Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK”

Dosen Pengampu :
Hasan Hariri, SPd, MBA, PhD.
Bayu Saputra, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :

Asni Rahma Tika (2013023018)

Ika Diva Agustin (2013023004)

Siti Nurani (2013023040)

Tuti Idawati (2013023012)

Program Studi Pendidikan Kimia


Jurusan Pendidikan MIPA
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung
2021

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanya diperuntukkan kepada Sang Maha Pencipta dan Pemilik jiwa dan
ruh seluruh makhluk dan telah menjadikan Muhammad, Rasulullah saw sebagai teladan dan anutan
bagi seluruh umat manusia di dunia dan akhirat. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah
kepada Nabi termulia, Muhammad saw, segenap keluarganya, sahabat-sahabat, dan umat yang
senantiasa memegang teguh ajarannya sampai hari berbangkit. penyusun doakan semoga kita
semua berada dalam rahmat dan rhido-Nya, sehingga tak sedikitpun ruang dan waktu, melainkan
memberikan manfaat untuk umat dalam keseharian kita, Aamiin.

Dengan terselesaikannya makalah yang berjudul “Teori Belajar Behaviorisme” ini, tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena penyusun mengucapkan banyak terima kasih
kepada Bapak selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran. Kami menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan penulisan makalah dimasa yang
akan datang. Semoga Allah SWT senantiasa membalas amal baik yang telah Bapak/Ibu/Saudara
berikan, dan harapan penyusun semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan bagi
semua pihak yang telah membaca makalah ini.

Bandar Lampung, 8 April 2021

Penyusun

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................ 2


DAFTAR ISI ............................................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang .............................................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................... 4
C. Tujuan Masalah............................................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 6
A. Pengertian Teori Belajar Behavioristik .......................................................................................... 6
B. Tokoh-tokoh dan Pemikirannya Terhadap Teori Belajar Behavioristik.......................................... 6
C. Aplikasi Teori Belajar Behavioristik dalam Kegiatan Pembelajaran ............................................. 10
D. Ciri – ciri Teori Behavioristik ....................................................................................................... 11
E. Kelebihan dan Kekurangan Pemebelajaran Behavioristik ........................................................... 11
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................. 13
A. Kesimpulan ................................................................................................................................. 13
B. Saran ........................................................................................................................................... 14
PERTANYAAN…………………………………………………………………………………………………………………………………..15
PPT TEORI BELAJAR BEHAVIORITIK………………………………………………………………………………………………….16
NOTULENSI ............................................................................................................................... ………..17
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………………………………………19

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mengajar bukan semata-mata mentransfer ilmu yang dimilki oleh pendidik kepada peserta
didiknya, pendidik dan peserta didik bukanlah benda mekanik atau robot akan tetapi pendidik
maupun peserta didik dalam dunia pendidikan adalah manusia yang tentunya memilki keragaman,
karakteristik dan ciri khas, serta kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Belajar tentunya
memiliki berbagai macam teori yang telah dicetuskan oleh para pakar yang punya keahlian di
berbagai bidang keilmua yang penting dalam merumuskan teori belajar.

Teori adalah seperangkat azaz tentang kejadian-kejadian yang didalamnnya memuat ide,
konsep, prosedur dan prinsip yang dapat dipelajari, dianalisis dan diuji kebenarannya. Teori belajar
selalu bertolak dari sudut pandang psikologi belajar. Untuk itu dalam pemahasan ini penyusun akan
mengulas mengenai teori belajar yang berhubungan dengan psikologi yang berpijak pada
pandaangan behaviorisme dan aplikasinya dalam pembelajaran.

Metode behavioristik ini sangat cocok untuk perolehan kemampaun yang membuthkan
praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti : Kecepatan, spontanitas,
kelenturan, reflek, daya tahan dan sebagainya, contohnya: percakapan bahasa asing, mengetik,
menari, menggunakan komputer, berenang, olahraga dan sebagainya. Teori ini juga cocok
diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominasi peran orang dewasa, suka
mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan
langsung seperti diberi permen atau puji.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan teori belajar behavioristik?

2. Siapa sajakah tokoh tokoh pada teori belajar behavioristik?

3. Bagaimanakah tahap tahap perkembangan teori behavioristik?

4. Bagaimanakah aplikasi teori belajar behavioristik dalam pembelajaran?

5. Apa sajakah ciri ciri teori belajar behavioristik dalam pembelajaran?

6. Apa sajakah kelebihan dan kekurangan pembelajaran teori behavioristik?

4
C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan teori belajar behavioristik.

2. Untuk mengetahui siapa saja tokoh tokoh pada teori belajar behavioristik.

3. Untuk mengetahui bagaimana tahap tahap perkembangan teori behavioristik.

4. Untuk mengetahui bagaimana aplikasi teori belajar behavioristik dalam pembelajaran.

5. Untuk mengetahui apa saja ciri ciri teori belajar behavioristik dalam pembelajaran.

6. Untuk mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan pembelajaran teori behavioristik.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Belajar Behavioristik

Teori behavioristik adalah teori beraliran behaviorisme yang merupakan salah satu aliran
psikologi. Teori belajar behavioristik ini dikenal dengan sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan
Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Menurut teori
behaviorisme, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara
stimulus dan respon. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa
dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi
antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat menunjukkan
perubahan tingkah lakunya. Menurut teori ini yang terpenting adalah masukan atau input yang
berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa respons.Stimulus adalah sesuatu yang
diberikan guru kepada siswa misalnya daftar perkalian, alat peraga, pedoman kerja atau cara-cara
tertentu, untuk membantu belajar siswa, sedangkan respons adalah reaksi atau tanggapan siswa
terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Dalam teori ini tingkah laku dalam belajar akan
berubah apabila ada stimulus dan respons. Stimulus dapat berupa perlakuan yang diberikan kepada
siswa, sedangkan respons berupa tingkah laku yang terjadi pada siswa.

Menurut teori behaviorisme, apa yang terjadi diantara stimulus dan respons dianggap tidak
penting diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati
hanyalah stimulus dan respons. Oleh karena itu, apa saja yang diberikan guru (stimulus), dan apa
saja yang dihasilkan siswa (respons), semuanya harus dapat diamati dan diukur. Teori ini
mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal yang penting untuk melihat
terjadi tidaknya perubahan tingkah laku tersebut. Faktor lain yang juga dianggap penting oleh aliran
behavior adalah faktor pengutan (reinforcement). Penguatan adalah apa saja yang dapat
memperkuat timbulnya respon bila pengutan ditambahkan maka respon semakin kuat. Begitu juga
bila pengutan dikurangi responpun akan tetap dikuatkan. Misalnya, ketika peserta didik diberi tugas
oleh guru, ketika tugasnya ditambahkan maka ia akan semakin giat belajarnya. Maka penambahan
tugas tersebut merupakan penguat positif (positive reinforcement) dalam belajar. Bila tugas-tugas
dikurangi dan pengurangan itu justru meningkatkan aktifitas belajarnya, maka pengurangan tugas
merupakan penguatan negatif (negative reinforcement) dalam belajar. Jadi penguatan merupakan
suatu bentuk stimulus yang penting diberikan atau dikurangi untuk memungkinkan terjadinya
respon.

B. Tokoh-tokoh dan Pemikirannya Terhadap Teori Belajar Behavioristik

1. Ivan Petrovich Pavlov

6
Conditioning (pengkondisian atau persyaratan klasik) adalah proses yang ditemukan Pavlov
melalui percobaannya terhadap anjing, dimana perangsang asli dan netral dipasangkan dengan
stimulus bersyarat secara berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan. Eksperimen
yang dilakukan oleh Pavlov sangat berpengaruh terhadap pandangan behaviorisme yaitu gejala-
gejala kejiwaan seseorang yang dapat dilihat dari prilakunya, hal ini sesuai dengan pendapat Bakker
bahwa yang paling sentral dalam hidup manusia bukan hanya pikiran, peranan maupun bicara,
melainkan tingkah lakunya. Pikiran mengenai tugas atau rencana baru akan mendapatkan arti yang
benar jika ia berbuat sesuatu.Bertitik tolak dari asumsinya bahwa dengan menggunakan rangsangan-
rangsangan tertentu, perilaku manusia dapat berubah sesuai dengan apa yang di inginkan.
Kemudian Pavlov mengadakan eksperimen dengan menggunakan binatang (anjing) karena ia
menganggap binatang memiliki kesamaan dengan manusia.

Beberapa unsur penting yang menyebabkan terjadinya proses pengkondisian terhadap percobaan
Pavlov :

1. Unconditined Stimulus (US) yaitu rangsangan yang menghasilkan respon otomatis dan
alamiah dari makhluk hidup (dalam hal ini makanan)
2. Unconditioned Response (UR) yaitu respon yang otomatis dan alamiah oleh US (dalam hal ini
keluarnya air liur)
3. Conditioned Stimulus (CS) yaitu rangsangan netral yang dalam kondisi wajar tidak akan
menghasilkan respon otomatis dan alamiah dari makhluk hidup (dalam hal ini bunyi)
4. Conditioned Response (CR) Respon terkondisi yang terjadi (yakni keluarnya air liur)

Berdasarkan hasil eksperimen itu, Pavlov menyimpulkan bahwa hasil eksperimennya juga dapat
diterapkan pada manusia untuk belajar. Impilkasi hasil eksperimen tersebut pada belajar manusia
adalah:

1. Belajar adalah membentuk asosiasi antara stimulus respon secara selektif.


2. Proses belajar akan berlangsung apabila diberi stimulus bersyarat.
3. Prinsip belajar pada dasarnya merupakan untaian stimulus-respon.
4. Menyangkal adanya kemampuan bawaan.
5. Adanya clasical conditioning.

2. Edward Lee Thorndike

Edward Lee Thorndike merupakan seorang pendidik sekaligus psikolog berkebangsaan


Amerika.Thorndike menyatakan bahwa prilaku belajar manusia ditentukan oleh stimulus yang ada di
lingkungan sehingga menimbulkan respon secara refleks. Stimulus yang terjadi setelah sebuah
prilaku terjadi akan mempengaruhi prilaku. Dari eksperimen ini, Thorndike telah mengembangkan
hukum Law Effect.

Dalam melakukan sebuah eksperimennya, Thorndike menggunakan ruangan kecil yang ia sebut
puzzle box (kotak teka-teki). Seekor kucing lapar ditempatkan berbentuk kotak berjeruji yang
dilengkapi dengan peralatan, seperti pengungkit, gerendel, pintu, dan tali yang menghubungkan
pengungkit dengan gerendel tersebut. Peralatan ini ditata sedemikian rupa sehingga memungkinkan
kucing tersebut memperoleh makanan yang tersedia didepan sangkar tadi dan jika hewan itu

7
melakukan respons yang benar (seperti menarik tali, mendorong tuas, atau mendaki tangga), pintu
akan terbuka dan hewan tersebut akan diberi hadiah makanan yang diletakkan tepat di luar kotak.

Koneksionisme merupakan teori yang paling awal dari rumpun behaviorisme. Teori ini disebut
dengan teori koneksionisme atau “S -R Bond Theory” dan “S-R Psycology of learning” atau dikenal
dengan “Trial and Error Learning” Menurut Thorndike, ada beberapa hukum pokok dalam proses
belajar manusia, antara lain:

1. Law of Readiness, yaitu kesiapan untuk bertindak itu timbul karena penyesuaian diri dengan
sekitarnya yang akan memberikan kepuasan, hubungan antara stimulus dan respon akan
mudah terbentuk apabila ada kesiapan pada diri seseorang.
2. Law of Exercise, hubungan antara stimulus dan respon itu akan sangat kuat bila sering
dilakukan pelatihan dan pengulangan, dan akan menjadi lemah jika latihan tidak diteruskan.
3. Law of Effect, yaitu perbuatan yang diikuti dengan dampak atau pengaruh yang memuaskan
cenderung ingin diulangi lagi dan yang tidak mendatangkan kepuasan akan dilupakan.

3. Burrhus Frederic Skinner

Skinner merupakan seorang tokoh behavioris yang meyakini bahwa perilaku individu dikontrol
melalui proses operant conditioning dimana seseorang dapat mengontrol tingkah laku organisme
melalui pemberian reinforcement (balikan) yang bijaksana dalam lingkungan yang relatif besar.
Menurut skinner berdasarkan percobaanya terhadap tikus unsur terpenting dalam belajar adalah
penguatan. Maksudnya adalah penguatan yang terbentuk melalui ikatan stimulus respon akan
semakin kuat bila diberi penguatan. Bentuk penguatan positif berupa hadiah, perilaku, atau
penghargaan. Sedangkan bentuk penguatan negatif, antara lain menunda atau tidak memberi
penghargaan, memberikan tugas tambahan, atau menunjukkan perilaku tidak senang. Skinner tidak
sependapat pada asumsi yang dikemukakan Guthrie bahwa hukuman memegang peranan penting
dalam proses pelajar. Hal tersebut dikarenakan menurut skinner :

1. Pengaruh hukuman terhadap perubahan tingkah laku sangat bersifat sementara.


2. Dampak psikologis yang buruk mungkin akan terkondisi (menjadi bagian dari jiwa terhukum)
bila hukuman berlangsung lama.
3. Hukuman mendorong si terhukum mencari cara lain (meskipun salah dan buruk) agar ia
terbebas dari hukuman.
4. Hukuman dapat mendorong si terhukum melakukan hal-hal lain yang kadangkala lebih buruk
dari pada kesalahan pertama yang diperbuatnya.

Skinner lebih percaya kepada apa yang disebut sebagai penguat negatif. Penguat negatif tidak
sama dengan hukuman. Ketidaksamaannya terletak pada hukuman yang harus diberikan (sebagai
stimulus) agar respon yang akan muncul berbeda dengan respon yang sudah ada, sedangkan
penguat negatif (sebagai stimulus) harus dikurangi agar respon yang sama menjadi semakin kuat.

Menurut Skinner respon yang diterima seseorang tidak sesederhana itu, karena stimulus-
stimulus yang diberikan akan saling berinteraksi antar stimulus yang akan memengaruhi respon yang
dihasilkan. Respon yang diberikan memiliki konsekuensi-konsekuensi. Konsekuensi-konsuekensi
inilah yang nantinya memengaruhi menculnya perilaku. Oleh karena itu dalam memahami tingkah
laku seseorang secara benar harus memahami hubungan antara stimulus yang satu dengan yang

8
lainnya, serta memahami konsep yang mungkin dimunculkan dan berbagai konsekuensi yang
mungkin akan timbul akibat respon tersebut.

4. Edwin Ray Guthrie

Edwin Ray Guthrie adalah seorang penemu teori kontinguiti yaitu gabungan stimulus-stimulus
yang disertai suatu gerakan, pada waktu timbul kembali cenderung akan diikuti oleh gerakan yang
sama.Teori guthrie ini mengatakan bahwa hubungan stimulus dan respon bersifat sementara, oleh
karenanya dalam kegiatan belajar, peserta didik perlu sesering mungkin diberi stimulus agar
hubungan stiumulus dan respon bersifat lebih kuat dan menetap. Guthrie juga percaya bahwa
hukuman (punishment) memegang peranan penting dalam proses belajar. Hukuman yang diberikan
pada saat yang tepat akan mampu mengubah tingkah laku seseorang.

Salah asatu eksperimen Guthrie untuk mendukung teori kontiguitas adalah percobaannya
terhadap kucing yang dimasukkan ke dalam kotak puzle. Kemudian kucing tersebut berusaha keluar.
Kotak dilengkapai dengan alat yang bila disentuh dapat membuka kotak puzle tersebut. Selain itu,
kotak tersebut juga dilengkapi dengan alat yang dapat merekam gerakan-gerakan kucing di dalam
kotak. Alat tersebut menunjukkan bahwa kucing telah belajar mengulang gerakan-gerakan sama
yang diasosiasikan dengan gerakan-gerakan sebelumnya ketika dia dapat keluar dari kotak tersebut.
Dari hasil eksperimen tersebut, muncul beberapa prinsip dalam teori kontiguitas, yaitu:

1. Agar terjadi pembiasaan, maka organisme selalu merespon atau melakukan sesuatu.
2. Pada saat belajar melibatkan pembiasaan terhadap gerakan-gerakan tertentu, oleh karena
itu intruksi yang diberikan harus spesifik.
3. Keterbukaan terhadap berbagai stimulus yang ada merupakan keinginan untuk
menghasilkan respon secara umum.
4. Respon terakhir dalam belajar harus benar ketika itu menjadi sesuatu yang akan
diasosiasikan.
5. Asosiasi akan menjadi lebih kuat karena ada pengulangan.

Hal utama dari teori ini adalah guru harus dapat mengasosiasi stimulus respon secara tepat.
Dan peserta didik harus dibimbing melakukan apa yang harus dipelajari. Dalam mengelola kelas guru
tidak boleh memberikan tugas yang mungkin diabaikan oleh anak.

5. Jhon Broadus Waston

John B. Watson adalah seorang ahli psikologi Amerika pada tahun 1930, sebagai reaksi atas
teori psikodinamika. Perspektif behavioristik berfokus pada peran dari belajar dan menjelaskan
tingkah laku manusia.Asumsi dasar mengenai tingkah laku menurut teori ini bahwa tingkah laku
sepenuhnya ditentukan oleh aturan-aturan yang diramalkan dan dikendalikan.Menurut Watson dan
para ahli lainnya meyakini bahwa tingkah laku manusia merupakan hasil dari pembawaan genetis
dan pengaruh lingkungan atau situasional.Tingkah laku dikendalikan oleh kekuatan-kekuatan yang
tidak rasional.Hal ini didasari dari hasil pengaruh lingkungan yang membentuk dan memanipulasi
tingkah laku.

9
Menurut Watson (dalam Putrayasa, 2013:46), belajar sebagai proses interaksi antara stimulus
dan respons, stimulus dan respons yang dimaksud harus dapat diamati dan dapat diukur. Oleh sebab
itu seseorang mengakui adanya perubahan-perubahan mental dalam diri selama proses belajar.
Seseorang menganggap faktor tersebut sebagai hal yang tidak perlu diperhitungkan.

6. Clark Hull

Chark Hull adalah seorang behavioris yang amat terpengaruh oleh teori evolusi charles
darwin, bagi Hull semua fungsi tingkah laku itu berfungsi menjaga agar oranisasi tetap bertahan
hidup. Konsep sentral dalam teorinya berkisar pada kebutuhan biologis dan pemuas kebutuhan, hal
yang penting bagi kelangsungan hidup. Prinsip-prinsi utama teori Hull :

1. Reinfocement adalah faktor penting dalam belajar yang harus ada.


2. Dalam Pemenuhan hubungan S-R yang perlu dikaji adalah peranan dari intervening varieble
(Variabel penghalang)
3. Proses belajar baru terjadi setelah keseimbagan biologis terjadi.

Clark Hull juga menggunakan variable hubungan antara stimulus dan respon untuk
menjelaskan pengertian belajar. Namun sangat terpengaruh oleh teori evolusi Charles Darwin. Bagi
Hull, seperti hal nya teori evolusi, semua fungsi tingkah laku bermanfaat terutama untuk menjaga
agar organisme tetap bertahan hidup. Oleh sebab itu Hull mengatakan kebutuhan biologis (drive)
dan pemuasan kebutuhan biologis (drive reduction) adalah penting dan menempati posisi sentral
dalam seluruh kegiatan manusia, sehingga stimulus (stimulus dorongan) dalam belajar pun hampir
selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis, walaupun respon yang akan muncul mungkin akan
dapat berwujud macam-macam. Penguatan tingkah laku juga masuk dalam teori ini, tetapi juga
dikaitkan dengan kondisi biologis.

C. Aplikasi Teori Belajar Behavioristik dalam Kegiatan Pembelajaran

Aliran psikologi belajar yang sangat besar mempengaruhi arah pengembangan teori dan
praktek pendidikkan dan pembelajaran hingga kini adalah aliran behavioristik. Aliran ini menekankan
pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model
hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif.
Respons atau perilaku tertentu dapat dibentuk karena dikondisi dengan cara tertentu dengan
menggunakan metode drill atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila
diberikan reinforcement, dan akan menghilang bila dikenai hukuman. Istilah-istilah seperti hubungan
stimulus-respon, individu atau siswa pasif, perilaku sebagai hasil belajar yang tampak, pembentukan
perilaku (shaping) dengan penataan kondisi secara ketat, reinforcement dan hukuman, ini semua
merupakan unsurunsur yang sangat penting dalam teori behavioristik. Teori ini hingga sekarang
masih merajai praktek pembelajaran di Indonesia.

Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal
seperti; tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik siswa, media dan fasilitas
pembelajaran yang tersedia. Pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan berpijak pada teori
behavioristik memandang bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, tidak berubah. Tujuan

10
pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada penambahan pengetahuan, sedangkan
belajar sebagai aktivitas “mimetic”, yang menuntut siswa untuk mengungkapkan kembali
pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes. Penyajian isi atau materi
pelajaran menekankan pada ketrampilan yang terisolasi atau akumulasi fakta mengikuti urutan dari
bagian ke keseluruhan.

Pada jaman modern ini, aplikasi teori behavioristik berkembang pada pembelajaran dengan
powerpoint dan multimedia. Dalam pembelajaran dengan powerpoint, pembelajaran cenderung
terjadi satu arah. Materi disampaikan dalam bentuk powerpoint yang telah disusun secara rinci.
Sementara itu pada pembelajaran dengan multimedia, siswa diharapkan memiliki pemahaman yang
sama dengan pengembang, materi disusun dengan perencanaan yang rinci dan ketat dengan urutan
yang jelas, latihan yang diberikan pun cenderung memiliki satu jawaban benar. Feedback pada
pembelajaran dengan multimedia cenderung diberikan sebagai penguatan dalam setiap soal, hal ini
serupa dengan program pembelajaran yang pernah dikembangkan Skinner (Collin, 2012), dimana
Skinner mengembangkan model pembelajaran yang disebut “teaching machine” yang memberikan
feedback kepada siswa bila memberikan jawaban benar dalam setiap tahapan dari pertanyaan test,
bukan sekedar feedback pada akhir test.

D. Ciri – ciri Teori Behavioristik

Adapun cici-ciri dari teori belajar behavioristik antara lain :

1. Aliran ini mempelajari perbuatan manusia bukan dari kesadarannya, melainkan mengamati
perbuatan dan tingkah laku yang 6 berdasarkan kenyataan. Pengalamanpengalaman batin di
kesampingkan serta gerak-gerak pada badan yang dipelajari. Oleh sebab itu, behaviorisme
adalah ilmu jiwa tanpa jiwa.
2. Segala perbuatan dikembalikan kepada refleks. Behaviorisme mencari unsur-unsur yang
paling sederhana yakni perbuatanperbuatan bukan kesadaran yang dinamakan refleks.
Refleks adalah reaksi yang tidak disadari terhadap suatu pengarang. Manusia dianggap
sesuatu yang kompleks refleks atau suatu mesin.
3. Behaviorisme berpendapat bahwa pada waktu dilahirkan semua orang adalah sama.
Menurut behaviorisme pendidikan adalah maha kuasa, manusia hanya makhluk yang
berkembang karena kebiasaan-kebiasaan, dan pendidikan dapat mempengaruhi reflek
keinginan hati.

E. Kelebihan dan Kekurangan Pemebelajaran Behavioristik

Dalam teknik pembelajaran yang merujuk ke teori behaviouristik terdapat beberapa kelebihan di
antaranya :

1. Membiasakan guru untuk bersikap jeli dan peka pada situasi dan kondisi belajar.

11
2. Guru tidak banyak memberikan ceramah sehingga murid dibiasakan belajar mandiri. Jika
menemukan kesulitan, baru ditanyakan kepada guru yang bersangkutan.
3. Mampu membentuk suatu prilaku yang diinginkan mendapatkan penguatan positif dan
prilaku yang sesuia mendapat penghargaan negatif yang didasari dengan prilaku yang
tampak.
4. Dengan melalui pengulangan dan pelatihan yang berkesinambungan, dapat mengoptimalkan
bakat dan kecerdasan siswa yang sudah terbentuk sebelumnya. Jika anak sudah mahir dalam
bidang tertentu, akan lebih dikuatkan lagi dengan pembiasaan atau pengulangan yang
berkesinambungan tersebut dan lebih optimal.
5. Bahan pelajaran disusun secara hirarkis dari yang sederhana sampai kompleks dengan
tujuan pembelajaran dibagi dalam bagian-bagian kecil yang ditandai dengan pencapaian
suatu keterampilan tertentu mampu menghasilkan suatu perilaku konsisten terhadap bidang
tertentu .
6. Dapat mengganti stimulus yang satu dengan srimulus yang lainnya dan seterusnya sampai
respon yang diinginkan muncul.
7. Metode behavioristik ini sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang menbutuhkan
praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti: kecepatan, spontanitas,
kelenturan, refleksi, daya tahan, dan sebagainya.
8. Teori ini cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominansi
peran orang dewasa , suka mengulangi dan harus dibiasakan , suka meniru dan senang
dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi permen atau pujian.

Kekurangan dari teori belajar behaviorisme adalah :

1. Memandang belajar sebagai kegiatan yang dialami langsung, padahal belajar adalah kegiatan
yang ada dalam sistem syaraf manusia yang tidak terlihat kecuali melalu gejalanya.
2. Proses belajar dipandang bersifat otomatis-mekanis sehingga terkesan seperti mesin atau
robot, padahal manusia mempunyai kemampuan self control yang bersifat kognitif,
sehingga, dengan kemampuan ini, manusia mampu menolak kebiasaan yang tidak sesuai
dengan dirinya.
3. Proses belajar manusia yang dianalogikan dengan hewan sangat sulit diterima, mengingat
ada perbedaan yang cukup mencolok antara hewan dan manusia

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Behavioristik merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi
fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek–aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak
mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar.

Menurut teori ini, peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa
sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu. Refleks yang bisa meberikan respons kepada
peserta didik dalam proses pembelajaran.

Kaum behavioris menjelaskan bahwa belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku
dimana reinforcement dan punishment menjadi stimulus untuk merangsang pebelajar dalam
berperilaku. Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada penambahan
pengetahuan, sedangkan belajar sebagai aktivitas mimetic, yang menuntut pembelajar untuk
mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes.

Tokoh-Tokoh dan Pemikirannya terhadap Teori Belajar Behavioristik.

a. Thorndike : koneksionisme.

b. Watson : Conditioning

c. Edwin Gut hrie : Conditioning

d. Skinner : Operant conditioning

e. Pavlov : Classic Conditioning

Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal
seperti: tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik pelajar, media dan fasilitas
pembelajaran yang tersedia.

Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada penambahan pengetahuan,


sedangkan belajar sebagai aktivitas mimetic, yang menuntut pembelajar untuk mengungkapkan
kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes.

Teori ini memliki banyak kelebihan dan kekurangan. Sehingga apa yang menjadi kelebihannya
bisa menjadikan motivasi untuk menggairahkan belajar Dan kekurangannya kita renovasi agar bisa
lebih baik lagi.

13
B. Saran

Kami menyadri bawasannya, penyusun dari hasil revisi makalah ini hanyalah manusia yang
tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, sedangkan kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha
Kuasa, sehingga dalam penulisan dan penyusunannya revisi dari makalah ini masih jauh dari kata
sempurna.Oleh karena itu kami sebagai pemakalah memohon maaf yang sebesar-besarnya. Tetapi
satu harapan kami, kiranya dengan adanya makalah ini, bisa menambah wawasan para pembaca
tentang Aliran Teori Behavioristik.

14
Soal Teori Behavioristik

1.Belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan
respon merupakan pengertian berdasarkan teori....
a.Behaviorisme
b.Kognitifisme
c.Konstruktivisme
d.Afektifisme

2. Jika sebuah respons menghasilkan efek yang memuaskan, maka hubungan Stimulus - Respons akan
semakin kuat. Sebaliknya, semakin tidak memuaskan efek yang dicapai respons, maka semakin lemah
pula hubungan yang terjadi antara Stimulus- Respons merupakan teori belajar behaviorisme...
a. Law of Effect
b. Law of Readiness
c. Law of Exercise
d. Law of Respondent Conditioning

3. Dibawah ini yang merupakan tokoh teori behaviorisme, kecuali....


a. Ivan Pavlov
b. John Watson
c. Titchner
d. John Bowlby

4. 1. Reinfocement adalah faktor penting dalam belajar yang harus ada.


2. Proses belajar baru terjadi setelah keseimbagan biologis terjadi.
3. Keterbukaan terhadap berbagai stimulus yang ada merupakan keinginan untuk menghasilkan
respon secara umum.
4. Respon terakhir dalam belajar harus benar ketika itu menjadi sesuatu yang akan diasosiasikan.
5. Asosiasi akan menjadi lebih kuat karena ada pengulangan.
Berdasarkan pernyataan diatas yang termasuk prinsip - prinsip utama teori Hull adalah...
a. 1 dan 3
b. 1 dan 2
c. 2 dan 4
d. 3, 4, dan 5

5. Hewan yang digunakan dalam percobaan Povlov adalah....


a. Tikus
b. Kucing
c. Anjing
d. Ayam

15
PPT KELOMPOK 2
TEORY BELAJAR BEHAVIORISTIK

‘‘BEHAVIORISTIC
THEORY’’

16
NOTULENSI

SESI 1

1. Pertanyaan 1
Penanya : Emilia Nafaza (2013023002)
Penjawab : Ika Diva Agustin (2013023004)
Pertanyaan :
Beberapa tahun kedepan kita akan menjadi pengajar untuk siswa. Pertanyaan saya adalah
bagaimana cara kita melakukan pembelajaran kimia secara efektif dengan menggunakan teori
throndike?
Jawaban :
Menurut saya, kita dapat melakukan pembelajaran kimia secara efektif itu dengan
pengulangan materi, seperti memberikan sebuah latihan-latihan soal (tugas) setiap jam
pembelajaran dan posttes, yaitu evaluasi akhir dari suatu materi agar apa yang telah dijelaskan
kepada siswa tidak hilang atau lupa.

2. Pertanyaan 2
Penanya : Alvina Miranda (2013023016)
Penjawab : Tuti Idawati (2013023012)
Pertanyaan :
Pada aplikasi teori belajar behavioristik dalam kegiatan pembelajaran terdapat pembelajaran
dengan PowerPoint dan multimedia coba jelaskan apa perbedaan dari aplikasi teori
behavioristik berkembang pada pembelajaran dengan PowerPoint dan multimedia?
Jawaban :
pada zaman modern ini aplikasi teori behavioristik berkembang pada pembelajaran dengan
PowerPoint dan multimedia. dalam pembelajaran dengan power point pembelajaran
cenderung terjadi satu arah titik materi yang disampaikan dalam bentuk PowerPoint yang telah
disusun secara rinci. Sementara itu pada pembelajaran dengan multimedia, siswa diharapkan
memiliki pemahaman yang sama dengan pengembang, materi disusun dengan perencanaan
yang rinci dan ketat dengan urutan yang jelas, latihan yang diberikan pun cenderung memiliki
satu jawaban benar titik feedback pada pembelajaran dengan multimedia cenderung diberikan
sebagai penguatan dalam setiap soal, hal ini serupa dengan program pembelajaran yang
pernah dikembangkan skinner, dimana scanner mengembangkan model pembelajaran yang
disebut teaching machine yang memberikan feedback kepada siswa bila memberikan jawaban
benar dalam setiap tahapan dari pertanyaan tes, bukan sekedar feedback pada akhir tes.

SESI 2

1. Pertanyaan ke 1
Penanya : Artika Rahmadana (2013023026)
Penjawab : Ika Diva Agustin (2013023004)
Pertanyaan :
Apakah ada masalah yang mungkin muncul jika dalam suatu proses pembelajaran diterapkan
teori belajar behavioristik?
Jawaban :
17
Proses belajar dengan menggunakan teori behavioristik cenderung mengarahkan siswa untuk
berfikir secara linier dan konvergen sebab menurut teori ini, belajar merupakan proses
pembentukan atau shaping, yaitu membawa proses pembelajaran menuju atau mencapai
target tertentu, sehingga menjadikan siswa tidak bebas berkreasi dan berimajinasi.

2. Pertanyaan 4
Penanya : Nurul Hidayah (2013023022)
Penjawab : Siti Nurani (2013023040)
Pertanyaan :
Dalam ciri-ciri teori Behavioristik, Behaviorisme berpendapat bahwa pada waktu dilahirkan
semua orang adalah sama. Mengapa beliau berpendapat demikian? Apa yang menjadi
dasarnya?
jawaban :
Terori Behavioristik adalah teori yang memperlajari perilaku manusia, dan teori in lebih
menfokuskan untuk mengembangkan pengaruh kebiasaan-kebiasaan, dan pendidikan dapat
mempengaruhi reflek keinginan hati. Jadi beliau menyimpulkan bahwawaktu dilahirkan semua
orang adalah sama.

3. Pertanyaan ke 5
Penanya : Mulyawan (2013023038)
Penjawab : Asni Rahma Tika (2013023018)
Pertanyaan :
Apakah teori belajar behavioristik mudah diaplikasikan dalam pembelajaran
Jawaban :
Iya teori ini cukup mudah diaplikasikan, namun kembali lagi pada tujuan pembelajaran, sifat
dan materi, media serta fasilitas yg tersedia. yang penting untuk diperhatikan pada teori ini
adalah stlimulus dan respon. Proses yang terjadi diantara stimulus dan respon tidak penting
untuk diperhatikan sebab tidak dapat di ukur. Ditambah lagi dalam teori ini belajar dikatakan
sebagai sebagai aktivitas mimetik yang menuntut siswa untuk mengungkapkan kembali
pengetahuan yang sudah dipelajari sehingga mudah di aplikasikan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Budiningsih, C. Asri, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005 Baharuddin,
Paradigma Psikologi Islami, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004

Suyono dan Harianto, Belajar dan Pembelajaran, Bandung : Belajar dan Pembelajaran, 2012

Nahar, Novi Irwan. Penerapan Teori Belajar Behavioristik Dalam Proses Pembelajaran. Desember
2016. Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol.1.

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/T%20behaviouristik.pdf

http://eprints.umsida.ac.id/1278/1/PSI%20Teori%20bljr.pdf

http://journal.iaimsinjai.ac.id/index.php/al-qalam/article/view/239/158

19

Anda mungkin juga menyukai