Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Kritik Sastra
Dosen Pengampu : H. Mawardi, M.A.
Disusun Oleh :
Afrania Fitri Aisyah 1185020007
Ilmu badi’ merupakan ilmu yang mengkaji tentang aspek-aspek yang berkaitan
dengan keindahan bahasa baik dari segi lafaz maupun maknanya, sebagaimana dijelaskan
dalam kitab qawaid al-lughah:
هو علم يعرف به وجوه حتسني الكالم املطابق ملقتضى احالل وهذه الوجوهRعلم البديع
ترجع إىل حتسني اللفظ يسمى ابحملسنات اللفظية وما ترجع منها إىل حتسني املعىن
Objek kajian dalam ilmu Badi’ yaitu upaa untuk memperindah bahasa, baik pada
lafadz maupun makna. Adapun Ruang lingkup dalam pembahasan ilmu Badi’ yaitu
Muhassinat Lafdziyyah (keindahan-keindahan lafadz) dan Muhassinat Ma’nawiyyah
(keindahan-keindahan makna). Tujuan ilmu badi’ yaitu untuk menguasai seluk beluk
sastra, sehingga memudahkan seseorang dalam meletakkan kata sesuai tempatnya,
sehingga kata-kata tadi indah, sedap didengar dan mudah diucapkan.
B. LANDASAN TEORI
1. Ilmu Balaghah
Secara etimologi berasal dari kata “ba-la-gha ” yang artinya sama dengan وصل
yakni sampai atau ujung. Balagah berarti sampainya Ide dan pikiran yang ingin kita
ungkapkan kepada lawan bicara dengan hasil pertimbangan kesesuaian makna-
maknanya, dan situasi serta Kondisi saat ungkapan itu terjadi. 1 Adapun menurut
Ahmad al-Hasyimi ialah penonjokan makna dari pengertian kalimat yang jelas hingga
tertanam pada hati pembaca dan pendengarnya. Jadi ilmu balaghah ialah ilmu yang
membahas terkait metode untuk Secara etimologi berasal dari kata “ba-la-gha ” yang
artinya sama dengan وصلyakni sampai atau ujung. Balagah berarti sampainya Ide
dan pikiran yang ingin kita ungkapkan kepada lawan bicara dengan hasil
pertimbangan kesesuaian makna-maknanya, dan situasi serta Kondisi saat ungkapan
itu terjadi.2
1
Lin, Hendrawanto, Jurnal al-Azhar Indonesia Seri Humaniora, Ilmu Balaghah: Taysbih dalam Manuskrip “Syarh
Fi’Bayan al-Majaz wa al Tasybih wa al-Kinayayah, Vol.4 No. 1, Maret 2007, hal 3
2
Ibid, hal 4
3
Hipni Bik Nasif, qowaid Al-lughah al-Arabiyah (Surabaya, Salim Nabahan, tt.) hal. 130
علم يعرؼ بو وجوه ربسٌن االكال ـ اؼبطأ بق ؼبقتضي اغبا ؿ وىذه الوجوه ترجع ا ي ربسٌن اؼبعين و
ٖ يسمي با حملسنا ت اؼبعنوية وما يرجع منها ا ي ربسٌن اللفظ يسمي با حملسنا ت اللفظية4
Ilmu badi’ adalah ilmu untuk mengetahui aspek-aspek keindahan sebuah kalimat
yang sesuai dengan keadaaan,jika aspek-aspek keindahan itu berada pada
makna,maka dinamakan dengan muhassinaat al-maknawiyah. Dan bila aspek
keindahan itu ada pada lafadz, maka dinamakan dengan muhassinaat al-lafdziyah’
Sedangkan dalam pokok-pokok Ilmu Balaghah karangan KH. Wahab Muhsin
dimana ilmu Badi’ secara bahasa adalah wazan فعيلdari بدعyang searti dengan isim
maf'ulnya, yakni sesuatu yang dibuat tanpa didahului oleh contoh. Sedangkan
menurut istilah
علم يعرف به وجوه تحسين الكالم المطابق لمقتضى الحال5
Yaitu ilmu untuk mengetahui cara memperindah kalam yang telah sesuai dengan
tuntutan keadaan (muthabaqoh limuqtadhol hal).
5. Muhassinat Al-Ma’nawiyah
Dalam pembahasannya, محسّنات المعنويةdibagi pada beberapa pokok bahasan, Menurut
KH. Wahab Muhsin Muhassinat Al-Ma’nawiyah adalah :
7
Imam Ahdori, jauhar Al-Makmun, ahli bahasa H. Moh. Anwar (Bandung, PT. Ma’arif 1989)
1. Badi’ Tauriyah
2. Badi’ At-Tibaq
3. Badi’ Muqabalah
4. Badi’ Muroah An-Nadzir
5. Badi’ Al-Istikhdam
6. Badi’ Al-Jam’u
7. Badi’ At-Tafriq
8. Badi’ At-Taqsim
9. Badi’ Ta’kid Al-Madah
10.Badi’ Ta’kid Az-zam
11.Badi’ Husnu Ta’lil
12.Badi’ Tazahulul’ Arif
13.Badi’ Taujih8
1. التوريةTauriyah
Secara leksikal Tauriyah yaitu bermakna tertutup atau tersembunyi. Sedangkan
secara terminologi yaitu seseorang yang berbicara menyebutkan ladzh yang
tunggal, yang mempunyai dua macam arti.
2. الطّباقThibaq
Yaitu berhimpunnya dua kata dalam suatu kalimat yang masing-masing kata
tersebut saling berlawanan dari segi maknanya (Ali Al-Jarim dan Mushtafa
Utsman, 403)
3. المقابلهMuqobalah
Yaitu mengemukakan dua makna yang sesuai atau lebih kemudian
mengemukakan perbandingannya secara tertib.
4. مراعة النظيرMuroah An-Nadzir
Yaitu mengumpulkan sesuatu dengan munasabah, tetapi tidak dengan jalan
berlawanan9
5. اإلستجدامIstikhdam
Yaitu menyebutkan suatu lafadzh yang mempunyai makna dua, sedangkan yang
dikehendaki adalah salah satunya. Setelah itu diulangi oleh kata ganti dhamir
8
Imam Ahdori, jauhar Al-Makmun, ahli bahasa H. Moh. Anwar (Bandung, PT. Ma’arif 1989 hal.147-164
9
Ibid, hal 152
yang kembali kepadanya atau dengan isim isyarah makna lain, atau diulangi
dengan dua isim dhamir, sedangkan yang dikehendaki oleh dhamir yang kedua
bukan yang dikehendaki dhamir pertama.
6. الجمعBadi’ Al-Jam’u
Yaitu mengumpulkan yang berbilang pada satu hukum. 10
7. التفريقBadi’ Tafriq
Tafriq yaitu membedakan dua perkara yang sejenis.
8. التقسيمBadi’ Taqsim
Yaitu menyebutkan perkara yang berbilangan (lebih dari satu), lalu menyandarkan
sesuatu dengan cara ditentukan pada satu persatuan.
9. تأكيد الذ ّم بما يشبه المدحTa’kid Al-Madh
Yaitu mengecualikan sifat pujian dari pada celaan yang dinafikan
10. تأكيد الذ ّم بما يشبه الذامTa’kid Adz-dzam
Yaitu mengecualikan sifat celaan dari sifat pujian yang dinafikan
6. Pengertian Majaz
10
Imam Ahdori, jauhar Al-Makmun, ahli bahasa H. Moh. Anwar (Bandung, PT. Ma’arif 1989, hal 154
Yaitu kata yang dipakai untuk menunjukan arti yang tertentu (makna asli).
Contoh: kata أسدpada kalimat ))رأيت غابة أسدافىsaya melihat singa di hutan). Maka
singa dalam kalimat ini adalah asli pada lafaz أسد. menyandarkan lafaz yang
sebenarnya, atau menyandarkan fi’il pada fa’il.
Contoh :
1. Alaqoh
Yaitu menghubungkan antara makna hakiki dan makna majazi.
2. Qorinah
Yaitu petunjuk yang mencegah kita untuk memahami kalimat itu dipakai
untuk makna yang asli dengan kalimat lain.
7. Macam-macm Majaz
1. Majaz Istiaroh
Yaitu apabila kata yang digunakan bukan pada makna yang dibuat untuknya
karena ada hubungan serupa menyerupai antara makna yang asli, serta adanya
qorinah yang membatasi dari makna yang asli.
2. Majaz Mursal
Kata yang di pakai bukan pada makna yang sebenarnya karena alaqohnya tidak
saling menyerupai serta adanya qorinah yang mencegah ddari makna asli. Alaqoh
yang di maksud pada najaz nursal di namakan menurut lafaz yang dipakai
menurut majaz. Lafaz yang menunjukkan sebab sedangkan yang di maksud
musabbab, maka alaqohnya di sebut assababiyah.
3. Majaz Murokkab
Majas murokkap adalah majaz yang belaku pada kalimat bukan pada kata.
Istiaroh tamsiliyah adalah majaz yang berlaku pada kalimat dinamakan alaqohnya
musyabbahah. Tamsiliyah karena mirip dengan pepatah atau dapat dikatakan
pribahasa.
4. Majaz Aqli
Menyandarkan fi’il atau yang menunjukan makna fi’il yang bukan haknya untuk
di sandari, karena adanya alaqoh atau isnad hakiki dan isnad majazi.
C. Analisis Puisi
Engkau Puisiku
أنت قصيدتي
ت تنفّسي
ِ أن..اعلمي
Ketahuilah.. engkau adalah nafasku
لطفك عاطفتي
ِ
Kelembutanmu adalah perasaanku
Istiaroh tabi’iyah
ك خيالتي
ِ ألفت
Keramahanmu adalah imajinasiku
Istiaroh tabi’iyah
ت نبض قلبي
ِ أن..اعلمي
Ketahuilah.. kau adalah detak jantungku
اسنادامبين الفاعل إىل مفعولو
Rك صورتي
ِ بهاء
Kecantikanmu adalah gambarku
Istiarah tashriyah
روعتك كتابتي
ِ
Pesonamu adalah tulisanku
Istiarah tashriyah
ت حياتي
ِ أن..اعلمي
Ketahuilah.. kau adalah hidupku
ك ورقتي
ِ بيضا ُء خد
Putih pipimu adalah kertasku
ك دواتي
ِ سودا ُء شعر
Hitam rambutmu adalah tintaku المقابله,الجناس
Rت قصيدتي
ِ أن..اعلمي
Ketahuilah.. kau adalah puisiku
األولى من كل بدايتي
Yang pertama dari yang pertama
محسّنات المعنويةmenggunakan jenis الجمع
Rواآلخرةُ من كل نهايتي
Yang terakhir dari yang akhir
التفري
Daftar Pustaka
Al-Jarimi, Ali dan Mustofa Amin, 1957, Al-Balaghah AlWadhihah, Mesir, Darul
Ma’arif
Muhsin, Wahab dan Fuad Wahab. 1982, Pokok-pokok Ilmu Balaghah, Bandung,
Angkasa.