Anda di halaman 1dari 7

MUQABALAH DALAM ILMU BALAGHAH

MAKALAH KELOMPOK 6

Oleh:

Ade Buchory : 11160210000051

Ahmad Wildan al-Fikri : 111602100000

Fadhilah Ahmad : 111602100000

BSA/5B

Dosen Pengampu:
Dr. H. AM Hidayatullah, M.A

Jurusan Bahasa dan Sastra Arab


Fakultas Adab dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2018

4
DAFTAR ISI

Daftar Isi ..................................................................... i

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................... 1

Bab II Pembahasan

2.1 Pengertian Muqabalah ..................................................................... 2

2.2 Contoh Muqabalah ..................................................................... 2

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan ..................................................................... 5

Daftar Pustaka ……………………………………………..5

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu balaghah secara bertahap mengajarkan bagaimana kita bagaimana mengungkapkan ide
secara teratur dan efektif. Di dalam ilmu balaghah terdapat ilmu Ma’ani yaitu yang membahas
tentang makna dari kalam yang ada, ilmu Bayan yang membahas tentang bagaimana menyampaikan
ucapan sesuai tuntutan dan keadaan, dan ilmu Badi’yaitu ilmu yang membahas tata cara
memperindah suatu ungkapan baik dari segi lafadz maupun dari segi makna. Dan di dalam
pembahasan makalah kali ini yaitu membahas bagian dari ilmu Badi’. Objek kajian ilmu Badi’
adalah memperidah Bahasa, baik pada lafadz maupun makna. Objek kajian ilmu Badi’ yaitu upaya
untuk memperindah Bahasa, baik pada lafadz maupun makna. Adapun ruang lingkupnya yaitu
Muhassinat Lafdziyyah (keindahan-keindahanlafadz) dan Muhassinat Ma’nwiyyah (keindahan-
keindahanmakna)

Kajian Ilmu Badi’ sendiri terbagi menjadi dua yaitu mengenai keindahan-keindahan
lafadz (muhassinat Lafdziyyah) dan keindahan-keindahan Makna (Muhassinat Maknawiyah).
Pada makalah ini akan membahas mengenai salah satu dari Muhassinat Maknawiyyah yaitu
Muqabalah.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang terdapat dalam bab ini adalah :

1.2.1 Apa pengertian dari Muqabalah ?

1.2.2 Apa saja contoh dari Muqabalah ?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :

1.3.1 Mahasiswa mengetahui dan memahami apa itu Muqobalah

1.3.2 Mahasiswa mengetahui contoh-contoh dari Muqobalah

1
BAB II

PEMBAHASAN

Pada pertemuan sebelumnya kita sudah mempelajari salah satu pembahasan dari ilmu balaghah
yaitu Thibaq atau Muthobaqoh. Thibaq atau Muthobaqoh merupakan bagian dari Muhassinat
Maknawiyyah yaitu berkumpulnya dua kata yang berlawanan makna dalam satu kalimat. Di pertemuan
sebelumnya pula kita diberikan contoh-contoh mengenai Thibaq. Thibaq dan Muqabalah hampir sama
dalam segi kata yang mengikuti setelahnya dalam satu kalimat. Yang membedakannya adalah pada
jumlah kata di depan kata berlawanan tersebut. Untuk itu, mari kita pelajari mengenai Muqabalah ini.

2.1 Pengertian Muqobalah

Di dalam ilmu badi’ jika terdapat dua lafadz atau lebih dalam satu kalimat kemudian diikuti
oleh dua lafadz atau lebih yang berlawanan artinya, maka gaya bahasa tersebut dinamakan
muqabalah1. Dalam pembahasan lain dijelaskan bahwa kata ‘‫ ’المقابلة‬masdar dari kata ‘‫’قابل‬. Wazan

dari kata ‘‫ ’مفاعلة‬yang biasanya bermakna ‘‫’مشاركة‬2

Menurut al-Imam Sayyid Ahmad al-Hasyimi di dalam kitabnya Jawahirul Balaghah,


Muqabalah adalah :

‫ ثم يؤتى بما يقابل ذالك على الترتيب‬،‫المقابلة هي أن يؤتى بمعنيين متوافقين أو أكثر‬

“al-Muqabalah adalah mengemukakan dua makna yang sesuai atau lebih, kemudian mengemukakan
perbandingannya atau lawannya dengan cara tertib”3

1
Mardjoko Idris, Ilmu Badi’ Kajian Keindahan Berbahasa (Yogyakarta : Karya Media, 2017) hal 51
2
Yuthiemuko.blogspot.com/2012/09
3
Sayyid Ahmad al-Hasyimi, Jawahiru al-Balaghah (Beirut : Daar al-Kutub al-Ilmiyah, 1971) hal 221

4
2.2 Contoh-contoh Muqabalah

1. Firman Allah ta’ala :

ُ‫ب ِّب ْال ُح ْسنَى فسيُنَس ُِّره‬ ْ ‫ َوأَما‬،‫س ُرهُ ِّب ْاليُس َْرى‬
َ َّ‫من بَ ِّخ َل وا ْست َ ْغنَى و َكذ‬ َ َ‫صدَّق ِّب ْال ُح ْسنَى ف‬
ُّ َ‫سيُن‬ َ ‫من أ َ ْع‬
َ ‫طى َواتَّقَى و‬ ْ ‫فأ َ َّما‬
4
‫ِّل ْلعُس َْرى‬

Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya
pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan
adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik,
maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar (Q.S al-Lail 5-10).

َ ‫( أ َ ْع‬memberikan hartanya dan


Dari contoh diatas, terdapat lebih dari dua lafadz yaitu ‫طى َواتَّقَى‬

ْ ‫صدَّق بِّ ْال ُح‬


bertaqwa), ‫سنَى‬ َ ‫( و‬membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga)), serta ‫( بِّ ْاليُس َْرى‬mudah).
ْ ‫( َب ِّخ َل وا‬bakhil dan merasa dirinya cukup), ‫ب بِّ ْال ُح ْسنَى‬
Serta lawannya adalah ‫ست َ ْغنَى‬ َ َّ‫( و َكذ‬mendustakan
pahala yang terbaik), serta ‫( ِّل ْلعُس َْرى‬sulit).

2. Khalid bin Shafwan menyifati seorang laki-laki :

5 ٌ
‫ وال عدو في العالنية‬،‫صديق في السر‬ ‫ليس له‬

“Ia tidak mempunyai teman dalam rahasia, dan tidak mempunyai musuh dalam terang-terangan”

ٌ
Yang jadi fokus dalam contoh diatas adalah kata ‫صديق في السر‬ (teman dalam rahasia) dan ‫عدو‬

‫(في العالنية‬musuh dalam terang-terangan). Pada bagian awal terdapat dua makna, lalu pada bagian
akhir disambung yang terdapat dua makna pula, yang berlawanan dengan kalimat bagian awal pertama
tadi secara tertib.

4
(Q.S. al-Lail 5-10)
5
Sayyid Ahmad al-Hasyimi, Jawahiru al-Balaghah (Beirut : Daar al-Kutub al-Ilmiyah, 1971) hal 221

4
3. Di dalam salah satu mahfudzot :

6
‫كدر الجماعة خبر من صفو الفرقة‬

“Kejahatan yang terorganisir itu lebih baik daripada kejujuran yang terpecah belah”

Muqabalah pada contoh diatas terdapat dua lafadz kemudian diikuti dua lafadz lain yang
berlawanan. Lafadz ‫( كدر‬keruh) dan ‫(صفو‬jernih) kemudian lawannya ‫( الجماعة‬kebersamaan) dan
‫( الفرقة‬perpecahan).

4. Firman Allah ta’ala :


7
‫ويحل لهم الطيبات ويحرم عليهم الخبائث‬

“Dan Allah menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang
buruk”

Dalam kalimat tersebut terdapat dua kata yang saling berlawanan yakni ‫( يحل‬menghalalkan) dan
‫( يحرم‬mengaharamkan), serta ‫( الطيبات‬yang baik ) dan ‫ ( الخبائث‬yang buruk).

5. Rasulullah bersabda kepada orang-orang Anshar :

َّ ُ ‫إِّن ُك ْم لَت َ ْك‬


ِّ‫س ُر ْونَ ع ْند الفَزَ عِّ وت َ ِّقل ْونَ ع ْند الط َمع‬
8

“Sesungguhnya kalian menjadi banyak ketika diharapkan, namun kalian menjadi sedikit ketika
diharap-harapkan”

ُ ‫( لَت َ ْك‬banyak) dan


Pada contoh hadist Nabi diatas terdapat dua lafadz yang berlawanan yakni ‫س ُر ْون‬
َّ ‫( ع ْند‬tidak diharap-harapkan)
َ‫( ت َ ِّقل ْون‬sedikit) serta‫( ع ْند الفَزَ ع‬tidak diharapkan) dan ِّ‫الط َمع‬

6
Yuthiemuko.blogspot.com/2012/09
7
(Q.S.al-A’raf:157)
8
Sayyid Ahmad al-Hasyimi, Jawahiru al-Balaghah (Beirut : Daar al-Kutub al-Ilmiyah, 1971) hal 221

4
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Al-Muqabalah adalah dua lafadz atau lebih dalam satu kalimat kemudian diikuti oleh dua lafadz
atau lebih yang berlawanan. Dan kesimpulan yang bisa kita ambil dari makalah ini adalah pengertian
dari Muqobalah yang merupakan bagian dari Ilmu Badi’ dan bagian dari Muhassinat Maknawiyah
(keindahan makna) serta contoh-contohnya. Dan muqobalah merupakan salah satu ilmu yang sulit
dipahami, karena keterkaitan antara komponen-komponen bahasa Arab lainnya sangat kuat dan
berpengaruh. Tetapi, jika ditekuni dan dipelajari secara seksama dan terus-menerus, akan membantu
kita didalam belajar bahasa Arab, khususnya dapat memperkaya khazanah keilmuwan dan
pengetahuan agama Islam secara menyeluruh. Karena dengan mempelajari bahasa Arab serta
komponen-komponen ataupun cabang keilmuwan lainnya, maka disitu pula pintu masuk menuju
ilmunya Allah dan Rasulnya begitu luas. Dan salah satu kuncinya adalah Ilmu Balaghah.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sayyid Ahmad al-Hasyimi, Jawahiru al-Balaghah (Beirut : Daar al-Kutub al-Ilmiyah, 1971)
2. Mardjoko Idris, Ilmu Badi’ Kajian Keindahan Berbahasa (Yogyakarta : Karya Media, 2017)
3. Yuthiemuko.blogspot.com/2012/09

Anda mungkin juga menyukai