Kelompok 1 :
Rahmina Sa’adah : 220101010041
Muhammad Hafidzul Umam : 220101010199
الرِحيم
َّ الر مْحَ ِن َِِّ بِس ِِم
َّ اَلل م
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan
karya ilmiah tentang "Neuroscience Dalam Pendidikan".
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3
A. Pengertian Neuroscience ........................................................................... 3
B. Hakikat Otak, Pendidikan dan Gerakan .................................................... 4
C. Bagaimana Keterkaitan Antara Mind (Otak), Behind
(Pendidikan), Behavior (Perilaku)............................................................. 5
D. Bagaimana pengaplikasian Neuroscience dalam Pendidikan ................... 6
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 7
Kesimpulan................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistim dan obyek tidak mampu berjalan sempurna tanpa ada subyek.
Subyek di sini adalah pendidik yang memahami sistim pembelajaran yang
dilakukan. Semakin memahami pembelajaran neurosains maka tujuan
pendidikan akan sampai, sebaliknya tidak memahami pembelajaran neurosains
maka tujuan tidak akan sampai. Secara filosofis, hakikat pendidikan adalah
membentuk manusia sempurna atau insan kamil dimana manusia yang
berkembang seluruh potensi atau kecerdasannya, baik potensi jasmani, ruhani
maupun akal.1
1
Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islami, Integrasi Jasmani, Rohani dan Kalbu,
Memanusiakan Manusia (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2006), hal.35
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Neuroscience?
2. Apa Hakikat Mind (Otak), Behind (Pendidikan), Behavior (Perilaku)?
3. Bagaimana Keterkaitan Antara Mind (Otak), Behind (Pendidikan), Behavior
(Perilaku)?
4. Bagaimana pengaplikasian Neuroscience dalam pendidikan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Neuroscience
2. Untuk mengetahui hakikat Mind (Otak), Behind (Pendidikan) , Behavior
(Perilaku)
3. Untuk mengetahui keterkaitan Antara Mind (Otak), Behind (Pendidikan),
Behavior (Perilaku)
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Neuroscience
Secara etimologi, Neurosains adalah ilmu neural yang mempelajari sistem
saraf terutama mempelajari neuron atau sel saraf dengan pendekatan
multidisipliner, sedangkan secara terminologis Neurosains merupakan bidang
ilmu yang mengkhususkan pada studi saintifik terhadap sistem saraf. Atas dasar
ini Neurosains juga disebut sebagai ilmu yang mempelajari otak dan seluruh
fungsi-fungsi saraf belakang, dengan tujuan utama dari ilmu ini adalah
mempelajari dasardasar biologis dari setiap perilaku. 2
Dalam Alquran istilah otak tidak dikenal, untuk menggambarkan
kecerdasan menggunakan istilah akal. Otak adalah arti dari alasan dalam
dimensi fisik, sedangkan akal adalah kekuatan pikiran, usaha, penipuan, tipu
daya, kecerdikan, kelicikan, dan kemampuan untuk melihat.3 Berkaitan dengan
hal tersebut di atas tak dapat di pungkiri, bahwasanya di era modern ini, manusia
harus menggunakan akal dan otaknya untuk berfikir secara baik dan benar
supaya manusia tidak terjerumus kedalam suatu kesalahan, kezaliman, dan
kemaksiatan. Mengapa demikian, karena pada masa sekarang ini banyak orang-
orang yang pintar secara kognisi, akan tetapi mereka tidak menggunakan akal
dan otaknya untuk berpikir dengan baik dan benar, mereka menggunakan akal
dan otaknya untuk kepuasan dirinya sendiri dengan menghalalkan segala cara
dan mengabaikan orang lain,4 sehingga tugas utama dari Neurosains adalah
menjelaskan perilaku manusia dari sudut pandang identitas yang terjadi di dalam
otaknya.5 Sebab otak merupakan suatu bagian yang penting pada manusia, dan
hal ini dikarenakan otak adalah suatu perangkat yang mempunyai fungsi untuk
menentukan suatu esensi seseorang sebagai khalifah di muka bumi,
sebagaimana termaktub dalam Q.S. Al-Baqarah: 30.
2
Suyadi, PENDIDIKAN ISLAM DAN NEUROSAINS.
3
Nurjanah, “Konsep ’Aql Dalam Al-Qur’an Dan Neurosains.”
4
Ahmat Miftakul Huda and Suyadi, “Otak Dan Akal Dalam Kajian Al-Quran Dan
Neurosains.”
5
Suyadi, PENDIDIKAN ISLAM DAN NEUROSAINS.
3
B. Hakikat Otak, Pendidikan dan Gerakan
1. Hakikat Otak
Otak merupakan organ yang rumit dan memiliki banyak bagian dan
fungsi yang spesifik dan berbeda. Secara garis besar, otak dibagi menjadi tiga
bagian utama, ada otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum), dan batang
otak (brainstem). Otak manusia adalah massa protoplasma yang paling
kompleks yang pernah dikenal di alam semesta ini. Otak merupakan komputer
manusia yang alamiah yang diciptakan oleh Allah SWT untuk berfikir. Hal
tersebut merupakan hal yang istimewa karena Allah memberikan kita otak untuk
dapat berpikir. Dengan adanya otak maka manusia disebut dengan makhluk
yang sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lainnya.6
2. Hakikat Pendidikan
Pendidikan dalam arti luas adalah segala sesuatu yang dikerjakan untuk
mempengaruhi orang lain, baik secara kelompok maupun individu, agar mampu
mengerjakan dan sesuai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Pendidikan
sebagai proses pembelajaran, pengetahuan, keterampilan serta kebiasaan
seseorang yang diwariskan melalui bentuk pengajaran, pelatihan, atau
penelitian. Pendidikan tidak hanya berlangsung dari proses bimbingan orang
lain, tetapi juga sifatnya bisa terjadi secara otodidak yang memberikan
pengalaman bagi setiap orang dalam hal berpikir, bertindak, dan bersikap. Pada
hakikatnya pendidikan memiliki Dua tujuan, yaitu membantu manusia untuk
menjadi cerdas dan pintar (smart), dan membantu mereka menjadi manusia
yang baik (good).
3. Hakikat Gerakan
6
Ratna Supradewi, “OTAK, MUSIK, DAN PROSES BELAJAR”, Jurnal Buletin Psikologi,
Vol 18 No 2, 2010
4
merangkak pada bayi akan mengembangkan koneksi diantara kedua belah
hemisfer. Gerakan ini kemudian dikembangkan menjadi gerakan yang lebih
kompleks untuk meningkatkan proses belajar dan memaksimalkan kemampuan
individu.
5
D. Bagaimana pengaplikasian Neuroscience dalam pendidikan
7
Squire, L. R., Genzel, L., Wixted, J. T., & Morris, R. G. (2015). Memory consolidation.
Cold Spring Harbor perspectives in biology, hal. 7-8
6
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Secara keseluruhan, materi di atas membahas keterkaitan antara neuroscience
(ilmu saraf), pendidikan, dan perilaku manusia. Dalam konteks ini:
7
Dengan menerapkan temuan neuroscience dalam pendidikan, kita dapat
menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih efektif dan mendukung
perkembangan optimal otak siswa, sambil meningkatkan kesejahteraan mental
mereka secara keseluruhan.
8
DAFTAR PUSTAKA
Suyadi. PENDIDIKAN ISLAM DAN NEUROSAINS. 1st ed. KENCANA, 2020.
Ahmat Miftakul Huda, and Suyadi. “Otak Dan Akal Dalam Kajian Al-Quran Dan
Neurosains.” Jurnal Pendidikan Islam Indonesia 5, no. 1 (2020): 67–79.
Squire, L. R., Genzel, L., Wixted, J. T., & Morris, R. G. (2015). Memory
consolidation. Cold Spring Harbor perspectives in biology
Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islami, Integrasi Jasmani, Rohani dan Kalbu,
Memanusiakan Manusia (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2006),