Anda di halaman 1dari 9

At-Taraaduf (Sinonim) dan Al-Tadhaad (Antonim)

Yadin La Udin

PBA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Makalah ini ditulis untuk memnuhi tugas makalah individu dan dipresentasikan pada mata
kuliah Ad-Dilaalah
Semester Genap (6) Tahun 2017
A. Pendahuluan

Bahasa tidaklah statis namun bahasa selalu berkembang terus mengikuti perkembangan
pemikiran pemakai bahasa. Telah diketahui bahwa pemakaian bahasa diwujudkan didalam
bentuk kata-kata dan kalimat. Manusialah yang menggunakan kata dan kalimat itu dan
manusia pula yang menambah kosakata sesuai dengan kebutuhannya.

 Suatu kata mempunyai hubungan satu sama lain dalam berbagai bentuk. Ini merupakan
akibat dari kandungan komponen makna yang kompleks. Ada beberapa hubungan semantis
(antar makna) yang memperlihatkan adanya persamaan, pertentangan, tumpang tindih, dan
sebagainnya. Hubungan inilah yang dikenal dalam ilmu bahasa, di antaranya, sebagai
sinonim dan antonim.

Dalam setiap bahasa, seringkali kita temui adanya hubungan kemaknaan atau relasi
semantik antara sebuah kata atau satuan bahasa lainnya dengan kata atau satuan bahasa
lainnya lagi. Hubungan atau relasi kemaknaan ini mungkin salah satunya menyangkut hal
kelainan makna. Oleh karena itu, pada makalah ini kami akan membahas tentang sinonim
dan antonim dalam bahasa Arab.

B. At-Taraduf
1. Pengertian At-Taraduf

At-Taraduf merupakan kalimat bahasa Arab yang mempunyai pengertian yang sama
dengan sinonim. Bila dalam bahasa Arab disebut At-Taraduf dan pada umumnya disebut
dengan sinonim. Maka sinonim dan At-Taraduf merupakan dua kata yang mempunyai satu
pengertian. Untuk melihat hal ini, kita akan membahas pengertian keduanya.
At-Taraduf secara bahasa dan istilah menurut Dr. Jasim Muhammad Abdul Abbud
(2007: 235) yaitu:

‫المترادف لغة هو ركوب أحد خلف آخر أو الذي يركب خلف الراكب‬

“Al-mutaradif secara bahasa ialah sesuatu yang mengikuti di belakang atau yang
membonceng di belakang pengendara”

‫المترادف اصطالحا هو ما كان معناه واحدا وأسماؤه كثيرة‬

“Al-Mutaraduf secara istilah adalah sesuatu/kata yang mempunyai satu makna dan
mempunyai bentuk yang banyak”

Sedangkan sinonim (inggris: Synonymy) berasal dari bahasa Yunani Kuno; onoma =
nama, dan Syn = dengan. Makna harfiahnya adalah nama lain ubtuk benda-benda yang
sama.1

Kemudian beberapa pakar linguistk memberikan definisi tentang sinonimi. Menurut


Mathews dalam Syarif Hidatullah (2012: 112) Sinonimi adalah “hubungan antara dua unit
leksikal yang mempunyai kesamaan arti”. Abdul Chaer (2014: 297) mengemukakan
sinonim atau sinonimi adalah hubungan semantik yang menyatakan adanya kesamaan antara
satu satuan ujaran dengan satuan ujaran lain. Misalnya, antara kata benar dengan betul; dan
antara kalimat Dika menendang bola dengan bola ditendang Dika. Contoh dalam bahasa
Arab, antara kata ‫ امتحان‬dengan ‫ اختبار‬yang bermakna ujian; dan antara ‫ نَظَ َر‬dengan ‫ َرَأى‬yang
bermakna melihat. Verhar mengemukakan sinonim adalah ungkapan (biasanya sebuah kata
tetapidapat pula frasa atau malah kalimat) yang kurang lebih sam maknanya dengan suatu
ungkapan yang lain.

Untuk mendefinisikan sinonim, ada 3 batasan yang dapat dikemukakan. Batasan atau
definisi itu ialah:2

1. Kata-kata dengan acuan ekstra linguistic yang sama, misalnya kata mati dan
Mampus

1
Mansoer Pateda, Semantik Leksikal, (Jakarta: PT Rineka Cipta), 2010, h. 222
2
Ibid, h. 222-223.
2. Kata-kata yang mengandung maka yang sama, misalnya kata Memberitahukan
dan kata menyampaikan
3. Kata-kata yang dapat disustitusi dalam konteks yang sama, misalnya ”kami
berusaha agar pembangunan berjalan terus.”, “Kami berupaya agar pembangunan
berjalan terus. Kata berusaha bersinonim dengan kata berupaya.

2. Macam-Macam At-Taraduf

Menurut Verhar sinonim adalah ungkapan (Kata, frasa, dan kalimat) yang kurang lebih
sama maknanya dengan suatu ungkapan lain. Melihat pengertian ini, Mansoer Pateda (2010:
223) menyatakan bahwa kita dapat melihat adanya penggunaan urutan kata yang, yang lebih
sama maknanya. Hal itu memang beralasan, karena kesamaan maka tidak berlaku secara
sempurna. Artinya, meskipun maknanya sama, tetapi memperlihatkan perbedaan-perbedaan,
apalagi dikaitkan dengan pemakaian kata-kata tersebut.

Selain itu, fakta menunjukan bahwa ternyata tidak ada sinonimi yang lenkap karena tidak
semua konteks dapat ditempatinya secara penuh. Oleh karena itu Mathews (1997: 367)
membagi sinonim kedalam dua pembagian. Pertama, sinonim absolut yaitu dalam semua
konteks X dan Y selalu sesuai dalam maknanya. Kedua, sinonim parsial yaitu tidak dalam
semua konteks X dan Y selalu mempunyai makna yang sama.3

Umar dalam Moh.Syarif Hidayatullah (2012: 112-113) membagi sinonim dengan lebih
lengkap lagi. Pertama, sinonim utuh (al-taraduf al-Kamil), seperti kata ‫ مقهى‬yang besinonim
dengan ‫ قهفي‬yang keduanya berkmakna ‘kafe’. Dikatakan utuh karena tidak ada perbedaan
antara kedua kata itu secara makna, hanya qahfi: merupakan bentuk arabisasi dari ‘café’.

Kedua, Kuasi sinonim (syibh al-taraduf), seperti kata ‫ حوْ ل‬/‫ عام‬/‫ سنة‬yang semuanya berarti
‘tahun’. Dikatakan semi, karena sulit menemukan perbedaannya. Hanya para ahli saja yang
bisa membedakannya secara mendalam.

Ketiga, kedekatan makna (al-taqa;rub al-dilalali:), seperti ‫ احتالم‬/‫ رُأية‬/‫ حلم‬yang semuanya
berhubungan dengan makna ‘mimpi’. Hanya saja kata hilm merupakan makana umum,

3
Moch. Syarif Hidayatullah, Cakrawala Linguistik Bahasa arab, (Tangerang Selatan: alKitabah,2012), h. 112
sementara dua kata lainnya bermakna khusus. Kata ru`ya: cenderung berarti ‘mimpi indah’
dan ihtila;m ‘mimpi basah’.

Keempat, pengartian (entailment; istilzam), yaitu makna yang timbul sebagai akibat
makna yang ada dalam suatu bentuk. Contoh: ‫“ قام فيروز من فراشه في الساعة السابعة‬Fairuz bangun
tidur pada jam tujuh” mengandung arti sebelum jam 7 Fairuz masih tidur. Kelima, Parafrasa
(al-Jumal al-mutaradifah), pengungkapan dengan kalimat lain yang mempunyai makna
ُ
sama. Contoh: ‫اشتريت من محمد كتابا‬ “Saya membeli buku dari Muhammad” mempunyai makna
yang sama dengan ‫“ باع محمد لي كتابا‬Muhammad menjual buku pada saya”.

Keenam, Penerjemahan (al-tarjamah), pencarian pandanan yang lebih mudah dipahami.


Contoh: kata Morfi:m yang diterjemahkan menjadi wahdah sharfiyah. dan Ketujuh,
Interpretasi (al-Tafsir), penjelasan yang memudahkan pemahaman. Contohnya: kata ‫الربا‬
yang dijelaskan dengan ‫‘ الزائد عن القدر‬lebihan dari total hutang’.

3. Penyebab Terjadinya Sinonim (al-Tara:duf)

Sinonim bisa terjadi antara lain, sebagai akibat adanya:

1. Pengaruh kosakata serapan (dakhil) dari bahasa asing

Misalnya,dalam bahasa Arab kontemporer dikenal kata “‫ ”التّلفون‬telepon yang aslinya dari
bahasa Eropa dan kata “‫ ”الهاتف‬yang merupakan ta’rib (terjemahan ke Arab) sehingga keduan
kata itu di anggap sinonim. Contoh lain, kata "‫ "التّلفزيون‬sinonim dengan kata “‫” اإلذاعة المرئية‬,
kata “‫ ”الكمبيوتير‬sinonim dengan kata “‫”الحاس•وب‬, kata “ ‫( ”تي••اترو‬dari bahasa italia) sinonim
dengan kata “‫(”مسرح‬drama). Sekalipun kosakata-kosakata tersebut di anggap sinonim, namun
dalam beberapa konteks tidak bisa disebut sinonim. Misalnya, kata “‫( ”مسرح الجريمة‬drama
kejahatan) tidak bisa ditukar dengan “ ‫”تياترو الجريمة‬, sebab maksud dari ‘drama kejahatan’
adalah kronologi terjadinnya kejahatan, bukan drama atau penampilan tentang kejahatan.[8]

2. Perbedaan dialek sosial (infi’aliyah)

Misalnya, kata istri bersinonim dengan kata bini. Tetapi kata istri digunakan dalam
kalangan atasan sedangkan kata bini dalam kalangan bawahan. Dalam bahasa Arab, kata “
‫( ”مج ّدد‬pembaharu) memiliki makna fositif, berkelas tinggi dan diterima di beberapa negara
Arab. Akan tetapi, kata “mujaddad” tidak bisa ditukar dengan “‫”تقديمي‬atau “‫ ”ثوري‬walaupun
ketiganya bersinonim. Sebab kata “‫ ” تقديمي‬atau “‫ ” ثوري‬memiliki makna yang mencerminkan
seseorang yang reaksioner, pemberontak dan sebagainya, walaupun dibeberapa wilayah Arab
kedua kata ini tetap digunakan.

3. Perbedaan dialek regional (lahjah iqlimiyah)

Misalnya kata handuk, bersinonim dengan kata tuala, tetapi kata tuala hanya di kenal di
beberap daerah di indonesia timur saja. Dalam bahasa Arab, misalnya kata ”‫( ”سيّارة نقل‬truk)
hanya dikenal di Mesir, sementara di negara-negara Arab bagian teluk dan maroko lebih
mengenal kata “‫”شاحنة‬. Contoh lain, istilah pom bensin, orang Mesir menyebutnya dengan
kata “‫”محطّة بنزين‬,orang Sudan menyebut-nya dengan “‫”طلمبة بنزين‬dan orang Irak mengenalnya
dengan “‫”بنزين خانة‬

4. Perbedaan dialek temporal

Misalnya, kata hulubalang bersinonim dengan kata komandan, tetapi kata hulubalang
hanya cocok digunakan dalam suasana klasik saja. Contoh lain, kata “‫ ”الكتّ••اب‬bersinonim
dengan “•‫ ”المدرسة اإلبتدائيّة‬sama-sama berarti sekolah dasar. Akan tetapi, isti’lah “‫ ”الكتّاب‬hanya
dipakai pada masa lampau.

Adapun faktor-faktor penyebab banyaknya ‫ ال••••ترادف‬dalam bahasa Arab, Wafi


menyimpulkan sebagai berikut:4

1.      Karena bahasa Arab (bahasa Quraisy) sangat terbuka dan respon terhadap beberapa
dialek-dialek bahasa Arab disekitarnya. Dengan demikian, bahasa Arab banyak menyerap
kosa-kata dialek lain yang maknanya juga sama.

2.      Karena beberapa penyusun kamus bahasa Arab tidak melakukan seleksi yang ketat
dalam menulis kosa kata bahasa Arab. Oleh karena itu, banyak kosa kata bahasa lain,
khususnya bahasa-bahasa rumpun semit masuk ke dalam bahasa Arab yang artinya sama.

3.      Pada hakekatnya beberapa kata yang dianggap bersinonim itu memiliki arti khusus.
Namun karena ditemukan adanya kesamaan maka disebut bersinonim. Seperti kata ‫ جلس‬dan

4
Âli Abd. al-Wâhid Wâfi, Fiqhu al-Lugah, (Kairo:Lajnah al-Bayân Al-‘Arabiyah, 1962), h. 166-168.
‫ قعد‬, keduanya berarti ‘duduk’. Tapi pada hakikatnya kata‫ جلس‬ berarti ‘duduk dari berdiri’.
Sementara ‫قعد‬ berarti ‘duduk dari berbaring’.

C. At-Tadhod
1. Pengertian At-Tadhod

Bila sinonim mengacuh pada perhubungan makna yang bertalian dengan kesamaan
makna, maka antonym atau antonimi yang dalam bahasa Arab disebut dengan Al-Tadha:d
lebih cenderung pada perhubungan makna yang bertalian dengan perlawanan makna.

Al-tadha:d berasal dari bahasa arab yang diartikan oleh Ahmad Mukhtar Umar sebagai
berikut :5

‫األضداد هو اللفظ المستعمل في معنيين متضاديمن‬

“Lafazh yang digunakan dalam dua makna yang berlawanan”

Atau menurut Ilmuwan Bahasa Modern menyatakan bahwa:

‫األضداد يعنى وجود لفظين يختلفان نطقا ويتضادان في المعنى‬

“yaitu adanya dua lafaz yang berbeda dalam pelafalan dan berbeda dalam makna”.

Dengan nama lain, Al-tadha:d biasa disebut dengan antonim atau antonimi merupakan
kata serapan bahasa Inggris, yaitu Antonymy yang menurut Verhaar, Antonymy berasal dari
bahasa Yunani Kuno; Onoma = Nama, dan anti = melawan. Jadi secara harfiah antonim
berrati lawan kata. Menururt Abdul Chaer (2014: 299) antonim atau antonimi yaitu hubungan
semantik antara dua satuan ujaran yang maknanya menyatakan kebalikan, pertentangan, atau
kontras antara satu dengan yang lain. Misalnya kata buruk beratonim dengan kata baik. ‫الجميل‬
beratonim dengan kata ‫القبيح‬, dan ‫ الطويل‬berlawanan makna dengan ‫ القصير‬.

2. Macam-Macam At-Tadhod

Kasus yang terjadi pada sinonimi juga terjadi pada sinonimi. Yakni tidak ada sinonimi
yang lengkap karna tidak semua konteks dapat di tempatinya secara penuh. Fromkin dan
rodman membagi perlawanan makna ini menjadi beberapa pembagian. Pertama, makna
5
Ahmad Mukhtar Umar, Ilmu ad-dilalah, (Kairo: Alam al-Kutub, 1998), h. 191.
yang seakan akan dunia terbelah menjadi dua. Contoh dalam bahasa arab : kata ‫م••وت‬
“kematian” yang berlawanan makna dengan kata ‫“ حي••اة‬kehidupan”. Kedua, perlawanan
makna bertingkat . contoh dalam bahasa arab : kata ‫ متوسط‬,‫“ ماهر‬menengah”, ‫“ ’مبت ِدأ‬pemula” .
contoh lain adalah kata ‫“ ح•ا ّر‬panas” ‫“ س•خين‬hangat” dan ‫ “ ب•ارد‬dingin. Ketiga, perlawanan
makna timbal balik , seperti katasuami” berlawanan makna timbal balik dengan kata ‫زوجة‬
“istri” atau kata‫“ أب‬ayah”“ayah” berlawanan makna timbal balik dengan ‫“ إبن‬anak’. Keempat,
perlawanan makna berhubungan dengan gerak dan arah. Contoh kata “‫“ فوق‬atas dengan ‘‫تحت‬
bawah atau kata ‘‫“ يمين‬kanan berlawanan makna dengan kata ‫“ شمال‬kiri.

3. Penyebab Terjadinya Antonim

Haidar menyebutkan terdapat banyak hal yang menyebabkan terjadinya antonim. Hal-hal
tersebut kemudian diklasifikannya ke dalam tiga faktor besar:6

1.      Faktor Eskternal

 Perbedaan dialek, misalnya kata ‫ الس••دفة‬yang dapat bermakna c ‘gelap’dan ‫الض••وء‬


‘terang’.
 Pinjaman bahasa asing, misalnya kata ‫ جلل‬yang bermakna ‫‘ كريم‬mulia’ dan ‫‘ حقير‬hina’.
 Motivasi sosial, misalnya sebagai kata yang menunjukkan rasa optimistime,
pesimisme, ejekan, atau bahkan juga sebagai tata krama.

2.      Faktor Internal

 Motivasi relasi makna, misalnya sebagai kata yang menunjukkan perluasan makna,
majas, penegasan, atau pun untuk menggeneralisasikan makna aslinya.
 Motivasi relasi lafaz, misalnya perbedaan akar kata, substitusi konsonan akar kata,
atau pun perubahan tempat konsonan akar kata.

3.      Faktor Historis

 Peninggalan masa lalu, seperti yang diungkapkan Giese kontranimi merupakan


ungkapan manusia yang berupa pemikiran orang-orang di masa lampau.

6
Farid ‘Awid Haidar, ‘Ilm al-Dalalah, (Kairo: Maktabah al-Adab, 2005) h. 152-156
 Keadaan asasi kata, maksudnya adalah ungkapan yang menjadi kontranimi sejak awal
memang sudah begitu adanya. Namun, pendapat demikian ditentang oleh Ibnu Sayyid
yang mengatakan bahwa tidak dibenarkan memberikan dua makna bertentangan pada
satu kata dalam waktu yang bersamaan.

PENUTUP

A. Kesimpulan

Al-Mutaraduf secara istilah adalah sesuatu/kata yang mempunyai satu makna dan
mempunyai bentuk yang banyak atau sinonimi adalah hubungan semantik yang menyatakan
adanya kesamaan antara satu satuan ujaran dengan satuan ujaran lain.

Macam-macam al-Mutaraduf ialah Pertama, sinonim utuh (al-taraduf al-Kamil), Kedua,


Kuasi sinonim (syibh al-taraduf), Ketiga, kedekatan makna (al-taqa;rub al-dilalali:),
Keempat, pengartian (entailment; istilzam), Kelima, Parafrasa (al-Jumal al-mutaradifah),
Keenam, Penerjemahan (al-tarjamah), dan Ketujuh, Interpretasi (al-Tafsir).

Kemudian pembahasan selanjutnya tentang Antonim (al-Adhdha:d) yaitu:

‫األضداد يعنى وجود لفظين يختلفان نطقا ويتضادان في المعنى‬

“yaitu adanya dua lafaz yang berbeda dalam pelafalan dan berbeda dalam makna”.

Macam-macam al-Adhdha:d yaitu: Pertama, makna yang seakan akan dunia terbelah
menjadi dua. Kedua, perlawanan makna bertingkat. Ketiga, perlawanan makna timbal balik.
Keempat, perlawanan makna berhubungan dengan gerak dan arah

B. Penutupan

Demikianlah penulisan makalah ini yang berjudul Al-Muataradif dan Al-Adhdha:d atau
Sinonim dan Antonim. Kami harapkan semoga makalah ini berguna bagi kita semua baik itu
penulis maupun pembaca. Demi menyermpurnakan makalah ini, kami sangat berharap
kritikan dan saran dari pembaca.
Terakhir kami ucapkan terima kasih untuk bersedia membaca makalah ini dan kami hatur
beribu maaf bila terdapat banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan artikel ini.
Wassalaaam……

Daftar Pustaka

Muhammad, Jasim Abdul Abud, Musthalahaat Ad-Dalalah Al-Arabiyah, (Bairut: Darul


Kutub Al-Ilmiyah), 2007.

Syarif, Mochammad Hidayatullah, Cakrawala Linguistik Arab, (Tangerang Selatan:


alKitabah), 2012.

Chaer, Abdul, Linguistik Umum, (Jakarta: PT Rineka Cipta), 2014.

Pateda, Mansoer, Semantik Leksikal, (Jakarta: PT Rineka Cipta), 2010.

Umar, Ahmad Mukhtar, I`lmu Ad-Dilalah, (Kairo: A`lam al-Kutub), 1998.

Wafi, Âli Abd. al-Wâhid, Fiqhu al-Lugah, (Kairo: Lajnah al-Bayân Al-‘Arabiyah), 1962.

Haidar, Farid ‘Awid, ‘Ilm al-Dalalah, (Kairo: Maktabah al-Adab), 2005

Sulton, Sadam, Al-Taraduf Wa Al-Isytirak Wa Al-Tadhad,


http://zein1819.blogspot.co.id/2015/05/Fiqh-Lughah-Taraduf-Isytirak-Tadhad.html,
Dipublikasikan pada Mei 2015.

Anda mungkin juga menyukai