Anda di halaman 1dari 4

Ilmu Rija Al-Hadist

Menurut bahasa, Rijal artinya para kaum pria. Dimaksudkan disini yaitu ilmu yang
membicarakan tentang tokoh atau orang yang membawa hadist, semenjak dari nabi sampai dengan
periwayat terakhir (penulis kitab hadis). Hal yang terpenting didalam ilmu Rijal Al Hadis adalah
sejarah kehidupan para tokoh tersebut, meliputi masa kelahiran dan wafat mereka, negeri asal,
negeri mana saja tokoh-tokoh itu mengembara dan dalam jangka berapa lama, kepada siapa saja
mereka memperoleh hadis dan kepada siapa saja mereka menyampaikan hadist. Ada beberapa
istilah untuk menyebut ilmu yang membicarakan persoalan ini. Ada yang menyebut ilmu Tarikh, ada
yang menyebut Tarikh Al Ruwat, ada juga yang menyebutnya Ilmu Tarikh Al Ruwat.

Ilmu ini muncul bersamaan dengan kebutuhan para ulama periwayatan hadist. Dan merebaknya,
setelah timbulnya hadist palsu. Tampaknya, setelah hadis palsu itu bermunculan, maka para ulama
merasa berkepentingan menelusuri jati diri pembawa hadis dan guru-guru yang menyampaikan
hadis kepadanya.

Ilmu Rijalul Hadits adalah ilmu yang membahas hal ikhwal dan sejarah para rawi dari kalangan
sahabat, tabi’in, dan atba’ at-tabi’in.

Ulama hadits mendefinisikan ilmu rijalul hadits yaitu ilmu yang membahas para rawi hadits, baik dari
kalangan sahabat, tabi’in, mauun dari generasi-generasi sesudahnya. 1Dalam penjelasan lain
disebutkan ilmu rijalul hadits adalah ilmu untuk mengetahui para perawi hadits dalam kapasitas
mereka dalam perawi hadits.2

Secara sederhana, penulis dapat menyimpulkan bahwa ilmu rijalul hadits merupakan ilmu yang
membahas tentang kehidupan dan atau sejarah hidup para periwayat hadits dari semua generasi
pada setiap thabaqahnya.

Ilmu ini mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam ranah kajian ilmu hadits karena kajian
ilmu hadits pada dasarnya terletak pada dua hal, yaitu: matan dan sanad. Ilmu rijalul hadits
menempati tempat yang khusus mempelajari persoalan-ersoalan sekitar sanad maka mengetahui
keadaan rawi yang menjadi sanad merupakan separuh pengetahuan.

Ulama yang pertama kalai memperkenalkan dan mempelajari secara serius ilmu ini ialah Bukhari,
‘Izzad Bin Ibn al-atsir atau yang lebih dikenal dengan Ibn Al-Atsir (630 H). karya yang terkenal dari
disiplin ilmu ini adalah Al-Isti’ab fi Ma’rifah Al-ashab karya Ibnu Abdul Bar (w. 463 H), Al-Ishabah fi
Tamyiz as-Sahabah, Tahzib at-Tahzib karya Ibnu Hajar Al-Asqalani, dan Tahzib al-Kamal karya Abdul
Hajjaj Yusuf bin Az-Zakki Al-Mizzi (w. 742 H).3

Ada beberapa cara dicoba oleh para ulama untuk menyusun buku riwayat hidup para periwayat :

1. Kitab yang disusun berdasarkan generasi (thabaqath) seperti


a) Kitab al-thabaqath al-kubra

1
M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis, (Jakarta: Bulan Bintang, 1987), h. 153.
2
Sohari Sahrani, et al., Ulumul Hadits…, h. 125.
3
M. Agus Solahudin dan Agus Suyadi, Ulumul Hadits…, h. 112.
karya Abu Abdillah Muhammmad ibn Sa’ad Katib al – Waqidi (168-230H). Kitab ini
memuat biografi para sahabat, tabi’in dan orang-orang sesudah
b) Thabaqat al-Riwayat
karya Muhammad ibn Ahmad al-Dzahabi (w. 746H/1348M).
c) Kitab Tadzkirat al – Huffazh
Karya Muhammad ibn Ahmad al-Dzahabi (w. 746H/1348M)
2. Kitab yang disusun secara umum berdasarkan huruf abjad agar mudah menggunakanya,
seperti al-Tarikh al Kabir Karya Al-Imam Muhammad ibn Isma’il al Bukhari (194-256 H). Kata
al – Bukhari, “Nama-nama ini saya susun berdasarkan huruf abjad. Hanya saja, saya mulai
dari nama Muhammad karena kemuliaan nama Muhammad SAW kemudian nama-nama
selain Muhammad yang berdasarkan urutan abjad
3. Di samping itu ada yang membahas biografi para sahabat Nabi,seperti;
a. Al-Isti’ab fi Ma’rifat al Ashab
Karya Ibn ‘Abdil Barr (w. 463 H/1071 M). Di antara kitab tentang biografi sahabat,
kitab ini tenggolong besar kalau bukan yang terbesar. Tidak kurang dari 3500 orang
sahabat dipaparkan biografinya dalam kitab ini.
b. Usud al-Ghabah fi Ma’rifat al-Shahabah
karya ‘Izzudin ibnu Atsir (w. 630H/1232 M). Penulisnya telah mencurahkan segala
kemampuanya untuk mewujudkan karya besar dan bagus ini. Biografi sahabat
sebanyak 7554 dimasukkan disini, disusun berdasarkan urutan abjad.
c. Al-Ishabah fi Tamyiz al Shahabah
karya Ibn Hajar al-Asqalani (w. 852H/1449 M).

4. Kitab-kitab yang membicarakan para periwayat enam kitab (Shahih al – Bukhari, Shahih
Muslim, Sunan al- Turmudzi, sunan Abi Daud, Sunan al-Nasa’i, Sunan Ibn Majah) antara lain;
Al-Kamal fi Asma al-Rijal karya Abdul Ghani al – Maqdisi (w. 600 H/102M).
Kitab ini diringkas oleh Abul Hajjaj Yusuf ibn al-Zaki al-Mizzi (w. 742 H) dengan nama kitab
Tahdzib al kamal. Kemudian ada yang meringkasnya lagi dengan nama Tahdzib. Setidaknya
ada dua orang yang menulis kitab yang judulnya sama, disebut terakhir ini, yaitu
Muhammad ibn Ahmad al- Dzahabi (w. 748H/1348 M) dan ibn Hajar al-Asqalani (w.
852H/1449 M). Kitab ini pun diringkas oleh ibn Hajar al- Asqalani dengan Taqrib al –Tahdzib.

5. Kitab yang menyebutkan riwayat hidup para periwayat sepuluh kitab hadist (enam kitab
ditambah al-Muwattha’ Malik, Musnad al-syafii, Musnad Ahmad dan Musnad yang berisi
hadist riwayat imam Abu Hanifah himpunan al-Husein ibn Muhammad ibn Khurs) yaitu Al-
Tadzikirah bi Rijal al-Asyarah
6. Kitab yang membicarakan para periwayat yang kualitasnya diragukan, seperti Al-Kamil fi
Dhu’afa al Rijal karya Abu Ahmad Abdullah ibn ‘Adi al Jurjani (w. 365 H). Mizan al-I’tidal fi
Naqd al –Rijal karya Al-Dzahabi, dan lisan al-Mizan karya ibn Hajar al –Asqalani.
7. Kitab Riwayat hidup para periwayat yang menerangkan nama samaran, seperti kitab Nazhat
al-Albab fi al-Alqab.

Dan masih banyak lagi jenis kitab riwayat hidup para periwayat seperti Kitab Tarikh
yang dikaitkan dengan negari tertentu, sepertiBaghdad, Damaskus, Naisabur, dan lain-lain.
Dengan menggunakan kitab-kitab diatas peneliti hadist akan mendapat bantuan menguak
nilai mata rantai sanad sebuah hadist

Hubungan Ilmu Al-Jarh wa At-Ta’dil dan Ilmu Rijalul Hadits

Dari pembahasan diatas, penulis dapat menarik kesimpulan tentang hubungan


kedua ilmu tersebut bahawa antara Ilmu Al-Jarh wa At-Ta’dil dengan Ilmu Rijalul Hadits
merupakan cabang ilmu hadits yang sama pentingnya dalam menentukan kebenaran suatu
hadits serta saling berkaitan satu dengan yang lainnya, bahkan bisa dikatan ilmu al-jarh wa
at-ta’dil merupakan bagian dari ilmu rijalul hadits, begitupun sebaliknya. Hal ini dapat dilihat
dari kesamaan pembahasannya yaitu tentang periwayat hadits yang masuk dalam sanad
hadits, meskipun ada sedikit perbedaan terhadap objek pembahasannya yaitu :

1) Ilmu Al-Jarh wa At-Ta’dil menunjukkan tindakan secara aktif untuk mengetahuai


secara mendalam tentang kecacatan-kecacatan yang terdapat dalam diri periwayat.
2) Sedangkan Ilmu Rijalul Hadits tidak menunjukkan tindakan yang secara aktif untuk
mengetahui kecacatan yang ada pada diri periwayat hadits, akan tetapi lebih
membahas tentang biaografi dan kebiasaan yang senantiasa dilakukan oleh
periwayat dalam segala aktifitasnya.

Jadi, Ilmu Al-Jarh wa At-Ta’dil merupakan cabang-cabang ilmu hadits yang membahas tentang para
periwayat hadits, supaya dapat diketahui cacat dan tidaknya, adil dan tidaknya seorang periwayat
hadits, sehingga dapat diterima riwayatnya atau bahkan ditolak riwayatnya secara keseluruhan.

Ilmu Rijalul Hadits yaitu ilmu yang membahas para rawi hadits, baik dari kalangan sahabat, tabi’in,
mauun dari generasi-generasi sesudahnya. Dengan kata lain Ilmu Rijalul Hadits merupakan ilmu yang
membahas tentang kehidupan dan atau sejarah hidup para periwayat hadits dari semua generasi
pada setiap thabaqahnya.

hubungan antara Ilmu Al-Jarh wa At-Ta’dil dengan Ilmu Rijalul Hadits merupakan cabang ilmu hadits
yang sama pentingnya dalam menentukan kebenaran suatu hadits serta saling berkaitan satu
dengan yang lainnya, bahkan bisa dikatan ilmu al-jarh wa at-ta’dil merupakan bagian dari ilmu rijalul
hadits, begitupun sebaliknya. Hal ini dapat dilihat dari kesamaan pembahasannya yaitu tentang
periwayat hadits yang masuk dalam sanad hadits.
Daftar pustaka

https://muhibbin99.blogspot.com/2018/01/makalah-ilmu-al-jarh-wa-at-tadil-dan.html; diakses pada


24/03/2019; pukul; 16:48.

Ash-Shiddieqy, M. Hasbi, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis, Jakarta: Bulan Bintang, 1987.

Kamus Arab : Arab-Indonesia, Indonesia-Arab, Surabaya: Apollo.

Sahrani, Sohari, dkk., (ed.), Ulumul Hadits, Banten: IAIN SMH Banten, 2009.

Soetari, Ending, Ilmu Hadits: Kajian Diriwayah dan Dirayah, Bandung: Mimbar Pustaka, 2005.
Solahudin , M. Agus, dkk., (ed.) Ulumul Hadis, editor: Drs. Maman Abd. Djaliel, M.Ag., Bandung:
Pustaka Setia, 2015, cetakan kedua.

Anda mungkin juga menyukai