dan
negatif. Tetapi, alam pikiran manusia berkembang dengan cepat dan baik terutama
karena rasa ingin tahu (dorongan dari dalam).
Jadi Perkembangan alam pikiran manusia dapat berkembang sejalan
dengan semakin bertambahnya usia, rasa ingin tahu dan semakin banyaknya
wawasan pengetahuan yang didapat serta didukung oleh
lingkungan sosisal dimana Ia berada.
Mulai dari rahim ibu, masa setelah dilahirkan, sampai masa dewasa, tubuh
manusia mengalami pertumbuhan sedikit demi sedikit. Proses perubahan tersebut
dimulai dari bentuk sel yang sangat sederhana pada saat pembuahan, sampai ke
bentuk sel yang sangat kompleks. Janin di rahim induk terjadi dari hasil
pembuahan sel telur pejantannya. Sel telur yang telah dibuahi (zigot) tersebut
akan mengalami pembelahan sel, diferensiasi sel sehingga terbentuk janin, dan
transformasi bentuk tubuh.
Bentuk tubuh manusia mengalami perubahan yang sistematis dan teratur
sesuai dengan kodratnya sejak bayi hingga dewasa. Pada masa puberitas, terjadi
perubahan fisik yang sangat signifikan, terutama pada tanda-tanda kedewasaan
seperti tumbuhnya rambut pada bagian tubuh tertentu dan fungsi genetaliannya.
Pertumbuhan morfologi wanita pada masa puberitas, yang tidak dialami laki-laki,
adalah pinggul membesar, pinggang meramping, terbentuknya payudara serta
datangnya siklus haid. Perbedaan bentuk tubuh dan genetalia tersebut dapat
18
dimaklumi karena secara biologis laki-laki dan perempuan mempunyai peran
yang berbeda dalam kehidupannya.
Cara orang dewasa mencari pengetahuan umumnya sangat dipengaruhi
oleh pengembangan pegetahuan pada masa kanak-kanak :
19
pengembangan diri. Rasa ingin tahu tersebut akan terpuaskan bila diperoleh
pengetahuan yang dia pertanyakan dengan hal yang benar.
Pengetahuan dapat diperoleh kebenarannya dari dua pendekatan, yaitu
pendekatan non-ilmiah dan ilmiah. Pada pendekatan non ilmiah ada beberapa
pendekatan yakni akal sehat, intuisi, prasangka, penemuan dan coba-coba dan
pikiran kritis.
Akal sehat
Menurut Conant yang dikutip Kerlinger (1973, h. 3) akal sehat adalah
serangkaian konsep dan bagian konseptual yang memuaskan untuk
penggunaan praktis bagi kemanusiaan
Intuisi
Intuisi adalah penilaian terhadap suatu pengetahuan yang cukup cepat dan
berjalan dengan sendirinya.
Prasangka
Pengetahuan yang dicapai secara akal sehat biasanya diikuti dengan
kepentingan orang yang melakukannya kemudian membuat orang
mengumumkan hal yang khusus menjadi terlalu luas. Dan menyebabkan
akal sehat ini berubah menjadi sebuah prasangka.
Penemuan coba-coba
Pengetahuan yang ditemukan dengan pendekatan ini tidak terkontrol dan
tidak pasti. Diawali dengan usaha coba-coba atau dapat dikatakan trial and
error. Dilakukan dengan tidak kesengajaan yang menghasilkan sebuah
pengetahuan dan setiap cara pemecahan masalahnya tidak selalu sama.
Pikiran Kritis
Pikiran kritis ini biasa didapat dari orang yang sudah mengenyam
pendidikan formal yang tinggi sehingga banyak dipercaya benar oleh
orang lain, walaupun tidak semuanya benar karena pendapat tersebut tidak
semuanya melalui percobaan yang pasti, terkadang pendapatnya hanya
didapatkan melalui pikiran yang logis.
20
C. Sejarah Pengetahuan Manusia
Manusia selalu merasa ingin tahu maka sesuatu yang belum terjawab
dikatakan wallahualam, artinya Allah yang lebih mengetahui atau wallahualam
bissawab yang artinya Allah mengetahui sebenarnya. Perkembangan lebih lanjut
dari rasa ingin tahu manusia ialah untuk memenuhi kebutuhan nonfisik atau
kebutuhan alam pikirannya, untuk itu manusia mereka-reka sendiri jawabannya.
Secara garis besar, mitos dibedakan atas tiga macam, yaitu mitos
sebenarnya, cerita rakyat dan legenda. Mitos timbul akibat keterbatasan
pengetahuan, penalaran dan panca indera manusia serta keingintahuan manusia
yang telah dipenuhi walaupun hanya sementara.
Puncak hasil pemikiran mitos terjadi pada zaman Babylonia (700-600 SM)
yaitu horoskop (ramalan bintang), ekliptika (bidang edar Matahari) dan bentuk
alam semesta yang menyerupai ruangan setengah bola dengan bumi datar sebagai
lantainya sedangkan langit-langit dan bintangnya merupakan atap.
21
informasi yang berupa common sense, sedangkan ilmu sudah merupakan bagian
yang lebih tinggi dari itu karena memiliki metode dan mekanisme tertentu.
Jadi ilmu lebih khusus daripada pengetahuan, tetapi tidak berarti semua
ilmu adalah pengetahuan. Auguste Comte menyatakan bahwa ada tiga tahap
sejarah perkembangan manusia, yaitu 1) teologi, 2) metafisis, dan 3) positif.
Perkembangan ini dapat dipahami atau dapat dianalogikan juga sebagai
perkembangan individu manusia dari masa anak-anak, remaja, hingga dewasa.
Comte menyejajarkan tahap teologi seperti masa anak-anak, tahap metafisis
seperti masa remaja, dan tahap positif seperti masa dewasa. Dengan anggapan
seperti itu Comte mensintesiskan bahwa perkembangan pikiran manusia itu
berlangsung sesuai tahapan itu secara keseluruhan.
Melalui teori tiga tahap ini, refleksi dari sejarah manusia merupakan
pangkal yang memimpin Comte memformulasikan teori yang berdasarkan pada
filsafat positifnya. Ia menghubungkan tahapan ini dengan fase hidup individu dan
melihat fase ini dengan kaca mata sejarah yang lebih luas. Teori tiga tahap ini
merupakan jalan sederhana untuk mendekatkan diri pada filsafat positifnya.
Tahap pertama yaitu teologi. Ini dimengerti oleh Comte sebagai being.
Dalam fase ini manusia mencari sebab-sebab terakhir di belakang peristiwa-
peristiwa alam dan menemukannya dalam kekuatan-kekuatan adimanusiawi. Pada
masa anak-anak ini secara instingtif manusia mencoba menjelaskan fenomena-
fenomena. Manusia mencari penyebab sejati dari yang tidak diketahui yang
dianggap berasal dari benda berjiwa dan sesuatu yang menyerupai manusia. Oleh
Comte, mentalitas animistik ini didiskripsikan sebagai tahap fetisisme. Lalu pada
tahap berikutnya berkembang politeisme yang memproyeksikan kekuatan alam
menjadi bentuk dewa-dewa. Berikutnya dewa-dewa politeisme ini dilebur menjadi
satu konsep Tuhan monoteisme. Inilah urutan sub - bagian dari fetisisme,
politeisme, hingga monoteisme yang terdapat bersama di dalam tahap teologi.
Tahap kedua sebagai tahap metafisis. Pada tahap metafisis ini, penjelasan
aktifitas kehendak ilahi diganti menjadi idea-idea fiksi seperti ether, prinsip-
prinsip penting, dll. Masa transisi dari tahap teologi ke metafisis ini telah selesai
22
ketika konsep supernatural dan dewa-dewa digantikan oleh konsep all-inclusive
Nature.
Tahap ketiga yaitu tahap positif. Tahap ini dikatakan sebagai masa dewasa
dari mentalitas. Pada tahap ini, pikiran memusatkan diri pada fenomena atau fakta
hasil observasi dimana itu semua digolongkan di bawah hukum umum deskriptif
umum, seperti hukum gravitasi. Dengan adanya hukum-hukum deskriptif ini akan
membuat berbagai prediksi menjadi nyata. Dan memang, sasaran dari
pengetahuan positif yang sejati adalah kemampuan untuk memprediksi dan
mengontrol. Pengetahuan positif itu sejati ( real ), pasti ( certain ), dan berguna
(useful). Meskipun pikiran bahwa pengetahuan positif itu pasti, namun Comte
juga mendesak bahwa ini harus ditatapkan pada perasaan relatif. Ini karena kita
tidak bisa mengetahui keseluruhan alam semesta. Pengetahuan positif ini juga
relatif dimana proses mencari yang absolut ditinggalkan. Dengan kata lain,
pengetahuan positif tidak mampu mengetahui penyebab terakhir. Comte selalu
menganggap ini hanyalah masalah pada masa teologi dan metafisis.
Lalu teori tiga tahap memiliki sedikit hubungan dengan reorganisasi
masyarakat. Comte juga menggolongkan tahap tersebut dengan bentuk organisasi
sosial. Tahap teologi diasosiasikan dengan kepercayaan pada otoritas absolut,
kebenaran ilahi dari raja, dan golongan sosial yang berbau militer. Dengan kata
lain, golongan sosial didapatkan melalui otoritas atas. Lalu dalam tahap metafisis
ada kepercayaan pada hukum-hukum abstrak. Dan yang terakhir tahap positif
yang diasosiasikan dengan perkembangan masyarakat industri. Dalam tahap ini,
kegiatan ekonomi menjadi perhatian dan terdapat para elit dalam ahli ilmu
pengetahuan yang mengorganisasikan kelompok masyarakat.
23
alasan positif untuk percaya bahwa ada Tuhan yang transenden. Dengan kata lain,
penyebaran ateisme adalah ciri-ciri perkembangan pikiran pada masa dewasa ini.
Kedua, berhubungan dengan korelasi tiga tipe organisasi sosial dengan
tiga tahap perkembangan manusia.Dalam kajian ini Comte mau mengungkapkan
semakin intelektual manusia maju maka perkembangan sosial dapat berjalan lebih
cepat. Ini dikarenakan ada suatu rencana sosial yang dilakukan oleh para elite
pengetahuan juga ada suatu apriaori bahwa semakin mental maju maka kemajuan
sosial akan lebih cepat tercapai.
Mitos termasuk tahap teologi atau tahap metefisika. Mitologi adalah
pengetahuan tentang mitos yang merupakan kumpulan cerita-cerita mitos. Cerita
mitos sendiri ditularkan lewat tari-tarian, nyanyian, wayang dan lain-lain.
Secara garis besar, mitos dibedakan atas tiga macam, yaitu mitos
sebenarnya, cerita rakyat dan legenda. Mitos timbul akibat keterbatasan
pengetahuan, penalaran dan pancaindra manusia serta keinggintahuan manusia
yang telah dipenuhi walaupun hanya sementara.
Puncak hasil pemikiran mitos terjadi pada zaman Babylonia (700-600 SM)
yaitu horoskop (ramalan bintang), eliptika (bidang edar matahari) dan bentuk
alam semesta yang menyerupai ruangan setengah bola dengan bumi datar sebagai
lantainya sedangkan langit-langit dan bintangnya merupakan atap.
.Menurut George J. Mouly, permulaan ilmu dapat disusur sampai pada
permulaan manusia. Tak diragukan lagi bahwa manusia purba telah menemukan
beberapa hubungan yang bersifat empiris yang memungkinkan mereka untuk
mengerti keadaan dunia. Masa manusia purba dikenal juga dengan masa pra-
sejarah. Menurut Soetriono dan SDRm Rita Hanafie, masa sejarah dimulai kurang
lebih 15.000 sampai 600 tahun Sebelum Masehi. Pada masa ini pengetahuan
manusia berkembang lebih maju.
Mereka telah mengenal membaca, menulis, dan berhitung. Kebudayaan
mereka pun mulai berkembang di berbagai tempat tertentu, yaitu Mesir di Afrika,
Sumeria, Babilonia, Niniveh, dan Tiongkok di Asia, Maya dan Inca di Amerika
Tengah. Mereka sudah bisa menghitung dan mengenal angka. Meski agak berbeda
dengan pendapat tersebut, Muhammad Husain Haekal (1888-1956) berpendapat
24
lebih spesifik bahwa sumber peradaban sejak lebih dari enam ribu tahun yang lalu
(berarti sekitar 4000 SM) adalah Mesir. Zaman sebelum itu dimasukkan orang ke
dalam kategori pra-sejarah. Oleh karena itu, sukar sekali akan sampai kepada
suatu penemuan yang ilmiah.
Tonggak sejarah pengamatan, pengalaman dan akal sehat manusia ialah
Thales (624-546) seorang astronom, pakar dibidang matematika dan teknik. Ia
berpendapat bahwa bintang mengeluarkan cahaya, bulan hanya mementulkan
sinar matahari,dan lain-lain. Setelah itu muncul tokoh-tokoh perubahan lainnya
seperti Anaximander, Anaximenes, Herakleitos, Pythagoras dan sebagainya
Berlandaskan pada pengetahuan tentang beberapa rahasia alam yang
diperolehnya, manusia kemudian berusaha untuk menguasai dan memanfaatkan
pengetahuannya untuk memperbaiki kualitas dan pemenuhan kebutuhan
hidupnya. Berdasarkan hal itulah mulailah dikembangkan pengetahuan praktis
yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kehidupan sosialnya. Pengetahuan ini
selanjutnya disebut sebagai teknologi yang merupakan penerapan IPA dalam
kehidupan sehari-hari. Perkembangan teknologi, produksi dan industri secara
tidak langsung akan diikuti dengan perubahan pola hidup manusia. Perubahan ini
juga semakin mendorong rasa ingin tahu manusia ke arah yang lebih kompleks.
Dengan demikian manusia akan terus berusaha mengetahui segala rahasia alam
semesta yang belum terungkap.
25
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kami kemukakan bahwa hakikat dapi berpikir
ilmiah dan non ilmiah tak lain adalah untuk memperoleh data atau fakta yang
benar-benar akurat. Dikatakan berpikir ilmia apabila mengikuti langkah-langkah
atau prosedur dari metode ilmiah itu sendiri. Seseorang dikatakan berpikir ilmiah
apabila telah melakukan observasi yang mendasarinya untuk memecahkan suatu
masalah. Berpikir ilmiah adalah suatu kegiatan berpikir yang dilakukan oleh
26
seseorang untuk memperoleh suatau kebenaran dari fakta yang menurutnya butuh
pembuktian. Sedangkan dikatakan berpikir secara tidak ilmiah hanya
menggunakan akal sehat, intuisi, perasaan dan prasangka yang sifatnya sementara
yang diperoleh secara kebetulan pula.
27
DAFTAR PUSTAKA
http://adinda69.blogspot.co.id/2014/09/makalah-alam-pikiran-manusia-dan.html.
file:///G:/%C2%A0/iad/HAKIKAT%20BERFIKIR%20ILMIAH%20_%20Sophia
%20Scientia.htm.
https://mahadua.wordpress.com/2014/02/24/teori-terbentuknya-alam-semesta/
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/unsur-unsur-geosfer
28