Anda di halaman 1dari 17

Syair Pada Zaman Jahiliyah

Disusun Oleh :

Salsabilla Rachadianti Insani F031191024

Program Studi Sastra Arab

Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Hasanuddin

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang mana berkat rahmat dan karunia-
Nya lah kami dapat menyesaikan penulisan Makalah “Syair Pada Zaman Jahiliyyah”
yang penulis susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kesusastraan Arab
1. Tak lupa shalawat dan salam semoga tetap tercurah pada Nabi Muhammad SAW,
kepada keluarga, para sahabat dan seluruh umatnya.
Penulis mengakui dalam makalah ini mungkin masih banyak terjadi
kekurangan sehingga hasilnya jauh dari kesempurnaan. Penulis sangat berharap
kepada semua pihak kiranya memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
 Besar harapan penulis dengan terselesaikannya makalah ini dapat
menjadi bahan tambahan bagi penilaian dosen kesusastraan arab 1 dan mudah-
mudahan isi dari makalah penulis ini dapat di ambil manfaatnya oleh semua pihak
yang membaca makalah ini. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan makalah ini sehingga makalah
ini terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Terima Kasih

Pati, 7 April 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB I......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................1
C. Tujuan.........................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................................3
A. Gambaran Umum Syair Pada Zaman Jahiliyah.....................................................3
B. Macam-macam Syair pada Zaman Jahiliyah..........................................................4
C. Tema atau Tujuan Syair pada Zaman Jahiliyah.....................................................5
D. Tokoh Penyair pada Zaman Jahiliyah.....................................................................8
BAB III.................................................................................................................................13
PENUTUP............................................................................................................................13
A. Kesimpulan...................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kebanyakan beberapa orang jika mendengar kata jahiliyah mungkin


akan langsung berpikir negarif jika masyarakat pada waktu itu adalah bodoh
dan tidak memiliki peradaban. Namun realitinya tidak demikian, bangsa arab
pada zaman itu bukan bangsa yang bodoh, tidak memiliki akhlak, moralnya
dangkal dan tidak memiliki peradaban tinggi. Mereka tidak mempunyai karya
cipta dan hasrat untuk menopang peradabannya menjadi peradaban yang
tinggi juga makmur diabadikan oleh sejarah, akan tetapi pada masa ini
merupakan masa awal yang subur bagi berkembangnya genre sastra puisi
sebagai cipta rasa kebudayaannya yang orisinil yang menjadi rekaman sejarah
mereka.

Sastra Arab memiliki kekhususnan dan karakteristik masing-masing


yang mebedakannya dengan periode-periode lainnya sesuai dengan keadaan
sosial dan politik yang berkembang saat itu. Berkembang atau tidaknya dan
kuat lemahnya sastra tergantung pada dua hal itu. Sastra merupakan hal yang
sangat digemari oleh orang Arab jahiliah, dan sastra merupakan bagian dari
budaya masyarakat badui. Walaupun pada zaman jahiliah banyak sastrawan
arab, tapi islam pada zaman ini  memberikan pengaruh yang mendalam
terhadap perkembangan sastra.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran umum syair pada zaman Jahiliyah ?
2. Apa macam-macam syair pada zaman Jahiliyah ?
3. Apa tema atau tujuan syair pada zaman Jahiliyah?
4. Siapa penyair-penyair pada zaman Jahiliyah?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui gambaran umum syair pada zaman Jahiliyah.
2. Untuk mengetahui macam-macam syair pada zaman Jahiliyah.
3. Untuk mengetahui tema atau tujuan syair pada zaman Jahiliyah.
4. Untuk mengetahui penyair-penyair pada zaman Jahiliyah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Syair Pada Zaman Jahiliyah


Puisi (syair) pada masa jahiliah mempunyai kedudukan sangat tinggi
dalam peradaban mereka, tidak hanya pada masa jahiliah tetapi pada masa
islam, pada masa khalifah dan daulah islamiah sampai sekarang kepada kita
puisi mempunyai tempat yang teramat special dihati masyarkat arab secara
global. Bisa dikatakan bahwa puisilah menjadi identitas kemurniaan sastra
arab yang diwariskan dari pendahulu mereka. Lebih dari itu puisi arab
terutama puisi pada masa jahiliah dijadikan rujukan sejarah bagi masyarakat
dan perabadan terdahulu bangsa arab yang paling utama dan di jadikan
sumber otentik untuk mengetahui dan meneliti bukti sejarah (disamping al
quran dan kitab injil umat nasrani) karena bisa diasumsikan bahwa puisi-puisi
pada masa jahiliah adalah bukti sejarah yang riil yang sampai kepada kita
melihat dari itu banyak bukti-bukti sejarah seperti bangunan-bangunan,
prasasti-prasasti mereka cepat rusak dimakan zaman. Tidak sedikit dari para
pakar sejarah merujuk kepada puisi-puisi klasik untuk mencari sumber bangsa
arab terdahulu terutama pada puisi-puisi arab jahilah.[ CITATION Pui10 \l 1033 ]

Pada masa ini disebut masa jahiliah, tetapi mereka mempunyai


kebudayaan dan peradaban tinggi. Bersyair merupakan sebuah karya yang
sangat orisinil bangsa Arab pada masa itu menjadi sumber hukum, yang
pertama. Baru setelah datangnya masa Islam semua itu berobah total.

Puisi adalah untaian kata-kata berirama yang terikat pada wazan, bahr
dan qafiah tertentu. Pada masa ini puisi haruslah mempunyai pemilihan kata
(diksi) dan imajinasi yang kuat supaya terciptanya suatu karya puisi yang
abadi, mempunyai bentuk ungkapan yang mengesankan dan mendalam bagi
mereka. disamping itu puisi harus mencerminkan keaadan masyarkat pada

3
waktu itu supaya ada nilai yang melekat di hati mereka dan menjadi puisi
yang popular dikenang sepanjang masa.[ CITATION Pui101 \l 1033 ]

Melihat dari segi totalitas esensi puisi pada zaman ini yaitu memiliki
puisi yang singkat, bahasa yang digunakan padat dan saat dibuat suatu
perumpaan yang langsung dilihat oleh mata telanjang jauh dari kata yang
berlebihan dan sesuai dengan tabiat mereka, karena tabiat mereka pada saat
itu hidupnya simple. Semua syair pada masa ini dominan berbentuk huruf
muqofa atau huruf yang ujungnya sama, bahkan qafiayah bukan hanya di
syair saja namun kalimat-kalimat seperti keagamaan dan kalimat yang lainnya
yang dianggap penting dan tidak terikat oleh kaidah-kaiah syair atau dalam
artian yang sempit seperti ungkapan para ahli hikmah, orasi berbentuk muqofa
atau peramal.

B. Macam-macam Syair pada Zaman Jahiliyah


1. Tasybib / Ghazal : Suatu bentuk syair yang didalamnya banyak
menyebutkan wanita dan kecantikannya, syair ini juga menyebutkan
tentang kekasih, tempat tinggalnya dan segala apa saja yang berhubungan
kisah percintaan.
2. Hamasah/fakher :Jenis syair ini biasanya digunakan untuk berbangga
dengan segala macam kelebihan dan keunggulan yang dimiliki oleh suatu
kaum. Pada umumnya syair ini digunakan untuk menyebutkan keberanian
dan kemenangan yang diperoleh .
3. Madach : Bentuk syair ini digunakan untuk memuji seseorang dengan
segala macam sifat dan kebesaran yang dimilikinya, seperti
kedermawanan dan keberanian maupun ketinggian budi pekerti seseorang.
4. Rotsa’ : Jenis syair ini digunakan untuk mengingat jasa seseorang yang
sudah meninggal dunia

4
5. Hijaa’ : Jenis syair ini digunakan untuk mencaci dan mengejek seorang
musuh dengan menyebutkan keburukan orang itu.
6. I’tizar : Jenis syair ini biasanya digunakan untuk mengajukan uzur dan
alas an dalam suatu perkara dengan jalan mohon maaf dan mengakui
kesalahan yang telah diperbuatnya.
7. Wasfun : Jenis syair ini biasanya digunakan untuk menggambarkan
sesuatu kejadian ataupun segala hal yang menarik, seperti
menggambarkan jalannya peperangan, keindahan alam dan sebagainya

Puisi arab jahiliyyah juga tidak lepas dari puisi-puisi Mu’allaqot.


Mu’allaqot adalah qasidah panjang yang indah dan yang diucapkan oleh para
penyair jahiliyyah dalam berbagai kesempatan dan tema. Sebagian Mu’allaqot
ini diabadikan dan ditempelkan didinding – dinding ka’bah pada  masa
jahiliyyah. Dinamakan dengan mu’allaqot (kalung) karena indahnya syair –
syair tersebut menyerupai perhiasaan yang dikalungkan oleh seorang wanita. [
CITATION Mak18 \l 1033 ]

C. Tema atau Tujuan Syair pada Zaman Jahiliyah

Orang-orang Arab menuliskan syi’ir untuk segala hal yang mereka


rasakan lewat inderanya, terlintas di dalam hatinya, dan sesuatu yang terdapat
di sekitar mereka.Mereka menuangkan itu semua dalam sebuah syi’ir. Tema-
tema besar yang sering mereka kemukakan adalah sebagai berikut:

1. al-Hamasah (‫)الحمسة‬, syair ini berisikan sifat-sifat yang berkaitan dengan


keberanian, kekuatan, dan ketangkasan seseorang di medan perang, dan
mencemooh orang-orang yang penakut. [ CITATION Jen18 \l 1033 ]
2. an Nasib (‫)النسيب‬, nasib disebut juga dngan At Tasybib. Tema ini mereka
gunakan untuk mengungkapkan kekaguman mereka kepada wanita,

5
menyebutkan keindahan-keindahannya, menerangkan keadaanya,
menyesali kepergiannya, berisi kerinduan-kerinduan mereka.Dalam syair
nasib mereka tidak pernah memusuhi wanita, syair nasib ini memiliki
kedudukan yang pertama di antara meraka karena dalam syair nasib ini
terdapat suatu kesenangan jiwa dan pikiran dimana di dalamnya terdapat
cinta dan itulah suatu rahasia seluruh pertemuan manusia.Penduduk badui
adalah orang-orang yang paling banyak bercinta karena mereka memiliki
banyak waktu luang dan bertemu dengan kabilah-kabilah yang bermacam-
macam pada musim panas dan semi. Dan jika mereka berpisah mereka
saling mengingat kenangan itu, seperti mengingatnya sang kekasih dengan
yang dikasihinya. Kemudian mereka kembali ke tempat pertemuan itu,
kemudian mengingat kembali kenangan-kenangan pertemuan itu,
mengingat kembali tentang mereka dan apa-apa yang mereka lihat dari
peninggalan-peninggalan sang kekasih lalu mereka tuangkan dalam
sebuah syair.[ CITATION Jen18 \l 1033 ]
3. al Fakhr (‫) الفخر‬, membangga-banggakan kelebihan yang dimiliki oleh
seorang penyair atau sukunya. Seperti sifat keberanian, kemuliaan nenek
moyang, ketinggian keturunan, dan kemsyhuran sukunya..[ CITATION Jen18
\l 1033 ]
4. Al-Madh ( ‫) المدح‬, adalah tema syair yang berisi pujian kepada seseorang,
terutama mengenai sifatnya yang baik, akhlaknya yang mulia, tabiatnya
yang terpuji, atau sikapnya yang suka menolong orang dalam kesulitan.
Juga menyebutkan keindahan-keindahan badani, seperti: ketampanan,
kecantikan, dan lain-lain. Penyair-penyair yang terkenal dengan tema ini
diantaranya; Zuhair, Nabighah dan al-A’syaxi.[ CITATION Jen18 \l 1033 ]
5. Ar-Ritsa ( ‫) الرثاء‬, yaitu tema syair yang mengungkapkan rasa putus asa,
kesedihan, dan kepedihan.Dalam Rista kadang-kadang penyair
mengungkapkan sifat-sifat terpuji dari orang-orang yang meninggal, atau
mengajak kita untuk berfikir tentang kehidupan dan kematian.Tema ini

6
sangat memberikan pengaruh karena penyair menyajikan tema yang
benar-benar nyata terjadi di hadapan mereka.[ CITATION Jen18 \l 1033 ]
6. Al Hija ( ‫) الهجاء‬, ialah membicarakan tentang kejelekan–kejelekan tentang
seseorang atau kabilahnya dan mengingkari tentang kemulian-
kemuliaannya serta kebaikan-kebaikannya.Al Hija’ digunakan untuk
menjatuhkan seseorang, yang di dalamnya berisi kebencian dan
ketidaksukaan terhadap orang yang dibenci dengan menyebutkan
kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahannya.[ CITATION Jen18 \l
1033 ]
7. Al- I’tidar ( ‫) اإلعتذار‬, yaitu berisi penolakan penyair terhadap tuduhan
yang ditimpakan kepadanya dan meminta belas kasihan dengan
mengemukakan alasan-alasan akan ketidakbersalahannya dan meminta
pengertian dari orang yang dituju. Penyair meminta maaf atas segala
kekeliruannya dengan menyatakan penyesalan yang mendalam.[ CITATION
Jen18 \l 1033 ]
8. Al-Wasf ( ‫) الوصف‬, yaitu tema syair yang mendiskripsikan keadaan di
sekitarnya. Misalnya jika ia seorang musafir, maka ia akan
menggambarkan tentang perjalanannya bersama untanya, dia
menggambarkan padang pasir yang luas, panas matahari yang menyengat
dan dinginnya malam. Jika ia seorang yang sedang berperang, maka ia
menggambarkan keganasan peperangan dan situasinya. Jika ia seorang
pemburu, maka ia menceritakan tentang perburuannya, kuda berburunya
dan alat untuk berburu, dan sebagainya.[ CITATION Jen18 \l 1033 ]
9. Al-Ghazal ( ‫) الغزل‬, yaitu tema syair yang membicarakan wanita yang
dicintai, baik mengeanai wajahnya, matanya, tubuhnya, lehernya, dan
sebagainya.Penyair juga mengungkapkan tentang kerinduan, kepedihan,
dan kesengsaran yang dialaminya.[ CITATION Jen18 \l 1033 ]
D. Tokoh Penyair pada Zaman Jahiliyah

7
1. Amrul Qais
Umrul Qais adalah penyair arab jahili yang hidup pada 150 tahun sebelum
hijrah. Jululukannya Al-Malik Ad Dhalil (raja dari segala raja penyair),
penyair ini berasal dari suku Kindah yang pernah berkuasa penuh di
Yaman. karena itu penyair ini dikenal dengan penyair Yaman
(Hadramaut). Syamsuddin dan Hambali (1993: 200) mengatakan dia
merupakan penyair yang pertama kali memperindah makna lantunan syair
serta memakai bahr tiwaal begitu juga dia yang pertama kali mensifati
wanita dengan pedang, banteng, dan telur yang terpelihara. kan di kota
Angkara Turki.

Umrul Qais yang mengisahkan kepada kita tentang sesuatu


kesusahan atau kegelisahan yang dialaminya pada suatu malam hari
sebagai berikut:

‫ علي بأنوع الهموم ليبتل‬# ‫وليل كموج البحر أرخى سدوله‬


‫ واردف اعجازا وناء بكلكل‬# ‫فقلت له لما تمطى بصلبه‬
‫ بصبح وما اﻻء صباح منك بأمثل‬#‫اﻻايهاالليل الطويل اﻻ انجلى‬
‫ بكل مغار الفتل شدت بيذ بل‬# ‫فيا لك من ليل كان نجومه‬

Artinya: “ Malam bagaikan gelombang samudra menyelimutkan tirainya


padaku, dengan kesedihan untuk membencanaiku, aku berkata padanya
kala ia menggeliat merentang tulang punggungnya dan siap melompat
menerkam mangsanya, wahai malam panjang kenapa engkau tidak segera
beranjak pergi yang digantikan pagi yang tiada pagi seindah kamu, Oh…
malam yang gemintangnya, bagaikan terjerat ikatan yang kuat.”

2. Nabighah Adz-dzibyanyani
Nama aslinya penyair ini adalah Abu Umamah Ziyad Bin Muawiyah. Ia

8
dipangil Nabigah karena sejak muda pandai bersyair kata Nabigah sendiri
berarti pandai bersyair, ia merupakan salah satu tokoh terkemuka para
penyair arab jahili dan dewan hakim mereka dipasar ukaz. Ia penyair
terbaik dalam menampilkan diksi/pemilihan kata, jelas dalam
mengemukakan makna, dan lembut dalam permohonan maaf. Hampir
seluruh umur hidupnya ia habiskan dikalangan keluarga raja Hira dan
memuji mereka serta lama mendapingi Nu’man bin Al-Mundzir. Sehingga
ia dijadikan kawan dan dimanjakan dengan kemewahan yang ada. Pernah
diriwayatkan penyair ini dikalangan raja Hirah selalu memakai bejana dari
emas dan perak. Hal ini tak lain untuk menujukan betapa pentingnya
kedudukan beliau disisi raja Hira.

Ketergiurannya untuk mecari penghidupan dengan syair, justru


membuka pemikiran baru dalam jenis puisi madhnya (pujian) serta
melakukan perluasan dan perdalaman dalam puisi itu

‫ اء ذا طلعت لم يبد منهن كوكب‬# ‫فاءنك شمس و الملوك كواكب‬

Artinya: “sesungguhnya engkau adalah matahari, sedangkan para raja


yang lain dalah bintang-bintang, bila kau terbit tak ada sayu bintangpun
yang berani menampakan diri.”

3. Zuhair bin Abi Sulma


Zuhair bin Abi Sulma berasal dari bani Ghathafan dan dibesarkan dari
keluarga penyair. Sejak kecil penyair ini belajar syair Dari pamannya
sendiri yang bernama Basyamah bin Shadir dan Aus bin Hujur. Karena itu
penyair ini telah tekenal sejak masa kecil. Selain bakatnya sudah muncul
dari muda. Penyair ini disenangi oleh segenap kaumnya karena
kepribadiaan dan budi pekertinya yang tinggi. Beliau sangat terkenal

9
dengan kesopanan kata-kata syairnya, imajinasi dan pemikirannya banyak
menggunakan kata-kata hikmat dan pemikiran yang matang dan banyak
orang yang menjadikan syairnya sebagai contoh hikmat dan pemikiran
kebijaksanaan. Sehingga tidak aneh jika pendapatnya selalu diterima oleh
kaumnya.

Terdapat petikan bait syairnya yang banyak mengandung kata


hikmat yang dapat dijadikan petunjuk bagi kehidupan.

‫ ثمانين حوال الأبالك يسأم‬# ‫سئمت تكاليف الحياة ومن يعش‬


‫ ولكننى عن علم ما في غد عم‬# ‫واعلم ما في اليوم وألمس قبله‬
‫ تمته ومن تهتئ يعمرفيهرم‬# ‫رأيت المنايا خبط عشواء من تصب‬
‫ يفره ومن اليتق الشتم يشتم‬# ‫ومن يجعل المعروف من دون عرضه‬
‫ اء لى مطمئن البراليتجمجم‬# ‫ومن يوف ال يذمم ومن يهد قلبه‬
‫ واء ن يرق اسباب السماء بسلم‬# ‫ومن هاب اسباب المنايا ينلنه‬
‫ يكن حمده ذما عليه ويندم‬# ‫ومن يجعل المعروف في غير أهله‬
‫ اء ذا هو أبد ما يقول من الفم‬# ‫ألن لسان مرء مفتاح قلبه‬
‫ فلم يبق اءال صورة اللحم والدم‬# ‫لسان الفتى نصف ونصف فؤاده‬

Artinya : “Aku telah jemu dengan beban hidup, dan barang siapa yang
berumur sampai delapan puluh tahun, pasti ia akan jemu dengan beban
hidupnya, aku dapat mengetahui segala yang terjadi pada hari ini dan
kemarin tetapi aku tetap tak tahu akan hari esok, aku melihat maut itu
datang tanpa permisi terlebih dahulu barang siapa yang didatangi pasti
mati dan siapa yang luput diakan lanjut usia, barang siapa yang selalu
menjaga kehormatannya maka di akan terhormat dan siapa yang tidak
menghindari cercaan orang di akan tercela, barang siapa yang menempati
janji akan tercela barang siapa yang terpimpin hatinya maka ia akan selalu

10
berbuat baik, barang siapa yang takut mati pasti dia akan bertemu juga
dengan maut walaupun ia naik ke langit dengan tangga (melarikan diri),
barang siapa orang yang menolong tidak berhak ditolong maka dia akan
menerima resikonya dan akan menjadikan penyesalan baginya.”

4. Lubaidah bin Rabiah


Penyair ini adalah penyair jahiliyah yang terpanjang usianya. Dia berumur
145 tahun. Jadi sempat mendapatkan masa islam., namun penyair ini tetap
digolongkan sebagai peyair jahiliyah., karena sesudah masuk islam
penyair ini tidak mengucapkan syair lagi kecuali hanya satu bait saja.
Bakatnya sebagai seorang penyair telah dapat dilihat mulai sejak masa
kecilnya. Ketika ia masih kecil pernah bertemu dengan Nabighah di
majlisnya ketika raja Nu’man Ibnul Munzir, di majlis tersebut Nabighah
sangat memperhatikannya.

5. Antarah bin Syadad Al Abshi


Penyair ini dikenal sebagai seorang pahlawan yang sangat ditakuti
oleh lawan-lawannya. Ibu dari penyair ini berasal dari seorang budak dan
ayahnya adalah seorang bangsawan yang kaya. Karena itu ayahnya tidak
mengakui penyair ini sebagai anak kandungnya bahkan dianggap sebagai
seorang budak yang dapat disuruh menggembala ternak. Perlakuan
ayahnya tersebut membuat ia sangat tertekan sekali. Bahkan sampai
pamannya sendiri ikut menghalangi cintanya kepada putrinya sendiri yang
bernama Ablah, karena pamannya menganggapnya tidak pantas untuk
mengawinkan  putrinya dengan keluarga budak.

11
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Syair jahiliah merupakan Karya sastra pada periode jahiliyah
menggambarkan keadaan hidup masyarakat dikala itu, dimana mereka sangat
fanatik dengan kabilah atau suku mereka, sehingga syair-syair yang muncul
tidak jauh dari pembanggaan terhadap kabilah masing-masing. Begitu juga
dengan khutbah yang kebanyakan berfungsi sebagai pembangkit semangat
berperang membela kabilahnya, namun demikian karya-karya sastra pada

12
periode Tradisi puisi pada masa jahiliah adalah embrio berkembangnya sastra
arab hususnya genre yang berjenis puisi yang mrupakan cerminan orisinilitas
pemikiran bangsa arab juga menjadi cerminan kehidupan mereka. Sangat jelas
bahwa tradisi berpuisi masyarakat jahiliah terutama syair muallaqot
merupakan titik tolak majunya peradaban bangsa arab yang akan maju pesat
dan menjadi sumaber peradaban dunia pada abad pertengahan saat
bersendtuhan dengan islam.

DAFTAR PUSTAKA

Jenis-jenis Puisi Masa Peradaban Jahiliyah. (2018, Agustus 22). Retrieved from
Saung Sastra Arab: https://saungsastraq.wordpress.com/2018/08/22/jenis-
jenis-puisi-masa-peradaban-jahiliyah/
Makalah Syair Arab Periode Jahiliah. (2018). Retrieved from Catatan ABP:
https://catatanabp.wordpress.com/2018/04/10/makalah-syair-arab-periode-
jahiliah/
Puisi (syair) Jahiliah Sebagai orisinilitas peradaban bangsa Arab. (2010, Desember
09). Retrieved from Sastra Arab Blog:

13
http://ukonpurkonudin.blogspot.com/2010/12/puisi-syair-jahiliah-
sebagai.html
Puisi (syair) Jahiliah Sebagai orisinilitas peradaban bangsa Arab. (2010, Desember
09). Retrieved from Sastra Arab Blog:
http://ukonpurkonudin.blogspot.com/2010/12/puisi-syair-jahiliah-
sebagai.html

14

Anda mungkin juga menyukai