Anda di halaman 1dari 12

Makalah

PEMBELAJARAN BERBASIS NEUROSAINS


(Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Inovasi Pembelajaran IPA yang diampuh Oleh Ibu
Dr. Frida Maryati Yusuf, M.Pd)

Disusun Oleh:
Putri M.Taid (433419041)

PRODI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur Saya panjatkan kepada Allah subhanallahu Wa


Ta’ala. yang telah menganugerahkan hidayah dan rahmat-Nya kepada kita, serta
sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi kita Muhamad
Shallalahu‘alaihi wassalam yang telah membimbing kita menuju kepada satu-satunya
jalan yang benar yakni Al-Islam.
Didalam Makalah ini memuat tentang “Pembelajaran Neurosains”sebagai tugas
Mata kuliah Inovasi Pembelajaran IPA makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan
memahami tentang pembelajaran berbasis neurosains.
Penyelesaian makalah ini hanya dapat terlaksana karena bantuan pikiran,tenaga
dan usaha dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya menyampaikan terimah kasih. Akhir
kata, saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. sehingga segala
kritik dan saran yang bersifat membangun diharapkan demi penyempurnaan Makalah ini

Gorontalo, Rabu, 16 Desember 2020

Putri M. Taid
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................

1.3 Tujuan ................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................

2.1 Pengertian Neurosains, Kapasitas dan Bagian Otak Manusia..............................

2.2 Cara Otak Belajar.................................................................................................

2.3 Prinsip-prinsip pembelajaran berbasis neurosains...............................................

2.4 Tahap-tahap Pembelajaran Neurosains...............................................................

BAB III PENUTUP..................................................................................................

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................
3.2 Saran.....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Otak mengatur seluruh fungsi tubuh; mengendalikan kebanyakan perilaku dasar manusia
seperti halnya makan, tidur, dan menghangatkan tubuh. Otak bertanggung jawab atas
penciptaan peradaban, musik, seni, ilmu, dan bahasa. Terdapat seratus miliar neuron atau sel
saraf di dalam otak. Diperkirakan dalam satu otak manusia, jumlah interkoneksi di antara sel-
sel saraf lebih besar dari jumlah atom di alam semesta.
Rakhmat (2005) mengungkapkan bahwa neuron-neuron yang menuju lapisan otak paling
luar harus menempuh perjalanan panjang. Neuron-neuron ini menempel pada sel glial,
merayap dengan kecepatan 60 per sejuta meter setiap jam, dan berhenti di berbagai tempat,
tidak semuanya menuju lapisan terluar otak. Pada saat mencapai daerah yang menjadi
tujuannya, neuron-neuron ini bergabung dengan neuron lain, membentuk koloni-koloni
neuron dengan masing-masing tugas yang khas. Terdapat koloni yang berperan sebagai
sistem visual, sistem pendengaran, dan sebagainya.
Profesor Marian Diamond dalam Rakhmat (2005) mengungkapkan bahwa otak dapat
berubah secara positif jika dihadapkan pada lingkungan yang diberi rangsangan, dan otak
akan dapat menjadi negatif jika tidak diberi rangsangan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka
sangat penting menghadirkan lingkungan yang mampu merangsang siswa untuk dapat
mengaktifkan otaknya. Lingkungan yang merangsang ini perlu dihadirkan dalam kondisi
yang bervariasi. Mekanisme kerja otak sangat memberikan kedudukan yang penting dalam
memahami setiap perubahan tingkah laku belajar yang dilakukan oleh seseorang. Berkaitan
dengan hal itulah, maka penulis ingin memberikan penjelasan mengenai mekanisme kerja
otak pada teori Neurosains dalam pengaturan informasi yang akan mendukung peran kita
sebagai seorang pendidik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Pengertian Neurosains, Kapasitas dan Bagian Otak Manusia?
2. Bagaimana Cara Otak Belajar?
3. Apa saja Prinsip-prinsip pembelajaran berbasis neurosains?
4. Bagaimana Tahap-tahap Pembelajaran Neurosains
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian neurosains, kapasitas dan bagian otak manusia
2. Untuk mengetahui cara otak belajar
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pembelajaran berbasis neurosains
4. Untuk mengetahui tahap-tahap pembelajaran neurosains
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Neurosains,Kapasitan dan Bagian Otak Manusia
1. Pengertian Neorosains
Neurosains merupakan salah satu lompatan keilmuan pendukung yang sangat
memeberikan konstribusi dalam menelaah dan memahami perkembangan psikologi
melalui kajian keilmuan tentang sel saraf temuan yang dimaksud di antaranya
dikemukakan oleh Wittrock menentukan bahwa terdapat tiga wilayah perkembangan otak
yang semakin meningkat, yaitu serabut dendrite, kompleksitas hubungan dendrite, dan
pembagian sel saraf. (Wiyani dan Barnawi, 2012)
Neurosains mempelajari mengenai otak dan seluruh fungsi-fungsi syaraf
belakagan ini telah berkembang menjadi Neuropsikiatri dan Neurobehavior
(penggabungan antara perilaku dan fungsi otak). Penggabungan ini didasari karena otak
merupakan sumber dari pemikiran.reaksi-reaksi di otak yang di sebut dengan
Neurochemistry, Neurohormonal, Neuromekanikal merupakan sumber reaksi yang
menggerakkan otak kita untuk berpikir. Neurosains disebut dengan ilmu otak, karena
mempelajari seluruh proses berpikir, sedangkan proses berpikir itu sendiri terkait ilmu
pengetahuan, perilaku, attitude yang sangat luas cangkupannya. Neurosains juga
menelaah penyakit pada otak dengan berbagai macam bentuk.
2. Kapasitas otak manusia
Otak manusia berkapasitas sekitar 1 PETABYTE
Setiap orang mungkin mempunyai miliaran potong informasi yang disimpan
dalam memori jangka panjang. Banyak daerah dan struktur di otak sebagaimana cortex
serebri juga berperan dalam belajar dan mengingat, ingatan kelihatannya didistribusikan
secara berlebihan di daerah korteks. Untuk mengingat sesuatu manusia harus
mendapatkan informasi, menyimpan, dan mengeluarkan/memanggil kembali. Kegagalan
dalam mengingat sesuatu dapat di sebabkan gangguan pada salah satu dari proses
tersebut.
a) Tahapan ingatan

Dibedakan atas ingatan jangka pendek dan jangka panjang. Ingatan jangka
pendek adalah suatu proses aktif yang berlangsungnya terbatas, tidak meninggalkan
bekas. Bentuk belajar jangka pendek yang paling sederhana disimpan dalam perubahan
fisik dalam reseptor perifer yang sifatnya sementara.
b) Ingatan Jangka Panjang akan Menimbulkan Perubahan Fisik pada Otak
Ingatan jangka Panjang dihasilkan oleh perubahan structural pada system saraf,
yang terjadi karena aktifitas berulang terhadap lingkaran neuron (loop of neuron).
Lingkaran tersebut dapat dari korteks ke thalamus atauhipokampus, kembali lagi
kekorteks. Aktifitas berulang terhadap neuron yang membentuk loop tersebut akan
menyebabkan synaps diantara mereka secara fungsional berhubungan. Sekali terjadi
hubungan, maka neuron tersebut akan merupakan suatu kumpulan sel, yang
bilatereksitasi pada neuron tersebut akan terjadi suatu aktifasi seluruh kumpulan sel
tersebut. Dengan demikian dapat disimpan dan dikembalikan lagi oleh berbagai sensasi,
pikiran atau emosi yang mengaktifasi beberapa neuron dari kumpulan sel tersebut.
Menurut Hebb perubahan structural tersebut terjadi di sinaps. (Japardi, 2002).
c) Jejak Memori Didistribusikan Secara Luas
Menurut Japradi (2002) untuk mengingat sesuatu, seseorang harus berhasil
melaksanakan 3 hal, yaitu mendapatkan informasi, menahan/menyimpannya dan
mengeluarkannya. Bila kita lupaakan sesuatu, maka gangguan dapat terjadi pada bagian
mana saja dari ke 3 proses tersebut. Ingatan atau memori tidaklah sesederhana seperi ini.
Memoria dalah proses aktif, karena ilmu pengetahuan berubah terus, setelah diperiksa
dan diformulasi ulang oleh pikiran otak kita. Menurut Bruner manusia mempunyai
kapasitas dan kecenderungan untuk berubah karena menghadapi kejadian umum. Ingatan
mempunyai beberapa fase, yaitu waktu yang sangat singkat/extremely short term atau
ingatan segera (immediate memory) dimana item hanya dapat disimpan dalam beberapa
detik; ingatan jangka pendek (short term) dimana item dapat ditahan dalam beberapa
menit; ingatan jangka Panjang (lobg term) dimana penyimpanan berlangsung beberapa
jam sampai seumur hidup. Ingatan tidak terlokalisir pada struktur tertentu dari otak.
d) Hipokampus dan Lobus Temporalis BerperandalamIngatanManusia
MenurutJapradi (2002) hal-hal yang berasal dari ingatan jangka pendek dapat
diubah untuk disimpan menjadi ingatan jangka Panjang oleh hipokampus. Hipokampus
(terletak diantara lobus temporal otak) dan bagian media lobus temporal (bagian yang
terletak paling dekat dengan garis tengah badan) juga berperan dalam proses
penggabungan ingatan (memory consolidation). Konsolidasi ingatan yaitu perubahan
secara fisik, psikologis yang berlangsung terus menerus selama terjadinya organisasi otak
dan informa siulang yang dapa tmerupakan bagian dari ingatan permanen. Setelah
sebagian informasi masuk dalam ingatan jangka Panjang, sebagian lagi masih dalam
proses transformasi, dan mungkin sebagian yang lain terlupakan sebelum disimpan secara
menetap.
Menurut Squire dalam Japradi (2002) pada saat mempelajari sesuatu, bagian
temporal membentuk hubungan dengan tempat penyimpanan memori di daerah lain otak,
terutama bagian lain dikorteks. Interaksi ini membutuhkan waktu beberapa tahun selama
berlangsungnya reorganisasi memori.
3. Bagian otak manusia
Otak bertanggung jawab terhadap pengalaman berbagai macam sensasi atau
rangsangan terhadap kemampuan manusia untuk melakukan gerakan-gerakan sadar, dan
kemampuan untuk melaksanakan berbagai macam proses mental, seperti ingatan atau
memori, perasaan emosional, intelegensia, berkomunikasi, sifat atau kepribadian
a. Otak Besar (Serebrum)
Otak besar memiliki fungsi dalam mengatur semua aktivitas mental,yang berkaitan
dengan kepandaian, ingatan, kesadaran, dan pertimbangan. Serebrum adalah bagian
terbesar dari otak yang terdiri dari dua hemisfer, yaitu hemisfer kanan yang berfungsi
untuk mengontrol bagian tubuh sebelah kiri, dan hemisfer kiri yang berfungsi untuk
mengontrol tubuh bagian kanan. Masing-masing hemisfer terdiri dari empat lobus,
yaitu lobus frontal, lobus parietal, lobus oksipital, dan lobus temporal.
b. Otak Kecil (Serebelum)
Otak kecil merupakan otak terbesar kedua otakyang terletak di bawah belakang kepala,
berada di belakang batang otak dan dibawah lobus oksipital, dekat dengan ujung leher
bagian atas. Merupakan pusat tubuh dalam mengontrol kualitas gerakan. Otak kecil
juga memiliki fungsi mengkoordinasi gerakan yang halus. (Utari, 2013)
c. Batang otak
Berada di dalam tulang tengkorak atau rongga kepala bagian dasar dan memanjang
sampai medulla spinalis. Bertugas mengontrol tekanan darah, pernafasan, pola makan
dan tidur, denyut jantung.
Batang otak terdiri dari empat bagian, yaitu :
1. Otak tengah (mesensefalon/mid brain)
Berfungsi mengontrol respon penglihatan gerakan mata, pembesaran pupil mata,
mengatur gerakan tubuh dan pendengaran
2. Otak depan (diensefalon)
Berfungsi dalam pengaturan suhu, pengaturan nutrien, penjagaan agar tetap bangun, dan
penumbuhan sikap agresif
3. Jembatan varol (pons varoli)
Menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.
4. Medulla oblongata
Bagian paling bawah belakang dari batang otak yang akan lebih lanjut menjaid medulla
spinalis.

2.2 Cara Otak Belajar


Cara kerja otak Kiri (Ingatan Jangka Pendek)
1. Bahasa
2. Analisis berfikir
3. Logika
4. Angka
5. Rasionalitas
6. Obyektivitas
7. Ralistis
8. Detail

Cara kerja otak Kanan (Ingatan Jangka Panjang)


1. Seni/musik
2. Gambar/warnah
3. Kreativitas
4. Konseptual
5. Berfantasi
6. Imajinasi
7. Intuisi
8. Emosi

2.3 Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbasis Neurosains


Menurut Caine ada 12 prinsip kerja otak yang menjadi dasar dalam pelaksanaan
pembelajaran berbasis otak, antara lain :
1. The Brain is a Complex Adaptive System. Otak merupakan pusat dari berbagai aktivitas
manusia, menggabungkan emosi, imajinasi untuk memproses informasi dalam satu waktu
secara bersama.
2. The Brain is a Social Brain. Pada prinsipnya, otak manusia senang pada kegiatan
interaksi sosial atau kelompok.
3. The Search for Meaning is Innate. Otak manusia menyukai akan pemahaman atau
penjelasan sesuatu yang dipelajari.
4. The Search for meaning Occurs Through Patterning. Otak manusia pada waktu
melakukan pencarian makna atau penjelasan dengan cara meniru.
5. Emotions Are Critical to Patterning Menurut John Mayer dan Peter Salovey menyatakan
bahwa otak yang memiliki Emotional Intellegence (EQ) akan lebih sukses daripada orang
yang memiliki IQ tinggi. Hal ini dikarenakan, manusia dengan EQ yang tinggi memiliki
rasa optimis yang tinggi.
6. Every Brain Simultaneously Perceive and Creats Parts and Wholes. Meskipun Otak
kanan dan kiri manusia memiliki fungsi yang berbeda, namun kedua otak ini berinteraksi
dalam semua aktiv.
7. 7. Learning Involves Both Focused Attention and Peripheral Perception. Pada saat
belajar, otak melibatkan perhatian yang fokus dan persepsi yang meluas.
8. 8. Learning Always Involves Both Conscious and Unconscious Processes. Belajar selalu
melibatkan proses sadar dan tidak sadar.
9. 9. We Have at Least Two Ways of Organizing Memory. 6 Kita memiliki dua sistem
memori yaitu spasial dan hafalan. Memori spasial dapat merekam semua yang terjadi
pada tubuh. Memori hafalan dapat merecall sistem-sistem ini termotivasi oleh reward
atau hukuman.
10. 10. Learning is Developmental Otak manusia terdiri dari milyaran sel neuron yang
tumbuh terus menerus sesuai dengan hal baru yang dipelajari.
11. 11. Complex Learning is Enhanced by Challenge and Inhibited by Threat. Otak dapat
belajar secara optimal dan menciptakan koneksi maksimum saat menerima tantangan.
Sebaliknya, otak menjadi ridak fleksibel dan kembali pada kelakuan primitif ketika di
bawah ancaman.
12. 12. Every Brain Is Uniquely Organized. Setiap otak adalah unik. Semua orang memiliki
sistem otak yang sama, namun secara keseluruhan daya berfiki, imajinatif dan kreatif
setiap orang berbeda.

12 prinsip kerja otak di atas merupakan prinsip yang harus diperhatikan dalam
pelaksanaan teori belajar berbasis otak agar pendidik dapat menyusun strategi pengajaran
yang sesuai.

2.4 Tahap-tahap Pembelajaran Neurosains


Jansen (2011) menyatakan ada tujuh tahapan teori belajar berbasis otak, yaitu :
1. Tahap Pra- Pemaparan Tahap ini memberikan sebuah alasan kepada otak tentang
pembelajaran baru sebelum benar – benar menggali lebih jauh, pra – pemaparan
membantu otak membangun peta konseptual yang lebih baik. Hal – hal yang dilakukan
pada tahap ini sebelum pembelajaran dimulai adalah guru memajang peta konsep
mengenai materi yang akan dipelajari.
2. Tahap Persiapan Pada tahap ini, guru memberikan penjelasan awal mengenai materi yang
akan dipelajari dan mengaitkan materi dengan kehidupan sehari – hari. Fase ini
merupakan fase dalam menciptakan keingintahuan atau kesenangan.
3. Tahap Inisiasi dan Akuisisi Tahap ini merupakan tahap penciptaan koneksi atau pada saat
neuron – neuron itu saling berkomunikasi satu sama lain. Pada tahap ini, guru membagi
siswa menjadi beberapa kelompok.
4. Tahap Elaborasi Tahap ini memberikan kesempatan kepada otak untuk menyelediki,
menganalisis, menguji dan memperdalam pembelajaran. Pada tahap ini, siswa
mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas, sedangkan siswa lain
memperhatikan sekaligus memberikan tanggapan atau pertanyaan. Dari hasil diskusi
yang dilakukan, diharapkan siswa mampu menemukan jawaban dari permasalahan yang
ada di lembar kerja siswa
5. Tahap Inkubasi dan Memasukkan Memori Fase ini menekankan pentingnya waktu
istirahat dan waktu untuk mengulang kembali merupakan suatu hal yang penting. Pada
tahap ini, siswa melakukan peregangan sambil menonton video yang dapat memotivasi
mereka untuk belajar.
6. Tahap Verifikasi dan Pengecekan Keyakinan Dalam tahap ini, guru mengecek apakah
siswa sudah paham dengan materi yang telah dipelajari atau belum. Siswa juga perlu tahu
apakah dirinya sudah memahami materi atau belum. Tahap ini, guru dapat memberikan
soal latihan yang lebih rumit. Setelah itu guru dan siswa mengecek pekerjaan siswa. Jika
siswa belum mengerjakan soal-soal tersebut, biasanya guru menugaskan siswa untuk
menyelesaikan dirumah.
7. Tahap Selebrasi dan Integrasi Dalam tahap ini sangat penting dalam melibatkan emos,
membuat tahap ini lebih ceria dan menyenangkan. Tahap ini menanamkan semua arti
penting dari kecintaan terhadap belajar. Pada tahap ini, siswa dengan bimbingan guru
menyimpulkan materi yang baru saja dipelajari. Kemudian guru memberikan PR
(Pekerjaan Rumah) untuk siswa dan memberi tahu siswa mengenai materi untuk
pertemuan selanjutnya. Sebagai penutup, guru bersama siswa melakukan perayaan kecil,
seperti bersorak dan bertepuk tangan bersama.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Neurosains merupakan bidang kajian mengenai kesadaran dan kepekaan otak dari
segi biologi, persepsi, ingatan, dan keterkaitannya terhadap pembelajaran. Kerja otak
melibatkan aktivitas neuron, dimana impuls listrik mengalir dari neuron menuju dendrit
melalui akson dan berhenti pada ujung akson yang membentuk sinapsis kemudian
dilanjutkan oleh neutransmiter untuk diterima oleh penerima khusus pada neuron
berikutnya.
Pada dasarnya belajar adalah pembentukan hubungan-hubungan baru antara
neuron, ini terjadi kompleksitas peningkatan cabang-cabang dendrite dalam otak. Oleh
sebab itu belajar dalam teori neurosins sangat dipengaruhi kesiapan dalam belajar dan
lingkungan belajar itu sendiri.
Mekanisme mengingat informasi diantaranya ialah melakukan penyandian dengan
tepat, pengulangn, dan pemrosesan makna untuk memperpanjang ingatan. Penerapan
Neurosains dalam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan penggunaan peta
konsep (mind map). Pembelajaran Neurosains memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihannya salah satunya ialah  memberikan suatu pemikiran baru tentang bagaimana
otak manusia bekerja. Salah satu kelemahannya adalah memerlukan waktu yang panjang
untuk memahaminya dan pembelajaran ini masih tergolong baru.
3.2 Saran
Menyadari bahwa saya masih jauh dari kata sempurna, diharapkan kedepannya
saya akan lebih fokus dan lebih mendetails dalam menjelaskan tentang makalah
selanjutnya dengan sumber – sumber yang lebih banyak. Kedepannya saya akan
membuat makalah dengan baik dan benar. Masih banyak kesalahan dari penulisan
makalah sayai, karna saya manusia yang adalah tempat salah dan dosa. Sehingga saya
juga butuh saran dan juga kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang
lebih baik daripada masa sebelumnya.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan. Untuk
bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka. Pada kesempatan lain akan saya
jelaskan tentang daftar pustaka makalah.
DAFTAR PUSTAKA

Blackwell, L., Trzesniewski, K., & Dweck, C. 2008. Implikasi Theories of Intelegence Predict
Achievement Across an Adolescent Transition: A Longitudinal Study and an
Intervention. (Online).
Hergenhahn, B. R. & Olson, M.H. 2009. Theories of Learning (Teori Belajar). Terjemahan oleh
Tri Wibowo B.S. cetakan ke II. Jakarta: Kencana.
Husamah. Pantiwati, Yuni. Restian, Arina. Sumarsono, Puji. 2018. Belajar dan Pembelajaran.
Malang: UMM Press.
Japardi, I. 2002. Learning and Memory. Maklah. Medan: Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatra Utara.
Jatmiko, W., Mursanto, P., Fajar, M., Tawakkal, M. I., Trianggoro, W., Rambe, R. S., Fauzi,
Ramadhan, A. 2011. Implementasi berbagai Alogaritma Neural Network dan
Wavelet pada Field Programmble Gate Array (FPGA). Jakarta: Fakultas Ilmu
Komputer UI.
Rakhmat, Jalaluddin. 2005. Belajar Cerdas Belajar Berbasiskan Otak. Bandung: MLC.
Utari, R. 2013. Taksonomi Bloom: Apa dan Bagaimana Menggunakannya?. Pusdiklat KNPK.
Winarno, E. M. 1994. Belajar Motorik. Malang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan IKIP
Malang.
Wiyani, N. A. & Barnawi. 2012. Format PAUDI. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Anda mungkin juga menyukai