Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS TEORI BADI’ DAN MAJAZ ILMU BALAGHAH DALAM

PUISI ANTI QOSHOIDATI KARYA AGHNIN KHULQI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Kritik Sastra
Dosen Pengampu : H. Mawardi, M.A.

Disusun Oleh :
Afrania Fitri Aisyah 1185020007

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ARAB


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2020/2021
A. PENDAHULUAN
Ilmu Balaghah secara bertahap mengajarkan kita bagaimana mengungkapkan ide
secara teratur dan efektif. Pada Ilmu Ma’ani, kita belajar bagaimana memilih diksi yang
tepat dengan konteks perbincangan. Setelah memahami Ilmu Ma’ani, ilmu Bayan
mengajarkan kita bagaimana cara menyusun redaksi yang tepat dengan berbagai opsi
penyusunan yang memungkinkan. Meskipun ide kita hanya satu, namun kita dapat
mengutarakannya melalui beberapa konsep yanng diajarkan pada Ilmu Bayan. Selain
memperhatikan aspek ide yang diatur sedemikian rupa agar dapat diterima oleh
Mukhattab dengan baik, Ilmu Balaghah juga mencakup Ilmu Badi’.

Ilmu badi’ merupakan ilmu yang mengkaji tentang aspek-aspek yang berkaitan
dengan keindahan bahasa baik dari segi lafaz maupun maknanya, sebagaimana dijelaskan
dalam kitab qawaid al-lughah:

‫ هو علم يعرف به وجوه حتسني الكالم املطابق ملقتضى احالل وهذه الوجوه‬R‫علم البديع‬

‫ترجع إىل حتسني اللفظ يسمى ابحملسنات اللفظية وما ترجع منها إىل حتسني املعىن‬

. ‫يسمى ابحملسنات املعنوية‬

Objek kajian dalam ilmu Badi’ yaitu upaa untuk memperindah bahasa, baik pada
lafadz maupun makna. Adapun Ruang lingkup dalam pembahasan ilmu Badi’ yaitu
Muhassinat Lafdziyyah (keindahan-keindahan lafadz) dan Muhassinat Ma’nawiyyah
(keindahan-keindahan makna). Tujuan ilmu badi’ yaitu untuk menguasai seluk beluk
sastra, sehingga memudahkan seseorang dalam meletakkan kata sesuai tempatnya,
sehingga kata-kata tadi indah, sedap didengar dan mudah diucapkan.
B. LANDASAN TEORI
1. Ilmu Balaghah
Secara etimologi berasal dari kata “ba-la-gha ” yang artinya sama dengan ‫وصل‬
yakni sampai atau ujung. Balagah berarti sampainya Ide dan pikiran yang ingin kita
ungkapkan kepada lawan bicara dengan hasil pertimbangan kesesuaian makna-
maknanya, dan situasi serta Kondisi saat ungkapan itu terjadi. 1 Adapun menurut
Ahmad al-Hasyimi ialah penonjokan makna dari pengertian kalimat yang jelas hingga
tertanam pada hati pembaca dan pendengarnya. Jadi ilmu balaghah ialah ilmu yang
membahas terkait metode untuk Secara etimologi berasal dari kata “ba-la-gha ” yang
artinya sama dengan ‫ وصل‬yakni sampai atau ujung. Balagah berarti sampainya Ide
dan pikiran yang ingin kita ungkapkan kepada lawan bicara dengan hasil
pertimbangan kesesuaian makna-maknanya, dan situasi serta Kondisi saat ungkapan
itu terjadi.2

2. Pengertian Ilmu Badi’


Dalam kitab Qowaid Al-Lughah Arrabiyah memberikan defenisi Ilmu Badi’ adalah :
‫ اغبا ؿ وىذه الوجوه ترجع ا ي ربسٌن‬R‫علم يعرؼ بو وجوه ربسٌن االكال ـ اؼبطأ بق ؼبقتضي‬
‫اؼبعين و يسمي با حملسنا ت اؼبعنوية وما يرجع منها ا ي ربسٌن اللفظ يسمي با حملسنا ت‬
‫ٖ اللفظية‬3
Ilmu Badi’ adalah ilmu untuk mengetahui aspek-aspek keindahan sebuah kalimat
yang sesuai dengan keadaaan,jika aspek-aspek keindahan itu berada pada
makna,maka dinamakan dengan muhassinaat al-maknawiyah. Dan bila aspek
keindahan itu ada pada lafadz, maka dinamakan dengan muhassinaat al-lafdziyah’.

Menurut Al-Hasyimi dalam kitab Jawahir Al-Balaghah :

1
Lin, Hendrawanto, Jurnal al-Azhar Indonesia Seri Humaniora, Ilmu Balaghah: Taysbih dalam Manuskrip “Syarh
Fi’Bayan al-Majaz wa al Tasybih wa al-Kinayayah, Vol.4 No. 1, Maret 2007, hal 3
2
Ibid, hal 4
3
Hipni Bik Nasif, qowaid Al-lughah al-Arabiyah (Surabaya, Salim Nabahan, tt.) hal. 130
‫علم يعرؼ بو وجوه ربسٌن االكال ـ اؼبطأ بق ؼبقتضي اغبا ؿ وىذه الوجوه ترجع ا ي ربسٌن اؼبعين و‬
‫ٖ يسمي با حملسنا ت اؼبعنوية وما يرجع منها ا ي ربسٌن اللفظ يسمي با حملسنا ت اللفظية‬4
Ilmu badi’ adalah ilmu untuk mengetahui aspek-aspek keindahan sebuah kalimat
yang sesuai dengan keadaaan,jika aspek-aspek keindahan itu berada pada
makna,maka dinamakan dengan muhassinaat al-maknawiyah. Dan bila aspek
keindahan itu ada pada lafadz, maka dinamakan dengan muhassinaat al-lafdziyah’
Sedangkan dalam pokok-pokok Ilmu Balaghah karangan KH. Wahab Muhsin
dimana ilmu Badi’ secara bahasa adalah wazan ‫ فعيل‬dari ‫ بدع‬yang searti dengan isim
maf'ulnya, yakni sesuatu yang dibuat tanpa didahului oleh contoh. Sedangkan
menurut istilah
‫علم يعرف به وجوه تحسين الكالم المطابق لمقتضى الحال‬5
Yaitu ilmu untuk mengetahui cara memperindah kalam yang telah sesuai dengan
tuntutan keadaan (muthabaqoh limuqtadhol hal).

3. Pembagian Ilmu Badi’


Ilmu Badi' meninitik beratkan pembahasannya dalam segisegi keindahan kata
baik secara lafal maupaun makna.
Secara garis besar pembahasan Badi' dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1) ‫(محسّنات اللّفظية‬keindahan-keindahan lafadz)
2) ‫( محسّنات المعنوية‬keindahan-keindahan makna)
4. Muhassinat Al-Lafzhiyah
‫نات اللّفظية‬RRR‫محس‬
ّ keindahan-keindahan lafazh, yaitu cara memperindah kalam yang
menitik beratkan pada memperindah lafazh.
‫ محسّنات اللّفظية‬Dalam pembahasannya dibagi pada tiga pokok bahasan, seperti yang
dijelaskan dalam kitab Ilmu Badi’ kajian-kajian keindahan bahasatiga pokok bahasan
tersebut yaitu, Al-Jinas, AS-Saja’ serta Al-Iqtibas.6
a. ‫ الجناس‬yaitu kemiripan pengungkapan dua lafazh yang berbeda makna.
Dalam Jauhr Maknun dijelaskan
Dari sebagian Badi' lafzhi ialah badi' Jinas, yaitu sempurna serta sama huruf
dan susunannya. Disebut : mutamassil kalu sama macamnya dan disebut :
4
Ahmad al-Hasyimi Jawahir Al-Balaghah (Bairut dar al-fikri, 1988) hal. 360
5
K.H A. Wahab Muhsin, Drs T. Fuad Wahab, Pokok-Pokok Ilmu Balaghah (Bandung, Angkasa, 1982) hal. 147
6
H. Mardjoko Idris, Ilmu Badi’ kajian keindahan bahasa
(Yogyakarta, Karya Media, 2014) hal.3
mustaufi kalau berbeda. Seperti : tidak akan mengetahui orang yang
menyendiri kecuali kepada Dzat Yang Esa dan keluarlah kamu dari keadaan
makhluk tentu kamu bermusyahadah
Jinas adalah dua lafadz yang mempunyai persamaan dalam pengucapan,
sedang artinya berbeda. Jinas terbagi dua; jinas tam (‫)جناس تام‬yaitu jika dua
lafadz tersebut ghairu tam ( (‫ جناس غير تام‬yaitu apabila di dalam dua lafadz
tersebut memiliki perbedaan salah satu dari yang empat’.
Para ahli ilmu badi’ mengemukakan, bahwa gaya bahasa jinas ini dapat
meningkatkan keindahan uslub, serta mempercantik ritmenya. Namun yang
perlu di ketahui bahwa kelebihan tersebut baru akan terwujud apabila gaya
bahasa jinas terjadi secara alami dan tidak di buat-buat.
b. ‫اإلقتباس‬. dalam Jauhr Maknun dijelaskan bahwa iqtibas yaitu kalam dengan
natsar atau nazhom yang menyimpan sesuatu dari Alquran.
Iqtibas ialah mengutip sesuatu dari Al-Quran atau hadis, lalu disertakan ke
dalam suatu kalimat prosa atau syair tanpa dijelaskan bahwa kalimat yang
dikutip itu dari Al-Quran atau hadis.
c. ‫الشجع‬. Dalam Jauhr Maknun dijelaskan bahwa Syaja’ yaitu Bersamaan dua
fashilah (kalimat akhir) dari natsar dengan satu huruf Saja’ adalah: cocoknya
huruf akhir dua fashilah atau lebih. Sajak yang paling baik ialah yang bagian-
bagian kalimatnya seimbang.
Contoh saja’ :
ً ‫اللّه ّم أعط منفق ْ اجلفا واعط ممسكاتلقا‬
Ya Allah berilah pengganti bagi orang yang berinfak dan berilah
kerusakan kepada orang yang tidak mau berinfak.
Pada contoh diatas kita dapatkan dua bagian kalimat yang huruf akhirnya
sama. Kalimat yang demikian disebut dengan saja’. Sedangkan kata yang
terakhir dari setiap bagian kalimat disebut fashilah.7

5. Muhassinat Al-Ma’nawiyah
Dalam pembahasannya, ‫ محسّنات المعنوية‬dibagi pada beberapa pokok bahasan, Menurut
KH. Wahab Muhsin Muhassinat Al-Ma’nawiyah adalah :

7
Imam Ahdori, jauhar Al-Makmun, ahli bahasa H. Moh. Anwar (Bandung, PT. Ma’arif 1989)
1. Badi’ Tauriyah
2. Badi’ At-Tibaq
3. Badi’ Muqabalah
4. Badi’ Muroah An-Nadzir
5. Badi’ Al-Istikhdam
6. Badi’ Al-Jam’u
7. Badi’ At-Tafriq
8. Badi’ At-Taqsim
9. Badi’ Ta’kid Al-Madah
10.Badi’ Ta’kid Az-zam
11.Badi’ Husnu Ta’lil
12.Badi’ Tazahulul’ Arif
13.Badi’ Taujih8

1. ‫ التورية‬Tauriyah
Secara leksikal Tauriyah yaitu bermakna tertutup atau tersembunyi. Sedangkan
secara terminologi yaitu seseorang yang berbicara menyebutkan ladzh yang
tunggal, yang mempunyai dua macam arti.
2. ‫ الطّباق‬Thibaq
Yaitu berhimpunnya dua kata dalam suatu kalimat yang masing-masing kata
tersebut saling berlawanan dari segi maknanya (Ali Al-Jarim dan Mushtafa
Utsman, 403)
3. ‫ المقابله‬Muqobalah
Yaitu mengemukakan dua makna yang sesuai atau lebih kemudian
mengemukakan perbandingannya secara tertib.
4. ‫ مراعة النظير‬Muroah An-Nadzir
Yaitu mengumpulkan sesuatu dengan munasabah, tetapi tidak dengan jalan
berlawanan9
5. ‫ اإلستجدام‬Istikhdam
Yaitu menyebutkan suatu lafadzh yang mempunyai makna dua, sedangkan yang
dikehendaki adalah salah satunya. Setelah itu diulangi oleh kata ganti dhamir
8
Imam Ahdori, jauhar Al-Makmun, ahli bahasa H. Moh. Anwar (Bandung, PT. Ma’arif 1989 hal.147-164
9
Ibid, hal 152
yang kembali kepadanya atau dengan isim isyarah makna lain, atau diulangi
dengan dua isim dhamir, sedangkan yang dikehendaki oleh dhamir yang kedua
bukan yang dikehendaki dhamir pertama.
6. ‫ الجمع‬Badi’ Al-Jam’u
Yaitu mengumpulkan yang berbilang pada satu hukum. 10
7. ‫ التفريق‬Badi’ Tafriq
Tafriq yaitu membedakan dua perkara yang sejenis.
8. ‫ التقسيم‬Badi’ Taqsim
Yaitu menyebutkan perkara yang berbilangan (lebih dari satu), lalu menyandarkan
sesuatu dengan cara ditentukan pada satu persatuan.
9. ‫ تأكيد الذ ّم بما يشبه المدح‬Ta’kid Al-Madh
Yaitu mengecualikan sifat pujian dari pada celaan yang dinafikan
10. ‫ تأكيد الذ ّم بما يشبه الذام‬Ta’kid Adz-dzam
Yaitu mengecualikan sifat celaan dari sifat pujian yang dinafikan

11. ‫ حسن التعليل‬Husnu Ta’lil


Husnu al-Ta’lil adalah seorang sastrawan, ia mengingkari secara terang-terangan
atau tersembunyi terhadap alasan yang diketahui umum bagi suatu peristiwa, dan
sehubungan dengan itu ia mendatangkan alasan lain yang bernilai sastra dan
lembut yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapainya.
12. ‫ تجاهل العارف‬Tajahulul A’rif
Yaitu pertanyaan si muttakalim tentang sesuatu yang sebetulnya dia ketahui
karena pura-pura untuk satu tujuan.
13. ‫ التوجه‬Taujih
Yaitu endatangkan kalimat yang memungkinkan dua makna yang berlawanan
secara seimbang, seperti mengejek,memuji, agar orang yang mengucapkan dapat
mencapai tujuannya, yaitu tidak memaksudkan pada salah satunya secara
eksplisit.

6. Pengertian Majaz

10
Imam Ahdori, jauhar Al-Makmun, ahli bahasa H. Moh. Anwar (Bandung, PT. Ma’arif 1989, hal 154
Yaitu kata yang dipakai untuk menunjukan arti yang tertentu (makna asli).
Contoh: kata ‫ أسد‬pada kalimat ‫ ))رأيت غابة أسدافى‬saya melihat singa di hutan). Maka
singa dalam kalimat ini adalah asli pada lafaz ‫أسد‬. menyandarkan lafaz yang
sebenarnya, atau menyandarkan fi’il pada fa’il.

Contoh :

‫أنضج هّللا الثمر‬

(Allah yang menjadikan buah itu matang)

Lafadzh ‫ أنضج‬disandarkan kepada Allah, karena ‫ أنضج‬adalah fi'il. Sedangkan ‫هّللا‬


adalah fa’il.

Syarat menggunakan majz ada dua, yaitu:

1. Alaqoh
Yaitu menghubungkan antara makna hakiki dan makna majazi.
2. Qorinah
Yaitu petunjuk yang mencegah kita untuk memahami kalimat itu dipakai
untuk makna yang asli dengan kalimat lain.
7. Macam-macm Majaz
1. Majaz Istiaroh
Yaitu apabila kata yang digunakan bukan pada makna yang dibuat untuknya
karena ada hubungan serupa menyerupai antara makna yang asli, serta adanya
qorinah yang membatasi dari makna yang asli.
2. Majaz Mursal
Kata yang di pakai bukan pada makna yang sebenarnya karena alaqohnya tidak
saling menyerupai serta adanya qorinah yang mencegah ddari makna asli. Alaqoh
yang di maksud pada najaz nursal di namakan menurut lafaz yang dipakai
menurut majaz. Lafaz yang menunjukkan sebab sedangkan yang di maksud
musabbab, maka alaqohnya di sebut assababiyah.
3. Majaz Murokkab
Majas murokkap adalah majaz yang belaku pada kalimat bukan pada kata.
Istiaroh tamsiliyah adalah majaz yang berlaku pada kalimat dinamakan alaqohnya
musyabbahah. Tamsiliyah karena mirip dengan pepatah atau dapat dikatakan
pribahasa.
4. Majaz Aqli
Menyandarkan fi’il atau yang menunjukan makna fi’il yang bukan haknya untuk
di sandari, karena adanya alaqoh atau isnad hakiki dan isnad majazi.

C. Analisis Puisi

Engkau Puisiku
‫أنت قصيدتي‬

‫ت تنفّسي‬
ِ ‫ أن‬..‫اعلمي‬
Ketahuilah.. engkau adalah nafasku
‫لطفك عاطفتي‬
ِ
Kelembutanmu adalah perasaanku
Istiaroh tabi’iyah
‫ك خيالتي‬
ِ ‫ألفت‬
Keramahanmu adalah imajinasiku
Istiaroh tabi’iyah
‫ت نبض قلبي‬
ِ ‫ أن‬..‫اعلمي‬
Ketahuilah.. kau adalah detak jantungku
‫اسنادامبين الفاعل إىل مفعولو‬
R‫ك صورتي‬
ِ ‫بهاء‬
Kecantikanmu adalah gambarku
Istiarah tashriyah
‫روعتك كتابتي‬
ِ
Pesonamu adalah tulisanku
Istiarah tashriyah
‫ت حياتي‬
ِ ‫ أن‬..‫اعلمي‬
Ketahuilah.. kau adalah hidupku
‫ك ورقتي‬
ِ ‫بيضا ُء خد‬
Putih pipimu adalah kertasku
‫ك دواتي‬
ِ ‫سودا ُء شعر‬
Hitam rambutmu adalah tintaku ‫ المقابله‬,‫الجناس‬

R‫ت قصيدتي‬
ِ ‫ أن‬..‫اعلمي‬
Ketahuilah.. kau adalah puisiku
‫األولى من كل بدايتي‬
Yang pertama dari yang pertama
‫ محسّنات المعنوية‬menggunakan jenis ‫الجمع‬

R‫واآلخرةُ من كل نهايتي‬
Yang terakhir dari yang akhir
‫التفري‬
Daftar Pustaka

Al-Hasyimi, Ahmad, 1988, Jawahir Al-Balaghah, Beirut, Darul Fikri

Al-Jarimi, Ali dan Mustofa Amin, 1957, Al-Balaghah AlWadhihah, Mesir, Darul
Ma’arif

Al-Maroghi, Ahmad Musthofa, Ulum Al-Balaghah, AlMaktabah Al-Mahmudiah


At-Tijariyah.

D. Hidayat, 2002, Al-Jami’ Wa As-Syawahid min Kalam AlBadi’, Semarang,


Toha Putra dan Yayasan Bina Masyarakat Qur’ani. Jakarta.

Husaini, Abd. Qodr, 1984. Fanmul balaghah, Mesir, Alimul


Kutub.

Idris, Mrdjoko. 2014. Ilmu Badi’ Kajian Kenidahan Bahasa,


Yogyakarta, Karya Media.

Izzan, Ahmad Uslubi,2012. Kaidah-Kaidah Ilmu Balaghah , Bandung, Tafakkur.

Muhsin, Wahab dan Fuad Wahab. 1982, Pokok-pokok Ilmu Balaghah, Bandung,
Angkasa.

Syatibi, Ahmad. 2013. Balaghah II (Ilmu Ma’ani) Pengantar Memahami Makna


Al Jaman, Jakarta, Terjemah center Fak. Adab UIN Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai