Anda di halaman 1dari 18

i

SYAIR HASSAN BIN TSABIT

(Burikta Ya Qabra Ar-Rasul)

OLEH: KELOMPOK 1

1. M. QOFRATUL AIMAN (F031221033)


2. NURFAZIRAH (F031221036)
3. ALMUTMAINNAH (F031221038)
4. BERLIAN NURSYIFA (F031221011)
5. FATHUN QARIB (F031221016)
6. NURVANISARI (F031221030)
7. ULMI ASRAR (F031221050)
8. NUR DHIYA ULHAQ (F031221028)

SASTRA ASIA BARAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2023
ii

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Swt, Tuhan Yang Maha
Esa, yang telah memberikan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini kami susun sebagai
salah satu tugas akademik dalam mata kuliah Telaah Puisi Bahasa Arab dengan
tema “SYAIR HASSAN BIN TSABIT”. Kami menyadari bahwa penulisan
makalah ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak.

Makalah ini merupakan hasil keras usaha kami untuk menggali dan
mendalami topik yang relevan dengan mata kuliah ini. Meskipun masih banyak
keterbatasan dalam penulisan ini, kami berharap makalah ini dapat memberikan
manfaat dan kontribusi bagi pembaca yang ingin lebih memahami “SYAIR
HASSAN BIN TSABIT”.

Akhir kata, kami menyampaikan permohonan maaf jika ada kekurangan


dalam penulisan makalah ini. Kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan untuk perbaikan di masa mendatang. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan menjadi tambahan pengetahuan yang berguna.

Makassar, 3 Oktober 2023

Penulis

Kelompok 1
iii

Daftar Isi
Kata Pengantar .................................................................................................................... ii
Daftar Isi .............................................................................................................................iii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 3
A. Biografi Hassan bin Tsabit...................................................................................... 3
B. Syair dan Terjemahan Karya Hassan bin Tsabit ..................................................... 6
C. Analisis Syair Karya Hassan bin Tsabit.................................................................. 8
 Tema ................................................................................................................... 8
 Pemikiran ............................................................................................................ 9
 Imajinasi.............................................................................................................. 9
 Sikap dan Perasaan ........................................................................................... 10
 Kecermatan ....................................................................................................... 13
BAB III ............................................................................................................................. 14
PENUTUP ........................................................................................................................ 14
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 14
B. Saran ..................................................................................................................... 14
Daftar Pustaka ................................................................................................................... 15
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Syair adalah bentuk puisi yang populer dalam Sastra Arab. Syair pada
umumnya terdiri dari bait-bait berirama dan sering kali mengandung pesan
moral dan filosofis. Syair Arab tradisional sering berfokus pada tema-tema
seperti cinta, kebijaksanaan, atau keindahan alam. Puisi ini memiliki struktur
dan aturan metrik yang khas dalam bahasa Arab dengan bait-bait yang
berakhir dengan suara yang serupa (qafiyah) dan pola irama yang berulang
(bahar). Syair Arab juga sering menggunakan bahasa kiasan dan metafora
untuk mengungkapkan makna mendalam.

Salah satu penyair terkenal di masa Islam ialah Hassan Bin Tsabit.
Hassan bin Tsabit (564-674 M) adalah seorang penyair terkenal yang hidup
pada masa Nabi Muhammad Saw dan periode awal Islam. Dia adalah penyair
resmi Nabi Muhammad Saw yang ia angkat untuk membela Islam melalui
syair. Sebagian besar syair Hassan bin Tsabit berfokus pada pujian dan
memuliakan Nabi Muhammad Saw.

Syair karya Hassan bin Tsabit yang akan dipaparkan salah satunya
yaitu, wafatnya Rasulullah Saw. Dalam syair tersebut, dia menuangkan semua
rasa kesedihannya atas kehilangan manusia mulia yaitu Nabi Muhammad
Saw.
2

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi penyair Hassan bin Tsabit?
2. Apa isi syair Qasidah Burdah dan terjemahannya karya Hassan bin
Tsabit?
3. Bagaimana analisis syair yang terdapat dalam syair Qasidah
Burdah karya Hassan bin Tsabit?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui biografi penyair Hassan bin Tsabit.
2. Untuk mengetahui isi syair Qasidah Burdah dan terjemahannya
karya Hassan bin Tsabit.
3. Untuk mengetahui analisis syair yang terdapat dalam syair Qasidah
Burdah karya Hassan bin Tsabit.
3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Biografi Hassan bin Tsabit


Hasan bin Tsabit adalah seorang sahabat Nabi yang lahir di Yastrib
(sekarang Madinah) pada tahun 563 Masehi. Beliau memiliki nama asli
yaitu Abu al-Walid Hasan bin Tsabit. Hasan bin Tsabit memiliki silsilah
keturunan yang terhubung dengan suku Khazraj, suku yang sudah sejak
lama merantau dari Yamanke Hijaz dan kemudian menetap di Madinah
bersama suku Aus.
Masa kecil hingga dewasanya beliau habiskan di Yastrib hingga
kedatangan Rasulullah Saw. Yang hijrah dari kota Mekkah menuju kota
Madinah, Sebagi salah satu pemimpin suku Khazraj, Hasan menjadi
pelopor masuknya orang-orang dari sukunya tersebut untuk memeluk
Islam serta berdamai dengan suku Aus setelah terjadinya konflik
berkepanjangan antara dua suku besar di kota Madinah Al-Munawaroh.
Ayahnya bernama Mundhir, beliau adalah seorang tokoh berpengaruh dan
dihormati oleh kabilahnya. Begitu juga dengan ibunya yang bernama
Fari‟ah binti Khalid bin Qaiz Al-Khazraj, ia mempunyai peranan yang
sama sebagai istri Mundhir dalam kehidupan bermasyarakat. Dikalangan
para sahabat digelari “syair Rasulullah Saw (penyairnya Rasul).
4

Hasan bin Tsabit menjadi salah satu sahabat Nabi yang masuk
Islam pada usia tua, yaitu 60 tahun, namun Allah Swt. menganugerahkan
beliau umur panjang yaitu 120 tahun. Setelah memeluk agama Islam,
Hasan bin Tsabit terus mengawal perjuangan dakwah
baginda Rasulullah Saw.

Hasan bin Thabit (605-674 M) adalah seorang penyair Arab yang


terkenal pada zaman Nabi Muhammad SAW. Hasan bin Thabit adalah
penyair terkenal yang digunakan oleh Nabi Muhammad untuk memuji
Islam, menyebarkan pesan agama, dan menjawab para kritikus.

Selain menjadi penyair, Hasan bin Thabit juga dikenal sebagai


orang yang mahir dalam bahasa Arab dan memiliki pengetahuan yang
luas. Dia sering dianggap sebagai "penyair puji-pujian Nabi" karena
karyanya yang dipuji-puji Nabi Muhammad. Salah satu karyanya yang
terkenal adalah "Na't al-Nabi" yang memuji keutamaan dan sifat-sifat
mulia Nabi Muhammad.

Hasan bin Thabit juga berperan dalam melindungi Islam dan Nabi
Muhammad dari serangan musuh-musuhnya melalui karyanya yang
menjawab tudingan dan kritik terhadap Islam. Setelah wafatnya Nabi
Muhammad, dia masih tetap aktif dalam menyebarkan Islam dan
mendukung para khalifah.

Semenjak menjadi seorang muslim, Hasan bin Tsabit ikut berjuang


bersama Rasulullah SAW. Jika sahabat lain senjatanya adalah pedang,
Hasan bin Tsabit bersenjatakan sebuah syair.

Sebelum meninggal Hasan telah diuji oleh Allah Swt. dengan


kebutaan. Namun ia menjalaninya dengan sabar. Sebelum Hasan memeluk
Islam, ia merupakan penyair yang lantang menjelek-jelekkan Islam.
Setelah Hasan menerima hidayah, ia mengarahkan karyanya untuk
membela agama Islam.
5

Usia Hassan bin Tsabit mencapai 120 tahun. Dia wafat pada 54
tahun Hijriah atau 674 Masehi di Madinah. Ia hidup selama 60 tahun pada
masa Jahiliyah dan 60 tahun pada masa Islamiyah.
6

B. Syair dan Terjemahan Karya Hassan bin Tsabit


‫قال حعاى بي ثابج األًصازی زضي هللا عٌَ يبکي زظْل هللا ملسو هيلع هللا یلص‬
Qoshidah Sayyidina Hassan bin Tsabit Al- Anshoriy ra, Menangisi
wafatnya Rasulullah Shollallahu „Alaihi wasallam.
‫أطالج ّقْفا حرزف العيي جِدُا علی طلل القبس الری فيَ أحود‬
Lama kutegak dengan air mata deras mengalir menghadap gundukan tanah
yang padanya Ahmad (Muhammad Saw).
‫لقد غيبْا حلوا ّعلوا ّزحوت عشيت علٍْ الثسی ال يْظد‬
Sungguh kami dan mereka telah kehilangan orang yang paling berkasih
sayang dan lembut, samudera ilmu, dan kelembutan yang ramah, di petang
ketika jasad beliau Saw ditumpahkan tanah tanpa bantal…
‫ّزاحْا بحصى ليط فيِن ًبيِن ّقد ٌُّج هٌِن ظِْز ّأعضد‬
Dan satu persatu mereka pergi dengan penuh kesedihan kehilangan Nabi
yang selalu bersama mereka, yang membuat lemas pundak dan lutut
mereka.
‫يبکْى هي حبکي العوْاث يْهَ ّهي قد بکخَ األزض فالٌاض أکود‬
Mereka terus menangis, yang jagad raya menangis dihari itu, dan makhluk
mulia yang ditangisi bumi dan orang-orang dalam kebingungan.
‫ُّل عدلج يْها زشيت ُالك زشيت يْم هاث فيَ دمحم ؟‬
Dan adakah hari musibah yang seimbang dengan hari musibah dan
kesedihan hari wafat padanya Muhammad (saw) ?
7

‫فبکي زظْل هللا يا عيي عبسة ّال أعسفٌك الدُس دهعك يجود‬
Maka tangisilah Rasulullah wahai mata sebagai tanda bukti, agar jangan
sampai zaman/ masa tidak mengenalmu tentang tetesan airmatamu yang
tetap membeku dengan hal ini.
‫ّهالك الحبکيي ذا الٌعوت الخي علی الٌاض هٌِا ظابغ يخغود‬
Dan apa yang menyebabkanmu tetap menahan tangis atas wafatnya sang
pembawa kenikmatan pada seluruh manusia menyempurnakan kenikmatan
yang padanya ummat ini menikmati limpahannya.
‫فجْدی عليَ بالدهْع ّأعْلی لفقد الری ال هثلَ الدُس يْجد‬
Maka jangan kikir atas hal ini dengan airmata dan tersedu keras menangis,
ketika kehilangan yang tiada akan dijumpai makhluk menyamainya
sepanjang zaman.
‫ّها فقد الواضْى هثل دمحم ّال هثلَ حخی القياهت يفقد‬
Tiada kehilangan selamanya, seperti kehilangan Muhammad saw yang
tiada menyamai kehilangannya (saw) hingga kiamat.
8

C. Analisis Syair Karya Hassan bin Tsabit


 Tema
Tema Besar :
Wafatnya Nabi Muhammad Saw, Rasul Allah Yang Agung
Tema kecil:
Bait 1 (Sedih yang tak terbendung).
Bait 2 (Kepergian Sang Pujangga).
Bait 3 (Luka Membersamai).
Bait 4 (Semesta Turut berduka).
Bait 5 (Wafatnya Nabi Muhammad adalah Kesedihan tiada
setara).
Bait 6 (Menangislah wahai hati yang ragu).
Bait 7 (Bersedihlah atas wafatnya pembawa kesempurnaan)
Bait 8 (Jangan Iri atas Kepergian Sang Pembawa Api
Tauhid).
Bait 9 (Kehilangan yang tak ada samanya).
Bait 10 (lara tak berkesudahan pada jiwa yang
merindu).
9

 Pemikiran
Wafatnya Nabi Muhammad Saw, Rasul Allah yang Agung
adalah kesedihan tidak ada setara sampai hari kiamat kelak.
 Imajinasi
1) Seorang yang sedang berdiri dengan air mata yang mengalir
deras menghadap kuburan
2) Sekumpulan orang-orang juga menangis dengan derasnya
karena sangat merasakan kehilangan yang amat mendalam
atas kepergian makhluk termulia ini yang telah
ditumpahkan tanah kepadanya
3) Satu per satu dari mereka pun beranjak dari tempatnya
dengan pipi yang basah dan hati yang hancur
4) Pada hari itu langit mendung, semesta merasakan kesedihan
yang mendalam
5) Dan seseorang bertanya “Apakah ada kesedihan yang
menyamai dengan kesedihan karena telah ditinggalkan oleh
makhluk yang paling mulia?
6) Dan berpesan agar matamu menangis sebagai tanda bukti
bahwa engkau benar-benar kehilangan terhadapnya
7) Dan bertanya lagi “ dan apa penyebab engkau menahan
tangis padahal sang pembawa kenikmatan telah
meninggalkan kita?”
8) Dia berpesan lagi agar airmatamu tidak kikir dan tersedu
keras ketika kehilangan makhluk yang paling mulia yang
tidak akan pernah kita jumpai yang menyamainya
sepanjang zaman
9) Tidak ada rasa kehilangan yang menyakitkan seperti
kehilangan nabi Muhammad saw hingga kiamat
10) Kemudian ia bertanya lagi tentang kedua mata yang yang
selalu terjaga tidak bisa tertidur karena selalu mengingatnya
dengan pipi yang penuh air mata yang selalu basah.
10

 Sikap dan Perasaan

Puisi "Burikta Ya Qabra Ar-Rasuli" karya Hassan bin Tsabit


adalah sebuah elegi yang mengungkapkan rasa duka dan kesedihan atas
kepergian Nabi Muhammad ‫ملسو هيلع هللا یلص‬. Dalam puisi ini, terdapat sikap
penghormatan, kekaguman, dan kecintaan yang mendalam terhadap Nabi.
Hassan bin Tsabit juga mengekspresikan rasa rindu yang mendalam
terhadap beliau serta pengharapan akan pertemuan di akhirat. Puisi ini
merupakan salah satu bentuk puisi pujian (madh) yang diarahkan kepada
Nabi Muhammad ‫ملسو هيلع هللا یلص‬, dan mencerminkan pengabdian dan cinta yang tinggi
terhadap Rasulullah.

SIKAP DAN PERASAAN PEMBUATAN SYAIR

Saat menciptakan puisi "Burikta Ya Qabra Ar-Rasuli," Hassan bin


Tsabit menunjukkan sikap rasa duka yang mendalam atas kepergian Nabi
Muhammad ‫ملسو هيلع هللا یلص‬. Ia juga mengekspresikan rasa rindu dan cinta yang sangat
besar terhadap beliau. Puisi ini mencerminkan kesedihan dan kehilangan
yang dirasakan oleh Hassan bin Tsabit akibat berpisah dengan Nabi,
namun juga mengandung elemen penghormatan dan kekaguman yang
tinggi terhadap kepemimpinan dan karakter Nabi Muhammad ‫ملسو هيلع هللا یلص‬.
Kesetiaan dan pengabdian Hassan bin Tsabit kepada Nabi tampak jelas
dalam puisi ini, yang mencerminkan hubungan yang erat antara keduanya.
11

SIKAP & PERASAAN ORANG YANG MENDENGAR PUISI INI

Saat mendengar puisi "Burikta Ya Qabra Ar-Rasuli" karya Hassan


bin Tsabit, seseorang dapat merasakan gelombang emosi yang mendalam.
Puisi ini mengandung elemen kesedihan yang menyentuh hati, rasa duka
yang dalam atas kepergian Nabi Muhammad ‫ملسو هيلع هللا یلص‬. Selain itu, puisi ini juga
mencerminkan rasa cinta dan kekaguman yang tinggi terhadap beliau.
Mendengar puisi ini dapat membangkitkan perasaan penghormatan dan
rasa kagum terhadap kepemimpinan dan karakter Nabi. Hal ini bisa
memunculkan rasa rindu yang kuat dan mendalam terhadap sosok Nabi
Muhammad ‫ملسو هيلع هللا یلص‬.

SIKAP & PERASAAN TOKOH RASULULLAH YANG ADA DI


DALAM PUISI "BURIKTA YA QABRA AR-RASULI"

Dalam puisi puisi ini terdapat penggambaran sikap Rasulullah


Muhammad ‫ ملسو هيلع هللا یلص‬yang dipenuhi dengan penghormatan, kasih sayang, dan
kekaguman. Puisi ini mencerminkan rasa cinta dan pengabdian Hassan bin
Thabit terhadap Nabi Muhammad ‫ملسو هيلع هللا یلص‬, serta pengakuan akan keutamaan dan
kehebatan beliau sebagai Nabi terakhir.

Sikap Rasulullah yang tercermin dalam puisi ini dapat mencakup:

1. Kemuliaan dan Kehebatan


Puisi ini menggambarkan Rasulullah ‫ ملسو هيلع هللا یلص‬sebagai figur yang sangat
mulia dan luhur, dengan keutamaan dan kehebatan yang melebihi manusia
biasa.
2. Pemimpin dan Pembimbing
Rasulullah ‫ ملسو هيلع هللا یلص‬digambarkan sebagai pemimpin dan pembimbing
yang memberikan arahan dan petunjuk kepada umatnya.
12

3. Kasih Sayang dan Perhatian:

Puisi ini mencerminkan rasa kasih sayang dan perhatian Rasulullah


‫ ملسو هيلع هللا یلص‬terhadap umatnya, serta keinginannya untuk membimbing mereka
menuju kebenaran.

4. Kesabaran dan Kewibawaan

Puisi ini mencerminkan kesabaran dan kewibawaan Rasulullah ‫ملسو هيلع هللا یلص‬
dalam menghadapi berbagai tantangan dan rintangan dalam menyebarkan
ajaran Islam.

5. Teladan dalam Ketaatan kepada Allah


Puisi ini dapat menyoroti bahwa Rasulullah ‫ ملسو هيلع هللا یلص‬adalah teladan
dalam ketaatan kepada Allah, dan bahwa beliau merupakan utusan Allah
untuk membimbing umat manusia.
6. Kecintaan kepada Umatnya:

Puisi ini juga dapat menggambarkan cinta Rasulullah ‫ ملسو هيلع هللا یلص‬kepada
umatnya, serta keinginannya untuk melihat mereka mencapai kebahagiaan
dan keberkahan.
13

 Kecermatan

Dalam syair ini, kecermatan sang penyair Hassan bin Tsabit yakni
penggunaan kata-kata yang indah dan bermakna serta pengungkapan
perasaan yang dapat menembus relung hati yang paling dalam. Kesedihan
yang sangat mendalam akan kehilangan sosok yang dicintai yaitu
Rasulullah SAW, kehilangan yang tidak ada bandingannya sampai hari
kiamat. Kefokusan menjadi titik yang diambil Hassan bin Tsabit dalam
syair ini, kefokusan dalam penggambaran proses pemakaman Rasulullah
SAW, kesedihan dan air mata menjadi lambang atas pahitnya kepergian
sang kekasih. Kecermatan penyebutan nama sangat jelas Hassan bin Tsabit
memaparkan tokoh dalam syairnya yaitu Rasulullah SAW.

Hassan bin Tsabit sungguh menuangkan semua rasa kehilangannya


dalam syair ini, ia benar-benar menggambarkan keadaannya pada saat ia
berhadapan di peristirahatan terakhir Rasulullah SAW. Kecermatan tempat
pun menjadi landasan syair ini, tempatnya di makam Rasulullah SAW.
Hassan bin Tsabit merangkai kata yang begitu indah dalam tulisan syair
ini. Seakan-akan Hassan bin Tsabit ingin membuat para pembaca ataupun
pendengar dari syair ini menjadi tokoh yang ikut serta dalam
pemakaman Rasulullah SAW.
14

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Hasan bin Tsabit adalah seorang sahabat Nabi yang lahir di Yastrib
(sekarang Madinah) pada tahun 563 Masehi. Beliau memiliki nama asli
yaitu Abu al-Walid Hasan bin Tsabit. Hasan bin Thabit (605-674 M)
adalah seorang penyair Arab yang terkenal pada zaman Nabi Muhammad
SAW. Hasan bin Thabit adalah penyair terkenal yang digunakan oleh Nabi
Muhammad untuk memuji Islam, menyebarkan pesan agama, dan
menjawab para kritikus. Usia Hassan bin Tsabit mencapai 120 tahun. Dia
wafat pada 54 tahun Hijriah atau 674 Masehi di Madinah. Ia hidup selama
60 tahun pada masa Jahiliyah dan 60 tahun pada masa Islamiyah.

Salah satu syair karya Hassan bin Tsabit adalah “Burikta Ya Qabra
Ar-Rasuli” yang menceritakan tentang wafatnya Rasulullah Saw. Adapun
beberapa analisis yang mampu dipaparkan dalam syair ini termasuk tema,
pemikiran, imajinasi, sikap dan perasaan, serta kecermatan sang penyair.

B. Saran

Dari paparan makalah kami, kami hanya mengangkat salah satu


syair karya Hassan bin Tsabit. Jika para pembaca merasa kurang spesifik
dari isi makalah ini, maka kami sebagai penulis dari makalah ini
memberikan saran agar mencari informasi yang lebih dalam lagi mengenai
syair Hassan bin Tsabit dari berbagai referensi yang ada.
15

Daftar Pustaka

Ahmad, Abdullah, dkk. 2019. Sejarah Sastra Arab Masa Shadrul Islam:
Malang.

Latif. 2022. https://www.laduni.id/post/read/517124/biografi-sahabat-


hassan-bin-tsabit-al-anshary.html (diakses tanggal 3 Oktober 2023)

Seto, Wiyonggo. 2017. http://wiyonggoputih.blogspot.com/2017/12/syair-


shohabat-hasan-bin-tsabit-yang.html?m=1 (diakses tanggal 3
Oktober 2023)

Anda mungkin juga menyukai