Anda di halaman 1dari 6

BAB I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu Balaghoh adalah ilmu yang membahas tentang keindahan dan
kesusastraan dari sebuah kalam Arab. Dalam memperindah suatu kalam,
ada banyak aspek yang dilihat baik dari segi lafadz maupun maknanya.
Salah satu yang dibahas dalam Balaghoh mengenai keindahan kalam jika
dilihat dari segi lafadznya adalah tentang Muhassinat lafdziyah. Dalam
pembahasan ini, disajikan penjelasan mengenai lafadz-lafadz seperti apa
yang yang mengandung keindahan sastra dalam bahasa arab disamping
kesesuaian dengan kaidah-kaidah bahasa arab yang berlaku. Dan secara
tidak langsung mengajari kita bagaian membuat kalimat yang mengandung
keindahan sastra. Mulai dari kemiripan lafadz, menyenadakan dua huruf
akhir dari dua fashilah atau lebih ataupun mengadopsi ayat-ayat al-Quran

B. Rumusan Masalah
1. Bagaiman pengertian tentang muhassinat lafdziyah dan
pembagiannya?
2. Bagaimana pengertian tentang Jinas dan pembagiannya?
3. Bagaimana pengertian tentang sajak dan pembagiannya?
4. Bagaimana pengertian tentang iqtibas dan pembagiannya?
C. Tujuan Pembahasan
1. Dapat mengetahui tentang pengertian dan pembagian muhassinat
lafdziyah
2. Dapat mengetahui tentang pengertian dan pembagian jinas
3. Dapat mengetahui tentang pengertian dan pembagian sajak
4. Dapat mengetahui tentang pengertian dan pembagian iqtibas

1
BAB II.

PEMBAHASAN

1. Muhassinat Lafdziyah

Muhassinat Lafdziyah adalah cara memperindah kalam yang menitiberatkan


pada memperindah lafadz. Dalam pembagian pembahasannya, Muhassinat
lafdziyah dibagi menjadi tiga:

A. Jinas
1. Pengertian

Jinas adalah kemiripan pengungkapan dua lafadz yang berbeda artinya. 1

2. Pembagian

Jinas ada dua macam, yaitu:2

1. Jinas tam, yaitu kemiripan dua kata dalam empat hal. Macam hurufnya,
syakalnya, jumlahnya, dan urutannya.
Jinas tam terbagi menjadi dua:
1) Jinas tam yang tam, yaitu sama hurufnya, banyaknya, urutan dan
tertibnya. Jinas ini masih di bagi lagi menjadi dua:
a. Jinas Tam Mutamatsil. Yaitu yang terdiri dari isim atau fi”il
semua, seperti:
‫جرمون ما لبِثُوا غَي َر ساع ٍة‬ ِ ‫يوم تَقُوم الساعةُ ي‬
ِ ‫ُقس ُم ال ُم‬
“dan pada hari terjadinya kiamat, bersumpahlah orang-orang
yang berdosa mereka tidak terdian (di dalam kubur) melainkan
sesaat saja”
b. Jinas Tam Mustaufi, yaitu yang terdiri dari dua macam, yaitu
isim dan fi’il. Seperti dalam syair:
ِ‫رم الزَما ٍن فَاِنّهُ يَحيَى لدَى يَحيَى بن عب ِد هللا‬
ِ ‫َما َماتَ ِمن ُك‬

1
Ali al-Jarim dan Musthafa Amin, al-Balaghoh Waadhihah (Bandung: Sinar Baru, 2017)hlm. 379
2
Imam akhdlori, ilmu balaghoh, (Bandung: PT. Al-ma’arif, 1993) hlm.185-186

2
Artinya: “tiada yang hilan gdari anggur zaman (yang lalu), maka
sesungguhnya angguryang mati itu hidup disamping Yahya bin
Abdullah”
2) Jinas tam yang murokkab. Yaitu terbagi menjadi tiga:
a. Mutasyabih, yaitu yang sama tulisannya. Seperti:
ٌ‫ك لَم يَ ُكن َذا ِهبَ ٍة فَدَعهُ فَدَولَتُهُ َذا ِهبَة‬
َ َ‫اِ َذا َمل‬
Artinya: “bila ia memiliki sesuatu ia tidak suka memberi. Maka
tinggalkanlah dia, kekuasaannya pasti hilang”
b. Mafruq, yaitu yang tidak sama tulisannya. Seperti:
‫جا َم لَو جا َ َملَنَا‬-‫ال‬
َ َ ‫ُكلُّ ُكم قَد اَخَ َذ ال َجا َم َوالَ َجا َم لَنَا * َما الذي‬
‫ض َّر ُم ِدي َر‬
Artinya: “setiap dari kalian sudah mengambil bejana dan tidak
ada bejana arak bagi kita. Apakah yang memberi madharat bagi
orang yang mengelilingkan bejana itu kalau ia berbuat baik
kepada kita”
Lafadz ‫ لَو جا َ َملَنَا‬yang kedua adalah lafadz mufrod
Lafadz ‫ الَ َجا َم لَنَا‬yang pertama terdiri dari isim َ‫ ال‬dan khabarnya.
c. Muharrof, yaitu jika berbeda keadaan hurufnya. Seperti:
‫ُجبَّةُ البُر ِد ُجبَّةُ البَر ِد‬
Artinya= baju jubah yang diahit, pelindung dari dingin
2. Jinas ghair tam, yaitu perbedaan dua kata dalam salah satu dari empat
hal tersebut. Contoh:
)10-9: ‫فَا َ ّما اليَتِي َم فَالَ تَقهَر َواَ َما السّائِل فَالَ تَنهَر (الضحي‬
“adapun terhadap anak yatim, kamu jangan berlaku sewenag-wenang.
Dan terhadap orang yang meminta-minta, jamhanlah kamu
menghardiknya”
B. Sajak
1. Pengertian
Sajak adalah cocoknya huruf akhir dua fashilah (kalimat akhir)
atau lebih.sajak yang paling baik adalah yang bagian-bagian kalimatnya
seimbang3

3
Ali al-Jarim dan Musthafa Amin, al-Balaghoh Waadhihah (Bandung: Sinar Baru, 2017)hlm. 391

3
2. Pembagian
Sajak terbagi menjadi tiga. Yaitu:4
1. Sajak Mutharraf, yaitu jika kedua lafadznya hurufnya sama tapi
berbeda dalam segi wazannya. Seperti:
َ َ‫َما لَم ل ُكم الَ تُر َجعُونَ َوقاراً * َوقَد َخلَقَ ُكم ا‬
‫طوارًا‬
2. Sajak muroshsho’, yaitu sama fasilahnya (kalimat akhir) dalam wazan,
qofiyah, dan lafadz-lafadz yang berada pada salah satu faqrohnya
terdiri dari lafadz yang berbanding dari lainnya . seperti:
‫اج ِر َوع ِظ ِه‬ ُ ‫اع بِ َج َوا ِه ِر لَف ِظ ِه * َويَق َر‬
ِ ‫ع االس َما َع بِزَ َو‬ ِ ‫االسج‬
َ َ َ‫ف‬
‫هو يُ ِطي ُع‬
Artinya: “dia itu mengikuti sajak dengan kebaikan ucapannya dan
mengetuk pendengaran dengan larangan nasehatnya”
3. Sajak mutawazi, yaitu kedua fashilahnya sama lafadznya dan tidak
sama lafadz-lafadz lainnya. Seperti:
‫ق َمصفُوفَة‬ ِ ‫كوابٌ موضُو َعةٌ َونَ َم‬
ُ ‫ار‬ َ َ‫فِيهَا ُس ُر ٌر َمرفُو َعةٌ َوا‬
C. Iqtibas
1. Pengerian
Iqtibas menurut arti bahasa adalah mengambil api. Sedangkan
menurut istilah ialah kalam yang menyimpan sesuatu dari al-Quran atau
hadits. Akan tetapi bukan al-Quran atau hadits.5
2. Pembagian

Iqtibas terbagi menjadi tiga macam:6

1) Tsabitul ma’ani, yaitu yang tidak berubah dari makna asalnya seperti:
َ َ‫جُر َم ف‬
‫صب ٌر َج ِميل‬ ِ ‫َير َما‬
ِ ‫جرنا ِمن غ‬
ِ ‫ت على ِه‬ ِ ‫اِن ُكن‬
ِ ‫ت اَز َمع‬

ِ ‫واِن تب ّدل‬
‫ت بنا غَي َرنا فحسبنا هللا ونعم الوكيل‬

4
Ibid. hlm. 193
5
Akhmad ad-damanhuri, syarah Jauharul maknun, (Surabaya: maktabah Hidayah), hlm. 180
6
Ibid, hlm.205

4
Artinya: “kalau kamu bermaksud meninggalkan kami tanpa dosa
maka kesabaran baik sekali bagiku. Dan kalau kamu menggantikan
selain kami, maka Allah encukupi kami dan sebaik-baiknya wakil”
Yang menjadi contoh adalah lafadz ‫ فصبر جميل‬dan lafadz ‫حسبنا هللا ونعم‬
‫الوكيل‬

2) Muhawwal, yaitu yang dirubah dari makna asalnya. Seperti dalam


contoh syair:
‫نعي‬ ُ
ِ ‫اخطاءت في َم‬ ‫ك ما‬
َ * ‫مدح‬
ِ ُ
‫اخطاءت في‬ ‫لَئِن‬
ِ ‫لَقَد انزلتَ حاَجاَتي * بِوا ٍد‬
‫غير ِذي زَرع‬
Artinya: “kalau aku salah dalam memujimu, maka aku tidak salah
dalam menahan nafsuku. Sungguh engkau telah menempatkan
kebutuhanku pada lembah yang tidak ada tumbuh-tumbuhannya”.
Syair ini dipindahkan dari ayat :
‫َرع‬ ِ ‫نت من ُذ ّريّتي بِوا ٍد‬
ٍ ‫غير ذي ز‬ ُ ‫ربنا اني اس َك‬
Maknanya dalam al-Quran adalah lembah yang tidak berair dan tidak
ada tumbuh-tumbuhannya. Yaitu, Mekkah. Adapun maksud dari syair
tersebuta adalah laki-laki yang tidak ada kebaikannya dan tiada
berguna.
3) Yang merubah sedikit wazannya. Sebagaimana dalam syair:
‫قَد كانَ ما ِخفتَ ان يكونا * انّا الى هللا راجعونَا‬
Artinya: “sungguh telah terbukti apa yang engkau takuti.
Sesungguhnya kami kembali semua kepada Allah”. Syair ini diabil
dari ayat:
‫انّا هلل و اِنّا اليه را ِجعُون‬

BAB III.

5
PENUTUP
A. Kesimpulan

Muhassinat Lafdziyah adalah cara memperindah kalam yang


menitiberatkan pada memperindah lafadz. Dalam pembagian pembahasannya,
Muhassinat lafdziyah dibagi menjadi tiga. Yaitu jinas, sajak dan iktibas. Jinas
adalah kemiripan pengungkapan dua lafadz yang berbeda artinya seperti َ‫عرف‬ ِ َ‫لَن ي‬
‫الواح ُد االّ َوا ِحدا‬
َ . Sajak adalah bersamaannya dua fashilah (kalimat akhir) dari natsar
dengan satu huruf. Seperti:

َ َ‫َما لَم ل ُكم الَ تُر َجعُونَ َوقاراً * َوقَد َخلَقَ ُكم ا‬
‫طوارًا‬

Sedangkan Iqtibas menurut arti bahasa adalah mengambil api. Sedangkan


menurut istilah ialah kalam yang menyimpan sesuatu dari al-Quran atau hadits.
Akan tetapi bukan al-Quran atau hadits seperti:

ِ ‫واِن تب ّدل‬
‫ت بنا غَي َرنا فحسبنا هللا ونعم الوكيل‬

Anda mungkin juga menyukai