Anda di halaman 1dari 14

Ali Musa Lubis Polisemi dalam Bahasa Arab.............

Polisemi dalam Bahasa Arab


Suatu Kajian Relasi Semantik

Ali Musa Lubis

Abstrak

Pemahaman bahasa erat kaitannya dengan pemahaman terhadap pesan


yang terkandung dalam suatu kata. Kata tidak selamanya mengandung satu makna.
Ada kata yang bermakna ganda, bahkan lebih. Kata yang bermakna seperti ini
disebut dengan polisemi dalam bahasa Arab disebut dengan isytirak al-lafdzh.
Tulisan ini akan menguraikan hakikat polisemi, sebab munculnya dan diskursus
tentang eksistensi polisemi dalam bahasa Arab

Kata Kunci : Polisemi, Relasi Semantik, Bahasa Arab

A. Pendahuluan
Bahasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia. Bahasa dibutuhkan sebagai media komunikasi antara satu dengan
yang lain. Bahasa akan fungsional jika bahasa yang digunakan bisa dipahami
penggunanya dan orang yang menerimanya. Hubungan komunikasi akan terjadi
antara kedua belah pihak saling memahami bahasa yang digunakan.
Memahami suatu bahasa erat kaitannya dengan pemahaman makna
yang terkandung pada kata yang digunakan dalam berbahasa. Suatu kata
mempunyai hubungan satu sama lain dalam berbagai bentuk. Ini merupakan
akibat dari kandungan komponen makna yang kompleks. Ada beberapa
hubungan semantis (antar makna) yang memperlihatkan adanya persamaan,
pertentangan, tumpang tindih, dan sebagainnya. Hubungan inilah yang dikenal
dalam ilmu bahasa, di antaranya, sebagai sinonim, antonim, hiponim, homonim
dan polisemi.

93
An-Nahdhah, Vol. 12 No. 2 Juli – Desember 2018
Ali Musa Lubis Polisemi dalam Bahasa Arab.............

Relasi makna1 dengan kata yang digunakan memiliki permasalahan


karena suatu kata terkadang mengandung makna ganda, bahkan beberapa
makna Umpamanya antara kata kepala mempunyai makna bagian tubuh sepeti
pada kalimat kepalanya luka karena pecahan kaca. Kepala juga bisa bermakna
ketua atau peminpin misalnya pada kalimat kepala kantor itu bukan paman
saya. Kepala juga bisa bearti sesuatu yang berada di sebelah atas, contohnya
Kepala surat biasanya berisi nama dan alamat kantor.
Di dalam bahasa Arab, sering kali ditemukan hubungan kemaknaan atau
relasi semantik antara sebuah kata atau satuan bahasa lainnya dengan kata atau
satuan bahasa lainnya lagi. Hubungan atau relasi kemaknaan ini mungkin salah
satunya menyangkut hal kelainan makna hal seperti ini disebut dengan
polisemi, dalam bahasa Arab diistilahkan dengan al-kalimah al-musytarokah.
Kata al-‘ain misalnya bisa berarti mata kepala, mata-mata, mata air dan lain
sebagainya. Oleh karena itu, pada artikel ini akan dibahas tentang relasi makna
polisemi dalam bahasa Arab

B. Pengertian Polisemi/ isytirak lafzi


Polisemi adalah sebuah kata atau satuah ujaran yang mempunyai makna
lebih dari satu.2 Polisemi berbeda dengan homonimi3. Polisemi satu ujaran

1
Menurut Ahmad Mukhtar ‘Umar, seperti dikutip oleh Moh. Matsna HS, mengatakan lafal-lafal
bahasa Ara ditinjau dari segi semantiknya terbagi kepada tiga macam : Al- Mutabayin ) ‫(المتباين‬
yaitu suatu kata yang mengandung suatu makna saja. Bentuk seperti inilah yang banyak dalam suatu
bahasa Al-Musytarak (‫ (المشترك اللفظي‬yaitu kata yang mengandung beberapa makna Al-Mutaradif
( ‫ ) المترادف‬yaitu beberapa kata mempunyai satu makna
2
Abdul Khaoir., Linguistik Umum, Jakarta; PT Rineka Cipta, 1995),hlm.301
3
Homonim berasal dari bahasa Yunani kuno onama yang artinya “nama”, dan homo yang artinya
“sama”. Secara harfiah homonimi dapat diartikan sebagai “nama sama untuk benda atau hal lain “.
Secara semantik, verhaar ( 1978 ) memberi definisi homonimi sebagai ungkapan (berupa kata, frasa
atau kalimat) yang bentuknya sama dengan ungkapan lain (juga berupa kata, frase atau kalimat)
tetapi maknanya tidak sama. Umpamanya antara kata pacar yang berarti “inai” dengan pacar yang
berarti “kekasih”; antara kata bisa yang berarti “racun ular” dan kata bisa yang berarti “sanggup,
dapat”. Contoh lain, antara kata baku yang berarti “standar” dengan baku yang berarti
“saling”.Hubungan antara kata pacar dengan arti “inai” dan kata pacar dengan arti “kekasih” inilah
yang disebut homonim. Jadi kata pacar yang pertama berhomonim dengan kata pacar yang kedua.
Begitu juga sebaliknya karena hubungan homonimi ini bersifat dua arah.

94
An-Nahdhah, Vol. 12 No. 2 Juli – Desember 2018
Ali Musa Lubis Polisemi dalam Bahasa Arab.............

dalam bentuk kata yang mempunyai makna yang berbeda, tetapi masih
mempunyai hubungan dan kaitan dengan makna-makna yang berlainan
tersebut. Sementara itu, polisemi suatu kata yang memiliki banyak makna, akan
tetapi tidak memiliki kaitan apa-apa antara satu dengan yang lain..
Polisemi atau dalam bahasa arab diartikan dengan Al Mustarok al
Lafdzi merupakan beberapa kata yang sama, baik pelafalan dan penulisannya
tetapi mempunyai makna yang berlainan. Ini merupakan pengertian Al
Mustarok al Lafdzi secara umum.4
Namun Ulama bahasa klasik dan modern dalam mendefinisikan
Polisemi (isytirak lafzi) terdapat perbedaaan:5
1. Al Musytarok al Lafdzi menurut para ahli bahasa Klasik
a. Sibawaihi (w.180 H)
Al-Mustarok al Lafdzi merupakan dua kata yang sama namun
mempunyai dua makna yang berbeda. Hal ini ditertulis dalam bukunya
yang berjudul Al Kitab terbitan Bulaq, Qairo tahun 1966.
b. Ibnu Faris (w. 395 H)
Al Mustarok al Lafdzi merupakan beberapa kata yang mempunyai
kesamaan dalam struktur, tetapi mempunyai makna yang berbeda. Beliau
membahas Al Mustarok al Lafdzi secara khusus dalam bukunya yang
berjudul as shahibi. Al Farisi membatasi Al Mustarok al Lafdzi bukan
hanya dalam tataran kata namun dia juga membatasi dalam
ranah uslub dan tarkib juga.
2. Al Musytarok al Lafdzi menurut para ahli bahasa Modern
Perbedaan definisi sangatlah kelihatan, karena ahli bahasa
Modern mendefinisikan Al Musytarok Al Lafdzi sangatlah sederhana,
yaitu suatu kata yang memiliki makna lebih dari satu. Namun terdapat

4
Taufiqurrochman, Leksikologi Bahasa Arab, (Malang : Uin Malang Press, 2008), hlm. 67
5
Tulus Musthofa, Al Mustarok al Lafdzi dalam Al Quran, (UIN Yogyakarta, 2009), hlm. 84-96

95
An-Nahdhah, Vol. 12 No. 2 Juli – Desember 2018
Ali Musa Lubis Polisemi dalam Bahasa Arab.............

catatan yang harus dipenuhi oleh Al Mustarok al Lafdzi yakni makna-


makna yang dikandungnya harus sejajar dan harus didasarkan oleh makna
dasar. Hal ini diutarakan oleh Muhammad Nuruddin:

‫“ كل لفظ مفرد يدل بترتيب حروفة وحركاته على معنيين فصا عدا داللة خا صة فى بيئة واحدة‬
”‫وزمان واحد وال يربط تلك المعانى رابط معنوي او بال غي‬

“Setiap kata tunggal dengan urutan huruf dan kharokatnya menunjukkan


dua makna yang spesifik atau lebih dari ligkungan tertentu dan masa tertentu,
dimana makna-makna tersebut tidak ada ikatan baik secara makna atau
retorika.”
Ya’qub, mendefisikan musytarak yaitu: “Setiap kata yang mengandung
lebih dari dua makna, antara yang satu dengan yang lain tidak ada persamaan.6
Sebenarnya bukan hanya ahli bahasa saja yang mendefinisikan Al
Mustarok al Lafdzi secara rinci sehingga terdapat perbedan bahasa. Namun
para ahli usul fiqih juga ikut serta medefinisikan Al Mustarok al Lafdzi. Seperti
halnya Al Syuyuti mendefinisikan Al Mustarok al Lafdzi merupakan satu kata
yang mempunyai dua makna berbeda atau lebih. Dalam karyanya al Itqan ia
mengatakan bahwa Al Mustarok al Lafdzi merupakan salah satu keke’ijazan
Qur’a, bahkan ia berpendapat bahwa I’jaz al Quran yang paling unggul. 7
Adapun contoh Al Mustarok al Lafdzi dalam bahasa Arab seperti halnya
kata (‫ )غرب‬dapat bermakna arah barat (‫ )الجهرة‬dan juga bermakna timba (‫)الدلو‬.
Contoh lain kata (‫ )الجد‬memiliki tiga makna yaitu(1) bapak dari ayah/ibu ( ‫ابو‬
‫ام‬/‫( )الألب‬2) bagian, nasib baik (‫الحظ‬,‫( )البحث‬3) tepi sungai (‫)شاطئ النهر‬.
Namun perjalanan Al Mustarok al Lafdzi tidak sampai perbedaan
pendapat saja, karena dalam prosesnya terdapat tokoh- tokoh yang setuju, juga

6 Imil Badi‟ Ya‟qûb, Fiqh al-Lughah wa Khashâishuhâ, (Beirut: Dâr al-Tsaqâfah al- Islâmiyah).
hlm.178.
7
Akhmad Muzzaki, Statistika Al Quran, (Malang: UIN Malang Press, 2009), hlm. 53

96
An-Nahdhah, Vol. 12 No. 2 Juli – Desember 2018
Ali Musa Lubis Polisemi dalam Bahasa Arab.............

ada yang tidak menyetujuikan kehadiran Al Mustarok al


Lafdzi,diantaranya Ibnu Durustuwai merupakan tokoh utama yang membantah
adanya al-Musytarak al- lafdzi dalam bahasa. Alasan yang menjadikan ia tidak
sependapat dengan tokoh-tokoh yang lain, al-Musytarak al- lafdzi akan
menghilangkan ketidak jelasan dalam bahasa dan juga menghilangkan fungsi
bahasa sendiri yaitu bahasa sebagai penjelas dalam penyampaian maksud.8

C. Sebab Munculnya Isytirak lafdzi


Walaupun pada definisinya banyak berdebadan atau berpedaan prinsip,
namun dalam menentukan penyebab adanya Al Mustarok al Lafdzi mempunyai
kesamaan, secara garis besar penyebab munculnya Al Mustarok al Lafdzi
dapat dibedakan kepada dua macam:9
1. Menurut Lingis Klasik
Ahli bahasa klasik membagi sebab-sebab tersebut menjadi dua ;
a. Sebab-sebab yang muncul dari dalam, yaitu perubahan dalam
pengucapan dan perubahan dalam makna
b. Sebab dari luar, yaitu perbedaan tempat atau lingkungan.
2. Menurut Linguis Kontemporere
Para lingis kontemporer, tampaknya tidak banyak menemukan
sebab-sebab lain selain yang telah disebutkan sebelumnya. Sebab lain,
menurut linguis ini hanya perluasan, peminjaman, dan pemindahan makna,
emil Badi’ Yaqub nmenyebutkan beberapa sebab terjadinya musytarak al-
lafdzi, yaitu sebagai berikut :

8
Tulus Musthofa, Al Mustarok al Lafdzi dalam Al Quran, (Desertasi UIN Yogyakarta, 2009),
hlm. 87
9
Mustofa Muhammad Abdul Majid Khodhar At Takdim, al fadz wa dilalah fi bitoiridhi at tamyizi
fi latoifi al kitab al aziz lilfiri wa zaabadi, (Muassasah Daurus Addaulah), hlm.374-380

97
An-Nahdhah, Vol. 12 No. 2 Juli – Desember 2018
Ali Musa Lubis Polisemi dalam Bahasa Arab.............

a. Perbedaan Dialek (‫)إختالف اللهجات‬


Perkembangan homonim itu tidak terlepas dari perbedaan dialek,
setiap dialek satu daerah itu berbeda arti. Penggunaan makna kata yang
digunakan antar kobilah mempunyai batasan-batasan makna yang
berbeda. hal inilah yang menyebabkan dialek yang digunakan
mempunyai perbedaan makna, walaupun kata yang digunakan sama.
Contoh kata ‫سيْد‬
َ ‫ ال‬secara umum artinya ‫( الذِئب‬serigala) tetapi dalam
kobilah hudzail ber arti ‫سد‬
َ ‫( األ‬singa), kata ‫ضنا‬
َ ‫ ال‬secara umum
artinya ‫المرض‬
ِ (sakit) tetapi dalam kobilah toyyi’ artinya ‫الولد‬
َ (anak)
b. Penggunaan Majaz (‫)استعمال المجازى‬
Menurut banyak tokoh klasik dan modern pengaruh yang dominan
dalam homonim adalah penggunaan majaz. Hal ini karena adanya
penggunaan makna hakiki (asli) kemudian beralih ke makna majaz.
Artinya dalam majaz tidak mungkin penggunaan satu kata dan
mempunyai satu arti saja, pasti mempunyai banyak arti. Contoh
kata ‫ ال َمس‬makna aslinya ‫( مس الشئ باليد‬menyentuh dengan tangan) dan
dalam makna majaz ‫) الجنون‬gila) al quran surat Al-Baqoroh ayat 237:
‫طلَّ ْقت ُ ُم ْوه َُّن ِم ْن قَ ْب ُل أ َ ْن تَ َمس ُّْوه َُّن‬
َ ‫َوإِ ْن‬
Jika kamu menceraikan isteri-isterimu sebelum
kamu bercampur dengan mereka,
‫طانُ ِمنَ ْال َم ِس‬
َ ‫ش ْي‬ ِ َ‫الَّ ِذيْنَ يَأ ْ ُكلُ ْون‬
ُ َّ‫الربَا الَيَقُ ْو ُم ْونَ َك َما يَقُ ْو ُم الَّذِي يَتَ َخب‬
َّ ‫طهُ ال‬
orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran
(tekanan) penyakit gila

c. Kaidah Shorf (‫)القواعد الصرفية‬


Perkembangan homonim dari sisi kaidah sohrf itu menghasilkan
perbedaan maksud dalam satu kata, menghasilkan persamaan ucapan

98
An-Nahdhah, Vol. 12 No. 2 Juli – Desember 2018
Ali Musa Lubis Polisemi dalam Bahasa Arab.............

pada Isim dan Fiil, menghasilkan persamaan dalam bentuk jamak dan
masdar, dan sebagainya. Hal ini diutarakan oleh para tokoh klasik.
Contoh : kata ‫ هوى‬dari bentuk isim dan fiil menurut firus abadi
berarti ‫(ميل النفس إلى الشهوة‬mengalirnya hawa nafsu). Hal ini dikuatkan
dalam ayat 26 quran surat shof.
ِ ‫َوالَ تَتَّ ِبعِ ْال َه َوى فَي‬
َ ‫ُض َّلكَ َع ْن‬
ِ‫س ِب ْي ِل للا‬
dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan
menyesatkan kamu dari jalan Allah.
Tetapi disisi lain ‫ الهوى‬artinya ‫( العشق‬Rindu) ‫( المحبة‬Kecintaan) ‫إرادة‬
‫(النفس‬keinginan nafsu)
d. Bercampurnya Bahasa Lain (‫)االقتراض من اللغات األخرى‬
Adapun yang dimaksud dengan inio, yaitu mengambilnya bahasa
asli dari bahasa lain melihat kesesuaian bentuk kata dan pengucapannya.
Sehingga menjadi satu kata yang mempunyai dua makna yang
berbeda. Prosesnya yakni masuknya arti bahasa asing kedalam bahasa
asli, yang sebelumnya memperhatikan 2 point (bentuk kata dan
pengucapannya). Contoh kata ‫ كلية‬awanya berarti kegiatan belajar
mengajar yang ada dikampus, tetapi terpengaruh dengan bahasa inggris
dimana kata ‫ كلية‬berarti ‫ جزء من الجامعة‬sehingga kata ‫ كلية‬berarti fakultas
(college).
Kata ‫ َب ْعل‬awalnya berarti berhala (kaum ilyas)
)125 :‫سنَ ْالخَا ِل ِقيْنَ (الصافات‬
َ ْ‫أَتَدْع ُْونَ َب ْعالً َوتَذَ ُر ْونَ َوأَح‬
Patutkah kamu menyembah Ba'l[Ba'l adalah nama salah satu berhala
dari orang Phunicia.] dan kamu tinggalkan Sebaik-baik Pencipta.
Kemudian juga mempunyai arti ‫( األزواج‬menikah)
ْ ِ‫َوبُعُ ْولَت ُ ُه َّن أ َ َح ُّق بِ َر ِده َِّن فِى ذَلِكَ إِ ْن أ َ َراد ُْوا إ‬
‫صالَ ًحا‬
dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu, jika
mereka (para suami) menghendaki ishlah.

99
An-Nahdhah, Vol. 12 No. 2 Juli – Desember 2018
Ali Musa Lubis Polisemi dalam Bahasa Arab.............

e. Perkembangan Bahasa (‫)تطور اللغوى‬


Dalam hal ini, seperti para tokoh klasik mengutarakan homonim itu
dihasilkan dari perubahan bahasa itu sendiri karena terjadinya
perubahan pada fonologi dan semantik. Perubahan fonologi terjadi karena
adanya kemiripan dengan kata lain yang mempunyai arti yang berbeda,
sehingga dirubah untuk menghasilkan satu kata yang mempunyai dua arti
atau lebih. Contoh kata ‫ الفَ ْر َوة‬asalnya kata ‫ الثَ ْو َرة‬dan hasilnya mempunyai 2
arti, yakni ‫( جلد الراس‬kulit kepala) dan ‫( الغنى‬kaya). Kata ‫ السر‬bermakna
rahasia, seperti:
7:‫طه‬, ‫السر واخفى‬
َّ ‫فإنه يعل ُم‬
Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi

Kata ‫ السر‬ada juga yang bermakna ‫( الجماع‬nikah)


‫الَت ُ َوا ِعد ُْوه َُّن ِس ًّرا إِالَّ أ َ ْن تَقُ ْولُ ْوا قَ ْوالً َّم ْع ُر ْوفًا‬
itu janganlah kamu mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia,
kecuali sekedar mengucapkan (kepada mereka) Perkataan yang ma'ruf

D. Pendapat Ulama tentang Isytirak Lafzdi


Eksistensi al-musytarok al-lafzdi di kalangan pakar bahasa ada
tiga pendapat, yaitu sebagai berikut :
1. Boleh menggunakan makna-makna yang terkandung dalam lafadz
musytarak dalam waktu yang bersamaan, baik mana itu menunjuk
kepada al-nafy(peniadaan hukum) maupun menunjuk kepada al-
isbat (penetapan hukum), dengan syarat makna-maknanya dapat
dikompromikan. Contoh lafadz yang mungkin dapat dikompromikan
adalah lafadz al-'ain (mata) yang mengandung makna matahari dan
mata untuk melihat. Adapun contoh lafadz yang tidak mungkin dapat
dikompromikan adalah lafadz al-quru' yang mengandung makna haid
dan suci, mengingat keduanya berbeda esensi. Pendapat ini dipilih oleh
100
An-Nahdhah, Vol. 12 No. 2 Juli – Desember 2018
Ali Musa Lubis Polisemi dalam Bahasa Arab.............

imam Syafi'i, Abu Bakar Muhammad al-Baqilani (tokoh usul fiqh


madzhab Maliki),dan tokoh-tokoh Mu'tazilah seperti Qadi Abdul
Jabbar dengan alasan:
a. Lafadz tersebut memang mengandung beberapa makna yang
seimbang, yang tidak mungkin ditujukan pilihan kepada salah satu
di antara makna-makna tersebut. Karenanya, mengambil seluruh
makna lebih bersisatihtiyat (hati-hati).
b. Kebolehan ini didukung oleh surat al-hajj ayat 18 yang artinya:
"Apakah kamu tiada mengetahui bahwa kepada Allah bersujud apa
yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan bintang, gunung,
pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata, dan sebagian besar
daripada manusia? Dan banyak di antara manusia yang telah
ditetapkan adzab atasnya. Dan barang siapa yang dihinakan oleh
Allah, maka tidak seorang pun yang memuliakannya.
Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki". Dalam ayat
ini, lafadz sujud telah digunakan dalam berbagai makna. Sujud
yang dilakukan manusia mengandung pengertian meletakkan
wajahnya di atas bumi, sedangkan sujud yang dilakukan makhluk
lein mengandung pengertian khusyuk, tunduk, dan patuh kepada
Allah.
2. tidak boleh menggunakan makna-makna yang terkandung dalam
lafadz musytarak dalam waktu yang bersamaan. Pendapat ini
dipilih oleh ulama madzhab Hanafi, dan sebagian madzhab Syafi'i
dengan alasan bahwa lafadz msytarak tidak ditentukan untuk
seluruh maknanya pada suatu penggunaan. Menurut mereka makna
sujud dalam surat al-hajj ayat18 itu berarti khusyuk, tunduk dan
patuh, baik secara ikhlash maupun secara terpaksa. makna ini dapat
berlaku bagi manusia dan juga maskhluk lain selain manusia.

101
An-Nahdhah, Vol. 12 No. 2 Juli – Desember 2018
Ali Musa Lubis Polisemi dalam Bahasa Arab.............

3. oleh menggunakan makna-makna yang terkandung dalam lafadz


musytarak dalam waktu yang bersamaan, apabila tujuannya
untuk al-nafy (meniadakan)bukan al-isbat (menetapkan). Pendapat
ini dipilih oleh sebagian madzhab Hanafi. Mereka mencontohkan
wasiat kepada maula (lafadz musytarak antara tuan yang
memerdekakan dan hamba yang dimerdekakan). Apabila orang
yang berwasiat tadi tidak menentukan arti maula yang mana, maka
wasiat ini tidak mungkin ditetapkan kepada tuan yang
memerdekakan dan sekaligus hamba yang dimerdekakan. Apabila
seseorang bersumpah tidak berbicara kepada maulanya, kemudian
berbicara baik kepada tuan yang memerdekakan maupun hamba
yang dimerdekakan, maka ia dikenai kafarat sumpah.

E. Beberapa contoh Polisemi dalam Bahasa Arab


Moh. Matsna mengidentifikasi beberapa contoh kata yang
memiliki makna polisemi dalam bahasa Arab, yaitu sebagai beriukut:
1. Kata ‫ ضرب‬memiliki arti :
a. Berdenyut
b. Mengepung
c. Memikat
d. Menembak
e. Memukul
f. Menyengat
g. Cenderung
h. Menentukian
i. Mengetuk
j. Membuat
k. Berjalan
l. Mengalikan
102
An-Nahdhah, Vol. 12 No. 2 Juli – Desember 2018
Ali Musa Lubis Polisemi dalam Bahasa Arab.............

2. Kata ‫ تولى‬mempunyai arti :


a. Berkuasa
b. Menaruh perhatian
c. Mengandalkan diri
d. Mengerjakan
e. Mengemudikan
f. Meminpin
3. Kata ‫ رشد‬Mempunyai arti :
a. Dewasa
b. Sadar
c. Petunjuk
d. Rasio
4. Kata ‫ قبض‬mempuyai arti :
a. Menekan
b. Mengembalikan
c. Mengerutkan
d. Menyempitkan
e. Melepaskan
f. Meninggalkan
5. Kata ‫رئيس‬ mempuyai arti :
a. Ketua
b. Pokok
c. Utama
d. Peminpin
e. Presiden
f. Rektor
g. Mandor
h. Perdana Menteri
i. Fundamental
103
An-Nahdhah, Vol. 12 No. 2 Juli – Desember 2018
Ali Musa Lubis Polisemi dalam Bahasa Arab.............

6. Kata ‫ يد‬mempunyai arti :


a. Pegangan
b. Tangkai
c. Pemilikan
d. Penguasaan
e. Keutamaan
f. Kenikmatan
g. Pangkat
7. Kata ‫ لسان‬berarti :
a. Lidah
b. Bahasa
c. Surat
d. Risalah
e. Reputasi
f. Fasi
g. Juru bicara10

F. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Polisemi dalam dalam bahasa arab diistilahkan Al Mustarok al Lafdzi
diartikan sebagai kata yang memiliki beber:apa makna yang berbeda
2. Adanya polisemi memiliki beberapa sebab yang secara garis besar dapat
diklassifikasikan kepada dua, yaitu menurut Linguis klasik dan moderen
3. Keberadaan polisemi menurut ahli bahasa dapat dikategorikan kepada
dua, yaitu :
a. Boleh menggunakan makna-makna yang terkandung dalam lafadz
musytarak dalam waktu yang bersamaan, baik mana itu menunjuk

10
Matsna, op.cit., hlm. 38

104
An-Nahdhah, Vol. 12 No. 2 Juli – Desember 2018
Ali Musa Lubis Polisemi dalam Bahasa Arab.............

kepada al-nafy(peniadaan hukum) maupun menunjuk kepada al-


isbat (penetapan hukum), dengan syarat makna-maknanya dapat
dikompromikan.
b. Tidak boleh menggunakan makna-makna yang terkandung dalam lafadz
musytarak dalam waktu yang bersamaan. Pendapat ini dipilih oleh ulama
madzhab Hanafi, dan sebagian madzhab Syafi'i dengan alasan bahwa
lafadz msytarak tidak ditentukan untuk seluruh maknanya pada suatu
penggunaan.
c. Boleh menggunakan makna-makna yang terkandung dalam lafadz
musytarak dalam waktu yang bersamaan, apabila tujuannya untuk al-
nafy (meniadakan) bukan al-isbat (menetapkan). Pendapat ini dipilih
oleh sebagian madzhab Hanafi.

105
An-Nahdhah, Vol. 12 No. 2 Juli – Desember 2018
Ali Musa Lubis Polisemi dalam Bahasa Arab.............

Daftar Pustaka

Abdul Chaer, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia, (Jakarta; PT Rineka


Cipta, 1995)

Taufiqurrochman, Leksikologi Bahasa Arab, (Malang : Uin Malang Press,


2008)

Tulus Musthofa, Al Mustarok al Lafdzi dalam Al Quran, (UIN Yogyakarta,


2009)

Mustofa Muhammad Abdul Majid Khodhar At Takdim, al fadz wa dilalah fi


bitoiridhi at tamyizi fi latoifi al kitab al aziz lilfiri wa
zaabadi, (Muassasah Daurus Addaulah),

Imil Badi‟ Ya‟qûb, Fiqh al-Lughah wa Khashâishuhâ, (Beirut: Dâr al-


Tsaqâfah al- Islâmiyah).

Akhmad Muzzaki, Statistika Al Quran, (Malang: UIN Malang Press, 2009)

106
An-Nahdhah, Vol. 12 No. 2 Juli – Desember 2018

Anda mungkin juga menyukai