Disusun Oleh :
Universitas Hasanuddin
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang mana berkat rahmat dan karunia-
Nya lah kami dapat menyesaikan penulisan Makalah “Syair Pada Zaman Jahiliyyah”
yang penulis susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kesusastraan Arab
1. Tak lupa shalawat dan salam semoga tetap tercurah pada Nabi Muhammad SAW,
kepada keluarga, para sahabat dan seluruh umatnya.
Penulis mengakui dalam makalah ini mungkin masih banyak terjadi
kekurangan sehingga hasilnya jauh dari kesempurnaan. Penulis sangat berharap
kepada semua pihak kiranya memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Besar harapan penulis dengan terselesaikannya makalah ini dapat
menjadi bahan tambahan bagi penilaian dosen kesusastraan arab 1 dan mudah-
mudahan isi dari makalah penulis ini dapat di ambil manfaatnya oleh semua pihak
yang membaca makalah ini. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan makalah ini sehingga makalah
ini terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Terima Kasih
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB I......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................1
C. Tujuan.........................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................................3
A. Gambaran Umum Syair Pada Zaman Jahiliyah.....................................................3
B. Macam-macam Syair pada Zaman Jahiliyah..........................................................4
C. Tema atau Tujuan Syair pada Zaman Jahiliyah.....................................................5
D. Tokoh Penyair pada Zaman Jahiliyah.....................................................................8
BAB III.................................................................................................................................13
PENUTUP............................................................................................................................13
A. Kesimpulan...................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran umum syair pada zaman Jahiliyah ?
2. Apa macam-macam syair pada zaman Jahiliyah ?
3. Apa tema atau tujuan syair pada zaman Jahiliyah?
4. Siapa penyair-penyair pada zaman Jahiliyah?
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui gambaran umum syair pada zaman Jahiliyah.
2. Untuk mengetahui macam-macam syair pada zaman Jahiliyah.
3. Untuk mengetahui tema atau tujuan syair pada zaman Jahiliyah.
4. Untuk mengetahui penyair-penyair pada zaman Jahiliyah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Puisi adalah untaian kata-kata berirama yang terikat pada wazan, bahr
dan qafiah tertentu. Pada masa ini puisi haruslah mempunyai pemilihan kata
(diksi) dan imajinasi yang kuat supaya terciptanya suatu karya puisi yang
abadi, mempunyai bentuk ungkapan yang mengesankan dan mendalam bagi
mereka. disamping itu puisi harus mencerminkan keaadan masyarkat pada
3
waktu itu supaya ada nilai yang melekat di hati mereka dan menjadi puisi
yang popular dikenang sepanjang masa.[ CITATION Pui101 \l 1033 ]
Melihat dari segi totalitas esensi puisi pada zaman ini yaitu memiliki
puisi yang singkat, bahasa yang digunakan padat dan saat dibuat suatu
perumpaan yang langsung dilihat oleh mata telanjang jauh dari kata yang
berlebihan dan sesuai dengan tabiat mereka, karena tabiat mereka pada saat
itu hidupnya simple. Semua syair pada masa ini dominan berbentuk huruf
muqofa atau huruf yang ujungnya sama, bahkan qafiayah bukan hanya di
syair saja namun kalimat-kalimat seperti keagamaan dan kalimat yang lainnya
yang dianggap penting dan tidak terikat oleh kaidah-kaiah syair atau dalam
artian yang sempit seperti ungkapan para ahli hikmah, orasi berbentuk muqofa
atau peramal.
4
5. Hijaa’ : Jenis syair ini digunakan untuk mencaci dan mengejek seorang
musuh dengan menyebutkan keburukan orang itu.
6. I’tizar : Jenis syair ini biasanya digunakan untuk mengajukan uzur dan
alas an dalam suatu perkara dengan jalan mohon maaf dan mengakui
kesalahan yang telah diperbuatnya.
7. Wasfun : Jenis syair ini biasanya digunakan untuk menggambarkan
sesuatu kejadian ataupun segala hal yang menarik, seperti
menggambarkan jalannya peperangan, keindahan alam dan sebagainya
5
menyebutkan keindahan-keindahannya, menerangkan keadaanya,
menyesali kepergiannya, berisi kerinduan-kerinduan mereka.Dalam syair
nasib mereka tidak pernah memusuhi wanita, syair nasib ini memiliki
kedudukan yang pertama di antara meraka karena dalam syair nasib ini
terdapat suatu kesenangan jiwa dan pikiran dimana di dalamnya terdapat
cinta dan itulah suatu rahasia seluruh pertemuan manusia.Penduduk badui
adalah orang-orang yang paling banyak bercinta karena mereka memiliki
banyak waktu luang dan bertemu dengan kabilah-kabilah yang bermacam-
macam pada musim panas dan semi. Dan jika mereka berpisah mereka
saling mengingat kenangan itu, seperti mengingatnya sang kekasih dengan
yang dikasihinya. Kemudian mereka kembali ke tempat pertemuan itu,
kemudian mengingat kembali kenangan-kenangan pertemuan itu,
mengingat kembali tentang mereka dan apa-apa yang mereka lihat dari
peninggalan-peninggalan sang kekasih lalu mereka tuangkan dalam
sebuah syair.[ CITATION Jen18 \l 1033 ]
3. al Fakhr () الفخر, membangga-banggakan kelebihan yang dimiliki oleh
seorang penyair atau sukunya. Seperti sifat keberanian, kemuliaan nenek
moyang, ketinggian keturunan, dan kemsyhuran sukunya..[ CITATION Jen18
\l 1033 ]
4. Al-Madh ( ) المدح, adalah tema syair yang berisi pujian kepada seseorang,
terutama mengenai sifatnya yang baik, akhlaknya yang mulia, tabiatnya
yang terpuji, atau sikapnya yang suka menolong orang dalam kesulitan.
Juga menyebutkan keindahan-keindahan badani, seperti: ketampanan,
kecantikan, dan lain-lain. Penyair-penyair yang terkenal dengan tema ini
diantaranya; Zuhair, Nabighah dan al-A’syaxi.[ CITATION Jen18 \l 1033 ]
5. Ar-Ritsa ( ) الرثاء, yaitu tema syair yang mengungkapkan rasa putus asa,
kesedihan, dan kepedihan.Dalam Rista kadang-kadang penyair
mengungkapkan sifat-sifat terpuji dari orang-orang yang meninggal, atau
mengajak kita untuk berfikir tentang kehidupan dan kematian.Tema ini
6
sangat memberikan pengaruh karena penyair menyajikan tema yang
benar-benar nyata terjadi di hadapan mereka.[ CITATION Jen18 \l 1033 ]
6. Al Hija ( ) الهجاء, ialah membicarakan tentang kejelekan–kejelekan tentang
seseorang atau kabilahnya dan mengingkari tentang kemulian-
kemuliaannya serta kebaikan-kebaikannya.Al Hija’ digunakan untuk
menjatuhkan seseorang, yang di dalamnya berisi kebencian dan
ketidaksukaan terhadap orang yang dibenci dengan menyebutkan
kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahannya.[ CITATION Jen18 \l
1033 ]
7. Al- I’tidar ( ) اإلعتذار, yaitu berisi penolakan penyair terhadap tuduhan
yang ditimpakan kepadanya dan meminta belas kasihan dengan
mengemukakan alasan-alasan akan ketidakbersalahannya dan meminta
pengertian dari orang yang dituju. Penyair meminta maaf atas segala
kekeliruannya dengan menyatakan penyesalan yang mendalam.[ CITATION
Jen18 \l 1033 ]
8. Al-Wasf ( ) الوصف, yaitu tema syair yang mendiskripsikan keadaan di
sekitarnya. Misalnya jika ia seorang musafir, maka ia akan
menggambarkan tentang perjalanannya bersama untanya, dia
menggambarkan padang pasir yang luas, panas matahari yang menyengat
dan dinginnya malam. Jika ia seorang yang sedang berperang, maka ia
menggambarkan keganasan peperangan dan situasinya. Jika ia seorang
pemburu, maka ia menceritakan tentang perburuannya, kuda berburunya
dan alat untuk berburu, dan sebagainya.[ CITATION Jen18 \l 1033 ]
9. Al-Ghazal ( ) الغزل, yaitu tema syair yang membicarakan wanita yang
dicintai, baik mengeanai wajahnya, matanya, tubuhnya, lehernya, dan
sebagainya.Penyair juga mengungkapkan tentang kerinduan, kepedihan,
dan kesengsaran yang dialaminya.[ CITATION Jen18 \l 1033 ]
D. Tokoh Penyair pada Zaman Jahiliyah
7
1. Amrul Qais
Umrul Qais adalah penyair arab jahili yang hidup pada 150 tahun sebelum
hijrah. Jululukannya Al-Malik Ad Dhalil (raja dari segala raja penyair),
penyair ini berasal dari suku Kindah yang pernah berkuasa penuh di
Yaman. karena itu penyair ini dikenal dengan penyair Yaman
(Hadramaut). Syamsuddin dan Hambali (1993: 200) mengatakan dia
merupakan penyair yang pertama kali memperindah makna lantunan syair
serta memakai bahr tiwaal begitu juga dia yang pertama kali mensifati
wanita dengan pedang, banteng, dan telur yang terpelihara. kan di kota
Angkara Turki.
2. Nabighah Adz-dzibyanyani
Nama aslinya penyair ini adalah Abu Umamah Ziyad Bin Muawiyah. Ia
8
dipangil Nabigah karena sejak muda pandai bersyair kata Nabigah sendiri
berarti pandai bersyair, ia merupakan salah satu tokoh terkemuka para
penyair arab jahili dan dewan hakim mereka dipasar ukaz. Ia penyair
terbaik dalam menampilkan diksi/pemilihan kata, jelas dalam
mengemukakan makna, dan lembut dalam permohonan maaf. Hampir
seluruh umur hidupnya ia habiskan dikalangan keluarga raja Hira dan
memuji mereka serta lama mendapingi Nu’man bin Al-Mundzir. Sehingga
ia dijadikan kawan dan dimanjakan dengan kemewahan yang ada. Pernah
diriwayatkan penyair ini dikalangan raja Hirah selalu memakai bejana dari
emas dan perak. Hal ini tak lain untuk menujukan betapa pentingnya
kedudukan beliau disisi raja Hira.
9
dengan kesopanan kata-kata syairnya, imajinasi dan pemikirannya banyak
menggunakan kata-kata hikmat dan pemikiran yang matang dan banyak
orang yang menjadikan syairnya sebagai contoh hikmat dan pemikiran
kebijaksanaan. Sehingga tidak aneh jika pendapatnya selalu diterima oleh
kaumnya.
Artinya : “Aku telah jemu dengan beban hidup, dan barang siapa yang
berumur sampai delapan puluh tahun, pasti ia akan jemu dengan beban
hidupnya, aku dapat mengetahui segala yang terjadi pada hari ini dan
kemarin tetapi aku tetap tak tahu akan hari esok, aku melihat maut itu
datang tanpa permisi terlebih dahulu barang siapa yang didatangi pasti
mati dan siapa yang luput diakan lanjut usia, barang siapa yang selalu
menjaga kehormatannya maka di akan terhormat dan siapa yang tidak
menghindari cercaan orang di akan tercela, barang siapa yang menempati
janji akan tercela barang siapa yang terpimpin hatinya maka ia akan selalu
10
berbuat baik, barang siapa yang takut mati pasti dia akan bertemu juga
dengan maut walaupun ia naik ke langit dengan tangga (melarikan diri),
barang siapa orang yang menolong tidak berhak ditolong maka dia akan
menerima resikonya dan akan menjadikan penyesalan baginya.”
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Syair jahiliah merupakan Karya sastra pada periode jahiliyah
menggambarkan keadaan hidup masyarakat dikala itu, dimana mereka sangat
fanatik dengan kabilah atau suku mereka, sehingga syair-syair yang muncul
tidak jauh dari pembanggaan terhadap kabilah masing-masing. Begitu juga
dengan khutbah yang kebanyakan berfungsi sebagai pembangkit semangat
berperang membela kabilahnya, namun demikian karya-karya sastra pada
12
periode Tradisi puisi pada masa jahiliah adalah embrio berkembangnya sastra
arab hususnya genre yang berjenis puisi yang mrupakan cerminan orisinilitas
pemikiran bangsa arab juga menjadi cerminan kehidupan mereka. Sangat jelas
bahwa tradisi berpuisi masyarakat jahiliah terutama syair muallaqot
merupakan titik tolak majunya peradaban bangsa arab yang akan maju pesat
dan menjadi sumaber peradaban dunia pada abad pertengahan saat
bersendtuhan dengan islam.
DAFTAR PUSTAKA
Jenis-jenis Puisi Masa Peradaban Jahiliyah. (2018, Agustus 22). Retrieved from
Saung Sastra Arab: https://saungsastraq.wordpress.com/2018/08/22/jenis-
jenis-puisi-masa-peradaban-jahiliyah/
Makalah Syair Arab Periode Jahiliah. (2018). Retrieved from Catatan ABP:
https://catatanabp.wordpress.com/2018/04/10/makalah-syair-arab-periode-
jahiliah/
Puisi (syair) Jahiliah Sebagai orisinilitas peradaban bangsa Arab. (2010, Desember
09). Retrieved from Sastra Arab Blog:
13
http://ukonpurkonudin.blogspot.com/2010/12/puisi-syair-jahiliah-
sebagai.html
Puisi (syair) Jahiliah Sebagai orisinilitas peradaban bangsa Arab. (2010, Desember
09). Retrieved from Sastra Arab Blog:
http://ukonpurkonudin.blogspot.com/2010/12/puisi-syair-jahiliah-
sebagai.html
14