Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

SEJARAH SASTRA ARAB PROSA PERIODE JAHILIYAH


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sejarah Sastra Arab
Dosen Pengampu : Taryadi S.S.,M.Hum

Disusun oleh:
Kelompok 1
Kelas 6A

Adi Siswanto 1215020005


Alma Nissaz Zahra 1225020016
Bagja Ghali Nuryadi 1215020000
Cundarojat Sidiq Saladin 1215020044

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ARAB


FAKULTAS ADAB HUMANIORA
UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menuntaskan
pembuatan makalah yang berjudul “Sejarah Sastra Arab Prosa Periode Jahiliyah.

Tidak lupa sholawat beserta salam semoga tetap terlimpah curahkan kepada
Rosulullah Shallallahu A’laihi Wasalam juga kepada keluarganya, shabatnya,
tabi’in, dan tabi’ut tabi’in serta kita semua selaku ummatnya.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Sejarah Sastra Arab yang membahas tentang Sejarah Prosa pada Periode
Jahiliyah atau Pra-Islam. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada seluruh
pihak yang telah berkontribusi dalam penyelesaian makalah ini yakni kepada Bapak
Taryadi S.S.,M.Hum selaku dosen pengampu mata kuliah dan kepada seluruh
anggota kelompok yang telah menjalankan tugasnya.

Makalah ini kami harap dapat menjadi bahan referensi bagi pembaca dan
dapat dijadikan sebagai bahan literatur untuk mengetahui sejarah prosa pada masa
Pra-Islam.

Kami menyadari bahsa dalam pembuatan makalah ini tim penyusun tidak
luput dari kesalahan, maka dari itu kami sangat terbuka atas seluruh saran dan
masukan sebagai bahan refleksi diri kami dan sebagai pembelajaran bersama.

Bandung, 24 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i


BAB I ............................................................................................................... 1
PENDAHULUAN............................................................................................. 1
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................... 2
BAB II .............................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ............................................................................................... 3
A. Sejarah Prosa dan Keadaan Bangsa Arab Jahiliy ...................................... 3
a. Sejarah Prosa Bangsa Arab Jahiliy ....................................................... 3
b. Keadaan Bangsa Arab Jahiliy ............................................................... 4
B. Pengertian dan Karakteristik Prosa Arab Jahiliy ....................................... 5
a. Pengertian Prosa .................................................................................. 5
c. Karakteristik Prosa Arab Jahliy ............................................................ 6
C. Perkembangan Prosa Arab Jahiliy............................................................ 6
a. Khutbah .............................................................................................. 6
b. Wasiat ................................................................................................. 8
d. Amtsal .............................................................................................. 10
e. Hikmah ............................................................................................. 11
f. Qasas (kisah jahiliyah) ....................................................................... 12
g. Saj’u al-Kuhhan (Mantra Jahiliyah) .................................................... 14
D. Sentuhan Prosa Arab Jahiliyah dengan Lokal Islam Nusantara ............... 14
a. Khutbah ............................................................................................ 14
b. Wasiat ............................................................................................... 15
c. Amtsal dan hikmah ............................................................................ 15
d. Qasas (dongeng) ................................................................................ 15
e. Mantra .............................................................................................. 15
f. Kepenulisan prosa ............................................................................. 16
BAB III........................................................................................................... 17
PENUTUP ...................................................................................................... 17
A. Kesimpulan .......................................................................................... 17

ii
B. Saran .................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an yang kita kenal saat ini sebagai kitab suci umat muslim
dan pedoman hidupnya serta merupakan rahmatan lil’alamin, Al-Qur’an
yang memiliki keagungan dan keindahan bahasanya merupakan mukjizat
terhebat dari Nabi Muhammad Shalallhu A’laihi Wasalam. Hal itu tiada lain
tiada bukan adalah karena isi yang terkandungnya dapat mmeberikan
petunjuk dan media penyampaia isinya juga adalah bahasa.
Bahasa sebagaimana kita ketahui adalah sarana utama komunikasi antar
manusia untuk memahami satu sama lain, untuk mengerti ilmu
pengetahuan, dan juga untuk mendapatkan apa yang ada dalam pikiran
orang lain maupun perasaannya, semua itu dapat dipahami dengan media
perantara berupa bahasa.
Al-Qur’an yang turun pada tahun 610 masehi yang lalu menjadi
simbol dan bukti bahwa bahasa yang diturunkan bukanlah sembarang
bahasa arab yang dilantunkan dari manusia biasa, melainkan ia berisikan
kalam Allah. Al-Qur’an menjadi mukjizat karena dapat mengalahkan
seluruh kebahasaan Arab badui dari segi sastrawinya. Hal itulah yang
menunjukkan bahwa Al-Qur’an bukan sekedar berisi bahasa manusia biasa.
Melihat perkembangan zaman dan peradaban umat muslim hari ini,
kita mengerti bahwa Al-Qur’an memiliki keindahan bahasa, namun tidak
paham mengapa Al-Qur’an bisa dinobatkan sebagai kitabullah yang
memiliki tingkat kebahasaan yang tinggi. Untuk memahami hal tersebut
perlu dilakukan kajian bahwa kiab ini turun di masa keemasan sastra arab
pada zamannya, dan kitab ini menjadi pemenang telak sebagai kitab yang
memiliki keindahan bahasa tiada tanding. Sebelum kita memahami dan
meyakini mengapa Al-Qur’an adalah kitab bersastra juga, kita perlu
mengetahui bagaimana sejarah dan peradaban karya sastra pada zaman
jahily waktu itu barulah kita akan mengerti betapa agungnya bahasa Ai-

1
Qur’an. Sebagai penikmat sastra selain mengagumi bahasa puisi, prosa
dalam bentuk novel atau cerpen juga merupakan konsumsi manusia yang
paling menyentuh hati.
Dunia sastra memiliki tiga bagian yakni prosa, puisi, dan drama.
Pada pembahasan kali ini penulis akan membahas apa itu prosa dan
bagaimana sejarah perkembangannya pada masa jahiliy atau masa pra-
islam.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah dan keadaan bangsa Arab jahily?


2. Apakah pengertian dan karakteristik prosa Arab jahily?
3. Bagaimana perkembangan prosa Arab jahiliy?
4. Bagaimana hubungan antara prosa Arab jahiliy dengan budaya lokal
Nusantara?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mngetahui sejarah dan keadaan bangsa Arab jahily.


2. Untuk mengetahui pengertin dan karakteristik prosa Arab jahily.
3. Untuk mengetahui perkembangan prosa Arab jahiliy.
4. Mengetahui hubungan antara prosa Arab dengan sentuhan budaya
lokal nusantara.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Prosa dan Keadaan Bangsa Arab Jahiliy

a. Sejarah Prosa Bangsa Arab Jahiliy

Sastra Jahiliyah memiliki periode sekitar tahun 500-610 M


berdasarkan studi perbandingan antara sastra Arab pada periode
Jahiliyah dan periode setelah munculnya Islam dapat ditarik
kesimpulan bahwa peran Isalam begitu besar dalam perubahan
sosiokultural bangsa Arab. 1
Sejarah sastra menurut Ahmad Hassan Zayyat (1996) adalah
ilmu yang membahas tentang kondisi bahasa dan produk bahasa
yang dihasilkan oleh pemilik bahasa tersebut dalam bentuk prosa
dan puisi setiap masa, yang meliputi kemajuan dan kemundurannya
juga yang memperhatikan sejarah dan biografi para sastrawan dan
para kritikusnya serta pengaruh sebagian dari mereka terhadap yang
lain dalam hal pemikiran, uslub dan penciptaan.
Sedangkan menurut Al-Iskandari (1978:10) menyatakan
bahwa kesusastraan bahasa setiap umat adalah segala prosa dan puisi
yang dihasilkan oleh fikiran putra bangsa yang menggambarkan
eatak dan kebasaan, daya khayal serta batas kemampuan mereka
dalam menggunakan bahasa yang bertujuan mendidik jiwa,
memperbaiki fikiran dan meluruskan lisan.
Pada masa ini penyair banyak mengenyam dan merasakan
perbedaan cipta karya sastra, yang sangat jauh perbedannya.
Bahkan, aspek kehidupan secara global pada masa jahili adalah
zaman yang penuh dengan kegelapan, kehancuran moral dan
kebodohan. Zaman ini merupakan waktu dimana moralitas manusia
menurun anjlok seperti tidak ada perabadan sama sekali.

1
Jauhari, Qomi Akit Perkembangan Sastra arab Pada Masa Jahiliyah, 2011

3
Karya sastra jahiliy pada masa itu selalu menggambarkan
keadaan hidup yang dipengaruhi oleh keadaan geografi, genologi,
dan budaya seperti peperangan dan perdagangan. Karya sastra prosa
pada waktu itu jauh berbeda dengan sekarang yang berupa novel
atau cerpen, prosa pada waktu itu berbentuk khutbah, hikmah,
amtsal. Hampir seluruh syair dan khutbah pada masa jahiliy
diriwayatkan dari mulut kemulut kecuali yang termasuk ke dalam
Al-Mu’allaqat, hal ini disebebkan karena masyarakat Arab jahiliy
sangat tidak terbiasa dengan budaya menulis.

b. Keadaan Bangsa Arab Jahiliy

Pada masa pra-islam ini bangsa Arab sudah merdeka terlepas


dari pengaruh kekuasaan asing, kecuali beberapa daerah kecil yang
masi dipengaruhi oleh imperium Romawi dan Persia. Kelompok –
kelompok masyarakat yang memiliki perbedaan pandangan hidup
akan selalu mengalami konflik sosial yang berujung dengan
permusuhan dan pertumpahan darah. Mereka tidak mengenal sistem
pemerintahan pusat sehingga jika terjadi perselisihan antar suku
tidak ada pihak yang akan menengahinya.
Hal ini terjadi dalam peristiwa perang Basus, yakni
peperangan antara Bani Bakar dan Bani Taghlib yang berlangsung
selama 40 tahun lebih. Kemudian terdapat Perang Dahis dan Perang
Ghabra yakni peperangan antara suku Abes dengan suku Dhubyan
yang terjadi selama beberapa kali peperangan. Adapun hukum yang
berlaku bagaikan hukum rimba yakni “yang kuat menindas yang
lemah”.
Keadaan bangsa Arab yang memiliki keistimewaan
berbahasa di buktikan dengan komentar dari Philip K. Hitti yakni
“keberhasilan penyebaran Islam diantaranya didukung oleh
kekuasaan bahasa Arab, khususnya bahasa Arab al-Qur’an.

4
Jazirah Arab merupakan daerah yang terdiri dari padang
pasir dan tanah tandus juga beberapa titik tanah subur. Kawasan
padang pasir yang lebih mendominasi dan kawasan tanah subur yang
berada di Sabit di Utara, Hijaz di barat dan Yaman di barat daya
merupakan kawasan pinggiran (Ditbinpertais, 1982:8). Kondisi
alam jazirah Arab telah memberi pengaruh terhadap karakter
bangsanya, baik dari segi fisik yang bertubuh kekar, kuat dan
tangguh dan juga secara psikis yaitu melahirkan watak-watak khas
yakni sebagaimana yang dijelaskan Nourouzzaman Shiddiqi
(1983:102-110) adalah bangsa Arab sulit bersatu, gemar berperang,,
keras dan suka membalas dendam, kemudian pemabuk dan penjudi,
angkuh, selain karakter negatif yang telah disebutkan, bangsa Arab
juga di sisi lain dapat berperilaku dermawan, memiliki keberanian,
kesabaran, kesetiaan dan kejujuran.

B. Pengertian dan Karakteristik Prosa Arab Jahiliy

a. Pengertian Prosa

Natsar (prosa) adalah kata-kata yang tidak berwazan dan


tidak berqofiah yakni penjelasan terhadap penggambaran suatu
realitas atau perasaan penulis secara deskriptif dengan
menggunakan bahasa yang gamblang dan umumnya bermakna
eksplisit. Natsar lebih dahulu ada eksistensinya dibandingkan syair
atau puisi karena mudah digunakan dan tidak ada ikatan, peraturan
dan juga karena kebutuhan manusia yang mendesak atas suatu cara
penggambaran sesuatu melalui kata-kata. Natsar dalam sastra Arab
dibagi dua ; natsar bersajak dan natsar mursal. Yang pertama apabila
terikat dengan satu qofiah setiap dua baris atau lebih, sedang yang
kedua tidak terikat dengan qofiah. Orang Arab sudah terbiasa
berbicara sesuai i’rab, tidak pernah melakukan kesalahan karena
kuatnya saliqah dan karena warisan serta minimnya bercampur

5
dengan orang asing.. berdasarkan bentuknya prosa terdiri dari
beberapa macam yaitu khutbah, wasiat, amtsal, hikmah dan qisos.

c. Karakteristik Prosa Arab Jahliy

Karya sastra Arab jahiliy memiliki beberapa karakter baik


puisi maupun prosanya. Berdasarkan apa yang dipaparkan oleh
Syauqi Dhaif, terdapat beberapa persyaratan dalam penyampaian
sebuah karya yaitu; pertama at-tamatstsul yaitu memberikan contoh
pengungkapan karya sastra dengan susunan yang baik. Kedua al-
adiqqah yaitu sifat ketelitian dalam penyampaian karya sastra.
Ketiga, al-ada’ al-sadid, yaitu penyamaian yang benar dengan
memberikan penjelasan beberapa kata asing dan penggunaan gaya
bahasa dalam karya sastra (Dhaif,tt:7)

C. Perkembangan Prosa Arab Jahiliy

a. Khutbah

i. Qus Bin saa’idah al-Ilyadi


Adalah seorang uskup dari Najran khatib arab yang
menyeluruh dan menjadi teladan dalam balagah.
Beliau seorang yang memiliki kata-kata yang
terdidik, kuat pengaruhnya, jauh dari kata-kata yang
berlebihan. Sebagaimana sajak prosanya di bawah ini
pendek dan jelas, yang beliau sampaikan dalam
khutbahnya di pasar Ukaz dan tersebt dalam buku
:‫صبح األعشى‬

، َ‫ و َمن ماتَ فات‬، َ‫عاش مات‬


َ ‫ َمن‬،‫عوا‬ُ ‫أيُها النّاس اسمعُوا و‬
َ ‫ و‬،‫ َليل داج و نَهار ساج‬،‫و ُك ّل ما هُو آت آت‬
ُ‫سماء ذات‬
‫أبراج و نُجوم ت َزهَر و ِبحار ت َزخَر و ِجبال ُمرساة و أرض‬

6
‫ماء‬
ِ ‫إن في ال ّس‬ ّ ‫لَ ِخبَرا و‬
ّ .‫إن في ُمدحاة و أنهار َمجراة‬
‫ضوا‬ َ ‫ مابَا ُل النّاس يذهبون و ال يرجعون؟‬،‫األرض َل ِعبرا‬
ُ ‫أر‬
َ َ‫ يَق ِس ُم ُقس باهلل ق‬.‫ أم ت ََر ُكوا تَنَا ُموا؟‬،‫فَأقا ُموا‬
ّ ‫سما ال ِإث َم فيه‬
‫إن‬
‫ض ُل ِمن دينكم الذي أنتُم عليه‬ َ ‫ِ ِّلِ دينا هو أر‬
َ ‫ضى لكم و أف‬
‫إنّكم لَتأتُون منَ األم ِر ُمن َكر‬

Wahai manusia dengarlah, pahami dan sadarlah.


Barangsiapa yang hidup pasti akan mati, dan
barangsiapa yang mati akan terlupakan. Segala yang
akan datang pasti datang.
Malam yang gelap gulita, siang yang terang
benderang, langit yang berbintang, intang yang
gemerlapan, laut yang pasang, gunung yang kokoh,
bumi yang terbentang dan sungai yang mengalir,
sungguh pada langit itu ada bukti-bukti penciptaan
yang agung dan pada bumi ada pelajaran. Kenapa
gerangan manusia manusia itu pergi dan tak mau
kembali? Mereka kerasan berada di suatu tempat
kemudian menetap? Ataukah dibiarkan kemudian
mereka tidur?
Qus bersumpah kepada Allah: ”Sungguh
Allah mempunyai agama dan Dia ridho agama itu
menjadi agamamu, dan agama itu lebih utama dari
agamamu yang kau miliki sekarang. Sungguh kamu
sekalian telah mendatangi sesuatu yang mungkar
(Al-Iskandary, 1978: 31).

ii. Hani Bin Qobishoh


Pada Pertempuran Dzi-Qorin. Pertempuran ini
bermula ketika Kisra (Raja Persia) memaksa Hani

7
bin Qobishoh Asa-Syaibani agar menyerahkan harta
amanah yang dititipkan kepadanya oleh Nu‟man
ibnul Mundzir (salah seorang penguasa Irak). Hani
menolak permintaan tersebut demi menjaga amanah
yang dititipkan kepadanya sehingga terjadilah perang
antara tentara Persia dengan kabilah Bakr yang
dipimpin oleh Hani.
َ‫ ِإنَ ال َحذَ َر ال‬،‫ هَا ِلك َمعذُور خير ِمن نَاج فَ ُرور‬،‫َيا َمع َبكر‬
َ‫ ال َمنِيةُ َوال‬،‫ظف ِر‬ ِ ‫صب َر ِمن أَس َبا‬
َ ‫ب ال‬ َ ‫ َو ِإن ال‬،‫يُن َِجي ِمن القَد ِر‬
‫طعنُ فِي ثَغ ِر‬ ِ ‫ استِق َبا ُل ال َموت خير ِمن استِد َب‬،ُ‫الدَنِية‬
َ ‫ َو ال‬،‫ار ِه‬
،‫ظ ُهو ِر‬ ِ ‫ أَك َر ُم ِمنهُ ِفي األَع َج‬،‫النُ ُحو ِر‬
ُ ‫از َو ال‬

َ ‫ قَا ِتلُوا‬: ‫َيا أ َ َل َبكر‬


ّ‫ف ِلل َمنَا َيا ِمن ُبد‬
“Wahai sekalian kaum Bakr, orang yang kalah secara
terhormat lebih baik dari orang yang selamat karena
lari dari medan juang, sesungguhnya ketakutan tidak
akan melepaskan kalian dari ketentuan Tuhan, dan
sesungguhnya kesabaran adalah jalan kemenangan.
Raihlah kematian secara mulia, jangan kalian
memilih kehidupan yang hina ini. Menghadapi
kematian lebih baik daripada lari darinya, tusukan
tombak di leherleher depan lebih mulia dibanding
tikaman di punggung kalian, wahai kaum Bakr…..
Berperanglah!!!! Karena kematian adalah suatu
kepastian.. “ (Al-Iskandary, 1978: 28,
ichsanmufti.wordpress.com)

b. Wasiat

i. Wasiat Hasyim ibn Abd Manaf

8
Wasiat Hasyim ibn Abd Manaf -ayah dari Abdul
Muthalib kakek Nabi Muhammad SAW.- kepada
kaum Quraisy untuk memuliakan para jamaah haji
atau tamu Allah adalah sebagai berikut:
،‫ظ ُم َها أَح َم ًاال‬
َ ‫ َو أَع‬،‫سنُ َها ُو ُجوهًا‬
َ ‫ أَح‬،‫ب‬ َ ‫ أَنتُم‬.‫َيا َمع قُ َريش‬
ِ ‫سادَةُ ال َع َر‬
‫سا ًبا َو أَق َر ُب َها أَر َحا ًما‬
َ ‫ط َها أَن‬
ُ ‫س‬
َ ‫وأَو‬.
‫ أَك َر َم ُكم بِ ِوالَيَتِ ِه َو خَص ََ ُكم‬.ِ‫ت للا‬
ِ ‫يَا َمع قُ َريش! أَنتُم جِ ار َينُ بَي‬
ِ ‫سنَ َما َح ِفظَ َجار ِمن بِ ِج َو‬
ِ‫اره‬ َ ‫ َو َح ِفظَ ِمن ُكم أَح‬،‫نى إِس عَ ِامي ِل‬
َ َ‫دُونَ ب‬
‫ فَأَك ِر ُموا‬،‫ار ِه‬
ِ ‫َج‬
‫ فَإِن ُهم يَأتُونَ ُكم شُعثًا غَب ًرا ِمن ُك ِل بَ َل ِد‬،‫ار بَيتِ ِه‬
َ ‫ضيفَهُ َو زَ و‬ َ .
‫ أَالَ َو ِإنِّى ُمخ ِرج‬،‫ب َه ِذهِ ال َبنِي ََ ِة لَو َكانَ َمال َيح ِم ُل ذَ ِل َك لَ َكفَيتُ ُمو ُه‬
ِ ّ ‫فَ َو َر‬
‫ظلم َو َلم ِمن‬ ُ ‫ َو َلم ُيؤخَذ ِب‬،‫ط ُع ِفي ِه َِ َر ِحم‬
َ ‫الم تُق‬
َ ‫ب َما ِلي َو َحالَ ِل ِه َم‬ َ
ِ ‫ط ِّي‬
‫ فَ َمن شَا َء أَن يَفعض َل ِمن ُكم ِمث َل ذَ ِل َك فَعَ َل يَد ُخل فِي ِه‬،ُ‫اضعُه‬ ِ ‫ َح َرام فَ َو‬.
ِ ‫ج َر ُجل ِمن ُكم ِمن َما ِل ِه ِلك ََرا َم ِة ُزو‬
‫ار‬ ُ ‫ت أَالَ يُخ ِر‬
ِ ‫َوأَسأَلُ ُكم بِ ُحر َم ِة َهذَا البَي‬
ِ‫ َو بَيت‬،‫طع فِي ِه َر ِحم‬ َ ‫ًام َو َلم تُق‬، ‫ظل‬ُ ‫ َلم يُؤخَذ‬،‫ط ِيبًا‬َ َ‫للاِ َو َمعُونَتِ ِهم ِإال‬
َ َ‫ َلم يُغت‬.
‫صب‬
Wahai kaum Quraisy, kalian adalah pemuka-
pemuka bangsa Arab, punya paras terbaik, cita-cita
yang tinggi, keturunan yang terbaik dan tali
silaturahmi yang kuat.
Wahai kaum Quraisy, kalian adalah tetangga
dekat rumah Allah, memberi kehormatan kepada
kalian untuk menjadi penguasanya, memilih kalian
menjadi tetangganya daripada anak turun bani Ismail
yang lain. Dan menjaga kalian sebaik menjaga
tetangga kepada tetangganya. Karena itu
muliakanlah para tamu rumah Nya. Sesungguhnya
mereka datang dari berbagai tempat yang jauh
dnegan susah payah.
Maka demi Rabnya ka`bah, seandainya
hartaku cukup untuk menjamu tamu-tamu Allah

9
maka aku tidak akan melibatkan kalian untuk
menjamunya. Ketahuilah aku mengeluarkan harta
terbaikku untuk menghormati tamu Allah, harta yang
kuperoleh dengan cara halal, tanpa memutus tali
silaturahmi, harta yang diambil tanpa kezaliman dan
tidak masuk di dalamnya barang haram, semua itu
aku khususkan untuk tamu Allah. Kalau di antara
kalian mau melakukan seperti yang aku lakukan
maka lakukanlah.
Aku minta demi haramnya rumah ini, jangan
sampai ada laki-laki yang mengeluarkan hartanya
untuk menghormat tamu baitullah kecuali dengan
kebaikan, jangan ada kezaliman, jangan ada
terputusnya silaturahmi, dan jangan ada
penggosoban (Al-Mursyidi, tt., 114)

d. Amtsal

Merupakan kalmat ringkas yang hadir melalui


sebuah kejadian terkenal yang melatar belakangi munculnya
kalimat itu. Contoh :
َ‫ف ال َعذ ل‬
ُ ‫سي‬
َ ‫س َبقَ ال‬
َ
“Pedang telah mendahului celaan.”
Kisah matsal ini adalah sebagai berikut:
Seorang Arab mengutus anaknya untuk mencari untanya
yang hilang, namun anaknya tak kunjung pulang, maka
pergilah sang ayah untuk mencari anaknya tersebut pada
bulan haram, di tengah perjalanan ia bertemu dengan
seorang pemuda dan menemaninya, sang pemuda tersebut
kemudian berkata: beberapa waktu lalu aku bertemu dengan
seorang pemuda dengan ciri-ciri begini dan begini dan aku

10
rampas pedang ini darinya, sang ayah pun berfikir dan
melihat pedang tersebut, barulah ia sadar bahwa pemuda
inilah yang membunuh anaknya, sang ayah pun menebas
pemuda tadi hingga mati, ketika masyarakat mengetahui hal
tersebut mereka mengatakan: “Mengapa kau membunuh di
bulan haram”, sang ayah berkata : ‫ف ال َعذ َل‬
ُ ‫سي‬
َ ‫س َبقَ ال‬
َ
“Pedangku telah mendahului celaan kalian”.

e. Hikmah

Hikmah jamaknya adalah Hikam, yaitu ungkapan


ringkas dan indah yang mengandung kebenaran yang dapat
diterima dan berisi petunjuk moral. Berbeda dengan matsal,
hikmah biasanya lahir dari orang-orang yang punya banyak
pengalaman, ilmu tinggi dan pengetahuan yang luas.
Sebagaimana juga hikmah tidak terikat dengan kejadian
tertentu. Contoh :
َ ‫ق ال‬
‫ط َم ِع‬ ِ ‫ت بُ ُرو‬
َ ‫الر َجا ِل تَح‬
ِ ُ‫ارع‬
ِ ‫ص‬َ ‫َم‬
“Kehancuran seorang lelaki terletak dibawah kilaunya
ketamakan”.
َ َ‫سلَ َك ال ُجدَدَ أَ ِمنَ ال ِعث‬
‫ار‬ َ ‫َمن‬
“Barang siapa menempuh jalan yang rata (lempang), pasti
tidak akan terperosok atau terjatuh”.
‫ف‬ ُ ‫ت ِظالَ ِل ال‬
ِ ‫س ُيو‬ َ ‫ت تَح‬
ِ ‫َخ ال َمو‬
”Sebaik-baik kematian adalah mati karena pedang (mati di
medan pertempuran”.
ّ ِ ‫ان أَنكَى ِمن كَل ِم ال‬
‫سنَا ِن‬ ِ ‫س‬َ ‫كَل ُم ال ِل‬
”Luka karena lisan lebih sakit dari pada luka karena terkena
ujung tombak”.

11
‫)‪f. Qasas (kisah jahiliyah‬‬

‫‪Berkut contoh pendek salah satu kisah penting Ayyam al-‬‬


‫‪Arab yaitu perang Hikmah‬‬
‫حليمة‬
‫لى‬
‫ار ِإ َ‬‫س َ‬ ‫ري‪ ،‬واستَقَر في ِ ِمل ِك ِه‪َ ،‬‬ ‫اء الس َء ِام َم ِلكُ الحِ ة َ‬ ‫ل َما ت ََولى ال ُمنذ ُِر ِبن َم ِ‬
‫طا ِل ًبا ِبثَأ ِر أَ ِبي ِه ِعن َد ُه‪َ ،‬و َب َعثَ ِإ َلي ِه‪ِ :‬إ ِّنى َقد أَع َد َدتُ َل َك‬
‫ارث الغَسا ِنى َ‬ ‫ال َح ِ‬
‫ارث‪ :‬قَد أَعدَدتُ لَ َك المرد على الجرد‪َ .‬و‬ ‫لى الفُ ُحو ِل‪ ،‬فَأ َ َجابَهُ ال َح ِ‬
‫ال ُك ُهول َع َ‬
‫ضا‪ ،‬ثُم اشتَبَ ُكوا في ِ‬
‫ارث أَي ً‬
‫ار إِلَي ِه ال َح ِ‬
‫س َ‬‫ار ال ُمنذ ُِر َحتى نَزَ َل بِ َمرج َح ِلي َمة‪َ ،‬و َ‬ ‫س َ‬
‫َ‬
‫ض ُهم ِمن بَعض‬
‫ف بَع ُ‬ ‫ب أَيا ًما يَنت ِ‬
‫َص ُ‬ ‫‪.‬ال ِقتَا ِل‪َ ،‬و َم َكثَت ال َحر ُ‬

‫ث قَ َعدَ في ِ قَص ِر ِه‪َ ،‬و دَ َعا ابنَتَهُ َح ِلي َمةَ‪َ ،‬و كَانَت ِمن‬ ‫فَلَما َرأَى ذ ِل َك ال َح ِ‬
‫ار ُ‬
‫ب َمن َمر ِب َها ِمن ُجن ِد ِه‪،‬‬ ‫ط ِّي ًبا َو أَ َم َرهَا أَن تَ َ‬
‫ط ِّي َ‬ ‫ساء‪ ،‬فَأَع َ‬
‫طاهَا َ‬ ‫أَج َم ِل ال ِنّ َ‬
‫طيِّبُ ُهم‪ ،‬ثُم نَادَى‪ :‬يَا فَتَيَان غَسان‪َ ،‬من قَتَ َل َم ِل َك‬
‫فَ َجعَلُوا يَ ُم ُّرو َن بِ َها َو تُ َ‬
‫َتى‪ .‬فَقَا َل لُبَيد بن َعم ُرو الغَسان ألَبِي ِه‪ :‬يَا أَبَت! ألَنا َ قَاتِ ُل‬‫ري زَ و َجتهُ ابن ِ‬ ‫لح ة َ‬ ‫ا ِ‬
‫س َك‪،‬‬ ‫ضى فَر ِسى فَأَع ِطنِى فَر َ‬ ‫ري أَو َمقتُو ُل دُونَهُ الَ َم َحالَةَ‪َ ،‬و لَستُ أَر َ‬ ‫الح ة َ‬ ‫َم ِل ِك ِ‬
‫ش ِدّ لُ َبيد َعلَى ال ُمنذِر َ‬
‫ف‬ ‫س َو اقتَتَلُوا َ‬
‫سا َعةَ َ‬ ‫ف النّا َ ُ‬
‫سهُ‪ ،‬فَ َل زَ َح َ‬ ‫فَأَع َ‬
‫طاهُ فَر َ‬
‫رض ََ ُه‬
‫َب َ‬
‫اب ال ُمنذ ِِر ِمن ُك ِّل َوجه‪ ،‬نَزَ َل لُ َبيد‬
‫ضر َبةً‪ ،‬ثُم أَلقَاهُ َعن فَر ِس ِه‪َ ،‬و ان َهزَ َم أَص َح ُ‬
‫َ‬
‫ث بِابنَ ِة َع ِّم َك‪ ،‬فَقَد زَ وجتُ َك َها‪ .‬فَقَا َل‪ :‬بَل‬
‫ار ِ‬ ‫فَاحتَز َرأسَهُ‪َ ،‬وأَقبَ َل بِ ِه إِ َ‬
‫لى ال َح ِ‬
‫ص َرفتُ‬ ‫اس اِن َ‬ ‫ف الن ُ‬ ‫ص َر َ‬‫ف فَأ ُ َوا ِسى أَص َحا بِنَفسِى‪ ،‬فَإِذَا ان َ‬ ‫‪.‬أَن َ‬
‫ص ِر ُ‬
‫ف أَخَا ال ُمنذ ِِر قَد َر َج َع ِإلَي ِه الن ُ‬
‫اس َو ه َُو يُقَاتِلُ‪َ ،‬وقَد اشتَدت‬ ‫َو َر َج َع فَ َ‬
‫صادَ َ‬
‫نِكَا َيتُهُ‪ ،‬فَتَقَد َم لُ َبيد فَقَاتَ َل َحتى قُتِ َل‪َ ،‬ول ِكن لخ ان َهزَ َمَت ثَانِ َيةً‪َ ،‬و قَت َُلوا في ِ‬
‫ي‪ِ ،‬ممن كَانُوا‬ ‫ث ار ً‬ ‫س ُّروا َك ِ‬ ‫س ِن ِ ّ‬
‫الظف ِر‪َ ،‬بع َد أَن أَ َ‬ ‫ص َرفت غسان ِبأَح َ‬ ‫ُك ِّل َوجه‪َ .‬وان َ‬
‫ب‬
‫َم َع ال ُمنذ ِِر ِمنَ العَ َر ِ‬

‫‪”Ketika Mundzir ibn Mai al- Samai Raja Hirah‬‬


‫‪diangkat menjadi raja. Dia berangkat mendatangi al- Harits‬‬
‫‪al-Ghassany raja Ghasasinah ingin membalas dendam‬‬
‫‪kematian ayahnya kepadanya. Kemudian Mundzir mengutus‬‬
‫‪utusan yang menyampaikan pesan:‬‬

‫‪12‬‬
Aku telah siapkan pasukan muda (berumur antara 34-
51 th) diatas kuda-kuda perang dan unta jantan. Kemudian
al-Harits menjawab: saya juga menyiapkan petarung muda
diatas kuda perang. Kemudian mereka bertemu dan
berperang, sampai beberapa hari, kadang hirah yang menang
dan kadang ghassasinah yang menang.
Melihat perkembangan perang yang mulai mencemaskan dia
duduk di istananya memanggil putrinya Halimah, seorang
wanita yang paling cantik di zamannya. Kemudian haris
memberi anaknya minyak wangi dan menyuruhnya memberi
wangian kepada seluruh prajuritnya. Kemudian para tentara
secara bergilir di beri wangian oleh Halimah,kemudian haris
bertitah, wahai seluruh prajurit Ghassan barang siapa yang
berhasil membunuh raja hirah, maka aku akan
menikahkannya dengan putriku halimah. Labid bin Amr al-
Ghassany berkata kepada bapaknya, aku akan membunuh
raja hirah atau sebaliknya akau terbunuh. Aku tidak rela
menggunakan kudaku, tolong berikan kudamu padaku.
Kemudian ayahnya memberikan kudanya pada labid.
Kemudian ketika berkecamuk perang dahsyat labid
terus mencari dan menyerang al-mundzir hingga mendapat
kesempatan membunuhnya dan menjatuhkan dari kudanya,
pasukan mundzir kemudian kacau dan kalah dalam berbagai
sisi. Kemudian Labid turun mengambil kepala Munzir dan
pergi menghadap al-Haris dan menyerahkan kepala
musuhnya kepadanya. Raja al- Haris berkata, anak pamanmu
telah menjadi milikmu, aku telah nikahkan dia denganmu.
Labid menjawab, tidak paman aku akan menjenguk teman-
teman yang terluka, kemudian Labid pergi.
Dalam perjalanan pulang Labid bertemu saudaranya

13
al-Mundir yang membawa sisa pasukannya yang marah
untuk membalas dendam. Kemudian terjadilah perang
dahsyat, Labid maju dengan gagah berani, seorang sendiri
dan yang paling depan, menyerang sampai terbunuh. Meski
Labid terbunuh tetapi tentara musuh kalah dan banyak yang
terbunuh. Tentara Ghassan kembali membawa kemenangan
setelah memperoleh banyak tawanan dari tentrara Munzir”
(Mujaz, 1962: 41).

g. Saj’u al-Kuhhan (Mantra Jahiliyah)

Contoh mantra jahiliyah yang lain sebagai berikut:

‫ َوقرنُهُ نطاح ذلت‬،‫ َوأَمرهُ نَ َجاح‬،‫ َودينُهُ فَالح‬،‫صالَح‬


َ ‫ َوقَولُه‬،‫ِمصبَا ُحه ِمصبَاح‬
‫الر َماح‬ َ ‫ لَو َوقَ َع الذباح َوسلت ال‬،‫الصيَاح‬
ِ ‫ َوموت‬،‫صفَاح‬ ِ ‫ َما يَنفَع‬،‫لَه البطاح‬.

“Lampunya benar-benar lampu, ucapannya membaca


kebaikan, agamanya membahagiakan, urusannya berhasil,
dan tanduknya adalah sapi jantan yang membuat ia
tersungkur, tidak ada gunanya teriakan (pengaduhan),
sekalipun ada pengorbanan, rusuk manusia tercabut, dan
mati akibat tusukan tombak” (Hussein Al-Hajj Hasan: 1990:
250).

D. Sentuhan Prosa Arab Jahiliyah dengan Lokal Islam Nusantara

a. Khutbah

Pidato yang masi sering diberikan pembina upacara


pada saat upacara bendera merupakan perwujudan dari
akulturasi khutbah pada masa lampau dimana seseorang

14
menyampaikan pesan di khalayak ramai dengan maksud
tertentu. Pidato saat ini yang ada di Indonesia memiliki
kesamaan antara lain menggunakan kalimat yang padat dan
berbobot serta tidak terlalu bertele-tele.

b. Wasiat

Surat peninggalan sebelum kematian yang sudah menjadi


tradisi di sebagian masyarakat Indonesia merupakan
perwujudan turun-temurun dari pola budaya bangsa Arab
pra-Islam dengan maksud menyampaikan pesan kepada
keluarga yang hendak ditinggalkan.

c. Amtsal dan hikmah

Indoensia memiliki istilah yang cukup sesua dengan


amtsal dan hikmah ini, yaitu peribahasa. Seperti halnya
“pedangku telah mendahului celaan kalian” dalam padanan
Indonesianya semakna dengan “nasi sudah menjadi bubur”.

d. Qasas (dongeng)

Sudah menjadi budaya Indonesia bahkan di setiap


daerah selalu memiliki doengeng asal-usul uatu tempat itu
terjadi terlepas dari bukti empiris yang menyertai dongeng
tersebut. Seperti halnya dongeng malin kundang, dongeng
Tangkuban Perahu.

e. Mantra

Rahasia umum yang masi terdapat pada beberapa


lapisan masyarakat kita yakni masi adanya kepercayaan
terhadap “orang pintar” atau paranormal yang dalam bahasa
sederhananya adalah dukun. Setiap dukun yang ada di
indonesia selalu memiliki bacaan-bacaannya tersendiri.

15
f. Kepenulisan prosa

Dalam perkembangannya pengaruh prosa jahiliy


memberikan dampak yang sangat jauh terhadap masyarakat
Indonesia yakni kegemaran atau budaya tulis menulis yang
menciptakan banyaknya penulis-penuis berprestasi di negara
ini.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Al-Qur’an di turunkan pada masa puncak keemasan kesusastraan


bangsa Arab jahiliyah pada saat itu sebagai bukti nyata yang mengalahkan
karya terbaik manusia, serta sebagai bukti mukjizat bahwa Al-Qur’an
merupakan wahyu Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Pemahaman keagungan
indahnya bahasa Al-Qur’an adalah dengan cara membandingkan dengan
sastra pada zaman itu, dengan kata lain kita harus mengetahui seperti apa
saja syair dan prosa jahiliyah untuk mengakui keindahan bahasa Al-Qur’an.
Makalah ini telah membahas tentang bagaimana prosa Arab
jahiliyah dan perkembangannya pada saat itu. Prosa-prosa yang
berkembang pada bangsa Arab jahiliy meliputi teks-teks khutbah, amtsal,
hikmah, wasiat, dan dongeng-dongeng serta mantra. Walaupun peradaban
mereka masih terbilang sederhana yang disebabkan unsur geografis,
genologi, dan budaya yang membuat bangsa Arab lebih cenderung
menyukai kekerasan dan saling berlomba menunjukkan siapa yang terbaik
antara kabilah atau kelompok masyarakatnya dan mayoritas mereka
terkenal dengan sebutan ummi atau tidak bisa membaca dan menulis.

B. Saran

Kebutuhan pemahaman akan bagaimana kebudayaan serta sejarah


sastra bangsa Arab jahiliy sangan dibutuhkan baik oleh masyarakat ataupun
oleh akademisi. Karena semakin kita paham keindahan bahasa Arab jahiliy,
maka akan semakin paham juga kita terhadap indahnya bahasa Al-Qur’an.
Sentuhan hubungan antara prosa Arab jahiliy dengan budaya lokal Islam
nusantara yang masi bisa dikaji lebih lanjut. Penulis masi kesulitan
mendapatkan data lebih lanjut terkait korelasi antara keduanya, yang bisa

17
penulis hadirkan adalah kebudayaan masyarakat Indonesia pada saat ini
secara umum yang memiliki kesamaan pola budaya dalam bidang sastra.

18
DAFTAR PUSTAKA

Jauhari, Qomi Akit. Perkembangan Sastra Arab pada Masa Jahiliyah.


Lingua Scientia. Volume 3 Nomor 1, Juni 2011.
Wargadinata, Wildana. Fitriani, Laily. Sastra Arab Masa Jahiliyah dan
Islam. UIN PRESS 2018.
Tahir, Gustia. Potret Bahasa Arab Dan Sastra Pada Zaman Pra Islam Dan
Sesudah Masuknya Islam Di Jazirah Arab. Islam, Literasi, Dan
Budaya Lokal. Prosiding Internasional. Gowa, Desember 2015.
Azizah, Dyah Nuurul. Karakteristik Dalam Sastra Arab. Tsaqofah dan
Tarikh Vol 4. No.2 Juli-Desember 2019.
Dahlan, Juwairiyah. Sejarah Sastra Arab Masa Jahili, Oktober 2011.
Buana, Cahya. Sastra Arab Klasik Seri Jahiliyah. Literasi
Nusantara, Agustus 2021.

19

Anda mungkin juga menyukai