Disusun oleh:
Kelompok 1
Kelas 6A
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menuntaskan
pembuatan makalah yang berjudul “Sejarah Sastra Arab Prosa Periode Jahiliyah.
Tidak lupa sholawat beserta salam semoga tetap terlimpah curahkan kepada
Rosulullah Shallallahu A’laihi Wasalam juga kepada keluarganya, shabatnya,
tabi’in, dan tabi’ut tabi’in serta kita semua selaku ummatnya.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Sejarah Sastra Arab yang membahas tentang Sejarah Prosa pada Periode
Jahiliyah atau Pra-Islam. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada seluruh
pihak yang telah berkontribusi dalam penyelesaian makalah ini yakni kepada Bapak
Taryadi S.S.,M.Hum selaku dosen pengampu mata kuliah dan kepada seluruh
anggota kelompok yang telah menjalankan tugasnya.
Makalah ini kami harap dapat menjadi bahan referensi bagi pembaca dan
dapat dijadikan sebagai bahan literatur untuk mengetahui sejarah prosa pada masa
Pra-Islam.
Kami menyadari bahsa dalam pembuatan makalah ini tim penyusun tidak
luput dari kesalahan, maka dari itu kami sangat terbuka atas seluruh saran dan
masukan sebagai bahan refleksi diri kami dan sebagai pembelajaran bersama.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
B. Saran .................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an yang kita kenal saat ini sebagai kitab suci umat muslim
dan pedoman hidupnya serta merupakan rahmatan lil’alamin, Al-Qur’an
yang memiliki keagungan dan keindahan bahasanya merupakan mukjizat
terhebat dari Nabi Muhammad Shalallhu A’laihi Wasalam. Hal itu tiada lain
tiada bukan adalah karena isi yang terkandungnya dapat mmeberikan
petunjuk dan media penyampaia isinya juga adalah bahasa.
Bahasa sebagaimana kita ketahui adalah sarana utama komunikasi antar
manusia untuk memahami satu sama lain, untuk mengerti ilmu
pengetahuan, dan juga untuk mendapatkan apa yang ada dalam pikiran
orang lain maupun perasaannya, semua itu dapat dipahami dengan media
perantara berupa bahasa.
Al-Qur’an yang turun pada tahun 610 masehi yang lalu menjadi
simbol dan bukti bahwa bahasa yang diturunkan bukanlah sembarang
bahasa arab yang dilantunkan dari manusia biasa, melainkan ia berisikan
kalam Allah. Al-Qur’an menjadi mukjizat karena dapat mengalahkan
seluruh kebahasaan Arab badui dari segi sastrawinya. Hal itulah yang
menunjukkan bahwa Al-Qur’an bukan sekedar berisi bahasa manusia biasa.
Melihat perkembangan zaman dan peradaban umat muslim hari ini,
kita mengerti bahwa Al-Qur’an memiliki keindahan bahasa, namun tidak
paham mengapa Al-Qur’an bisa dinobatkan sebagai kitabullah yang
memiliki tingkat kebahasaan yang tinggi. Untuk memahami hal tersebut
perlu dilakukan kajian bahwa kiab ini turun di masa keemasan sastra arab
pada zamannya, dan kitab ini menjadi pemenang telak sebagai kitab yang
memiliki keindahan bahasa tiada tanding. Sebelum kita memahami dan
meyakini mengapa Al-Qur’an adalah kitab bersastra juga, kita perlu
mengetahui bagaimana sejarah dan peradaban karya sastra pada zaman
jahily waktu itu barulah kita akan mengerti betapa agungnya bahasa Ai-
1
Qur’an. Sebagai penikmat sastra selain mengagumi bahasa puisi, prosa
dalam bentuk novel atau cerpen juga merupakan konsumsi manusia yang
paling menyentuh hati.
Dunia sastra memiliki tiga bagian yakni prosa, puisi, dan drama.
Pada pembahasan kali ini penulis akan membahas apa itu prosa dan
bagaimana sejarah perkembangannya pada masa jahiliy atau masa pra-
islam.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Jauhari, Qomi Akit Perkembangan Sastra arab Pada Masa Jahiliyah, 2011
3
Karya sastra jahiliy pada masa itu selalu menggambarkan
keadaan hidup yang dipengaruhi oleh keadaan geografi, genologi,
dan budaya seperti peperangan dan perdagangan. Karya sastra prosa
pada waktu itu jauh berbeda dengan sekarang yang berupa novel
atau cerpen, prosa pada waktu itu berbentuk khutbah, hikmah,
amtsal. Hampir seluruh syair dan khutbah pada masa jahiliy
diriwayatkan dari mulut kemulut kecuali yang termasuk ke dalam
Al-Mu’allaqat, hal ini disebebkan karena masyarakat Arab jahiliy
sangat tidak terbiasa dengan budaya menulis.
4
Jazirah Arab merupakan daerah yang terdiri dari padang
pasir dan tanah tandus juga beberapa titik tanah subur. Kawasan
padang pasir yang lebih mendominasi dan kawasan tanah subur yang
berada di Sabit di Utara, Hijaz di barat dan Yaman di barat daya
merupakan kawasan pinggiran (Ditbinpertais, 1982:8). Kondisi
alam jazirah Arab telah memberi pengaruh terhadap karakter
bangsanya, baik dari segi fisik yang bertubuh kekar, kuat dan
tangguh dan juga secara psikis yaitu melahirkan watak-watak khas
yakni sebagaimana yang dijelaskan Nourouzzaman Shiddiqi
(1983:102-110) adalah bangsa Arab sulit bersatu, gemar berperang,,
keras dan suka membalas dendam, kemudian pemabuk dan penjudi,
angkuh, selain karakter negatif yang telah disebutkan, bangsa Arab
juga di sisi lain dapat berperilaku dermawan, memiliki keberanian,
kesabaran, kesetiaan dan kejujuran.
a. Pengertian Prosa
5
dengan orang asing.. berdasarkan bentuknya prosa terdiri dari
beberapa macam yaitu khutbah, wasiat, amtsal, hikmah dan qisos.
a. Khutbah
6
ماء
ِ إن في ال ّس ّ لَ ِخبَرا و
ّ .إن في ُمدحاة و أنهار َمجراة
ضوا َ مابَا ُل النّاس يذهبون و ال يرجعون؟،األرض َل ِعبرا
ُ أر
َ َ يَق ِس ُم ُقس باهلل ق. أم ت ََر ُكوا تَنَا ُموا؟،فَأقا ُموا
ّ سما ال ِإث َم فيه
إن
ض ُل ِمن دينكم الذي أنتُم عليه َ ِ ِّلِ دينا هو أر
َ ضى لكم و أف
إنّكم لَتأتُون منَ األم ِر ُمن َكر
7
bin Qobishoh Asa-Syaibani agar menyerahkan harta
amanah yang dititipkan kepadanya oleh Nu‟man
ibnul Mundzir (salah seorang penguasa Irak). Hani
menolak permintaan tersebut demi menjaga amanah
yang dititipkan kepadanya sehingga terjadilah perang
antara tentara Persia dengan kabilah Bakr yang
dipimpin oleh Hani.
َ ِإنَ ال َحذَ َر ال، هَا ِلك َمعذُور خير ِمن نَاج فَ ُرور،َيا َمع َبكر
َ ال َمنِيةُ َوال،ظف ِر ِ صب َر ِمن أَس َبا
َ ب ال َ َو ِإن ال،يُن َِجي ِمن القَد ِر
طعنُ فِي ثَغ ِر ِ استِق َبا ُل ال َموت خير ِمن استِد َب،ُالدَنِية
َ َو ال،ار ِه
،ظ ُهو ِر ِ أَك َر ُم ِمنهُ ِفي األَع َج،النُ ُحو ِر
ُ از َو ال
b. Wasiat
8
Wasiat Hasyim ibn Abd Manaf -ayah dari Abdul
Muthalib kakek Nabi Muhammad SAW.- kepada
kaum Quraisy untuk memuliakan para jamaah haji
atau tamu Allah adalah sebagai berikut:
،ظ ُم َها أَح َم ًاال
َ َو أَع،سنُ َها ُو ُجوهًا
َ أَح،ب َ أَنتُم.َيا َمع قُ َريش
ِ سادَةُ ال َع َر
سا ًبا َو أَق َر ُب َها أَر َحا ًما
َ ط َها أَن
ُ س
َ وأَو.
أَك َر َم ُكم بِ ِوالَيَتِ ِه َو خَص ََ ُكم.ِت للا
ِ يَا َمع قُ َريش! أَنتُم جِ ار َينُ بَي
ِ سنَ َما َح ِفظَ َجار ِمن بِ ِج َو
ِاره َ َو َح ِفظَ ِمن ُكم أَح،نى إِس عَ ِامي ِل
َ َدُونَ ب
فَأَك ِر ُموا،ار ِه
ِ َج
فَإِن ُهم يَأتُونَ ُكم شُعثًا غَب ًرا ِمن ُك ِل بَ َل ِد،ار بَيتِ ِه
َ ضيفَهُ َو زَ و َ .
أَالَ َو ِإنِّى ُمخ ِرج،ب َه ِذهِ ال َبنِي ََ ِة لَو َكانَ َمال َيح ِم ُل ذَ ِل َك لَ َكفَيتُ ُمو ُه
ِ ّ فَ َو َر
ظلم َو َلم ِمن ُ َو َلم ُيؤخَذ ِب،ط ُع ِفي ِه َِ َر ِحم
َ الم تُق
َ ب َما ِلي َو َحالَ ِل ِه َم َ
ِ ط ِّي
فَ َمن شَا َء أَن يَفعض َل ِمن ُكم ِمث َل ذَ ِل َك فَعَ َل يَد ُخل فِي ِه،ُاضعُه ِ َح َرام فَ َو.
ِ ج َر ُجل ِمن ُكم ِمن َما ِل ِه ِلك ََرا َم ِة ُزو
ار ُ ت أَالَ يُخ ِر
ِ َوأَسأَلُ ُكم بِ ُحر َم ِة َهذَا البَي
ِ َو بَيت،طع فِي ِه َر ِحم َ ًام َو َلم تُق، ظلُ َلم يُؤخَذ،ط ِيبًاَ َللاِ َو َمعُونَتِ ِهم ِإال
َ َ َلم يُغت.
صب
Wahai kaum Quraisy, kalian adalah pemuka-
pemuka bangsa Arab, punya paras terbaik, cita-cita
yang tinggi, keturunan yang terbaik dan tali
silaturahmi yang kuat.
Wahai kaum Quraisy, kalian adalah tetangga
dekat rumah Allah, memberi kehormatan kepada
kalian untuk menjadi penguasanya, memilih kalian
menjadi tetangganya daripada anak turun bani Ismail
yang lain. Dan menjaga kalian sebaik menjaga
tetangga kepada tetangganya. Karena itu
muliakanlah para tamu rumah Nya. Sesungguhnya
mereka datang dari berbagai tempat yang jauh
dnegan susah payah.
Maka demi Rabnya ka`bah, seandainya
hartaku cukup untuk menjamu tamu-tamu Allah
9
maka aku tidak akan melibatkan kalian untuk
menjamunya. Ketahuilah aku mengeluarkan harta
terbaikku untuk menghormati tamu Allah, harta yang
kuperoleh dengan cara halal, tanpa memutus tali
silaturahmi, harta yang diambil tanpa kezaliman dan
tidak masuk di dalamnya barang haram, semua itu
aku khususkan untuk tamu Allah. Kalau di antara
kalian mau melakukan seperti yang aku lakukan
maka lakukanlah.
Aku minta demi haramnya rumah ini, jangan
sampai ada laki-laki yang mengeluarkan hartanya
untuk menghormat tamu baitullah kecuali dengan
kebaikan, jangan ada kezaliman, jangan ada
terputusnya silaturahmi, dan jangan ada
penggosoban (Al-Mursyidi, tt., 114)
d. Amtsal
10
rampas pedang ini darinya, sang ayah pun berfikir dan
melihat pedang tersebut, barulah ia sadar bahwa pemuda
inilah yang membunuh anaknya, sang ayah pun menebas
pemuda tadi hingga mati, ketika masyarakat mengetahui hal
tersebut mereka mengatakan: “Mengapa kau membunuh di
bulan haram”, sang ayah berkata : ف ال َعذ َل
ُ سي
َ س َبقَ ال
َ
“Pedangku telah mendahului celaan kalian”.
e. Hikmah
11
)f. Qasas (kisah jahiliyah
ث قَ َعدَ في ِ قَص ِر ِهَ ،و دَ َعا ابنَتَهُ َح ِلي َمةََ ،و كَانَت ِمن فَلَما َرأَى ذ ِل َك ال َح ِ
ار ُ
ب َمن َمر ِب َها ِمن ُجن ِد ِه، ط ِّي ًبا َو أَ َم َرهَا أَن تَ َ
ط ِّي َ ساء ،فَأَع َ
طاهَا َ أَج َم ِل ال ِنّ َ
طيِّبُ ُهم ،ثُم نَادَى :يَا فَتَيَان غَسانَ ،من قَتَ َل َم ِل َك
فَ َجعَلُوا يَ ُم ُّرو َن بِ َها َو تُ َ
َتى .فَقَا َل لُبَيد بن َعم ُرو الغَسان ألَبِي ِه :يَا أَبَت! ألَنا َ قَاتِ ُلري زَ و َجتهُ ابن ِ لح ة َ ا ِ
س َك، ضى فَر ِسى فَأَع ِطنِى فَر َ ري أَو َمقتُو ُل دُونَهُ الَ َم َحالَةََ ،و لَستُ أَر َ الح ة َ َم ِل ِك ِ
ش ِدّ لُ َبيد َعلَى ال ُمنذِر َ
ف س َو اقتَتَلُوا َ
سا َعةَ َ ف النّا َ ُ
سهُ ،فَ َل زَ َح َ فَأَع َ
طاهُ فَر َ
رض ََ ُه
َب َ
اب ال ُمنذ ِِر ِمن ُك ِّل َوجه ،نَزَ َل لُ َبيد
ضر َبةً ،ثُم أَلقَاهُ َعن فَر ِس ِهَ ،و ان َهزَ َم أَص َح ُ
َ
ث بِابنَ ِة َع ِّم َك ،فَقَد زَ وجتُ َك َها .فَقَا َل :بَل
ار ِ فَاحتَز َرأسَهَُ ،وأَقبَ َل بِ ِه إِ َ
لى ال َح ِ
ص َرفتُ اس اِن َ ف الن ُ ص َر َف فَأ ُ َوا ِسى أَص َحا بِنَفسِى ،فَإِذَا ان َ .أَن َ
ص ِر ُ
ف أَخَا ال ُمنذ ِِر قَد َر َج َع ِإلَي ِه الن ُ
اس َو ه َُو يُقَاتِلَُ ،وقَد اشتَدت َو َر َج َع فَ َ
صادَ َ
نِكَا َيتُهُ ،فَتَقَد َم لُ َبيد فَقَاتَ َل َحتى قُتِ َلَ ،ول ِكن لخ ان َهزَ َمَت ثَانِ َيةًَ ،و قَت َُلوا في ِ
يِ ،ممن كَانُوا ث ار ً س ُّروا َك ِ س ِن ِ ّ
الظف ِرَ ،بع َد أَن أَ َ ص َرفت غسان ِبأَح َ ُك ِّل َوجهَ .وان َ
ب
َم َع ال ُمنذ ِِر ِمنَ العَ َر ِ
12
Aku telah siapkan pasukan muda (berumur antara 34-
51 th) diatas kuda-kuda perang dan unta jantan. Kemudian
al-Harits menjawab: saya juga menyiapkan petarung muda
diatas kuda perang. Kemudian mereka bertemu dan
berperang, sampai beberapa hari, kadang hirah yang menang
dan kadang ghassasinah yang menang.
Melihat perkembangan perang yang mulai mencemaskan dia
duduk di istananya memanggil putrinya Halimah, seorang
wanita yang paling cantik di zamannya. Kemudian haris
memberi anaknya minyak wangi dan menyuruhnya memberi
wangian kepada seluruh prajuritnya. Kemudian para tentara
secara bergilir di beri wangian oleh Halimah,kemudian haris
bertitah, wahai seluruh prajurit Ghassan barang siapa yang
berhasil membunuh raja hirah, maka aku akan
menikahkannya dengan putriku halimah. Labid bin Amr al-
Ghassany berkata kepada bapaknya, aku akan membunuh
raja hirah atau sebaliknya akau terbunuh. Aku tidak rela
menggunakan kudaku, tolong berikan kudamu padaku.
Kemudian ayahnya memberikan kudanya pada labid.
Kemudian ketika berkecamuk perang dahsyat labid
terus mencari dan menyerang al-mundzir hingga mendapat
kesempatan membunuhnya dan menjatuhkan dari kudanya,
pasukan mundzir kemudian kacau dan kalah dalam berbagai
sisi. Kemudian Labid turun mengambil kepala Munzir dan
pergi menghadap al-Haris dan menyerahkan kepala
musuhnya kepadanya. Raja al- Haris berkata, anak pamanmu
telah menjadi milikmu, aku telah nikahkan dia denganmu.
Labid menjawab, tidak paman aku akan menjenguk teman-
teman yang terluka, kemudian Labid pergi.
Dalam perjalanan pulang Labid bertemu saudaranya
13
al-Mundir yang membawa sisa pasukannya yang marah
untuk membalas dendam. Kemudian terjadilah perang
dahsyat, Labid maju dengan gagah berani, seorang sendiri
dan yang paling depan, menyerang sampai terbunuh. Meski
Labid terbunuh tetapi tentara musuh kalah dan banyak yang
terbunuh. Tentara Ghassan kembali membawa kemenangan
setelah memperoleh banyak tawanan dari tentrara Munzir”
(Mujaz, 1962: 41).
a. Khutbah
14
menyampaikan pesan di khalayak ramai dengan maksud
tertentu. Pidato saat ini yang ada di Indonesia memiliki
kesamaan antara lain menggunakan kalimat yang padat dan
berbobot serta tidak terlalu bertele-tele.
b. Wasiat
d. Qasas (dongeng)
e. Mantra
15
f. Kepenulisan prosa
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
17
penulis hadirkan adalah kebudayaan masyarakat Indonesia pada saat ini
secara umum yang memiliki kesamaan pola budaya dalam bidang sastra.
18
DAFTAR PUSTAKA
19