Anda di halaman 1dari 3

‘Antarah Ibn Syaddad al-‘Abbasy

Dia adalah ‘Antarah Ibn Syaddad dari kabilah Abbas dari Qais, ia adalah salah seorang penyair
sekaligus seorang pasukan kavaleri penunggang kuda yang pemberani. Ia pernah merasakan cinta
hingga setelah itu bergejolak lah kepiawaian bersyair dan daya khayalnya meningkat. Cerita tentang
kehidupannya tertulis dalam berbagai kisah yang terkenal. Memang ada banyak kisah-kisah fiksi yang
beredar tentang dirinya, akan tetapi sosok Antarah memang benar nyata keberadaannya, ia pernah
terlibat berbagai pertempuran dan menulis banyak syair. Berdasarkan cerita nyata tentang dirinya,
ibunya bernama Zubaibah seorang budak yang berasal dari Abbysinia. Setelah anaknya itu lahir dan
terlihat bakat dan kelebihannya, maka ayahnya mengambil dan menisbatkan nasab garis keturunannya
pada anaknya tersebut, sebagaimana adat kebiasaan pada masa tersebut.

Dia merupakan salah seorang dari panglima Arab yang terlahir dari seorang ibu yang berstatus
seorang budak, mereka semuanya ada tiga orang yaitu ‘Antarah, Khafaf Ibn ‘Umair dan As-Salik Ibn Al-
Salakah. ‘Antarah pernah menyaksikan peperangan ‫ سحاد‬dan ‫ءاربغلا‬, saat itu ia masih seorang pemuda,
ia pernah terlibat perselisihan dengan bani Abbas karena unta yang ia ambil dari sekutu mereka yang
telah ia bunuh. Kemudian terjadi peperangan antara Jadilah dan Tsa’al, ‘Antarah sendiri ada di kubu
Jadilah dan membantu mereka dalam peperangan tersebut dan mereka meraih kemenangan. Kaum
Ts’al sendiri kemudian mengadukan perihal masalah tersebut kepada kaum Ghathafan. Ada banyak
cerita tentang kehidupan ‘Antarah yang tercampur antara cerita nyata dengan cerita yang dibuat-buat.
Ada berbagai versi cerita tentang penyebab kematiannya. Ia jatuh cinta kepada anak pamannya,
perasaannya ini banyak ia tuangkan dalam syair-syairnya.

‘Antarah memiliki banyak syair yang terangkum dalam antologinya yang besar. Namun ada
kesimpangsiuran terkait mana yang merupakan syairnya dan mana yang bukan. Satu syair yang dapat
dipastikan merupakan karya miliknya adalah sebuah Mu’allaqat yang diawali dengan

‫مهوت دعب رادل تفرع له *** مأ مرتم نم ءارعشل رداغ له‬

Menurut cerita ia menyampaikan syair tersebut ketika ia sedang duduk di rumahnya pada suatu
hari kemudian datang lah ayahnya dan memberikan kemerdekaannya, akan tetapi datang seseorang
dari Bani Abbas yang menghardiknya atas kejadian tersebut dan menyebut-nyebut tentang ibunya dan
saudara perempuannya yang berkulit hitam. ‘Antarah kemudian membalas hinaan itu dengan syair
tersebut.

Berdasarkan cerita, balasan yang disampaikan olehnya adalah: “aku adalah orang yang paling
murni kekuatannya, yang paling banyak ternaknya, yang paling bijak menghadapi masalah, yang paling
dermawan dengan apa yang aku miliki, dan yang paling berbahaya dalam membuat rencana”. Laki-laki
itu kemudian berkata, “aku lebih cerdas daripada engkau”, ‘Antarah kemudian menjawab lagi, “nanti
kamu akan menyadari hal tersebut”, ia kemudian menyebutkan tentang terbunuhnya Muawiyah Ibn
Nazal.

Ia kemudian mulai dengan cerita tentang al-Diyar ‘Ablah dan mengadu tentang perasaan rindu,
kemudian berlanjut tentang cerita-cerita semangat dan kebanggaan. Ada banyak periwayat yang
membantah bahwa Mu’allaqat tersebut adalah karya miliknya, diantara al-Ashma’iy dan Ibn al-A’raby,
mereka semua berkata bahwa permulaan Mu’allaqat yang sebenarnya adalah:

‫ىملسأو ةلبعراد احباص ىمعو *** يملكت ءاوجلاب ةلبع راد اي‬

Diantara riwayat yang keliru tentang sebuah syair yang dikatakan karya miliknya adalah kasidah
tentang yaum al-Furuq yang diawali dengan

‫ايلاوخلا نينسل كاركذ لتاقو *** ايلاوبل لولطل ا لتاق لأا‬

Dalam Syair tersebut dijelaskan tentang peristiwa pada hari tersebut dan kebanggaan dirinya. Di
antara karya miliknya adalah syair kemuliaan yang berisi ancaman kepada Nu’man dan kebanggan pada
kaumnya. Seluruhnya berisi syair tentang semangat, yang diawali dengan:

‫بضغل هعبط نم يلعل لاني لاو *** بترل هب ولعت نم دقحلا لمحي ل‬

Dalam bait tersebut terdapat pesan hikmah yang hendak ia sampaikan dan tidak ada maksud
lain selain dari itu, karyanya yang lai adalah syair yang berisi ancaman kepada ‘Imarah dan al-Rabi’, dua
orang anak Ziyad al-‘Abbasy, syair tersebut diawali dengan:

‫بغرأا شيعلا ىف تنك ام ىلعلا لولو *** بنجتلاو لاقل ىنم ىلعل ريغل‬

Masih ada banyak karya nya yang lain yang dapat ditemukan dalam Diwan dirinya yang memiliki
berbagai makna dan isi. Diantaranya adalah:

‫ منتملا براشلا لعفك ادرغ حرابب سيلف اهب بابذلا لاخو‬-


‫ مذجلأا دانزلا لىع بكملا لعف هعارذب هعارذ كحي اجزه‬-
‫قأ امف توحص اذإو ملكي مل" رفاو ضرعو لام كلهتسم ننإف تبش اذإو‬ -

Kemajuan mereka dalam bidang perdagangan dan ekonomi

Diantara bukti yang menunjukkan perkembangan mereka dalam amsalah ekonomi adalah
banyaknya kosakata yang berhubungan dengan harta, ada sekitar 20 kata yang menunjukkan makna
berhubungan dengan ekonomi seperti investasi dan sebagainya misalnya ‫( دلاتل‬harta pusaka) ‫ز اكرلاو‬
(harta terpendam), ‫( رامضلا‬harta yang tidak diharapkan), ‫( فراطل‬harta yang baru diperoleh), ‫( دلاتل‬harta
yang sudah lama), dan berbagai kata yang lain yang maknanya merujuk pada uang dan alat tukar dari
emas dan perak. Kata yang bermakna emas maupun macam-macamnya ada lebih dari dua puluh.

Dalam bahasa Arab ada seratus kata yang menunjukkan makna jenis-jenis tanah dari tingkat
kekerasan dan kelunakannya. Adapun yang menunjukkan kemajuan dan perkembangan transportasi
adalah ada banyak nama bagi perahu, yaitu ada 10 kata dengan perbedaan masing-masing. Selain itu
ada lebih dari 100 nama bagi jenis-jenis angin dan arah-arah kedatangannya.
Misalnya jika angin datang dari dua penjuru, maka disebut ‫ءابتكنل‬. Jika datang dari banyak
penjuru maka disebut dengan ‫ةحوانتمل‬, jika dimulai langsung tiupan kencang maka disebut dengan ‫ةجففانل‬,
jika ia dapat menggoyangkan cabang dan pohonnya, maka ia disebut ‫عازعزل‬. Hal yang sama juga
berlaku untuk berbagai kata yang lain, hal ini sekaligus menunjukkan keluasan pengetahuan mereka
dalam suatau masalah. Ada berbagai nama untuk jalan dan rawa dan lain-lain yang tidak cukup dibahas
di sini. Ada berbagai satuan untuk menunjukkan timbangan dan berat dalam proses jual beli. Hal yang
sama juga berlaku pada berbagai peralatan, wadah makanan, perabotan, pakaian dan sebagainya.
Berbagai contoh untuk masalah ini dapat merujuk pada kitab-kitab fiqih lughah secara khusus.

Anda mungkin juga menyukai