Anda di halaman 1dari 10

‫عمل المصدر و إسم المصدر‬

Dosen Pengampu: Drs.Adang Asdari,MA

(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilm Nahwu)

Disusun oleh:

QURATUL AINI (11200210000142)

NURHALIZA (11200210000130)

SEMESTER 2

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

PRODI BAHASA DAN SASTRA ARAB

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada
waktunya.

Terima kasih kami ucapkan kepada dosen pembimbing yang selalu memberikan
dukungan serta bimbingannya sehingga makalah ini dapat di susun dengan baik.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca dan
bermanfaat bagi yang membaca nya maupun saya sebagai penulisnya. Namun terlepas dari
itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.

Ciputat, 1 April 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER1
KATA PENGANTAR2
DAFTAR ISI3
BAB I : PENDAHULUAN4
A. Latar Belakang4
B. Rumusan Masalah4
C. Tujuan Masalah4
BAB II : PEMBAHASAN5
1. Amalul Mashdar5
a. Pengertian Mashdar5
b. Pengamalan Mashdar5
2. Isim Mashdar7
a. Pengertian Isim Mashdar 7
b. Pengamalan Isim Mashdar8
BAB III : PENUTUP9
A. KESIMPULAN9
B. SARAN9
DAFTAR PUSTAKA10

BAB I

3
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Para ulama memberi julukan Ilmu Shorof dengan “Ummul Ulum” yang artinya
ibunya ilmu, dan memberi julukan pada Ilmu Nahwu “Abbul Ulum” yang artinya
ayahnya ilmu, karena keduanya untuk memahami semua ilmu agama, seperti ilmu
fiqh, usul fiqh, ilmu tauhid, ilmu tashawuf dan semua ilmu yang berbahasa arab akan
mudah memahaminya dengan lantaran kedua ilmu tersebut, sehingga ada suatu
maqolah yang mengatakan “barang siapa yang tabahhur ( menguasai secara mendetail
dan mendalam layaknya lautan ) terhadap ilmu shorof dan ilmu nahwu, maka orang
itu akan ( mampu ) tabahhur dengan semua ilmu” andil yang diberikan oleh ilmu
shorof dan ilmu nahwu dalam menguasai ilmu-ilmu seperti seorang ibu dan ayah
dalam melahirkan anak-anaknya.
B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari Mashdar ?


2. Apa Macam-Macam, Contoh dan Amalnya Mashdar ?
3. Apa definisi dari Isim Mashdar ?
4. Apa Macam-Macam, Contoh dan Amalnya Isim Mashdar ?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui apa itu Mashdar dan Isim Mashdar
2. Mengetahui Macam-Macam, Contoh dari Beramalnya Mashdar dan Isim
Mashdar

4
BAB II

PEMBAHASAN

1. Mashdar
a. Pengertian Mashdar
‫مجرد من الزمان أو ما كان ثالثا من تصريف فعله‬
ّ َّ َ ‫المصدر هو ما‬
‫دلعلى معنى‬ ُ
Isim yang menunjukkan arti yang tidak dikenai masa/waktu” atau “Kata yang
merupakan bentuk ketiga dari tashrif fi’ilnya”. Secara umum Mashdar adalah kata
dasar, yang berarti semua kata jadian berasal dari satu kata dasar. Masdar adalah
kata dasar dari suatu Fiil yang tidak ada kaitan dengan pelaku dan waktu tertentu.
Oleh karena itulah mashdar sering disebut musytaq minhu (sumber pengambilan).
Mashdar tidak memiliki pola tertentu seperti halnya isim fa’il atau isim maf’ul,
tetapi mashdar bisa diketahui dengan melihat kamus bahasa Arab.
Contoh : ‫ ضربا‬,‫ ىضرب‬,‫ضرب‬
Mashdar juga adalah urutan ketiga dalam susunan tashrif ishtilahi. Sedangkan
Tasrif istilahi adalah perubahan satu makna menjadi beberapa makna tetapi huruf
asli tetap ada.
b. Fungsi atau Amalnya Mashdar
Masdar bisa beramal seperti fi’ilnya, baik muta’addi atau lazim. Jika fi’ilnya
berupa fi’il lazim, maka dia hanya membutuhkan fa’il saja, seperti :
(‫اج ِتها َُد َس ِعيْ ٍد‬
ْ ‫ )يُ ْعجِ بُ ِني‬Dan jika fi’ilnya muta’addi, maka dia membutuhkan fa’il
dan maf’ul bih. Sehingga masdar itu akan memuta’addikan lafal yang

dimuta’addikan oleh fi’ilnya, adakalanya dengan dirinya sendiri, seperti (‫سا ََء ِني‬

‫) ِع ْصياَن ُ َك أَبا َ َك‬, atau dengan bantuan huruf jer, seperti (‫اض ِع‬
ِ ‫ور َك ِب َم َو‬
ُ ‫اء ِني ُم ُر‬
َ ‫َس‬
‫)الشبْ َه ِة‬.
ُّ
Perlu diketahui bahwa masdar tidaklah beramal seperti fi’ilnya karena
keserupaannya dia dengan fi’il, tetapi karena masdar adalah yang asal. Adapun
Syarat Beramalnya Masdar pada fi’il ada dua yaitu:
1. Masdar yang menggatikan fi’ilnya contohnya seperti :‫ال‬ َ ‫تَ ْركا ً ا ِإل‬
َ ‫هم‬
yang artinya‫ال‬ َ ‫اُتْ ُر ِك ا ِإل‬
َ ‫هم‬

5
2. Masdar yang mempunyai kata tambahan ‫ ما‬, ‫ ان‬yang di samarkan pada
fi’ilnya.
Fi’il yang didahului dengan an masdariyyah mempunyai makna waktu
lampau atau akan datang, dan begitu juga dengan maa masdariyah mempunyai
makna sekarang,. Contohmya seperti :
َ
َ ‫ت ِم ْن أ ْن يَ ُش ْر‬
(‫ب ال َْع َس َل‬ ُ ْ‫عجِ ب‬
َ ).
Dan Huruf – Huruf Masdariyah ada lima yaitu : ‫ان ما كي لو يأ‬
Jenis – Jenis Peranan Mashdar
1. Masdar mudhaf
Masdar ini mempunyai fungsi yang lebih banyak dari peranan
biasanya, dan masdar ini dapat di idhafatkan pada fai’ilnya atau maf’ulnya
Contoh :
● Mashdar yang diidhlofahkan pada fa’ilnya :
‫ض‬
( ٍ ‫ض ُه ْم بِبَ ْع‬
َ ‫َاس ْع‬ ِ ‫) َو ل َوال َ َدف ُْع‬,
َ‫الله الن ّ َ ب‬
● Mashdar yang diidhlofahkan pada maf’ulnya ;
‫اس ِت ْغفا َُر ِإبْرا َ ِهيْ َم َربَّ ُه ِلأَبِيْ ِه‬
ْ ).
2. Masdar bertanwin atau tanpa alif lam dan idhofah
Masdar yang beperan seperti fi’ilnya , dan ulama nahwu mengatakan
bahwa mereka memakai peranan masdar ini, dan masdar ini lebih dekat
menyerupai dengan fi’il dari masdar mudhaf, dan masdar yang disertai
dengan alif lam.
ِ ‫وم ِذي َم ْس َغبَةٍ يَ ِتيْما ً ذَا َمقْ َربَةٍ أَو ِم ْس‬
Contoh : ٍ‫كيْنا ً ذَا َمقْ َربَة‬ ٍ َ‫أَو ِإ ْطعا َ ٌم ِفي ي‬
3. Masdar yang disertai dengan alif lam
Masdar ini berfungsi seperti layaknya masdar yang lainnya, akan
tetapi sedikit digunakan karena adanya alif lam dari kalimat isim, maka
masdar ini jauh dari bentuk fi’ilnya atau disebut dengan qalil.``
Contoh seperti pada syair :
َ ‫ب ِم ْس ِمعا‬
ِ ‫الض ْر‬
َّ ‫ع ِن‬ ُ ‫تأُول َى ال ُْم ِغيْ َر ِة أَن َّ ِني * ك ََر ْر‬
َ ‫ت َفل َْم أَنْك ُْل‬ ْ ‫علِ َم‬
َ ‫ل َ َق ْد‬
1

Diperbolehkan untuk membuang fa’ilnya masdar tanpa mengandung dlamir

َ ْ‫)س َّر ِني تَك ِْريْ ُم ال ْعا َِملِي‬,


yang kembali kepada fa’il, seperti (‫ن‬ َ dan itu tidak
1
https://tifanyputrisahara.blogspot.com/2016/12/pengertian-dan-fungsi-masdar.html

6
diperbolehkan dalam fi’il, karena jika fa’ilnya fi’il tidak diperlihatkan, maka fa’il

itu berupa dlamir mustatir, (‫ )تَك ِْري ْ ُم‬adalah masdar yang diidlafahkan kepada

َ ْ‫) ال ْعا َِملِي‬, dan fa’ilnya berupa lafal yang dibuang yang
maf’ulnya, yaitu (‫ن‬
penakdirannya
(‫))تَك ِْريْ ُمك ُْم أَو تَك ِْريْ ُم الن ّ َِاس‬.
Diperbolehkan juga untuk membuang maf’ulnya masdar, contohnya seperti ;
(‫ع َدها َ ِإيا َّ ُه‬ َ ‫ع ْن َم ْو ِع َد ٍة َو‬ َ َّ ‫اس ِت ْغفا َُر ِإبْرا َ ِهيْ َم لِأَبِيْ ِه ِإال‬
ْ ‫)و ما َ كا ََن‬
َ yang artinya
(‫)اس ِت ْغفا َُر ِإبْرا َ ِهيْ َم َربَّ ُه لِأَبِيْ ِه‬.
ْ

Tidak bisa beramalnya mashdar yaitu ketika :


1. Masdar yang untuk taukid atau yang menjelaskan nau’, masdar mushagghar
dan masdar yang diinginkan tidak untuk perbuatan atau hadats. Contohnya
seperti ;
, (‫)عل ّ َ ْمتُ ُه تَ ْعلِيْما ً ال َْم ْسأَل َ َة‬
َ dengan membaca (َ‫)ال َمسْأَلَة‬
ْ yang diamalkan oleh (ً ‫)تَ ْعلِيْما‬
tetapi oleh (ُ‫)عَلَّ ْمتُه‬, dan tidak boleh diucapkan ( َّ‫اللّص‬ َ ‫ضرْ بَةً َو‬
‫رْ بَتَ ْي ِن‬X‫ض‬ ُ ‫ض َرب‬
َ ‫ْت‬ َ )
dengan membaca nashab ( َّ‫ )اللّص‬yang diamalkan oleh (ً‫)ضرْ بَة‬ َ atau (‫ضرْ بَتَي ِْن‬َ ),
ُ ‫ َرب‬XX‫)ض‬,
tetapi oleh ( ‫ْت‬ َ tidak boleh diucapakan ( َّ‫اللص‬ ‫ُك‬Xَ ‫ َر ْيب‬XX‫ض‬
ُ ‫)يُ ْع ِجبُنِي‬ dengan

Xَ ُ‫ )ض َُر ْيب‬tetapi oleh (‫ْجبُنِي‬


membaca nashab ( َّ‫ )اللص‬yang diamalkan oleh ( ‫ك‬ ِ ‫)يُع‬.
2. Mendahulukan ma’mulnya masdar atas masdar, kecuali jika masdar itu
menjadi pengganti dari fi’ilnya, contohnya seperti :
(ً ‫ع َملَكَ إِ ْتقاَنا‬
َ ), atau ma’mulnya berupa dzaraf atau jer-majrur, seperti
َ ‫ ) فَلَما َّ بَلَ َغ َم َعهُ ال ّس ْع‬dan tidak ( ٌ‫م بِها َ َر ْأفَة‬Xْ ‫) َو الَ تَأْ ُخ ْذ ُك‬.
(‫ي‬
Disyaratkan dalam mengamalnya masdar adalah masdar tidak boleh
dina’ati sebelum sempurnanya dia beramal, sehingga tidak boleh diucapkan
(ً‫ إِ ْكراَ ُمكَ ا ْل َع ِظ ْي ُم خاَلِدا‬X‫) َس َّرنِي‬, tetapi wajib untuk diakhirkan, sehingga kita ucapkan
(ُ‫ك خاَلِداً ْال َع ِظيْم‬ َ ‫) َس َّرنِي إِ ْكراَ ُم‬.2
2. Isim Mashdar
a. Pengertian Isim Mashdar

2
Jami’ al-Durus al-‘Arabiyyah, juz III hlm. 276

7
Isim Masdar adalah isim yang menunjukkan dasar-dasarnya / permulaan. Isim
Mashdar huruf-hurufnya berkurang dari bentuk huruf Fi’ilnya secara lafazhan atau
Takdiran dan tanpa ada pergantian huruf.
Contoh dinamakan Isim Masdar ; 3‫عطاء‬
b. Amalnya Isim Mashdar
Isim masdar beramal seperti beramalnya masdar, yang semakna, dan dengan
syarat-syaratnya, hanya saja beramalnya isim masdar adalah qalil, contohnya
seperti pada syair berikut :
‫ت َعنِّي * َو بَ ْع َد عَطاَئِكَ ْال ِمئَةَ الرِّتاَعا‬
ِ ‫أَ ُك ْفراً بَ ْع َد َر ِّد ْال َمو‬

3
Alfiyyah Bait 424-425

8
BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat di ketahui dan di tarik kesimpulan bahwa yang
disebut Isim Mashdar berbeda dengan Mashdar. Sekalipun keduanya sama mencocoki
dalam hal menunukkan huduts/kejadian. Bedanya Mashdar tidak akan berkurang
hurufnya dari bentuk huruf Fi’ilnya. Sedangkan disebut Isim Mashdar huruf-hurufnya
berkurang dari bentuk huruf Fi’ilnya secara lafazhan atau Takdiran dan tanpa ada
pergantian huruf. Dan kitapun dapat mengetahui bahwa beramalnya mashdar yaitu
ketika mashdar sebagai pengganti fi’il dan bisa di menggatikan dengan atau maa
mashdariyyah.

b. Saran
Tidak bisa di sangkal lagi bahwa belajar bahasa arab itu memang sulit bagi
masyarakat pada umumnya. Tetapi tetaplah kita terus berusaha serta beristuqomah
dalam menuntut dan menggali keilmuan tersebut agar kita bisa faham dengan banyak
hal mengenai Agama Islam yang merupakan berawal dari bangsa dan bahasa arab.

9
DAFTAR PUSTAKA

Jami’ al-Durus al-‘Arabiyyah, juz III hlm. 276


Alfiyyah Bait 424-425
https://tifanyputrisahara.blogspot.com/2016/12/pengertian-dan-fungsi masdar.html

10

Anda mungkin juga menyukai