Anda di halaman 1dari 12

SINONIM (‫)الترادف‬

Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah “Fiqh al-
lughah”

Dosen Pengampu:

Umi Kulsum M.A

Disusun Oleh :

Alifa Rahmah – 11170210000029


Roikhatul Jannah – 11170210000039
Intan Nadziifa Thooriq Billaah - 11170210000026

BAHASA DAN SASTRA ARAB


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
A. PENDAHULUAN

A.1 Latar Belakang

Bahasa Arab merupakan bahasa yang paling banyak menyandang atribut. Selain
merupakan bahasa kitab suci Al-Qur’an dan hadits Nabi Muhammad SAW, bahasa Arab
adalah bahasa agama dan umat Islam, bahasa resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),
bahasa nasional lebih dari 22 negara di kawasan Timur Tengah, lughat al-dhat, dan bahasa
warisan sosial budaya (lughat at-turats). Jâbir Qumaihah, misalnya menegaskan bahwa
bahasa Arab merupakan bahasa yang mendapat garansi dan “proteksi Ilahi” (al-himâyah al-
Ilahiyyah), seiring dengan digunakannya bahasa Arab sebagai “wadah ekspresi” al-Qur’an
(wi’â’ alQur’an). Bahasa Arab juga dipandang sebagai bahasa yang sangat orisinal; tidak
memiliki masa kanak-kanak sekaligus masa renta.1

Sekarang ini bahasa Arab merupakan salah satu bahasa mayor di dunia yang dituturkan
oleh lebih dari 200.000 umat manusia. Bahasa ini digunakan secara resmi oleh kurang lebih
20 negara. Oleh karena itu untuk mempelajari bahasa Arab, kita harus mempelajari beberapa

kaidah-kaidah Arab di antaranya dengan mempelajari ‫ الرتادف‬atau disebut sinonim. Dengan

mempelajari sinonim dalam bahasa Arab ini diharapkan bisa memberikan pengetahuan
tentang kata-kata dalam bahasa Arab dengan memiliki makna yang sama atau satu arti.

A.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan diatas, dapat diambil beberapa rumusan masalah diantaranya


sebagai berikut:

1. Apa yang di maksud dengan sinonim?


2. Kapan sinonim itu bisa terjadi?
3. Bagaimana sikap-sikap para ahli terhadap sinonim ?

A.3 Tujuan

Makalah ini disusun dan dibuat agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian dan
pembahasan tentang sinonim, agar para pembaca lebih mengenal sinonim dalam mata kuliah
fiqh al-lughah.
1
Ubaid Ridlo, Bahasa Arab Dalam Pusaran Arus Globalisasi: Antara Pesismisme dan Optimisme,
Ciputat, hal 210

2
B. PEMBAHASAN

B.1 Pengertian Sinonim

‫ الرتادف‬merupakan kalimat bahasa Arab yang mempunyai pengertian yang sama dengan

sinonim. Bila dalam bahasa Arab disebut ‫ ال رتادف‬dan pada umumnya disebut dengan

sinonim. Maka sinonim dan ‫ الرتادف‬merupakan dua kata yang mempunyai satu pengertian.2

Secara etimologis, kata sinonim berasal dari bahasa Yunani Kuno syn ‘dengan’ dan
onoma ‘nama’.3 Sedangkan secara bahasa dan istilah menurut Dr. Jasim Muhammad Abdul
Abbud4, yaitu:

‫املرتادف لغة هو ركوب أحد خلف آخر أو الذي بركب خلف الراكب‬
"Al-mutaradif secara bahasa ada sesuatu yang mengikuti di belakang atau yang membonceng
di belakang pengendara"
‫املرتادف اصطالحا هو ما كان معناه واحدا وامساؤه كثري‬
"Al-mutaradif secara istilah adalah sesuatu yang mempunyai satu makna dan mempunyai
bentuk yang banyak”

Sinonim menurut bahasa yaitu memiliki pengucapan dan kata yang berbeda namun arti
atau maknanya dapat disepakati secara bersama, atau bisa disebut dengan pelepasan
beberapa kata dengan satu arti, seperti kata singa, binatang buas, singa, yang berarti satu
makna dan arti, begitu juga dengan kata madu, ludah lebah dan sarang lebah disebut sinonim
karena maknanya yang sama yaitu sama – sama menghasilkan madu meskipun dari kata yang
berbeda.5 Sedangkan sinonim menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah bentuk
bahasa yang maknanya mirip atau sama dengan bentuk bahasa lain.6

Sinonim adalah hubungan semantik yang menyatakan adanya kesamaan makna antara
satu satuan ujaran dan satuan ujaran lainnya. Maksudnya secara konkret, kalau kata jelek
bersinonim dengan kata buruk, dengan demikian, kata buruk juga bersinonim dengan kata
2
https://www.academia.edu/32997872/At_Taraaduf_Sinonim_dan_Al_Tadhaad_Antonim diakses pada
tanggal 11-10-2020
3
E Zainal Arifin, Kesinoniman Dalam Bahasa Indonesia, Universitas Indraprasta PGRI, hal 3.
4
https://www.academia.edu/32997872/At_Taraaduf_Sinonim_dan_Al_Tadhaad_Antonim diakses pada
tanggal 11-10-2020
5
Emil Badi’, Ya’kub, Fiqh Lughah al- Arabiyah wa Khasaisuha, Bagian VII, Beirut : dar al- Tsaqofah al
– Islamiyyah, 1982, hal 173
6
https://www.google.com/amp/s/kbbi.web.id/sinonim.html diakses pada tanggal 10-10-2020

3
jelek. Contoh lain, kata benar bersinonim dengan kata betul, dan kata betul juga bersinonim
dengan benar.7

Menurut Verhaar, sinonim itu adalah ungkapan (kata, frasa, atau kalimat) yang kurang
lebih sama maknanya dengan ungkapan yang lain. Jadi, meski beberapa kata bersinonim tetap
akan memperlihatkan perbedaan. Misalnya, kata meninggal dunia dan kata mati
memperlihatkan kesamaan makna yaitu nyawa telah hilang atau tidak hidup lagi, tetapi
pemakaiannya berbeda. Kata meninggal hanya digunakan untuk manusia, dan tidak untuk
binatang atau tumbuh-tumbuhan. Tidak mungkin orang mengatakan “Pohon saya meninggal
dunia kemarin.” atau “Sapi saya meninggal dunia.” Kita hanya dapat mengatakan, “Si Ali
mati kemarin.” atau “Si Ali meninggal dunia kemarin.” Akan tetapi, derajat makna kata mati
dan meninggal dunia pada kalimat-kalimat ini pun berbeda. Penggunaan kata meninggal
dunia dirasa lebih halus jika dibandingkan dengan kata mati.8

Bahasa Arab adalah salah satu bahasa terkaya di dunia dalam sinonim, dan mungkin
yang terkaya yang pernah ada, Misalnya, seperti kata pedang memiliki lebih dari seribu
nama, singa memiliki lima ratus nama, kecerdasan memiliki lebih dari empat ratus, ular dua
ratus, dan madu memiliki lebih dari delapan puluh, dan masing-masing seperti kata hujan,
unta, air, terang, kegelapan dan hal-hal lain yang diketahui orang Arab, dan kata sifat:
panjang, pendek, murah hati, pelit, berani, pengecut ... dll.9

Menurut Mathews dalam Syarif Hidatullah Sinonim adalah "hubungan antara dua unit
leksikal yang mempunyai kesamaan arti". Abdul Chaer mengemukakan sinonim atau
sinonimi adalah hubungan semantik yang menyatakan adanya kesamaan antara satu satuan
ujaran dengan satuan ujaran lain. Misalnya, antara kata ‘benar’ dengan ‘betul’ dan antara
kalimat ‘Dika menendang bola’ dengan ‘bola ditendang Dika’. Contoh sinonim dalam bahasa

Arab, kata ‫ امتح ان‬dengan ‫ اختب ار‬yang bermakna ujian, dan antara ‫ نظر‬dengan ‫ راَي‬yang

bermakna melihat.10 Bahkan Salah satu orientalis mengumpulkan kosakata bahasa Arab yang
berhubungan dengan unta dan urusannya, dan jumlahnya mencapai lebih dari empat puluh
empat enam ratus lima ribu.11
7
E Zainal Arifin , hal 4
8
Retno Utami, Kajian Sinonim Nomina Dalam Bahasa Indonesia, Surakarta : Program Pascasarjana
Universitas. Sebelas Maret, 2010, hal xvii
9
Emil Badi’, hal 174
10
https://www.academia.edu/32997872/At_Taraaduf_Sinonim_dan_Al_Tadhaad_Antonim diakses pada
tanggal 11-10-2020
11
Emil Badi’, hal 174

4
B.2 SEBAB-SEBAB TERJADINYA SINONIM

Sinonim bisa terjadi antara lain sebagai akibat adanya12:

1. Pengaruh Kosakata Serapan (dakhil) dari Bahasa Asing

Misalnya, dalam bahasa Arab kontemporer dikenal kata " ‫) "التليفون‬telepon( yang

aslinya dari bahasa Eropa dan kata " ‫ "اهلاتف‬yang merupakan ta'rib (terjemahan ke Arab)

sehingga kedua kata itu di anggap sinonim. Contoh lain kata " ‫ "التليفزون‬sinonim dengan

kata "‫"اإلذاعة املرئية‬, kata “‫ ”الكمبوتري‬sinonim dengan kata "‫"احلاسوب‬, kata "‫( "تياترو‬dari bahasa

Italia) sinonim dengan kata "‫( "مس رح‬drama). Sekalipun kosakata-kosakata tersebut di

anggap sinonim, namun dalam beberapa konteks tidak bisa disebut sinonim. Misalnya,

kata "‫( "مس رح اجلرمية‬drama kejahatan) tidak bisa ditukar dengan “ ‫”تي اترو اجلرمية‬, sebab

maksud dari ‘drama kejahatan’ adalah kronologi terjadinnya kejahatan, bukan drama
atau penampilan tentang kejahatan.

2. Perbedaan Dialek Sosial (Infi'aliyah)

Misalnya, kata “istri” bersinonim dengan kata “bini”. Tetapi kata istri digunakan
dalam kalangan atasan sedangkan kata bini dalam kalangan bawahan. Dalam bahasa

Arab, kata "‫( "جمدد‬pembaharu) memiliki makna positif, berkelas tinggi dan diterima di

beberapa negara Arab. Akan tetapi, kata ‫ جمدد‬tidak bisa ditukar dengan "‫ "تق دمي‬atau "

‫ "ثوري‬walaupun ketiganya bersinonim. Sebab kata ‫ تقدمي‬atau ‫ ثوري‬memiliki makna yang


menceminkan seseorang yang reaksioner, pemberontak dan sebagainya, walaupun
dibeberapa wilayah Arab kedua kata ini tetap digunakan.

3. Perbedaan Dialek Regional (Lahjah Iqlimiyah)

Misalnya kata “handuk” bersinonim dengan kata “tuala”, tetapi kata tuala hanya
di kenal di beberap daerah di Indonesia Timur saja. Dalam bahasa Arab, misalnya kata

12
Taufiqurrahman. Leksikologi Bahasa Arab. (Malang : UIN-Malang Press), 2008, hal 74

5
"" ‫( سيارة نقل‬truk) hanya dikenal di Mesir, sementara di negara-negara Arab bagian teluk

dan Maroko lebih mengenal kata “ ‫”شاحنة‬. Contoh lain, istilah pom bensin, orang Mesir

menyebutnya dengan kata "‫"حمطة بنزين‬,orang Sudan menyebutnya dengan "‫"طلعبة بنزين‬dan

orang Irak mengenalnya dengan "‫"بنزين خائة‬

4. Perbedaan Dialek Temporal

Misalnya, kata “hulubalang” bersinonim dengan kata “komandan”, tetapi kata

hulubalang hanya cocok digunakan dalam suasana klasik saja. Contoh lain, " ‫"الكت اب‬

bersinonim dengan "‫ "املدرسة األبتدائية‬sama-sama berarti sekolah dasar. Akan tetapi, isti'lah

" "‫الكتاب‬hanya dipakai pada masa lampau,

Adapun faktor-faktor penyebab banyaknya ‫ ال رتادف‬dalam bahasa Arab, Wafi

menyimpulkan sebagai berikut:13

1) Karena bahasa Arab (bahasa Quraisy) sangat terbuka dan respon terhadap beberapa
dialek-dialek bahasa Arab disekitarmya. Dengan demikian, bahasa Arab banyak
menyerap kosa-kata dialek lain yang maknanya juga sama.
2) Karena beberapa penyusun kamus bahasa Arab tidak melakukan seleksi yang ketat
dalam menulis kosa kata bahasa Arab. Oleh karena itu, banyak kosa kata bahasa
lain khususnya bahasa-bahasa rumpun semit masuk ke dalam bahasa Arab yang
artinya sama.
3) Pada hakekatnya beberapa kata yang dianggap bersinonim itu memiliki arti khusus.
Namun karena ditemukan adanya kesamaan maka disebut bersinonim. Seperti kata

“‫ ”جلس‬dan “‫”قعد‬, keduanya berarti 'duduk'. Tapi pada hakikatnya kata ‫ جلس‬berarti

'duduk dari berdiri'. Sementara ‫ قعد‬berarti 'duduk dari berbaring'.

B.3 BEBERAPA SIKAP PARA PAKAR TERHADAP SINONIM

13
https://www.academia.edu/32997872/At_Taraaduf_Sinonim_dan_Al_Tadhaad_Antonim, diakses pada
tanggal 11-10-2020

6
Menurut Syahin, para pakar bahasa Arab di abad ke-2 H pada umumnya menerima
adanya sinonim dalam bahasa Arab. Tetapi pada abad berikutnya, muncul para pakar yang
dipelopori oleh Tsa’lab yang berusaha melihat secara cermat perbedaan kata-kata yang di
pandang bersinonim. Bahkan pada abad ke-4 perdebatan tentang keberadaan sinonim tersebut
semakin tajam, sehingga muncul blok pendukung, penolak, ataupun ragu-ragu. Namun
demikian, menurut Syahin, mayoritas pakar bahasa mengakui dan menetapkan adanya
sinonim dalam bahasa Arab, yang menurut mereka keberadaan sinonim dalam bahasa Arab
standar (fusha) merupakan sumber kebanggaan terhadap bahasa Arab.14

Tsa’lab menyatakan bahwa semua yang disangka orang sinonim sesungguhnya ia


adalah sesuatu yang berbeda yang dibedakan oleh sifat-sifatnya, seperti dalam kata /al-insan/
dan kata /al-basyar/ yang diartikan manusia. Yang pertama adalah nama yang digambarkan
pada sifat pelupa dan lemah lembutnya, sedang yang kedua digambarkan bahwa ia memiliki
kulit yang tampak jelas.15

Taufiqurrahman, dalam bukunya Leksikologi Bahasa Arab mengatakan bahwasannya


sinonim adalah dua kata yang atau lebih yang maknanya kurang lebih sama. “kurang lebih”
karena memang menurutnya, tidak akan ada dua buah kata berlainan yang maknanya sama
persis. Yang sama sebenarnya hanya informasi saja, sedangkan maknanya tidak sama persis.
Misalnya pada kata-kata jenazah, bangkai, mayat. Kata ini bersinonim, namun kata-kata ini
tidak sama maknanya. Karena buktinya, kata-kata yang bersinonim tidak bebas dipertukarkan
secara bebas. Seperti misalnya , “aku melihat bangkai anjing”, tidak bisa ditukar dengan
“aku melihat jenazah anjing”.16

Dalam buku Fiqh Lughoh Al-Arabiyah karya Emil Badi, diceritakan bahwa Abu Ali
Alfarisi berkata: “Aku duduk dengan Saifuddaulah yang dihadiri oleh sekelompok ahli
bahasa, diantaranya dihadiri oleh Ibnu Khalaweh, ia berkata: “Saya telah menghafal 50

kosakata tentang ‫( السيف‬pedang)”, lalu Abu Ali tersenyum, dia berkata apa yang dihafal itu

berarti satu nama yaitu sayf, lalu Ibnu Khalaweh menjawab, “Bagaimana dengan kata ,‫املهند‬

‫الصارم‬, dan selainnya?” Abu Ali menjawab: “Selain kata sayf itu adalah sifat-sifatnya”.17

14
Moh. Ainin, Imam Asror. Semantik Bahasa Arab. (Surabaya : dana DIKTI-Hilal Pustaka), 2008, hal 66
15
Rofiq Nurhadi, Pro Kontra Sinonimi dalam Al-Qur’an. Universitas Muhammadiyah Purworejo,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
16
Taufiqurrahman, hal 73
17
Emil Badi’, hal 174

7
Menurut mereka yang mengingkari muradif, pada dasarnya tidak ada dua kata
bersinonim, karena kata-kata yang dipandang bersinonim itu mengandung perbedaan makna.
Ibnu Faris meyakini bahwa “satu nama untuk satu makna”. 18 Abu Hilal berpendapat bahwa
“jika ada dua kata atau lebih memiliki makna yang sama, maka kata kedua dan seterusnya
menjadi sia-sia (fudlah).19

Taj Al-Subki ia berpendapat, kalaupun ada dua kata yang sama dalam satu makna,
maka kata yang kedua adalah sebagai penjelas dengan perspektif berbeda.seperti kata insan
dan bashor. Disebut insan kaerena ia jinak, lembut, atau memiliki karakter. Disebut bashor
karena manusia memiliki kulit, tampak dan memiliki bentuk.20

Maka dalam kaitannya dengan sebutan untuk kata As-sayf Abu ali Al-Farisi menolak
Ibnu Khaluwih yang mengaku hafal lima puluh sebutan untuk pedang. Abu Ali Al-Farisi
mengatakan bahwa ia hanya hafal satu nama saja, yaitu as-Sayf. Adapun yang lainnya tidak
lain adala sifat dari as-Sayf itu sendiri.21 Tinjauan lebih lanjut menyangkut klasifikasi ini

adalah buku yang ditulis oleh Abu Hilal Al-Askari yang berjudul ‫ الفروق اللغوية‬22

Adapun sejumlah nama pakar lainnya yang menafikan atau menolak keberadaan
sinonim antara lain adalah:
 Ibnu al-Araby (wafat 231 H).
 Tsa‟lab (wafat 291 H), dan Ibnu Faris (wafat 395 H)23 dalam karyanya Ash-shahiby
 Abu Hilal Al-Askary dalam karyanya Al-Furuq Al-Lughawiyah,
 Ibnu Al-Atsir dalam karyanya Al-Mutsul As-Sa’ir,
 Abu Bakr Muhammad bin al-Qosim al-Anbary (wafat 328 H),
 Hifni Nashif dalam karyanya Mumayyizat Lughatil Arabi,
 Bintusy Syathi’ dalam karyanya Kitabul Arabiyyah Al-Akbar.24

18
Rina Susanti. Analisis Makna Kata Sinonim dalam Bahasa Arab. Al-Af’idah, Vol. 2, No. 1 Juni 2018,
hal 93
Ahmad Fuwaid. Kaidah Mutaradif Al-Alfaz dalam Al-Qur’an. (Mutawatir: Jurnal Keilmuan Tafsir
19

Hadits IAIN Probolinggo). Vol 5, No.1. 2015, hal 147


20
Al-suyuti, al-muzhir fi ilm al-Lughah, hal 403
21
Moh. Ainin, hal 67
22
Rina Susanti, hal 93
23
Rofiq Nurhadi, Pro Kontra Sinonimi dalam Al-Qur’an. Universitas Muhammadiyah Purworejo,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
24
Moh. Ainin, hal 67

8
Berbeda pendapat dengan pakar yang menyatakan tidak adanya sinonim dalam bahasa
Arab, sebagian besar lain menyatakan adanya sinonim dalam bahasa Arab. Ibnu Jinny
(W.392) mengatakan bahwa “jika anda mendapatkan satu makna pada nama yang banyak,
maka bahaslah dari asal setiap nama-nama itu, anda akan mendapatinya keluasan maknanya
sampai pada makna saudaranya”. Beliau menguatkan argumentasinya dengan mengutip Qs.
Al-Isra’ ayat 110.
‫الرمحن أيّ ًاما تدعوا فله األمساء احلسىن‬
ّ ‫قل ادعوا اهلل أودعوا‬

“Katakanlah: ‘serulah Allah atau serulah ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu
seru, Dia mempunyai sal-asmaul husna (nama-nama yang terbaik)’”. Nama-nama Allah yang
banyak dalam Al-Qur’an menunjukkan adanya sinonim karena yang dituju oleh maknanya
adalah satu, yaitu Allah.25

Al-Sibawayh mengatakan, “Ketahuilah, bahwa bahasa yang digunakan oleh orang Arab
adakalanya terdapat dua kata dengan dua arti yang berbeda, dua kata dengan satu arti, atau
satu kata dengan dua atau tiga makna yang berbeda. Diantara contoh dua kata yang berbeda
dengan satu arti adalah kata dhahaba dan inthalaqa, inilah yang dimaksud dengan tarâduf”.26

Fakh al-Din al-Razi yang berpendapat bahwa adanya dua kosakata atau lebih yang
digunakan untuk satu makna disebabkan oleh sudut pandang yang berbeda. Misalnya al-Sayf
dan kata al-sarim. Al-sayf menunjukan Dzat itu sendiri, yaitu pedang, sedangkan al-sarim
menunjukkan pedang dari segi sifatnya, yaitu tajam. Atau memang benda tersebut memiliki
banyak nama, seperti al-hinthah, al-qumh, dan al-birr.

Syahin mendaftar sejumlah nama pakar yang mendukung adanya sinonim, antara lain:27

 Al-Mubarrad,
 Imam Syafi’i,
 Al-Muthriz dalam karyanya Al-Madakhil,
 Ibnu-1 Anbary dalam karyanya Al-Waqf dan Syarhul Qashaid Al-Jahiliyat,
 Ath-Thabrani dalam karyanya Al-Mu’jam Al-Kabir,
 Ibnu Duraid dalam Karyanya Al-Jamharah,
 Ibnu An-Nuhas dalam karyanya Syahr Al-Mua’allaqat,
 Ibnu Khaluwih dalam karyanya Asma’ Al-Asad wa Asma’ Al-Hayyah,
25
Rofiq Nurhadi, Pro Kontra Sinonimi dalam Al-Qur’an. Universitas Muhammadiyah Purworejo,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
26
Ahmad Fuwaid, hal 145
27
Moh. Ainin, imam Asror, hal 66

9
 Quthrab dalam karyanya Al-Azminah wa Al-Amkinah,
 Ali Abdurrahman bin Hudzail Al-Andalusi dalam karyanya Hilyatul Fursan wa
Syi’aru-sy Syuj’an

Dari uraian diatas tampak jelas apa yang menjadi penyebab terjadinya perbedaan
pandangan diantara pakar mengenai ada tidaknya sinonimi dalam bahasa Arab. Muara
perbedaan itu terletak pada cara melihat dan memaknai sinonimi. Kalau sinonimi itu dilihat
dari sisi falsafah asal pembentukan kata atau nama dalam bahasa Arab dan dimaknai dengan
kesamaan makna yang sempurna yang bisa digunakan untuk saling menggantikan dalam
semua konteksnya maka sinonimi yang demikian ini tidak akan terjadi. Akan tetapi bila
sinonimi dilihat dari sisi praktek penggunaan bahasa oleh penggunanya dan dimaknai sebagai
keserupaan makna yang bisa digunakan untuk saling menggantikan tidak dalam keseluruhan
konteksnya maka sinonimi yang demikian ini bisa jadi adanya.

10
KESIMPULAN

At-tarodif adalah kalimat bahasa Arab yang mempunyai pengertian yang sama dengan
sinonim. Kata sinonim berasal dari bahasa Yunani Kuno: syn ‘dengan’ dan onoma ‘nama.
Sedangkan menurut KBBI, sinonim adalah bentuk bahasa yang maknanya mirip atau sama
dengan bentuk bahasa lain.

Beberapa sebab yang mengakibatkan terjadinya sinonim adalah pengaruh kosakata


serapan (dakhil) dari bahasa asing, perbedaan dialek sosial (infi'aliyah), perbedaan dialek
regional (lahjah iqlimiyah), dan perbedaan dialek temporal. Sedangkan faktor-faktor
penyebab banyaknya sinonim dalam bahasa Arab diantaranya adalah karena bahasa arab
(bahasa quraisy) sangat terbuka dan respon terhadap beberapa dialek-dialek bahasa arab
disekitarmya, karena beberapa penyusun kamus bahasa arab tidak melakukan seleksi yang
ketat dalam menulis kosa kata bahasa arab, serta pada hakekatnya beberapa kata yang
dianggap bersinonim itu memiliki arti khusus, namun karena ditemukan adanya kesamaan
maka disebut bersinonim.

Penyebab terjadinya perbedaan pandangan diantara pakar terletak pada cara melihat
dan memaknai sinoniminya itu sendiri, yakni: Sinonimi dilihat dari sisi falsafah asal
pembentukan kata atau nama dalam bahasa Arab dan dimaknai dengan kesamaan makna
yang sempurna yang bisa digunakan untuk saling menggantikan dalam semua konteksnya
maka sinonimi yang demikian ini tidak akan terjadi. Sedangkan sinonimi dilihat dari sisi
praktek penggunaan bahasa oleh penggunanya dan dimaknai sebagai keserupaan makna yang
bisa digunakan untuk saling menggantikan tidak dalam keseluruhan konteksnya maka
sinonimi yang demikian ini bisa jadi adanya.

11
DAFTAR PUSTKA

Ainin, Moh. imam Asror. 2008. Semantik Bahasa Arab. (Surabaya : dana DIKTI – Hilal
Pustaka)
Arifin, E Zainal. Kesinoniman Dalam Bahasa Indonesia, Universitas Indraprasta PGRI.
Fuwaid, Ahmad. 2015. Kaidah Mutaradif Al-Alfaz dalam Al-Qur’an. (Mutawatir: Jurnal
Keilmuan Tafsir Hadits IAIN Probolinggo). Vol 5, No.1.
Luqman, Muhammad Ibnul Hakim Mohd Saad, dkk. 2017. Leksikal Sinonim Dalam Al-
Qur’an: Satu Analisis Fungsi dan Kesan Semantik. Jurnal Linguistik Vol. 21 (1) Juni
Nurhadi, Rofiq. Pro Kontra Sinonimi dalam Al-Qur’an. Universitas Muhammadiyah
Purworejo, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Ridlo, Ubaid. Bahasa Arab Dalam Pusaran Arus Globalisasi: Antara Pesismisme dan
Optimisme, Ciputat.
Ridlo, Ubaid. 2017. Sinonim dan Antonim dalam Al-Qur’an. (Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta). Jurnal Al-bayan Vol.9, No.2.
Susanti, Rina. 2018. Analisis Makna Kata Sinonim dalam Bahasa Arab. Al-Af’idah, Vol. 2
Taufiqurrahman. 2008. Leksikologi Bahasa Arab. (Malang : UIN-Malang Press).
Utami, Retno. 2010. Kajian Sinonim Nomina Dalam Bahasa Indonesia, Surakarta : Program
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.
Ya’kub, Emil Badi’. 1982. Fiqh Lughah al- arabiyyah wa Khasaisuha, Bagian III, Beirut:
Dar al -Tsaqofah al-Islamiyyah.
https://www.academia.edu/32997872/At_Taraaduf_Sinonim_dan_Al_Tadhaad_Antonim

12

Anda mungkin juga menyukai