Anda di halaman 1dari 14

KONSEP DASAR MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS)

DAN IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS)

Mata Kuliah : Manajemen Pendidikan

Dosen Pengampu :
Dr. Riswandi, M.Pd.
Annisa Meristin, M.Pd.

Disusun oleh :
Kelompok 1

Nama Anggota :

1. Jenika Kusuma Anggraini (2013023028)


2. Rafino Adi (2013023054)
3. Rosa Niya (2013023066)

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " KONSEP DASAR
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DAN IMPLEMENTASI MANAJEMEN
BERBASIS SEKOLAH (MBS)" dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan.
Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi para
pembaca.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah. Untuk itu
kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 4 September 2021

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
Bab I Pendahuluan 1
1.1.Latar Belakang 1
1.2.Rumusan Masalah 1
1.3.Tujuan 1
Bab II Pembahasan 2
2.1.Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) 2
2.2.Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) 4
2.3.Manfaat Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) 5
2.4.Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) 5
Bab III Penutup 9
3.1.Kesimpulan 9
3.2.Saran 9
Daftar Pustaka 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang

Pendidikan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memberikan ilmu dan wawasan
kepada manusia agar manusia dapat menyiapkan masa depan yang sejahtera. Tetapi,
dunia pendidikan sekarang ini masih belum memenuhi harapan, seperti masih rendahnya
mutu lulusan , pelaksanaan sistem pendidikan yang kurang maksimal, dan penyelesaian
masalah pendidikan yang tidak tuntas.

Untuk mengatasi kondisi tersebut pemerintah memberikan otonomi yang luas kepada
sekolah sebagai bentuk kepedulian pemerintah atas fluktuatifnya dinamika sosial di
masyarakat. Serta upaya meningkatkan mutu pendidikan yang sesuai dengan konteks
sekolah. Upaya ini mendorong sekolah dengan kiat-kiatnya menyelenggarakan
pembelajaran dan pendidikan yang efektif, efisien, dan produktif dengan mengakomodasi
beragam sumber daya untuk kepentingan peserta didik.
Sebagai warna baru dalam dunia manajemen pendidikan, MBS hadir guna memberi solusi
atas pengendalian pendidikan yang lebih mereferensi pada otonomisasi sekolah.
Sistem manajemen berbasis sekolah (MBS) menyaratkan sekolah untuk secara mandiri
mencari, mengekplorasi, mengalokasi, memprioritaskan, mengontrol, serta akuntabel
terhadap pemberdayaan sumber-sumber sekitar, baik dari masyarakat maupun
pemerintah.1

1.2.Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan di bahas , yaitu:


1. Apa saja konsep dari Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) ?
2. Apa tujuan dari Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)?
3. Apa saja manfaat dari Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)?
4. Bagaimana implementasi dari Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

1.3.Tujuan

Sesuai dengan perumusan masalah di atas maka tujuan dari makalah ini yaitu:
1. Mengetahui konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
2. Mengetahui tujuan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
3. Mengetahui manfaat dari Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)?
4. Mengetahui implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

1
Lukas Manu dan Jusuf Blegur, Manajemen Berbasis Sekolah. (Nusa Tenggara Timur: Jusuf Aryani Learning,2017) Hal. 1.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Istilah MBS (manajemen berbasis sekolah) adalah terjemahan langsung dari SchoolBased
Management yang secara luas berarti pendekatan politis untuk mendesain ulang
organisasi sekolah dengan memberikan kewenangan dan kekuasaan kepada partisipan
sekolah pada tingkat lokal, guna memajukan sekolah. Partisipan sekolah adalah kepala
sekolah, guru, konselor, pengembang kurikulum, administrator, orang tua, masyarakat
2
sekitar, dan siswa.

MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada
tingkat sekolah (pelibatan pendidikan) dalam rangka pendidkan nasional. Otonomi
diberikan agar sekolah leluasa mengelola sumber daya dan sumber dana dengan
mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan, serta Iebih tanggap terhadap
kebudayaan setempat.3

Konsep MBS mengacu pada teori effective school yang lebih memfokuskan diri pada
perbaikan proses pendidikan. Beberapa indikator yang menunjukkan karakter dari konsep
MBS antara lain lingkungan sekolah yang aman dan tertib, sekolah yang memiliki misi
dan target mutu yang ingin dicapai, sekolah memiliki kepemimpinan yang kuat, dan
adanya harapan yang tinggi dari personel sekolah untuk berprestasi.4

Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) menurut E. Mulyasa adalah pemberian


otonomi luas pada tingkat sekolah agar sekolah leluasa mengelola sumber daya dan
sumber dana dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan, serta lebih
tanggap terhadap kebutuhan setempat. 5

2
Sri Nurabdiah Pratiwi, “Manajemen Berbasis Sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas Sekolah”, Jurnal EduTech Vol. 2
No. 1,2016. hal.87.
3
Samlan Hi. Ahmad,” Optimalisasi Manajemen Berbasis Sekolah Dalam Pendidikan”,STADIUM: Jurnal Kajian Sosial
,Agama,hukum dan Pendidikan, Vol.18, No.1,hal.2.
4
Hamzah,”Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah”, Hunafa: Jurnal Studia Islamika Vol. 10, No. 1,
2013. hal.151-175.
5
Rakhil Fajrin,” Strategi Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah”, Intizam: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol. 1,
No. 2, 2018. hal.134.

2
Sementara itu, Manajemen Berbasis Sekolah juga dapat didefinisikan sebagai proses
manajemen sekolah yang diarahkan pada peningkatan mutu pendidikan, secara otonomi
direncanakan, diorganisasikan, dilaksanakan, dan dievaluasi dengan melibatkan semua
stakeholder sekolah (Bafadal, 2003).6

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah salah satu basis manajemen pengelolaan
sekolah yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong
pengambilan keputusan bersama secara partisipatif dari semua warga sekolah dan
masyarakat di sekitarnya dalam upaya mengembangkan dan meningkatkan mutu
pendidikan. Model manajemen demikian ditujukan untuk memberikan kemandirian
kepada sekolah serta meningkatkan mutu pendidikan berdasarkan kebijakan pendidikan
nasional.7

Dengan otonomi yang lebih besar, maka sekolah memiliki kewenangan yang lebih besar
dalam mengelola sekolahnya, sehingga sekolah lebih mandiri. Dengan kemandiriannya,
sekolah lebih berdaya dalam mengembangkan program-program yang tentu saja lebih
sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang dimilikinya..8

Melalui MBS setiap satuan pendidikan dapat menentukan kebijakan sendiri untuk
meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan dengan mengakomodasi keinginan
masyarakat setempat,serta menjalin kerjasama yang erat antar sekolah, masyarakat , dan
9
pemerintah dalam membentuk pribadi peserta didik.

Jadi, MBS merupakan suatu strategi untuk memajukan pendidikan dengan pemberian
otonomi kepada sekolah untuk secara aktif serta mandiri mengembangkan dan melakukan
berbagai program peningkatan mutu pendidikan sesuai kebutuhan sekolah itu sendiri.

6
Erta Mahyudin dan Ambar Sri Lestari, “Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Dalam Rangka Pemberdayaan
Sekolah (Studi Kebijakan Di Sekolah Dasar Dua Mei Ciputat)”, Managere: Jurnal Perma Pendis Vol.3, No.1,2021. hal.37.
7
Dirjo Ardiansyah, Mujakir, dan Akhmad Reza,Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Sekolah Menengah Atas (Jakarta
Selatan: Direktorat Pembinaan SMA,2018) hal. 3.
8
Siti Aminah, Murniati, Nasir Usman, “Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan
Pada Mtsn Kota Lhokseumawe” Jurnal Administrasi Pendidikan ISSN 2302-0156 Pascasarjana Universitas Syiah Kuala,
Vol.3, No.2, 2015.hal.2.
9
Ana Widyastuti, dkk, Manajemen Berbasis Sekolah:Konsep Strategi dan Perencanaan. (Medan: Yayasan Kita Menulis,
2020) hal.8-9.

3
MBS memberikan kepala sekolah, guru, siswa, dan orang tua kontrol yang sangat besar
dalam proses pendidikan.

2.2 Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)


Pelaksanaan MBS memiliki beberapa tujuan antara lain :
a) Meningkatkan mutu pendidikan melalui pemberian otonomi kepada sekolah untuk
mengelola dan memberdayakan sumber daya yang ada secara mandiri,
b) Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab warga sekolah, masyarakat dan orang
tua dalam penyelenggaraan pendidikan melalui keputusan bersama,
c) Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah dalam upaya meningkatkan mutu
10
pendidikan yang diharapkan (Sukmawati, 2011:107).

MBS juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan terutama di daerah, karena
sekolah dan masyarakat tidak perlu menunggu perintah dari pusat, tetapi dapat
mengembangkan suatu visi pendidikan yang sesuai dengan kondisi daerah dan
melaksanakan visi pendidikan secara mandiri. Hal ini ditegaskan oleh Supriono dan
Sapari bahwa tujuan penerapan MBS adalah untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan
serta mutu dan relevansi pendidikan di sekolah. 11

Selanjutnya Nurkolis menyatakan bahwa tujuan penerapan MBS adalah untuk


meningkatkan kualitas pendidikan secara umum baik menyangkut kualitas pembelajaran,
kualitas kurikukulum, kualitas sumber daya manusia baik guru maupun tenaga
kependidikan lainnya, dan kualitas pelayanan pendidikan secara umum. 12

Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa tujuan MBS adalah untuk meningkatkan
mutu pendidikan dengan memberikan wewenang kepada sekolah untuk memanfaatkan
dan memberdayakan sumber daya secara mandiri sehingga kualitas atau mutu pendidikan
meningkat dan sekolah dapat bersaing dengan sehat dengan sekolah lainnya untuk
meningkatkan mutu pendidikan

10
I Putu Widyanto, “Partisipasi Masyarakat Dalam Perkembangan Pendidikan Melalui Manajemen Berbasis Sekolah
(Mbs)” Satya Sastraharing: E-Jurnal Institut Agam Hindu, Vol.3, No.2, 2019.hal.97.
11
Supriono S dan Achmad Sapari. Manajemen Berbasis Sekolah. (Jawa Timur: SIC, 2001) hal, 5.
12
Nurkholis. Manajemen Berbasis Sekolah. (Jakarta: Gramedia, 2003) hal 23-24.

4
2.3 Manfaat Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
Manfaat MBS dapat diketahui dari pernyataan Mulyasa (2011:25-26) sebagai berikut.
1. Memberi kebebasan dan kekuasaan yang besar kepada sekolah
2. Lebih meningkatkan kesejahteraan guru sehingga dapat lebih berkonsentrasi pada
tugas;
3. Mendorong profesionalisme kepala sekolah dan guru
4. Menjamin layanan pendidikan sesuai dengan tuntutan peserta didik dan masyarakat
5. Meningkatkan prestasi peserta didik
6. Menjamin partisipasi staf, orang tua, peserta didik, masyarakat dalam perumusan-
perumusan keputusan tentang pendidikan
7. Sekolah menjadi lebih akuntabel, transparan, egaliter, dan demokratis.13

Penerapan manajemen berbasis sekolah banyak memberikan manfaat. Hal ini


dikarenakan MBS memberikan kebebasan dan keleluasaan yang besar pada sekolah,
disertai seperangkat tanggungjawab. Dengan adanya otonomi yang memberikan
keleluasaan tersebut maka sekolah dapat lebih meningkatkan kesejahteraan guru
sehingga dapat lebih berkosentrasi pada tugas. Selain itu, penerapan MBS juga dapat
mendorong profesioanlisme guru dan kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah, hal ini
dikarenakan konsep MBS menghendaki kebebasan kepada guru dan kepala sekolah
dalam menyusun kurikulum dan program sekolah. Adanya kesempatan untuk menyusun
kurikulum dan program kepada guru dan kepala sekolah tentunya kurikulum yang
terbentuk akan sesuai dengan kebutuhan masyarakat (tepat sasaran). Dengan demikian
rasa tanggap sekolah kepada kebutuhan masyrakat meningkan dan menjamin layanan
14
pendidikan sesuai dengan tuntutan peserta didik dan masyarakat.

2.4 Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)


Untuk menerapkan MBS, ada enam langkah yang perlu ditempuh, yaitu: evaluasi diri self
assessment, perumusan visi, misi, dan tujuan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan
pelaporan.

13
Yahya Mulyadi, dkk “Manajemen Berbasis Sekolah Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan” PPHK (Jurnal Pendidikan
Politik, Hukum Dan Kewarganegaraan),Vol.11,No.1, 2021, hal.45.
14
Muh Anwar. HM” Manajemen Berbasis Sekolah (Alternatif Peningkatan Mutu Pendidikan Madrasah)”Expose: Jurnal
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Vol.17, No.2,2018,hal.608.

5
Masing-masing langkah dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Evaluasi diri self assessment
Evaluasi diri sebagai langkah awal bagi sekolah yang ingin, atau akan melaksanakan
manajemen mutu berbasis sekolah. Kegiatan ini dimulai dengan curah pendapat
brainstorming yang diikuti oleh kepala sekolah, guru, dan seluruh staf, dan diikuti
juga anggota komite sekolah. Prakarsa dan pimpinan rapat adalah kepala sekolah.
Untuk memancing minat acara rapat dapat dimulai dengan pertanyaan seperti:
Perlukah kita meningkatkan mutu? seperti apakah kondisi sekolah / madrasah kita
dalam hal mutu pada saat ini? Mengapa sekolah kita tidak/belum bermutu?. Kegiatan
ini bertujuan: Pertama, pengetahui kondisi sekolah saat ini dalam segala aspeknya
(seluruh komponen sekolah), kemajuan yang telah dicapai, maupun masalah-masalah
yang dihadapi ataupun kelemahan yang dialami. Refleksi/ Mawas diri, untuk
membangkitkan kesadaran / keprihatinan akan penting dan perlunya pendidikan yang
bermutu, sehingga timbul komitmen bersama untuk meningkatkan mutu sense of
quality. Ketiga, merumuskan titik tolak point of departure bagi sekolah/madrasah
yang ingin atau akan mengembangkan diri terutama dalam hal mutu. Titik awal ini
penting karena sekolah yang sudah berjalan untuk memperbaiki mutu, mereka tidak
berangkat dari nol, melainkan dari kondisi yang dimiliki.
2. Perumusan visi, misi, dan tujuan
Bagi sekolah yang baru berdiri atau baru didirikan, perumusan visi dan misi serta
tujuan merupakan langkah awal yang harus dilakukan yang menjelaskan ke mana arah
pendidikan yang ingin dituju oleh para pendiri/ penyelenggara pendidikan.
3. Perencanaan
Perencanaan pada tingkat sekolah adalah kegiatan yang ditujukan untuk menjawab:
apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya untuk mewujudkan tujuan
(tujuan-tujuan) yang telah ditetapkan / disepakati pada sekolah yang bersangkutan,
termasuk anggaran yang diperlukan untuk membiayai kegiatan yang direncanakan.
Dengan kata lain perencanaan adalah kegiatan menetapkan lebih dulu tentang apaapa
yang harus dilakukan, prosedurnya serta metode pelaksanaannya untuk mencapai
suatu tujuan organisasi atau satuan organisasi.

6
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan juga dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan merealisasikan apa-
apa yang telah direncanakan. Peran masing-masing itulah yang perlu disoroti di dalam
manajemen mutu berbasis sekolah.
a. Peran kepala sekolah/ madrasah
Dengan kedudukan sebagai manajer kepala sekolah/ madrasah bertanggung jawab
atas terlaksananya fungsi-fungsi manajemen. Sebagai perencana, kepala sekolah
mengidentifikasi dan merumuskan hasil kerja yang ingin dicapai oleh sekolah dan
mengidentifikasi serta merumuskan cara-cara (metode) untuk mencapai hasil yang
diharapkan. Peran dalam fungsi ini mencakup: penetapan tujuan dan standar,
penentuan aturan dan prosedur kerja di sekolah /madrasah, pembuatan rencana,
dan peramalan apa yang akan terjadi untuk masa yang akan datang.
b. Peran guru dan staf sekolah
Peran guru (staf pengajar) sebenarnya tidak jauh berbeda dengan peran kepala
sekolah, hanya lingkupnya yang berbeda. Dalam lingkup yang lebih kecil (mikro)
yaitu mengelola proses pembelajaran sesuai kelompok belajar atau bidang studi
yang dipegangnya, setiap guru memahami visi dan misi sekolah, merencanakan
proses pembelajaran, (mengorganisasikan bahan, siswa, mensinergikan dengan
metode dan sumber belajar yang tepat yang ia kuasai), menerapkan kepemimpinan
yang demokratis dan memberdayakan siswa dengan mengambil keputusan sesuai
kewenangan yang ia miliki dan menjalin hubungan komunikasi yang baik dengan
guru lain, dengan siswa, dengan kepala sekolah dan orang tua. Ia juga memonitor
kemajuan siswa, serta melakukan evaluasi perkembangan setiap anak sebagai
masukan bagi perbaikan pelaksanaan proses pembelajaran secara terus menerus.
Guru juga memberi penghargaan bagi siswa yang menunjukkan kemajuan dalam
belajar (berprestasi) serta memberikan semangat/ dorongan (motivasi) serta
membantu siswa yang prestasinya kurang/ belum memuaskan.
c. Peran orang tua siswa dan masyarakat
Peran orang tua siswa dan masyarakat sudah lama dikenal sebagai pusat-pusat
pendidikan yang penting di dalam mengembangkan anak (menjadi pribadi mandiri
dengan segala keterampilan hidupnya) bersama-sama dengan sekolah sebagai
institusi formal yang terencana, terstruktur, dan teratur melaksanakan fungsi
pendidikan.

7
d. Peran Siswa
Siswa atau murid merupakan subjek utama dari segala upaya yang dilaksanakan
oleh penyelenggara satuan pendidikan bersama manajemen yang terlibat di
dalamnya. Dalam posisinya yang menjadi subjek tujuan pendidikan itu, maka
keinginan dan harapan mereka, motivasi mereka, serta komitmen keterlibatan
mereka menjadi penting. Salah satu cara untuk mengakomodasi kepentingan
mereka adalah dengan mendengarkan suara mereka.

5. Evaluasi
Evaluasi sebagai salah satu tahapan dalam MBS merupakan kegiatan yang penting
untuk mengetahui kemajuan ataupun hasil yang dicapai oleh sekolah di dalam
melaksanakan fungsinya sesuai rencana yang telah dibuat sendiri oleh masing-masing
sekolah. Evaluasi pada tahap ini adalah evaluasi menyeluruh, menyangkut
pengelolaan semua bidang dalam satuan pendidikan yaitu bidang teknis edukatif
(pelaksanaan kurikulum/ proses pembelajaran dengan segala aspeknya), bidang
ketenagaan, bidang keuangan, bidang sarana prasarana dan administrasi
ketatalaksanaan sekolah. Sungguhpun demikian, bidang teknis edukatif harus menjadi
sorotan utama dengan fokus pada capaian hasil (prestasi belajar siswa).

6. Pelaporan
Pelaporan di sini diartikan sebagai pemberian atau penyampaian informasi tertulis dan
resmi kepada berbagai pihak yang berkepentingan stake hokders, mengenai aktivitas
manajemen satuan pendidikan dan hasil yang dicapai dalam kurun waktu tertentu
berdasarkan rencana dan aturan yang telah ditetapkan sebagai bentuk pertanggung
jawab atas tugas dan fungsi yang diemban oleh satuan pendidikan tersebut.15

15
Rusdi Kurnia,” Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (Mbs) Dan Implementasinya”, FITRA: Jurnal Staitapaktuan, Vol. 2,
No. 2, 2016, hal.109-112.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Istilah MBS (manajemen berbasis sekolah) atau School Based Management merupakan
suatu strategi untuk memajukan pendidikan dengan pemberian otonomi kepada sekolah
untuk secara aktif serta mandiri mengembangkan dan melakukan berbagai program
peningkatan mutu pendidikan sesuai kebutuhan sekolah itu sendiri.

Adapun tujuan MBS adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan memberikan
wewenang kepada sekolah untuk memanfaatkan dan memberdayakan sumber daya secara
mandiri sehingga kualitas atau mutu pendidikan meningkat dan sekolah dapat bersaing
dengan sehat dengan sekolah lainnya untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Penerapan MBS ini dapat mendorong profesioanlisme guru dan kepala sekolah sebagai
pemimpin sekolah, hal ini dikarenakan konsep MBS menghendaki kebebasan kepada
guru dan kepala sekolah dalam menyusun kurikulum dan program sekolah. Lalu Untuk
menerapkan MBS, ada enam langkah yang perlu ditempuh, yaitu: evaluasi diri self
assessment, perumusan visi, misi, dan tujuan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan
pelaporan.

3.2 Saran

Mengingat Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) memiliki kontribusi positif dalam upaya
peningkatan mutu pendidikan maka di era desentralisasi ini otonomi pendidikan tidak
hanya berhenti sampai pada birokrasi di tingkatan provinsi maupun kabupaten/kota,
melainkan perlu ada pemberian kewenangan yang lebih luas di tingkatan sekolah agar
lebih berdaya dan mandiri dalam mengelola sekolahnya dalam kerangka Manajemen
Berbasis Sekolah.

Pemerintah harus lebih giat untuk melakukan sosialisai tentang Manajemen Berbasis
Sekolah kepada para kepala sekolah, karena masih banyak kepala sekolah yang belum
memahami tentang tugas pokok kepala sekolah sebagai manajer sekolah yang
mempunyai wewenang dan kekuasaan untuk mengelola sendiri sekolah tersebut dengan
keterlibatan masyarakat umum untuk bersama-sama meningkatkan kualitas pendidikan
agar dalam pengimplementasian Manajemen Berbasis Sekolah dapat berjalan sesuai
harapan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Aminah, Siti; Murniati, dan Nasir Usman, 2015. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah
Dalam Meningkatkan MutuPendidikan Pada Mtsn Kota Lhokseumawe. Jurnal
Administrasi Pendidikan ISSN 2302-0156 Pascasarjana Universitas Syiah Kuala,
Vol.3, No.2,.hal.2.

Ardiansyah,Dirjo ; Mujakir, dan Akhmad Reza. 2018. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
Sekolah Menengah Atas. Jakarta Selatan: Direktorat Pembinaan SMA, hal. 3.

Fajrin, Rakhil. 2018. Strategi Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah. Intizam: Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam Vol. 1, No. 2,. hal.134.

Hamzah. 2013. Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah. Hunafa: Jurnal
Studia Islamika, Vol. 10, No. 1,. hal.151-175.

HM, Muh Anwar. 2018. Manajemen Berbasis Sekolah (Alternatif Peningkatan Mutu
Pendidikan Madrasah. Expose: Jurnal Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar,
Vol.17, No.2,hal.608.

Kurnia, Rusdi. 2016. Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (Mbs) Dan Implementasinya.
FITRA: Jurnal Staitapaktuan, Vol. 2, No. 2, hal.109-112.

Mahyudin, Erta; dan Ambar Sri Lestari. 2021. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah
Dalam Rangka Pemberdayaan Sekolah (Studi Kebijakan Di Sekolah Dasar Dua Mei
Ciputat. Managere: Jurnal Perma Pendis Vol.3, No.1,. hal.37.

Manu, Lukas; dan Jusuf Blegur. 2017. Manajemen Berbasis Sekolah. Nusa Tenggara Timur:
Jusuf Aryani Learning, Hal. 1.

Nurkholis. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Gramedia, hal 23-24.

Pratiwi, Sri Nurabdiah. 2016. Manajemen Berbasis Sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas
Sekolah. Jurnal EduTech Vol. 2, No. 1,. hal.87.

Samlan, Hi. Ahmad. Optimalisasi Manajemen Berbasis Sekolah Dalam Pendidikan.


STADIUM: Jurnal Kajian Sosial Agama,hukum dan Pendidikan, Vol.18, No.1,hal.2.

S, Supriono, dan Achmad Sapari. 2001. Manajemen Berbasis Sekolah.


Jawa Timur: SIC, hal,5.

Widyanto, I Putu. 2019. Partisipasi Masyarakat Dalam Perkembangan Pendidikan Melalui


Manajemen Berbasis Sekolah (Mbs). Satya Sastraharing: E-Jurnal Institut Agam
Hindu, Vol.3, No.2, hal.97.

Widyastuti,Ana, dkk.2020. Manajemen Berbasis Sekolah:Konsep Strategi dan Perencanaan.


Medan: Yayasan Kita Menulis,hal.8-9

10
Yahya Mulyadi, dkk. 2021. Manajemen Berbasis Sekolah Dalam Peningkatan Kualitas
Pendidikan. PPHK (Jurnal Pendidikan Politik, Hukum Dan Kewarganegaraan
Vol.11,No.1, hal.45.

11

Anda mungkin juga menyukai