PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ada berbagai macam cara seseorang dalam memberikan gagasan dan ide
fikiranya. Adakalanya seseorang dalam menuangkan gagasanya dengan cara
yang indah, ada juga dengan cara biasa saja. Cara yang pertama inilah yang
sering digunakan oleh pengarang karya sastra.
Karya sastra merupakan proses kreatif seorang pengarang melalui daya
imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini
dapat berupa karya berbentuk tulisan dan karya sastra lisan. Karya sastra tidak
sekedar lahir dari dunia yang kosong melainkan karya yang lahir dari proses
penyerapan realita pengalaman manusia.1 Bentuk karya sastra begitu beragam
sesuai dengan jenis dari karya sastra itu sendiri.
Jenis karya sastra dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yakni
sastra imajinatif dan sastra non-imajinatif. Ciri sastra non-imajinatif yaitu
lebih banyak unsur faktualnya dari pada khayali-nya, menggunakan bahasa
denotatif, dan memenuhi syarat-syarat estetika seni. Dalam prakteknya jenis
sastra non-imajinatif terdiri dari karya-karya yang berbentuk esai, kritik,
biografi, otobiografi, dan sejarah. Sedangkan Ciri sastra imajinatif adalah
karya sastra tersebut lebih bersifat khayali, menggunakan bahasa yang
konotatif, dan memenuhi syarat-syarat estetika seni. Yang termasuk pada
golongan sastra imajinatif adalah prosa dan puisi. Prosa digolongkan lagi
menjadi fiksi dan drama. Jenis drama terdiri dari drama komedi, tragedi,
melodrama, dan drama melotragedi. Sedangkan Jenis fiksi sendiri terbagi
dalam genre-genre yaitu: novel atau roman, cerita pendek, dan novelet.
Novel merupakan karya sastra hasil imajinasi dan penghayatan
pengarang
terhadap
masyarakat.
Novel
sebagai
karya
sastra
lebih
terjadi
kejadian-kejadian
yang
memilukan,
mengharukan,
Najieb
Kaylani
juga menaruh
tokoh
yang
kuat
dengan
Sukron Kamil, Teori Kritik Sastra Arab, (Jakarta : Rajawali Press, 2009), hal. 45
Najieb al-Kailany, Night In Turkiztan, (terjemah). (Jakarta : 1428), hal. 236
Agar penelitian ini lebih fokus dan terarah, maka akan dirumuskan
masalah pokok penelitian yang berkisar pada hal-hal sebagai berikut:
1) Lafadz apa saja yang mengandung unsur saja dalam novel Layaali
Turkiztan karya Najieb Kaylani?
2) Jenis saja apa saja yang terdapat dalam setiap lafadz yang
mengandung unsur saja dalam novel Layaali Turkiztan karya Najieb
Kaylani?
3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui lafadz yang mengandung unsur saja dalam novel
Layaali Turkiztan karya Najieb Kaylani?
2) Untuk mengetahui jenis saja yang terdapat dalam setiap lafadz yang
mengandung unsur saja dalam novel Layaali Turkiztan karya Najieb
Kaylani?
Adapun kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
3.1. Kegunaan Teoretis
Sebagai sumbangan pemikiran pada masyarakat umum, khususnya
masyarakat dalam dunia akademik, yang memiliki minat memperdalam
balaghah, khususnya ilmu badi (saja) dan permasalahannya dalam novel
Layaali Turkiztan karya Najieb Kaylani, setidaknya memperluas wawasan
intelektual sebagai pelengkap dari hasil kegiatan penelitian tentang
keistimewaan dan keindahan kalimat dalam novel Layaali Turkiztan karya
Najieb Kaylani dari aspek gaya bahasa yang pernah ada.
3.2. Kegunaan Pragmatis
a. Penelitian ini dilakukan guna untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah
Metode Penelitian Bahasa jurusan Bahasa dan Sastra Arab
b. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai-nilai balaghah yang
terkandung dalam karya sastra, khususnya novel Layaali Turkiztan
karya Najieb Kaylani sehingga dapat dicari relevansinya dengan
kehidupan sehari-hari, terutama hikmah dalam karya sastra tersebut.
4. Tinjauan Pustaka
Penelitian ini memfokuskan pada sajayang terkandung dalam novel
Layaali Turkiztan dari aspek uslub dan karakteristiknya. Sekalipun sudah
adalah
salah
satu
ilmu
untuk
mengetahui
bagaimana
mengungkapkan suatu ide ke dalam bahasa yang bervariasi. Ilmu ini pertama
kali dikembangkan oleh Abu Ubaidah ibn al-Matsni. Mempelajari ilmu
bayan akan membantu kita memahami dan mengapresiasi keindahan bahasa
Al-Quran. Bidang kajian ilmu bayn meliputi tasybh, majz, dan kinyah10..
Kedua Ilmu Maani adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana keadaankeadaan perkataan bahasa Arab yang dilontarkan oleh penutur agar keadaankeadaan tersebut sesuai dengan muqtadhal al-hal (situasi dan kondisi) lawan
bicara (komunikan).11Jelasnya Ilmu Ma'ani itu adalah suatu peraturan tentang
pemberian makna yang tepat sesuai dengan redaksi kalimat. Dalam kelompok
ilmu ma' ani ini akan dibahas mengenai: Kalam khabari dan insya, Zikru dan
Hazfu, Taqdim dan ta'hir, Qashar, Washal dan fashal, Ijaz dan Musawah. Dan
ketiga Ilmu badi adalah ilmu yang membahas bagaimana keindahan
ungkapan bahasa setelah diekspresikan dengan gaya bahasa yang indah dan
disesuaikan dengan konteks wacana.12Atau Ilmu badi ialah suatu ilmu yang
dengannya diketahui segi-segi (beberapa metode dan cara-cara yang
ditetapkan untuk menghiasi kalimat dan memperindahnya) dan keistimewaankeistimewaan yang dapat membuat kalimat semakin indah, bagus dan
menghiasinya dengan kebaikan dan keindahan setelah kalimat tersebut sesuai
dengan situasi dan kondisi dan telah jelas makna yang dikehendaki 13. Ilmu
Badi membahas tata cara memperindah suatu ungkapan, baik pada aspek
8
Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, University Press, Yogyakarta, 2002, hal.
295
9
Wahab Muhsin dkk, Pokok-pokok Ilmu Balaghah, Angkasa, Tasikmalaya, 1982, hal. 25
Mamat Zaenuddin & Yayan Nurbayan, Pengantar Ilmu Bayan, Zain Al-bayan,
Bandung, 2006, hal. 97
11
Hifni Bek Dayyab dkk, Kaidah Tata Bahasa Arab, Darul Ulum Press, Jakarta, 1991,
hal. 418
12
Abu Shalih & Ahmad Tawfiq, Kitab al-Balaghah, Jamiah al-Imam, Riyadh, hal. 124
13
Hasyimy, Sayyid Ahmad, al, Jawhirul Balghah fil Ma ny wal Bayn wal Bad,
Maktabah al Tijriyyah al Kubr, Mesir, 1994, hal. 177
10
lafadzmaupun pada aspek makna. Ilmu ini membahas dua bidang utama, yaitu
muhassint lafzhyyah dan muhassint manawiyyah. Muhassintlafzhyyah
meliputi: jins, iqtibs, dan saja, sedangkan muhassint manawiyyah
meliputi: tauriyyah, tibq, muqbalah,husn al-tall, takd al-madh
bimyusybih al-dzamm dan uslb al-hakm14.
Dan dari ketiga bidang yang terdapat dalam ilmu balaghah yang
dijadikan pendekatan (pisau analisis) dalam penelitian ini adalah ilmu badi
saja. Dan yang akan dijadikan pendekatan dalam penelitian ini yaitu dari jenis
yang terdapat dalam al-muhassinat al-lafdziyah yang dititikberatkan pada
saja. Saja secara leksikal bermakna bunyi atau indah. Secara
terminologis, saja adalah persesuaian bunyi. Saja adalah cocoknya huruf
akhir dua fashilah atau lebih. Saja yang paling baik ialah yang bagian-bagian
kalimatnya seimbang. Adapun saja dalam fahsilah (kalimat akhir) dari natsr
itu menyerupai qofiyah pada syiir. (pada wazan-nya, hurufnya atau qofiyahnya).
Saja terbagi ke dalam tiga bagian yaitu : pertama Al-Mutharraf adalah
sajak yang dua akhir kata pada sajak itu berbeda dalam wazan-nya, dan
persesuaian dalam huruf akhirnya. Kedua Al-Murashsha adalah sajak yang
padanya lafadz-lafadz dari salah satu rangkaiannya, atau seluruhnya, atau
sebagian besarnya semisal bandingannya dari rangkaian yang lain. Ketiga AlMutawazi adalah sajak yang persesuaian padanya terletak pada dua kata yang
akhir saja. Dan dengan sudut pandang saja, maka keindahan dan
keistimewaan novel Layaali Turkiztan karya Najieb Kaylani ini akan dengan
mudah dapat diketahui.
6. Metode dan Langkah Penelitian
6.1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitik.
Metode ini merupakan gabungan antara metode deskriptif dan metode analisis.
Metode deskriptif analitik dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta
yang kemudian disusul dengan analisis.15
6.2. Langkah-Langkah Penelitian
14
menganalisis,
mengklasifikasi,
dan
Rohanda WS, Model Penelitian Sastra Interdisipliner,( Adabi Press, Bandung, 2005)
hal.18
17
BAB II
ANALISIS SAJA DALAM NOVEL LAYAALI TURKIZTAN KARYA
NAJIEB KAILANI
a. Biografi Najib Kailani
Najib Ibrahim bin Abd Al-Lathif Al-Kailani lahir pada 10 Juni 1931 di
Syarsyabah, suatu desa wilayah bagian barat Republik Arab Mesir, sebagai
anak pertama dari keluarga petani. Ketika perang Dunia II menimpulkan
berbagai pengaruh buruk pada kehidupan Mesir, termasuk di tanah
kelahirannya,
Syarsyabah.
Ketika
itu
Mesir
sedang
dilanda
krisis
10
11
12
jika terlihat musuh mulai lengah, mereka turun gunung dengan menyerang
titik sentral pertahanan pasukan China dan Uni Sovyet. Meskipun pada
akhirnya kekalahan selalu ada disebabkan kurang modernnya persenjataan
perang pasukan Turkistan.
Akibat makin menipisnya jumlah pasukan Turkistan, maka mengungsilah
Mustafa Murad Hadrat bersama para pejuang lainnya menuju Srinagar,
Kashmir. Disanalah pertemuan kembali dengan Istri dan anaknya terjadi lagi.
Hingga keduanya berkeinginan untuk hidup dipinggiran kota Mekkah. Nah di
Mekkah-lah, saat bulan Dzulhijjah Najieb Kailani bertatap muka secara tidak
sengaja dengan Mustafa Murad Hadrat yang menghabiskan sisa hidupnya
dengan menjadi pedagang tasbih, kopiah dan barag-barang antic. Maka
diceritakanlah negeri Turkistan, negeri Islam yang hilang ini pada Najieb
Kailani dengan cerita yang sangat menyentuh nurani.
13
c.
14
Lafadz
Jenis Saja
Almutharraf
Halaman
6
No
1
Almutawazzi
....
Almutharraf ..
12
..
Almutharraf
12
Almutharraf
12
.. Almutharraf
13
Almutharraf
15
.. Almutawazzi
14
Almurashsha .. ..
17
17
Almutharraf
..
Almutharraf ""
19
10
..
Almutharraf .
19
11
Almutharraf ..
22
12
..
..
Almutharraf
25
13
..
15
Almutharraf
.. ..
25
14
Redaksi diatas merupakan bentuk saja, karena terdiri atas lebih dari dua
bagian kalimat yang bunyi akhirnya sama, yaitu bunyi h pada lafadz ,
, dan , saja tersebut merupakan saja al-Mutharraf, karena sesuai
huruf akhir dikedua fashilah nya namun berbeda wazan dan qofiahnya.
.. .
Redaksi diatas merupakan bentuk saja, karena terdiri atas lebih dari dua
bagian kalimat yang komposisi kalimatnya sama yaitu lafadz dan
. saja tersebut merupakan saja almutawazzi.
.. ..
Redaksi diatas merupakan bentuk saja, karena terdiri atas lebih dari dua
bagian kalimat yang bunyi akhirnya sama, yaitu bunyi k pada lafadz
Redaksi diatas merupakan bentuk saja, karena terdiri atas lebih dari dua
bagian kalimat yang bunyi akhirnya sama, yaitu bunyi h pada lafadz
Redaksi diatas merupakan bentuk saja, karena terdiri atas lebih dari dua
bagian kalimat yang bunyi akhirnya sama, yaitu bunyi ha pada lafadz
..
16
Redaksi diatas merupakan bentuk saja, karena terdiri atas lebih dari dua
bagian kalimat yang bunyi akhirnya sama, yaitu bunyi r pada lafadz
Redaksi diatas merupakan bentuk saja, karena terdiri atas lebih dari dua
bagian kalimat yang bunyi akhirnya sama, yaitu bunyi ii pada lafadz
.
Redaksi diatas merupakan bentuk saja, karena terdiri atas lebih dari dua
bagian kalimat yang komposisi kalimatnya sama yaitu lafadz
dan
.. dan ..
..
Redaksi diatas merupakan bentuk saja, karena terdiri atas dua bagian kalimat
yang bunyi akhirnya sama, yaitu bunyi a pada lafadz
.dan .
saja tersebut merupakan saja al-Mutharraf, karena sesuai huruf akhir
.dikedua fashilah nya namun berbeda wazan dan qofiahnya
. ""
Redaksi diatas merupakan bentuk saja, karena terdiri atas dua bagian kalimat
17
. dan ."
saja tersebut merupakan saja al-Mutharraf, karena sesuai huruf akhir
.dikedua fashilah nya namun berbeda wazan dan qofiahnya
.
Redaksi diatas merupakan bentuk saja, karena terdiri atas dua bagian kalimat
yang bunyi akhirnya sama, yaitu bunyi d pada lafadz
.. dan .
saja tersebut merupakan saja al-Mutharraf, karena sesuai huruf akhir
.dikedua fashilah nya namun berbeda wazan dan qofiahnya
.. ..
..
Redaksi diatas merupakan bentuk saja, karena terdiri atas dua bagian kalimat
yang bunyi akhirnya sama, yaitu bunyi h pada lafadz
,.
,..
saja tersebut merupakan saja al-Mutharraf, karena sesuai huruf akhir
.dikedua fashilah nya namun berbeda wazan dan qofiahnya
..
Redaksi diatas merupakan bentuk saja, karena terdiri atas dua bagian kalimat
yang bunyi akhirnya sama, yaitu bunyi h pada lafadz
,.
..
saja tersebut merupakan saja al-Mutharraf, karena sesuai huruf akhir
.dikedua fashilah nya namun berbeda wazan dan qofiahnya
18
.. ..
Redaksi diatas merupakan bentuk saja, karena terdiri atas dua bagian kalimat
yang bunyi akhirnya sama, yaitu bunyi a pada lafadz
.. ..
saja tersebut merupakan saja al-Mutharraf, karena sesuai huruf akhir
.dikedua fashilah nya namun berbeda wazan dan qofiahnya
" . . . . "
Redaksi diatas merupakan bentuk saja, karena terdiri atas dua bagian kalimat
yang bunyi akhirnya sama, yaitu bunyi naa pada lafadz
.
saja tersebut merupakan saja al-Mutharraf, karena sesuai huruf akhir
.dikedua fashilah nya namun berbeda wazan dan qofiahnya
..
Redaksi diatas merupakan bentuk saja, karena terdiri atas dua bagian kalimat
yang bunyi akhirnya sama, yaitu bunyi uul pada lafadz
..
saja tersebut merupakan saja al-Mutharraf, karena sesuai huruf akhir
.dikedua fashilah nya namun berbeda wazan dan qofiahnya
Redaksi diatas merupakan bentuk saja, karena terdiri atas dua bagian kalimat
yang bunyi akhirnya sama, yaitu bunyi ii pada lafadz
saja tersebut merupakan saja al-Mutharraf, karena sesuai huruf akhir
.dikedua fashilah nya namun berbeda wazan dan qofiahnya
19
...
Redaksi diatas merupakan bentuk saja, karena terdiri atas dua bagian kalimat
yang bunyi akhirnya sama, yaitu bunyi h pada lafadz
...
saja tersebut merupakan saja al-Mutharraf, karena sesuai huruf akhir
.dikedua fashilah nya namun berbeda wazan dan qofiahnya
.. .. .
Redaksi diatas merupakan bentuk saja, karena terdiri atas dua bagian kalimat
yang bunyi akhirnya sama, yaitu bunyi k pada lafadz
..
saja tersebut merupakan saja al-Mutharraf, karena sesuai huruf akhir
.dikedua fashilah nya namun berbeda wazan dan qofiahnya
..
...
Redaksi diatas merupakan bentuk saja, karena terdiri atas dua bagian kalimat
yang bunyi akhirnya sama, yaitu bunyi h pada lafadz
...
saja tersebut merupakan saja al-Mutharraf, karena sesuai huruf akhir
.dikedua fashilah nya namun berbeda wazan dan qofiahnya
Redaksi diatas merupakan bentuk saja, karena terdiri atas dua bagian kalimat
yang bunyi akhirnya sama, yaitu bunyi ann pada lafadz
saja tersebut merupakan saja al-Mutharraf, karena sesuai huruf akhir
20
21
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Kesimpulan dari peneliti dari skripsi ini yakni macam-macam saja yang
terdapat dalam novel Layaali Turkiztan karya Najieb Kailani tediri atas 25
macam saja, adapun jinas-jinas tersebut adalah sebagai berikut: Saja
Mutawazzi: 3, Saja Murashsha : 1, Saja Mutharraf: 12.
22
DAFTAR PUSTAKA
Al-Akhdhary, Imam, (1993) Ilmu Balghah, Bandung: Al-Maarif.
Al-Jarim, Ali dan Musthafa Amin,(1957) Al-Balaghah al-Wdhihah, Mesir: Dr
al-Marif.
al-Kailany, Najieb. (1428) Night In Turkiztan, (terjemah). Jakarta.
Bek, Hifni Dayyab dkk. (1991) Kaidah Tata Bahasa Arab, Jakarta: Darul Ulum
Press.
Hasyimy, Sayyid Ahmad, al, (1994) Jawhirul Balghah fil Ma ny wal Bayn
wal Bad, Mesir: Maktabah al Tijriyyah al Kubr, hal. 177.
Kamil, Sukron . (2009). Teori Kritik Sastra Arab. Jakarta : Rajawali Press
Muhsin, Wahab dkk. (1982) Pokok-pokok Ilmu Balaghah, Tasikmalaya: Angkasa.
Nurgiantoro, Burhan,(2002) Teori Pengkajian Fiksi, Yogyakarta: University Press.
Ratna, Nyoman Kutha,(2004) Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra,
Jogjakarta: Pustaka Pelajar.
Santana K, Septiawan, (2010) Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif,
Yayasan Pustaka obor Indonesia, Jakarta.
Shalih, Abu & Ahmad Tawfiq,Kitab al-Balaghah. Riyadh: Jamiah al-Imam.
Siswantoro. (2004).
23
24