Madrasah Apollo memerankan posisi penting dalam pembaharuan kesusasteraan Arab, terutama dimesir sebagai kota kelahirannya. Dipilihnya nama Apollo karena ia adalah dewa puisi bangsa Yunani. Diharapkan agar madrasah ini menjadi sumber inspirasi bagi para sastrawan. Sebenarnya, Apollo adalah nama untuk majalah dan jama’ah sastrawan sekaligus. Ketua pertamanya adalah Ahmad Syauqi, Khalil Mutran dan Ahmad Muharram (wakil ketua), Ahmad Zaky Abu Syadi (sekretaris) dan anggotanya terdiri dari Ibrahim Naji, Kamil Kaylani, Sayyid Ibrahim, dan lain lain. Begitu Ahmad Syauqi wafat 13 Oktober 1932, Apollo dipimpin oleh Mutran. Kemunculannya dilatari oleh beberapa faktor. Faktor politik misalnya, saat itu kondisi politik sangat cheos/amburadul sehingga membawa kecarut marutan dunia sastra. Para penyair tercerai-berai dalam berbagai kelompok politik. Tujuannya adalah: mengangkat martabat, derajat puisi arab dan memberi arahan pada para penyair; mengangkat nasib para penyair, baik dalam dunia sastra, sosial atau material dan membela kepentingan dan kehormatan mereka; juga mendukung kebangkitan seni dalam dunia puisi arab. Puisi sentimentil atau curahan hati dengan kadar yang berlainan antar penyair sesuai dengan faktor milieu, kebudayaan, dan pembentukan kejiwaan masing-masing. Cinta alam sebagaimana kecintaan para penyair Mahjar dan Romantik dengan menjadikannya alat pengkonkritan kondisi kejiwaan dan sikap mereka pada kehidupan dan manusia. Puisi mursal dengan mengabaikan rima. Beberapa penyair menyatakan emosi cinta dalam kerangka pengalaman subyektifnya. Beberapa penyair mengekspresikan kegagalannya menarik dan mendapatkan wanita lalu melukiskannya sebagai orang yang gegabah, kurang pertimbangan, dan suka berkhianat. Ali Mahmud Taha, Ibrahim Najy, Abd al Latif al Najjar. Al Hamsyawy, Mahmud Hasan Ismail, Salihu George, Muhammad Abd al Gany Hasan, dan Mukhtar al Wakil. Abd al ‘Aziz al Dasuqy ; kelompok ini merupakan aliran sastra modern. Menurut al-Shabi, Apollo tidak menjadi aliran yang jelas, akantetapi hanya merupakan revolusi yang dahsyat untuk mewujudkan kebebasan dan kesempurnaan puisi. hmad Zaki Abu Shadi (1892-1955 M) merupakan penyair arab modern yang sangat produktif yang lahir pada tanggal 9 Februari 1892 Di Hayyi’Abiddin, Kairo; Mesir. Ayahnya adalah seorang Advokat (pengacara) sekaligus anggota senat , poitikus, dan jurnalis terkenal yang telah mempublikasikan beberapa antologi dan membuka “salon” sastra pada setiap malam rabu.(6) Sementara itu ibunya bernama Aminah ialah seorang penyair yang mempunyai hubungan saudara kandung dengan adik peyair terkenal Mustahafa Najib. Setelah menyesaian sekolah dasar ibtidaiyyah dan sekolah menengah Thsanawiyyah, pada bulan april 1912. Ayah Abu Shadi mengirimnya ke Inggris. ia memepelajari sastra inggris yang beraliran romantisme, aliran ini menjadi konsentrasi penyair romantisme arab Khalil Murtan, sastra simentilnya Shally dan Kids. Namun demikian kegandrungannya terhadap sastra inggris ia tidak menyurutkan sisi kebanggaannya terhadap kecintaanya kepada tanah air dan bangsa dimana ia dilahirkan, rasa nasionalismenya tinggi itu bisa dibuktikan dengan peranan pentingnya terhadap berdirinya majalah Apollo saat umurnya baru menginjak 16 tahun, ia sudah menerbitkan jenis karya sastra berupa puisi dan prosa yang diberi judul Qatrat Man Yara’ Fil Adab Wal-Ijtima. Karya ini menurut Kharil Murtan yang aktif menghadiri “Salon” sastra tersebut; Menunjukan betapa luasnya wawasan dan pengetahuan Abu Shadi tentang Unsur yang membentuk Suatu karya sastra Seperti bentuk (Form), Gaya bahasa (Style) dan bahasa (Language) baik sastra arab maupum inggris/barat disuatu sisi, dan pada sisilainnya ia sangat peka dalam menjawab problemmatika unsur ekstrisik juga gejala sosial masyrakat, seperti; persoalan persoalan politik, kebudayaan, problem masyarakat pada umumnya. Ia berhasil memadukan dan mengakulturasiakan puisi Arab dengan puisi Inggris; terutama dalam puisi aliran romantisme Arab yang membuat inovasi dan kritikan terhadapnya. yang paling penting pada tahun 1933 ia bersama-sama dengan Ali Mahmud Thaha dan Ibrahim Naji Mendirikan Madrasah Apollo di Mesir. Ahmad Zaki Abu Shadi menghembuskan nafasnya yang terakhir dan meninggal dunia pada tanggal 12 April 1955 di Amerika. 1. Anda’al-Fajr (karya puisi romantisme, cinta dan alam. Terbit pada usi 18 th). 2. Zainab (karya berupa puisi nostalgia kenangan teman lama, cinta dan alam. Terbit tahun 1924). 3. Anin wa Ranin dan Shi’r al-Wwijdan (Nasionalisme terbit tahun 1925). 4. Misyyiriat (nasionalime dan kemerdekaan dari Inggris terbit tahun 1925). 5. Watan al-Fura’ina (kebebasan Mesir dan Tradisinya, terbit tahun 1926). 6. Al-Shafaq al-Baqi (lebih dari 1000 hlm; otokritik puisinya, terjemahan puisi- puisi Inggris; penolakan pendapat Cablanc bahwa timur itu tetap timur dan barat tetaplah barat. Keduanya tidak bias bertemu; puisi bebas di terbitkan tahun 1926). 7. Wahy al-Am (antologi tahunan; metode hauliyat; terbit tahun 1926). 8. Ash’ah wa Dilal (terjemahan disertai gambar-gambar pelukis dunia; terbit th 1931). 9. Al-Sha’lah dan Atyaf al-Rabi’ (cinta, alam, dan penguasa Mesir dan Yunani, Nasionalisme; terbit tahun 1933). 10. Al-Yambu’ (cinta, alam, dan penguasa Mesir dan Yunani, Nasionalisme; 1934). 11. Fawq al-‘Ubab (cinta, alam, dan penguasa Mesir dan Yunani, Nasionalisme; 1935). 12. Awdah al-Ra’I (membangkitkan kesadaran nasionalisme Mesir; terbit tahun 1943). انا ابن هواي ،ثم انا ابن فكري ولست اعيش في هذا الزمان
اعيش بكل عصر عبقري
تألق في الشعور وفي البيان Nama aslinya; Khalil bin Abduh bin Yusif Muthran Lahir di 1 Juli 1872 di Baalbek, Libanon. Mutran menamatkan pelajaran-pelajaran dasarnya di Sekolah Dasar Timur di Zahlah. Ia pun kemudian masuk College Keuskupan Katolik di Beirut, dimana ia mendapat pelajaran bahasa Prancis dari orang-orang yang berbahasa itu. Ia juga mendapatkan latihan-latihan disana dalam hal kaidah-kaidah bahasa Arab dari cendikiawan Libanon, Ibrahim al-Yaziji dan saudaranya, Khalil. Sebagai akibat dari kegiatan politiknya menentang rezim Turki, ia terpaksa bersuaka ke Paris, diamana ia mengejar kepentingan-kepentingan intelektualnya. Tahun 1892 ia meninggalkan Paris dan pergi ke Mesir diamana ia menetap di sana sampai akhir hayatnya. Sejak tahun itu hingga 1894 itu ia memantapkan dirinya sebagai wartawan yang cakap dan sebagai seorang penyair pembaharu yang berpengaruh dalam angkatannya. Diantara karanya yang diterbitkan adalah Diwan, sebuah kumpulan sajak yang terdiri dari 4 jilid. Beliau wafat di Kairo pada 1 Juni 1949 من اجمل قصائدة المساء: فخ ْلتُ في ِه ِش َفائي َدا ٌء أَلَ َّم ِ عفَ ْ ت بُ َر َحائي صب َْوتي ،فت َ َ ضا َ من َ َيا لَلضَّعيفَ ِ ين ! ا ْست َ َبدَّا بي ،و َما الظ ْل ِم مث ُل ت َ َح ُّك ِم ال ُّ ضعَفَ ِ اء في ُّ