Anda di halaman 1dari 12

TUGAS TERSTRUKTUR DOSEN PENGAMPU

PSIKOLOGI PENDIDIKAN Ikta Yirliani, S.Pd, M.Pd.

NEUROSCIENCE DALAM PENDIDIKAN

Kelompok 1 :
Rahmina Sa’adah : 220101010041
Muhammad Hafidzul Umam : 220101010199

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BANJARMASIN
2023
KATA PENGANTAR

‫الرِحيم‬
َّ ‫الر مْحَ ِن‬ َِِّ ‫بِس ِِم‬
َّ ‫اَلل‬ ‫م‬
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan
karya ilmiah tentang "Neuroscience Dalam Pendidikan".

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua


pihak yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya
ilmiah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat
dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat


kekurangan, baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam
karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran
dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini.

Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini


memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

Banjarmasin, 22 Maret 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3
A. Pengertian Neuroscience ........................................................................... 3
B. Hakikat Otak, Pendidikan dan Gerakan .................................................... 4
C. Bagaimana Keterkaitan Antara Mind (Otak), Behind
(Pendidikan), Behavior (Perilaku)............................................................. 5
D. Bagaimana pengaplikasian Neuroscience dalam Pendidikan ................... 6
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 7
Kesimpulan................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Neurosains adalah sistim pendidikan baru yang mempelajari tentang


sistim kerja syaraf. Pendidik umumnya jarang memperhatikan permasalahan
ini. Pengabaian terhadap sistim ini menyebabkan suasana pembelajaran menjadi
mati.

Di dalam dunia pendidikan, setelah para peneliti meneliti neurosains,


muncul perdebatan dua kubu, memisahkan dan menyatukan tiga elemen (otak
pikiran, jiwa, badan, akal, hati) belum menemukan titik temu. Kebanyakan
sistim melarang peserta didik untuk memakai otak-pikiran dalam pembelajaran
yang selama ini peserta didik hanya dituntut untuk menjaga kemuliaan hati dan
akhlak mulia.

Sistim dan obyek tidak mampu berjalan sempurna tanpa ada subyek.
Subyek di sini adalah pendidik yang memahami sistim pembelajaran yang
dilakukan. Semakin memahami pembelajaran neurosains maka tujuan
pendidikan akan sampai, sebaliknya tidak memahami pembelajaran neurosains
maka tujuan tidak akan sampai. Secara filosofis, hakikat pendidikan adalah
membentuk manusia sempurna atau insan kamil dimana manusia yang
berkembang seluruh potensi atau kecerdasannya, baik potensi jasmani, ruhani
maupun akal.1

1
Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islami, Integrasi Jasmani, Rohani dan Kalbu,
Memanusiakan Manusia (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2006), hal.35

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Neuroscience?
2. Apa Hakikat Mind (Otak), Behind (Pendidikan), Behavior (Perilaku)?
3. Bagaimana Keterkaitan Antara Mind (Otak), Behind (Pendidikan), Behavior
(Perilaku)?
4. Bagaimana pengaplikasian Neuroscience dalam pendidikan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Neuroscience
2. Untuk mengetahui hakikat Mind (Otak), Behind (Pendidikan) , Behavior
(Perilaku)
3. Untuk mengetahui keterkaitan Antara Mind (Otak), Behind (Pendidikan),
Behavior (Perilaku)

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Neuroscience
Secara etimologi, Neurosains adalah ilmu neural yang mempelajari sistem
saraf terutama mempelajari neuron atau sel saraf dengan pendekatan
multidisipliner, sedangkan secara terminologis Neurosains merupakan bidang
ilmu yang mengkhususkan pada studi saintifik terhadap sistem saraf. Atas dasar
ini Neurosains juga disebut sebagai ilmu yang mempelajari otak dan seluruh
fungsi-fungsi saraf belakang, dengan tujuan utama dari ilmu ini adalah
mempelajari dasardasar biologis dari setiap perilaku. 2
Dalam Alquran istilah otak tidak dikenal, untuk menggambarkan
kecerdasan menggunakan istilah akal. Otak adalah arti dari alasan dalam
dimensi fisik, sedangkan akal adalah kekuatan pikiran, usaha, penipuan, tipu
daya, kecerdikan, kelicikan, dan kemampuan untuk melihat.3 Berkaitan dengan
hal tersebut di atas tak dapat di pungkiri, bahwasanya di era modern ini, manusia
harus menggunakan akal dan otaknya untuk berfikir secara baik dan benar
supaya manusia tidak terjerumus kedalam suatu kesalahan, kezaliman, dan
kemaksiatan. Mengapa demikian, karena pada masa sekarang ini banyak orang-
orang yang pintar secara kognisi, akan tetapi mereka tidak menggunakan akal
dan otaknya untuk berpikir dengan baik dan benar, mereka menggunakan akal
dan otaknya untuk kepuasan dirinya sendiri dengan menghalalkan segala cara
dan mengabaikan orang lain,4 sehingga tugas utama dari Neurosains adalah
menjelaskan perilaku manusia dari sudut pandang identitas yang terjadi di dalam
otaknya.5 Sebab otak merupakan suatu bagian yang penting pada manusia, dan
hal ini dikarenakan otak adalah suatu perangkat yang mempunyai fungsi untuk
menentukan suatu esensi seseorang sebagai khalifah di muka bumi,
sebagaimana termaktub dalam Q.S. Al-Baqarah: 30.

2
Suyadi, PENDIDIKAN ISLAM DAN NEUROSAINS.
3
Nurjanah, “Konsep ’Aql Dalam Al-Qur’an Dan Neurosains.”
4
Ahmat Miftakul Huda and Suyadi, “Otak Dan Akal Dalam Kajian Al-Quran Dan
Neurosains.”
5
Suyadi, PENDIDIKAN ISLAM DAN NEUROSAINS.

3
B. Hakikat Otak, Pendidikan dan Gerakan
1. Hakikat Otak

Otak merupakan organ yang rumit dan memiliki banyak bagian dan
fungsi yang spesifik dan berbeda. Secara garis besar, otak dibagi menjadi tiga
bagian utama, ada otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum), dan batang
otak (brainstem). Otak manusia adalah massa protoplasma yang paling
kompleks yang pernah dikenal di alam semesta ini. Otak merupakan komputer
manusia yang alamiah yang diciptakan oleh Allah SWT untuk berfikir. Hal
tersebut merupakan hal yang istimewa karena Allah memberikan kita otak untuk
dapat berpikir. Dengan adanya otak maka manusia disebut dengan makhluk
yang sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lainnya.6

2. Hakikat Pendidikan

Pendidikan dalam arti luas adalah segala sesuatu yang dikerjakan untuk
mempengaruhi orang lain, baik secara kelompok maupun individu, agar mampu
mengerjakan dan sesuai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Pendidikan
sebagai proses pembelajaran, pengetahuan, keterampilan serta kebiasaan
seseorang yang diwariskan melalui bentuk pengajaran, pelatihan, atau
penelitian. Pendidikan tidak hanya berlangsung dari proses bimbingan orang
lain, tetapi juga sifatnya bisa terjadi secara otodidak yang memberikan
pengalaman bagi setiap orang dalam hal berpikir, bertindak, dan bersikap. Pada
hakikatnya pendidikan memiliki Dua tujuan, yaitu membantu manusia untuk
menjadi cerdas dan pintar (smart), dan membantu mereka menjadi manusia
yang baik (good).

3. Hakikat Gerakan

Gerakan merupakan kumpulan sederhana dan bertujuan untuk


menghubungkan/menyatukan pikiran dan tubuh. Gerakan-gerakan tertentu
diyakini penting untuk perkembangan otak manusia, sebagai contoh gerakan

6
Ratna Supradewi, “OTAK, MUSIK, DAN PROSES BELAJAR”, Jurnal Buletin Psikologi,
Vol 18 No 2, 2010

4
merangkak pada bayi akan mengembangkan koneksi diantara kedua belah
hemisfer. Gerakan ini kemudian dikembangkan menjadi gerakan yang lebih
kompleks untuk meningkatkan proses belajar dan memaksimalkan kemampuan
individu.

C. Bagaimana Keterkaitan Antara Mind (Otak), Behind (Pendidikan),


Behavior (Perilaku)
Otak disetiap masing-masing individu mengalami perkembangan secara
unik, biasanya perkembangan itu dipengaruhi oleh proses yang terjadi akibat
paparan lingkungan. Hal ini tidak terlepas dari proses belajar karena pada
hakikatnya merupakan interaksi berbagai proses seperti
menciptakan,memperkuat dan membangun koneksi antar neuro (Sinapsis).
Sinapsis otak dengan membentuk jalur yang menghubungkan bagian otak
dengan segala sesuatu yang dilakukan manusia seperti proses pernapasan, tidur,
berpikir, dan merasakan.
Proses perkembangan sinapsis sangat penting untuk kemajuan
perkembangan dan pertumbuhan otak. Otak adalah organ yang sangat vital yang
terdiri dari saraf dan jaringan pendukung. Jaringan penunjang tersebut berupa
jaringan tengkorak, jaringan ikat, otak dan cairan pelindung. Organisasi struktur
otak dapat diklasifikasikan menjadi : otak besar, bagian otak besar dibagi
menjadi dua yaitu otak kiri dan otak kanan. Kedua belahan otak tersebut
dihubungkan oleh serat saraf yang disebut corpus callosum.
Hal yang sangat menarik dari struktur dan organisasi otak ini misalnya
belahan kanan otak mengendalikan sisi kiri tubuh, demikian pula sebaliknya
belahan kiri otak mengendalikan sisi kanan tubuh.Gerakan tubuh merupakan
akibat dari kontraksi otot-otot yang mendapatkan rangsangan dari sistem saraf
atau neuron. Adanya hubungan antara input sensorik dengan output motorik
berlangsung sederhana. Misalnya saat tangan menyentuh kompor panas
memunculkan gerakan refleks penarikan segera dari sumber panas.

5
D. Bagaimana pengaplikasian Neuroscience dalam pendidikan

Neuroscience dapat diaplikasikan dalam pendidikan dengan berbagai cara,


seperti:

1. Metode Pembelajaran yang Lebih Efektif: Penelitian dalam neuroscience


membantu kita memahami bagaimana otak belajar. Ini dapat digunakan
untuk mengembangkan metode pembelajaran yang lebih efektif, termasuk
penggunaan teknologi dan strategi pengajaran yang sesuai dengan proses
belajar otak.
2. Personalisasi Pembelajaran: Memahami perbedaan individual dalam proses
belajar berdasarkan perbedaan otak membantu pendidik untuk merancang
pengalaman pembelajaran yang lebih personal dan sesuai dengan kebutuhan
setiap siswa.
3. Manajemen Stres: Neuroscience dapat membantu dalam pengembangan
strategi manajemen stres bagi siswa dan guru. Ini dapat meningkatkan
kesejahteraan mental dalam lingkungan pendidikan.
4. Perkembangan Anak: Penelitian neurodevelopmental dapat membantu
pendidik memahami tahapan perkembangan otak anak-anak, sehingga
mereka dapat merancang kurikulum yang lebih sesuai dengan usia.
5. Neuroplastisitas: Pengetahuan tentang neuroplastisitas otak
menggarisbawahi pentingnya latihan dan repetisi dalam pembelajaran
jangka panjang.

Dengan memanfaatkan temuan neuroscience ini, pendidik dapat meningkatkan


efektivitas pembelajaran dan kesejahteraan siswa secara keseluruhan.7

7
Squire, L. R., Genzel, L., Wixted, J. T., & Morris, R. G. (2015). Memory consolidation.
Cold Spring Harbor perspectives in biology, hal. 7-8

6
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Secara keseluruhan, materi di atas membahas keterkaitan antara neuroscience
(ilmu saraf), pendidikan, dan perilaku manusia. Dalam konteks ini:

A. Pengertian Neuroscience: Neuroscience adalah ilmu yang mempelajari sistem


saraf, termasuk neuron dan otak, dengan tujuan memahami dasar biologis dari
perilaku manusia. Ini sangat relevan dengan pemahaman identitas dan
perilaku manusia.
B. Hakikat Otak, Pendidikan, dan Gerakan:
1. Otak adalah organ kompleks yang memungkinkan manusia berpikir dan
menjadi makhluk yang unik.
2. Pendidikan adalah proses pembelajaran dan pengembangan individu, baik
dalam hal pengetahuan maupun karakter.
3. Gerakan adalah penting dalam pengembangan otak dan pembelajaran, dan
gerakan kompleks membantu mengoptimalkan kemampuan individu.
C. Keterkaitan Antara Mind (Otak), Behind (Pendidikan), Behavior (Perilaku):
Otak manusia berkembang melalui paparan lingkungan dan proses
pembelajaran, yang melibatkan sinapsis dan interaksi antar neuron. Struktur
dan organisasi otak memengaruhi perilaku, seperti pengendalian tubuh.
D. Pengaplikasian Neuroscience dalam Pendidikan:
1. Neuroscience membantu mengembangkan metode pembelajaran yang
lebih efektif.
2. Personalisasi pembelajaran berdasarkan perbedaan otak individu.
3. Manajemen stres untuk meningkatkan kesejahteraan mental.
4. Memahami perkembangan otak anak-anak untuk merancang kurikulum
yang sesuai.
5. Menekankan pentingnya latihan dan repetisi dalam pembelajaran jangka
panjang melalui pemahaman neuroplastisitas.

7
Dengan menerapkan temuan neuroscience dalam pendidikan, kita dapat
menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih efektif dan mendukung
perkembangan optimal otak siswa, sambil meningkatkan kesejahteraan mental
mereka secara keseluruhan.

8
DAFTAR PUSTAKA
Suyadi. PENDIDIKAN ISLAM DAN NEUROSAINS. 1st ed. KENCANA, 2020.

Nurjanah, Asti Faticha. “Konsep ’Aql Dalam Al-Qur’an Dan Neurosains.”


Nazhruna: Jurnal Pendidikan Islam 1, no. 2 (2018): 276–93.

Ahmat Miftakul Huda, and Suyadi. “Otak Dan Akal Dalam Kajian Al-Quran Dan
Neurosains.” Jurnal Pendidikan Islam Indonesia 5, no. 1 (2020): 67–79.

Squire, L. R., Genzel, L., Wixted, J. T., & Morris, R. G. (2015). Memory
consolidation. Cold Spring Harbor perspectives in biology

Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islami, Integrasi Jasmani, Rohani dan Kalbu,
Memanusiakan Manusia (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2006),

Anda mungkin juga menyukai