DiSUSUN OLEH:
Kelompok 9
AHMAD ICHSAN RIDZANI :220101010446
ABDUL HAMID : 220101010844
Dalam penyusunan makalah ini kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penyusun sendiri maupun kepada pembaca umumnya. Kami
mohon maaf apabila ada kekurangan maupun kesalahan pada penulisan
makalahini untuk itu kami berterima kasih apabila pembaca memberi saran atau
kritikan kepada kami.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Rumusan Masalah
Tujuan
1
Azizi Hasbulloh, 2010
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian I’jaz Lughowi
I‟jazul Qur‟an terdiri dari 2 kata yaitu ”I’jaz” dan ”Al-Qur’an”. Kata I’jaz
secara etimologi adalah melemahkan.
Dikarenakan bahasa yang memiliki makna yang tinggi ini lah Al Quran
menjadi mukjizat nabi Muhammad SAW untuk membantah orang-orang Arab
pada masa itu yang mengatakan bahwa Al Quran adalah syair.
2
Isa, D. J. (2016). I’JAZ LUGHAWI DALAM SURAH SYURA AYAT 7 DAN KAITANNYA
DENGAN ELEMEN GEOLOGI, 2.
B. Sejarah Ilmu i’jaz lughowi
Karena bangsa Arab telah mencapai standar tinggi dalam bahasa dan
sastra, Alquran menantang mereka. Meskipun mereka memiliki keterampilan
berbahasa yang tidak dapat ditandingi oleh orang lain, seperti keterampilan
berpuisi, syair atau prosa (natsar) yang memberikan penjelasan dalam gaya sastra
yang tidak dapat diakses oleh orang lain. Tapi tetap saja mereka tetap tak berdaya
di hadapan Al-Qur'an.3
3
Manna al-Qathan, “Mabahits fi Ulum al-Qur’an” diterjemahkan oleh Aunur Rafiq El-
Mazni, Pengantar Studi Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka Al-kautsar, 2010), cet. Ke-10, h. 323
4
Muhammad Zarqani, Manahilul Irfan fi Ulumil Quran, Juz III, (Mesir: Isa Al-Babi Al-Himabi, t.t.) h.
332
daripadanya? Al-Walid pun menjawab, “Seseungguhnya seluruh suku Quraisy
sudah mengetahui bahwa akulah yang paling kaya di antara mereka”. Kemudian
Abu Jahal berkata, “Kalau begitu, katakan sesuatu untuk meyakinkan kaummu,
bahwa engkau mengingkari bacaan Muhammad itu”. Lalu al-Walid menjawab,
“Aku bingung apa yang harus kukatakan. Demi Allah, tidak ada yang lebih
mengerti dari aku diantara kalian tentang syi’ir baik rijaznya, qasyidahnya
maupun segala macam dans egala jenis syi’ir yang halus dan indah. Demi Allah!
Aku belum pernah mendengar kata-kata yang seindah itu. Itu bukanlah syi’ir,
bukan sihir dan bukan pula kata-kata tukang sihir atau tukang ramal seperti yang
dikatakan orang selama ini. Sesungguhnya al-Qur‟an itu ibarat sebuah pohon yang
rindang, akarnya terhujam dalam tanah, susunan kata-katanya amat manis dan
sangat enak didengar. Itu bukan kata-kata manusia. Ia sangat tinggi dan tidak ada
yang dapat menandingi dan mengatasainya.5
Diantara pendusta dan musyrik Arab pada saat itu, yang mencoba
berusaha menandingi al-Qur‟an ialah Musailamah al-Kadzdzab. Ia mengaku
bahwa dirinyapun mempunyai Al-Qur‟an yang diturunkan dari langit dan dibawa
oleh Malaikat yang bernama Rahman. Diantara gubahan-gubahannya yang
dimaksudkan untuk mendandingi Al-Qur‟an itu adalah antara lain:
ِ ّْالط ِ ُْي نَِّقي ماتُنَ ِق ْْي أ َْعالَ ِك ِِف اْمل ِاء وأَس َفل
ِ ك ِِف ِ ِض ْف َدع بِْن
ْي ْ َ َ َ َ ْ ِ ْ ت ض ْف َد َع ُ ُ
Artinya:
“Hai katak, anak dari dua katak. Bersihkan apa saja yang akan engkau
bersihkan, bagian atas engkau di air dan bagian bawah engkau di tanah”.
5
Muhammad Ali al-Shabuny, al-Tibyan fi Ulum al-Qur’an, (Bairut: Dar al-Irsyad, 1970), h. 104
gubahan yang dikatakannya sebagai ungkapan yang sama dengan ayat al-Qur‟an,
yang dia katakannya diturunkan kepadanya sebagai wahyu.”6
6
Munawar Khalil, Al-Qur’an dari Masa ke Masa, (Semarang: Ramadani, t.th), h. 67
C. Contoh-contoh I’jaz lughowi di dalam Al Qur’an
Setiap ayat dalam Alquran mempunyai korelasi dengan ayat sebelumnya, seperti
muqabalah (kata yang bertolak belakang) antara sifat-sifat orang mukmin dengan
sifat-sifat orang musyik, ancaman bagi mereka dan janji bagi yang lainnya, ayat-
ayat yang berkaitan dengan rahmat disebut setelah ayat-ayat yang berkaitan
dengan azab, dan sebagainya. Contohnya :
Allah berfirman :
“Menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka
apa yang buruk.” (QS. Al-A‟raf : 157).
Allah berfirman :
َُ ت َواأل َ ْر
}7 : ض { األنعام ُِ س َم َاوا َُّ ِ ُا ْل َح ْم ُد
َّ لِلِ الَّذِي َخلَقَُ ال
“Segala puji bagi Allah Yang telah menciptakan langit dan bumi...” (QS. Al-
An‟am : 1)
2) al-hamdu sebagai pembuka Alquran.
Contohnya :
Allah berfirman :
“Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, Maha pemurah lagi Maha
Penyayang, Yang menguasai hari pembalasan.” (QS. Al-Fatihah: 2-4)
Allah berfirman :
“Segala puji bagi Allah Yang telah menurunkan Al-Kitab (Alquran) kepada
hambanya-Nya... (QS. Al-Kahfi : 1)7
Seperti surat (28) Al-Qashash : Surat ini diawali oleh kisah Nabi Musa
yang mengalami aneka rupa cobaan dalam menghadapi kekejaman Fir‟aun.
Kemudian diakhiri dengan hiburan dari Allah kepada Nabi Muhammad dan para
sahabatnya yang selalu disakiti, diejek, dan diusir oleh orang-orang musyik
Mekkah dengan menerangkan bahwa orang-orang yang beriman itu akan
menerima cobaan atas keimanan kepada nabi mereka, seperti yang dialami oleh
Nabi Musa dan Bani Israil.
7
ibid
2) Dalam surat Quraisy Allah memerintahkan manusia untuk menyembah hanya
kepada-Nya maka dalam surat Al-ma‟un Allah mencela orang yang salat dengan
lalai dan riya.
ٍ ِ ِ
ِ والْب ي. ِِف رٍّق مْن ُشوٍر. اب مسطُوٍر
}:-7 : ت الْ َم ْع ُموِر { الطور َْ َ َ َ ْ َ َ َوكت. َوالطُّور
3) Dua kata yang sama dalam wazan dan huruf-huruf sajaknya, seperti8
ْ َوََنَا ِر ُق َم
ُّ ِ َوَزَر. ٌص ُفوفَة
}7<-7; : اِب َمْب ثُوثَةٌ { الغاشية
8
http://www.warna-sahabat.com/2014/05/ijaz-lughawi-aspek-bahasa-alquran.html.
2. Segi ushlub bahasa yang terkandung
Uslub Alquran memilki keistimewaan yang tidak akan didapati pada omongan
manusia.
·Memiliki fashahah (ketepatan dalam pilihan kata, baik lafalnya, intonasi, dan
sebagainya), serta mengandung balaghah. (kefasihan lidah).9
Contohnya :
· Allah berfirman:
9
http://www.warna-sahabat.com/2014/05/ijaz-lughawi-aspek-bahasa-alquran.html.
: { األنفال...ت َعلَْي ِه ْم آايتُوُ َز َادتْ ُه ْم إِْْيَا اًن ِ
}8 ْ َوإِذَا تُلي...
َ
B) Isti’arah (pinjaman), yaitu suatu lafazh yang digunakan tidak menurut arti asli.
Contoh :
· Allah berfirman :
Lafazh “isyta’ala” dalam ayat di atas adalah lafazh isti‟arah, karena arti
asalnya “menyala” untuk api bukan untuk uban. Namun karena uban itu terjadi
sedikit demi sedikit, maka tak ubahnya seperti nyala api pada arang.
Contohnya :
· Allah berfirman :
10
ibid
11
ibid
“Perumpamaan orang-orang menjadikan pelindung-pelindung selain Allah, tak
ubahnya seperti labak-labak yang membuat rumah, padahal sesungguhnya rumah
yang paling lemah adalah rumah labak-labak, jika mereka mengetahui.” (QS. Al-
Ankabut:41)
Ayat ini gambaran yang jelas bahwa pegangan orang-orang musyrik dalam
beribadah kepada selain Allah itu adalah pegangan yang paling lemah. Mereka
berusaha dengan mencurahkan tenaga dan pikiran, akan tetapi mereka tidak akan
dapat memetik buah dari hasil usaha itu. Ini tak ubahnya seperti usaha labak-labak
yang membuat rumah atau sarang, padahal yang dibuatnya itu sangat rapuh, tidak
sesuai dengan jerih payah yang telah dikerahkan.12
Contohnya :
·Allah berfirman :
ِ
ِ ص
}7=? : { البقرة... ٌاص َحيَاة َ َولَ ُك ْم ِِف الْق
“Dan dalam qishah itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu...” (QS. Al-
Baqarah : 179).
E) Al-Ithnab, yaitu menambah lafazh pada suatu makna untuk memberi tambahan
kaidah, seperti
12
ibid
1. Menyebutkan sesuatu yang khusus setelah yang umum
Contohnya :
· Allah berfirman :
“Peliharalah segala salat (mu), dan (peliharalah) salat wustha”. (QS. Al-Baqarah :
238).
Contohnya :
· Allah berfirman :
“Jangan lah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu) dan
jangan lah begitu, kelak kamu akan mengetahui. (QS. At-Takasur : 3-4).
Lafazh “saufa ta’lamun” disebut kembali setelah yang pertama, dengan maksud
untuk memberikan rasa takut yang berlebihan terhadap kesalahan yang mereka
lakukan.
Contohnya :
· Allah berfirman :
13
ibid
ِ
ُ إِ هاي َك نَ ْعبُ ُد َوإِ هاي َك نَ ْستَع
} ; : ْي { الفاحتو
“Hanya kepada engkau lah kami beribadah dan hanya kepada engkau lah kami
memohon pertolongan (QS. Al-Fatihah : 5).
14
ibid
D. Hikmah mempelajari ilmu i’jaz lughowi
PENUTUP
KESIMPULAN
Dikarenakan bahasa yang memiliki makna yang tinggi ini lah Al Quran
menjadi mukjizat nabi Muhammad SAW untuk membantah orang-orang Arab
pada masa itu yang mengatakan bahwa Al Quran adalah syair.
Muhammad Zarqani, Manahilul Irfan fi Ulumil Quran, Juz III, (Mesir: Isa
Al-Babi Al-Himabi, t.t.)
http://www.warna-sahabat.com/2014/05/ijaz-lughawi-aspek-bahasa-
alquran.html.