Dosen Pengampu:
Ustadz Munawar, MA
Disusun Oleh:
Aliya Eksury
Lulu Lutfiyanti
Tidak diragukan lagi bahwa sejarah tafsir al-Qur’an berlangsung melalui berbagai tahap
dan kurun waktu yang panjang sehingga mencapai bentuknya yang kita saksikan sekarang ini
berupa tulisan berjilid-jilid banyaknya, baik yang tercetak maupun yang masih berupa tulisan
tangan. Tafsir al-Qur’an telah tumbuh di masa Nabi saw. sendiri karena sejak diturunkan al-
ayat-ayat yang tidak dipahami atau samar artinya. Keadaan ini berlangsung sampai dengan
Kalau pada masa Rasul saw. para sahabat menanyakan persoalan-persoalan yang tidak
jelas kepada beliau, maka setelah wafatnya, para sahahat yang alim atau yang mempunyai
kemampuan untuk berijtihad atau yang mengetahui rahasia-rahasia al-Qur’an seperti Khalifah
yang empat, Ibnu “Abbas bin Ka’ab, dan Ibnu Mas’ud, Ubay ibn Ka’ab, Zaid ibn Tsabit, Abu
Musa al-Asy’ary, dan Absullah ibn Zubai. Para khalifah yang banyak diterima tafsirnya dan
disampaikan kepada masyarakat, ialah ‘Ali bin Abi Thalib. Sedikit sekali diterima khalifah
yang lain. Hal itu mungkin karena beliau-beliau itu wafat lebih dahulu.
Di samping itu, para tokoh tafsir dari kalangan sahabat yang disebutkan di atas
mempunyai murid-murid dari para tabi’in, khususnya di kota-kota tempat mereka tinggal.
antara lain, Pertama, thabaqat ulama Mekkah, thabaqat ini adalah ulama-ulama yang lebih
mengetahui tentang ilmu tafsir. Di antara mereka adalah said ibn Jubair, Mujahid bin Jabr,
Atha’ ibn Rabah, Ikrimah Maula ibn Abbas, dan Thaus, yang ketika itu berguru kepada Ibnu
‘Abbas.
Kedua, thabaqat ulama Madinah. Di antara ulama madinah yang terpandang ialah Zaid
ibn Aslam, Muhammad bin Ka’ab, yang ketika itu berguru kepada Ubay bin Ka’ab. Dan
ketiga adalah thabaqat ulama Iraq, di antaranya adalah Masruq ibn al-Ajda’, Abu Said al-
Hasan al-Bisri, Amir al-Sya’bi, yang ketika itu berguru kapada ‘Abdullah bin Mas’ud.
Penafsiran di masa Tabi’in tidak jauh berbeda dengan dengan penafsiran yang telah
dilakukan oleh genarasi sebelumnya, yakni generasi Sahabat, haya saja ada ciri khusus yang
membedakan penafsiran genarasi Sahabat, juga dalam hal kualitas penafsiran menjadi
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut.
C. Tujuan Makalah
Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qaththan, Syaikh Manna. Pengantar Studi Ilmu al-Qur’an dengan judul asli Mabāhits Fī ‘Ulūmi
al-Qur’ān. Cet. IX; Jakarta: Pustaka al-Kautsar. 2013
As-Shalih, Subhi. Membahas Ilmu-Ilmu al-Qur’an. Cet. 11; Pustaka Firdaus: Jakarta. 2011
Ash-Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi. Ilmu-Ilmu al-Qur’an: Ilmu-Ilmu Pokok dalam
Manfsirkan al-Qur’an. Cet. II; Edisi II; PT. Pustaka Rizki Putra: Semarang. 2002
Malik, Muh. Anis, Studi Metodologi Tafsir. Cet. I; Makassar: Alauddin University Press. 2011
Mustaqim, Abdul. Dinamika Sejarah Tafsir al-Qur’an: Studi Aliran-Aliran Tafsir dari Periode Klasik,
Pertengahan, Hingga Modern-Kontemporer. Cet. Ed. Revisi; Yogyakarta: Adab Press. 2014
Samsurrohman, Pengantar Ilmu Tafsir. Ed. I; Cet. I; Jakarta: Amzah. 2014
Shihab, M. Quraish. Membumikan al-Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan
Masyarakat. Cet. III; Mizan: Bandung. 2009
[1] Subhi as-Shalih, Membahas Ilmu-Ilmu al-Qur’an (Cet. 11; Pustaka Firdaus: Jakarta, 2011), hal
411
[2] Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Ilmu-Ilmu al-Qur’an: Ilmu-Ilmu Pokok dalam
Manfsirkan al-Qur’an (Cet. II; Edisi II; PT. Pustaka Rizki Putra: Semarang, 2002), hal 199
[3] M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan
Masyarakat (Cet. III; Mizan: Bandung, 2009), hal 105
[4] Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Ilmu-Ilmu al-Qur’an: Ilmu-Ilmu Pokok dalam
Manfsirkan al-Qur’an (Cet. II; Edisi II; PT. Pustaka Rizki Putra: Semarang, 2002), hal 200
[5] Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Ilmu-Ilmu al-Qur’an: Ilmu-Ilmu Pokok dalam
Manfsirkan al-Qur’an (Cet. II; Edisi II; PT. Pustaka Rizki Putra: Semarang, 2002), hal 223
[6] M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan
Masyarakat (Cet. III; Mizan: Bandung, 2009), hal 106
[7] Samsurrohman, Pengantar Ilmu Tafsir (Ed. I; Cet. I; Jakarta: Amzah, 2014), hal 65
[8] Muh. Anis Malik, Studi Metodologi Hadis (Cet. I; Makassar: Alauddin University Press, 2011),
hal 70. Lihat juga Abdul Mustaqim, Dinamika Sejarah Tafsir al-Qur’an: Studi Aliran-Aliran Tafsir
dari Periode Klasik, Pertengahan, Hingga Modern-Kontemporer (Cet. Ed. Revisi; Yogyakarta: Adab
Press, 2014), hal 81, dan lihat juga Syaikh Manna al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu al-Qur’an
dengan judul asli Mabāhits Fī ‘Ulūmi al-Qur’ān (Cet. IX; Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2013), hal 423-
424 yang dikutip dari azd-Dzahabi, at-Tafsir wa al-Mufassirun
[9] Samsurrohman, Pengantar Ilmu Tafsir, hal 67
[10] Samsurrohman, Pengantar Ilmu Tafsir, hal 66
[11] Sebagaimana dikutip oleh Abdul Mustaqim, Dinamika Sejarah Tafsir al-Qur’an: Studi Aliran-
Aliran Tafsir dari Periode Klasik, Pertengahan, Hingga Modern-Kontemporer, hal 82 dalam Fajr al-
Islam karya Ahmad Amin
[12] Abdul Mustaqim, Dinamika Tafsir al-Qur’an: Studi Aliran-Aliran Tafsir dari Periode Klasik,
Pertengahan, Hingga Modern-Kontemporer, hal 83
[13] Sebagaimana dikutip oleh Abdul Mustaqim, Dinamika Sejarah Tafsir al-Qur’an: Studi Aliran-
Aliran Tafsir dari Periode Klasik, Pertengahan, Hingga Modern-Kontemporer, hal 83 dalam Fajr al-
Islam karya Ahmad Amin
[14] Sebagaimana dikutip oleh Abdul Mustaqim, Dinamika Sejarah Tafsir al-Qur’an: Studi Aliran-
Aliran Tafsir dari Periode Klasik, Pertengahan, Hingga Modern-Kontemporer, hal 82 dalam Fajr al-
Islam karya Ahmad Amin
[15] Abdul Mustaqim, Dinamika Tafsir al-Qur’an: Studi Aliran-Aliran Tafsir dari Periode Klasik,
Pertengahan, Hingga Modern-Kontemporer, hal 83
[16] Syaikh Manna al-Qaththan, Mabāhits Fī ‘Ulūmi al-Qur’ān, hal 428
[17] Samsurrohman, Pengantar Ilmu Tafsir, hal 69
[18] Syaikh Manna al-Qaththan, Mabāhits Fī ‘Ulūmi al-Qur’ān, hal 427
[19] Syaikh Manna al-Qaththan, Mabāhits Fī ‘Ulūmi al-Qur’ān, hal 427
[20] Samsurrohman, Pengantar Ilmu Tafsir, hal 69
[21] Samsurrohman, Pengantar Ilmu Tafsir, hal 70
[22] Samsurrohman, Pengantar Ilmu Tafsir, hal 71
Ilmuku di 06.13