Anda di halaman 1dari 3

KELOMPOK 6:

1. Siti Romlah (U20173033)


2. Diah Novianti Firdaus (U20173043)
3. Khoirun Nisa (U20173029)

Syiir Pada Masa Dinasti Abbasiyah Priode Ke Dua

A. Periode ke Dua Dinasti Abbasiah

Priode ke dua ini di mulai pada tahun 232 H (874 M) sampai tahun 334 H
(945 M). Pada priode ini berbanding terbalik dengan priode pertama pengaruhnya
terhadap perkembangan sastra, Mereka tidak mendapat kebebasan untuk berkarya.
Hanya Penyair-penyair yang memiliki dukungan kuat dari kholifah dan pejabat yang
bisa mempublish karyanya di depan umum.

B. Karakteristik Syiir Masa Dinasti Abbasiah Periode Ke Dua


1. Dari segi Makna
Al-Iskandary menyebutkan karakteristik puisi Arab pada zaman Abbasiyah
dari segi makna sebagai berikut:
1) pikiran dan gagasannya tertata rapi dan teratur.
2) daya imajinasinya melampaui batas-batas rasionalitas dan melahirkan
penggambaran yang indah.
3) kaidah-kaidah filsafat, idiom-idiom agama, dan kata-kata hikmah
digunakan untuk penguatan pesan dan gagasan.
2. Dari segi Tema
Tema-tema pada zaman Abbasiyah ini sama pada zaman sebelumnya, tapi
ada juga tema yang baru seperti zuhdiyyat (zuhud), khamriyyat (minuman keras),
thardiyyat (perburuan), kisah-kisah beradab, deskripsi tantang makanan,
pemandangan, taman-taman bunga, dan lain-lain. Para penyair zaman ini terkenal
dengan keindahan makna, pembaruan, dan perluasan imajinasinya.
C. Tokoh Penyair Masa Dinasti Abbasiyah Periode Ke Dua
1) Al-Mutanabbi
Al-Mutanabbi adalah nama dari salah satu penyair Arab yang sangat
terkenal pada abad keempat. Nama lengkapnya adalah Ahmad ibn Al-Husain, dan
ia merupakan keturunan Yaman dari sebuah suku yang disebut Jo-fa. Ia lahir di
Kufah, sebuah kota tua belajar di iraq, pada tahun 303 H (915 M).40 Menurut
beberapa sumber, Al-Mutanabbi muda terlibat dengan suatu konspirasi Syiah
ketika otoritas Kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad menurun. Ia mengaku dirinya
sebagai keturunan Ali, dan bahwa ia bergabung dengan gerakan Carmathian
terkenal, sebuah kelompok revolusioner yang selama tahun-tahun telah meneror
Irak selatan dan Saudi dan yang menyerang mekkah pada satu waktu. Ada juga
cerita yang berkaitan dengan akuisisi nama panggilan, AlMutanabbi yang berarti
orang yang menempatkan dirinya sebagai nabi.
Pada masa mudanya AlMutanabbi berpura-pura menjadi seorang nabi
dengan Al-Qur'an baru, dan ia memimpin pemberontakan di Al-Samawah, Irak. ia
dipenjarakan pada tahun 322 H (933 M). ketika pemberontakan gagal, ia mulai
berpikiran politik dan menghadiri pengadilan aturan provinsi di Irak, Persia,
Mesir, dan Suriah. Istana pertama yang menyambut Al-Mutanabbi adalah istana
pangeran Saif Al-Dawla di Aleppo di 337 H (948 M). Sayf Al-Dawla dikenal baik
dengan kampanye menang melawan kekaisaran Bizantium. Al-Mutanabbi
dilindungi di istananya dan ia ikut serta dalam kampanye Sayf Al-Dawla selama
sembilan tahun.
2) Ibnu Qutaibah (wafat 276 H )

Nama lengkapnya adalah Muhmmad bib Abdullah bin Muslim bin


Qutaibah al-Dinawari. Iya lahir kufah tahun 213 H iya dikenal sebagai ilmuam
dan sastrawan yang sangat cerdas , memiliki pengetahuan yang sangat luas
tentang bahasa dan kesustraan , berani dan tegas. Ia pengarang pertama yang
berani melakukan kritik sastra. Karyanya yang terkenal adalah Uyunul Akhbar,
Adabul Kitab, dan sebagainya.
3) Ibnu Abdi Rabbi ( wafat 328 H )
Terlahir dengan nama Abu Umar Ahmad bin Muhammad bin Abdi Rabbih
al-Qurthuby. Ia sseorang ulamak yang memiliki pengetahuaan tentang manusia,
penyair berbakat yng memiliki kecenderungan kesajak derama, sesuatu yang
sangat langka dalam tradisi sastra Arab. Karya terkenalnya adalah Al-Aqdul
Faridm\, semacam ensiklopedia Islam yang memuat pengetahuan tentang islam.

Anda mungkin juga menyukai