Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

HUBUNGAN KATA DAN MAKNA


Untuk Memenuhi Mata Kuliah Ilmu Al Ma’aajim

Dosen Pengampu:
Lutfiyah Hakim, M. A

Disusun Oleh:

Alni Pebriani Awdiyanti


(6.01.19.003)

PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM CIREBON
Komplek Islamic Center Kabupaten Cirebon Jl. Tuparev 111, Cirebon
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat rahmat
dan karunia-Nya kami telah menyelesaikan makalah dengan judul “Hubungan
Antar Kata dan Makna” ini dengan tepat waktu.
Kami berharap makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Dalam penulisannya,
makalah ini masih banyak kekurangannya. Maka dari itu, kami memohon maaf
apabila ada kesalahan penulisan dan penjelasan yang kurang dimengerti oleh
pembaca.

Cirebon, 16 November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah ....................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 2
A. Etimologi ................................................................................................. 2
B. Homonim dan homofon .......................................................................... 2
C. Sinonim dan antonim .............................................................................. 2
D. Hipernim dan hiponim
E. Polisemi
F. Disarmoni
G. Konotasi
BAB III PENUTUP................................................................................................. 5
A. Kesimpulan ............................................................................................. 5

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut ahli linguistik, Bahasa Arab berasal dari ras dan rumpun bahasa
Semit. Bangsa Semit mempunyai peranan yang besar dalam peradaban kuno.
Bahasa Arab merupakan bahasa yang sangat penting bagi umat islam yang
dimana pedoman umat islam yaitu Al-Qur’an dan hadis mengginakan Bahasa
Arab. Hal ini mengharuskan umut islam untuk mempelajarinya agar dapat
menyempurnakan ibadahnya.
Pentingnya mempelajari bahasa Arab juga penting mempelajari ilmu
yang mengkaji kosa-katanya. Seperti etimologi, homonim dan homofon,
sinonim dan antonim, hipernim dan hiponim, polisemi, disarmoni dan
konotasi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini terfokus pada
permasalahan:
1. Apa pengertian etimologi, homonim dan homofon, sinonim dan antonim,
hipernim dan hiponim, polisemi, disarmoni dan konotasi serta contohnya.

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian etimologi, homonim dan homofon, sinonim
dan antonim, hipernim dan hiponim, polisemi, disarmoni dan konotasi
beserta contohnya.

1
BAB II
HUBUNGAN ANTAR KATA DAN MAKNA

A. Etimologi
Etimologi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah cabang
ilmu yang menyelidiki asal usul kata serta perbuahan dalam bentuk dan
makna. Etimologi dalam Bahasa Arab berarti ilmu yang menyelidiki
mengenai sejarah atau asal-usul kata Bahasa Arab segi bentuk maupun
makna.
Pembentukan kata, menurut Syekh Yasin, dapat dilakukan dengan
beberapa cara. Pertama, proses pembentukan kata kerja berdasarkan nomina.
Pembentukan ini disebut dengan al-isytiqāq al-ṣagīr. Sementara dalam istilah
lain disebut dengan proses denominatif. Arthur Jeffery dalam buku The
Foreign Vocabulary of The Qur’ān seringkali mencontohkan kasus
denominatif pada bahasa Arab yang menyerap langsung dari bahasa asing.
Setelah itu terbentuklah verba lampau (past tense). Contoh, kata sāḥir
‘penyihir’ dalam bahasa Arab berasal dari sāhiru ‘penyihir’ dalam bahasa
Akkadia. Setelah terbentuk kata sāḥir, barulah dibentuk saḥara ‘menyihir’.
Dari saḥara, terbentuklah kata siḥr, dan sebagainya.
Ini berbeda dengan pendapat ulama Basrah yang berpendapat bahwa
pembentukan kata dalam bahasa Arab berasal dari nomina bahasa Arab itu
sendiri, bukan verba. Misalnya, ḍaraba ‘memukul’ itu berasal dari ḍarb
‘pukulan’. Oleh karena itu, menurut mazhab Basrah, semua kelas kata dalam
bahasa Arab berasal dari nomina.
Kedua, taqlīb ‘pembolak-balikan suku kata’ atau permutasi. Menurut
Syekh Yasin al-Fadani, metode ini disebut dengan al-isytiqāq al-kabīr.
Mislanya, kata jabaẓa yang berarti ‘menarik’ dibentuk dari nomina jaẓb yang
berarti ‘penarikan’.
Ketiga, isytiqāq al-akbar ‘pembentukan berdasarkan kesamaan makna
dan beberapa suku kata yang sama’. Mislanya, na‘aqa yang berarti
‘menggaok (suara burung gagak)’ berasal dari nomina nahq ‘suara keledai’.
B. Homonim dan Homofon

2
Homonim berasal dari bahasa Yunani kuno onoma yang artinya nama
dan homo yang artinya sama. Homonim adalah ungkapan (berupa frasa, kata
atau kalimat) yang bentuknya sama dengan ungkapan lain tetapi maknanya
berbeda. Contoh lain, kata ( ‫ ( الجد‬memiliki 3 (tiga) makna, yaitu : (1) bapak
dari ayah/ibu ( ‫ )أبواألب\األم أبو‬,( 2) bagian, nasib baik ( ‫ الحظ‬,‫ )البحت‬,( 3) tepi
sungai ( ‫ النهر شاطئ‬.
Homofon adalah dua kata yang memiliki kesamaan bunyi tanpa
memperhatikan ejaan. Contoh kata bang untuk memanggil kakak laki-laki
dan bank untuk menyimpan uang. Dalam bahasa Arab, bukan homofon yang
banyak melainkan homograf karena tulisan yang sama bukan pelafalannya.
C. Sinonim dan Antonim
Sinonim atau al-taraaduf berarti nama lain untuk benda atau hal yang
sama. Secara sistematik sinonim didefinisikan sebagai ungkapan yang
maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain. Contohnya buruk
dan jelek adalah kata yang bersinonim. Contoh dalam Bahasa Arab ‫اإلنسان‬
dan ‫ البشر‬yang bermakna sama yaitu manusia.
Sinonim bisa terjadi antara lain, sebagai akibat adanya :
a. Pengaruh kosakata serapan (dakhil) dari bahsa asing
Misalnya, dalam bahasa Arab kontemporer dikenal kata ‫ )التليفون‬telepon)
yang aslinya dari bahasa Eropa dan kata ‫اتف‬ll‫ اله‬yang merupakan ta’rib
(terjemahan ke Arab) sehingga kedua kata itu dianggap sinonim.
b. Perbedaan dialek social (infi’aliyah)
Misalnya, kata isteri bersinonim dengan kata bini. Tetapi kata isteri
digunakan dalam kalangan atasan sedangkan bini dalam kalangan bawahan.
c. Perbedaan dialek regional (lahzah iqlimiyah)
Misalnya, kata handuk bersinonim dengan kata tuala, tetapi kata tuala
hanya dikenal di beberapa daerah di Indonesia Timur saja.
d. Perbedaan dialek temporal
Misalnya, kata hulubalang bersinonim dengan kata komandan, tetapi kata
hulubalang hanya cocok digunakan dalam suasana klasik saja.
Antonim atau al-tadhadd berarti nama lain untuk benda lain. Para
linguistik Arab klasik mendefinisikan al-tadhadd sebagai satu kata yang

3
menunjukan dua makna yang berlawanan. Contohnya ‫ قريب‬sebagai lawan
dari kata ‫بعيد‬.
Al-Khammas mengklasifikasikan antonym menjadi 3 (tiga) macam, yaitu
:
a. Antonim Mutlak (Tadhad Had)
Yaitu,di antara medan makna pada dua kata yang berlawanan tidak
terdapat tingkatan/level. Artinya, kedua kata yang maknanya berlawanan itu
benar-benar mutlak.
Contoh :
Betina/perempuan ‫ أنثى‬- Jantan/laki2 ‫ذكر‬
‫ أعزب‬Bujang - ‫ متزو ز‬Menikah
b. Antonim Bertingkat (Tadhad Mutadarrij)
Yaitu, di antara medan makna pada 2 kata yang berlawanan masih
terdapat tingkatan/level. Artinya, makna dari kata-kata yang saling
berlawanan masih relative. Contoh :
 ‫هل‬lllll‫)س‬ mudah) lawan kata ‫عب‬lllll‫)ص‬ sulit); namun antara
‘mudah’dan’sulit’masih tingkat kemudahan/kesulitan tertentu.
 (dingin) lawan kata (panas); di antara’dingin’dan ‘panas’masih ada level
tertentu
D. Hipernim dan Hiponim
Hiponim berati ungkapan yang maknanya dianggap merupakan bagian
dari makna atau ungkapan lain. Dengan kata lain, hipernim merupakan kata
umum sedangkan hiponim merupakan kata khusus. Contohnya ‫ قطة‬،‫ل‬ll‫الفي‬
adalah hipomin dari hipermin ‫حيوان‬
E. Polisemi
Polisemi adalah relasi makna satuan bahasa (kata/frasa) yang memiliki
makna lebih dari satu atau kata yang memiliki makna yang berbeda-beda tapi
masih dalam satu aluran arti. Makna pertama adalah makna denotatif atau
makna asli dan yang lainnya adalah makna yang dikembangkan berdasarkan
satuan ujaran yang masih berkaitan satu sama lain. Contohnya, rambut
dikepala nenek sudah putih dan Pak Harjo adalah seorang kepala sekolah.
Contoh dalam bahasa Arab adalah ‫ رأس المال‬yang berarti modal dan ‫رأس‬

4
‫ األب‬yang berarti kepala bapak.
F. Disharmoni/tanafur
Tanafur (disharmoni) adalah apabila beberapa kalimat berada dalam satu
bidang makna, namun tiap-tiap kata tidak menjadi lawan kata dengan kata
yang lain, dan tidak pula menjadi bagian dari makna kata yang lain. Misalnya,
sampul (‫ )غالف‬, buku (‫ )كتاب‬, ranting (‫) غصن‬, pohon (‫ ) شجرة‬dan yang lain.
G. Konotasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konotasi adalah kata
yang mempunyai makna lain di baliknya atau suatu makna yang berkaitan
dengan sebuah kata.
Misalnya, kata ‫ خنزير‬atau babi yang makna sebenarnya ‘sebangsa binatang ternak
berkaki empat’. Di daerah-daerah yang mayoritas penduduknya beragama Islam
memiliki nilai rasa jijik, kotor, haram. Tetapi di daerah yang penduduknya tidak
beragama Islam tentu tidak bernilai demikian.

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hubungan antar kata dan makna terbagi menjadi etimologi, homonim
dan homofon, sinonim dan Antonin, hipernim dan hiponim, polisemi,
disamoni dan konotasi. Etimologi adalah ilmu yang membahas tentang asal
muasal kata. Homonim dan homofon adalah suatu kata yang memiliki
kesamaan bunyi maupun tulisan dengan kata lain. Sinonim adalah suatu kata
yang memiliki arti sama dengan kata lain, Antonim adalah suatu kata yang
memiliki arti berlawanan dengan kata lain. Hiponim adalah suatu kata yang
termasuk dalam hipernim atau hiponim adalah kata umum dan hipernim
adalah kata khusus. Polisemi adalah suatu kata yang memiliki arti lebih dari
satu. Disermoni adalah suatu kata yang berada dalam satu bidang dan tidak
berlawanan. Serta konotasi adalah makna yang bukan arti sebenarnya.

6
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrochman. Bahasa Arab: Keistimewaan, Urgensi, dan Hukum


Mempelajarinya.
repo.iainbatusangkar.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/1081/149688
0599099_Untitled.pdf?sequence=1&isAllowed=y. Diakses pada tanggal 19
November 2022.
Ahong. 2019. Buku Pengantar Etimologi Bahasa Arab Karya Syekh Yasin
Padang. https://bincangsyariah.com/buku/etimologi-bahasa-arab-karya-
syekh-yasin-padang. Diakses pada tanggal 18 November 2022.
Ramdani, Febry. “Hakikat Makna dan Hubungan Antar Makna dalam Kajian
Semantik Bahasa Arab”. Taqdir: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan
Kebahasaaraban. p-ISSN 2527-9807|e-ISSN 2621-1157

Anda mungkin juga menyukai