Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KITAB-KITAB YANG MEMBAHAS RIJALUL HADIS DAN JARH WA


TA’DIL DAN PENGGUNAANNYA
Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sanad
Dosen Pengampu :
Lisfa Sentosa Aisyah, M.A

Disusun Oleh :
Kelompok 10

Imam Luthfi Alfathi Rabbani (11210360000080)


Ramdhan Zakaria (11210360000156)
Shodiq Putra (11210360000112)

KELAS 4C
PROGRAM STUDI ILMU HADIS
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan
kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga maupun pikiran kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Dengan pembahsan tentang
“Kitab kitab yang membahas Rijalul Hadist dan Jarh wa ta’dil” yang merupakan tugas
kelompok untuk memenuhi mata kuliah Hadis Ahkam. Shalawat serta salam tetap tercurahkan
kepada Nabi Muhammad saw beserta keluarga,sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir
zaman.

Dalam penulisan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Ibu Lisfa Sentosa Aisyah selaku dosen mata kuliah Ilmu Sanad atas
bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam mengerjakan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan
makalah ini. Maka dari itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari
pembaca sekalian. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya.
A. Latar belakang

Sebagaimana kita ketahui lebih kurang satu abad secara dominan hadis-hadis Nabi
diriwayatkan melalui lisan (dari mulut ke mulut) dengan mengandalkan daya ingatan (hapalan)
para perawinya. Hal ini terjadi karena mayoritas para sahabat tidak menuliskan apa yang
mereka dengar dari Nabi selain al-Qur’an, walau ada yang menulis selain al-Qur’an (Hadits
Nabi) tetapi biasanya tulisan itu hanya untuk pribadi mereka masing-masing.

Tentu selama kurun waktu yang begitu panjang tersebut sangat memungkinkan terjadi
kesalahan, kealpaan bahkan mungkin juga penyimpangan. Oleh karena itu maka dengan
pertimbangan ini menggugah ulama untuk mencurahkan kehidupannya mencari,
mengumpulkan dan meneliti Hadis Nabi yang dalam kurun waktu yang lama telah tersebar ke
perbagai penjuru daerah Islam yang terbentang luas. Upaya-upaya tersebut bertujuan tidak lain
adalah untuk mendapatkan keyakinan bahwa hadis-hadis Nabi benar-benar berasal dari Nabi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja kitab rijal alhadist ?
2. Apa saja kitab Jarh wa Ta’dil ?
3. Bagaimana Penggunaannya ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Kitab-kitab Rijal alhadist
2. Mengetahui Kitab-kitab Jarh Wa ta’dil
A. Pengertian Ilmu Rijal Al Hadis

Menurut bahasa, kata rijal berarti para kaum pria. Sedang Rijal al Hadis berarti orang
orang yang meriwayatkan hadis serta berkecimpungdengan hadis Nabi. Secara terminologi
ilmu ini didefenisikan dengan “ilmu yang membahas tentang keadaan para periwayat baik
dari kalangan sahabat, shahih, maupun generasi berikutnya”

Maksudnya ialah ilmu yang membicarakan seluk beluk dan sejarah kehidupan para
perawi, baik dari generasi sahabat, tabi’in maupun tabi’it tabi’in.

Dari pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa kedudukan ilmu ini sangat penting
dalam mempelajari sebuah hadis. Lebih lebih sebab kemunculannya yang berkait erat
dengan periwayatan hadis dan bahkan sudah mengambil porsi khusus dalam mempelajari
persoalan persoalan disekitar sanad. Dan diatas semua itu, tak bisa disangkal bahwa nilai
suatu hadis sangat dipengaruhi oleh karakter serta perilaku perawinya. Adapun para perawi
yang menjadi objek kajian ilmu rijal al hadis adalah :

a. Para sahabat sebagai penerima pertama : thabagat awwal (generasi pertama) atau sanad
terakhir karena menjadi penerima langsungdari sumber asalnya, yaitu Nabi SAW

b. Para tabi’in sebagai thabagat tsani (generasi ke dua)

c. Para muhadhramin yaitu orang orang yang mengalami hidup pada masa jahiliyah dan
masa Nabi. Dalam kondisi islam. Tetapi tidak sempat menemui nabi dan mendengarkan
hadis darinya.

d. Para mawaliy yaitu para perawi hadis dan ulama yang pada awalnya berstatus budak

B. Kitab-kitab Rijal Al-hadist

1. Pengertian Kitab-Kitab Rijal Umum

Kitab-kitab rijal umum adalah kumpulan literatur yang memuat biografi individu-
individu penting dalam konteks sejarah Islam. Istilah "rijal" dalam bahasa Arab berarti
"orang-orang" atau "individu-individu", sedangkan "kitab" berarti "buku" atau
"kumpulan". Kitab-kitab rijal umum berfungsi sebagai sumber referensi yang berisi
informasi tentang tokoh-tokoh terkemuka yang terlibat dalam peristiwa-peristiwa penting
dalam sejarah Islam.
Tujuan utama kitab-kitab rijal umum adalah untuk memberikan pemahaman mendalam
tentang kehidupan individu-individu ini, termasuk latar belakang mereka, peran mereka
dalam menyebarkan Islam, dan kontribusi mereka dalam pembentukan dan pengembangan
ajaran Islam. Kitab-kitab rijal umum juga berfungsi sebagai alat untuk memverifikasi
keabsahan hadis, yang merupakan sumber penting dalam pemahaman dan praktik agama
Islam.

2. Contoh Kitab-Kitab Rijal Umum yang Terkenal

Berikut adalah beberapa contoh kitab-kitab rijal umum yang terkenal dan penting dalam
tradisi Islam:

1. “Kitab al-Isaba”: Kitab ini ditulis oleh Ibnu Hajar al-Asqalani dan merupakan salah
satu kitab rijal umum yang paling terkenal. Al-Isaba berisi biografi para sahabat Nabi
Muhammad SAW dan informasi tentang keturunan mereka. Kitab ini juga menyediakan
ringkasan sejarah kehidupan para sahabat dan memberikan penilaian tentang karakter
mereka.

2. “Usud al-Ghabah fi Ma'rifat as-Sahabah”: Kitab ini ditulis oleh Ibnu al-Athir dan
juga termasuk dalam kitab-kitab rijal umum yang penting. Mencakup biografi lengkap para
sahabat Nabi Muhammad SAW, termasuk informasi tentang keluarga mereka, peran
mereka dalam peristiwa-peristiwa penting, dan kontribusi mereka dalam menyebarkan
Islam.

3. “Al-Tabaqat al-Kubra”: Al-Tabaqat al-Kubra, yang ditulis oleh Ibnu Saad, adalah
karya monumental yang menggambarkan kehidupan para sahabat, tabi'in, dan generasi
setelahnya. Kitab ini memberikan wawasan mendalam tentang sejarah awal Islam dan
memiliki nilai signifikan dalam meneliti kehidupan dan warisan individu-individu
terkemuka dalam sejarah Islam.

4. “Tahdhib al-Kamal”: Kitab ini ditulis oleh al-Mizzii dan berfokus pada biografi
perawi hadis. Tahdhib al-Kamal memberikan informasi tentang kehidupan perawi hadis,
latar belakang mereka, dan kualitas mereka sebagai perawi. Kitab ini penting dalam
memverifikasi keabsahan hadis dan menilai integritas perawi
5. “Al-Isti'ab fi Ma'rifat al-Ashab”: Kitab ini ditulis oleh Ibnu Abdil Barr dan mencakup
biografi para sahabat Nabi Muhammad SAW. Al-Isti'ab memberikan informasi tentang
latar belakang, peran, dan kontribusi para sahabat dalam sejarah awal Islam.

3. Contoh Kitab Rijal Khusus

*Kitab Rijal Khusus Menghimpun Periwayat Siqah:

a) Ali ibn Abdullah Al-Madini (234 H) menghimpun periwayat hadis yang siqah dalam
karyanya yang diberi judul al-s|iqat wa al-mus|abbitin yang terdiri dari sepuluh juz.

b)Abu Al-Hasan Ahmad Ibn Abdillah Ibn Shalih Al-‘Ijli (261 H) juga menghimpun
periwayat hadis yang s|iqah dalam koleksinya yang diberi judul Kitab al-S|iqah. Di dalam
kitab ini, nama-nama periwayat hadis disusun secara alfabetis.

c) Muhammad Ibn Ahmad Hibban Al-Busti (354 H) juga menghimpun periwayat hadis
yang siqah dalam satu kitab tertentu, yang diberi nama Kitab al-S|iqat. Dalam kitab ini,
nama periwayat disusun secara alfabetis.

*Kitab rijal al-hadis khusus menghimpun periwayat dhaif:

a) Al-Hafiz al-Imam Abu Ahmad Abdillah bin Adiy (w.365 H) menghimpun periwayat
dhaif dalam satu kitab tertentu yang diberi nama al-Kamil fi al-Du‘afa. Memuat nama para
rawi yang mendapat sorotan negatif meskipun tidak merendahkan martabatnya.

b) Imam al-Zahaby menyusun kitab dengan judul Mizan al-I’tidal fi Naqd al Rijal.
Kitab ini disusun dengan berpegang kepada kitab al-Kamil sehingga membahas rawi,
metodenya hampir serupa dengannya.

c) Ibn Hajar al-Asqalani menghimpun periwayat yang dhaif dalam kitabnya, Lisan al-
Mizan. Kitab ini membahas para rawi yang ada dalam kitab Mizan al-I’tidal yang belum
terbahas dalam dua karyanya; Tahzib al-Tahzib dan Taqrib al-Tahzib. Setiap pembahasan
dimulai dengan keterangan al-Zahaby kemudian ditambah dengan komentar Ibn Hajar,
baik untuk memperkuat, mengkritik atau menyempurnakannya.

B. Pengertian Jarh Wa Ta’dil

Al-Jarh secara bahasa merupakan isim mashdar yang berarti luka yang mengalirkan
darah atau sesuatu yang dapat menggugurkan ke„adalahan seseorang
- Al-Jarh menurut istilah yaitu terlihatnya sifat pada seorang perawi yang dapat
menjatuhkan ke„adalahannya, dan merusak hafalan dan ingatannya, sehingga
menyebabkan gugur riwayatnya, atau melemahkannya hingga kemudian ditolak.

- At-Ta‟dil yaitu pensifatan perawi dengan sifat-sifat yang mensucikannya, sehingga


nampak ke„adalahannya, dan diterima beritanya.

Dari definisi di atas dapat dismpulkan bahwa ilmu Al-Jarh wat-Ta‟dil adalah ilmu yang
menerangkan tentang cacat-cacat yang dihadapkan kepada para perawi dan tentang
penta‟dilannya (memandang lurus perangai para perawi) dengan memakai katakata yang
khusus dan untuk menerima atau menolak riwayat mereka.

C. Kitab-Kitab yang membahas Tentang Al-Jarh wat-Ta’dil

Penyusunan karya dalam ilmu Al-Jarh wat-Ta‟dil telah berkembang sekitar abad ketiga
dan keempat, dan komentar orang-orang yang berbicara mengenai para tokoh secara jarh
dan ta‟dil sudah dikumpulkan. Dan jika permulaan penyusunan dalam ilmu ini dinisbatkan
kepada Yahya bin Ma‟in, Ali bin Al-Madini, dan Ahmad bin Hanbal; maka penyusunan
secara meluas terjadi sesudah itu, dalam karya-karya yang mencakup perkataan para
generasi awal tersebut.

Macam-macam kitab Jarh wa al ta'dil banyak sekali, diantaranya:

1. Kitab yang hanya menjelskan ketsiqahan perawi.

2. Buku yang hanya menjelaskan kelemahan dan kecacatan perawi.

3. Buku yang menjelaskan ketsiqahan dan kelemahan rawi, dari asfek lain, sebagian
kitab tentang Jarh wa al- Ta'dil umumnya menceritakan para perawi hadis
mengesampingkan penilaian terhadap tokoh-tokoh buku.

Sebagian besar metode yang dipakai oleh para pengarang adalah mengurutkan nama
para perawi sesuai dengan huruf kamus (mu‟jam). Dan berikut ini karya-karya mereka
yang sampai kepada mereka :

a. Ma'rifat ar- Rijal, karya Yahya Ibni Main (wafat tahun 233 H). Berada di Darul kutub
Adh- Dhahiriyah.
b. Adl-Dlu‟afaa‟ul-Kabiir dan Adl-Dlu‟afaa‟ush-Shaghiir, karya Imam Muhammad
bin Isma‟il Al-Bukhari (wafat tahun 256 H), dicetak di India tahun 320 H. Karya beliau
yang lain At-Tarikh Al-Kabiir, Al-Ausath, dan Ash-Shaghiir].

c. Al-Jarhu wa at Ta'dil, karya Abdur Rahman bin Abi Hatim Ar-Razy.

d. Al-Tsiqat, karya Ibnu Hatim bin Hibban al- Busty. Naskah aslinya di Darul kutub al-
Mishriyyah.

e. Ats-Tsiqaat, karya Abul-Hasan Ahmad bin Abdillah bin Shalih Al-„Ijly (wafat tahun
261 H), manuskrip.

f. Mizan al-I'tidal, karya Imam Syamuddin Muhammad adz- Dzahaby.

g. Lisan al- Mizan, karya al- Hafidz Ibnu Hajar al- Asqalany, dicetak di India tahun
1329-1331H

h. Tahdib al- Tahdib, karya Ibnu Hajar.

i. Al- Kamal fi Asma ar- Rijal, karya Abdul Ghani Mudadisy.

D. Rijalul Hadits dan Jarh wa ta'dil dan cara penggunaannya

Rijalul hadits, jarh wa ta'dil, dan cara penggunaannya adalah konsep-konsep penting dalam
ilmu hadits yang digunakan untuk mengevaluasi keandalan perawi hadits. Berikut
penjelasan singkat tentang masing-masing konsep dan cara penggunaannya:

1. Rijalul Hadits:

Rijalul hadits merujuk kepada perawi-perawi hadits, yaitu individu-individu yang


menyampaikan hadits dari generasi ke generasi. Untuk menilai keandalan perawi, ilmu jarh
wa ta'dil digunakan.

2. Jarh wa Ta'dil:

Jarh wa ta'dil adalah ilmu yang berfokus pada penilaian terhadap perawi hadits. Jarh berarti
kritik atau penghinaan, sedangkan ta'dil berarti memuji atau mengakui kebaikan. Para
ulama dalam ilmu jarh wa ta'dil mengevaluasi perawi hadits berdasarkan integritas,
kejujuran, keadilan, kekuatan ingatan, dan keandalan mereka secara umum.
Dalam jarh wa ta'dil, ada beberapa terminologi yang digunakan:

•Thiqah (tepercaya): Merujuk kepada perawi yang diakui kejujurannya, integritasnya, dan
memiliki keandalan yang tinggi dalam menyampaikan hadits.

•Dha'if (lemah): Merujuk kepada perawi yang dianggap tidak dapat diandalkan karena
adanya kelemahan dalam integritas, kejujuran, atau keandalannya.

•Matruk (ditolak): Merujuk kepada perawi yang riwayat haditsnya harus ditolak atau tidak
dapat diterima karena alasan tertentu, seperti ketidakjujuran atau kelemahan yang
signifikan dalam sanad (rantai perawi).

3. Penggunaan Rijalul Hadits dan Jarh wa Ta'dil:

Ilmu rijalul hadits dan jarh wa ta'dil digunakan untuk mengevaluasi validitas hadits.
Para ulama menggunakan metode ini untuk menentukan apakah seorang perawi dapat
dipercaya dalam menyampaikan hadits atau tidak. Dengan mempelajari reputasi perawi,
pengetahuan mereka tentang peristiwa sejarah, dan integritas mereka, para ulama dapat
menilai keandalan hadits yang disampaikan oleh perawi tersebut.

Ketika mengkaji hadits, ulama akan memeriksa sanad (rantai perawi) dan
mengidentifikasi perawi-perawi dalam sanad tersebut. Kemudian, mereka akan merujuk
kepada kitab-kitab khusus yang berisi informasi tentang jarh wa ta'dil untuk mengetahui
apakah perawi-perawi tersebut diakui atau ditolak.

Penting untuk dicatat bahwa penggunaan ilmu jarh wa ta'dil harus dilakukan dengan
hati-hati dan berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah yang ketat. Seorang ulama yang memiliki
keahlian dalam ilmu hadits akan mempelajari dan memahami konteks sosial, sejarah, dan
karakteristik perawi serta melakukan analisis berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah sebelum
mencapai kesimpulan mengenai keandalan perawi atau validitas hadits.
DAFTAR PUSTAKA

-Umi Sumbulah, Kajian Kritis Ilmu Hadis, (Malang: UIN-MALIKI PRESS, 2010), cet I,
hal, 6

- M Agus Shalahudin dan Agus Suryadi, Ulumul Hadis, (Bandung: CV. PUSTAKA
SETIA, 2011), cet II, hal 13

-Muhammad Nor Ichwan, Membahas Ilmu-Ilmu HADIS, (Semarang: RaSAIL Media


Group, 2013), cet I, Hal, 250

- Muh. Haris Zubaidillah, ILMU JARH WA TA’DIL

Anda mungkin juga menyukai